Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK MEMBACA SKIMMING DAN

MEMBACA DANGKAL
Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Keterampilan Membaca

Yang dibina oleh Bu

Oleh :

Sudrajat Kurniawan 21801071146

Rismawati 21801071165

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2018
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah swt. serta salam selalu kami panjatkan kepada nabi Muhammad SAW
karena berkat, rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
TEKNIK MEMBACA SKIMMING DAN MEMBACA DANGKAL .Makalah ini membahas lebih
dalam mengenai bagaimana cara membaca cepat khususnya dalam penerapan teknik membaca
skimming dan membaca dangkal .
Tidak dapat dipungkiri lagi membaca merupakan kegiatan yang berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari untuk memperoleh infomasi. Sering kali orang hanya membaca saja dan
tidak dapat mengambil suatu kesimpulan dengan cepat isi bacaan terkadang pula pembaca tidak
begitu tahu tentang ide pokok bacaannya. Dalam makalah ini kami berusaha memaparkan
kepada pembaca agar lebih mudah dalam menemukan ide pokok bacaan serta mempermudah dan
mempercepat mencari suatu informasi. Untuk mempermudah kita dalam membaca khususnya
untuk memperoleh informasi secara cepat dan akurat dapat dilakukan dengan teknik membaca
cepat yakni teknik membaca skimming dan membaca dangkal yang dijelaskan dalam makalah ini
yang berkaitan dengan langkah-langkahnya.
Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah membaca. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan guna memperbaiki makalah ini.

Malang, 09 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan Nasional

2.2 Pengertian Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

2.3 Landasan Pendidikan Nasional

2.4 Kelembagaan, Program dan Pengelolaan Pendidikan

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca sering kita lakukan semenjak kecil hingga dewasa yang merupakan kegiatan
lanjutan setelah mendengar. Ketrampilan membaca merupakan jenis ketrampilan berbahasa
ragam tulis yang bersifat reseptif. Kegiatan membaca ada dua jenis, yaitu membaca dalam hati
dan membaca bersuara. Kegitan membaca dalam hati yaitu kegiatan membaca yang
mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa
mengeluarkan suara serta gerak bibir. Sedangkan membaca bersuara merupakan kegiatan
membaca dengan cara melafalkan setiap kata.

Membaca skimming termasuk dalam kegiatan membaca dalam hati, yang mana banyak
dilakukan ketika berada ditoko buku atau perpustakaan, karena ketika kita berada ditempat
tersebut, kita tidak memiliki banyak waktu. Jadi kita hanya akan membaca sampul buku yang
hanya tertera judul, ilustrasi buku, pengarang buku

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional ?

2. Apa dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional ?

3. Apa saja landasan pendidikan nasional ?

4. Bagaimana kelembagaan, program dan pengelolaan pendidikan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sistem pendidikan nasional

2. Mengetahui dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional


3. Mengetahui landasan pendidikan nasional

4. Mengetahui kelembagaan, program dan pengelolaan pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendidikan Nasional

Sistem berasal dari bahsa Yunani yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara
unit-unit komponen-komponen. Tatang M. Arifin mengemukakan pengertian sistem sebagai
suatu keseluruhan yang tersusun dari bagian-bagian yang satu dengan lainnya saling
berhubungan secara teratur untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Banathy, sistem
merupakan suatu organisme sintetik yang dirancang secara sengaja, terdiri atas komponen-
komponen yang saling terkait dan saling berinteraksi yang dimanfaatkan agar berfungsi secara
terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. (Kadir & dkk,
2012)
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sebuah struktur fungsionalyang tersusun dari bagian-bagian yang berhubungan secara
sistematik untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Unsur-unsur pokok sistem berdasarkan
pengertian diatas yaitu proses, isi, dan tujuan. Maka dapat diartikan bahwa sistem pendidikan
nasional adalah struktur fungsional pada pendidikan nasional dalam rangka mencapai tujuan
nasional Indonesia.
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3, sistem pendidikan nasional
adalah keseuruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Menurut Abdul Kadir dkk, sisdiknas dirumuskan dengan misi
utama dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga negara Republik Indonesia. Hal ini
bertujuan supaya tiap-tiap warga negara memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dasar. Kemampuan dasar tersebut meliputi kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung serta mampu menggunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga
negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sisdiknas memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada setiap warga
negara. Oleh karena itu, perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik tidak dibenarkan.
Perbedaan atas dasar jenis kelamin, agama, ras, suku, latar belakang sosial, dan tingkat
kemampuan ekonomi merupakan hal yang dilarang. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi
kecuali apabila ada satuan atau kegiatan pendidikan yang memiliki kekhususan yang harus
diindahkan. (Kadir & dkk, 2012)
Sisdiknas diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dibawah tanggung jawab
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menteri lainnya, seperti pendidikan agama oleh
menteri agama, akabri oleh menteri pertahanan dan keamanan. Selain itu juga departemen
lainnya yang menyelenggarakan pendidikan yang disebut diklat. Penyelenggaraan sistem
pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk kelembagaan beserta program-
programnya. (Tirtarahardja & Sulo, 2005)

Definisi Pendidikan
Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Definisi Pendidikan Nasional


Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

2. Definisi Sistem Pendidikan Nasional


Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti adalah “cara atau
strategi”. Dalam bahasa Inggris sistem berarti “system, jaringan, susunan, cara”. Sistem juga
diartikan “suatu strategi atau cara berpikir”.
Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa
yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang
artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik
secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan
masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang
akan di pakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar
tersebut dapat secara aktif
Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat ke 3 yang dimaksud dengan
Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2.2 Pengertian Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Undang-undang No.20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 2 dan Pasal 3 membicarakan
mengenai Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

1. Dasar Pendidikan Nasional


Menurut Undang-undang no.20 tahun 2003 Pasal 2 Pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional


Menurut Undang-undang no.20 tahun 2003 Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan nasional sebagai berikut :
a. Alat membangun pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan,
dan pengembangan bangsa Indonesia.
b. Menurut Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Bab II Pasal 3 “Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat bangsa Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”.
2.3 Landasan Pendidikan Nasional
Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia
adalah pendidikan Pancasila. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat
Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama
membangun masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal adalah Pancasil,
landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan operasional ialah ketetapan MPR tentang
GBHN.
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Thun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan
dab Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4 tercantum bahwa landasan ideal pendidikan dan
pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negar yang demokratis serta
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan Tanah Air.
b. Landasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan konstitusional/Undang-Undang Dasar 1945 pada
Bab XIII Pasal 31 yang berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional
yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1. Memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kaedilan sosial.
c. Landasan Operasional
Landasan operasional bagi pembangunan Negara, termasuk pendidikan ialah ketetapan MPR
tentang GBHN. Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
bekepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan
terampil serta sehat jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun 1966-1988 sebagai
landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional.
1. TAP MPRS No. XXVII/ 1966 Bab II Pasal 3
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan dan isi UUD 1945.
2. TAP MPR No. IV/ MPR/ 1973
Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia pembangunan yang Pancasila dan untuk
membentuk manusia Pancasila yang sehat jasmani dan roanilla, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dan mengembangkan aktivitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai
sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD1945.
3. TAP MPR No. IV/ MPR/ 1978
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.
4. TAP MPR No. II/ MPR/ 1983
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, dan cinta tanah air agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
5. TAP MPR No. II/ MPR/ 1988
Pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani
dan rohani.

6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 tahun 1989


Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

2.4 Kelembagaan, Program dan Pengelolaan Pendidikan


Menurut UU RI No.2 Tahun 1989, kelembagaan, program, pengelolaan pendidikan di Indonesia
Sebagai berikut :
A. Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,kelembagaan
pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program pendidikan.
a. Jalur Pendidikan.
Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu, jalur pendidikan sekolah, dan
jalur pendidikan luar sekolah.
1. Jalur pendidikan sekolah.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
2. Jalur pendidikan luar sekolah.
Jalur pendidikan luar sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang
diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan
tidak bersinambung , seperti kepramukaan dan kursus.
B. Jenis Program Pendidikan
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan
tujuannya ( UU RI No 2 TAHUN 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No 2)
Program Pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas ;
• Pendidikan umum
1. Merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dengan pengkhususan yang di wujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa
pendidikan. Pendidikan umum meliputi SD, SMP, SMA, dan Universitas.

• Pendidikan kejuruan
Merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
pekerjaan tertentu. Seperti bidang teknik, tata boga dan busana, perhotelan, kerajinan,
administrasi perkantoran, dll. Pendidikan kejuruan berorientasi pada kecakapan vokasional.
Bentuk lembaganya meliputi STM/SMK, SMTK, SMIP, SMIK.
• Pendidikan luar biasa
Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang
kelainan fisik dan/atau mental. Bentuk lembaga pendidikannya berupa Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB). Sedang untuk pengadaan gurunya disediakan Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa
(SGPLB) setara dengan Diploma III.
• Pendidikan kedinasan
Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam
pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintahan
atau lembaga pendidikan nondepartemen. Pendidikan kedinasan dapat terdiri dari pendidikan
tingkat menengah seperti SPK dan pendidikan tingkat tinggi seperti IPDN (Institut Pemerintahan
Dalam Negeri).
• Pendidikan keagamaan
Merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan
peranan yang menurut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama. Pendidikan
keagamaan dapat terdiri dari tingkat pendidikan dasar (MI), tingkat pendidikan menengah
(Tsanawiyah, Aliyah), dan tingkat pendidikan tinggi (seperti IAIN sekarang UIN, Institut Hindu
Darma, dsb).

C. Pengelolaan sistem pendidikan nasional


Penanggung jawab pendidikan nasional adalah presiden, sedangkan pengelolaannya diatur
sebagai berikut :
1. Pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh presiden kepada
departemen / mentri yang bertanggungjawab atsa pendidikan.
2. Dalam hal tertentu, pengelolaan pendidikan nasional yang mengandung kekhususan,
diantaranya keagamaan dan kedinasan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
nasional.
3. Dalam mengelola pendidikan nasional presiden dibantu oleh dewan pendidikan nasional, yang
anggotanya terdiri dari wakil-wakil pengelola dan unsur-unsur masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yang mengatur pendidikan
yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta kesejahteraan
umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian
rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa-
bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang
secara geografis, demokrafis, histories, dan kultural berciri khas.

Jenjang pendidikan diawali dari jenjang pendidikan dasar yang memberikan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan berupa prasyarat untuk mengikuti pendidikan
menengah. yang diselenggarakan di SLTA. Pendidikan menengah berfungsi memperluas
pendidikan dasar. Dan mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi.

3.2 Saran

 Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus di tingkatkan lagi .

 Kepada masyarakat agar ikut berpartisifasi dalam memajukan pendidikan di indonesia.

 Kepada pemerintah diharapkan agar dalam pembuatan sistem pendidikan nasional ini
hendaknya melibatkan pihak - pihak yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional.

DAFTAR RUJUKAN

Fuad Ihsan, Haji. 2008. DASAR DASAR KEPENDIDIKAN. Jakarta : Rineka Cipta

Nurul Qamariyah, 2016. Sistem Pendidikan Nasional. Makalah. Dikutip dari :

www.academia.edu/11623370/Makalah_Sistem_Pendidikan_Nasional. 5 Oktober

Anda mungkin juga menyukai