KELOMPOK 2
oleh:
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah ”Pengembangan Organisasi dan Meningkatkan Prestasi”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................................................
1
Daftar isi ................................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang
Berdirinya suatu organisasi pastilah mempunyai tujuan, pengembangan
organisasimerupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi juga
senantiasa dapatmenyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Penjelasan oleh
Wendell
French,seorang penulis buku Pengembangan Organisasi dalam Sigit, 2003:39, bahwa pen
gembangan organisasi merupakan suatu usaha jangka panjang, bukan usaha jangka
pendek, dalam arti pengembangan organisasi adalah suatu usaha terus-
menerus atau berkelanjutan dan suatukesediaan untuk melakukan perubahan secara
berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apakah definisi dari pengembangan organisasi?
2. Apa sajakah teknik-teknik dalam pengembangan organisasi?
3. Apa sajakah model pengembangan organisasi?
4. Apa sajakah agen pengubah dalam pengembangan organisasi?
5. Apa saja proses pengembangan organisasi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
b. Charles Babbage
Charles Babbage (1832) dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian tugas
yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam Smith.Babbage menambahkan
beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang telah dikemukkan oleh Adam
Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang terkadang sering disia-siakan
terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas yang lain. Keuntungan tersebut, yaitu :
1) Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
2) Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap
tingkatan
3) Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keterampilan yang tinggi
4) Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan
bakat fisik dengan tugas-tugas tertentu
Masa Klasik
a. Frederick Winslow Taylor
Taylor adalah insinyur mesin yang bekerja di perusahaan Midvale dan Bethlehem Stell di
Pennsylvania. Berdasarkan pengamatannya mengenai metode kerja pada saat itu, bahwa
hasil kerja para pekerja kira-kira hanya sepertiga dari yang sebetulnya dapat dihasilkan.
Ia berusaha memperbaiki situasi tersebut dengan menggunakan metode ilmiah terhadap
tugas-tugas di dalam pabrik. Keinginannya untuk mendapatkan suatu cara terbaik tentang
bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan merupakan bagian dari apa yang sekarang
kita kenal sebagai masalah desain pekerjaan.
Setelah melakukan percobaan selama beberapa tahun lamanya dengan para pekerja, ia
mengusulkan empat prinsip scientific management, yang akan menghasilkan kenaikan
yang berarti dalam produktivitas: (1) penggantian metode kira-kira untuk menentukan
setiap elemen dari pekerjaaan seorang pekerja yang ditentukan secara ilmiah; (2) seleksi
dan pelatihan para pekerja secara ilmiah; (3) kerja sama antara manajemen dan buruh
untuk menyelesaikan tujuan pekerjaan, yang sesuai dengan metode ilmiah; dan (4)
pembagian tanggung jawab yang lebih merata di antara manajer dan para pekerja, yaitu
pihak pertama sebagai perencana dan supervisi, sedangkan yang kedua sebagai
pelaksana.
Jika ditinjau kembali, kita mengetahui bahwa fokus pemikiran Taylor hanya terbatas
mengenai organisasi. Ia hanya melihat pengorganisasian pekerjaan pada tingkat yang
paling bawah dari organisasi sesuai dengan pekerjaan manajerial dari seorang supervisi.
Walaupun berfokus pada segmen yang terbatas dari aktivitas organisasi, ia telah
merenovasi pekerjaan seorang manajer. Ia memperlihatkan dengan jelas bahwa para
manajer harus mempelajari dengan hati-hati cara terbaik untuk melaksanakan suatu
pekerjaan untuk memaksimalkan efisiensi. Manajer memiliki tanggung jawab untuk
secara eksplisit menyeleksi, melatih, dan memotivasi para pekerja guna memastikan
bahwa cara yang mereka ikuti adalah yang terbaik.
b. Henry Fayol
Pada saat Taylor menuliskan hasil penelitiannya mengenai manajemen pabrik di Amerika
Serikat, Henry Fayol, orang Perancis, mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya.
Meskipun mereka menulis pada waktu yang bersamaan, fokus dari Taylor dan Fayol
cukup berbeda. Henry Fayol menerbitkan bukunya yang terkenal yakni Administrasi
Industri dan Umum (General and Industrial Administration) pada tahun 1919 dan secara
cepat pula bisa mempengaruhi pemikiran manajemen di Eropa. Ide-ide Taylor didasarkan
atas penelitian ilmiah, sedangka Fayol menulis atas dasar pengalamannya bertahun-tahun
sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip-prinsip
umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi, dan
menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor
memusatkan perhatian pada tingkat yang paling rendah dari organisasi manajemen, yaitu
pada tingkat paling rendah dari sebuah pabrik (shop level management). Fayol
mengusulkan empat belas prinsip organisasi yang meskipun kurang keuniversalannya,
diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini, diantaranya :
1) Pembagian kerja, prinsip ini sama dengan pembagian kerja Adam Smith.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
2) Wewenang. Manajer harus dapat memberi perintah. Wewenang memberikan hak
ini kepadanya. Tetapi wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang
digunakan, timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus
sama dengan tangung jawabnya.
3) Disiplin. Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu
saling pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan
organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan
tersebut.
4) Kesatuan komando. Setiap pegawai seharusnya meneriman perintah hanya dari
seorang atasan.
5) Kesatuan arah. Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujaun sama
harus dipimpin oleh seorang manajer dengan menggunakan rencana.
6) Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan seorang pegawai atau
kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7) Remunerasi. Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8) Sentralisasi. Ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Apakah pengambilan keputusan ini disentralisasi (pada
manajemen) atau didesentralisasi (pada para bawahan) adalah masalah proporsi yang
tepat. Kuncinya terletak pada bagaimana menenukan tingkat sentralisasi yang optimal
untuk setiap situasi.
9) Rantai skalar. Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang
paling rendah merupakan rantai skalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi,
jika dengan mengikuti rantai tersebut akan menciptakan kelambatan, komunikasi saling
dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus terlebih dahulu
diberitahu.
10) Tata tertib. Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang tepat.
11) Keadilan. Para manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
12) Stabilitas masa kerja para pegawai. Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi
adalah tidak effisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur
dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada pengganti.
13) Inisiatif. Para pegawai yang diizinkan menciptakan keselarasan dan persatuan di
dalam organisasi.
14) Esprit de corps. Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan
di dalam organisasi.
Pandangan-pandangan Fayol ini dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi-
administratif. Fayol berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem
yang terdiri dari: (1) aspek-aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembelian, produksi
dan penjualan, (2) kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-
masalah permintaan dan pengendalian kapital, (3) unit-unit keamanan dan perlindungan,
(4) fungsi perhitungan, dan (5) fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi,
pengarahan, koordinasi, dan pengendalian. Orientasi sistem fungsional sangat berhasil
dalam menciptakan batas-batas dalam usaha-usaha riset tentang manajemen dan teori
administrasi yang diusulkan umumnya dikenal sebagai pendekatan fungsional. Usaha
Fayol mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku organisasi.
c. Max Weber
Terdapat dua aspek dari hasil kerja weber yang relevan dengan perilaku organisasi,
yakni: Pertama, sebagai seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelaskan
preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar.Kedua, dia terkesan akan
kelemahan-kelemahan manusai dengan pertimbangan-pertimbangan yang kadang-kadang
tidak realitas dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi. Weber mengembangkan
sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-
organisasi untuk mencapai tujuannya. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi.
Struktur tersebut dicirikan dengan adanya: (a) Spesialisasi, atau pembagian kerja; (b)
Sebuah hierarki wewenang yang jelas; (c) Prosedur seleksi yang formal; (d) Peraturan
yang rinci; serta (e) Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungn pribadi (impersonal).
Aspek-aspek perilaku yang tercerminkan dari birokrasi Weber dapat dilihat dari
penekanan Weber pada struktur yang ditimbulkan dari rasa tidak percaya kepada
kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu,
mendapatkan informasi yang baik, dan membuat keputusan yang obyektif. Konsep
perilaku yang nampak adalah bahwa seseorang itu membutuhkan bantuan untuk sampai
kepada pertimbangan-pertimbangan yang baik. Struktur memberi jawaban bahwa, dengan
cara mengatur tata hubungan kerja di dalam suatu organisasi dan dengan cara spesialisasi
prosedur dan aturan-aturan, maka keputusan akan dapat dibuat secara konsisten dan
sistematis.
3. Gerakan Hubungan Kemanusiaan (1940-1950)
Gerakan ini dalam praktek manajemen memberikan penekanan pada kerja sama dan
semangat kerja atau moral karyawan. Raymond Miles menyatakan bahwa pendekatan
hubungan kemanusiaan secara sederhana menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak
sebagai mesin yang dipergunakan dalam berproduksi; memahami kebutuhan-kebutuhan
manusia yang ingin dianggap ada dan merasa diperhatikan dengan cara didengarkan dan
diperhatikan keluhan-keluhannya jika memungkinkan, dan melibatkan mereka dalam
penambilan-pengambilan keputusan tertentu baik mengenai kondisi pekerjaannya atau
masalah-masalah lainnya. Kesemuanya ini yang kemudian akan meningkatkan semangat
kerja karyawan dalam bekerja sama untuk mencapai produksi yang lebih baik. Pada
sejarah hubungan kemanusiaan ini terdapat tiga kejadian yang memberikan kontribusinya
dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian itu antara lain[13]:
a. Masa depresi
Depresi yang terjadi di sekitar tahun-tahun tiga puluhan mengakibatkan kegoncangan
yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada umumnya. Produksi yang
merosot, pasaran yang lesu emwarnai kehidupan perekonomian saat itu. Para ahli
ekonomi mencoba menganalisis sebab-sebab terjadinya depresi. Mereka menyimpulkan
depresi terjadi karena: (1) menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang
baru yang besar di tangan konsumen; (2) konsumen menolak naiknya harga dan naiknya
biaya usaha; (3) merosotnya minat pemanfaatan invesmen; (4) akumulasi dalam jumlah
yang besar dari kemampuan produksi baru dan pengembangan teknologi; (5) jarangnya
investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank; (6) melemahnya
kepercayaan dan harapan-harapan. Dengan adanya ledakan depresi ini menyadarkan
manajemen untuk mulai menghayati bahwa produksi tidak bisa bertahan lama sebagai
unsur yang bertanggung jawab dalam manajemen. Akibatnya, timbulah pengangguran,
ketidaktentuan hidup, dan juga ketidakamanan. Ini semuanya membawa ke permukaan
persoalan-persoalan kemanusiaan yang memaksa manajer-manajer untuk
menghadapinya. Di saat itu lalu timbul gagasan-gagasan meletakkan unsur manusia
sebagai unsur yang amat dominan dalam manajemen. Sebagai hasil dari depresi,
hubungan kemanusiaan tampil ke permukaan manajemen, sekaligus perilaku
kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapat perhatian secara seksama.
b. Gerakan serikat buruh
Gerakan serikat buruhikut memberikan sumbangsihnya terhadap gerakan hubungan
kemanusiaan. Walaupun organisasi serikat buruh telah ada di Amerika Serikat pada tahun
1972, namun belum memberikan pengaruh yang substansial terhadap manajemen sampai
dengan saat dikeluarkannya Wagner Act tahun 1935.Organisasi gerakan buruh
berkembang antara lain karena manajer-manajer tidak mau mengenal secara tepat
sumbangan manausia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Gaji yang rendah, jam
kerja yang tidak memamdai, kondisi tempat kerja yang kurang patut, membuat para
buruh merasa menjadi dikorbankan hanya demi terciptanya dan meningkatkan produksi
perusahaan. Pada tahun 1935, ketika serikat buruh secara sah dan resmi diakui, banyak
kaum manajerial menjadi sadar dan mulai memberikan perhatiannya. Reaksi yang
nampak adalah hampir semua manajer mencoba mendirikan unit atau bagian
kepegawaian sebagai suatu jawaban untuk menangani persoalan-persoalan kepegawaian
dan serikat buruh. Selain itu, manajer juga berusaha memberikan penekanan pada
hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan perhatiannya
terhadap perbaikan gaji, jam kerja, dan kondisi tempat kerja. Dengan demikian, kegiatan-
kegiatan bagian kepegawaian menjadi lebih penting dibandingkan dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya.
c. Masa penemuan howthorne[14].
Tujuan dari penelitian Hawthorne antara lain untuk mencari sampai dimana pengaruh
hubungan antara kondisi fisik tempat bekerja dengan produktivitas karyawan. Secara
khusus penelitian ini ialah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang pengaruh faktor-
faktor seperti temperatur, kelembaban udara dan cahaya terhadap kelelahan dan gerakan
berulang dari pekerja.
1) Fase pertama merupakan percobaan tentang cahaya lampu
Beberapa kelompok pekerja dicoba dengan memberi sejumlah penerangan cahaya lampu
dalam tempat mereka bekerja. Ada yang diberi penerangan cahaya lampu berlebihan, dan
ada yang kurang. Kemudian diamati dan dicatat perkembangannya. Hasilnya berlainan
satu sama lain yaitu terdapat kelompok yang hasilnya naik, ada kelompok yang hasilnya
turun sedang terdapat kelompot yang hasilnya tetap.
Secara umum hasil dari fase pertama ini adalah :
a) Cahaya penerangan lampu hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
kerja meskipun pengaruhnya kecil sekali.
b) Beberapa faktor yang tidak sempat nampak, belum ada kesempatan yang baik untuk
diteliti pengaruhnya.
2) Fase kedua merupakan percobaan ruang istirahat.
Meneliti sekelompok kecil pekerja yang ditempatkan tersendiri dalam usaha untuk
mengatasi beraneka macam pengaruh dari tingkah laku pekerja ketika individu-individu
itu mengetahui bahwa mereka sedang diamati. Setelah diamati dan diinterview hasilnya
hampir sama dengan fase yang pertama.
3) Fase ketiga disebut studi tentang ruang bank tilgram
Tujuannya adalah untuk melakukan analisa pengamatan terhadap kelompok pekerja
informal. Hasil dari fase ketiga ini yaitu tidak ada kenaikan produktivitas yang berlanjut.
Implikasi dari penemuan Hawthorne terhadap pengembangan ilmu perilaku organisasi
ternyata amat besar dan penting dalam menggunakan pendekatan perilaku di dalam setiap
aspek manajemen.
4. Perilaku Organisasi Modern.
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total(total quality
management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen,
yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran
(lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang[15].
Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari
kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila
kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya
perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik
atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena
peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat
sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming
mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan
kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat
disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari
teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol,
dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian
dibuat solusi dan diimplementasikan.
a. Sensitivity Training
merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertamadiperkenalkan dan
yang paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T- group atau
training group, group disini berarti peserta terdiri atas 6-10
orang, pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensiti
vity) terhadap orang lain, serta keterampilan dalam hubungan antar pribadi.
b. Team Building
adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektifitas sertakepuasaan tiap
individu dalam kelompok kerjanya. Teknik team building sangat membantu
meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek.
c. Survey Feedback
dalam teknik survey ini tiap peserta diminta menjawab kuesioneryang dimaksud
untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsitentang kepuasan
kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini
diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk para penyelia dan manajer yang t
erlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang
mengevaluasihasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan-perbaikan
konstruktif.
d. Transcational Analysis (TA)
teknik ini berkonsentrasi pada gaya komunikasi antarindividu. TA dimaksudkan
untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk danmenyesatkan. Oleh
sebab itu, teknik ini mengajarkan cara penyampaian pesan yang jelas dan
bertanggung jawab dengan wajar dan menyenangkan.
e. Intergroup Activities
fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatanhubungan baik antar
kelompok. Dimana ketergantungan antar kelompok yangmembentuk kesatuan
organisasi dapat menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Karenanya,
intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau pemecahan
konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
f. Process Consultation
Dalam process consultation konsultan pengembanganorganisasi mengamati
komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan,kerjasama, dan
pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Kemudian konsultan memberikan
umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telahdiamatinya,
serta menganjurkan tindakan koreksi.
g. Third-part Peacemaking
dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembanganorganisasi berperan
sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta
berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar
individu dan kelompok.
a. Agen Perubahan Eksternal : adalah individu dari luar organisasi yang diminta
atauditugasi untuk memberikan usulan tentang perubahan.
b. Agen Perubahan Internal : adalah staf ahli dalam organisasi yang secara khusus
dilatihuntuk melakukan pengembangan organisasi.
c. Agen Perubahan eksternal-internal : adalah usaha memadukan orang-orang dari
dalamdan luar organisasi dengan mengambil menfaat atau kelebihan dan
mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.
Manajer
Karyawan
Konsultan luar
Menurut Rogers dan Shoemaker, agen perubahan berfungsi sebagai mata rantai
komunikasi antar dua sistem sosial. Yaitu menghubungkan antara sistem sosial yang
mempelopori perubahan dengan sistem masyarakat yang dibinanya dalam usaha
perubahantersebut. Masyarakat disini berarti anggota organisasi. Peran utama seorang
agen perubahanyaitu (Nasution, 2004:129) :
1. Pengenalan masalah
Misalnya : konflik antar unit-unit organisasi yang ada, semangat kerja rendah,
biaya-biaya operasional yang terus meningkat.
2. Diagnosis organisasional
Manajer puncak mengundang ahli pengembangan organisasi, lalu keduanya
sepakat akan perlunya melakukan diagnosis organisasional, yang diikuti dengan
pengumpulan informasi oleh konsultan.
3. Pengembangan strategi perubahan
Dalam mana konsultan mengemukakan hasil temuannya dan menawarkan
sejumlah alternatif, dan disertai petunjuk untuk kemudahan proses
pengembangan.
4. Intervensi
Merupakan langkah yang menyangkut suatu perubahan atas dasar rekomendasi
yang diperoleh sebelumnya melalui pengembangan strategi. Bentuknya bisa
berupa perubahan struktur organisasi, pembentukan tim yang bertugas untuk
meningkatkan semangat karyawan atau tim yang bertanggung jawab untuk
penerapan program penekanan biaya.
G. KONTRIBUSI DISIPLIN ILMU PADA ORGANISASI
Perilaku organaisasi merupakan bidang ilmu terapan yang di bentuk dari sejumlah bidang
yang berkaitan dengan perilaku. Bidang-bidang yang utama adalah psikologi dan
psikologi sosial, sosiologi dan antropologi[21].
1. Psikologi
Adalah ilmu pengetahuan yang mengukur, menjelaskan, dan mengubah perilaku manusia
dan makhluk lain. Psikologi industtri/organiasasi mempokuskan ddengan permasalahan
rasa lelah, bosan, dan faktor lain yang relevan dengan kondisi-kondisi kerja yang
menghalangi kinerja yang efisien, selain itu juga mencakup pengetahuan, persepsi,
kepribadian, emosi, pelatihan, keepektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan
motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, ukuran
sikap, teknik seleksi karyawan, rancangan kerja, dan stres karyawan.
2. Psikologi Sosial
Bidang utama yang banyak di teliti oleh psikologi sosial adalah perubahan cara
menerapkannya dan cara mengurangi hambatan terhadap penerimaannya. Selain itu kita
juga menemukan psikologi, psikolog sosial yang memberikan kontribusi signifikan dalam
bidang pengukuran,pemahan, dan perubahan sikap, pola komunikasi dan pembangunan
kepercayaan
3. Sosiologi
Sosiolog mempelajari manusia dalam kaitannya dangan lingkungan sosial dan kultur
mereka. Barang kali yang terpenting, sosiolgi telah memberikan kontribusi untuk
penelitian tentang kultur organisasi struktur dan teori organisasi formal, teknologi
organisasi, komuniksi, kekuatan dan konflik.
4. Antropologi
Adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktifitas-aktifitas mereka.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengembangan Organisasi merupakan proses, pendekatan atau metode yang
bertujuanuntuk mengadakan sebuah perubahan dalam sebuah organisasi kearah yang
lebih baik.Dengan penerapan nilai-nilai, ide dan gagasan-gagasan baru yang lebih
signifikan agarorganisasi semakin berkembang kearah yang positif dan maju. Beberapa
ahli telah banyak mengemukakan pendapatnya mengenai pengembanganorganisasi,
diantaranya Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro dalam buku
Modern Public Administration, yang mengemukakan bahwa pengembangan organisasi
merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas ilmu sosial terhadap analisis masalah-
masalah organisasidan pengefektifan perubahan yang diarahkan dengan menggunakan
konsultan-konsultan yangterlatih atau ahli-ahli dalam perusahaan.Dalam proses
pelaksanaannya, pengembangan organisasi memerlukan teknik-teknik yangdigunakan
sebagai alat atau upaya untuk pencapaian tujuan yang diinginkan dan sangat berpengaruh
dalam proses pengembangan organisasi. Beberapa teknik yang digunakan dalam proses
pengembangan organisasi yaitu :
SARAN
1. Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam pembelajaran
Pengembangan Organisasi
2. Diharapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua
karena masih banyak hal yang belum kita pelajari dalam proses pentingnya
Pengembangan Organisasi
DAFTAR PUSTAKA