Anda di halaman 1dari 8

Nama :Dewita Herzaleha

NIM :2110116120007

Kelas :A-2

Mata kuliah :Dasar dan Keterampilan Membaca

Dosen pengampu : Dr. Rusma Noortyani, M.Pd

UAS

Silakan kerjakan soal berikut sesuai dengan petunjuk!

1. Bagaimanakah Anda menganalisis dan menyajikan teori membaca berikut dalam


menunjang ketercapaian penelitian? Kemukakan argumentasi dan analisis mengenai teori
tersebut sehingga keterampilan membaca berikut memiliki peranan penting dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah untuk pelaksanaan: a. membaca ide; b.
membaca pemahaman; c. membaca kritis; d. membaca fungsional; dan e. membaca telaah
bahasa dan sastra.
2. Bacalah 10 buah artikel jurnal tentang keterampilan membaca kemudian buatlah ulasan
(review) dari hasil bacaan tersebut!
3. Buatlah sebuah video tutorial sederhana terkait dengan tips dan langkah-langkah
membaca (buatan Anda sendiri) dengan durasi 3-5 menit. Diakhir video
berikan quate untuk memotivasi membaca! (kirimkan tautan GDrive atau Youtube-nya
dan pastikan dapat diakses.

Jawab

1. Untuk menunjang tercapainya penelitian, saya menganalisis dan menyajikan teori dengan
cara simak deskriptif yang mampu untuk menjabarkan lebih banyak tentang teori-teori
terdahulu yang menjadi acuan referensi. Hasil argumentasi dan analisis berkenaan dengan
keterampilan membaca memiliki peranan penting dalam menunjang proses pembelajaran
di sekolah untuk pelaksanaan yang dapat dilihat sebagai berikut.
a. Membaca ide.
Membaca ide memiliki peranan penting dalam menunjang proses pembelajaran di
sekolah terutama pada saat siswa diminta untuk mengemukakan serta menemukan
gagasan ide yang terkandung dalam sebuah bacaan. Dengan adanya membaca ide
juga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membaca karena ide yang
terkandung dalam sebuah bacaan dapat menjadi titik fokus kita dalam membaca
pada arah yang jelas. Sementara itu, teori yang dikemukakan Tarigan (1996:56)
membaca ide menjadi kegiatan yang bertujuan untuk menemukan jawaban atau
pertanyaan selanjutnya dari membaca. Termasuk masalah apa yang dibahas atau
dijelaskan dalam membaca dan apa yang karakter pelajari dan lakukan.

b. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman merupakan sarana yang dapat digunakan untuk penanaman
akan bacaan pada siswa. Hal ini didasarkan fakta bahwa masih banyak siswa yang
mampu membaca namun tidak paham akan isi dan maksud dari teks yang
diberikan. Pemahaman bacaan merupakan komponen penting dalam suatu
aktivitas membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman atas bacaan dapat
meningkatkan keterampilan atau kepentingan membaca itu sendiri maupun untuk
tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan atau hendak dicapai terutama dalam
memahami sebuah pembelajaran di sekolah. Lebih lanjut Gilet dan Temple 1994
(dalam Syaf’ie ,1999:33) menyatakan bahwa membaca pemahaman suatu proses
atau kegiatan yang mengacu pada aktifitas yang bersifat mental maupun fisik
yang melibatkan tiga hal pokok , yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh
pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of text
structure) dan kegiatan menemukan makna (active search for information).

c. Membaca kritis
Di sekolah, siswa dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan sistematis
dalam melaksanakan pembelajaran ketika menerima materi yang masih asing
pada dirinya sendiri maupun di lingkungan sekitarnya. Salah satu cara untuk
mengenalkan itu ialah dengan membaca. Membaca yang dimaksud bukan sekedar
dibaca tanpa dipahami. Pada proses membaca yang pada akhirnya harus masuk
dan dikritisi oleh para siswa. Membaca kritis dapat menjadi alternatif agar siswa
dapat mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Membaca kritis adalah
kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan
kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca
mengolah bahan bacaan secara kritis. (cf.Harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert
dalam tarigan, 1988:89)

d. Membaca fungsional
Membaca fungsional yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah
seperti kompetensi untuk memaknai simbol (decoding) tentang informasi berbagai
substansi kehidupan. Informasi dapat berupa fakta, konsep, atau prosedur kegiatan
yang diberlangsungkan terus menerus dalam kehidupan yang berbudaya.
Sementara itu menurut Mumpuniarti (2004:53) yaitu memaknai berbagai simbol
grafis terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti membaca label makanan,
membaca petunjuk jalan, membaca nilai mata uang, membaca iklan, membaca
berita di koran, dsb. Kemampuan membaca fungsional bagi siswa apalagi jika
diterapkan sejak dini dapat meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh
informasi yang ada di sekitarnya. Membaca fungsional merupakan pembelajaran
membaca kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari yang praktis
bagi anak dan bertujuan agar siswa mampu melakukan aktivitas sehari – hari
secara mandiri terutama dalam kehidupan modern ini dengan memahami kata atau
kalimat yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

e. Membaca telaah bahasa dan sastra


Penerapan membaca telaah bahasa dan sastra akan berefek pada peningkatan
keterampilan siswa dalam mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan oleh
penulis dalam sebuh karya sastra ciptaannya. Selain ini juga dapat menjadi sarana
untuk mengenalkan jenis gaya bahasa yang bervariasi pada satu bacaan karya
sastra hingga karya sastra lainnya. Tarigan (2008: 123) mengemukakan bahwa
membaca telaah bahasa dibedakan menjadi membaca bahasa dan membaca sastra.
Dalam membaca bahasa, keterampilan yang harus dilatihkan adalah memilih serta
mempergunakan kata-kata yang mengekspresikan makna secara jelas dan tepat.
Beberapa hal yang harus diketahui seseorang dalam memperbesar daya kata
adalah ragam bahasa, makna kata dari konteks, bagian-bagian kata, penggunaan
kamus, makna-makna varian, idiom, dan sinonim.

2. Hasil ulasan artikel dapat dilihat sebagai berikut.


1) Judul: Peranan Membaca Ekstensif dalam Pemerolehan Bahasa Kedua
Hasil ulasan:
Artikel jurnal ini berjudul “Peranan Membaca Ekstensif dalam Pemerolehan
Bahasa Kedua” ditulis oleh seorang mahasiswa Universitas Bina Darma yang
bernama Ayu Puspita Indah Sari. Topik artikel memaparkan tentang membaca
ekstensif yang dapat membantu pembelajar dalam memperoleh bahasa kedua.
Pembelajar tidaklah membutuhkan uraian yang berbelit dan rumit, yang penting efek
yang dihasilkan setelah membaca yakni mengetahui ide utama bahan bacaan itu.
Membaca ekstensif dapat dijadikan alat bagi pembelajar dalam pemerolehan input
dalam jumlah yang sangat besar. Jelas bahwa peranan membaca ekstensif sangatlah
besar terhadap pembelajar dalam pemerolehan bahasa kedua, dapat membantu
pembelajar dalam memperoleh bahasa kedua, dapat dipakai sebagai reinforcement
dalam menguasai B2, pembelajar dapat memperoleh input sebanyak mungkin
sehingga dapat meningkatkan kualitas monitornya terhadap output B2, sebagai alat
untuk mengakulturasi B2, pembelajar dapat meningkatkan pengetahuan kebahasaan
B2-nya serta dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi untuk mernpelajari B2.

2) Peningkatan Kemampuan Membaca Indah Menggunakan Strategi Pemodelan di


Kelas III Sekolah Dasar Negeri 4 Sungai Pinyuh
Artikel ini memiliki untuk meningkatkan motivasi belajar IPA dengan
menggunakan metode eksperimen pada peserta didik Kelas III Sekolah Dasar Negeri
No.09 Sungai Pinyuh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Bentuk penelitiannya adalah studi survei. Penelitian ini bersifat
kualitatif, dengan jenis penelitian tindakan kelas. Setting yang digunakan pada
penelitian ini adalah setting di dalam kelas, tepatnya di kelas III Sekolah Dasar
Negeri No.09 Sungai Pinyuh. Subyek penelitian ini terdiri dari peserta didik Kelas III
Sekolah Dasar Negeri No.09 Sungai Pinyuh sebanyak 22 orang dan guru yang
mengajar di Kelas III Sekolah Dasar Negeri No.09 Sungai Pinyuh. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dengan alat
pengumpul data berupa panduan observasi. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus
dengan tahapan-tahapan: penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan refleksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Hasil
analisis data menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar IPA dengan
menggunakan metode eksperimen pada peserta didik Kelas III Sekolah Dasar Negeri
No.09 Sungai Pinyuh.

3) Peningkatan Ketrampilan Membaca Indah Geguritan Melalui Teknik “Basmi


Korupsii” Siswa kelas VII-a di SMPN 23 Surabaya
Artikel ini mendekripsikan proses peningkatan keterampilan membaca indah
geguritan siswa kelas VII-A SMP Negeri 23 Surabaya semester genap tahun pelajaran
2020/2021 melalui teknik BASMI KORUPSII dan mendekripsikan peningkatan
ketrampilan membaca indah geguritan siswa kelas VII-A SMP Negeri 23 Surabaya
semester genap tahun pelajaran 2020/2021 melalui teknik BASMI KORUPSII.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran dan peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II.
Sikus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca indah
geguritan dengan teknik BASMI KORUPSII, sedangkan siklus II bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam membaca indah geguritan setelah
dilakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran siklus I. Ada empat tahap pokok
pada penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik
BASMI KORUPSII dipilih peneliti sebagai obat untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam pembelajaran ketrampilan emmbaca indah geguritan dengan tujuan untuk
mempermudah siswa mengetahui trik bagaimana membaca indah geguritan.
Pembelajaran dengan menggunakan teknik BASMI KORUPSII ini dapat
meningkatkan ketrampilan siswa dalam membaca indah geguritan yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya, yaitu
peningkatan dari siklus I yang memperoleh 45% mengalami peningkatan di siklus II
menjadi 84%.
4) Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan Menggunakan Metode KWL di
Kelas X SMAN 10 Pontianak
Artikel ini membahas tentang pengaruh penggunaan metode KWL terhadap
kemampuan membaca intensif dan minat baca siswa kelas X SMA Negeri 10
Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua
siklus dan dilaksanakan di SMAN 10 pada kelas XD semester ganjil. Penelitian
dilakukan pada 38 orang siswa yang terdiri atas 19 siswa perempuan dan 19 siswa
laki-laki. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Sedangkan data hasil
kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian ini diantaranya 1)
Pembelajaran membaca dengan menggunakan metode KWL dapat digunakan dengan
merancang pembelajaran dalam tiga tahap. 2) Pembelajaran membaca dengan metode
KWL dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X
SMA Negeri Pontianak ditunjukan oleh hasil evaluasi yaitu sebanyak 81,57% siswa
dapat memahami wacana dengan baik dan sisanya ada pada kriteria cukup, dan 3)
Metode KWL dapat meningkatkan minat baca siswa kelas X SMA Negri 10
Pontianak dan sebanyak 35 siswa (92,10%) menyatakan bahwa metode KWL
mempermudah siswa dalam memahami wacana dan mendorong mereka untuk
membaca dan mencari informasi lebih lanjut mengenai tema yang terkait.

5) Keterampilan Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD/MI


Artikel ini membahas bagaimana sebuah bahasa sebagai sebuah sistem,
maksudnya bahwa bahasa tersebut dibentuk oleh sebuah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaedahkan. Selain itu bahasa juga bersifat sistemis. Dengan
sistemis maksudnya bahasa tersebut tersusun berdasarkan suatu pola tertentu, bukan
secara acak apalagi sembarangan. Adapun sistemis maksudnya, sistem bahasa bukan
merupakan sebuah sistem tunggal melainkan terdiri dari subsistem. Kemampuan
keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan membaca peserta didik akan lebih
mengetahui segala sesuatu, peserta didik juga akan memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas lagi. Keterampilan membaca merupakan modal utama
peserta didik. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mempelajari ilmu
lain, dapat mengomunikasikan gagasannya dan dapat mengekspresikan dirinya.

6) Meningkatkan Keterampilan Membaca dengan Menerapkan Model Pembelajaran


Quantum Berbantuan Komputer dalam Menentukan Kalimat Utama pada Tiap
Paragraf
Artikel ini berkenaan dengan hasil obeservasi data awal pada pemebelajaran
menentukan kalimat utama pada tiap paragraf di kelas IV SDN Pamulihan
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
menemukan kalimat utama mengakibatkan siswa salah dalam menentukan kalimat
utama, pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat karena tidak membuat siswa
aktif dan cenderung hanya guru yang lebih mendominasi berakibat siswa merasa
bosan selama pembelajaran berlangsung, kelas gaduh ketika pembagian kelompok
berlangsung, hal ini tentunya harus disikapi dengan pengelolaan kelas yang lebih
baik. Dari 22 orang siswa, hanya satu orang siswa atau 5% yang mendapat kriteria
tuntas (T) atau di atas batas KKM yang telah ditentukan, yaitu 72. Sedangkan 21
orang siswa lainnya atau 95% dinyatakan belum tuntas (BT). Sebagai upaya
perbaikan permasalahan tersebut, diterapkan model pembelajaran Quantum
berbantuan komputer ini siswa diarahkan untuk menyadari manfaat belajar
menentukan kalimat utama kemudian siswa mengalami proses pembelajaran dengan
permainan sehingga pada akhirnya dapat menamai dan mendemonstrasikan di depan
kelas, pada akhir pembelajaran guru merayakan setiap keberhasilan siswa.

7) Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan dengan Menggunakan


Media Kartu Kata pada Siswa Kelas I A SDN 1 Taman Kota Madiun
Artikel ini memiliki tujuan yakni meningkatkan keterampilan membaca
permulaan dengan menggunakan media kartu kata pada siswa kelas 1A SD Negeri 1
Taman Kota Madiun. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaborasi
yang dilakukan sebanyak dua siklus. Desain penelitian menggunakan model Kemmis
Mc. Teggart dengan subjek penelitian siswa kelas 1 A yang berjumlah 23 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan 1) tes membaca lisan dan tes tertulis
memahami bacaan, 2) observasi, dan 3) dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan mencari rerata. Indikator
keberhasilan siswa yang harus dicapai dengan rerata kelas 70 dan ketuntasannya 80%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa
kelas 1 A SD Negeri 01 Taman Kota Madiun. Keterampilan membaca pada pra
tindakan sebesar 62,83 dan ketuntasanya 43,48%, pada siklus I meningkat menjadi
69,96 dengan ketuntasan 73,91%, peningkatan pada siklus II 75,43 dengan ketuntasan
91,30%. Pada tindakan ini keterampilan membaca siswa dengan lafal, intonasi dan
membaca memahami meningkat hingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan
yaitu dengan rata-rata kelas 70 dan ketuntasan kelas 80% Kata Kunci : Ketrampilan
membaca permulaan, media kartu kata

8) Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Survey,


Question, Read, Recite, Review(Sq3r) Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 46 Parepare
Dalam artikel ini, berbagai studi internasional menunjukkan bahwa kemampuan
membaca pemahaman siswa di Indonesia bergategori rendah. Kemampuan membaca
pemahaman di sekolah dasar terutama di kelas lanjut sering diabaikan sehingga
hasilnya rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untukmenelaah penerapan
metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswaKelas IV
SD Negeri 46 Parepare. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek
penelitianyaitu siswa danguru kelas IV SD Negeri 46 Parepare. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Data diperolehdengan tehnik observasi dan tes. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi proses pembelajaranmembaca pemahaman
dengan metode SQ3R di siklus I, II dan III semakin baik. Seiring denganitu,
kemampuan membaca pemahaman siswa juga se makin meningkat di siklus I,
II dan III. Kesimpulanpenelitian ini adalah penerapan metode Survey, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) mampumeningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 46 Parepare.

9) Pengembangan Pembelajaran Keterampilan Membaca melalui Penerapan Teknik


Tari Bambu
Membahas tentang anggapan pada sebagian besar siswa terhadap pembelajaran
keterampilan membaca adalah sebagai pembelajaran yang membosankan. Siswa
cenderung malas dan pasif untuk membaca. Alasan siswa kurang tertarik pada
pembelajaran keterampilan membaca dikarenakan teks yang panjang dan sulit
dipahami. Kondisi tersebut menyebabkan motivasi membaca yang rendah pada diri
siswa, yang mengakibatkan kemampuan membaca siswa yang rendah pula. Oleh
karena itu, harus dilakakan berbagai cara agar siswa merasa mudah, senang, dan
mempunyai motiyasi yang tinggi untuk membaca. klcnik Tari Bambu sebagai
salahsatutelmik pemb e laj aran keteramp ilan memb aca dap at membuat siswa
belajar membaca sambil bermain, sehingga siswa terhindar dari rasa bosan untuk
membaca. klodk Thri Bambu dapat membuat siswa senqng mengikuti p emb el aj
aran keteramp i lan memb aca.

10) Kecepatan Efektif Membaca Teks Nonfiksi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Kota
Bengkulu
Artikel ini mendeskripsikan kecepatan efektif membaca teks nonfiksi siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 32 orang yaitu siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan purposive sampling, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrument tes. Validitas dan reabilitas diakukan dengan cara validitas isi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif.
Berdasarkan deskripsi penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil tes kecepatan efektif
membaca teks nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu termasuk ke
dalam kategori sedang, dan rata-rata hasil tes kecepatan efektif membaca teks
nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu menunjukkan hasil kecepatan
efektif membaca dengan skor tertinggi yang dicapai oleh responden dengan
persentase pemahaman 79% dan rata-rata waktu yang digunakan adalah 1.89 menit.
Data tersebut merupakan hasil tes responden siswa sebanyak 32 orang.

3. https://youtu.be/9FRDJ0tyXBI

Anda mungkin juga menyukai