Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKURI DALAM PEMBELAJARAN IPA

DI KELAS IV SEKOLAH DASAR


(Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Tengah semester Pembelajaran Ipa)

DOSEN PENGAMPU :
KURNIYATUL FAIZAH M.Pd

OLEH :
MUSTAIN
NIM. 2019392600366
KELAS 5-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
BANYUWANGI
2021
I. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia pendidikan dapat dilihat dari pembaharuan

kurikulum yang disusun oleh para ahli pendidikan dan ilmuan dari berbagai

disiplin ilmu yang berlaku secara nasional. Pembaharuan yang dilakukan

dalam bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum 2013 yang

mengganti kurikulum KTSP dan kurikulum KTSP sebagai pengganti

kurikulum KBK. Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut diharapkan

dapat menjadi perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan.

Pencapaian pendidikan nasional tersebut tidak terlepas dari peran dan

fungsi pendidik dalam proses belajar mengajar. Pada hakikatnya mengajar

dapat mengantarkan audience dalam mencapai tujuan yang telah

direncanakan. Kunandar (2007; 265-266) menyatakan bahwa “learning to

know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to

be self and together (belajar menjadi diri sendiri dan lainnya)”. Dalam

proses pembelajaran prinsip utama adalah proses keterlibatan peserta didik

secara utuh atau sebagian kemampuan dari peserta didik agar memiliki

kebermaknaan bagi dirinya dan kehidupannya (life skills).

Proses pembelajaran merupakan hal yang penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat

terhadap efisiensi, produktivitas, efektivitas mutu dan kegunaan hasil

dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi

merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun, dalam pelaksanaan

perkuliahan di kelas tenyata dihadapkan pada masalah yang menghambat

keberhasilan pembelajaran tersebut.

Selama ini mempelajari sifat zat cair dan tekanan udara melalui
deskrispsi literatur dan lembaran kerja yang diisi, tetapi kurang

menekankan pada kebermaknaan dari materi ajar sehingga peserta didik

kurang dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk digunakan

bagi dirinya dalam kehidupan sehari- hari. Berdasarkan pantauan di

lapangan dan laporan dari peserta didik yang telah menjadi guru ternyata

selain kurang memaknai materi ajar, juga adanya keterbatasan waktu, alat

dan bahan tentang materi sifat-sifat zat cair dan tekanan udara seperti

konsep benda dapat merapung, melayang dan tenggelam, hanya dipahami

melalui jenis-jenis benda berdasarkan massa benda saja. Sementara faktor-

faktor yang lain banyak mempengaruhi, namun mereka kurang memahami,

sehingga sulit mencari solusinya.

Oleh karena kurangnya pemahaman peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran mengenai konsep zat cair dan tekanan udara tersebut,

sehingga mengakibatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik menjadi

rendah. Agar hal itu tidak terjadi, perlu dilakukan upaya salah satunya

adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan

peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Di dalam pembelajaran berbagai pendekatan dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan diri peserta didik. Diantaranya adalah melalui

pendekatan lingkungan, pendekatan konsep, pendekatan discovery,

pendekatan inkuiri, pendekatan keterampilan proses, pendekatan

deduktif/induktif, pendekatan problem based learning, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini penulis akan membahas tentang pendekatan inkuiti pada

pembelajaran IPA.

Pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang dapat


diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui

pemahaman terhadap konsep dari materi tersebut. Dipilihnya pendekatan

inkuiri sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran, dilandasi

oleh dua alasan, yaitu alasan teoritis dan empiris. Alasan teoritis ini

didukung oleh teori, karena pada dasarnya belajar adalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar di samping untuk

meningkatkan keterampilan berbahasa. Alasan empiris berkaitan dengan

hasil-hasil penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

model pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada

model pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan

berpikir maupun dalam prestasi belajar.

II. PERMASALAHAN

Meskipun terdapat banyak masalah yang muncul dalam proses

pembelajaran di kelas, namun dalam tulisan ini hanya akan mengungkap

dan memecahkan masalah peningkatan pemahaman peserta didik dengan

menggunakan pendekatan inkuiri. Untuk lebih memperjelas masalah yang

akan dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di

kelas dapat meningkatkan kemampuan di peserta didik ?

2. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri dalam proses

pembelajaran di kelas terhadap penguasaan konsep materi kuliah ?


III. TEORI PENDEKATAN INKURI

1. Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)

sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi peserta didik

untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa

yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul

dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan

yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang

ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Kuslan Stone (Dahar,1991)

mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana pendidik dan

peserta didik mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah

dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri

adalah suatu strategi yang berpusat pada peserta didik di mana kelompok-

kelompok peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari

jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan di dalam suatu prosedur dan

struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991).

Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah

sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan

perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana

belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan

berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce &

Bruce, Cleaf (1991) menyatakan bahwa; “Inkuiri adalah salah satu strategi

yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses”. Inkuiri merupakan

sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada peserta didik, yang

mendorong peserta didik untuk menyelidiki masalah dan menemukan

informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh


ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan

informasi.

Senada dengan dengan hal tersebut Amien (1987) dan Roestiyah

(1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery

yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada

proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi

tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen,

melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik

kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka

dan sebagainya.

Pendekatan inkuiri menurut Moedjiono dan Dimyati (1993 : 119)

bahwa: Pendekatan yang dirancang untuk melatih peserta didik dalam

melakukan proses meneliti. Meneliti itu terjadi bila peserta didik

dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual secara

bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh pengetahuan.

Selanjutnya Hendro (1992 : 28) menyatakan bahwa:

pendekatan inkuiri adalah “salah satu cara belajar yang bersifat

mencari sesuatu yang bersifat kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan

menggunakan langkah- langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang

meyakinkan dan didukung oleh data”.

Pendekatan inkuiri paling sederhana menurut Moedjiono dan Dimyati

(1993:71) yaitu menggunakan tanya jawab klasikal, dimana peran aktif

tetap di tangan peserta didik, sedangkan pendidik hanya mengarahkan,

membina, merancang jawaban. Pendekatan inkuiri sederhana bisa dalam

bentuk pembuatan kesimpulan secara sederhana. Pendekatan inkuiri


menurut Subroto (1996:5-7) “berguna untuk : (1) mengembangkan sikap,

keterampilan peserta didik untuk mampu memecahkan masalah serta

mengambil kesimpulan secara objektif dan mandiri, (2) Mengembangkan

sikap berfikir para peserta didik, (3) melalui inkuiri, kemampuan berfikir

tadi diproses dalam situasi yang benar-benar dihayati, dimiliki, diminati

para peserta didik, serta dalam berbagai macam ragam alternative, (4)

membina mengembangkan sikap penasaran dan cara berpikir objektif

mandiri, kritis baik secara invdividual maupun kelompok.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

merupakan suatu proses yang ditempuh peserta didik untuk memecahkan

masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi,

dalam model inkuiri ini peserta didik terlibat secara mental maupun fisik

untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan pendidik. Dengan

demikian, peserta didik akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains,

yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat

orang lain.

1. Kelebihan Pendekatan Inkuri

Beberapa kelebihan atau kekuatan inkuiri menurut Amien (1987 : 131)

adalah : “(1) menekankan kepada konsep pengolahan informasi oleh peserta

didik, (2) membuat konsep percara diri peserta didik bertambah dengan

penemuan yang diperolehnya, (3) memiliki kemungkinan besar untuk

memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan

dalam proses kognitif peserta didik, (4) penemuan-penemuan yang

diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan dan sulit melupakannya,


(5) tidak menjadikan pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar karena

peserta didik belajar dengan memanfaatan berbagai jenis sumber belajar, 6)

mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

bersifat objektif, jujur dan terbuka, (7) memberikan kepuasan yang bersifat

instrinsik, (8) memberikan kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.

2. Krakteristik Pendekatan inkuri

Disampaing uraian di atas, pendekatan inkuiri dapat juga mempunyai

karakteristik. Adapun karakteristik pendekatan inkuiri menurut Kuslan

dalam Iskandar (1997 :68) yaitu : (1) menggunakan keterampilan proses

sains, (2) tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam

waktu tertentu, (3) jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, dan

tidak ada dalam literatur. Literatur yang digunakan adalah literatur yang

bersi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban

bukan memberikan jawaban, (4) pendidik bersemangan sekali untuk

menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, (5) proses pembelajaran

berpusat, (6) suatu masalah ditentukan lalu dipersempit hingga terlibat

kemungkinan masalah itu dapat diselesaikan oleh peserta didik, (7)

hipotesa dirumuskan oleh peserta didik, (8) peserta didik mengusulkan

cara-cara mengumpulkan data, melakukan eksperimen, pengadaan

pengamatan di lapangan dan menggunakan sumber-sumber lain, (9) semua

usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsi- asumsi keterlibatan-

keterlibatan dan kesukaran-kesukaran, (10) peserta didik melakukan

penelitian secara individu atau kelompok, (11) mengumpulkan data yang

diperlukan untuk menguji hipotesa, (12) peserta didik mengolah data dan

mereka sampai kepada kesimpulan sementara.”


Jadi pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan

dari pada pengolahan pengetahuan. Mengingat pentingnya peran

pertanyaan pendidk, maka dianjurkan agar pertanyaan tersebut

dipersiapkan sebelumnya dan meliputi pertanyaanyang bersifat menjajaki,

recall, mencari penjelasan, mengklasifikasikan, pengarahan, melibatkan

diri peserta didik, mencari kesimpulan, bersifat hipotesis atau kepastian

dan lain-lain.

3. Langkah Langkah Pendekatan Inkuri

a. Tahap Persiapan

Menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:120) bahwa : “Langkah-

langkah yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan inkuiri yaitu : (1)

membina suasana yang responsif, (2) merumuskan/mengemukakan

permasahan yang akan diinkuirikan, (3) pertanyaan-pertanyaan peserta

didik, (4) merumuskan hipotesis, (5) menguji hipotesis.

Sedangkan menurut Hamalik (2004:95) bahwa tahapan kemampuan yang

dikembangkan proses inkuiri ini sebagai berikut :

1) Merumuskan Masalah

Kemampuan yang dituntut adalah kesabaran peserta didik terhadap

masalah yang dibahas, melihat pentingnya masalah tersebut untuk dibahas,

merumuskan masalah, peserta didik dapat menguji dan menggolongkan

jenis data yang diperoleh, dan melihat dan merumuskan hubungan yang

ada secara logis

b. Merumuskan Hipotesa atau Jawaban Sementara

Kemampuan yang dituntut adalah merumuskan

hipotesa
1) Menguji Jawaban

Kemampuan yang dituntut adalah merakit peristiwa yang terdiri

dari (a) mengidentifikasi persitiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data,

evaluasi data, (b) menysun data, yang terdiri dari : mendemonstrasikan

data, menginterpretasikan dan mengklasifikasikan data, (c) analisis data

yang terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persaman dan perbedaan,

dan (d) mencari pola dan makna hubungan

2) Menarik Kesimpulan

Kemampuan yang dituntut adalah merumuskan kesimpulan

3) Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada pendekata inkuiri,

pendidik menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran yang

dilakukan meliputi: (1) memberikan pertanyaan yang dijawab oleh peserta

didik, (2) mengemukakan permasalahan, (3) mengajukan pertanyaan, (4)

merumuskan hipotesis, (5) menguji kebenaran hipotesis, (6) kesimpulan

c. Tahap Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pembelajaran sains dengan pendekatan inkuiri ini

secara berkelompok. Cara pelakanaannya adalah peserta didik di kelas di

bagi atas beberapa kelompok, sehingga setiap kelompok akan diberi tugas

tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian peserta didik mempelajari,

meneliti dan membahas tugas- tugas dalam kelompoknya masing-masing.

Setelah hasil kerja mereka didiskusikan baru dibuat laporan yang disusun

dengan baik.

Pelaksanaan pendekatan ini dapat dilakukan di dalam kelas dan di luar


kelas. Pada inkuiri ini juga digunakan tanya jawab, tahap ini merupakan

kegiatan inti dalam proses pembelajaran. Disini peserta didik dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri, agar

pendekatan ini dapat tercapai, maka diperlukan : (1) keterlibatan peserta

didik secara maksimal dalam proses belajar mengajar yang meliputi

kegiatan mental, intelektual dan sosial emosional; (2) keterarahan kegaitan

secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran yang dicapai. Untuk itu,

diperlukan bimbingan dari pendidik agar pembelajaran dengan pendekatan

inkuiri ini adapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan; (3) mengembangkan sikap percaya diri peserta didik tentang apa

yang ditemukan pada proses inkuiri.

Oleh sebab itu, seorang pendidik harus dapat menyusun pendekatan yang

terarah dan memperhatikan kondisi peserta didik agar dapat memungkinkan

peserta didik untuk melakukan proses belajar mengajar dengan strategi

inkuiri. Kondisi yang dimaksud adalah : (1) aspek sosial dalam kelas,

pendidik dapat memberikan suasana yang terbuka agar mengundang peserta

didik untuk berdiskusi secara bebas dengan tidak memberikan tekanan atau

hal-hal yang dapat memberikan rasa rendah diri dalam berbicara

mengemukakan pendapatnya; (2) memotivasi peserta didik agar dapat lebih

aktif dalam berpikir, untuk itu pendidik perlu mengetahui apa yang ingin

diketahui peserta didiknya dan bagaimana cara mereka berfikir karena

dengan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, sehingga dapat

dilakukan proses belajar mengajar melalui pendekatan inkuiri; (3) dalam hal

ini pendidik merupakan koordinator, yang melakukan aktifitas dalam

interaksi belahar agar peserta didik belajar seperti yang diharapkan,


pendidik hanya menyusun dan mengatur situasi belajar tetapi bukan

menentukan proses belajar; (4) pendidik memberikan jalan keluar yang

relevan dan logis jika ada hambatan berpikir pada peserta didik. Pendidik

memberikan penjelasan yang bisa dipahami peserta didik guna

membetulkan kekeliruan yang dilakukan peserta didik dan mempunyai rasa

tanggung jawab yang tinggi akan perkuliahan yang diberikan; (5) peserta

didik dapat mengenal dan mempergunakan waktu untuk belajar dengan baik

serta memberikan pujian kepada peserta didik guna menumbuhkan

semangat belajar.

Agar proses pembelajaran yang dicapai dapat lebih maksimal maka

seorang pendidik harus membimbing setiap peserta didik dalam berpikir,

menanggapi dan bersosialisasi. Hasil laporan kelompok akan didiskusikan

dalam kelas, dari diskusi kelas inilah, pendidik bisa mengandalikan peserta

didiknya untuk aktif, kreatif terhadap materi perkuliahan yang dibahas,

sehingga prses inkuiri setiap peserta didik diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan mereka dalam berpikir dan menganalisa

materi perkuliahan.

d. Tindak Lanjut

Setelah selesai membimbing peserta didik melakukan inkuiri perlu

diadakan evaluasi terhadap peserta didik tersebut, hal ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah

diajarkan. Untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan pendekatan

inkuiri dibantu dengan lembar kerja.

IV. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA


DI KELAS IV SD
Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah
menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap peserta didik

sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan

pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki,

diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang

dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar peserta didik telah

membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah,

dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang

diperoleh dalam proses belajar.

Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena

persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak

dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di

mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan

didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan

inkuiri ini peserta didik akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang

harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan

pembelajaran. Secara logika apabila peserta didik meningkat partisipasinya

dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan

pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan prestasi belajar.

Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut pendidik harus

mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa

verbal (katakata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang

merupakan hasil tes guna mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal

(kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara


induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar

tingkat partisipasi peserta didik dalam mengikuti perkuliahan. Semakin

tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi

pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan.

Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri harus dimulai oleh pendidik dengan merencanakan

pembelajaran; menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, pendidik berperan

sebagai instrumen utama dalam pelaksanaan pembelajaran, yang dapat

mengukur berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dirancang

sebelumnya dengan pendekatan inkuiri.

Setiap benda memiliki sifat-sifat tertentu. Udara memiliki sifat antara

lain memiliki berat atau mempunyai tekanan. Berat yang dimiliki udara

disebabkan karena pengaruh gaya tarik bumi. Makin jauh dari permukaan

bumi maka gaya grafitasinya semakin kecil. Sedangkan sifat benda cair

adalah bentuknya berubah sesuai dengan tempatnya, volumenya tetap dan

dapat meresap melalui celah-celah kecil.

Tekanan udara yang dimiliki udara disebabkan karena udara itu terdiri

atas molekul-molekul yang bebas bergerak. Bantuan antara satu molekul

dengan molekul lainnya, benturan itu menghasilkan daya dorong (desakan)

pada ruangan yang berisi udara. Dalam ruangan tertutup, makin diperkecil

ruangan makin besar tekanan.

Pada sifat zat cair ada beberaa peristiwa yang terjadi dalam air yaitu

tenggelam, terapung dan melayang. Benda dikatakan tenggelam jika benda

itu turun sampai ke dasar air. Karena berat jenis benda lebih besar dari
berat jenis air. Benda dapat dikatakan terpung jika benda itu berada di

permukaan air. Karena berat benda lebih kecil dari berat jenis air. Benda

dapat diakatakan melayang jika benda itu berada di antarara permukaan air

dan dasar air. Karena berat benda sama dengan berat jenis air. Untuk

mengetahui dan mengenal sifat zat cair dan udara yang mempunyai

tekanan ini maka dalam pembelajaran dibutuhkan pendekatan inkuiri

menjadi salah satu pilihan tepat. Dengan pemakaian pendekatan inkuiri ini

pendidik dan peserta didik dapat lebih berinteraksi dalam pembelajaran.

Dalam pemakaian pendekatan inkuiri akan diketahui sebenarnya

masalah yang akan dibahas, bagaimana sifat zat cair dan udara yang

sebenarnya, sehingga peserta didik dapat merumuskan masalah yang akan

dibicarakan dengan berinteraksi dengan teman-teman dan pendidik. Dengan

demikian, peserta didik tahu dan mengerti mengenai sifat zat cair dan udara.

Dengan pendekatan inkuiri ini peserta didik secara bersama-sama

mengambil kesimpulan dari apa yang mereka amati. Dengan lebih aktifnya

peserta didik mengamati, mempelajari, dan meneliti suatu kasus yang akan

diajarkan, maka peserta didik akan lebih kritis dan pro aktif menemukan

atau merumuskan tujuan dari penelitian mereka.

Namun, pendekatan inkuiri ini harus disertai dengan peran pendidik

untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan mempersiapkan

lembar pengamatan. Untuk langkah-langkah selanjutnya peserta didik secara

aktif akan melakukan sendiri percobaan dan pengamatan dan akan

merumuskan sendiri permasalahan yang dihadapi akan membuat sementara

hasil pengamatan mereka, kemudian akan menguji kembali hasil jawaban


atau hipotesa mereka dan akhirnya mengambil kesimpulan yang tepat.

Jadi, secara general pendekatan inkuiri menuntut peserta didik lebih pro

aktif, kreatif dan mandiri mencari atau menemukan masalah-masalah dari

materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik mereka.

PENUTUP

Penerapan pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang cocok

dilaksanakan oleh pendidik dalam pembelajaran IPA, dimana peserta didik

menjadi lebih aktif dalam melakukan proses penelitian terhadap suatu objek

di bawah bimbingan pendidik supaya terciptanya suasana belajar yang aktif

dan bermakna. Pembelajaran dapat dilakukan dengan sistematis, yaitu

melakukan observasi, bertanya, mengajukan hipotesis (pengumpulan data,

pengujian hipotesis sampai pada kesimpulan).

Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah

menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap peserta didik

sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan

pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki,

diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang

dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar peserta didik telah

membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah,

dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang

diperoleh dalam proses belajar.

Dengan demikian peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan

pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan.

Bahkan dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan

inkuiri ini, peserta belajar diperbolehkan untuk berbuat salah, dalam arti
salah memahami konsep secara individual. Selanjutnya pada gilirannya

pendidik harus meluruskan kosnep yang paling benar. Apabila semua

peserta didik dibebaskan untuk berpendapat sekalipun belum tepat, pasti

angka partisipasi dalam perkuliahan akan meningkat secara signifikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan

partisipasi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan


Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiry. Jakarta: Depdikbud.

Bruce, W.C. & J.K. Bruce. 1992. Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha
Publishing Company, Inc.Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta:
Erlangga.

Cleaf, D.W.V. 1991. Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn

and Bacon. Hamalik, O. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar

Baru.

---------------. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis. 1992. Pendidikan IPA 2. Jakarta:
Depdikbud Dirjendikti.

Iskandar, Srini. 1997. Pendekatan pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Moedjiono dan Dimyanti. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Depdikbud Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta.
Subroto, Suryo. 1996. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School.
Columbus: Charles E. Merill Publishing Company.

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School


Science Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai