Anda di halaman 1dari 30

Nama : Rismawati

NPM : 21801071165

Kelas : PBSI 2E

Pengertian SQ3R dan SQ4R


Pengertian SQ3R
SQ3R adalah model membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada tahun 1991
Farida (dalam Kablilah, 2015). Pembelajaran SQ3R adalah model membaca yang dapat
mengembangkan metakognitif murid yaitu dengan menugaskan murid untuk membaca bahan
belajar secara cermat dan seksama.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh isi teks.
2. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah tersusun.
4. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada
langkah kedua dan ketiga.

Pengertian SQ4R
SQ4R dicetuskan oleh Franciss Robinson. SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R
dengan menambahkan unsur reflect, yaitu aktifitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan
mmbayangkan konteks aktual yang relevan. Menurut Nurhadi (dalam Kablilah,2015) teknik
SQ4R ini digunakan dalam membaca untuk studi, dimana membaca untuk memahami isi buku
atau isi bacaan sehingga pemahaman yang komprehensif (mendalam dan padat) tentang isi buku
atau bacaan dapat tercapai.
SQ4R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh isi teks.
2. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktiv untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah tersusun.
4. Reflect, maksudnya aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan.
5. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
6. Review, maksudnya meninjau ulang se;uruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada
langkah kedua dan ketiga.

Kelebihan dan kekurangan dari teknik membaca SQ3R dan SQ4R


Kelebihan dan kekurangan SQ3R
Kelebihan SQ3R :
1. Siswa diarahkan untuk terbiasa berpikir terhadap bahan bacaan sehingga menjadi lebih
aktif dan terlatih untuk bisa membuat pertanyaan.
2. Siswa berusaha untuk memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang mendalami isi
bacaan atau teks tersebut.
3. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompoknya untuk saling bertukar pendapat dalam
memahami konsep materi yang disajikan dalam uraian teks

Kekurangan SQ3R:
1. Alokasi waktu yang digunakan untuk memahami teks dengan teknik ini mungkin tidak
banyak perbedaan dengan mempelajari teks biasa.
2. Siswa sulit dikondisikan saat berdiskusi dengan teman sebangkunya dalam mempelajari
teks materi pelajaran.

Kelebihan dan kekurangan SQ4R


Kelebihan SQ4R :
1. Dapat mengaktifkan pengetahuan awal siswa dan mengawali proses pembuatan
hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui sebelumnya.
2. Dapat membantu siswa mengingat apa yang telah dibaca atau efektif dalam membantu
siswa menghafal informasi dari bacaan.Dapat membantu siswa memahamisuatu
bacaan.Membantu siswa untuk belajar sendiri dan berpikir kritis.
Kekurangan SQ4R :
1. Apabila dalam penggunaan SQ4R siswa tidak teliti, akan mengalami kesulitan dalam
mengikuti materi berikutnya.
2. Apabila siswa tidak aktif maka tidak akan mendapatkan hasil yang tidak baik dan
kesulitan dalam menerima pelajaran.

Pengertian PQRST dan KWLH


Pengertian PQRST
PQRST merupakan salah satu dari teknik membaca yang diperkenalkan oleh Thomas,
Ellen Lamar, Robinson dan H. Alan dalam buku mereka yang bertajuk” Inproving Reading In
Every Class”. Nama PQRST merupakan sebuah singkatan dari :
1. P: Preview, yakni melakukan pengamatan awal mengenai identitas dan sekilas tentang isi
buku.
2. Q: Question, yakni mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan bacaan.
3. R: Read, yaitu membaca objek bacaan dengan lebih mendalam, cermat dan kritis sambil
mencari jawaban atas semua pertanyaan yang telah dilontarkan.
4. S: Self- Recitation, berarti pengulangan sendiri.
5. T: Test, yakni melakukan pengkajian ulang pemahaman terhadap bacaan yang telah
dibaca.

Pengertian KWLH
Dalam kegiatan pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa
yang dibaca akan melibatkan teknik membaca yang sering disebut teknik membaca KWLH.
KWLH adalah singkatan dari berikut :
1. K (know) yang berarti apa yang telah diketahui atau pengetahuan apa yang dimiliki
seorang pembaca sebelum ia membaca suatu bacaan.
2. W (want) yang berarti apa yang hendak diketahui oleh seorang pembaca sebelum
membaca suatu bacaan
3. L (learned) yang berarti apa yang telah diketahui atau diperoleh seorang pembaca setelah
melakukan kegiatan membaca.
4. H (how) yang berarti bagaimana cara seorang pembaca untuk mendapatkan informasi
tambahan yang berkaitan dengan kegiatan pembacaan selanjutnya.
Apa yang disampaikan dari penjelasan di atas merupakan suatu teknik membaca yang
bersifat kritis di mana seorang pembaca harus memperhatikan hal sebagai berikut.
a. Mengingat kembali pengetahuan atau informasi yang telah diketahui dan dimiliki
sebelum melakukan suatu kegiatan membaca.
b. Membayangkan atau menentukan hal apa yang ingin diketahui atau dicari pada suatu
bacaan yang ingin dibaca.
c. Melakukan pembacaan terhadap bacaan yang telah dipilih sebelumnya.
d. Mengetahui apa yang telah diperoleh atau didapat setelah melakukan kegiatan membaca
pada suatu bacaan.
e. Menentukan hal apa lagi yang perlu diperoleh atau dicari terkait dengan pembacaan
selanjutnya.
Melalui teknik pembacaan KWLH ini akan memperbolehkan seorang pembaca untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Mengkaitkan atau menghubungkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pembaca
dengan bacaan yang dibaca.
b. Menentukan apa yang ingin diperoleh oleh seorang pembaca terhadap kegiatan membaca
yang ia lakukan.
c. Menentukan bahan atau informasi apalagi yang perlu diperoleh terkait dengan kegiatan
membaca yang akan dilakukan selanjutnya.
Pada konteks pengajaran, pelajar biasanya menggunakan kerangka teknik KWLH
sebagai berikut:
1. Know (K) Apa yang sudah diketahui?
2. Want (W) Apa yang hendak diketahui?
3. Learned (L) Apa yang telah dipelajari/diperoleh?
4. How (H) Bagaimana cara untuk memperoleh informasi tambahan yang diperlukan?

Tujuan dari teknik membaca PQRST dan KWLH


Tujuan dari teknik membaca PQRST
Tujuan dari teknik membaca dengan metode PQRST adalah memudahkan pembaca untuk
memahami isi dari bacaan serta untuk memudahkan dalam mengingat kembali mengenai isi dari
bacaan tersebut. Karena metode ini sangat memudahkan seseorang yang memiliki kemampuan
rendah dalam memahami dan mengingat kembali tentang isi bacaan yang telah ia baca.
Tujuan dari teknik membaca KWLH antara lain :
1. Tujuan teknik KWLH ialah membaca secara kritis
2. Mengaitkan pengalaman yang sedia ada dengan perkara yang dibaca.
3. Mengaitkan minat membaca perkara-perkara yang hendak diketahui.
4. Mengenal pasti perkara-perkara yang sudah dipelajari dan perkara-perkara tambahan
yang perlu diketahui lagi.
5. Meningkatkan pemahaman pembaca berkenaan sesuatu bahan yang dibaca.

Teknik Membaca Ekstensif


Pengertian Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin
dalam waktu yang sesingkat mungkin. (Tarigan, 2008: 31) Membaca ekstensif merupakan proses
membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak
ragamnya (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Membaca ekstensif dalam penggunaan
secara umum bisa disebut membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan
memperhatikan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu
tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca
(Soedarso 2004:18).

Macam- Macam Membaca Ekstensif


Menurut Broughton (1978) sebagaimana dikutip oleh H.G. Tarigan (1979:31) membaca
ekstensif meliputi tiga jens membaca, yakni membaca survey (survey reading), membaca sekilas
(skimming), membaca dangkal (superficial reading). Secara skematis hal tersebut digambarkan
sebagai berikut :
1. Membaca survey ialah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran umum ihwal isi (content) serta ruang lingkup (scope) dari bahan bacaan yang
hendak kita baca. Oleh karena itu, dalam praktiknya pembaca hanya sekedar melihat,
meneliti atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya judul, nama
pengarang beserta biodatanya, daftar isi, judul-judul bab beserta sub-bab, daftar indeks,
atau daftar buku -buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca
survey pada dasarnya bukanlah kegiatan membaca yang sesungguhnya. Jadi, dapat
dikatakan semacam kegiatan prabaca.
2. Membaca sekilas atau membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata
kita bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32). Tampubolon menyebut
membaca skimming inisebagai membaca layap, yakni membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi umum dari suatu bacaan atau bagian-bagiannya (1989:49), sedangkan
dalam Dictionary of Reading (1983:298) skimming disebutkan sebagai kegiatan
membaca secara cepat dan selektif sertabertujuan. Soedarso (188:89) mendefinisikan
skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien.
3. Membaca dangkal atau superfical reading pada dasarnya merupakan kegiatan membaca
untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan
bacaan yang kita baca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila kita bermaksud untuk
mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul
merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah hiburan, cerpen, novel, dan
sejenisnya.

Teknik Membaca Ekstensif


Untuk mengetahui informasi dalam wacana dalam waktu yang sangat terbatas, teknik
yang dapat dilakukan dalam membaca ekstensif yaitu:
1. Teknik baca pilih atau selecting yaitu membaca dengan bagian-bagian yang dianggap
mengandung informasi yang dibutuhkan. Contoh melihat tabel “jika ada”, bagian latar
belakang, kesimpulan, ringkasan dan lain-lain.
2. Teknik baca lompat atau skipping yaitu teknik membaca dengan melakukan lompatan -
lompatan dari satu paragraf ke paragraf lain atau dari bab ke bab lain untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan.
3. Teknik baca layap (skimming) yaitu teknik membaca sekilas.
4. Teknik baca tatap (scanning), hampir serupa dengan teknik membaca sekilas hanya saja
dalam teknik baca tatap, pandangan lebih teliti dalam menentukan poin-poin yang perlu
dibaca untuk mendapatkan informasi. Contoh menemukan arti kata dalam sebuah kamus
atau mencatat nomor telepon televisi.

Membaca Dangkal

Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk “memperoleh
pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan”
(Tarigan, 2008: 36). Membaca dangkal dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca
bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan pada waktu senggang. Misalnya cerita pendek,
novel ringan, dan sebagainya. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud
untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan.
Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari segi
hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca
bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut
pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah. Oleh karena itu, jenis
bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan
sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai untuk mendapatkan kesenangan atau
hiburan.

Scanning
Scanning adat teknik membaca dengan sekilas untuk menemukan sebuah informasi
tertentu dalam sebuah bacaan dengan cepat dan akurat pada praktenya kita bisa menggunakan
teknik ini:
1. Mencari nomor telepon di buku telepon.
2. Mencari entri kata tertentu dalam kamus.
3. Mencari halaman dalam daftar isi.
4. Mencari keterangan tentang suatu istilah dalam ensiklopedia.
5. Mencari entri atau rujukan suatu hal pada Indeks atau glosarium buku.
6. Mencari data dalam suatu publikasi atau industri.
7. Mencari acara TV, jadwal perjalanan, jadwal praktek dokter, dan sebagainya.
Strategi yang baik digunakan sebelum teknik scanning dilakukan adalah menentukan
informasi spesifik apa yang butuhkan dan mengetahui lebih dahulu bagaimana sebuah informasi
disusun dan distrukturkan, meliputi :
1. Materi bacaan yang bisa kita scanning biasanya disusun berdasarkan:
2. Alfabet, di susun urut mulai dari A-Z (contoh: kamus, buku telepon)
3. Kronologis: di susun dalam nomor urut waktu (contoh: daftar isi buku atau majalah,
siaran TV)
4. Kategori: contoh: praktik dokter, buku manual kendaraan

Adapun langkah-langkah teknik membaca scanning yang cukup sederhana, ada beberapa
yang harus kita lakukan yaitu:
1. Harus tahu apa yang akan dicari dalam teks. Tetapkan terlebih dahulu suatu kata atau
kata kunci
2. Cari halam berapa kita bisa menemukan kata kunci tersebut.
3. Persempit daerah pencarian terhadap suatu bahan teks tersebut.
4. Baca pindai halaman yang ditemukan pada kata kunci mulai dari paragraf kata kunci.

Kelebihan dan Kekurangan Teknik Scanning


Apabila kita membaca suatu bacaan dengan teknik scanning, maka kita akan
mendapatkan beberapa keuntungan dan kekurangannya. Soedarso (2004:89) menjelaskan bahwa
ada beberapa kelebihan dari teknik scanning, diantaranya adalah:
1. Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk membaca
bacaan yang lain.
2. Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi.
3. Bisa diterapkan pada bacaan apapun (buku, surat kabar, buku pelajaran, majalah dan lain-
lain)
4. Dapat membantu seorang untuk membuat pertimbangan untuk memutuskan sesuatu,
misalnya yang berhubungan dalam membuat laporan suatu kegiatan.
5. Sangat membantu siswa untuk mengetahui informasi dan fakta tertentu dari suatu bacaan.
Sedangkan Kekurangan dari membaca memindai menurut Soedarso (2010:89) adalah adanya
rasa kebingungan atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah dibaca karena mereka belum
atau kurang begitu menguasai keterampilan membaca dengan membaca memindai. Maka dari itu
perlu diadakan latihan agar mereka menguasai keterampilan membaca memindai.

Skimming
Membaca sekilas atau membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata
kita bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 2008:33). Istilah lain dari skimming adalah
tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatu hal. Berarti bila kita membaca buku
dengan skimming, maka kita hanya mengambil hal - hal yang penting dari bacaan itu, yaitu ide
pokok dan detail yang penting, sedangkan tempat ide pokok itu tidak selalu di permukaan (awal)
tetapi terkadang di tengah atau di bagian akhir bacaan.

Langkah-langkah membaca skimming untuk memahami ide-ide pokok yang ada dalam sebuah
bacaan adalah sebagai berikut:
1. Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks
tersebut
2. Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh
tentang topik tersebut
3. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph
4. Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar
sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya
5. Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut

Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Skimming


1. Kelebihan
Kelebihan dari teknik skimming yaitu teknik ini dapat memberikan informasi secara
cepat dan singkat terutama bagi pembaca dapat langsung mengetahui intisari bacaan, selain itu
juga menghemat waktu dan melatih pikiran untuk konsentrasi atau fokus pada satu titik.
2. Kekurangan
Hanya mengetahui garis besar dari buku tanpa mengetahui penjelasan yang lain dan akan
ada buku yang tidak terbaca karena timbulnya ketidaktarikan akan buku tersebut setelah
mengetahui garis besarnya yang kurang penting.

Mendiagnosis Kesulitan Membaca


Teknik Mendiagnosis Kesulitan Membaca
1. Langkah pertama. Gunakan bacaan yang belum pernah dibaca oleh siswa atau bertanya
secara langsung kepada peserta didik secara yang akan didiagnosis. Setelah yakin, pilih
beberapa bacaan yang tidak terlalu panjang. Bacaan dapat dipilih dari buku belajar, buku
sekolah ataupun buku sekolah yang ada disekitar.
2. Langkah kedua. Carilah kesalahan membaca, hal ini dilakukan dengan cara siswa diminta
untuk membaca bacaan yang diberikan. Guru atau peneliti akan meminta peserta didik
mengulang-ulang kembali bacaan untuk menemukan kesalahan membaca peserta didik.
Jika pada saat membaca peserta didik melakukan kesalahan yang selalu terulang, maka
kesalahan itu sudah melekat pada dirinya. Guru atau peneliti akan menandai letak
kesalahan peserta didik membaca.
3. Langkah ketiga. Mencari penyebab terjadinya kesalahan membaca. Hal ini dilakukan
dengan cara lisan dan tulisan. Bahasa tulis digunakan untuk melihat kemampuan peserta
didik memastikan jika peserta didik bisa menuliskan apa yang ia baca dengan benar, jika
benar maka peserta didik itu tidak salah membaca. Bahasa lisan digunakan untuk
mengetahui alasan mengapa peserta didik membaca dengan cara seperti apa yang ia
biasanya lakukan. Semua itu untuk melihat kemungkinan yang menjadi penyebab
terjadinya kesalahan membaca yang dilakukan oleh peserta didik.
4. Langkah keempat. Tentukan tingkat membaca peserta didik dengan melihat seberapa
banyak kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik. Apabila kesalahan yang dilakukan
peserta didik tergolong banyak, maka metode belajar mereka juga akan lebih banyak
daripada peserta didik yang melakukan sedikit kesalahan.
5. Langkah kelima. Tentukan peserta didik yang akan diberi tindakan perbaikan. Setelah
menghitung jumlah kesalahan membaca guru atau peneliti menentukan peserta didik
yang akan diberi tindakan perbaikan.
6. Langkah keenam. Tentukan rencana tindak perbaikan kesalahan membaca.
Setelahmendiskusikan pembelajaran yang telah dilakukan, guru menentukan peserta
didik semestinya diberi tindakan perbaikan kesalahan membaca. Tindakan perbaikan
dapat disusun apabila guru atau peneliti sudah menganalisis kesalahan yang membaca
yang telah dilakukan. Jika keadaan fisik peserta didik membutuhkan alat bantu untuk
membaca seperti anak dengan mata minus harus menggunakan kacamata agar bisa
membaca, peserta didik perlu diberikan kacamata terlebih dahulu. Dengan demikian,
ketika tindakan perbaikan kesalahan membaca sudah siap dilakukan secara fisik, mental,
emosional, sosial dan lain-lain.

Mengatasi Kesulitan Membaca


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan membaca pada peserta
didik yang memiliki gangguan membaca, diantaranya :
1. Memunculkan rasa senang membaca pada anak.
2. Memunculkan rasa percaya diri anak.
3. Ajari anak menggunakan media belajar yang disenanginya.
4. Mengajari anak memahami hurufdengan jarak yang lebar.
5. Mengatasi kesulitan membaca dengan terapi.
Sampai saat ini masih belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit disleksia. Oleh karena
itu salah satu cara mengatasi disleksia adalah dengan melakukan terapi.

Meningkatkan Kecepatan Membaca


Peserta didik dapat meningkatkan kecepatan membaca mereka dengan cara :
1. Hindari membaca dengan bersuara, sebaiknya membaca dalam hati tanpa mengeluarkan
suara sedikitpun.
2. Hindari membaca dengan menunjuk, baik menggunkan jari ataupun pena.
3. Hindari membaca kata perkata. Hal ini jelas akan memperlambat kecepatan membaca.
4. Hindari penggulangan bacaan.
5. Baca banyak buku agar tidak mengalami kurangnya memahami suatu kata dalam bacaan.
Pemahaman Ide Pokok Dalam Teks
Tema
Langkah-langkah untuk menemukan tema:
1. Membaca teks dengan maksud untuk mendapatkan informasi
2. Cermat terhadap informasi yang didapatkan agar benar-benar mampu dipahami
3. Informasi yang menarik bisa dikatakan pondasi/tema

Topik
Langkah-langkah untuk menemukan topik:
1. Kita harus membaca baris pertama dan kedua jika hanya ada satu paragraf atau amati
keseluruhan paragraf pertama jika ada lebih dari satu paragraf
2. Cari kata kunci yang paling sering diulang-ulang dalam bacaan baik pada awal baris
tetapi juga di bagian-bagian kesimpulan
3. Jika pertanyan tentang topik, maka jawabannya berupa satu suku kata atau bentuk frasa
(kelompok kata). Topik dari sebuah paragraf adalah subjek dari tulisan itu yang bisa
berupa inti isi tulisan atau judul teks.

Cara Menemukan Topik Dalam Teks


Cara menentukan paragraf induktif,deduktif,dan campuran yaitu:
1. Kita harus membaca paragraf mulai awal hingga akhir.
2. Pahami apa yang telah dibaca.
3. Menentukan kalimat utama, dengan demikian kita tau bahwa paragraf tersebut dapat
dikatakan paragraf induktif atau bukan.

Jika kalimat utama atau ide penjelas tersebut terdapat pada terakhir paragraf, maka paragraf
tersebut dikatakan Induktif. Seperti pada contoh dibawa ini:
Jika kalimat utama atau ide penjelas tersebut terdapat pada awal paragraf, maka paragraf tersebut
dikatakan deduktif. Seperti pada contoh dibawa ini:

Jika kalimat utama atau ide penjelas tersebut terdapat pada awal dan di akhir paragraf, maka
paragraf tersebut dikatakan paragraf campuran. Seprerti pada contoh dibawa ini :

Ide Pokok
Untuk menemukan ide pokok paragraf dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
2. Kalimat topik di awal paragraf(kalimat utama) bacalah kalimat pertama, barangkali ide
pokok itu ada diawal paragraf.
3. Ide pokok ada di akhir kalimat dalam suatu paragraf
4. Ide pokok terdapat pada kalimat pertama dan terakhir jika prosedur kedua gagal Ide
pokok paragraf menyebar diseluruh paragraf. Jika ide pokok tidak ditemukan pada
prosedur satu, dua dan tiga maka anda harus mencari ide pokok sendiri. Sebab ide pokok
menyebar di seluruh paragraf. Artinya, disini ada secara implisit. Pembaca sendiri yang
harus menentukan dan membuat kesimpulan.
Pemahaman Ide Penjelas
Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks,
kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu
kegiatan membuat urutan tentang uraian/mengorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus
dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Sedangkan pemahaman berhubungan
laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk
mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
Pemahaman bacaan merupakan komponen penting dalam suatu aktivitas membaca, sebab
pada hakikatnya pemahaman atas bacaan dapat meningkatkan keterampilan atau kepentingan
membaca itu sendiri maupun untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan atau hendak
dicapai. Ahli bahasa mengemukakan bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk
membaca dan memahami tulisan (Palawija, 2008: 1). Hal ini dapat dimaklumi karena
pemahaman merupakan esensi dari kegiatan membaca. Dengan demikian, apabila seseorang
setelah melakukan aktivitas membaca dapat mengambil pesan dari bacaan, maka proses tersebut
dikatakan berhasil. Begitu pula sebaliknya,apabila seseorang setelah melakukan kegiatan
membaca tetapi belum dapat mengambil pesan yang disampaikan oleh penulis, maka proses
tersebut belum berhasil.

Tujuan Membaca Pemahaman


Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu
tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan
(Farida Rahim, 2007: 1 1 ). Hal ini sependapat dengan Anne Ediger, Robertta Alexander, dan
Krystyna Srutwa (1 989: iv) bahwa untuk memahami sebuah bacaan setiap orang mempunyai
asumsi dan tujuan membaca yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam kegiatan membaca di
kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang
sesuai, atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa sendiri.
Pendapat Sim, B. Laufer, dan Dvorkin (1 982: v) berkaitan dengan tujuan membaca dapat
didiskripsikan yaitu untuk:
a. Membedakan materi yang penting dengan materi yang tidak penting
b. Membedakan antara informasi yang relevan dengan informasi yang tidak relevan
c. Mendukung suatu pernyataan maupun menolak pernyataan
d. Mendapatkan ide berdasarkan penjelasan dan contoh
e. Mengenali implikasi
f. Memahami hubungan antar kalimat
g. Menyamakan argumen
h. Membuat prediksi

Apabila dianalisis tujuan membaca Sim, di atas sejalan dengan pendapat Greane dan Patty
sebagaimana dikutip oleh Tarigan (1 985: 37) bahwa tujuan membaca pemahaman di antaranya:
a. Memilih butir-butir penting
b. Menentukan organisasi bacaan
c. Menarik kesimpulan
d. Menduga makna dan meramalkan dampak-dampak
e. Merangkum apa yang telah terjadi
f. Membedakan fakta dan pendapat, dan
g. Memperoleh informasi dari aneka sarana khusus seperti ensiklopedia, atlas, peta dan
sebagainya.
h. Menemukan ide pokok kalimat, paragraf, wacana,

Langkah-langkah Membaca Pemahaman


Di dalam memahami bahan bacaan, ada 4 langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca.
Adapun 4 langkah yang perlu dilakukan dalam membaca, yaitu (Suyatmi, 2000:45):
1. Menentukan tujuan membaca.
2. Membaca secara menyeluruh isi bacaan dengan cermat sehingga kita dapat menemukan
ide pokok yang terkandung dalam setiap paragrafnya.
3. Preview artinya membaca selayang pandang.
4. Mengemukakan kembali isi bacaan dengan memakai kalimat dan kata-kata sendiri.
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide
pokok yang terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide
pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa yang
dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan bacaan. Membaca adalah
perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa aktivitas seperti, mengamati,
memahami ide, dan aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.

Tingkatan Membaca Pemahaman


Membaca pemahaman pada dasarnya adalah suatu proses membaca untuk membangun
pemahaman. Dalam proses membaca pemahaman ini ada beberapa tingkatan yang perlu
diketahui. Keempat tingkatan membaca pemahaman, yaitu: inferensial, kritis, literal, dan kreatif
(Burns danRoes dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24)).
1. Pemahaman Literal. Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman
tingkat paling rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap
penting, karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan.
Pemahaman literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan
Roe dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-24).
2. Pemahaman Inferansial, Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami
informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks
secara inferensial berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi
yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan
informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan, dan
pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
3. Pemahaman Kritis, Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman
ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-
norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai
teks.
4. Pemahaman Kreatif, Pemahaman kritis merupakan kemampuan untuk mengungkapkan
respon emosional dan estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan
standar profesional. Pemahaman kreatif melibatkan dimensi kognitif membaca karena
berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. Pemahaman
kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk memperoleh gambaran
baru yang melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam Hairuddin, dkk, 2007:3-25).
Pemahaman Inferesial
Konsep Inferensi Dalam Memahami Teks
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian
keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar seseorang dapat mencapai suatu tingkat pemahaman,
seharusnyalah ia mengalami proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal
dan menguasai beberapa konsep dalam membaca pemahaman. Konsep-konsep dalam membaca
pemahaman meliputi:
1. Memahami pengertian sederhana (retorikal, gramatikal, leksikal)
2. Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan
kebudayaan, reaksi pembaca)
3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan keadaan.
Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekadar mengerti
dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu menganalisis atau mengevaluasi dan
mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.

Prinsip Inferensi Dalam Memahami Teks


Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, memaparkan mengenai prinsip-
prinsip membaca sebagai berikut (McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim, 2008:3-4):
1. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
2. Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
3. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
4. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
5. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses
membaca.
6. Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.
7. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu
perkembangan pemahaman.
8. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai
tingkatan kelas.
9. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.
10. Pengikut sertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

Pemahaman Terhadap Organisasi Teks


Struktur Teks dan Organisasi Teks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI; revisi v. online), teks adalah naskah
yang berupa kata-kata asli dari pengarang, atau bisa juga diartikan sebagai bahan tertulis untuk
dasar memberikan pelajaran. Kemudian struktur adalah cara sesuatu disusun, pengaturan unsur
atau bagian dari suatu benda dan menurut makna dari pengertian linguistiknya adalah pengaturan
pola dalam bahasa secara sintagmatis.
Sedangkan organisasi ialah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan
dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Setelah melihat dari pengertian tiap katanya, dapat dilihat
bahwa kata struktur dan organisasi sebenarnya mempunyai arti yang hampir sama. Hanya saja
kata struktur cenderung lebih condong pada susunan beberapa bagian dari suatu benda atau hal,
sedangkan organisasi lebih condong pada kesatuan atau bisa kita sebut keselarasan atas bagian-
bagian tersebut. Beberapa sumber yang pernah penulis baca, khususnya sumber yang diakses
melalui media daring mengatakan bahwa struktur teks dan organisasi teks sebenarnya adalah
sama. Perbedaannya hanya terletak pada istilah.
Maka di dalam makalah kali ini penulis tidak akan membedakan antara struktur atau
organisasi teks. Menurut hemat penulis dari pengertian masing-masing kata dan berdsarkan
keterbatasan pengetahuan penulis, maka dapat disimpulkan pengertian struktur atau organisasi
teks ialah unsurunsur pembentuk suatu teks yang disusun secara padu berdasarkan pola tertentu
demi mencapai tujuan yang ingin disampaikan dalam teks tersebut.

Struktur atau Organisasi Teks Laporan Hasil Observasi pada Jenjang SMP Kelas VII
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan
sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi), teks laporan observasi juga disebut teks
klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Menggambarkan ciri, bentuk atau sifat umum seperti benda, hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan
atau peristiwa yang terjadi di dalam semesta kita, teks hasil observasi bersifat faktual atau
berdasarkan fakta yang ada.
Struktur atau organisasi teks laporan hasil observasi :
1. Definisi Umum : berisi gambaran secara umum tentang objek yang diamati.
2. Deskripsi Bagian : berisi penjelasan secara terperinci tentang objek yang dibahas.
3. Deskripsi Manfaat : berisi manfaat atau kegunaan dari objek yang diamati
4. Penutup merupakan bagian rincian akhir dari teks

Struktur dan Organisasi Teks Puisi pada Jenjang SMP Kelas VIII
Puisi adalah suatu teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
mengutamakan keindahan kata-kata. Struktur puisi dibagi menjadi 2 yaitu, struktur lahir dan
struktur batin puisi. Struktur lahir atau yang biasanya disebut tipografi adalah bentuk perwajahan
puisi seperti pengaturan baris, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, dan lain-lain.
Sedangkan struktur batin puisi yaitu :
1. Tema : pokok persoalan yang disampaikan penyair.
2. Amanat : pesan yang disampaikan penyair.
3. Perasaan : perasaan yang tergambar dalam puisi tersebut (sedih, senang semangat)
Adapun unsur-unsur dalam puisi yaitu, sebagai berikut :
1. Majas : bahasa kias yang digunakan untuk menimbulkan kesan tertentu bagi penyimak
atau pembacanya.
2. Irama : alunan bunyi yang teratur yang berulang-ulang.
3. Penggunaan kata-kata konotasi : kata yang bermakna tidak sebenarnya.
4. Kata-kata berlambang : gambar, tanda, atau kata yang mempunyai maksud tertentu.
5. Pengimajinasian dalam puisi : kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan
atau imajinasi.

Struktur dan Organisasi Teks Cerita Pendek pada Jenjang SMP Kelas IX
Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada satu tokoh
dan satu situasi. Ada bebrapa karakter tokoh dalam cerpen yaitu, protagonisdan antagonis.
Keduanya merupakan cerminan dari kehidupan nyata. Dalam hal ini ada nilai-nilai yang perlu
diteladani juga ada nilai-nilai yang harus dibuang yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekali duduk dengan kisaran waktu 1 0 menit
hingga 30 menit. Panjang ceritanya yaitu 500 – 5000 kata. Dengan seiring perkembangan literasi
khususnya di bidang sastra, cerita pendek kontemporer atau yang biasa disebut eksperimental
menyepakati bahwa cerita pendek boleh mencapai sampai 1 0.000 kata/karakter.
Struktur atau organisasi cerita pendek ialah sebagai berikut :
1. Abstrak : ambaran awal dari cerita yang akan diceritakan. Abstrak bersifat optional pada
cerpen, artinya boleh ada namun boleh juga jika cerpen tidak memiliki abstrak.
2. Orientasi : berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di dalam cerita pendek
tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta bagaimana.
3. Komplikasi : urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
4. Evaluasi : konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks.
5. Resolusi : ketika pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh
dalam cerpen. Dalam resolusi, masalah sudah mendapat penyelesaian di tahap akhir
cerita.
6. Koda : nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.

Struktur dan Organisasi Teks Biografi pada Jenjang SMA Kelas X


Teks biografi adalah teks yang berisi tentang riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh
orang lain. Struktur atau organisasi teks biografi :
1. Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau peristiwa
yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar/pembaca. Informasi yang
dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.
2. Kejadian penting (important event, record of events), berisi rangkaian peristiwa yang
disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadiankejadian utama
yang dialami tokoh. Dalam bagian ini mungkin pula disertakan komentar-komentar
pencerita pada beberapa bagiannya.
3. Re-orientasi, berisi komentar evaluatif atau pernyataan simpulan mengenai rangkaian
peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin
ada atau tidak ada di dalam teks biografi.
Struktur dan Organisasi Teks Prosedur pada Jenjang SMA Kelas XI
Teks prosedur adalah teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahapan yang harus
dilakukan untuk membuat atau mengerjakan suatu hal. Struktur atau organisasi teks prosedur
yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan : pendahuluan atau pengantar tentang topik yang diangkat.
2. Langkah-langkah : perincian petunjuk yang disarankan kepada pembaca terkait topic
yang diangkat.
3. Penegasan ulang : harapan atau manfaat apabila petunjuk itu dikejakan dengan baik

Struktur dan Organisasi Teks Drama pada SMA Kelas XII


Teks Drama adalah suatu teks cerita yang dipentaskan di atas panggung (disebut teater)
atau tidak dipentaskan di atas panggung (drama radio, telivisi, film). Struktur atau organisasi teks
drama yaitu sebagai berikut :
1. Prolog : pendahuluan atau pembuka cerita.
2. Dialog : percakapan antar tokoh.
3. Epilog : narasi penutup dari sebuah cerita
Adapun unsur-unsur teks drama ialah :
1. Plot/alur.
2. Tokoh dan penokohan.
3. Dialog.
4. Setting.
5. Tema.
6. Amanat.
7. Petunjuk teknis

Pemahaman Kritis
Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Menurut
Albert (et al) yang dikutip oleh H.G. Tarigan (1982:89) membaca kritis adalah sejenis kegiatan
membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta
analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Selain itu membaca kritis merupakan suatu
strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang
rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis. Dengan membaca
kritis, pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan pembaca pun akan
mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap dari pada kalau dia membaca tanpa usaha
berpikir secara kritis.
Menurut soedarso terdapat empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis
1. Mengerti isi bacaan, Mengenali fakta dan menginterprestasi ide pokok, mengetahui fakta
yang penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-idetersebut.
Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk
menambahkan pemahaman.
2. Menguji sumber penulis, Apakah penulis dapat dipercaya? Kita harus mencari tahu
kebenarannya, misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini
termasuk uji pandangan , tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk
membedakan apakah tulisan itu fakta apa opini.
3. Interaksi antara penulis dengan pembaca, Pembaca tidak hanya mengetahui maksud
penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki dari penulis-
penulis lain.
4. Terbuka terhadap gagasan penulis, Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang
dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya,
lalu penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alas an yang logis dan
interpretasi yang berdasar.

Kemampuan Memahami Isi Teks Tanggapan Kritis


Teks tanggapan kritis merupakan teks yang berisi kritik yang tajam terhadap suatu hal
yang mengenai kesalahan. Tujuan teks tanggapan kritis yakni untuk memilih salah satu
pernyataan, karena pada teks tanggapan kritis berisi alasan yang dapat mendukung dan menolak.
Memahami isi teks tanggapan adalah kritik yang disampaikan secara tulisan dalam sebuah teks,
untuk dapat memahami teks tanggapan kritis. Agar dapat membentuk kepedulian dan respon
terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan membentuk sikap kritis dalam memberikan
kritik. Dengan demikian dalam kegiatan membaca teks tanggapan kritis mampu menemukan ide
mampu menemukan ide pokok dan bisa menjawab pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan,
bilamana, dan mengapa. Serta mampu menilai dan memahami isi bacaan. Dengan demikian,
tanggapan kritis adalah sebuah kemampuan berpikir dalam menilai sebuah informasi sebelum
menjadi pikiran dan tersimpan menjadi memori. Seorang pemikir kritis diharap mampu untuk
menyimpulkan informasi yang diketahuinya setelah sebelumnya mengurai informasi tersebut
berupa peristiwa, berita, dan pikiran yang semula utuh, lalu menjadi satuan-satuan kecil,
kategori-kategori, kelompok-kelompok, serta memahami detil dari satuan kategori tersebut.

Karakteristik Membaca Kritis


1. Berpikir dan Bersikap Kritis. Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut
dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi :
a. Menginterpretasi secara kritis
b. Menganalisis secara kritis;
c. Mengorganisasi secara kritis;
d. Menilai secara kritis;
e. Menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1 987:1 43).
Adegan teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai
berikut (cf. Nurhadi, 1 987:1 45-1 81 ), yaitu
(a) Kemampuan mengingat dan mengenali bahan-bacaan
(b) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat,
(c) kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan,
(d) Kemampuan menganalisis isi bacaan,
(e) Kemampuan menilai isi bacaan,
(f) Kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan.

Meningkatkan Minat Baca


Untuk meningkatkan minat baca, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut ini.
a. Menyediakan waktu untuk membaca.
b. Memilih bahan bacaan yang bai (ditinjau dari norma estetik, sastra dan moral)
Memahami Organisasi Dasar Teks
Maksud penulis dalam menulis suatu teks sebagian besar menentukan sifat dan lingkup
pembicaraanya, rangka dasarnya, dan sikap umum serta pendekatannya. Para pembaca yang teliti
mengamati indikasi-indikasi atau petunjuk-petunjuk mengenai pilihan itu dan bagaimana caranya
disajikan. Biasanya penyajian seorang penulis dibagi menjadi 3 bagian yaitu pendahuluan, isi
dan kesimpulan.
1 . Pendahuluan
Dalam pengkomunikasian ide idenya secara jelas, maka seorang penulis akan
menggunakan satu atau lebih paragraf pembukaan untuk memperkenalkan subjeknya beserta
pendekatan khusus terhadap hal itu temanya. Sering pula dia menunjukkan secara singkat pokok-
pokok penting yang akan di cangkup, yaitu rangkanya dan menetapkan aspek-aspek masalah apa
yang akan dimasukkan ataupun yang dikeluarkan. Dengan kata lain, dia hendak menyatakan
ruang lingkup dan pembahasan uraiannya. Sering pula dia menjelaskan maksudnya dalam
penulisan artikel itu. Dia mungkin menyatakan maksudnya secara tidak langsung dalam ulasan-
ulasannya mengenai pokok masalah., tema atau ruang lingkupnya. Akhirnya , dia akan
menggunakan paragraf pembukaanuntuk menentukan nada artikel tersebut : berat atau ringan ,
harfiah atau satiris, serius atau humor dan sebagainya.pembaca yang seksama mengamati
indikasi-indikasi yang serupa itu untuk memudahkannyamembaca dengan pemahaman yang
lebih tinggi serta mendalam dan menilai karya itu lebih jujur.
2. Isi
Teks yang tertulis rapi menjelaskan dimana pendahuluan berakhir, dan dimana pula teks
itu bermula. Biasanya isi suatu uraian membagi dirinya sendiri menjadi dua, tiga, empat bagian
utama, tempat penulis mengutarakan kasusnya sekonklusif atau segamblang mungkin.
Terkadang kita dapat menemukan petunjuk-petunjuk tipografis bagian bagian penting itu : angka
romawi, judul judul di cetak tebal dan spasi-spasi terbuka. Kadangkadang kita menemukan kata-
kata yang menunjukkan penomeran-penomeran dan langkah-langkah. Kata-kata seperti pertama,
kedua, lebih lanjut,akhirnya dan sebaliknya menunjukkan langkah-langkah dalam suatu uraian
yang tersusun secara logis. Kalau tidak ada tanda tanda tersebut yang muncul kita harus mencari
kalimat-kalimat, klausa-klausa atau fase fase tradisional yang menunjukkan perubahan-
perubahan dalam pengembangan pikiran. Penulis yang cermat akan membuatnya semudah
mungkin agar para pembacanya dapat mengikuti kecenderungan pikirannya. Pada saat tertentu
kita tidak sendiri untuk memperhatikan bagian bagian uraian itu. dalam setiap kasus, tugas kita
sebagai pembaca yang cerdas adalah menemukan organisasi dasar pengarang, rangka dasarnya
dan memanfaatkan dalam pencapaian serta pemahaman pengaruh kuat dari pesannya itu.
3. Kesimpulan
Akhirnya, menjelang penutup suatu teks kita kerapkali memperhitungkan bahwa penulis
mengalihkan perhatiannya dari apa saja yang telah dikatakannya.inilah suatu bertanda pada kita
bahwa dia akan menutup atau menyimpulkan teks itu,. penulis yang seksama kerapkali
menegaskan kembali apa apa yang telah di katakannya pada paragraf terbuka mengenai pokok-
pokok penting dari perkembangannya. Kita hendak gunakan batuan-batuan yang serupa itu
menolong kita meresensi meninjau kembali keseluruhan penyajian tersebut. Andai kata sang
penulis tidak memberikan bantuan terhadap kita, maka seyogianya kita berhenti sejenak setelah
menyelesaikan artikel tersebut dan meninjau kembali dalam hati apa-apa yang telah
dikatakannya tadi. Lalu cobalah menilai sampai yang mana keberhasilan dalam penyajian pokok
masalah dan temanya secara jelas, dalam mencapa maksud serta tujuannya. Para pembaca yang
teliti dan cermat, para pembaca yang bertanggung jawab, tetapi tetap waspada baik terhadap
indikasi-indikasi yang eksplisit maupun yang implisit dari tema, maksud, ruang lingkup dan
organisasi umum sang penulis. Kerap kali pula, para pembaca yang kurang berpengalaman gagal
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya bantuan yang beranekap ragam yang di sajikan oleh
pengarang.

Pemahaman Apresiasi Terhadap Teks


Pemahaman Apresiasi Terhadap TeksDalam bahasa inggris apresiasi memiliki arti
apreciate yang artinya mempunyi pengertian menyadari, memahami, menghargai dan menilai.
Dalam hal ini, kata appreciate dapat dibentuk kata appreation yang memiliki arti penghargaan,
pemahaman dan penghayatan. Menurut KBBI, apresiasi adalah setiap penilaian dan
penghargaan, sedangkan menurut Aminuddin, apresiasi mengandung makna pengenalan melalui
perasaan atau pun kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang
diungkapkan oleh pengarangnya Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal,
memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau
rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjek apresiator dapat menghargai karya sastra
yang dinikmatinya secara sadar.
Tujuan dalam mengapesiasi suatu teks yaitu.
1. Melakukan evaluasi dan pengembangan nilai keindahan terhadap teks karya sastra.
2. Melakukan pengembangan daya kreasi dan imajinasi pada teks karya sastra.
3. Melakukan penyempurnan kterhadap teks karya sastra.
Fungsi apresiasi terhadap teks yaitu.,
Adapun fungsi apresiasi terhadap teks adalah sebagai berikut.
1. Sebagai sarana meningkatkan rasa cinta terhadap karya anak bangsa Indonesia, sekaligus
peduli terhadap sesama sehingga dapat dituangkan kedalam teks dan kemudian
diapresiasi.
2. Sarana untuk penilaian, penikmatan, empati, hiburan dan edukasi.
3. Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam beberapa hal
sehingga apapun minat dan bakat seseorang dapat diluapkan kedalam teks dan
diapresiasi.

Bagaimana Cara apresiasi Terhadap Teks Non Sastra dan Sastra.


Langkah-langkah melakukan apresiasi.
1. Mengamati: melihat dan memperlihatkan dengan teliti sebuah teks yang akan diapresiasi.
2. Menghayati: mengalami dan merasakan sesuatu pada teks yang akan di apresiasi.
3. Memahami: mengetahui kebenaran pada teks yang akan di apresiasi.
4. Menanggapi: memperhatikan komentar atau kritik dari orang lain pada teks yang akan di
apresiasi.
5. Menilai: memperkirakan atau menentukan nilai pada teks yang akan di apresiasi.
6. Impelmentasi: penerapan pada teks yang akan di apresiasi
7. Tingkatan mengapresiasi suatu teks, baik teks non sastra maupun teks sastra.

Adapun tingkatan apresiasi adalah sebagai berikut.


1. Tingkat Empatik, melibatkan pikiran dan perasaan, dalam artian disini menggunakan
tangkapan indera-indera. Contohnya yaitu pada saat kita mendengar suatu karya seni
musik, maka diri kita akan merasa nyaman dan betah mendengarkan karya tersebut,
kemudian timbul penilaian bahwa karya tersebut bagus.
2. Tingkat Estetis, penilaian terhadap sesuatu yang indah, dimana dalam hal ini merupakan
suatu pengamatan dan penghayatan. Contohnya yaitu pada saat menyaksikan suatu
pagelaran seni, semisal teater pasti akan membutuhkan sebuah pengamatan yang baik
dimana kita berpikir bagaimana adegan tersebut dibuat dan fungsi dari adegan tersebut
dan tidak lupa unsur keindahan yang terkandung di dalamnya.
3. Tingkat Apresiasi Kritik, menginterpretasikan sebuah klarifikasi, deskripsi, analisis,
evaluasi dan sebagainya sehingga mampu mendapatkan sebuah kesimpulan. Contohnya
yaitu seperti ajang pencarian bakat yang membutuhkan suatu ilmu yang mendalam yang
mana masing-masing menampilkan sebuah bakat tersebut menjadi sebuah bentuk
penyampaian apresiasi yang lebih mendalam.

Pemahaman Terhadap Unsur Non Teks


Unsur Gambar
Media Gambar
Media gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa
yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimanamana (Sadiman, 2011). Media
gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan melaluisimbol-simbol
komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas
materi, mengilustrasikan fakta dan informasi (Kusnadi & Sujipto, 2013). Media gambar adalah
setiap bentuk grafis statis maupun dinamis antara lain: foto, grafis, denah, ilustrasi (yang terdiri
dari dua atau lebih gambar), dan juga animasi atau kartun (Richard, 2009). Dan semakin
diperkuat dengan pernyataan bahwa “Perangkat apa pun dengan penglihatan dan suara dapat
meningkatkan praktik individu, di luar dari yang diperoleh melalui pembacaan berlabel sebagai
alat bantu audio visual. Alat bantu visual adalah perangkat instruksional yang digunakan di kelas
untuk mendorong pembelajaran dan membuatnya lebih mudah dan memotivasi. Materi seperti
model, grafik, strip film, proyektor, radio, televisi, peta dll disebut alat bantu instruksional” (As
Singh, 2005). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar adalah objek visual yang
dituangkan dalam bentuk gambar gambar, garisgaris, kata-kata, simbol-simbol, maupun
gambaran. Sebagai permulaan hendaknya, hal ini menjadi perhatian khusus orang tua. Orang tua
disarankan menanamkan
minat baca anak dengan memberikan buku bacaan bergambar sebagai langkah awal. Buku
bergambar anak-anak tidak hanya penting karena nilai sastra yang mereka berikan kepada
pembaca muda, tetapi juga merupakan elemen penting dalam proses membaca perkembangan
(Nicholas dalam Jalilehvand, 2012). Dengan demikian, diperlukan adanya gambar untuk
membangun minat baca anak sehingga anak dapat lebih memahami isi bacaan tersebut.

Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar Saat ini


Media gambar dapat ditemui dengan mudah dari berbagai sumber, bahkan dapat dibuat
sendiri. Media gambar merupakan media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau
dari pembiayaan termasuk media yang murah harganya. Gambar yang bagus digunakan dalam
proses belajar-mengajar berukuran 20 cm x 30 cm dan 32 cm x 44 cm yang dapat dibuat sendiri
atau mengambil dan media gambar yang telah ada (Sukartiningsih, 2004).
Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan di antaranya:
1. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar-mengajar karena praktis tanpa
memerlukan perlengkapan apa-apa
2. Harganya relatif murah daripada jenis-jenis media pengajaran lainnya, dan cara
memperolehnya pun mudah sekali tanpa perlu mengeluarkan biaya
3. Dapat dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran mulai dan TK
sampai dengan perguruan tinggi, dan ilmu sosial sampai ilmu eksakta
4. Dapat menerjemahkan konsep atau gagasan karena media gambar dapat memperjelas
suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia apa saja, sehingga dapat
mencegah dan membetulkan kesalahan pemahaman
5. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa
dapat dibawa ke kelas. Selain itu, anak-anak tidak selalu bisa dibawa ketempat objek
tersebut berada. Oleh karena itu, gambar dapat mengatasinya
6. Sifatnya kongkret. Artinya, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan media verbal semata (Leinrich, dkk, 1996: 8).
Selain memiliki keunggulan, media gambar juga memiliki kelemahan-kelemahan, antara
lain:
1. Kadang-kadang ukurannya terlalu kecil untuk digunakan pada kelompok siswa yang
cukup besar. Memang suatu gambar dapat diperbesar. Akan tetapi, hal itu memerlukan
suatu proses dan memerlukan biaya yang cukup besar
2. Hanya dua dimensi yang tampak pada suatu gambar, sehingga sukar untuk melukiskan
bentuk yang sebenarnya yang berdimensi tiga
3. Tidak dapat memperlihatkan suatu pola gerakan utuh untuk suatu gambar, kecuali jika
menampilkan sejumlah gambar dalam suatu urutan peristiwa pada pola gerak tertentu
4. Tanggapan bisa berbeda terhadap gambar yang sama
5. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan belajar

Cara Memahami Bacaan Gambar


1. Mengamati terlebih dahulu gambar yang disajikan. Dengan mengamati gambar kita akan
mengerti gambar apa yang akan kita amati
2. Kemudian memahami gambar yang disajikan. Memahami makna yang ada dalam gambar
tersebut
3. Menafsirkan atau memberikan penjelasan dari gambar tersebut
4. Memberikan penjelasan terkait apa maksut gambar tersebut

Dalam gambar ilustrasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:


1. Gambar manusia
Dalam menggambar ilustrasi manusia diperlukan pemahaman dan penguasaan proporsi
dan anatomi tubuh manusia, baik tubuh manusia dewasa maupun anak-anak. Proporsi adalah
Perbandingan bagian perbagian atau bagian dengan keseluruhan. Anatomi adalah kedudukan
susunan tulang dan otot yang menentukan besar kecil, cekung cembung (menonjol tidaknya)
tubuh manusia yang menentukan bentuk keseluruhan tubuh.
2. Gambar Binatang
Dalam menggambar ilustrasi binatang tidak berbeda jauh dengan menggambar ilustrasi
manusia, yaitu harus menguasai proporsi dan anatominya. Jenis dan bentuk binatang dapat
dikelompokkan menjadi binatang darat, udara dan laut.
3. Gambar Tumbuhan
Dalam menggambar ilustrasi tumbuhan yang beranekaragam jenisnya memiliki dua cara,
yaitu menggambar tumbuhan secara sederhana dan lengkap. Dalam menggambar ilustrasi
tumbuhan secara sederhana, tumbuhan tidak digambar secara detail, tetapi hanya berupa kesan
bentuk tumbuhan. Menggambar secara lengkap , ilustrasi tumbuhan digambar dengan detail dan
cermat bagian-perbagiannya.
4. Benda-benda lainnya
Benda-benda yang bisa digambar adalah beragam jenis benda-benda alam, benda buatan
manusia dan bisa juga benda imajinasi manusia. Segala macam banda-benda yang digambar
dalam karya ilustrasi ini umumnya hanya digunakan sebagai pelengkap atau penghias gambar.

Anda mungkin juga menyukai