MANAJEMEN PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
20501241032
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENGEMBANGAN LEARNING
ORGANIZATION ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen
Pendidikan yang dibimbing Dr.Drs Giri Wiyono M.T Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang PENGEMBANGAN LEARNING ORGANIZATION bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Drs Giri Wiyono M.T selaku Dosen Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
ABSTRAK..................................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................5
1.2 Tujuan Penulis...................................................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
1.4 Pengertian Learning Organization.....................................................................................................6
1.5 penerapan learaning organization di SMK.........................................................................................6
BAB 3.........................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
1.6 KESIMPULAN.................................................................................................................................9
DAFRAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ABSTRAK
Dalam era globalisasi saat ini, organisasi sekolah harus melakukan perubahan secara terus menerus dan
kreatif, untuk mencari ide dan inovasi dengan cara menerapkan pembelajaran dalam organisasinya
sehingga sekolah menjadi organisasi pembelajar (learning organization). Untuk menjadikan sekolah
3
sebagai organisasi pembelajar, maka guru sebagai tokoh utama di sekolah perlu mengembangkan dirinya
menjadi guru pembelajar. Guru pembelajar merupakan guru yang selalu belajar dan mengembangkan
potensi dirinya dan kapasitasnya sebagai seorang guru yang profesional. Pengembangan kapasitas guru
sebagai guru pembelajar dapat dilakukan melalui strategi penerapan pembelajaran organisasional
(organizational learning) di sekolah hingga terwujudnya sekolah sebagai organisasi pembelajar. Strategi
penerapan pembelajaran organisasional di sekolah dapat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:
(1) ketrampilan pembelajaran,
(2) tingkat pembelajaran, dan
(3) jenis pembelajaran. Dalam konteks organisasi pembelajar, sekolah perlu menerapkan pembelajaran
organisasional untuk meningkatkan kemampuan guru-guru di sekolah menjadi guru pembelajar.
Keberhasilan sekolah dalam membentuk guru pembelajar sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah
dalam mengembangkan sekolahnya menjadi organisasi pembelajar. Esensi dari organisasi pembelajar
adalah belajar. Hanya sekolah yang mau mengembangkan institusinya menjadi organisasi pembelajar,
mau belajar dan meningkatkan diri secara terus menerus akan menjadi sekolah yang unggul.
Kata kunci: pembelajaran organisasional, organisasi pembelajar
BAB 1
4
PENDAHULUAN
BAB II
5
PEMBAHASAN
Pentingnya berbagi dalam konteks learning organization tidak hanya bermanfaat bagi
kelangsungan organisasi saat menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang sedang terjadi.
Learning organization adalah investasi, belajar yang sudah menjadi budaya dapat mendorong
individu maupun organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kompetensi, dan peningkatan
kinerja secara berkelanjutan. Hingga pada saatnya nanti, akan mendorong perbaikan
berkelanjutan, mendukung pencapaian tujuan, memperkaya inovasi, dan kemampuan untuk
menghadapi perubahan (Senge, 1990).
Dengan prinsip berbagi, investasi yang bersumber dari aset pengetahuan dan hasil pembelajaran
anggota organisasi tidak boleh berhenti di satu dimensi, dalam hal ini dimensi individu. Aktivitas
belajar yang sudah menjadi suatu kebiasaan perlu terus ditingkatkan hingga akhirnya seorang
insan organisasi menjadi reflektif, senantiasa mempertanyakan mengapa sesuatu dilakukan
dengan cara tertentu. Selalu belajar untuk terus belajar.
6
Hasil belajar yang sudah didapatkan oleh setiap individu dari refleksi pembelajaran perlu
diperluas dimensinya sehingga terjadi pergerakan pengetahuan dan pengalaman yang lancar ke
seluruh organisasi melalui kelompok-kelompok pembelajar. Pada tahap ini, learning organization
akan meningkatkan pembelajaran kelompok sebagai keterampilan utama dengan cara dialog,
diskusi, dan berbagi pengalaman. Secara otomatis, refleksi menjadi berkembang dalam level
dimensi kelompok, terutama tekait pekerjaan yang mereka telah lakukan agar perbaikan yang
diperlukan dapat segera dilakukan.
Setelah learning organization berjalan dalam level kelompok, pada akhirnya organisasi adalah
pucuk dari budaya belajar dan berbagi itu sendiri. Dalam dimensi organisasi, learning
organization menghubungkan pembelajaran dengan transformasi organisasi. Atau dengan kata
lain, belajar adalah tentang mengembangkan organisasi itu sendiri sehingga tidak ada kata "mati"
bagi organisasi. Organisasi menjadi sistem pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan
pembelajaran dan berbagi di antara setiap individu dan juga kelompok.
Berbagai media dan model pembelajaran telah disediakan untuk terus membudayakan learning
organization di Kementerian Keuangan. Salah satunya, dengan fasilitas Kemenkeu Learning
Center (KLC), media pembelajaran digital pendukung proses pembelajaran yang dapat diakses
kapan saja dan di mana saja, baik melalui laman maupun aplikasi yang dapat diunduh di ponsel
pintar. Dengan KLC yang meng-capture semua pengetahuan dan pengalaman eksplisit dan
impliist terkait pengelolaan keuangan negara, para pegawai Kementerian Keuangan dapat
mengembangkan kompetensinya masing-masing untuk kemudian diaplikasikan di lingkungan
kerjanya.
Selain KLC, contoh lain penerapan budaya learning organization terlihat dari model 10 : 20 : 70
dalam pembelajaran, yakni 10% untuk structured learning, 20% untuk social learning, dan 70%
untuk action learning. Ketiga jenis learning tersebut membebaskan para pembelajar untuk terus
aktif belajar dalam situasi pembelajaran yang berbeda-beda, baik secara terstruktur dalam
suasana klasikal atau nonklasikal, melalui coaching dan mentoring dari atasan atau pegawai
berpengalaman, serta mengaplikasikan secara langsung hasil belajar yang didapat dari dua porsi
learning sebelumnya.
7
Dengan secara konsisten melakukan semua hal di atas, gaung #belajartanpabatas akan terwujud
sebagai aktivitas nyata dan bukan lah sekadar slogan di media sosial. Pada akhirnya, learning
organization akan terus bergerak dan menjadi budaya yang memperkuat nilai-nilai organisasi
Kementerian Keuangan. Kebermanfaatannya dapat langsung dipetik saat ini dan juga untuk saat
nanti, sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran di masa depan.
kegiatan learning organization yang dilakukan di sekolah masih terbatas pada pembelajaran
individu tidak memberi penguatan pada budaya sekolah. Pada umumnya pada SMK telah
menyusun sebuah struktur organisasi agar aktivitasnya dapat berjalan dengan baik dan sistematis
serta adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam institusi. Melalui struktur
organisasi maka dapat terlihat dengan jelas wewenang serta tanggung jawab masing-masing
bagian sehingga mempermudah bagi pimpinan untuk mengadakan pengawasan dan meminta
pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan pada masingmasing bagian/ unit. Di SMK
struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas,
pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan
kelompok, bahwa ada 6 unsur kunci yang menetapkan struktur organisasi atau memperbaiki
organisasi yang sudah ada. Jika ditinjau ke struktur organisasi di SMK perbaikan atau perubahan
organisasi yang sudah ada karena beberapa alasan antara lain:
- Pengabungan Tugas (Belajar dinamika, individu, kelompok, tim dalam organisasi)
Di SMK memberlakukan penggabungan beberapa tugas agar diperoleh keberhasilan
pencapaian tugas yang efektif dan efisien. Pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja
dalam organisasi tersebut agar kegiatan-kegiatan menjadi sejenis dan saling
berhubungan yang dapat dikerjakan bersama
- Pembagian kerja
Membagi seluruh beban pekerjaan yang ada di SMK menjadi banyak tugas yang
secara wajar dan nyaman dapat dilaksanakan oleh individu dan kelompok dengan
penuh rasa tanggung jawab. Seluruh pekerjaan terbagi habis menjadi banyak tugas
yang dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan kemampuan.
- Organisasi Transformasi
Visi, budaya, Strategi dan Struktur dalam organisasi Hirarki Organisasi di SMK telah
ditetapkan siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laporan tersebut
disampaikan. Hubungan lini ke atas dan ke bawah, dalam arti penentuan siapa atasan
dan siapa bawahan yang diperlukan untuk meminta pertanggung jawaban. Rantai
komando adalah garis tidak putus dari wewenang yang terentang dari puncak
organisasi ke jabatan terbawah dan memperjelas siapa melapor siapa. Rantai
komando terdiri dari wewenang dan kesatuan komando.
- Pemberdayaan masyarakat
Manager, karyawan, pelanggan, mitra, pemasok dan mayarakat. Urusan Kerjasama
Pemberdayaan kepada masyarakat setiap tahun dilakaukan baik oleh mahasiswa, dosen, maupun
oleh karyawan dan staff. Sebelumnya ditangani oleh Bagian LPPM {Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada masyarakat), kemudian dipecah agar beban tugas menjadi lebih efektif dan
8
efisien. Sedangkan Bagian Pemberdayaan karyawan, dan masyarakat merupakan bagian yang
tersendiri, Salah satu pengembangan perguruan tinggi adalah menjalin kerja sama (mitra) dengan
instansi terkait baik dalam maupun luar negeri
BAB 3
PENUTUP
1.6 KESIMPULAN
Learning organization adalah sebuah konsep yang belum lama dilaksanakan, learning
organization relatif lebih baru yang didasarkan pada konsep Pembelajaran Organisasi.
Organisasi seperti itu cenderung mempraktikkan metode – metode baru dan modern untuk
pembelajaran berkelanjutan. Lebih jauh, organisasi pembelajar merupakan pendekatan
manajemen yang sudah ada. Karakteristik khas dari sebuah keberhasilan organisasi adalah
kemampuannya untuk terus belajar dan membangun kapasitasnya kearah yang lebih maju. Untuk
mengubah organisasi menjadi organisasi pembelajaran, langkah-langkah harus diambil untuk
memberdayakan karyawan untuk berbagi ide dan bekerja dengan pengabdian dan dedikasi
yang tinggi. Dengan cara ini organisasi tidak hanya mengembangkan cara kerja yang sistematis
tetapi juga menciptakan lingkungan profesionalisme di mana setiap karyawan merasa
terhubung yang meningkatkan kapasitasnya untuk belajar dan mengembangkan praktik yang
lebih baik.
DAFRAR PUSTAKA
9
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/download/1172/1073 Wiyono, G. (n.d.).
STRATEGI PENERAPAN ORGANIZATIONAL LEARNING UNTUK MEMBENTUK GURU
PEMBELAJAR DI SEKOLAH. Jurnal Edukasi Elektro, 1(1). doi:http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Fields, Joseph C. 1994. Tota l Qual i ty fo r schoo ls , a Guide for Imp lementa t ion . Wiscounsin: ASQC
Quality Press. Marquardt, Michael J. 1999. Building The Learning Organization. NewYork: McGraw-
Hill. Marshal, Joe dan Simon Smith. 2009. Learning Organisations and Organisational Learning: What
have we learned, Organisational Learning. United Kingdom: Management Service. Schermerhorn Jr.,
John R., James G. Hunt, dan Richard N. Osborn. 2003. Organizational Behavior, Eighth Edition. New
York: John Wiley
10