Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Misbachul Ulum Nim : 20201244070

Kelas : PBSI D 2020 Matkul : Strategi Pembelajaran BSI

Latihan Ujian Semester :

1. Seorang guru akan mengajar Bahasa Indonesia Siswa SMA Kelas X dengan Kompetensi
Dasar Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot. Ia akan memilih Pendekatan
Saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Saudara, bagaimanakah langkah-
langkah pembelajarannya?

Pendekatan Saintifik merupakan metode pembelajaran yang diterapkan dalam


pengajaran berdasarkan kurikulum terbaru yaitu 2013. Pembelajaran yang diterapkan
pada kurikulum 2013 hampir semua mata pelajaran menggunakan pendekatan saintifik
sehingga banyak perubahan dari kurikulum sebelumnya, termasuk mata pelajaran bahasa
Indonesia. Dalam kurikulum terbaru, Bahasa Indonesia diajarkan dengan landasan
pendekatan Saintifik dan berbasis teks. Teks tersebut menggunakaan teks Anekdot,
pemilihan teks ini karena merupakan salah satu materi yang penting untuk diajarkan
kepada siswa. Sehinga selanjutnya siswa mampu belajar secara mandiri setelah
mendapatkan pembelajaran tersebut.
Belajar menulis merupakan bentuk pembelajaran yang sangat penting, salah
satunya keterampilan menulis dari keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal
hal tersebut sangat mampu menunjang siswa dalam membentuk pengetahuan diri,
keterampilan, dan sikap pada diri seorang siswa. Dalam pembelajaran menulis terdapat
salah satu pembelajaran penting yaitu menulis teks anekdot. Menulis teks anekdot dapat
dikatakan salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013.

Pembelajaran menggunakan metode pendekatan saintifik dilaksanakan dengan langkah-


langkah sebagai berikut:

(1) Mengamati,

Mengamati merupakan kegiatan yang mengedepankan proses yang lebih detail


dalam memahami. Metode ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media
objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Metode yang digunakan dalam proses mengamati memiliki makna yang tinggi sehingga
makna tersebut sangat bermanfaat bagi rasa keingintahuan seorang siswa, hal tersebut
memicu motivasi siswa untuk mengamati lebih mendalam.

(2) Menanya,
Menanya dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Dalam hal ini
kegiatan menanya dapat dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
guru, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya. Bertanya dalam pembelajaran
dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa.

(3) Mencoba,

Kegiatan ini dilangsungkan untuk memaksimalkan panca indera peserta didik


dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan prinsip sesuai dengan kompetensi mata
pelajaran. Peserta dapat mengumpulkan informasi melalui media cetak, media elektronik,
internet maupun lingkungan sekitar.

(4) Mengasosiasi

Dapat di artikan sebagai Penalaran dimana ketik siswa berfikir secara logis dan
sistematis terhadp fakta-fata yang mampu dijadikan sebagai bahanobservasi guna
memperoleh sebuah hasil kesimpulan berupa pengetahuan. Dalam penalaran terdapat dua
cara menalar yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalar terhadap suatu permasalahan dengan merumuskan sebuah
kesimpulan besar secara umum. Penalaran deduktif sendiri adalah sebuah cara menalar
dimana kesimpulan yang di ambil bersumber dari pernyataan suatu masalah tau fenomena
kemudian dijadikan kesimpulan umum yang lebih bersifat detail dan khusus.

(5) Mengkomunikasikan

Pada tahap ini peserta didik memaparkan hasil pemahamannya terhadap suatu
konsep/bahasan secara lisan maupun tertulis. Pada pembelajaran bahasa Indonesia
kegiatan ini dapat berupa membacakan karya teks yang dibuat maupun hasil diskusi
kelompok yang dipresentasikan.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat didefinisikan


sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui langkah-langkah mengamati,
dan merumuskan hipotesis. Siswa diminta untuk melakukan pengumpulan data atau
informasi dengan berbagai tekhnik pengumpulan data seperti melakukan pengamatan,
wawancara, dan bahkan melakukan studi pustaka kemudian hasil data tersebut di olah
atau dilakukan analisis sehingga mendapatkan kesimpulan yang menarik. kemudian
mengkomunikasikan hasil dari analisis data tersebut.

2. Suatu ketika, seorang Guru Bahasa Indonesia SMA akan mengajar Siswa kelas X dengan
Kompetensi Dasar Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis. Ia memutuskan akan menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Berbasis proyek. Menurut Saudara, bagaimanakah Langkah-
langkah pembelajarannya?
Pembelajaran yang dapat digunakan dalam menulis teks ekposisi penggunaan
metode pembelajaran berbasis proyek merupakan pilihan yang tepat. Siswa nantinya akan
menghasilkan sebuah karya yaitu teks eksposisi. Dalam model pembelajaran berbasis
proyek ini mengaharapkan siswa mampu berkreativitas dalam menciptakan karya tuisnya
sendiri siswa di harapkan dapat membuat/ menciptakan sebuah karya yang dibuat/ ditulis
sendiri. Hasil dari tulisan siswa ini dapat digunakan sebagai hasil dari pembelajaran
berbasis proyek.
Teks eksposisi adalah sebuah karya tulis yang menggambarakn atau berisi sebuah
inofrmasi yang ditujukan kepada para pembaca sehingga menarik untuk dibaca. Dalam
teks ekposisi terdiri dari gagasan dan fakta. Penggunaan model pembelajaran berbasis
proyek (project
based learning) dalam menulis.

Langkah pertama dalam pembelajaran yang diterapkan di kelas guru


menggunakan metode eksperimen yakni tidak banyak menyampaikan paparan materi,
tetapi mengajak siswa untuk berdiskusi secara mandiri dan membentuk kelompok, guru
menyampaikan kepada anak untuk dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan
dilaksanakan pada pembelajaran di kelas dan hari tersebut. Kompetensi dasar yang
digunakan yaitu Mengkontruksikan teks eksposisi dengan memerhtikan isi permasalahan,
argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) struktur dan kebahasaan.
Langkah-langkah pembelajaran dilakukan secara berurutan agar mudah di pahami
oleh siswa dalam pembelajaran. Pada tahapan yang pertama guru mengawali membuka
pembelajaran di kelas seperti biasa yaitu menyampaikan salam dan mengecek kehadiran
siswa, kemudian menyampaikan tahapan pembelajaran yang ada yaitu memaparkan
indikator dan tujuan pembelajaran, menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran,
memberikan konsep dasar yang diperlukan, menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran, memancing siswa untuk menggunakan buku pelajaran atau sumber lain,
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, menyampaikan tema umum dalam proyek
penyelidikan yang akan dilakukan siswa, dalam hal ini peneliti menyampaikan bahwa
seluruh kelompok yang ada membuat teks eksposisi dengan tema bebas, memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya mengenai konsep dasar, siswa melakukan perencanaan
untuk menemukan sebuah masalah dalam kehidupan sehari-hari yang akan ditulis
menjadi sebuah teks eksposisi.
Siswa diminta untuk membuat hipotesis permasalahan yang akan di angkat
menjadi sebuah teks eksposisi, hipotesis permasalahan yakni dugaan sementara sebuah
permasalahan. Siswa melakukan perumusan masalah dari tema atau judul yang sudah
ditentukan bersama dengan teman satu kelompok, dalam kegiatan ini siswa membuat
minimal satu rumusan masalah yang akan menjadi pokok permasalahan dalam teks
eksposisi yang akan dibuat. Siswa melakukan penelitian terkait tentang rumusan masalah
yang sudah dibuat. Pengumpulan data yang dilakukan siswa melalui internet. Setelah
mendapatkan data yang ada dibutuhkan selanjutnya siswa melakukan penulisan teks
eksposisi sebagai produk dari metode pembelajaran berbasis proyek.

3. Pada kesempatan lain, seorang guru Bahasa Indonesia akan mengajar dengan Kompetensi
Dasar Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat)
baik lisan maupun tulisdengan metode inquiri. Bagaimanakah Langkah-langkah
pembelajarannya?

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menerapkan pokok


permasalahan dengan mengedepankan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar secara mandiri,
dalam mengembangkan kreativitas siswa ketika memecahkan sebuah permasalahan.
Metode ini juga berengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman cerita rakyat
adalah adanya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan
metode inkuiri dengan siswa yang tidak menggunakan metode inkuiri.

Sebelum pembelajaran di mulai ada beberapa yang dapat di terapkan dalam


pembelajaran dengan metode inkuiri yaitu langkah-langkahnya sebagai berikut.

a) Membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Seperti contoh : Siswa-siswa dibagi


menjadi duakelompok, yaitu kelompokeksprimen dan kelompok kontrol, yang
dilakukan secara acak tanpa memilih-milih.

b) Siswa-siswa diacak dengan membuat nomor urut mulai dari siswa yang bernomor
stambuk terkecil sampai yang bernomor stambuk terbesar. Siswa yang bernomor
urut ganjil dikelompokkan dalam kelompok eskprimen, sedangkan siswa yang
bernomor urut genap dimasukkan kedalam kelompok kontrol.

c) Masing-masing kelompok diberisajian materi yang sama dalampelajaran


bahasa Indonesia sebanyaksatu kali pertemuan.

d) Peneliti melaksanakan tugasmengajar secara bergantian kepadakedua kelompok


siswa. Padakelompok eksprimen, penelitimenggunakan metode inkuiri
dalampengajaran membaca pemahamancerita rakyat, sedangkan padakelompok
kontrol tanpamenggunakan metode inkuiri.

e) Masing-masing kelompok diberi tesatau evaluasi yang sama pada akhirsetiap


pertemuan. Satu kali tes atau evaluasi dirata-ratakan.
cerita-cerita rakyat dapat dikemas sesuai konsep materi ajar dan diidentifikasi nilai- nilai
yang berwawasan pendidikan karakter. Materi ajar ini diharapkan dapat menjadi sumber
bagi guru dalam pembelajaran apresiasi sastra untuk membangun karakter siswa. Model
pendidikan karakter berbasis pembelajaran apresiasi cerita rakyat dapat diawali dengan
pembelajaran apresiasi sastra. Ada hal-hal yang pantas untuk mereka renungkan, bahkan
ada juga hal-hal yang patut untuk diteladani dari proses apresiasi cerita rakyat tersebut.
Nilai-nilai cerita yang tergali dapat menginspirasi dan memotivasi siswa untuk
melakukan hal-hal yang terpuji. Melalui penggalian cerita, siswa mendapatkan nilai- nilai
kasih sayang, tidak senang berselisih, amanah, dapat dipercaya, berani melawan
kejahatan, ikhlas berkorban, berpegang teguh pada kejujuran, kepedulian terhadap
sesama, kesadaran berbakti pada orang tua, tanggung jawab, rendah hati, sopan-santun,
setia, menghargai orang lain, mensyukuri atas nikmat dan anugerah dari Tuhan, hati- hati
dan tidak bertindak ceroboh, setiap berusaha disertai dengan doa, tidak iri hati, tidak
sombong, dermawan, hidup rukun, selalu berbuat untuk kemaslahatan orang lain,
kebenaran, dan sebagainya.
Guru yang baik harus memahami berbagai hal terkait upaya pencapaian tujuan
pembelajaran. Kaitannya dengan pendidikan karakter pada siswa, guru dapat memberikan
keteladanan dan penumbuhan pembiasaan dalam bentuk pengembangan nilai-nilai moral,
sosial, etika, pendidikan, dan religius melalui pembelajaran apresiasi sastra cerita rakyat
yang dikenal akrab di lingkungan siswa. Untuk menanamkan nilai-nilai pada siswa,
setiap hari guru bersama siswa melakukan refleksi tentang perwujudan nilai- nilai cerita
rakyat untuk dipilih sebagai fokus pembelajaran. Perwujudan nilai-nilai cerita rakyat
yang ditanamkan pada siswa, antara lain: kasih sayang, tidak senang berselisih, amanah,
dapat dipercaya, ikhlas berkorban, jujur, kepedulian terhadap sesama, kesadaran berbakti
pada orang tua, tanggung jawab, rendah hati, sopan-santun, setia, menghargai orang lain,
mensyukuri nikmat dan anugerah dari Tuhan, hati-hati, tidak iri hati, tidak sombong,
hidup rukun sesama teman, dan masih banyak lagi nilai-nilai karakter yang harus
ditanamkan pada diri siswa sebagai ujung tombak generasi bangsa yang berpendidikan
dan berkarakter.

Anda mungkin juga menyukai