Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI

SERTA PENYIKAPAN DAN REFLEKSI TERHADAP KODE ETIK


PROFESI GURU

DISUSUN OLEH :

Muklis S Depary M. Imam Adrian


Nim: 5233322003 Nim: 5232422012
Muhammad Rifqi Melvin Sergio Stephen Sembiring
Nim: 5232422013 Nim: 5233122042
Fernando Gultom Surya Eleven Sinaga
Nim :5232422010 Nim: 5233122005
Ferdinand Agustian Kudadari
Nim: 5231122011

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK


OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat dan
karunia Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu menyelesaikan tugas Rekayasa
Ide. Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak- pihak yang telah membantu saya
menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen Pengampu Ibu LIDIA
SIMANIHURUK, S.Si., M.Pd. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah
saya yaitu Profesi Pendidikan.
Tugas Rekayasa Ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal Profesi Pendidikan. Saya menyadari bahwa
tugas Rekayasa Ide ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan
dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang
belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas
rekaysa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya, atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2024

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 RASIONALISASI PERMASALAHAN..................................................................4
1.2 TUJUAN REKAYASA IDE....................................................................................4
1.3 MANFAAT REKAYASA IDE...............................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................5
2.1.HAKIKAT ORGANISASI......................................................................................5
2.2.KODE ETIK PROFESI GURU...............................................................................5
2.3.Kasus I......................................................................................................................5
2.4.Kasus II....................................................................................................................5
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN.........................................................................6
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................8
4.2 SARAN....................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 RASIONALISASI PERMASALAHAN
Hakikat organisasi dan kode etik profesi merupakan dua konsep yang sangat penting
dalam bidang manajemen. Hakikat organisasi Merujuk pada cara organisasi memahami dirinya
sendiri dan mengidentifikasi keterbatasan dan kelebihannya. Kode etik profesi kemudian
merujuk pada norma-norma etika yang diakui oleh para profesional dalam suatu bidang.

Pada umumnya, masalah terkait hakikat organisasi dan kode etik profesi terjadi ketika
organisasi tidak mampu mengidentifikasi dan mengimplementasikan kode etik yang sesuai
dengan norma-norma etika yang diakui dalam suatu bidang. Hal ini dapat menyebabkan
organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah etika yang timbul dalam
organisasi.

Penyikapan dan Refleksi Terhadap Guru Kode Etik Profesi Penyusunan dan refleksi
terhadap guru kode etik profesi merupakan langkah penting dalam proses pengembangan
keterampilan kode etik profesi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan kode etik profesi:

Pelajaran kode etik profesi : Guru kode etik profesi dapat membantu siswa dalam
memahami dan mengimplementasikan kode etik yang diakui dalam suatu bidang. Pembelajaran
praktik : Guru kode etik profesi dapat membantu siswa dalam menerapkan kode etik dalam
situasi praktik.

Kasus pembelajaran : Guru kode etik profesi dapat membantu siswa dalam memahami
dan mengatasi masalah etika yang timbul dalam organisasi. Pembelajaran kasus nyata : Guru
kode etik profesi dapat membantu siswa dalam memahami dan mengatasi masalah etika yang
timbul dalam organisasi. Pembelajaran kasus yang diperbaharui : Guru kode etik profesi dapat
membantu siswa dalam memahami dan mengatasi masalah etika yang timbul dalam organisasi.

1.2 TUJUAN REKAYASA IDE


1. Agar terpenuhinya tugas dari mata kuliah Profesi Kependidikan.
2. Melihat dan mencari permasalahan apa yang ada dalam profesionalisme seorang guru di
Indonesia.
3. Membantu menemukan ide dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, serta upaya
apa yang akan dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme seorang guru.
4. Mengetahui bagaimana penerapan rekayasa ide ini dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat diambil manfaatnya.

1.3 MANFAAT REKAYASA IDE


1. Terpenuhinya tugas dari mata kuliah Profesi Kependidikan.
2. Menemukan permasalahan yang ada dalam profesionalisme seorang guru.
3. Mengatasi masalah dengan solusi yang didapat, serta upaya yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan profesinalisme seorang guru.
4. Untuk lebih mengetahui dan menambah wawasan dalam penerapan ide dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. HAKIKAT ORGANISASI
Hakikat organisasi merujuk pada struktur, budaya, dan fungsi dalam sebuah entitas
organisasi. Memahami hakikat organisasi penting karena membantu kita memahami bagaimana
organisasi beroperasi, beradaptasi, dan bereaksi terhadap perubahan dalam lingkungan mereka.
Berikut adalah beberapa aspek yang umumnya terkait dengan hakikat organisasi:

1.Struktur Organisasi: Struktur organisasi mencakup tata letak dan hierarki berbagai unit
dan bagian dalam organisasi. Struktur ini dapat berbentuk hirarkis, fungsional, matriks, atau
lainnya, tergantung pada tujuan dan kebutuhan organisasi. Memahami struktur organisasi
membantu kita memahami bagaimana informasi dan keputusan mengalir di dalam organisasi.

2.Budaya Organisasi: Budaya organisasi mencakup norma, nilai, dan keyakinan yang
berlaku di dalam organisasi. Budaya ini mencerminkan identitas kolektif organisasi dan
mempengaruhi perilaku dan interaksi antara anggota organisasi. Budaya yang kuat dapat
memengaruhi motivasi, loyalitas, dan kinerja anggota organisasi.

3.Fungsi Organisasi: Fungsi organisasi merujuk pada tugas-tugas dan tujuan-tujuan yang
harus dicapai oleh organisasi. Ini mencakup kegiatan operasional sehari-hari serta strategi jangka
panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Memahami fungsi organisasi membantu kita
memahami bagaimana organisasi menciptakan nilai dan memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan.

2.2. KODE ETIK PROFESI GURU


Kode etik profesi guru adalah seperangkat prinsip moral dan standar perilaku yang
ditetapkan untuk membimbing perilaku para guru dalam menjalankan tugas-tugas mereka
sebagai pendidik. Kode etik ini membantu memastikan bahwa guru bertindak secara etis,
menghormati hak-hak siswa, berinteraksi dengan rekan kerja secara profesional, dan memenuhi
tanggung jawab profesional mereka dengan integritas.

Berikut adalah beberapa aspek yang umumnya tercakup dalam kode etik profesi guru:

1.Hubungan dengan Siswa: Kode etik biasanya menekankan pentingnya guru untuk
memperlakukan semua siswa secara adil dan dengan penuh rasa hormat. Ini mencakup
memberikan dukungan dan perhatian yang sesuai kepada semua siswa tanpa memandang latar
belakang mereka, serta menjaga keamanan dan kesejahteraan siswa di lingkungan belajar.

2.Integritas Profesional: Guru diharapkan untuk bertindak dengan integritas tinggi dalam semua
aspek pekerjaan mereka. Ini termasuk menjaga kepercayaan orang tua dan siswa, menjaga
kerahasiaan informasi siswa, serta menghindari konflik kepentingan atau perilaku yang tidak
etis.

3.Pendidikan dan Pengembangan Profesional: Kode etik juga mendorong guru untuk terlibat
dalam pendidikan dan pengembangan profesional secara berkelanjutan. Ini mencakup
memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, berpartisipasi dalam program pelatihan,
serta memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka.

4.Hubungan dengan Rekan Kerja dan Komunitas Sekolah: Guru diharapkan untuk berinteraksi
dengan rekan kerja, administrator, dan anggota komunitas sekolah lainnya dengan rasa hormat
dan kolaboratif.
2.3. Kasus I
kasus tentang hakikat organisasi, kita bisa mempertimbangkan sebuah sekolah yang
menghadapi tantangan dalam mengelola sumber daya manusia dan mengintegrasikan visi
dan misi sekolah dengan tindakan sehari-hari. Misalnya, ada ketidakcocokan antara
manajemen sekolah dan staf pengajar dalam menerapkan kebijakan sekolah atau
menyelesaikan konflik internal
2.4. Kasus II
Sementara itu, untuk kode etik profesi guru, kita bisa mempertimbangkan kasus di mana
seorang guru menghadapi dilema etis terkait dengan menjaga kerahasiaan informasi
siswa, menjaga netralitas dalam memberikan penilaian, atau menghadapi konflik
kepentingan antara tugas profesional dan kepentingan pribadi.
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN
3. 1. Solusi Kasus I
Untuk kasus yang pertama, mengenai manajemen sumber daya manusia dan
integrasi visi-misi dengan tindakan sehari-hari di sekolah, beberapa solusi yang dapat
dipertimbangkan antara lain:
1. *Konsolidasi Visi dan Misi*: Melakukan evaluasi bersama untuk memastikan bahwa
visi dan misi sekolah dipahami dan diadopsi oleh semua pihak terkait. Hal ini dapat
dilakukan melalui pertemuan rutin, workshop, atau pelatihan khusus.
2. *Penguatan Komunikasi*: Membangun komunikasi yang efektif antara manajemen
sekolah dan staf pengajar. Dapat dilakukan melalui forum terbuka, surat kabar internal,
atau platform komunikasi digital.
3. *Pengembangan Kepemimpinan*: Mengembangkan kepemimpinan yang inklusif dan
membangun kemitraan antara manajemen dan staf pengajar. Ini dapat dilakukan melalui
program pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri.
4. *Peningkatan Keterlibatan Staf*: Mendorong partisipasi aktif staf pengajar dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan program sekolah. Ini dapat dilakukan melalui
kelompok diskusi, forum, atau komite khusus.
5. *Penyelesaian Konflik*: Membangun mekanisme resolusi konflik yang efektif dan adil.
Hal ini dapat dilakukan melalui mediasi, pelatihan manajemen konflik, atau
pembentukan tim penyelesaian konflik.

3. 2. Solusi Kasus II
Untuk kasus kedua, mengenai kode etik profesi guru, solusi yang dapat dipertimbangkan
antara lain:

1. *Pelatihan Etika*: Melakukan pelatihan rutin tentang kode etik profesi guru dan
dilema etis yang mungkin dihadapi. Hal ini dapat membantu guru memahami dan
menghadapi dilema etis dengan lebih baik.
2. *Pengawasan Internal*: Membangun mekanisme pengawasan internal untuk
memantau pelaksanaan kode etik. Hal ini dapat dilakukan melalui pengawasan oleh
rekan sejawat atau komite etika.
3. *Konsultasi Etika*: Menyediakan layanan konsultasi etika bagi guru yang
menghadapi dilema etis. Guru dapat berkonsultasi dengan tim atau individu yang
berpengalaman dalam bidang etika.
4. *Penguatan Budaya Organisasi*: Membangun budaya organisasi yang menghargai
integritas dan etika profesional. Hal ini dapat dilakukan melalui penghargaan bagi
guru yang menunjukkan prilaku etis dan integritas.
5. *Pelaporan Dilema Etis*: Membangun sistem pelaporan dilema etis yang aman dan
rahasia bagi guru yang menghadapi situasi yang memerlukan pertimbangan etis.
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dengan mempelajari hakikat organisasi dan mengikuti kode etik profesi guru, para
pendidik dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang struktur, budaya, dan
fungsi organisasi mereka, serta prinsip-prinsip moral yang harus mereka ikuti dalam
menjalankan tugas mereka sebagai pendidik. Kesimpulannya, pemahaman yang kuat
tentang hakikat organisasi dan penghargaan terhadap kode etik profesi guru membantu
menciptakan lingkungan belajar yang aman, bermartabat, dan memberikan pengalaman
pendidikan yang bermakna bagi siswa.

4.2 SARAN
Mewujudkan profesionalisme guru merupakan tugas setiap stakeholder pendidikan,
baik dari jajaran pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan. Sinergi semua ini harus
dialkukan agar perbaikan mutu guru dalam berbagai kemampuan dapat terwujud. Melihat
tantangan yang ada didepan yang sangat terjal, solusinya memang harus saling bahu
membahu dalam perbaikan profesionalisme seorang guru.

.
DAFTAR PUSAKA
:National Education Association. (2020). Code of Ethics of the Education Profession. Retrieved
from nea.orgStrike, K. A., & Soltis, J. F. (2004). The Ethics of Teaching. Teachers College
Press.American Federation of Teachers. (2020). Professional Ethics and Educator Discipline.
Retrieved from aft.org

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior. Pearson.Deal, T. E., &
Kennedy, A. A. (1982). Corporate Cultures: The Rites and Rituals of Corporate Life. Perseus
Books.Scott, W. R. (2014). Institutions and Organizations: Ideas, Interests, and Identities.
SAGE Publications.

Hukum Administrasi Negara, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.Code of Ethics of the


Education Profession in Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai