Anda di halaman 1dari 4

BAB I

HULUAN
I. RINGKASAN JURNAL
A. Jurnal Pertama
urnal : PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN PRODUKTIF BERBASIS LITERASI: Analisis Konteks,
Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah
n : Suyono (Sastra Indonesia Fak. Sastra Universitas Negeri Malang)
RINGKASAN :
Ringkasan yang dapat saya ambil dari jurnal ini adalah literasi dapat dijadikan sebagai basis
pengembangan pembelajaran efektif dan produktif di sekolah. Konteks yang mendasarinya adalah dengan
literasi sebagai basis pengembangan pembelajaran efektif dan produktif memungkinkan siswa banyak
membaca dan terampil mencari dan mengolah informasi, serta kemampuan siswa dalam membaca dan
menulis juga berkembang. Selain itu, siswa terampil menghubung-hubungkan antarmateri pelajaran, lancar
mengembangkan gagasan, memahami dan memecahkan masalah dan pada akhirnya dapat menguasai
kompetensi pembelajaran lebih baik.
Ditemukan delapan prinsip yang mendasari dijadikannya literasi sebagai basis pengembangan
pembelajaran efektif dan produktif di sekolah, yakni prinsip membangun akses bahan bacaan yang beragam,
mengondisikan munculnya beragam pandangan siswa terhadap setiap materi pelajaran yang sedang
dipelajari, membangun persemaian perilaku berliterasi, dan membangun tempat pelayanan bagi siswa untuk
menjadi pembaca-penulis yang kritis, kreatif, cepat, dan efektif. Selain itu, juga didasari oleh prinsip
mengondisikan percepatan gerakan membaca-menulis lintas kurikulum, mengondisikan kemudahan dan
ketuntasan pemecahan kesulitan membacamenulis setiap saat, mengondisikan terwujudnya komunitas
belajar yang mendorong perilaku berliterasi, dan membangun terwujudnya interaksi yang intensif antarsiswa
dan siswa dengan sumber belajar. Wujud strategi pembelajaran efektif dan produktif di sekolah yang
ditemukan melalui kajian ini adalah membaca-menulis lintas kurikulum dan pemberdayaan komunitas
pembelajaran berbasis kegiatan ilmiah. Strategi yang pertama mementingkan pemanfaatan membaca-
menulis untuk mendalami substansi mata pelajaran dan strategi yang kedua mementingkan kegiatan ilmiah
sebagai basis untuk mengembangkan komunitas pembelajaran di sekolah. Berdasarkan simpulan di atas
disarankan hal-hal berikut. Guru hendaknya terus berusaha keras untuk mewujudkan pembelajaran berbasis
literasi sesuai dengan tujuh konteks dan delapan prinsip yang telah dikemukakan di atas agar pembelajaran
di sekolah lebih efektif dan produktif. Membaca-menulis lintas kurikulum dan pemberdayaan komunitas
belajar berbasis kegiatan ilmiah disarankan untuk dilaksanakan di sekolah. Peneliti lanjutan disarankan
untuk mengujicobakan dua strategi pembelajaran efektif dan produktif di sekolah dengan memperhatikan
konteks dan prinsip-prinsip yang mendasari dijadikannya literasi sebagai basis pengembangan pembelajaran

B. Jurnal Kedua
nal : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP KIMIA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
n : Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I Wayan Muderawan (Program Studi Pendidikan IPA,
Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja-Bali, Indonesia)
RINGKASAN :
Model pembelajaran berbasis proyek mampu memberikan nilai pemahaman konsep dan keterampilan
berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran
berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan
aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat
dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang
diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Pembelajaran berbasis proyek memiliki
kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan, terutama dalam hal sebagai berikut, pebelajar memproleh
pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna dalam memecahkan masalah, pebelajar secara aktif dan
mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, pebelajar mampu
berpikir kritis dan mengembangkan inisiatif
Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja berkelompok
atau secara individual dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide dan solusisolusi realistik,
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa bukannya berpusat pada guru. Perubahan peran guru merupakan
salah satu kunci dalam proses pembelajaran inovatif, dimana perubahan guru dari sebagai sumber
pengetahuan dengan seorang fasilitator pembelajaran. Proses penyelidikan mendorong siswa
untuk mengidentifikasi apa yang mereka sudah tahu, sehingga mereka dapat mengidentifkasi kebutuhan
belajar mereka sendiri. Sifat eksplorasi dalam proses pembelajaran berbasis proyek penyelidikan
memungkinkan siswa untuk melihat ide-ide dalam cara yang berbeda dan mempromosikan pemikiran kritis
tentang masalah yang mereka hadapi. Model pembelajaran berbasis proyek memberikan peluang kepada
siswa secara bebas melakukan kegiatan untuk kegiatan percobaan, mengkaji literatur di perpustakaan,
melakukan browsing di internet, dan berkolaborasi dengan pendidik. Oleh karena itu sumber belajar menjadi
lebih terbuka dan bervariasi, termasuk dalam mengeksplorasi lingkungan. Akibatnya, siswa akan belajar
penuh dengan kesungguhan karena termotivasi oleh keinginan untuk menjawab pertanyaan yang telah
diajukan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 3
Tahun 2013)
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan banyak kemampuan seperti kemampuan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan moral yang merupakan kemampuan siswa yang perlu dikembangkan. Terutama dalam hal ini
kemampuan berpikir kritis siswa akan terlatih jika digunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Yesildere & Turnuklu (2006) yang menyimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis proyek dapat menuntun seseorang untuk berlatih dan memahami berpikir kompleks
dan mengetahui bagaimana mengintegrasikannya dalam bentuk keterampilan yang sering dikaitkan dengan
kehidupan nyata, mampu memanfaatkan pencarian berbagai sumber, berpikir kritis, dan mempunyai
keterampilan pemecahan masalah dengan baik, akan mampu melengkapi proyek mereka. Penugasan-
penugasan pada pembelajaran berbasis proyek akan merangsang seluruh indra siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas ataupun permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh pengajar, sehingga siswa akan terbiasa
aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan demikian, model pembelajaran
berbasis proyek memberikan hasil pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih
baik daripada model pembelajaran konvensionalBerdasarkan hasil pengujian hipotesis dan hasil
pembahasan, dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dan siswa
yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. (2) Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara
siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional. (3) Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional

C. Jurnal Ketiga
nal : PENGARUH PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP SIKAP DAN HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA
DIDIK DI SMA NEGERI I TELLU LIMPOE
: Safitri1, H. Bancong, H. Husain (Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar. Prodi
Pendidikan Fisika, Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar)
RINGKASAN :
Hasil identifikasi kecerdasan peserta didik pada kelas eksperimen menunjukkan terdapat empat
kecenderungan kecerdasan yang dimiliki peserta didik, yaitu kecerdasan logis – matematis, verbal –
linguistic, intrapersonal dan interpersonal. Kecerdasan yang teridentifikasi akan dihadirkan dalam aktifitas
pembelajaran. Artinya, aktifitas pembelajaran disesuaikan dengan kecerdasan peserta didik yang terdapat
pada kelas eksperiman. Berbeda halnya dengan kelas kontrol, aktifitas pembelajaran peserta didik tidak
disesuaikan dengan kecerdasan mereka. Pada kelas kontrol aktifitas pembelajaran seperti halnya pada model
pembelajaran langsung pada umumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Multiple Intelligences berpengaruh terhadap sikap
peserta didik. Hal ini disebabkan kapeserta didik. Hal ini disebabkan ka. Hal ini disebabkan karena
pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada teori Multiple Intelligences dapat memberikan suasana yang
menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan. Hasil obser tidak merasa jenuh dan
bosan. Hasil obserHasil obser observasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan observer menunjukkan rata-
rata keaktifan siswa sela menunjukkan rata-rata keaktifan siswa selamenunjukkan rata-rata keaktifan siswa
selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pelibatan
kecerdasan peserta didik selama proses pembelajaran membuat peserta didik antusias untuk belajar sehingga
memudahkan mereka memahami materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sugiharti (2005) yang menyatakan bahwa penerapan teori multiple intelligence dapat meningkatkan
aktivitas dan rasa senang para peserta didik terhadap mata pelajaran. Menurutnya, hal ini disebabkan karena
diterapkannya cara-cara yang menarik dan sangatmenyenangkan sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki
peserta didik.Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Sartika (2010) memberikan kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang didasarkan pada keragaman kecerdasan
(Multiple Intelligences) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sehingga hasil
belajarnyamenjadi lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika peserta didik menerima
materi, keaktietika peserta didik menerima materi, keaktipeserta didik menerima materi, keakti menerima
materi, keaktifan peserta didik meningkat yang menunjukkan respon peserta didik yang positif terhadap
mata pelajaran Kimia.Pendekatan Multiple Intelligences ini dapat membantu peserta didik merasa lebih
percaya diri dan tidak merasa tersisihkan oleh teman-temannya yang dianggap cerdas di kelas. Teori
Multiple Intelligences menyatakan bahwa tidak ada peserta didik yang bodoh tapi yang ada adalah peserta
didik yang menonjol pada satu atau lebih kecerdasan tertentu. Artinya, dengan mengajar peserta didikyang
disesuaikan dengan dominan kecerdasan di kelas, maka peserta didik akan termotivasi untuk belajar, lebih
aktif, dan mampu menerima dan mengelolah informasi yang diperoleh. Hal ini terlihat dari keaktifan peserta
didik bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama dengan temannya, dan menyelesaikan soal-soal
latihan yang diberikan dengan benar. Sehinggadiperoleh hasil belajar Kimiapeserta didik menjadi lebih baik
setelah diajar dengan pendekatan Multiple Intelligences melalui model pembelajaran langsung. Jika dilihat
hubungan antara sikap peserta didik dan hasil belajar kimia diperoleh bahwa ter diperoleh bahwa
terdiperoleh bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sikap
peserta didik pada kelas eksperimen positif dan hasil belajarnya juga lebih baik. Hal ini berarti bahwa jika
peserta didik memiliki sikap positif maka maka hasil belajarnya akan lebih baik.

BAB II
KRITIKAN
A. Kritikan Jurnal Pertama
1. Bagian pendahuluan yang disajikan dalam jurnal sangat baik, karena menjelaskan secara lengkap mulai dari
pengertian belajar efektif dan produktif sampai pada pengertian literasi. Ide-ide yang disajikan cukup sama
dan mendukung dengan kenyataan yang ada saat ini.
2. Metode yang digunakan adalah metode kajian pustaka. Saya kurang tau bagaimana penelitian ini karena
baru saya tau, namun berdasarkan pembahasan yang disajikan, metode ini adalah metode yang berdasarkan
penelaahan terhadap bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan pembahasan. Namun didalam metode ini
tidak disajikan secara langsung apa-apa saja kajian pustaka yang dipakai. Sebaiknya langsung disajikan agar
pembaca lebih tau dan lebih memahaminya
3. Hasil dari penelitian ini cukup bagus karena dibagi dalam 3 bagian, yang mana setiap bagian dijelaskan
secara lengkap. Namun kelemahan Jurnal ini adalah tidak menyajikan nama sekolah yang diteliti.
Pembahasannya lebih kepada pembahasan umum, seharusnya penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah
agar menerapannya semakin mendukung data
4. Kajian pustaka yang dipakai cukup banyak baik itu buku yang berbahasa Inggris, buku yang berbahasa
Indonesia dan juga alamat Link yang mendukung pembahasan
5. Simpulan yang disajikan cukup relevan dengan isi jurnal. Namun saran yang diuat lebih mengacu pada
guru. Seharusnya mengacu pada guru dan peserta didik, karena kalau kedua pihak tersebut bekerja sama,
maka akan menghasilkan proses belajar yang lebih efektif dan produktif
B. Kritikan Jurnal Kedua
1. Pendahuluan yang disajika lebih kepada berpikir kritis dalam bidang kimia. Dikatakan dalam pendahuluan
jurnal ini “Dalam proses pembelajaran kimia membutuhkan keterampilan berpikir kritis untuk menganalisis
gejala-gejala maupun fenomena-fenomena yang muncul”. Memang betul kalimat tersebut, tetapi harus kita
akui dalam kehidupan kita sehari-hari bahwa berpikir kritis juga diperlukan dalam semua aktivitas kita tanpa
terkecuali
2. Metode Penelitian yang dipakai adalah eksperimen. Pemakaian metode ini sangatlah cocok dengan judul
jurnal ini karena membahas mengenai berpikir kritis dalam pembelajaran kimia. Karena dalam pembelajaran
kimia memerlukan banyak eksperimen agar data yang ada bisa dibuktikan kebenarannya
3. Hasil yang disajikan cukup lengkap karena terdapat banyak perbedaan berpikir kritis siswa yang belajar
dengan menggunakan proyek dan juga belajar secara konvensional. Jika belajar dengan proyek, kemampuan
berpikir kritis mereka semakin tampak dan semakin meningkat. Pembahasan yang disajikan dilengkapi
dengan data yang mendukung
4. Kajian pustaka yang dipakai cukup lengkap dan memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk
melengkapi pembahasan
5. Simpulan yang disajikan terbilang masih sedikit dan kurang lengkap. Saran yang diajukan cukup baik dan
jelas
6. Namun yang menjadi kelemahan jurnal ini sama seperti jurnal sebelumnya, penelitian yang dilakukan tidak
disebuah sekolah karena di jurnal ini tidak ada terlihat dicantumkan nama sekolah yang diteliti

C. Kritikan Jurnal Ketiga


1. Jurnal ini cuku bagus karena abstrak yang disajikan dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar
pembaca yang tidak mengetahui bahasa Inggris dapat membaca abstrak dalam bahasa Indonesianya
2. Pendahuluan yang disajikan cukup baik karena sesuai dengan kenyataan dan langsung dikaitkan dengan
suasana sekolah yang akan diteliti
3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen sama seperti jurnal kedua tadi. Penggunaan
metode ini cocok karena jurnal ini juga membahas mengenai sikap terhadap pembelajaran kimia.
4. Pembahasan yang disajikan sudah cukup lengkap karena disertai dengan hasil uji dan juga menunjukkan
grafik persetujuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
5. Kajian pustaka yang dipakai ada beberapa, namun semua bukunya sepertinya buku bahasa Inggris.
Sebaiknya buku yang berbahasa Indonesia juga dipakai agar menambah pembahasan

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan ketiga jurnal yang saya baca diatas, semuanya mengarah kepada bagaimana agar
pembelajaran itu semakin membaik. Semua cara dilakukan agar proses pembelajaran semakin membaik
serta efektif juga produktif agar kesuksesan pembelajaran dicapai. Pada jurnal pertama disajika bagaimana
agar belajar efektif dan produktif menggunakan literasi yang memang sangat mendukung proses
pembelajaran itu sendiri. Jurnal kedua menyajikan bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis proyek
terhadap hasil belajar kimia yang hasilnya juga cukup baik, yang artinya pembelajaran berbasis proyek ini
sangat mendukung proses berpikir kritis anak didik. Jurnal ketiga menyajikan Pengaruh Pendekatan
Multiple Intelligences Melalui Model Pembelajaran Langsung Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Kimia.
Dan hasilnya juga cukup baik dan sangat membantu.
Dapat saya simpulkan, bahwa jika suatu proses pembelajaran didukung oleh berbagai hal yang
menunjang kegiatan belajar itu sendiri, maka proses pembelajaran itu akan berjalan sukses.

Anda mungkin juga menyukai