Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 5

KETERAMPILAN MEMBACA

Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya; jika teks yang dilafalkan
maka pembelajarannya jelas dan fasih, tepat informasi, dan penjedaannya, sehingga
komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks (Amir,
1996:2). Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan
melisankan atau hanya di hati (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia, 2002:18).

A. Aspek-Aspek dalam Membaca


Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis;
2. aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpresentasikan apa yang dilihat
sebagai simbol;
3. aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada;
4. aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari;
5. aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh
terhadap kegiatan membaca.

B. Tujuan membaca
Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu:
1. memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik;
2. memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan
atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga);
3. berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki;
4. berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami
surat-surat bisnis;
5. mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia;
6. mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam
koran, majalah, laporan);
7. memperoleh kesenangan atau hiburan.

PERTEMUAN 6

C. Metode Membaca Cepat


1. Teknik Skimming
Membaca sekilas atau skimming adalah membaca dengan cepat untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat. Dalam hal ini pembaca melakukan kegiatan
membaca secara cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-
bagiannya.
Membaca sekilas merupakan salah satu teknik dalam membaca cepat. Soedarso
(2001:88-89) menyatakan bahwa skimming adalah suatu keterampilan membaca yang
diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dengan tujuan untuk
mengetahui: (1) topik bacaan, (2) pendapat orang, (3) bagian penting tanpa membca
seluruhnya, (4) organisasi tulisan, dan (5) menyegarkan apa yang pernah dibaca.

2. Teknik Scanning
Salah satu teknik membaca yang perlu dikuasai oleh Anda dalam kegiatan membaca
sehari-hari adalah scanning.
Scanning adalah teknik membaca dengan sekilas untuk menemukan sebuah informasi
tertentu dalam sebuah bacaan dengan cepat dan akurat.
Dalam kegiatan membaca sehari-hari teknik scanning dapat digunakan untuk hal-hal
berikut:
a. Mencari nomor telepon di buku telepon
b. Mencari entri kata tertentu dalam kamus
c. Mencari halaman dalam daftar isi majalah / buku
d. Mencari keterangan tentang suatu istilah dalam ensiklopedia
e. Mencari entri atau rujukan sesuatu hal pada indeks atau glossarium buku
f. Mencari data dalam suatu publikasi statistik atau industri
g. Mencari acara siaran TV, jadwal perjalanan, jadwal praktek dokter, dan
sebagainya.
Dalam melakukan scanning Anda akan langsung membaca bagian tertentu dari
suatu bacaan yang berisi informasi yang diperlukan tanpa memperhatikan bagian-
bagian lain yang dianggap tidak terkait atau tidak relevan. Strategi yang baik
digunakan sebelum teknik scanning dilakukan adalah menentukan informasi spesifik
apa yang Anda butuhkan dan mengetahui lebih dahulu bagaimana sebuah informasi
disusun dan distrukturkan.

Materi bacaan yang bisa kita scanning biasanya disusun berdasarkan:


a. Alafabet: materi disusun dalam urutan A-Z (contoh: kamus, buku telepon)
b. Kronologis: materi disusun dalam nomor urut atau urutan waktu (contoh: daftar isi
buku/ majalah, jadwal siaran tv)
c. Kategori: materi disusun berdasarkan suatu kategori (contoh: jadwal praktek
dokter, buku manual kendaraan).
Scanning dilakukan dengan menjaga konsentrasi dan perhatian Anda akan suatu
kata kunci dari informasi yang kita cari sembari melakukan penelusuran dengan cepat.
Dengan mengetahui bagaimana sebuah materi bacaan scanning disusun, Anda dapat
dengan mudah mengatur arah pergerakan mata Anda dalam pencarian dan
penelusuran bacaan.
Cara lain untuk membantu efektivitas teknik scanning adalah dengan menggunakan
alat bantu berupa jari atau alat tulis Anda yang bisa digunakan dalam memandu
pergerakan mata dan menjaga kecepatan telusur yang lebih cepat dan konsisten.

PERTEMUAN 7
3. Teknik SQ3R
Sering kita mengalami kesulitan dalam memahami sebuah buku atau bahan
bacaan lainnya. Tidak jarang untuk memahami sebuah bacaan, kita membacanya lebih
dari satu kali. Yang mengapa demikian? Banyak orang yang membaca sebuah buku
atau bacaan lain dengan cara membaca keseluruhan bacaan ini sekaligus. Dengan cara
ini, orang tersebut beranggapan akan dapat memahami bacaan tersebut dengan baik.
Ternyata anggapan tersebut tidak terlalu tepat untuk memahami suatu bacaan, kita
tidak sekedar membaca. Kita memerlukan strategi yang tepat agar dapat memahami
bacaan itu dengan cepat dan dengan hasil yang baik.
Pemahaman bacaan merupakan kemampuan untuk mengerti ide-ide pokok,
rincian yang penting dari bacaan dan pengertian yang menyeluruh terhadap bacaan
itu. Oleh karena itu, kita perlu menguasai kosa kata struktur tulisan dengan baik.
Banyak cara dan metode yang telah dikembangkan dalam keterampilan membaca
pada kurun waktu lima puluh tahun terakhir ini. Salah satu diantaranya adalah metode
SQ3R. Apakah SQ3R itu?
SQ3R merupakan suatu metode membaca yang baik untuk kepentingan membaca
secara intensif dan rasional. Metode membaca ini dianjurkan oleh seoarang guru besar
psikologi dari Ohio State Univercity, yaitu Prof.Fancis P. Rabinson tahun 1941.
Metode ini merupakan salah satu metode membaca makin lama makin dikenal orang
dan banyak digunakan. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R
mencakup lima langkah:
a. Survei (penelaahan dan pendahuluan)
b. Question (bertanya)
c. Read (baca)
d. Recite (mengutarakan kembali)
e. Review (mengulang kembali)
Dalam menggunakan metode ini, sebelum membaca kita melakukan survei untuk
memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara melihat bagian
permulaan dan akhir. Misalnya, pada saat akan membaca buku, kita mensurvei
terlebih dahulu judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, daftar isi,
kata pengantar, rangkuman dan daftar pustaka. Setelah mensurvei buku, kita
merumuskan beberapa pertanyaan untuk diri sendiri tentang bacaan tersebut yang
diharapkan jawabannya ada di dalam bacaan. Dengan bekal rumusan pertanyaan-
pertanyaan tadi, barulah kita membaca. Setelah membaca, unutk mengetahui
penguasaan kita tentang membaca, kita lakukan kegiatan menceritakan atau
mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri.
Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R diakhiri dengan kegiatan
meninjau kembali atau menguang kembali apa yang sudah kita baca. Kita tidak perlu
membaca ulang bacaan itu secara keseluruhan, tetapi kita hanya memeriksa bagian-
bagian yang dianggap pening yang memberikan gambaran terlewat pada saat kita
membaca sebelumnya.
Begitulah gambaran singkat kegiatan membaca yang menggunakan metode
SQ3R. dengan demikian, yang dimaksud dengan SQ3R adalah suatu metode
membaca untuk menemukan ide-ide pokok dan pendukungnya serta untuk membantu
mengingat agar lebih tahan lama melalui lima langkah kegiatan dalam SQ3R (survey,
question, read, recite dan review) .
Penjelasan dari lima langkah tersebut yakni :
 Survei (penelaahan dan pendahuluan)
Sebelum kita membaca, biasanya orang menyedikan waktu beberapa menit untuk
mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan membuka-buka buku secara
cepat dan keseluruhan yang langsung tampak. Yang dimaksud dengan anatomi buku
tersebut meliputi (1) bagian pendahuluan: halaman judul ,daftar isi, halaman ucapan
terimakasih, daftar tabel dan daftar gambar (jika ada daftar tabel, grafik dan gambar)
atau barang kali juga halaman yang berisi persetujuan dari yang berwenang
menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi. (2) bagian isi buku, yang menggambarkan
urutan dan tata penyajian isi buku. (3) bagian akhir buku, yang berisi kesimpulan,
saran atau rekomendasi, daftar pustaka dan indeks. Jadi, dalam membaca buku, kita
tidak langsung masuk kedalam batang tubuh bacaan tersebut.
 Question (bertanya)
Pada saat menghadapi sebuah bacaan, pernakah mengajukan pertanyaan pada diri
senidiri tentang hal-hal yang berkaitan tentang dengan bacaan atau buku tersebut ?
apabila pembaca melakukan hal demikian, maka pembaca telah merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan pertanyaan-pertanyaan itu dapat
menuntun kita memahami bacaan, dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang
akan dimasuki sehingga anda bersikap aktif. Pembaca tidak saja mengikuti pada apa
yang dikatakan pengarang. Pembaca boleh mengkritik dan mempertanyakan apa yang
dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.
 Read (baca)
Setelah mensurvei dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan, selanjutnya mulai
melakukan membaca. Tidak perlu semua kalimat demi kalimat, melainkan membaca
dapat dengan dituntun pleh pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Perlambat
cara membaca pada bagian-bagian yang penting atau yang dianggap sulit dan percepat
kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah dimengerti. Dengan
demikian, kegiatan membaca dengan hal ini relatif lebih cepat atau efektif, pada
langkah ini konsentrasi diri sangatlah penting.
 Recite (mengutarakan kembali)
Setiap selesai membaca satu bagian berhentilah sejenak. Buatlah catatan-catatan
penting tentang bagian yang dibaca itu dengan kata-kata sendir, lakukan itu secara
terus-menerus sampai selesai membaca. Catatan itu dapat berupa kutipan, simpulan
atau komentar. Catatan-catatan tersebut akan membantu untuk mengingat apa yang
sudah dibaca agar tidak sampai terjadi begitu selesai membaca hilang pula apa yang
telah dibaca.
 Review (mengulang kembali)
Setelah selesai membaca buku secara keseluruhan, tinjau kembali hal-hal yang
penting yang telah dibaca. Temukan bagian-bagian yang peting yang perlu untuk
diingat kembali, terutama hal-hal yang telah diberi tanda atau garisbawah.
Pengulangan kembali ini akan membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman
terhadap bacaan.
Dari uraian diatas kita tahu bahwa kegiatan membaca dengan menggunakan metode
SQ3R akan lebih efektif dan efisien serta memungkinkan member hasil maksimal.

4. Prosedur Klose
Dalam upaya pemilihan bahan, pertimbangan yang paling penting adalah faktor
keterbacaan (readability). Tingkat keterbacaan harus serasi dengan tingkat
kemampuan siswa. Formula-formula keterbacaan seperti: Reading Ease Formula
(RE), Human Interest (HI), Dale and Chall (DAC), Fog Index (Fi), Grafik Fry, Grafik
Raygon, dan (Cloze) prosedur klose dianggap praktis dan sederhana pemakaiannya.
Metode yang dipandang paling berhasil di antara formula-formula tersebut adalah
prosedur klose. Selain dapat dipergunakan sebagai alat untuk menguji keterbacan,
teknik ini juga sekaligus dpat dipergunakan untuk alat/teknik pengajaran membaca.
Dalam fungsinya sebagai alat ajar membaca, prosedur isian rumpang ini sangat
bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Prosedur klose mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Taylor (1953) dengan
nama 'cloze procedure'. Teknik ini diilhami oleh suatu konsep dalam ilmu jiwa Gestal,
yang dikenal sengan istilah 'clozure'. Konsep ini menjelaskan tentang kecenderungan
manusia untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi
satu kesatuan yang utuh; kecenderungan untuk mengisi atau melengkapi sesuatu yang
sesungguhnya ada namun tampak dalam keadaan yang tidak utuh; melihat bagian-
bagian sebagai suatu keseluruhan.
Seperti dijelaskan oleh Sadtono (1982:2) istilah 'clozure' mengandung makna
sebagai persepsi (penglihatan dan pengertian) yang penuh atau komplit dari gambar
atau keadaan yang sebenarnya tidak sempurna. Persepsi keadaan yang sempurna itu
diperoleh dengan cara tidak menghiraukan bagian yang hilang atau bagian yang tidak
sempurna itu; atau dengan cara mengisi sendiri bagian yang hilang atau kurang
sempurna tadi berdasarkan pengalaman yang telah lampau.
Berdasarkan konsep tersebut Taylor mengembangkannya menjadi sebuah alat
ukur keterbacaan wacana yang diberinya nama 'cloze procedure'. Istilah itu
selanjutnya kita namai sebagai 'prosedur/prosedur klose'
Taylor sendiri mendefinisikan prosedur yang ditemukannya itu sebagai, The close
procedure as method of interpreting a massage from 'transmitter' (writer or speaker),
mutilating its language patterns by deleting parts, anda so administering it to
'receiver' (reader and listener) that their attemps to make patterns whole again yield
a considerable number of cloze units (Taylor dalam Robert, 1980:71).
Secara bebas, maksud pernyataan di atas kira-kira sebagai berikut. Prosedur klose
merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara),
mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan
menyampaikannya kepada si penerima (pembaca dan penyimak) sehignga mereka
berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan
sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan.
Taylor menggambarkan prosedur klose sebagai metode yang dipergunakan untuk
melatih daya tangkap pembaca/penyimak terhadap pesan/maksud penulis/pembicara
dengan jalan menyajikan wacana yang tidak utuh (merumpangkan bagian-bagiannya),
para pembaca/penyimak harus mampu mengolahnya menjadi sebuah pola yang utuh
seperti wujudnya semula.
Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca, Hittleman (1979:135)
menjelaskan teknik isian rujmpang sebagai sebuah teknik penghilangan kata-kata
secara sistematis dari sebuah wacana, dan pembaca diharapkan dapat mengisi kata-
kata yang hilang tersebut dengan kata-kata yang sesuai. Hittleman memandang
prosedur klose ini sebagai alat untuk mengukur keterbacaan. Pandangan ini juga
disokong oleh pendapat Heilman (1986).
Melalaui prosedur klose pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang
tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dari wacana tersebut telah dengan
sengaja dilenyapkan) dengan pemahaman yang sempurna. Bagaian-bagaian kata yang
dihilangkan itu biasanya kata ke-n digantikan dengan tanda-tanda tertentu (garis lurus
mendatar atau dengan tanda titik-titk). Penghilangan bagian-bagian kata kata dalam
prosedur/teknik uji rumpang mungkin juga tidak berdasarkan kata ke-n secara
konsisten dan sistematis.
Kadang-kadang pertimbangan lain turut menentukan kriteria pengosongan atau
pelesapan kata-kata tertentu dalam wacana itu. Misalnya saja, kata kerja, kata benda,
kata penghubung atau kata-kata tertetntu yang dianggap penting, bisa juga merupakan
kata yang dihilangkan. Tugas pembaca adalah mengisi bagian-bagain yang
dihilangkan itu dengan kata yang dianggap tepat dan sesuai dengan tuntutan maksud
wacana.
Guru menggunakan prosedur klose karena berbagai alasan, sehingga Anda dapat
menyesuaikan mereka untuk mengajar sesuai dengan situasi Anda sendiri berdasarkan
kebutuhan. Seorang siswa yang berjuang untuk menunjukkan kata pengganti logis
untuk sebagian besar kata-kata yang hilang dalam prosedur klose.
Mereka mungkin memiliki masalah membaca yang spesifik yang perlu ditangani,
seperti kesulitan dalam memahami berbagai bagian pembicaraan contohnya kata
benda, kata kerja dan konjungsi. Para pelajar dapat mengambil manfaat dari system
Prosedur klose. Untuk beberapa siswa, masalah visual seperti kesulitan pelacakan
kata pada bidang horizontal di halaman mungkin berada di balik kesulitan prosedur
klose.. Sebaliknya, beberapa siswa yang mudah melalui prosedur klose dapat
membaca bahan bacaan yang terlalu mudah bagi kemampuan mereka, dan bisa
dilakukan dengan yang diberi tantangan tambahan.Sebagai guru, kita dapat melihat
hasil dari prosedur klose membaca, dan membandingkan temuan di seluruh tingkat
kelas atau kelas.
Anda akan tahu dari awal bahwa buku-buku Anda dapat sesuai dengan
keterampilan pelajar Anda. Untuk siswa yang membaca buku bab, prosedur klose
dapat membantu Anda merencanakan apakah buku yang masih harus menggunakan
isyarat gambar, atau apakah siswa dapat mengelola lagi, buku-buku yang lebih
kompleks secara independen.
Berikut ini beberapa petunjuk untuk mengikuti untuk mempersiapkan teks untuk
sebuah prosedur klose:
 Pilih teks yang memberikan banyak petunjuk dan informasi pendukung untuk
membantu identifikasi kata.
 Uji teks dengan pembaca sebelum menggunakannya.
 Gunakan teks pada tingkat yang sesuai untuk membaca setiap pelajar

Berikut adalah tahapan-tahapan yang diikuti untuk mempersiapkan teks untuk


prosedur cloze:
1. Tinggalkan semua kata dalam 2-3 kalimat pertama dari teks untuk membiarkan
pembaca fokus ke koridor.
2. Lalu menghapus kata-kata tertentu.

Anda dapat memilih apakah akan menghapus kata-kata dari teks close secara
acak atau selektif. Penghapusan selektif telah terbukti memiliki efek instruksional
lebih besar dari penghapusan acak. (Jongsma, 1980:22)
a. penghapusan acak
Hapus kata di interval acak, seperti setiap kata ke-5 atau ke-7
b. Penghapusan Selektif
Pilih kategori tertentu dari kata-kata untuk menghapus.
Ganti dihapus setiap kata dengan digarisbawahi ruang kosong.
Jangan hapus Kata yang tepat kecuali ada petunjuk-petunjuk yang cukup dalam
teks untuk membantu pembelajar membuat pilihan yang tepat.

Berikut adalah contoh teks dengan kata ganti dihapus (penghapusan selektif):
Bob begitu terburu-buru untuk pergi bekerja Jumat pagi bahwa ia terasa membanting
tangannya di pintu mobil. Dengan sekejap, tangannya mulai berubah menjadi hitam dan
biru.Ia(1)_____ sebuah kain tua yang berada di lantai mobil dan dibungkus (2)_____ cepat di
tangannya. Ia (3)_____ bahwa ibu jarinya telah terpotong. Jarinya mengeluarkan banyak
darah sehingga membuat warna kain putih itu berubah (4)_____ warna merah. Bob (5)_____
seolah-olah ia akan jatuh pingsan.
  Mengambil
Dengan
Melihat
Menjadi
Merasa

Anda mungkin juga menyukai