PSIKOLOGI BELAJAR
Disusun Oleh :
Rismayanti 18.03.3494
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesakan makalah ini tepat pada waktunya.
Akhir kata, semoga Makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi hasil tulisan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................2
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................8
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PENJELASAN
2
Ada yang karena faktor non-intelegensi (Ahmadi, 2013: 78)
Kesulitan yang telah disebutkan di ata, hanyalah sedikit dari setiap kesulitan
belajar yang ada. Karena kesulitan di atas sifatnya umum, bagaimana untuk
masalah yang khusus seperti sekolah yang sarana pra sarana tidak lengkap? Tentu
akan menimbulkan kesulitan belajar lainnya.
Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu
keadaan yang menghambat seorang peserta didik dalam belajar dan keadaan itu
bisa berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri.
3
Kondisi kelas juga berpengaruh pada psikis dari peserta didik yang
akan menentukan apakah ia sulit belajar atau tidak. Kondisi kelas turut
mempengaruhi minat belajar siswa. (Al-hamdani, 2018: 25) Minat atau
tidaknya seorang peserta didik akan menjadi penghambat bagi proses
belajar.
Selain dari uraian ini ada hal lain dari sekolah yang akan menghambat
proses belajar peserta didik diantaranya guru yang buruk, hubungan guru
dan peserta didik, alat dan media yang kurang, suasana sekolah, dan
disiplin waktu yang kurang.
3. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang turut membentuk anak dalam
segala aktivitasnya (Al-hamdani, 2018: 26). Walaupun seorang peserta didik
telah masuk sekolah tetapi tidak dipungkiri bahwa keluarga adalah hal
penting yang membentuk semua aktivitas peserta didik di sekolah.
Ketika sistem kekerabatan semakin renggang, kebutuhan belajar tidak
terpenuhi, terutama kebutuhan krusial maka ketika itulah suasana keluarga
tidak menyediakan atau menyiapkan suatu kondisi dengan lingkungan yang
kreatif bagi belajar anak. Maka lingkungan keluarga yang demikian ikut
terlibat dalam menyebabkan kesulitan belajar anak.
4. Faktor Masyarakat Sekitar
Kehidupan peserta didik tidak selamanya berada dilingkungan sekolah
dan keluarga, hal yang sangat penting namun sering dilupakan adalah
tempat dia bergaul atau bermain dengan temannya yang akrab disebut
dengan lingkungan sosial masyarakat.
Jika seorang peserta didik bergaul dengan orang orang yang memiliki
potensi belajar yang tinggi, maka peserta didik akan terpengaruh dan ikut
menyadarkan semangat belajarnya. Hal ini adalah hal positif yang dapat
diambil dari masyarakat. Namun sayangnya tidak semua masyarakat
memiliki perlakuan yang baik dalam pergaulannya.
Di zaman yang semakin maju ini. Masyarakat justru terpukul mundur
oleh pergaulan negatif yang dibawanya. Pergaulan negatif ini mengarah
pada para pelajar yang masih labil emosinya sehingga mudah untuk
4
dipengaruhi. Pergaulan negatif terlalu banyak motif dan jenisnya,
diantaranya gengster, pergaulan bebas seperti seks dan lainnya. Hal ini akan
menjadi salah satu faktor yang menjadi penghambat proses belajar seoarang
peserta didik
5
memalui setiap catatan tentang dirinya. Dari hal ini kita dapat
mengetahui alasan apa yang membuat peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar. Berbagai dokumentasi yang dapat kita baca
dari peserta didik seperti riwayat hidup pserta didik, prestasi anak
didik, kumpulan ulangan, catatan kesehatan, buku raport dan lainnya.
Tes Diagnosis
Tes ini dapat dilakukan sebelum peserta didik memulai pelajaran di
kelas. Carannya dengan memberi beberapa pertanyaan dan melihat
apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan dasr tentang bahan
ajar yang akan disampaikan atau tidak.
6
Setiap data yang telah terkumpul hanya akan menjadi sampah yang
tidak berguna apabila tidak diolah dengan baik. Karenanya penyebab dari
kesulitan belajar peserta didik akan sukar diketahui. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dlam pengolahan datanya sebagai berikut: identifikasi
kasus, membandingkan antarkasur, membandingkan dengan hasil tes,
menarik kesimpulan.
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Tentu keputusan ini dilakukan setelah dilakukannya
analisis terhadap data yang telah terkumpul.
4. Prognosis
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar
pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis kegiatan penyususnan
program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang haus diberikan
kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar.
5. Treatment
Treatment adalah perlakuan. Perlakuan yang dimakasud di sini adalah
pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap tahap
sebelumnya.
6. Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak. Artinya adakah
kemajuan yaiutu peserta didik dapat dibantu untuk keluar dari lingkaran
kesulitan belajar atu tidak. Ayaukan justru treatment nya gagal total.
7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menghambat seorang peserta
didik dalam belajar dan keadaan itu bisa berasa dari dari sendiri maupun dari luar
diri.
Penyebab dari peserta belajar yang mengalami kesulitan dalam belajarnya
jika dilihat secara umum terbagi dua: faktor intern dan faktor ekstern. Jika sudut
pandang diarahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan
masyarakat sekitar.
Cara penanggulangan dari kesulitan belajar ini berbeda-beda tergantung
dari apa penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Karena
apabila cara mengatasi yang dilakukan tidak sesuai dengan penyebab sulit belajar
dikhawatirkan justru akan menambah kesulitan peserta didik dalam belajar. Cara
baik yang dapat ditempuh adalah dengan urutan sebagi berikut; pengumpulan
data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Al-hamdani, Djaswidi. 2018. Toeri Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian.
Bandung :Media Cendekia Publisher.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta