Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MINI RISET PROFESI PENDIDIKAN

“Menganalisis dan memberikan solusi mengenai


permasalahan yang terjadi antara guru dan murid pada
sekolah SMP NEGERI 35 MEDAN.”

Disusun oleh :
Zulham Fauzi
Rizki Fahreza
Efander Alclin Pandia
Fadli Annur Permana
MHD Rizky Indonesia Rusty

PRODI :
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN :
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

i
T.A 2024

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah....................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Manfaat penelitian...................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................3

2.1 Dasar teori............................................................................................... 3

2.2 Sebab-sebab siswa bermasalah...............................................................3

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................7

3.1 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................7

3.2 Analisis Data.............................................................................................7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................9

4.1 Kesimpulan dan Saran..............................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatu


Segala puji bagi Allah tuhan yang maha esa, yang telah memberikan kita
nikmat keselamatan, kesehatan, serta atas karunianya kami dapat mengerjakan
tugas yang diberikan oleh ibu Lidia Simanihuruk.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh ibu Lidia Simanihuruk kepada kami, makalah ini berisi data-
data yang telah kami analisis berdasarkan filosofi keilmuan pada sebuah sekolah
SMP NEGERI 35 MEDAN dan juga kami menyajikan beberapa masalah-masalah
yang terjadi pada sekolah tersebut. Kami juga memberikan hasil diskusi kami
berupa solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada sekolah tersebut
terutama pada masalah yang dominan dan terus-menerus terjadi dan belum
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan para
pembaca, itu saja yang bisa kami sampaikan pada makalah ini. Demikianlah yang
dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini.
Billahi taufik wal hidayah wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatu.

Medan, 01 april 2024

penyusun

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sekolah adalah sebuah tempat yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid dibawah pengawasan pendidik/guru. Sekolah juga merupakan salah satu
tempat untuk menuntut ilmu dan melakukan berbagai aktivitas yang berdampak
baik bagi individu, tetapi tidak semua murid menginginkan hal itu karena
tujuan setiap murid pasti berbeda-beda. Sekolah memiliki berbagai pengajar
dalam berbagai bidang untuk mengajarkannya pada murid-muridnya, banyak
cara yang dilakukan pengajar untuk mendidik para muridnya untuk dapat
mendapatkan apa yang diinginkan sesuai tujuan guru tersebut mengajar dan
agar para murid juga paham dan mampu mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda karena pengaruh
lingkungan, kurangnya didikan orang tua pada anak, dan masih banyak lagi, hal
ini lah yang mempengaruhi murid saat pembelajaran di sekolah. Murid juga
memiliki kecepatan pemahaman yang berbeda-beda pula dalam menangkap
pelajaran. Kurangnya kasih sayang orang tua pada anak dapat menyebabkan
anak mencari kasih sayang diluar rumah seperti disekolah atau tempat lainnya
dengan cara yang tidak disukai oleh orang lain seperti menjahili orang lain agar
anak mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya yang tidak didapat dari
orang tuanya. Dari hal tersebut juga muncul beberapa kasus yang sering terjadi
di sekolah seperti membully teman sekolah, menjahili teman, melawan pada
guru, dll. Sekolah SMP NEGERI 35 merupakan salah satu sekolah yang
mendapati masalah tersebut pada muridnya. Untuk mencegah agar tidak terjadi
hal tersebut. Maka diperlukanlah solusi yang cocok dengan masalah tersebut.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja masalah yang terjadi pada sekolah SMP NEGERI 35 MEDAN ?
2. Sebutkan masalah yang dominan dan terus-menerus terjadi pada sekolah
SMP NEGERI 35 MEDAN ?

1
3. Berikan solusi dari masalah yang dominan tersebut berdasarkan hasil
diskusi kelompok ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditemukan tujuan dari masalah
diatas
1. Mampu menjelaskan masalah yang terjadi pada sekolah SMP NEGERI 35
MEDAN.
2. Mampu menjelaskan masalah yang dominan dan terus-menerus terjadi
pada sekolah SMP NEGERI 35 MEDAN.
3. Mampu menjelaskan solusi dari masalah yang dominan terjadi pada
sekolah SMP NEGERI 35 MEDAN.
1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan diatas dapat kita
peroleh manfaat penelitian, yaitu :
1. Dapat meningkatkan cara kerja analisis pada otak.
2. Dapat mempengaruhi cara berpikir untuk menemukan solusi dari suatu
masalah.
3. Dapat menyelesaikan tugas dengan efektif karena bisa menganalisis secara
mendalam.

2
3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Dasar teori


Sekolah adalah sebuah lembaga Pendidikan yang menampung berbagai
macam siswa dengan latar belakang kepribadian yang berbeda. Siswa
bermasalah adalah apabila anak tersebut menunjukkan gejala-gejala
penyimpangan sederhana dan penyimpangan ekstrim. Contoh dari
penyimpangan sedehana, yaitu mengantuk, suka menyendiri, kadang terlambat
datang ke sekolah. Contoh penyimpangan ekstrim yaitu sering tidak berangkat
sekolah(bolos sekolah), memeras teman-temannya, ataupun tidak sopan kepada
orang lain juga kepada gurunya.
Siswa bermasalah di sekolah biasanya menunjukkan gejala-gejala dari
tingkah lakunya. Siswa bermasalahkan dapat diidentifikasi dari beberapa
tingkah laku yang berbeda. Misalnya, agresif, curiga, over sensitive, pemimpi,
dan tingkah laku anti sosial, yang telah menghalangi tujuan siswa.
Masalah ialah suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang sudah terjadi tentang suatu perihal, atau kesenjangan antara
kenyataan yang terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan
kenyataannya.
Secara sederhana masalah dapat diartikan sebagai sesuatu yang
menghambat, merintangi, atau mempersulit seseorang mencapai maksud dan
tujuan tertentu. Bentuk konkret dari hambatan atau rintangan itu dapat
bermacam-macam, misalnya godaan, gangguan dari dalam atau dari luar,
tantangan yang ditimbulkan oleh situasi hidup. Masalah yang timbul dalam
kehidupan siswa di sekolah beraneka ragam, salah satunya masalah
perkembangan individu. Pengawasan terhadap remaja harus dilakukan sedini
mungkin untuk meminimalisir terjadinya masalah yang lebih besar. Selain
orang tua dan lingkungan bermain, lingkungan sekolahpun juga memiliki
perasan penting dalam memantau perkembangan melalui kegiatan yang
dilakukan siswa di sekolah.
2.2 Sebab-sebab siswa bermasalah
Siswa yang sering membuat masalah di sekolah biasanya memiliki latar
belakang yang mempengaruhinya. Secara garis besar pangkal soal masalah-
masalah siswa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Masalah internal

4
Masalah internal adalah masalah yang berpangkal dari kondisi murid itu
sendiri. Masalah tersebut bisa disebabkan dari adanya kelainan fisik
maupun psikis.
a) Kelainan fisik
Anak-anak yang menderita kelainan fisik akan merasa terrtolak
untuk hadir di tengah-tengah temannya yang normal. Kelainan-kelainan
yang terjadi pada fisik diantaranya adalah buta, bermata satu, tuli, kaki
kecil satu, atau bahkan lumpuh total.
b) Kelainan Psikis
Kelainan psikis adalah kelainan yang terjadi pada kemampuan
berpikir (kecerdasan) seorang anak. Kelainan psikis dikategorikan pada
kelainan psikis inferior (lemah) maupun kelainan psikis superior (kuat).
Anak-anak memiliki taraf kecerdasan (IQ) yang berbeda-beda. Kecerdasan
dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :
Idiot : IQ kurang dari 30
Embisil : IQ 30 – 49
Debil : IQ 50 – 69
Border Line : IQ 70 – 79
Bodoh : IQ 80 – 89
Sedang, rata-rata : IQ 80 – 109
Cerdas : IQ 110 – 119
Cerdas sekali : IQ 120 – 139
Genius : IQ 140 Keatas
2) Masalah eksternal
a) Keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama kali dikenal
oleh anak. Orang tua otoriter akan memperlakukan akan secara otoriter.
Anak yang dididik secara otoriter akan tumbuh dan berkembang sebagai
anak otoriter dan keras kepala. Anak-anak yang dibesarkan dengan segala
kemudahan juga akan mempunyai kesan bahwa segalanya itu mudah. Anak
akan sangat terpukul jika terpaksa harus menghadapi beberapa kesulitan,
bahkan tidak sedikit akan melakukan pemberontakan.
b) Pergaulan
Lingkungan kedua yang dikenal oleh anak adalah lingkungan
masyarakat atau lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan juga memiliki

5
pengaruh yang besar bagi perkembangan psikis anak, jika lingkungan baik,
anak akan cenderung menjadi baik, jika lingkungan jelek anak pun ada
kecenderungan memiliki kepribadian yang jelek.
c) Pengalaman hidup
Pengalaman-pengalaman di masa lalu biasanya tidak mudah
dilupakan oleh siswa, semuanya tersimpan rapi dalam ruang ingatan. Siswa
yang bodoh sering tak diperhatikan oleh gurunya. Suatu saat ketika siswa
berbuat keributan dan ternyata dengan cara itu dia diperhatikan gurunya,
karena siswa tersebut butuh diperhatikan oleh gurunya, maka sesuai dengan
pengalamannya siswa pun senantiasa berbuat keributan, dan keributan
baginya menjadi suatu keharusan.
Sebab-sebab perilaku bermasalah pada siswa dipicu oleh banyak
faktor yang mempengaruhinya. Emmer dan Evertson mengemukakan bahwa
sebab-sebab perilaku bermasalah timbul dari pemicu stress (misalnya,
perlakuan yang kasar, kematian salah satu anggota keluarga, orang tua yang
tidak bekerja, penyakit yang serius, atau perceraian) yang dialami oleh siswa
dirumah atau tempat lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa
yang bermasalah di sekolah, baik dalam hal pola perilaku maupun dalam
bidang akademiknya terdapat faktor penyebab yang mempengaruhinya.
Permasalahan tersebut dapat disebabkan karena faktor internal, yaitu
permasalahan yang berasal dari siswa itu sendiri, maupun masalah eksternal
yang disebabkan karena adanya permasalahan di luar diri siswa tersebut,
seperti adanya permasalahan yang sisswa alami di rumah yang siswa bawa
ke sekolah sehingga berdampak pada permasalahan pola perilaku dan
prestasi akademik siswa ketika di sekolah.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data


Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran empirik siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Medan terkait permasalahan siswa SMP.
Penelitian dilakukan pada bulan April 2024 di SMP Negeri 35 di Kota Medan .
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan jenis penelitian
survei.
Penelitian ini menggunakan interview yang merujuk pada “Permasalahan
Siswa” pada salah seorang guru dari sekolah tersebut. Setelah dilakukan uji
coba menggunakan pertanyaan yang diberikan pada guru tersebut. Didapatkan
permasalahan yang sering terjadi adalah penyimpangan sederhana dan sedikit
untuk penyimpangan ekstrim.
3.2 Analisis Data
Hasil penelitian menunjukkan 45% dari kapasitas siswa sekolah yang
terdapat siswa yang melakukan penyimpangan sederhana. Siswa dengan
tingkat permasalahan berada pada kategori bermasalah (sedang) artinya
memiliki perilaku yang menghambat, menganggu, dan merintangi diri untuk
mencapai suatu tujuan serta merugikan diri sendiri dan orang lain. Andi
Mappiere juga mengungkapkan bahwa perilaku menyimpang disebut juga
dengan tingkah laku bermasalah. Tingkah laku bermasalah masih dianggap
wajar jika hal ini terjadi pada remaja. Maksudnya, tingkah laku ini masih
terjadi dalam batas ciriciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat dari
perubahan yang terjadi pada remaja secara fisik dan psikis. Berdasarkan
analisis permasalahan siswa secara keseluruhan juga menunjukkan masih
adanya siswa yang masuk dalam kategori tidak bermasalah (tinggi) sebesar
65%. Siswa pada kategori tidak bermasalah atau tingkat permasalahannya
rendah artinya memiliki gambaran perilaku yang tidak menyimpang dan
bertolak belakang di hampir setiap deskriptor-deskriptor permasalahan siswa
SMP. Hal ini menunjukkan perilaku yang baik dan siswa mampu
menyesuaikan diri dengan segala perubahan dan perkembangan baik secara
fisik maupun psikis.
Data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa SMP NEGERI 35
MEDAN berada pada kategori bermasalah rendah dengan pernyataan yang
dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Amerika RAND yang menyebutkan
bahwa jenjang sekolah menengah merupakan masa kritis bagi remaja awal.
Perilaku bermasalah siswa meningkat pada sekolah menengah dan disebut-

7
sebut sebagai penyebab terjadinya keterasingan remaja, dikeluarkan dari
sekolah, dan prestasi rendah.
Hasil data penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII
(10%), VIII (10%), dan IX (25%) berada pada kategori bermasalah. Banyaknya
jumlah siswa di setiap kelas dengan keberagaman yang terdapat di dalamnya
(agama, budaya, tingkat ekonomi dll), tentunya dapat memberikan dampak
negatif maupun positif. Siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri tetunya
akanmenunjukkan sikap atau perilaku yang tidak sesuai. Guru BK yang hanya
berjumlah 2-4 orang disetiap kelas tidak sebanding dengan jumlah siswa, yang
secara langsung maupun tidak akan mempengaruhi perhatian guru BK terhadap
siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti juga menemukan masih
ada guru BK yang memiliki tugas lain yaitu sebagai Pembina ekstrakulikuler
dan kesiswaan.
Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa siswa perempuan
memiliki permasalahan yang cenderung lebih tinggi atau bermasalah dari pada
laki-laki. Perbedaan yang menonjol antara laki-laki dan perempuan terletak
pada arah pengenalan masalahnya. Siswa laki-laki cenderung suka menerapkan
pendekatan baru sehingga memiliki lebih banyak cara memecahkan masalah
dibandingkan siswa perempuan. Selain itu, siswa laki-laki tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahannya, sehingga
tetap fokus pada apa yang menjadi tujuan pemecahan masalah (Bastable,
2002).

8
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, permasalahan
siswa SMP Negeri di Kota Bogor secara keseluruhan berada pada
kategoribermasalah (15%). Tiga indikator yang memperoleh persentase
permasalahan tertinggi, yaitu memperoleh informasi karir, meningkatkan
keterampilan belajar, dan konsep diri akademik. Saran bagi guru BK
diharapkan dapat memberikan layanan dasar dalam bidang karir agar siswa
dapat mengenali diri dan keterampilan yang dimiliki, menggambarkan
keterampilan dan menghubungkannya dengan berbagai minat dan bakat atau
perencanaan masa depan, dan pengenalan sekolah lanjutan (SMA/SMK) serta
bagaimana mengatur waktu dan berkonsentrasi dalam belajar terhindar dari
rasa cemas menghadapi UN. Dukungan guru kelas dalam memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengikuti layanan BK, dan mengalihtangankan
siswa yang memerlukan layanan kepada guru BK. Orang tua juga diharapkan
dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memberikan informasi terkait
kegiatan belajar siswa dan perilakunya sehari-hari. Dan siswa juga diharapkan
dapat mengikuti setiap layanan yang diberikan oleh guru BK dan segera
melapor kepada guru atau orang tua seandainya memiliki masalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Ii et al. 2010)Ii, B A B, Siswa Bermasalah, Korban Kekerasan, and Dalam


Rumah. 2010. “Studi Deskriptif Penanganan..., Setyaning Pakerti, FKIP,
UMP, 2016.” : 9–45.
Wendari, Weni Nur, Aip Badrujaman, and Atiek Sismiati S. 2016. “Profil
Permasalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kota
Bogor.” Insight: Jurnal Bimbingan Konseling 5(1): 134.
doi:10.21009/insight.051.19.
L.J Moleong. 2022. Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian
Kualitatif.

11

Anda mungkin juga menyukai