Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 3

Nama Mata Kuliah : Keterampilan Berbahasa Indonesia SD Pokok bahasan


: 1. Keterampilan berbahasa permulaan
2. Jenis –jenis berbicara permulaan
Pengembang soal : Drs. Kusbandi,M,Pd.I
Jenis Tugas : Penguasaan Konsep Berdoalah
sebelum mengerjakan soal!
Kerjakan soala-soal berikut dengan baik!
1. Berikut SK KD menyimak SD di kelas tinggi, yaitu kelas VI Semester 2 : Menyimpulkan isi berita
yang didengar dari televisi atau radio.
Susunlah sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap hingga penilaian berdasarkan
SKKD tersebut!
2. Pendekatan pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar
dikelas rendah lebih menekankan pada pendekatan tematik. Benarkah penyataan ini? Berilah
alasannya!
3. Ketika Anda melakukan penilaian kegiatan belajar mengajar di kelas rendah, bagaimana menilai
kemampuan berbicara peserta didik di kelas rendah tersebut?

Jawaban dikirim ke : email: gusdi051968@gmail.com dan https://silayar.ut.ac.id/ Tanggal


pengumpulan terakhir, 26 Mei 2023.

Selamat Mengerjakan
NAMA : INDRI SETYO PURWANTI
NIM : 858708891

JAWABAN
1. Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi
Beberapa hal yang erlu dipertimbangkan dalam pembelajaran menyimak/ mendengarkan di
kelas tinggi SD sebagai berikut :
1. Butir- butir pernyataan yang digunakan untuk menguji/melatih pemahaman pembelajar
persentsenya harus lebih banyak pada pertanyaan kategori tingkat tinggi ( Analisi, Evaluasi dan
kreatif )
2. Bentuk pertanyaan diupayakan beragam, yaitu berbentuk obyektif pilihan ganda dan juga
pertanyaan yang membutuhkan respon dari pembelajar ( Esai)
3. Pertanyaan hanya dapat di jawab ketika pembelajar menyimak dengan seksaman
4. Pembelajaran diawali dengan pendahuluan berupa apresiasi yang mampu menarik perhatian
pembelajar, antaralain dengan menggunakan media yang menarik, dengan kuis
dengan brainstorming, dengan mendengarkan lagu yang memilikikaitan dengan kopetensi yang
hendak di latih.
5. Kegiatan inti harus memuat tiga kegiatan utama, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
yang dikemas secara menarik.
6. Kegiatan penutup harus mampu memberikan kesan yang menarik bagi pembelajar dan
menumbuhkan keingintahuan pembelajar untuk memperdalam kompetensi yang telah dipelajari
7. Tugas-tugas yang di kerjakan oleh peserta didik adalah tugas-tugas yang mendukung
kecakapan hidup untuk berkiprah di masyarakat.

Kelas VI semester 2
Memahami wacana lisan tentang berita dan drama pendek.
a. Menyimpulkan isi berita yang di dengar dari televisi atau radio
b. Menceritakan isi drama pendek yang disampaikan secara lisan.SKKD di atas mengandung
materi berikut ini,
1. Denah
2. Lambang/ simbol
3. Pengumuman
4. Pantun
5. Cerita rakyat
6. Penjelasan narasumber
7. Cerita pengalaman
8. Berita
9. Drama.

B. PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN MENYIMAK DI KELAS TINGGI SD

1. Kontekstual
Menurut Purnomo ( 2002:10) memaparkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik konteks linguistik maupun konteks
nonlinguistik. Selain itu, komponen pembelajaran kontekstual terdiri dari tujuh komponen
pembelajaran efektif iyaitu :

1. Konstruktivisme ( constructivisme )
Teori konstruktivisme menguraikan bahwa truktur pengetahuan diuraikan melalui dua cara, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan penyusunan struktur pengetahuan baru
berdasarkan kompetensi pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi adalah proses modifikasi
struktur pengetahuan yang sudah ada untuk mendampingi dan menyesuaikan hadirnya
pengalaman baru.

2. Menemukan (inquiry)
Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.
Kegiatan inkuiri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah
b. Mengamati/melakukan observasi
c. Menganalisi dan menyajikan hasil
d. Mengkomuikasikan kepada pembaca.

3. Bertanya (questioning )
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Tujuan bertanya
adalah untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan, apa yang sudah di ketahui, dan
mengarahkan perhatian kepada aspek yang belum di ketahuinya. Kegiatan bertanya dapat di
terapkan dalam bentuk ketika peserta didik berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui
kesulitan, mengamati sesuatu.

4. Masyarakat belajar ( learning community )


Ciri kelas berbasis masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok-
kelompok. Hasil pembelajaran di peroleh dari kerja sam.

5. Pemodelan ( modeling )
Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan model atau contoh yang
perlu ditiru.

6. Refleksi (reflection )
Refleksi yang dimaksud di sini adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang baru di lakukan. Refleksi juga merupakan tanggapan
terhadap kegiatan kegiatan yang baru dilakukan atau pengetahuan yang baru di terima. Pada
akhir pembelajaran kita menyediakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi.

7.  Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)


Penilaian pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan dengan mengamati peserta didik
menggunakan bahasa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

2. Integratif
Yaitu suatu keterpaduan antar subsistem yang meliputi unsur Fonologi ( Lafal Atau intonasi)
morfologi (kata) sintaktis (kalimat) dan semantik ( Makna Kalimat ) sehingga tercapi tujua
berbahasa atau komunkasi.

3. Fungsional
Yaitu pembelajaran bahasa harus di kaitkan dengan fungsinya, baik dalam komunikasi maupun
dalam memenuhi keterampilan untuk hidup menurut ( Purnomo,2002: 10-11)

4. Apresiatif
Apreiatif adalah suatu kegitaan yang dapat menumbuhkan keseimbangan otak kiri dan kanan
anak dan dalam kegiatan apresiatif peserta didik diharapkan mampu mengapresiasi unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik serta nilai-nilai karakter yang terkandung dalam simak

Rencana Program Pembelajaran

1. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan
2. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang di dengarnya
3. Indikator
Menceritakan kembali secara tertulis dengan kalimat runtut dan mudah dipahami
4. Tujuan
Peserta didik dapat menceritakan kembali dongeng yang didengarnya dengan kalimat
runtut dan mudah dipahami secara tertulis.
5. Materi Pokok
cerita rakyat
6. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegaitan awal
1. Apresiasi
2. Motofasi
3. Menjelaskan tujuan
b.    Kegiatan inti.
c.    Kegiatan Akhir / Penutup
Sumber /Media

Penilaian
Penilaian Menyimak Kelas Tinggi SD
Kemampuan menyimak Bersifat respektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian, antara lain :
1.  Penilaian dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes kinerja, hasil karya siswa, proyek dan porto
folio.
2.  Penilaian harus mencakup tiga aspek : 1. Pengetahuan, 2. Keterampilan, 3. Sikap
3.  Penilaian mengacu pada indikator atau tujuan pembelajaran
4.  Tidak bersidat diskriminasi, memberikan peluang yang adil kepada semua siswa.

C. IMPLEMENTASI  PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS TINGGI

1.  Mendengar cerita
2.  Mendengarkan berantai

2. Apa Itu Pendekatan Pembelajaran?


Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, maka diperlukan suatu proses sistematis yang tentunya
bisa dipahami oleh setiap pihak dalam kelas. Proses yang dibutuhkan ini biasa disebut dengan
pendekatan pembelajaran. Dalam menjalankannya, tentu ada acuan tersendiri yang bisa dipakai.
Jika dibedakan secara umum, pendekatan pembelajaran ini bisa memakai acuan guru atau acuan
siswa. Meski ada perbedaan jelas pada acuannya, namun jika dilakukan dengan baik tentunya bisa
menciptakan proses pembelajaran yang memberi keuntungan untuk berbagai pihak yang ada di
kelas.

Melalui penjelasan ini, maka memahami arti dan contoh pendekatan pembelajaran sangatlah
penting. Tanpa adanya komponen ini, maka proses pembelajaran di kelas akan kurang maksimal.
Sehingga perlu adanya pemahaman secara mendalam mengenai rincian pendekatan pembelajaran
yang ada.

Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Beserta Contohnya

Selain memahami tentang artinya, memahami tentang contoh pendekatan pembelajaran yang ada
juga sangat penting. setidaknya ada 10 contoh poin pendekatan pembelajaran yang disesuaikan
dengan jenisnya. Berikut adalah berbagai jenis yang ada beserta dengan contoh pemanfaatannya
langsung:

Pendekatan Kontekstual

Dalam pendekatan ini, maka konsep yang dipakai adalah bagaimana menghubungkan materi
dengan dunia nyata. Jadi, pemahaman yang dimiliki siswa akan diimplementasikan dan dikaitkan
langsung dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini akan memudahkan guru untuk memberi pemahaman
materi.

Contoh nyata dalam pemanfaatan pendekatan ini adalah dengan meminta siswa menganalisis
berbagai lingkungan hewan dan tumbuhan yang ada disekitarnya. Sehingga materi yang dimiliki bisa
dinilai dan dikaitkan langsung dengan keadaan yang sesungguhnya ada di sekitar siswa itu sendiri.

Pendekatan Konstruktivisme

Melalui pendekatan ini, siswa akan diajarkan untuk lebih kreatif dengan melakukan atau
menyelesaikan permasalahan. Dalam pemberian metodenya sendiri akan diberikan wadah untuk
setiap ide-ide yang dimiliki siswa. Dengan demikian, ide siswa dijadikan media pengembangan diri.

Misalnya, siswa bisa diminta untuk membuat suatu solusi dari permasalah yang ada di sekolah. Ide
yang dimiliki bisa dipresentasikan dan dibentuk wujud nyata secara langsung. Dengan demikian,
pengetahuan yang dimiliki siswa bisa langsung diimplementasikan tanpa hanya dipahami saja.

Pendekatan Deduktif

Selanjutnya ada pendekatan deduktif. Pada pendekatan ini, unsur logika lebih banyak dipakai. Jadi,
dalam menarik kesimpulan diperlukan pemikiran dengan dasar logika yang kuat. Untuk pemanfaatan
pendekatan ini sendiri bisa melalui banyak aspek berbeda yang tentunya akan menarik dipakai
siswa.

Contoh pendekatan pembelajaran dengan metode deduktif sendiri juga sangat unik. Siswa bisa
diminta untuk melakukan diskusi tentang suatu topik melalui pendekatan logika. Dengan penerapan
ini, maka gagasan yang dimiliki siswa juga bisa tersalurkan dengan baik dan bisa menyeluruh
tentang topiknya.

Pendekatan Induktif

Jika pendekatan deduktif terpaku pada pikiran logis, maka pendekatan induktif berpaku pada
pengamatan. Jadi, sebelum menarik kesimpulan dilakukan suatu pengamatan secara mendalam
terlebih dahulu. setelah itu, suatu kesimpulan bisa ditarik dan solusi terbaik bisa diambil secara bijak.

Contoh yang bisa dilakukan adalah dengan meminta siswa menganalisis suatu kasus kemudian
diamati dan diambil kesimpulannya. Dengan demikian, maka akan terjadi kegiatan kompleks tentang
suatu permasalahan. Solusi paling baik dan pas juga bisa didapat setelah pengambilan kesimpulan
yang ada.

Pendekatan Konsep

Ada juga yang disebut pendekatan konsep. Dengan pendekatan ini, maka siswa diajarkan untuk
memahami suatu konsep dengan jelas dan sistematis. Hal ini bertujuan agar tidak adanya kesalahan
dalam pemahaman konsep lanjutan. Pendekatan ini tentunya sangat bermanfaat dalam berbagai hal.

Contoh pemanfaatan pendekatan ini sendiri bisa dengan pemberian suatu permasalahan. Kemudian
siswa bisa diminta untuk menganalisis konsepnya dan memahaminya secara mendalam. Setelah
paham, siswa bisa diminta untuk menjabarkan konsep yang sudah ditemukan kepada yang lainnya.

Contoh nyata dari pendekatan ini adalah pemberian kasus yang sudah memiliki jawaban beragam.
siswa bukan diminta mencari mana jawaban yang benar, namun diminta untuk mencari jalur hingga
bisa ditemukan jawaban tersebut. Dengan langkah ini, maka siswa akan paham mengenai alurnya.
Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik ini terbilang sangat kompleks. Melalui penerapannya, siswa akan belajar banyak
hal dalam waktu yang bersamaan. Mulai dari bagaimana mengembangkan pengetahuan,
memanfaatkan keterampilan, mengamati, bertanya, hingga bagaimana menerapkan segala poinnya.

Contoh langsung dari penerapan pendekatan ini bisa dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
siswa diberi acuan untuk melakukan setiap langkah yang ada. Mulai dari pemberian kasus,
pengamatan, diskusi, hingga penyampaian hasil berdasarkan diskusi yang sudah dilangsungkan.

Pendekatan Realistik

Sebagai poin lanjutan, ada juga yang dinamai pendekatan realistik. Pendekatan ini tentunya juga
berbeda dengan pendekatan lainnya. Materi yang dipakai dalam pendekatan ini lebih mengarah
kepada materi matematika. Dunia nyata dan materi matematika disatukan pada pendekatan satu ini.

Siswa bisa diminta untuk melakukan diskusi tentang materi yang relevan, kemudian guru bisa
menjadi moderator-nya. Dengan demikian, gagasan tentang penerapan matematika di dunia nyata
bisa ditemukan dan dimanfaatkan. Hal ini sangatlah penting untuk diterapkan dalam berbagai aspek.

Dan untuk pendekatan pemeblajaran dikelas rendah tidak harus dengan tematik karena siswa lebih
suka dengan keadaan realnya.

3. Tes kemampuan berbicara harusnya mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan keterampilan
berbicara lainnya, sebab keterampilan berbicara mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang Oller
dalam (Nurgiyantoro, 2014, p. 297). Suatu kegiatan berbicara perlu dinilai atau dievaluasi agar seseorang
dapat mengetahui seberapa bagus dia dalam melakukan kegiatan berbicara. Menurut (Mudini & Purba,
2009, p. 19) terdapat dua jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbicara, yaitu penilaian
proses dan penilaian hasil. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap dari kedua jenis penilaian berbicara
tersebut.

A. Penilaian Proses
Penilaian proses adalah suatu tindakan penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses
pembelajaran melalui berbagai macam cara (Nurgiyantoro, 2014, p. 50). Penilaian proses digunakan sepanjang
aktivitas pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk menilai perilaku siswa dalam aktivitas pembelajaran.
Jika suatu penilaian itu berlangsung selam proses pembelajaran, maka penilaian tersebut adalah penilaian
proses.

Kegiatan penilaian proses menggunakan lembar penilaian sikap (afektif). Adapun lembaran penilaian afektif
yang dimaksud terdiri dari lima aspek, yakni (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5)
tanggung jawab.

Selain itu, dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian untuk mengetahui kompetensi siswa dalam
berbicara terdapat beberapa aspek yang dinilai, yaitu sebagai berikut (Mudini & Purba, 2009, p. 20).
1. Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan
2. Kejelasan vokal
3. Ketepatan intonasi
4. Ketepatan pilihan kata (diksi)
5. Struktur kalimat (tuturan)
6. Kontak mata dengan pendengar
7. Ketepatan mengungkapkan gagasan disertai data tekstual

B. Penilaian Hasil
Penilaian hasil adalah suatu jenis penilaian yang dilakukan berdasarkan unjuk kerja ketika siswa menyajikan
kompetensi berbicara yang dituntut kurikulum atau mempresentasikan secara individual atau kelompok
(Mudini & Purba, 2009, p. 20). Penilaian hasil juga dapat disebut sebagai penilaian unjuk kerja.

Penilaian kompetensi dalam bentuk unjuk kerja (performance) haruslah memperhatikan berbagai aspek. Aspek-
aspek utama yang harus diukur di antaranya adalah penggunaan bahasa seperti berikut Nurgiyantoro dalam
(Mudini & Purba, 2009, p. 20).
1. Penguasaan lafal
2. Penggunaan struktur kosa kata
3. Kekayaan kosa kata
4. Penguasaan atau pemahaman masalah yang menjadi bahan pembicaraan
5. Kemampuan mengungkapkan gagasan
6. Kemampuan memahami bahasa lawan bicara

C. Model Penilaian Berbicara


Penilaian keterampilan berbicara memiliki beberapa model. Berikut adalah contoh model penilaian berbicara.

1. Pembicaraan berdasarkan gambar. Penilaian keterampilan berbicara berdasarkan gambar adalah suatu
kegiatan penilaian berbicara yang dilakukan dengan bantuan gambar. Penilaian ini dibagi dalam dua jenis,
yakni gambar objek (pemberian pertanyaan) dan bercerita (menceritakan gambar).
2. Berbicara berdasarkan rangsangan visual dan suara. Penilaian keterampilan berbicara berdasarkan
rangsangan visual dan suara adalah gabungan antara berbicara berdasarkan gambar dan suara. Misalnya,
rangsangan atau stimulan yang berasal dari televisi, video, atau sejenisnya.

3. Bercerita. Bercerita adalah kegiatan penilaian keterampilan berbicara berdasarkan kemampuan siswa
mengungkapkan suatu kisah.

4. Wawancara. Wawancara adalah salah satu jenis model pembelajaran keterampilan berbicara yang menilai
kegiatan berbicara berdasarkan kegiatan tanya jawab antara dua orang.

5. Berdiskusi atau berdebat. Berdiskusi atau berdebat adalah suatu kegiatan penilaian keterampilan berbicara
berdasarkan kegiatan saling mempertahankan pendapat atau gagasan antara individu atau kelompok.

6. Berpidato. Berpidato adalah salah satu kegiatan penilaian dalam keterampilan berbicara berdasarkan
aktivitas individu siswa dalam membaca atau menghafal suatu naskah yang telah dipersiapkan di muka umum.

7. Bermain peran. Bermain peran atau drama (teater) adalah aktivitas penilaian keterampilan berbicara
berdasarkan kegiatan siswa dalam memerankan suatu tokoh berdasarkan karakter tertentu yang diakukan secara
berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai