Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI KESEHATAN

“ PERUBAHAN ORGANISASI “

DOSEN PENGAMPU
Erni Maywita, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. Refi Mariska 2010070120034


2. Dini El Khaira K 2010070120038

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG, 2022
1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah perilaku organisasi kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, baik itu
yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun penyusun menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua juga para sahabat. Terutama pertolongan dari Allah sehingga kendala-kendala yang
penyusun hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “perubahan
organisasi“, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, serta
berbagai buku.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas
Baiturrahmah. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya
penulisan di masa yang akan datang.

Padang, 11 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI...............................................................3

2.2 PENGENDALIAN PERUBAHAN ORGANISASI........................................................7

2.3 MASALAH DALAM PERUBAHAN............................................................................10

2.4 PENOLAKAN PERUBAHAN......................................................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................14

3.1 ` KESIMPULAN.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI


Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Perubahan
mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi keadaan setelahnya. Perubahan
merupakan hal yang cukup sulit dalam perusahaan kecil. Di lain pihak, perusahaan besar
yang melakukan perubahan juga membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam
organisasi merupakan tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini
ke kondisi yang akan datang guna meningkatkan efektivitas.

Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan, perubahan
dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dari yang
sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah organisasi akan berubah,
diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk merespon terhadap lingkungan bisnis yang
selalu berubah. Dikutip dari Jurnal yang ditulis oleh Jeaw Mei Chen yang berjudul
Organizational Change and Development, perubahan pada organisasi dapat dikarenakan oleh
tiga teori yaitu

 Teori teleological, yang menjelaskan bahwa perubahan pada organisasi terjadi


karena organisasi ingin menjadi yang lebih baik dengan selalu mengevaluasi,
eksekusi, merancang tujuan – tujuan baru, dan sebagainya

 Teori Life Cycle, yang menjelaskan bahwa perubahan dalam sebuah organisasi
disebabkan tergantung pada lingkungan eksternal, siklus melalui tahapan awal
hingga akhir.

 Teori Dialectical, yang menjelaskan bahwa organisasi adalah seperti multi cultural
society. Ketika ada satu bagian yang menguasai yang lainnya, maka nilai dan tujuan
organisasi akan diperbaharui.
Sebagian besar perubahan organisasi meliputi visi yaitu yang menjadi tujuan dari
organisasi, strategi yang meliputi taktik – taktik dan cara organisasi melakukan sesuatu,
kebudayaan meliputi kebiasaan dan cara kerja yang biasa dilakukan oleh organisasi, struktur

4
mencakup pembuatan perubahan dalam hubungan wewenang, teknologi yaitu dalam
mengimplementasikan teknologi baru, dan gaya kepemimpinan.

Perubahan organisasi dan pengelolaan perubahan merupakan kajian yang menarik saat
ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengharuskan organisasi
untuk terus menerus melakukan perubahan, organisasi idealnya harus selalu berubah untuk
dapat terus bertahan, bukan menjadi pilihan namun menjadi keharusan. Keberhasilan
organisasi melakukan perubahan tergantung pada sejauh mana organisasi dapat mengatasi
permasalahan yang timbul dari perubahan tersebut.

Mengelola Perubahan
Apabila sebuah organisasi mengalami perubahan, tentu organisasi tersebut akan menemui
tantangan – tantangan yang harus diselesaikan, oleh karena itu pemimpin organisasi perlu
mengelola perubahan tersebut agar dapat berhasil sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu
permasalahan yang sering terjadi saat melakukan perubahan di organisasi adalah adanya
penolakan dari perubahan tersebut. Disinilah peran dari para pemimpin untuk meyakinkan
dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa hal yang dapat menimbulkan
penolakan terhadap perubahan adalah :

 ketidakpercayaan kepada orang yang mengusulkan perubahan, hal ini akan


menyebabkan efek yang besar terhadap sumber penolakan yang lain

 kepercayaan bahwa perubahan tidak diperlukan dikarenakan tanpa adanya


perubahan, orang – orang didalam organisasi merasa sudah sangat baik.

 Perubahan biasanya berbiaya tinggi, walaupun perubahan biasanya membawa


keuntungan besar bagi perusahaan, tetapi besarnya biaya yang harus dikeluarkan
membuat perusahaan berfikir lebih mendalam sebelum menentukan perubahan.

 Ketakutan akan kegagalan. Apabila orang – orang dalam organisasi sudah terbiasa
menggunakan cara / metode lama, maka rencana perubahan membuat mereka
ketakutan jika mereka tidak bisa menggunakan metode baru.

5
Untuk dapat mengelola perubahan dalam organisasi dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut:

1. Memotivasi PerubahanPerubahan merupakan proses untuk menuju sesuatu yang


baru, oleh karena itu diperlukan komitmen yang tinggi dari angota organisasi.

2. Komunikasi, penolakan terhadap perubahan dapat dikurangi dengan melakukan


komunikasi yang lebih baik kepada karyawan, dengan komunikasi yang lebih
baik, karyawan akan melihat rencana perubahan sebagai suatu realita yang harus
dilakukan.

3. Partisipasi, jika ada perubahan sebaiknya melibatkan karyawan dimulai dari


persiapan hingga proses pengimplementasian sehingga nantinya karyawan akan
merasa berkepentingan untuk melakukan perubahan, hal ini juga dapat
mengurangi penolakan terhadap perubahan.

4. Mengelola Transmisi Proses perubahan melewati masa transisi dari situasi saat ini
menuju situasi yang diharapkan di masa yang akan datang. Masa transisi tersebut
membutuhkan struktur manajemen dan aktivitas khusus untuk menjamin
keberhasilan. Masa transisi membutuhkan arahan yang jelas sehingga perubahan
yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan.

5. Melanjutkan Momentum Perubahan Setelah perubahan dilakukan oleh organisasi,


perusahaan harus senantiasa meningkatkan semangat untuk berubah sehingga
tidak kehilangan momentum untuk terus melakukan perubahan. Hal – hal yang
dapat dilakukan untuk dapat terus berubah adalah dengan menyediakan sumber
daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan dan membangun sistem
pendukung untuk agen perubahan.

6
2.2 PENGENDALIAN PERUBAHAN ORGANISASI

pengendalian perubahan adalah permintaan untuk mengubah garis batas lingkup dan
kemudian ditampung, dievaluasi, dan disetujui atau ditolak. Tujuannya adalah untuk:

 menampung permintaan pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan pada


lingkup;
 memastikan bahwa permintaan hanya disetujui jika layak dan dapat dicapai;
 mengintegrasikan perubahan ke dalam lingkup yang ada.

Lingkup harus didefisikan dengan baik di dalam siklus hidup. Ini penting untuk
keberhasilan mengubah garis dasar yang disetujui untuk dikendalikan. Prosedur
pengendalian perubahan yang ketat harus ditetapkan dan dipertahankan pada semua proyek,
program, dan portofolio. Perubahan lingkup mengikuti saran pemangku kepentingan.
Prosedur khusus diperlihatkan di bawah ini:

Langkah perencanaan mendefinisikan bagaimana tim manajemen akan bekerja dengan


para pemangku kepentingan untuk menangani masalah yang menjadi sumber konflik yang

7
signifikan. Ini termasuk menetapkan batasan pada sejumlah perubahan yang diizinkan dan
harus benar-benar terintegrasi dengan manajemen pemangku kepentingan. Ini bahkan bisa
mendefinisikan pemangku kepentingan mana yang harus diikuti untuk menyampaikan
permintaan. Ini bisa jadi titik kontak dan saringan awal kelompok pemangku kepentingan.

Langkah awal akan memastikan sumber daya yang dimobilisasi memiliki kompetensi
yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan kompleksitas lingkup. Ini kadang-kadang
mengharuskan penunjukan badan yang memiliki wewenang atas kendali perubahan.
Penunjukan badan ini bertujuan untuk memastikan bahwa perubahan tidak hanya
mensyaratkan penilaian yang tepat tetapi juga prosedur harus terbuka dan adil.

Perencanaan dan permulaan sering terbentuk sebagai bagian dari seluruh manajemen
lingkup dan akan selalui dikombinasikan dengan langkah-langkah korespondensi dalam
prosedur manajemen konfigurasi.

Langkah khusus pertama dalam prosedur adalah ketika seorang pemangku kepentingan
mengajukan permintaan perubahan. Pemangku kepentingan harus menyediakan informasi
yang relevan mengenai sifat alami perubahan tersebut. Permintaan dipusatkan ke dalam log
perubahan yang mencatat semua permintaan dan status mereka (misal, penundaan,
persetujuan, penolakan, atau penangguhan).

Perubahan harus ditinjau untuk menentukan dampak tingkat tertingginya


pada outputs, outcomes dan manfaat. Jika perlu, klarifikasi lebih lanjut bisa dilakukan
sebelum memutuskan apakah kinerja penilaian yang terperinci sudah sesuai atau belum.
Perubahan yang diusulkan dapat ditolak tanpa evaluasi lebih lanjut dalam kasus alasan
penolakan. Alasan tersebut dicatat dan diumpan balik kepada pemangku kepentingan.

Jika penilaian penuh disesuaikan, semua opsi yang berhubungan dengan perubahan
ditampung dan dievaluasi. Agar perubahan yang diusulkan dapat diterima, perubahan
tersebut harus bermanfaat, dapat dipraktikkan, dan dapat dijangkau. Arti bermanfaat adalah
hal-hal yang memiliki dampak positif pada kasus bisnis, atau memiliki beberapa keuntungan
lainnya seperti mengurangi risiko. Arti praktik adalah hal-hal yang akan bekerja di dalam
konteks spesifikasi dan setiap perubahan lainnya. Terjangkau berarti dana tersedia untuk

8
membayar kemungkinan adanya perubahan melalui anggaran perubahan atau cadangan
manajemen.

Dampak terperinci pada rencana pengiriman juga dinilai dan rekomendasi untuk
menyetujui, menolak, menangguhkan, atau meminta lebih informasi dilakukan. Ambang
batas ditetapkan untuk menentukan apakah keputusan dapat diambil oleh manajer P3,
sponsor, atau anggota lainnya dari tim manajemen. Keputusan kemudian diberitahukan
kepada tim manajemen dan pemangku kepentungan termasuk umpan balik yang sesuai.
Mencatat pembelajaran dari penilaian dapat mempercepat penilaian di masa mendatang yang
memiliki konten teknik yang sama.

Jika perubahan disetujui, rencana pengiriman yang relevan dimutakhirkan dan perubahan
dilakukan pada produk yang ada, atau spesifikasi untuk produk di masa mendatang. Selalu
ada kemungkinan bahwa perubahan penting terpaksa dilakukan atau dilaksanakan tanpa
melalui proses hukum. Ini harus dilakukan secara restropeksi melalui prosedur kendali
perubahan.

Setiap perubahan yang disetujui memerlukan umpan balik terhadap sistem manajemen
konfigurasi. Dalam beberapa peristiwa, pembekuan perubahan dapat disesuaikan jika tidak
ada perubahan selanjutnya pada lingkup yang akan dipertimbangkan. Bila hal ini telah
disetujui oleh sponsor, ini juga harus dimasukkan sebagai titik keputusan kunci
dalam rencana manajemen lingkup.

9
2.3 MASALAH DALAM PERUBAHAN
perubahan akan mempengaruhi siapapun, baik itu pemimpin organisasi maupun anggota
dari organisasi itu. Perubahan bisa ditanggapi secara positif dan negatif bergantung pada jenis
dan derajat perubahan itu sendiri. Ditanggapi secara negatif atau dalam bentuk penolakan kalau
perubahan yang terjadi dinilai merugikan diri manajemen dan anggota organisasi. Sementara
kalau perubahan cenderung mengarah kepada suatu inovasi baru maka akan cenderung diterima.
Untuk mencapai sebuah keberhasilan maka setiap orang harus siap dan mampu merubah
perilakunya. Untuk lebih merealisasikan sebuah perubahan maka sebuah organisasi harus paham
mengenai manajemen perubahan, karena manajamen perubahan dapat membantu dan
mengarahkan sebuah perubahan ke arah yang lebih positif.

Sekalipun manajemen perubahan membantu sebuah organisasi untuk melakukan kegiatan


dengan berorientasi kepada perubahan, pada praktiknya, terdapat beberapa kendala dalam
menjalankan manajemen perubahan ini. Kendala-kendala atau masalah tersebut dapat dibagi
menjadi 2, yaitu kendala dari faktor manusia dan kendala dari faktor organisasi.

1. Kendala dari faktor manusia

Beberapa faktor yang terkait dengan sumber daya manusia menjadi kendala besar
dalam menjalankan manajemen perubahan ini. Diantara kendala tersebut adalah
lemahnya atau tidak adanya kepemimpinan yang mampu membawa seluruh anggota
kepada perubahan atau juga karena krisis kepemimpinan dalam perusahaan di mana
pimpinan perusahaan tidak begitu didengar oleh bawahan. Selain faktor kepemimpinan,
faktor manajer juga menjadi kendala yang menghambat pelaksanaan menajemen
perubahan. Umumnya para manajer beranggapan bahwa dirinya pintar dan mampu
melakukan kontrol atas berbagai perubahan. Pada kenyataannya, kendala dari para
manajer ini merupakan salah satu kendala terbesar dalam implementasi manajemen
perubahan. Selain faktor manajer, faktor psikologis dari anggota organisasi atau
perusahaan yang merasa “tidak dilibatkan” juga dapat menjadi faktor penghambat
berjalannya manajemen perubahan secara efektif.

2. Kendala dari faktor organisasi

10
Struktur organisasi yang sangat hierarkis dan birokrasi yang kaku menjadi salah
satu kendala utama dari faktor organisasi dalam implementasi manajemen perubahan.
Selain itu, faktor psikologis “merasa puas” juga akan menghambat perusahaan-
perusahaan besar yang telah sukses untuk melakukan manajemen perubahan.

Dari 2 kendala diatas, maka manajemen perubahan menimbulkan sebuah permasalahan


umum yaitu penolakan perubahan. Penolakan perubahan tidak selalu negatif, oleh karena itu
pembuatan perubahan dalam suatu organisasi tidak boleh sembarangan, harus memikirkan
dampak dari perubahan tersebut.

11
2.4 PENOLAKAN PERUBAHAN
Penolakan perubahan dalam organisasi bukan hanya terjadi pada tingkatan karyawan
semata. Penolakan perubahan juga bisa terjadi pada tingkatan organisasi, atau dengan kata lain,
meskipun sudah mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sebuah organisasi
termasuk perusahaan untuk berubah, sebuah organisasi bisa jadi akan tetap menolak perubahan.

Penyebab terjadinya penolakan organisasi untuk berubah :

a. Kelembaman/ Kelemahan Struktur


Yang dimaksudkan dengan inertia atau kelembaman adalah kecenderungan untuk
menolak perubahan terhadap keadaan geraknya. Inersia berarti lembam atau malas.
Sebagaimana kita ketahui sebuah organisasi, khususnya pada perusahaan besar terbentuk
dari sebuah sistem, sebuah struktur yang sangat mekanistik, seperti misalnya proses
seleksi, ataupun formalisasi dan regulasi untuk menciptakan stabilitas. Perubahan dengan
demikian dipandang sebagai sesuatu yang dapat mengganggunya adanya stabilitas yang
selama ini sudah berlangsung.
b. Fokus Perubahan Yang Terbatas
Organisasi terdiri dari berbagai kumpulan sistem yang saling bergantung sama lain
(interdependen). Apa yang terjadi pada satu bagian dapat mempengaruhi bagian lainnya.
Jadi ketika ada perubahan pada satu bagian tertentu saja, tidak mungkin tidak
mempengaruhi bagian lainnya. Jadi bila terjadi perubahan yang terbatas pada satu bagian
tertentu dapat dibatalkan oleh sistem yang lebih besar dan lebih makro.
c. Kelembaman Kelompok
Kelembaman kelompok dapat terjadi ketika sebuah individu menginginkan untuk
merubah prilakunya, tetap saja dibatasi oleh kepentingan kelompok, seperti misalnya
dalam bentuk norma-norma atau nilai-nilai kelompok. Dalam hal ini norma dan nilai
sebuah kelompok menjadi pembatas atau bahkan dapat menghilangkan keinginan
inidividu untuk melakukan perubahan.
d. Ancaman Pada Keahlian
Perubahan dalam organisasi bisa jadi akan mengancam sekumpulan orang-orang
(specialized groups) yang memiliki keahlian tertentu (expertise).
e. Ancaman Pada Kekuasaan

12
Bila terjadi adanya perubahan atau redistribusi terhadap otoritas pengambilan keputusan
dapat mengancam kekuasaan yang sudah lama berlangsung.

Pada prinsipnya tidak semua perubahan itu baik. Proses pengambilan keputusan yang
cepat dapat menyebabkan proses pengambilan keputusan yang keliru, karena terburu-buru.
Perubahan memiliki risiko, dan banyak sekali organisasi hancur karena melakukan perubahan.
Agen perubahan perlu secara seksama mempertimbangkan semua aspek dan semua dampak dari
adanya perubahan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 ` KESIMPULAN

Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Perubahan
mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi keadaan setelahnya. Perubahan
merupakan hal yang cukup sulit dalam perusahaan kecil. Di lain pihak, perusahaan besar
yang melakukan perubahan juga membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam
organisasi merupakan tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini
ke kondisi yang akan datang guna meningkatkan efektivitas.
Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan, perubahan
dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dari yang
sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah organisasi akan berubah,
diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk merespon terhadap lingkungan bisnis yang
selalu berubah.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ino Yuwono, C.D., Ani Putra B.M.G (2005). Faktor Emosi dalam Proses Perubahan Organisasi.
INSAN Vol 7 No. 3, Desember 2005.

Darmawati A. (2007). Mengelola Suatu Perubahan dalam Organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen,
Vol 3 No 1.

Karmelia Lili. (2007). Perubahan dan Pengembangan Organisasi. EQUILIBRIUM, Vol 3, No 5,


Januari –Juni 2007: 7-30

Tisnawati Sule, Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen Edisi Pertama.
Jakarta: Prenamedia Group, halaman 380-384.

15

Anda mungkin juga menyukai