Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI BELAJAR

Kesulitan Dalam Proses Belajar

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar

Dosen Pengampu : Tatang Sulaeman, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Hilman Fathur Rohman 18.03.3431

Rismayanti 18.03.3494

Yusuf Maulana 18. 03. 3523

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesakan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Terlepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, semoga Makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi hasil tulisan ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................2

A. Pengertian Kesulitan Belajar


B. Faktor Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
C. Cara Mengenal Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar
D. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................8

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar, hal yang penting untuk dilakukan pada zaman yang semakin
maju dan memntingkan ilmu pengetahuan dalam pemahamannya. Namun, sayang
banyak pelajar yang mengalami kesulitan selama melakukan pembelajaran ini.
Kesulitanyang dialami bermacam macam mulai dari yang ringan sampai berat,
mulai dari masalah intern sampai masalah ekstern.
Kesulitan peserta didik dalam belajar akan berdampak negatif pada
perkembangan peserat didik tersebut di masa depan nanti. Bahkan hl yang paling
ditakuti adalah ketika ia menyerah untuk terus melakukan pembelajaran sehingga
perkembangannya akan terhambat dan akan berakibat buruk untuk dirinya
dilingkunagn sosial.
Ada banyak hal yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan
ini. Tetapi bukan berarti tidak ada cara atau solusi yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar ini, selama metode dan cara penanganan yang tepat
maka kesulitan dalam belajar dapat diatasi.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu kesulitan belajar?
 Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan
dalam belajar ?
 Bagaimana cara mengatasi seseorang yang mengalami sulit belajar
1.3 Tujuan Penulisan
 Dapat mengetahui hal yang menyebabkan seseorang mengalami
kesulitan dalam belajar
 Dapat mengatasi masalah seseorang yang mengalami sulit belajar

1
BAB 2

PENJELASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar


Setiap anak didik menjalani kehariannya di sekolah untuk belajar dan menjadi
seseorang yang lebih baik di masa depan. Namun, belajar tidak hanya selalu
berada di sekolah ataupun kelas belajar, karena belajar juga bisa di lakukan di
rumah, di lingkungan bermain dan masyarakat serta lainnya.
Prestasi adalah hal yang selalu diperjuangkan di setiap sekolah oleh anak
didik, baik di sekolah tingkat dasar samapi pergurun tinggi sekalipun. Tetapi
setiap manusia memiliki kesulitannya sendiri dalam belajar, baik yang belajar di
kota ataupun di pedesaan kecil.
Kesulitan belajar ini selalu muncul dan sulit untuk dihentikan. Setiap kali
kesulitan belajar yang satu dapat diatasi tetapi pada waktu lainnya akan muncul
lagi kesulitan belajar anak didik yang lain (Djamarah, 2008: 234). Namun suatu
kesalahan besar apabila orang-orang menyebutkan bahwa kesulitan belajar itu
hanya sekedar karena masalah intelegensinya. Karena banyak peserta didik yang
sangat pintar dan baik daya tangkapnya, namun tetap saja kesuliatn belajar selalu
menghampiri mereka.
Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-macam, dan
dapat dikelompokan menjadi empat macam, yaitu semacam berikut:
1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
 Ada yang berat
 Ada yang sedang
2. Dilihat dari mata pelajaran yang diatasi
 Ada yang sebagian mata pelajaran
 Ada yang sifatnya sementara
3. Dilihat dari sifat kesulitannya
 Ada yang sifatnya sementara
 Ada yang sifatnya sementara
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya
 Ada yang karena faktor inteligensi

2
 Ada yang karena faktor non-intelegensi (Ahmadi, 2013: 78)

Kesulitan yang telah disebutkan di ata, hanyalah sedikit dari setiap kesulitan
belajar yang ada. Karena kesulitan di atas sifatnya umum, bagaimana untuk
masalah yang khusus seperti sekolah yang sarana pra sarana tidak lengkap? Tentu
akan menimbulkan kesulitan belajar lainnya.

Dari uraian ini dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu
keadaan yang menghambat seorang peserta didik dalam belajar dan keadaan itu
bisa berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri.

B. Faktor Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Ada banyak faktor yang menyebabkan peserta belajar mengalami kesulitan


dalam belajarnya. Secara umum faktor tesebut adalah faktor intern dan faktor
ekstern. Jika sudut pandang diarahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik,
sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar. Berikut penjelasannya.

1. Faktor Anak Didik


Peserta didik memiliki peran penting dalam pendidikan. Dialah yang
merasakan langsung penderitaan dari kesulitan belajar. Karena ia adalah
orang yang belajar bukan guru yang belajar (Djamarah, 2008: 237) ada
banyak hal dalam diri seorang peserta didik yang membuat ia sulit dalam
belajar diantaranya adalah IQ yang rendah, bakat yang kurang mumpuni,
faktor emosional, kebiasaan buruk, keadaan fisik, seks dan tidak ada
motivasi dalam belajar.
2. Faktor Sekolah
Sekolah adalah tempat dimana peserta didik selalu berada selama
proses belajar, hal ini yang menyebabkan sekolah memilki peran penting
dalam pembentukan peserta didik. Kenyamanan dan ketenangan anak didik
dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan sistem sosial
di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dan kreatif.
(Djamarah,2008: 239)

3
Kondisi kelas juga berpengaruh pada psikis dari peserta didik yang
akan menentukan apakah ia sulit belajar atau tidak. Kondisi kelas turut
mempengaruhi minat belajar siswa. (Al-hamdani, 2018: 25) Minat atau
tidaknya seorang peserta didik akan menjadi penghambat bagi proses
belajar.
Selain dari uraian ini ada hal lain dari sekolah yang akan menghambat
proses belajar peserta didik diantaranya guru yang buruk, hubungan guru
dan peserta didik, alat dan media yang kurang, suasana sekolah, dan
disiplin waktu yang kurang.
3. Faktor Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang turut membentuk anak dalam
segala aktivitasnya (Al-hamdani, 2018: 26). Walaupun seorang peserta didik
telah masuk sekolah tetapi tidak dipungkiri bahwa keluarga adalah hal
penting yang membentuk semua aktivitas peserta didik di sekolah.
Ketika sistem kekerabatan semakin renggang, kebutuhan belajar tidak
terpenuhi, terutama kebutuhan krusial maka ketika itulah suasana keluarga
tidak menyediakan atau menyiapkan suatu kondisi dengan lingkungan yang
kreatif bagi belajar anak. Maka lingkungan keluarga yang demikian ikut
terlibat dalam menyebabkan kesulitan belajar anak.
4. Faktor Masyarakat Sekitar
Kehidupan peserta didik tidak selamanya berada dilingkungan sekolah
dan keluarga, hal yang sangat penting namun sering dilupakan adalah
tempat dia bergaul atau bermain dengan temannya yang akrab disebut
dengan lingkungan sosial masyarakat.
Jika seorang peserta didik bergaul dengan orang orang yang memiliki
potensi belajar yang tinggi, maka peserta didik akan terpengaruh dan ikut
menyadarkan semangat belajarnya. Hal ini adalah hal positif yang dapat
diambil dari masyarakat. Namun sayangnya tidak semua masyarakat
memiliki perlakuan yang baik dalam pergaulannya.
Di zaman yang semakin maju ini. Masyarakat justru terpukul mundur
oleh pergaulan negatif yang dibawanya. Pergaulan negatif ini mengarah
pada para pelajar yang masih labil emosinya sehingga mudah untuk

4
dipengaruhi. Pergaulan negatif terlalu banyak motif dan jenisnya,
diantaranya gengster, pergaulan bebas seperti seks dan lainnya. Hal ini akan
menjadi salah satu faktor yang menjadi penghambat proses belajar seoarang
peserta didik

C. Cara Mengenal Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar


Seperti yang telah diuraikan d atas bahwa seorang peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar adalah merka yang mengalami keyidak wajaran
dalam belajar yang dipengaruhi oleh banyak hal mulai yang sederhana samapai
yang paling kompleks, dari yang dpat dilihat secara langsung samapi sesuatu yang
tidak dpat diamati secara langsung.
Beberapa petunjuk yang dapat diamati langsung adalah hal yang mudah untuk
ditebak bahwa peserta mengalami ksulitan belajar atau tidak. Dan dapat
diidentifikasi dengan petunjuk sebagai berikut: menunujkan prestasi yang rendah,
kasil belajar tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, peserta didik lambat
dalam mengerjakan tugas-tugas, sikap yang tidak wajar, potensi yang terbuang
percuma.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Observasi
Obeservasi merupakan upaya memperoleh suatu data dengan
langsung mengamati trhadap objek (Ahmadi,2013:95). Selagi
melakukan obsevasi kita harus terus mencatat segala sesuatu yang
telah kita dapatkan dari subjek, kemudian pilih segala sesuatu yang
berkaitan dengan dengan tujuan pendidikan.
 Interview
Interview adalah suatu cara pemerolehan data melalui wawancara
langsung terhadap objek yang akan diteliti. Interview akan jauh lebih
akurat apabila dilakukan bersamaan setelah Observasi.
 Dokumentasi
Dokumentasi, adalah cara dimana ketika kita ingin mengetahui
tentang peserta didik yang kita amati, maka kita mengamatinya

5
memalui setiap catatan tentang dirinya. Dari hal ini kita dapat
mengetahui alasan apa yang membuat peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar. Berbagai dokumentasi yang dapat kita baca
dari peserta didik seperti riwayat hidup pserta didik, prestasi anak
didik, kumpulan ulangan, catatan kesehatan, buku raport dan lainnya.
 Tes Diagnosis
Tes ini dapat dilakukan sebelum peserta didik memulai pelajaran di
kelas. Carannya dengan memberi beberapa pertanyaan dan melihat
apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan dasr tentang bahan
ajar yang akan disampaikan atau tidak.

D. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar


Setiap kesulitan pasti akan menemukan kemudahan dan cara mengatasi
kesulitan tersbut. Sama halnya dengan hal yang telah diurai sebelumnya, kesulitan
dalam belajar akan dapat diselesaikan dengan baik jika dihadapai dengan baik
pula. Namun, sebelumnya sebelum sebelum mengatasi kesulitan belajar ini kita
harus tahu penyebab dari kesulitan belajar tersebut sehingga dapat mengatasinya
dengan cara yang efektif
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha
mengatasi kesulitan belajar anak didik dapat dilakukan melalui enam tahap, yaitu
pengumpulan data, pengolahan data, diagnosi, prodiagnosis, treatment, dan
evaluasi. (Djamarah,2008: 250)
1. Pengumpulan data
Untuk menentukan sumber dari penyebab masalah dalam kesulitan
belajar diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perlu
diadakan pengamatan langsung terhadap objek yang bermasalah. Cara
dokumentasi ataupun interview dapat menjadi salah satu cara dari metode
pengumpulan data ini. Namun hal lain yang dapat dilakukan ialah seperti
kunjungan rumah, case study, case history, meneliti setiap kegiatan anak
dan lainnya.
2. Pengolahan data

6
Setiap data yang telah terkumpul hanya akan menjadi sampah yang
tidak berguna apabila tidak diolah dengan baik. Karenanya penyebab dari
kesulitan belajar peserta didik akan sukar diketahui. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dlam pengolahan datanya sebagai berikut: identifikasi
kasus, membandingkan antarkasur, membandingkan dengan hasil tes,
menarik kesimpulan.
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari
pengolahan data. Tentu keputusan ini dilakukan setelah dilakukannya
analisis terhadap data yang telah terkumpul.
4. Prognosis
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis menjadi dasar
pijakan dalam kegiatan prognosis. Dalam prognosis kegiatan penyususnan
program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang haus diberikan
kepada anak untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar.
5. Treatment
Treatment adalah perlakuan. Perlakuan yang dimakasud di sini adalah
pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap tahap
sebelumnya.
6. Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak. Artinya adakah
kemajuan yaiutu peserta didik dapat dibantu untuk keluar dari lingkaran
kesulitan belajar atu tidak. Ayaukan justru treatment nya gagal total.

7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menghambat seorang peserta
didik dalam belajar dan keadaan itu bisa berasa dari dari sendiri maupun dari luar
diri.
Penyebab dari peserta belajar yang mengalami kesulitan dalam belajarnya
jika dilihat secara umum terbagi dua: faktor intern dan faktor ekstern. Jika sudut
pandang diarahkan pada aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan
masyarakat sekitar.
Cara penanggulangan dari kesulitan belajar ini berbeda-beda tergantung
dari apa penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Karena
apabila cara mengatasi yang dilakukan tidak sesuai dengan penyebab sulit belajar
dikhawatirkan justru akan menambah kesulitan peserta didik dalam belajar. Cara
baik yang dapat ditempuh adalah dengan urutan sebagi berikut; pengumpulan
data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Al-hamdani, Djaswidi. 2018. Toeri Belajar: Peran, Fungsi Dan Pengertian.
Bandung :Media Cendekia Publisher.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai