NIM :2110116120007
Kelas :A-2
UAS
Jawab
1. Untuk menunjang tercapainya penelitian, saya menganalisis dan menyajikan teori dengan
cara simak deskriptif yang mampu untuk menjabarkan lebih banyak tentang teori-teori
terdahulu yang menjadi acuan referensi. Hasil argumentasi dan analisis berkenaan dengan
keterampilan membaca memiliki peranan penting dalam menunjang proses pembelajaran
di sekolah untuk pelaksanaan yang dapat dilihat sebagai berikut.
a. Membaca ide.
Membaca ide memiliki peranan penting dalam menunjang proses pembelajaran di
sekolah terutama pada saat siswa diminta untuk mengemukakan serta menemukan
gagasan ide yang terkandung dalam sebuah bacaan. Dengan adanya membaca ide
juga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam membaca karena ide yang
terkandung dalam sebuah bacaan dapat menjadi titik fokus kita dalam membaca
pada arah yang jelas. Sementara itu, teori yang dikemukakan Tarigan (1996:56)
membaca ide menjadi kegiatan yang bertujuan untuk menemukan jawaban atau
pertanyaan selanjutnya dari membaca. Termasuk masalah apa yang dibahas atau
dijelaskan dalam membaca dan apa yang karakter pelajari dan lakukan.
b. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman merupakan sarana yang dapat digunakan untuk penanaman
akan bacaan pada siswa. Hal ini didasarkan fakta bahwa masih banyak siswa yang
mampu membaca namun tidak paham akan isi dan maksud dari teks yang
diberikan. Pemahaman bacaan merupakan komponen penting dalam suatu
aktivitas membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman atas bacaan dapat
meningkatkan keterampilan atau kepentingan membaca itu sendiri maupun untuk
tujuan-tujuan tertentu yang telah ditentukan atau hendak dicapai terutama dalam
memahami sebuah pembelajaran di sekolah. Lebih lanjut Gilet dan Temple 1994
(dalam Syaf’ie ,1999:33) menyatakan bahwa membaca pemahaman suatu proses
atau kegiatan yang mengacu pada aktifitas yang bersifat mental maupun fisik
yang melibatkan tiga hal pokok , yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh
pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of text
structure) dan kegiatan menemukan makna (active search for information).
c. Membaca kritis
Di sekolah, siswa dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan sistematis
dalam melaksanakan pembelajaran ketika menerima materi yang masih asing
pada dirinya sendiri maupun di lingkungan sekitarnya. Salah satu cara untuk
mengenalkan itu ialah dengan membaca. Membaca yang dimaksud bukan sekedar
dibaca tanpa dipahami. Pada proses membaca yang pada akhirnya harus masuk
dan dikritisi oleh para siswa. Membaca kritis dapat menjadi alternatif agar siswa
dapat mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Membaca kritis adalah
kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan
kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca
mengolah bahan bacaan secara kritis. (cf.Harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert
dalam tarigan, 1988:89)
d. Membaca fungsional
Membaca fungsional yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah
seperti kompetensi untuk memaknai simbol (decoding) tentang informasi berbagai
substansi kehidupan. Informasi dapat berupa fakta, konsep, atau prosedur kegiatan
yang diberlangsungkan terus menerus dalam kehidupan yang berbudaya.
Sementara itu menurut Mumpuniarti (2004:53) yaitu memaknai berbagai simbol
grafis terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti membaca label makanan,
membaca petunjuk jalan, membaca nilai mata uang, membaca iklan, membaca
berita di koran, dsb. Kemampuan membaca fungsional bagi siswa apalagi jika
diterapkan sejak dini dapat meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh
informasi yang ada di sekitarnya. Membaca fungsional merupakan pembelajaran
membaca kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari yang praktis
bagi anak dan bertujuan agar siswa mampu melakukan aktivitas sehari – hari
secara mandiri terutama dalam kehidupan modern ini dengan memahami kata atau
kalimat yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
10) Kecepatan Efektif Membaca Teks Nonfiksi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Kota
Bengkulu
Artikel ini mendeskripsikan kecepatan efektif membaca teks nonfiksi siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 32 orang yaitu siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Penentuan sampel pada penelitian ini
menggunakan purposive sampling, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrument tes. Validitas dan reabilitas diakukan dengan cara validitas isi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif.
Berdasarkan deskripsi penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil tes kecepatan efektif
membaca teks nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu termasuk ke
dalam kategori sedang, dan rata-rata hasil tes kecepatan efektif membaca teks
nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu menunjukkan hasil kecepatan
efektif membaca dengan skor tertinggi yang dicapai oleh responden dengan
persentase pemahaman 79% dan rata-rata waktu yang digunakan adalah 1.89 menit.
Data tersebut merupakan hasil tes responden siswa sebanyak 32 orang.
3. https://youtu.be/9FRDJ0tyXBI