DOSEN PENGAMPU
MANAJEMEN SDM
PAIJAN,SE,MM
DISUSUN OLEH:
TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Di antara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada tugas selanjutnya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam perbuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan dan Pengembangan Organisasi....................................................3
2.11 Makna Perubahan dan Pengembangan Organisasi Menurut Ahli...............3
2.2 Pentingnya Perubahan dan Pengembangan Organisasi.................................4
2.2.1 Manusia Sebagai Anggota dan Pemimpin Kelompok...............................4
2.2.2 Manusia Sebagai Wadah Organisasi..........................................................4
2.3 Model Perubahan dan Pengembangan Organisasi........................................5
2.3.1 Model Perubahan Lewin............................................................................5
2.3.2 Model Perubahan Sistem............................................................................6
2.3.3 Delapan Langkah Kotter Untuk Memimpin Perubahan Organisasi..........7
2.4 Faktor Pendorong Terjadinya Perubahan dan Pengembangan Organisasi. . .9
2.5 Penolakan Terhadap Perubahan dan Pengembangan Organisasi..................11
2.6 Cara Menghadapi Penolakan Terhadap Perubahan dan Pengembangan
Organisasi............................................................................................................13
2.7 Langkah Langkah Pengembangan Organisasi .............................................14
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran .............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Sasaran pengembangan organisasi mengarah pada hubungan pribadi yang lebih efektif
antara manajer dan karyawan di semua jenjang organisasi guna menghapus hambatan-
hambatan komunikasi antarpribadi dan kelompok. Sasaran pengembangan organisasi juga
dalam tumbuh berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya dan keterbukaan
yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, hal yang melatarbelakangi penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pengembangan organisasi, pentingnya
perubahan dan pengembangan organisasi,memahami model pengembangan organisasi,
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dan pengembangan organisasi, penolakan-
penolakan terhadap perubahan serta cara untuk menghadapinya.
5. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan
serta pengembangan organisasi?
1.3 Tujuan
5. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi penolakan
terhadap perubahan serta pengembangan organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
c. French dan Bell, pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjag untuk
memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi,
terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif
dengan tekanan khusus pada budaya tim kerja formal dengan bantuan agen perubahan
(change agent), katalisator, dan pengguna teori serta teknologi ilmiah kepeilakuan
terapan dan mencakup riset kegiatan.
a. Input Semua perubahan organisasi harus konsisten dengan misi, visi dan rencana
strategis yang dihasilkannya. Suatu pernyataan misi mencerminkan “alasan” mengapa
suatu organisasi itu ada. Visi didefinisikan sebagai tujuan jangka panjang yang
“menggambarkan” inginmenjadi apa organisasi tersebut. Mempertimbangkan
perbedaan antara visi dan misi organisasi mempengaruhi perubahan organisasi. Misi
hanya mendefinisikan tujuan dari keseluruhan organisasi terkadang tidak selalu
mengimplementasikan sesuatu mengenai perubahan. Sementara pernyataan visi
menunjukkan cara, perencanaan strategis terdiri atas rincian yang diperlukan untuk
perubahan organisasi.
c. Elemen – elemen target dari perubahan elemen – elemen target dari perubahan
mencerminkan komponen – komponen organisasi yang dapat diubah, perubahan dapat
diarahkan pada penyesuaian kembali pengaturan organisasi, faktor sosial, metode,
tujuan, dan karyawan. Pilihan tersebut didasarkan pada strategi yang dikejar atau
masalah yang sedang dihadapi organisasi
d. Output output mencerminkan hasil akhir yang diinginkan dari perubahan. Hasil akhir
harus konsisten dengan rencana strategis organissasi. Usaha perubahan adalah lebih
rumit dan lebih sulit untuk dikelola ketika ditargetkan ke tingkat level organisasi. Hal
ini terjadi karena perubahan pada tingkat organisasi kemugkinan besar mempengaruhi
banyak elemen yang ditargetkan dari perubahan yang ditunjukkan di model tersebut.
John kotler, seorang pakar kepemimpinan dan manajemen perubahan, percaya bahwa
perubahan organisasi khususnya akan gagal karena manajemen senior melakukan satu atau
lebih kesalahan berikut ini :
a. Kegagalan untuk menetapkan suatu rasa kegentingan mengenai kebutuhan akan
perubahan seperti mencairkan organisasi dengan menciptakan alasan yang memaksa
mengapa perubahan diperlukan.
b. Kegagalan untuk menetapkan suatu koalisi yang cukup kuat untuk memberikan
pedoman yang bertanggungjawab untuk memimpin dan mengelola perubahan.
Deskripsinya seperti menciptakan orang – orang yang lintas fungsi dan lintas
kelompok dengan kekuatan yang mencukupi untuk memimpin kelompok.
c. Kegagalan untuk menetapkan suatu visi yang memandu proses perubahan.
d. Kegagalan untuk mengkomunikasikan visi baru secara efektif.
Perubahan organisasi yang diperngaruhi faktor internal bisa dalam bentuk mengganti
tujuan atau sasaran dari pertumbuhan jangka panjang menjadi pencapaian laba jangka pendek
yang akan mempengaruhi perubahan tujuan jangka pendek departemen lain. Jika manajer
puncak memilih strategi pertumbuhan cepat, maka tindakan-tindakan internal harus dirubah
untuk meraih sasaran tersebut, seperti dilakukan pengenalan proses produksi dengan
teknologi baru yang akan mempengaruhi sistem kerja. Perubahan kebijakan dan prosedur
personalia yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Permintaan-permintaa dari
karyawan, serikat pekerja dan produski yang tidak efisien juga dapat memunculkan
kebutuhan akan pembaharuan.
Kekuatan eksternal organisasi yang mendorong perubahan seperti kenaikan biaya dan
kelangkaan sumber daya, tingkat persaingan, perubahan pasar konsumen dan pasar tenaga
kerja, perubahan sisitem ekonomi dan tingkat suku bunga.
Bila perubahan terjadi, para manajer dan karyawan akan bereaksi baik secara positif
ataupu negatif. Berbagai reaksi khas terhadap perubahan adalah sebagai berikut :
a. orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Bila ini terjadi
organisasi kemungkinan akan terus kehilangan efektifitasnya.
b. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer mungkin menangguhkan keputusan
keputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan
sendirinya.
c. Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alas an manajer dan karyawan
mungkin menolak perubahan.
d. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
e. Orang juga mungkin mengantisifasi perubahan dan merencanakannya, seperti banyak
dilakukan perusahan – perusahaan progresif.
Ada tiga sumber umum penolakan terhadap perubahan :
a. Ketidakpastian tentang akibat dan pengaruh perubahan. Para anggota organisasi
mungkin secara psikologis menolak perubahan karena mereka menghindari
ketidakpastian. Cara – cara tradisional pelaksanaan tugas sudah menjadi pedoman
kegiatan – kegiatan para anggotanya dan konsekuensi serta aturannya telah diterapkan
sangat melekat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengubahnya.
b. Ketidakpastian untuk melepaskan keuntungan – keuntungan yang ada. Perubahan
yang akan memberikan banyak manfaat bagi organisasi secara keseluruhan, belum
tentu akan menguntungkan sekelompok orang atau individu. Sekelompok orang atau
individu yang merasa terancam kedudukannya dengan adanya perubahan akan
berusaha mempertahankan status yang dinikmatinya dan berusaha menolak
perubahan.
c. Pengetahuan akan kelemahan – kelemahan dalam perubahan yang diusulkan kadang –
kadang para anggota organisasi akan menolak perubahan karena mereka megetahui
adanya masalah – masalah potensial yang tidak diperhatikan oleh para pengusul
perubahan. Perbedaan penilaian terhadap situasi ini memberikan jenis konflik yang
diperlukan bagi manajer untuk membuat usulan perubahan menjadi lebih efektif.
Ada alasan alasan khusus untuk menolak terhadap perubahan. Tiga macam kategori
pokok yang digunakan yaitu:
a. Faktor – faktor yang berkaitan dengan pekerjaan :
1. Perasaan takut atau cemas dalam menghadapi pengangguran teknologikal.
2. Perasaan takut terhadap perubahan – perubahan dalam kondisi kondisi kerja.
3. Perasaan takut terhadap kemungkinan penurunan pangkat dan kemungkinan
turunnya gaji pokok.
4. Perasaan takut akan paksaan bekerja lebih cepat dan upaya intensif yang
mungkin diturunkan.
b. Faktor – faktor individual :
1. Penolakan terhadap kritik yang terimplikasi bahwa metode yang dewasa ini
ditetapkan tidak baik.
2. Penolakan terhadap kritik yang terimplikasi bahwa performa sekarang tidak
baik.
3. Perasaan takut bahwa kebutuhan akan jenis keterampilan atau kemampuan
yang ada, akan dikurangi atau dihapuskan sama sekali.
4. Perasaan takut bahwa spesialisasi makin mendalam akan muncul, hal mana
mengakibatkan timbulnya kebosanan, monotomi dan turunnya harkat diri.
5. Timbulnya perasaan kurang menyenangkan sehubungan dengan keharusan
untuk melupakan metode – metode yang dewasa ini dipraktikkan.
6. Timbulnya perasaan kurang menyenangkan sehubungan dengan keharusan
untuk mempelajari metode – metode baru.
7. Perasaan takut, bahwa pekerja yang bersangkutan harus bekerja lebih keras.
8. Perasaan takut terhadap ketidakpastian dan hal yang belum dikenal.
Untuk menghadapi penolakan terhadap perubahan dan pengembangan organisasi, Kotler dan
Schlesinger mengemukakan enam cara
a. pendidikan dan komunikasi. Salah satu cara untuk mengatasi penolakan terhadap
perubahan adalah dengan menginformasikan perubahan – perubahan yang
direncanakan dan kebutuhan akan perubahan sedini mungkin dalam proses.
b. Partisipasi dan keterlibatan. Bila para perubahan dilibatkan dalam perancangan dan
implementasi perubahan., penolakan terhadap perubahan dapat dikurangi atau
dihilangkan.
c. Kemudahan dan dukungan. Pemudahan proses perubahan dan pemberian dukungan
kepada mereka yang terlibat merupakan cara lain manajer dapat menangani
penolakan.
d. Negosiasi dan persetujuan. Teknik lain adalah negosiasi dengan para penolak
potensial. Sebagai contoh, persetujuan perikatan.
e. Manipulasi dan “bekerja sama”. Kadang – kadang para manajer menjauhkan individu
atau kelompok dari penolakan terhadap perubahan.
f. Paksaan eksplisit dan implisit. Para manajer dapat memaksa orang – orang untuk
menerima perubahan dengan berbagai ancaman eksplisit dan implisit, dalam bentuk
kehilangan pekerjaan, penundaan promosi dan sebagainya. Manajer juga dapat
memecat atau memindahkan para karyawan yang menentang perubahan.
3.1 Kesimpulan
a. Perubahan organisasi merupakan hal yang sangat penting karena terdapat kemajuan
teknologi dan perdaban manusia seiring dengan perubahan zaman sehingga menuntut
perusahaan untuk mengubah gayanya sesuai tuntutan zaman.
3.2 Saran
Setelah mendapatkan kesimpulan dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
penelitian ini, saran dari peneliti adalah:
a. Penelitian ini dapat dilakukan kembali dengan objek penelitian yang berbeda dengan item
pernyataan pada koesioner yang valid dan reliable.
a. Masing-masing dimensi variable kepemimpinan yang diuji dalam penelitian ini sudah
cukup baik, hanya saja dalam dimensi tersebut ada satu indikator dalam dimensi pengikut
(follower), lebih dari 40% responden memberikan respon kurang baik, dalam hal ini peneliti
memberikan saran agar pimpinan harus lebih sering berbaur pada bawahan, 103 menciptakan
semangat kerjasama antara anggota dan pimpinan, melibatkan bawahan tidak hanya dalam
kegiatan kantor. Menjaga kualitas kepemimpinan yang ada pada Badan Kepegawaian Negara,
agar terciptanya hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan sehingga memudahkan
dalam memanage perubahan yang terjadi pada organisasi.
b. Mayoritas dimensi pada variabel komunikasi yang terjadi dalam organisasi sudah berjalan
dengan baik. Namun ada poin tertentu dalam dimensi komunikasi yang harus diperhatikan
secara khusus, lebih dari 40% responden beranggapan kurang baik pada dimensi Gangguan
(noise) pada komunikasi organisasi, mereka merasa terkadang menerima gangguan dalam
sosialisasi komunikasi seperti ketidak jelasan sosialisasi baik secara lisan atau tulisan. Saran
dari peneliti adalah membuat informasi mudah dimengerti oleh pegawai dan menjaga kualitas
komunikasi yang ada agar selalu menuju kearah yang lebih baik pada Badan Kepegawaian
Negara, agar terciptanya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan sehingga
memudahkan dalam sosialisasi perubahan yang terjadi pada organisasi.
c. Mayoritas dimensi perubahan organisasi sudah cukup baik, namun ada beberapa dimensi
yang lebih dari 40% responden memberikan respon kurang baik, diantaranya dimensi 104
memotivasi perubahan (motivating change) dan visi perubahan (creating a vision). Saran dari
peneliti dalam mengatasi hal ini yaitu agar organisasi selalu memotivasi dan menjelaskan
gambaran yang baik mengenai tujuan diadakannya perubahan organisasi baik perubahan
peraturan, perubahan kebijakan, perubahan sistem kerja, perubahan teknologi dan
sebagainya. Memonitor dan mengawasi secara berkala mengenai faktor yang mempengaruhi
perubahan selain faktor kepemimpinan dan komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
https://goenable.wordpress.com/2012/01/06/pengembangan-organisasi-dan-organisasi-yang-
sehat/
https://www.scribd.com/doc/19802890/Perubahan-Organisasi
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwin-u6f-
MjPAhUHSI8KHQbGDOkQFggmMAE&url=http%3A%2F%2Fymayowan.lecture.ub.ac.id%2Ffiles
%2F2012%2F01%2Fkel.7-makalah-pengembangan-organisasi.docx&usg=AFQjCNFP7fyEKImYrZDCc-
VhTRf8L2oH9g&sig2=5fj9dDhCJ9HQ-0EnbLjDDw
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwin-u6f-
MjPAhUHSI8KHQbGDOkQFghbMAc&url=http%3A%2F%2Fdosen.narotama.ac.id%2Fwp-content
%2Fuploads%2F2012%2F12%2FMODUL-10-MENGELOLA-PERUBAHAN-ORGANISASI-DAN-
INOVASI.doc&usg=AFQjCNFXgLWMLP6CaOX8LnpGC8ZrQZbilA&sig2=dKfZmpFSrzeYwf2tBvOVcA