MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRY
LEARNING
YANG MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
UNTUK JENJANG SMP
Oleh:
Andamsari
Eni Susilawati
Purwanto
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Tujuan
Kegiatan merancang model pembelajaran discovery-inquiry
learning yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal Rumah
Belajarini bertujuan untuk:
1. Memudahkan guru dalam merancang proses pembelajaran yang
dapat membudayakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi (high
order thinking/HOT), ilmiah, kreatif, kritis dan mandiri;
2. memberikan gambaran pola penerapan model pembelajaran
discovery-inquiry learning yang memanfaatkan sumber belajar
pada Portal Rumah Belajar.
C. Sasaran
Sasaran rancangan model pembelajaran discovery-inquiry learning
yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal Rumah Belajar
ini adalah guru dan siswa.
3
BAB II
DESKRIPSI MODEL DISCOVERY-INQUIRI LEARNING
A.Apakah Model Discovery-Inquiri Learning?
Model pembelajaran discovery-inquiri learning merupakan
gabungan dari model discovery learning dan inquiry (Amien, 1979).
Kedua metode ini memiliki tujuan yang sama yaitu mengarahkan
dan membimbing siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari
permasalahan yang diberikan. Penggunaan
istilah discovery dan inquiry para ahli terbagi ke dalam dua
pendapat, yaitu: 1) Istilah-istilah discovery dan inquiry dapat
diartikan dengan maksud yang sama dan digunakan saling
bergantian atau keduanya sekaligus; dan 2) Istilah discovery,
sekalipun secara umum menunjuk kepada pengertian yang sama
dengan inquiry, pada hakikatnya mengandung perbedaan
dengan inquiry. Moh. Amin (Sudirman N, 1992 ) menjelaskan
bahwa pengajaran discovery harus meliputi pengalaman-
pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat
mengembangkan proses-proses discovery. Inquiry dibentuk dan
meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata
lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang
digunakan dalam cara lebih dewasa. Sebagai tambahan pada
proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses
mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin
tahu, terbuka, dan sebagainya.
Pembelajaran inquiry-discovery selain relevan dengan langkah-
langkah metode ilmiah, juga relevan dengan teori-teori belajar
4
seperti teori kognitif Piaget, kondisioning dan konstruktif
(Nirwana, 2013). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar
penemuan (discovery) memungkinkan pengetahuan itu bertahan
lama atau lebih mudah diingat. Beberapa penelitian menunjukan
bahwa model discovery-inquiry sangat unggul dan efektif
digunakan dalam pembelajaran terutama untuk pembelajaran IPA.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdisa (2012) mengenai pengaruh
pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran fisika
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pembelajaran
guided discovery, demonstrasi dan ekspositori dalam materi gerak
rotasi dalam perkuliahan. Atas dasar signifikansi yang didapatkan
dari ketiga itu taraf pencapaiannya tinggi, menengah dan rendah.
Ini diperkuat oleh beberapa hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa model discovery-inquiry terbukti efektif digunakan dalam
pembelajaran (Yusnita.R et al, 2014, Istikomah dkk, 2013,
5
masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), berargumen (reasoning), dan
mengambil keputusan (decision making). Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan HOTs adalah
pembelajaran discovery-inquiry.
Model pembelajaran discovery-inquiry merupakan
pembelajaran yang menitik beratkan pada proses pemecahan
masalah, sehingga siswa harus melakukan eksplorasi berbagai
informasi agar dapat menentukan konsep sendiri. Inti dari proses
pembelajaran adalah mengkondisikan keterlibatan peserta didik
secara aktifdan dominan dalam memahami suatu konsep
pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
memfasilitasi aktivitas yang mengarah pada kolaborasi,
pembelajaran berbasis proyek, integrasi teknologi, dan diskusi
antara peserta didik dan pendidik tentang pembelajaran (Barness,
2013). Masih menurut Barness, pembelajaran yang berpusat pada
siswa dapat diciptakan melalui 5 aktivitas: 1) pemberian proyek/
tugas yang berkelanjutan; 2) mengintegrasikan teknologi; 3)
melibatkan peserta didik dalam aktivitas kelas dan luar kelas
sebagai pengganti PR; 4) menghilangkan peraturan dan
konsekuensinya, fokus pada aktivitas peserta didik, dan 5)
melibatkan peserta didik dalam evaluasi.
6
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013
juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang
mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari
HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam
menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks
tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam
mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi;
dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam
membangun gagasan/ide-ide.
7
Memiliki hubungan dengan lingkungan dan social.
Misalnya IPS,mempelajari sumber daya alam
Materi yang memiliki banyak teori-teori dan rumus-rumus.
Misal Matematika, menentukan untung/rugi dengan
aritmatika sosial.
Tanpa pemahaman terhadap teori-teori dan rumus-rumus ada,
siswa akan kesulitan dalam penerapan rumus dalam kehidupan
sehari-hari
8
Tahapan umum/langkah/sintaks model discovery-inquiry learning
diatas bertujuan mengarahkan peserta didik secara aktif
menemukan ide dan mendapatkan makna dari suatu konsep,
siswa menjadi pelaku utama dalam aktivitas belajar.
9
5) Verifikasi hasil (Verification): guru mengarahkan siswa untuk
melakukan pembuktian dari hipotesis atau pernyataan yang telah
dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah
ada. Setelah itu mempresentasikan di depan guru dan siswa yang
lain untuk mendapat masukan.
6) Generalisasi (Generalization ): siswa menarik kesimpulan atau
generalisasi tertentuberdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari
guru dan siswa lainnya.
Peran Guru
1. Sebagai fasilitator, guru harus dapat mengkondisikan proses
pembelajaran yang menarik, mengarahkanke HOTs, dan
berpusat pada siswa sampai dapat memahami konsep sesuai
tujuan pembelajaran. Untuk itu guru melalukan persiapan
denganmemberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengenalan mengenai portal Rumah Belajar,
10
registrasi dan pemanfaatannya. Sehingga siswa sudah
memahami dan bisa mengakses rumah belajar dengan baik.
2. Guru mengidentifikasi topik pada konten sumber belajar yang
pembelajarannya dapat dikemas dengan model
pembelajaran discovery-inqury learning.Konten dari sumber
belajar disesuaikandengan karakteristik topik /materi pelajaran
yang menuntut pembentukan ketrampilan berpikir tingkat
tinggi(HOTs).
3. Guru merumuskan stimulus untuk diberikan kepada siswa
dalam mengawali/ mengantar siswa mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran discovery-inqury learning. Dalam
merumuskan stimulus ini guru bisa menggunakan konten
sumber belajar, baik materi atau katalog medianya untuk
dikemas sesuai kebutuhan guru.
4. Guru menentukan aneka sumber belajar yang tersedia di
sekolah yang bisa dimanfaatkan siswa dalam melakukan sintaks
pengumpulan data sebagai bahan merumuskan kesimpulan.
Aneka sumber belajar ini bisa berupa buku, internet,
alam/linkungan sekitar, perpustakaan, laboratorium dsb
5. Guru mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana TIK di
sekolah (laptop, LCD, dsb)
6. Guru mengidentifikasi konten-konten pada sumber belajar
yang dapat diintegrasikan ke dalam langkah-langkah (sintaks)
model Pembelajaran discovery-inquiry learning, kemudian
menjabarkannya dalam RPP
7. Guru membagi kelompok siswa dengan menggabungkan semua
level kognitif (rendah, sedang, dan tinggi).
8. Guru memfasilitasi berlangsungnya diskusi yang berpusat pada
siswa. Dalam sesi ini guru dapat melakukan evaluasi proses
untuk menilai ketrampilan sikap, Jika ada siswa yang tidak aktif
dalam diskusi, guru perlu memotivasi dan menstimulus agar
11
bisa aktif berpendapat dalam diskusi dan presentasi hasil
diskusi kelompok
9. Setelah presentasi kelompok berakhir, Guru mentsimulus siswa
untuk merumuskan bersama. Jika masih ada pemahaman siswa
yang belum tepat terhadap konsep yang sedang dibahas, guru
memberikan review untuk meluruskan pemahaman tersebut.
10. Guru memberikan evaluasi diakhir pembelajaran. Bentuk
evaluasi bisa variatif dalam penerapannya sesuai dengan
kebutuhan. Untuk lebih interaktif guru bisa memanfaatkan
simulasi atau soal latihan pada sumber belajar atau game
kahoot.
Peran Siswa
1. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam mengambil prakasa
dalam menemukan masalah dan merancang
alternatif pemecahan masalah.
2. Siswa aktif mencari informasi dari aneka sumber yang tersedia
dilingkungan sekolah, membaca literature (buku, internet,
konten sumber Belajar), praktikum atau observasi,agar dapat
menjawab permaslahan yang telah dirumuskan.Dengan
demikian siswa bisa memahami konsep/materi, dan
memperoleh pengetahuan yang cukup tentang topik yang
sedang dipelajari.
3. Siswa, baik secara mandiri maupun kelompok, aktif melakukan
eksplorasi untuk memecahkan masalah; dan Jika terjadi
kebuntuan, maka siswa aktif mencari alternative untuk
memecahkan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
4. Siswa aktif dalam diskusi kelompok untuk analisis data dan
menyimpulkan,serta menyiapkan bahan untuk presentasi hasil
kelompok.
12
5. Siswa aktif dalam mempresentasikan hasil kelompok dan
mendengarkan masukan dari kelompok lain untuk diakomodir.
jika masih ada yang belum dipahami maka siswa aktif
bertanya/mengklarifikasi ke guru sebagai fasilitator diskusi.
6. Siswa mengikuti evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
13
data; melakukan eksplorasi untuk memecahkan masalah; dan
aktifmencari alternatif masalah bila terjadi kebuntuan. Dari
semua aktivitas/peran siswa diatas, guru tidak boleh ikut
campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Kompetensi lainnya yang idealnya dimiliki pendidik dan
siswa untuk dapat menerapkan model discovery-inquiry ini
adalah kompetensi literasi TIK, khususnya terkait komputer dan
internet, termasuk pemanfaatan rumah belajar untuk
pembelajaran. Dalam penyusunan aktivitas belajar dengan
langkah-langkah model discovery-inquiry learning diatas, guru
perlu mengoptimalkan integrasi TIK dalam RPP nya.
Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran perlu dirancang dan
dituangkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut Fryer (2001) dalam modul “Rencana Pembelajaran
yang Mengintegrasikan TIK” yang ditulis oleh Chaeruman,
menjelaskan dua pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam
menyusun RPP yang mengintegrasikan TIK, yaitu: 1)
pendekatan Idealis (theme-centered approach); dan 2)
pendekatan software (software-centered approach). Pada
pendekatanidealis, tujuan pembelajaran dijadikan sebagai
acuan. Sedangkan pendekatan software, ketersediaan sarana
prasarana TIK yang dijadikan acuan.
14
BAB III
Evaluasi
Literasi
15
A.Tahap Persiapan
Model ini dapat dipahami sebagai suatu bentuk penerapan model
pembelajaran Discovery-inquiry Learning yang mengintegrasikan
konten-konten yang terdapat dalam sumber belajar portal rumah
belajar. Berdasarkan prosedur model pembelajaran Discovery-
inquiry Learning yang memanfaatkan sumber Belajar, maka guru
harus melakukan persiapan sebelum pembelajaran di kelas
dimulai. Adapun beberapa persiapan yang harus dilakukan
pendidik, sebagai berikut:
1. Guru memberikan pengenalan ke siswa mengenai portal Rumah
Belajar, registrasi dan pemanfaatannya. Sehingga siswa sudah
memahami dan bisa mengakses rumah belajar dengan baik.
2. Guru mengidentifikasi topik pada konten sumber belajar yang
pembelajarannya dapat dikemas dengan model
pembelajaran discovery-inqury learning. Konten dari sumber
belajar disesuaikan dengan karakteristik topik/materi pelajaran
yang menuntut pembentukan ketrampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTs).
3. Guru merumuskan stimulus untuk diberikan kepada siswa dalam
mengawali/mengantar siswa mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran discovery-inqury learning. Dalam
merumuskan stimulus ini guru bisa menggunakan konten sumber
belajar, baik materi atau katalog medianya untuk dikemas sesuai
kebutuhan guru. Apabila materi yang terdapat di sumah Belajar
belum mencukupi untuk kebutuhan guru dalam merumuskan
stimulus, maka guru dapat mencari dari sumber lain yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Guru menentukan aneka sumber belajar yang tersedia di sekolah
yang bisa dimanfaatkan siswa dalam melakukan sintaks
pengumpulan data sebagai bahan merumuskan kesimpulan.
16
Aneka sumber belajar ini bisa berupa buku, internet,
alam/lingkungan sekitar, perpustakaan, laboratorium dsb.
5. Guru mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana TIK di
sekolah (laptop, LCD, dsb) yang bisa dimanfaatkan dalam
pembelajaran
6. Guru mengintegrasikan langkah-langkah (sintaks) model
Pembelajaran discovery-inquiry learning dalam RPP
7. Guru membagi kelompok siswa dengan menggabungkan semua
level kognitif (rendah, sedang, dan tinggi).
KEGIATAN INTI
(SISWA)
Sintaks 2: PENUTUP
PENDAHULUAN problem statement
Sintaks 3:data (GURU)
(GURU) collection
Sintaks 4:data Review dan
Sintaks 1: proceesing evaluasi
Sintaks 5:verification pembelajaran
stimulation Sintaks
6:Generalization
17
persoalan/menemukan masalah yang ada dalam materi tersebut
(sintaks 2: probem statement).
2. Siswa berbagi tugas dalam kelompoknya untuk mengumpulkan
data dan informasi untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan, dari aneka sumber belajar yang tersedia dilingkungan
sekolah (sintaks 3: data collection). Siswa dapat membaca
literature (buku, internet, konten sumber Belajar), praktikum atau
observasi untuk memperoleh data dan informasi untuk menjawab
permaslahan yang telah dirumuskan, sehingga bisa memahami
konsep/materi, dan memperoleh pengetahuan yang cukup
tentang topik yang sedang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi
keleluasaan untuk menggali lebih luas persoalan yang telah dibuat
berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui
perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara
membaca literatur baik secara online maupun offline, mengamati
obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uji coba
sendiri dan lain-lain oleh siswa.
3. Siswa mendiskusikan data/informasi yang telah diperoleh masing-
masing anggota kelompok kemudian mengolah, menganalisis dan
menarik kesimpulan untuk memecahkan masalah (sintaks 4:
Data prossesing). Jika terjadi kebuntuan, maka siswa aktif
mengeksplorasi untukmencari alternative solusi terhadap masalah
yang telah dirumuskan masing-masing kelompok.Guru memantau
diskusi setiap kelompok dan memberikan arahan jika diperlukan.
4. Siswa secara berkelompok melakukan pembuktian dari
pernyataan/permaslahan yang telah dirumuskan (berdasarkan
hasil pengolahan informasi yang telah ada) dengan cara kerja yang
dirumuskan siswa, kemudian mendokumentasikan langkah-
langkah dan hasil pembuktian (sintaks 5: Verification). Kemudian
mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas dan
mendengarkan masukan dari kelompok lain untuk diakomodir,
18
jika ada yang masih belum dipahami maka siswa aktif
bertanya/mengklarifikasi ke guru sebagai fasilitator diskusi.
Sebelum mempresentasikan hasil diskusi kelompok ini, siswa
mengetik bahan presentasi di laptop, kemudian menggunakan
LCD proyektor dalam pemaparannya.
5. Siswa secara berkelompok melakukan penarikan kesimpulan atau
generalisasi berdasarkan hasil verifikasi yang telah
dipresentasikan dan masukan dari kelompok lain. (sintaks 6:
Generalization)
19
menyenangkan bagi siswa. Evaluasi dalam penerapan model
pembelajaran discovery-inqury learning ini tidak hanya dilakukan
pada akhir proses pembelajaran suatu topik materi untuk melihat
hasil belajarnya, namun juga dapat dilakukan selama proses
aktivitas belajar siswa berlangsung khususnya evaluasi terkait
penilaian sikap dan ketrampilan siswa. Sebagai contoh guru
menilai kompetensi keterampilan siswa dengan menilai keaktifan
siswa saat berdiskusi dalam kelompoknya dan saat melaksanakan
presentasi kelompok. Penilaian yang diberikan dapat berupa
penilaian kelompok atau penilaian individu siswa. (contoh form
terlampir)
Sebagai tindaklanjut, guru dapat merangkum dan mereview
kembali pemahaman materi pembelajaran bersama-sama dengan
melibatkan siswa. Jika ada pemahaman konsep yang ditemukan
siswa melebar dan tidak benar, guru dapat meluruskan
pemahaman konsep yang benar.
20
BAB IV
RENCANA KERJA DAN KRITERIA KEBERHASILAN
A. RENCANA KERJA
Guna mempermudah penerapan model pembelajaran discovery-
inqury learning yang memanfaatkan sumber belajar di kelas, maka
perlu dibuat rencana kerja sebagai berikut:
Nama guru :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Langkah 1:
Kelompok Kelompok Awal Buku siswa, A. Lab Komputer, (untuk
guru mata guru Semes Konten dari B. Laptop sekolah memenuhi
pelajaran mata ter pela Sumber Belajar, perpustakaan, kebutuhan
(IPA, IPS, pelajaran jaran ..... ..... sumber
Bahasa dimulai (tuliskan semua (tuliskan semua belajar
Inggris, topik materi yang sarana yang dan
Matematika) telah sudah tersedia) sarana
melakukan tersedia di belajar
identifikasi KD sumber C. Wifi dan LCD di yang
dan indikator belajar) D. masing-masing diperlukan
pencapaian E. kelas tetapi
kompetensi Katalog media belum
berdasarkan untuk menst (tuliskan semua tersedia,
silabus. imulus siswa, sarana yang apa saja
dibutuhkan dan rencana
Petunjuk belum tersedia) yang akan
Aktivitas dilakukan
belajar, ?)
21
.....
(tuliskan semua
sumber belajar
yang dibutuhkan
dan belum
tersedia)
Langkah 2:
guru Sebelum Topik materi pelajaran . Sarana yang
guru mata pelajar mata awal yang sesuai dengan . tersedia untuk guru:
mengidentifikasika pelajaran tahun karakter model laptop/komputer
kteristik topik pelajaran pembelajaran printer
materi yang dimulai discovery-inquiry LKS
...
yang sudah ada
sesuai
untuk Identifikasi sintaks . Sarana yang
penerapan model pembelajaran . dibutuhkan
model discovery-inquiry yang ….
pembelajaran bisa integrasikan ke
discovery-inquiry kegiatan inti dalam
RPP
Langkah 2:
guru mata Sebelum Buku Paket
guru Laptop sekolah,
pelajaran jadwal referensi online
menyiapkan mata wifi
pelajaran pelajaran
RPPyang untuk
mengintegrasi Sarana yang
topik Bahan belajar lainnya
kan sintaks materi yang belum terdapat di belum ada di
yang sekolah sekolah
model
pembelajaran telah dipilih
discovery-inquiry
sesuai dengan
topik yang
sudah di
identifikasi
Langkah 4 :
guru mata
guru
pelajaran setelah
mata RPP
menyiapkan
pelajaran dibuat
bahan
stimulus dan
sebelum
untuk
jadwal
memulai pelajaran
penerapan dimulai
model pembelajar
discovery-inquiry
dan
referensi
lainnya
22
tentang topik
yang akan
dibahas
untuk
mengantisipasi
kalau
pertanyaan
siswa
melebar
dengan hal-hal
yang baru
Langkah 5.
Guru
mengidentifikasi guru Setelah
aktivitas bela mata RPP
dibuat
(sintaks mod pelajaran
dan
yang har sebelum
dikerjakan sisw jadwal
disekolah pelajaran
dimulai
Langkah 6.
Guru
menyiapkan guru Setelah
instrument mata RPP
evaluasi pelajaran dibuat
dan
untuk
sebelum
mengukur jadwal
pencapaian pelajaran
kompetensi dimulai
pengetahuan,
sikap
dan ketrampilan
B.KRITERIA KEBERHASILAN
Kriteria keberhasilan dalam mengimplementasikan model
pembelajaran discovery-inquiry yang memanfaatkan sumber
belajar, sebagai berikut:
1. Tingkat dominasi aktivitas belajar oleh siswa
model pembelajaran discovery-inquiry yang memanfaatkan
sumber belajar seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya,
23
digunakan untuk mengkondisikan pembelajaran yang berpusat
pada siswa, dimana siswa akan diarahkan untuk mampu berpikir
tingkat tinggi (high order thinking/HOT), berpikir ilmiah secara
kreatif, kritis dan mandiri. Olehkarena itu dalam penerapan model
ini prosentase peran aktivitas belajar siswa di kelas harus lebih
besar dan lebih dominan daripada peran guru, dengan
perbandingan minimal 80%:20%
2. Optimalisasi peran guru sebagai fasilitator bukan pusat sumber
belajar
Bergesernya peran guru sebagai satu-satunya sumber belajar
dikelas menjadi peran guru hanya sebagai fasilitator merupakan
salah satu factor penentu keberhasilan penerapan model
pembelajaran discovery-inquiry. Bagaimana guru memberi
keleluasaan siswa dalam melakukan aktivitas belajar di sekolah,
sehingga siswa bisa lebih leluasa mengeksplore dan memahami
konsep sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan
menjadi salahsatu indicator dalam penerapan model ini. Semakin
besar peran guru sebagai fasilitator di kelas maka peluang tingkat
keberhasilan model pembelajaran discovery-inquiry semakin
besar. Peran guru sebagai fasilitator: sebagai pengajar minimal
80%:20%.
3. Pemanfaatan lebih banyak aneka sumber belajar
Salahsatu sintaks model pembelajaran discovery-inquiry yang
menjadi kunci keberhasilan dalam penerapan model ini adalah
keleluasaan dalam mengeksplore aneka sumber belajar yang
tersedia di sekolah(Sintaks: Data collection). Sehingga semakin
banyak aneka sumber belajar yang dipakai siswa dalam aktivitas
belajar, menjadi salahsatu indicator keberhasilan dalam
penerapan model ini, minimal menggunakan 3 macam sumber
belajar.
4. Ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep
24
Inti dari model pembelajaran discovery-inquiry iniadalah
mengkondisikan keterlibatan peserta didik secara aktif dan
dominan dalam memahami suatu konsep pembelajaran.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa hasil belajar siswa
yang menerapkan model ini lebih baik, karena tingkat
pemahaman siswa lebih besar. Olehkarena itu belajar siswa
dalam memahami konsep menjadi salahsatu indicator
keberhasilan. Ketuntasan belajar dalam hal ini diukur dengan
evaluasi yang dibuat oleh guru. Nilai ketuntasan minimal 80
dengan penilaian acuan normal(sesuai standar masing-masing
guru)
5. Keaktifan siswa dalam menerapkan sintaks model pembelajaran
discovery-inquiry yang memanfaatkan sumber belajar.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran discovery-inquiry ini
juga dapat dilihat dari tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti
aktivitas belajar yang berpusat pada siswa. Pemahaman konsep
akan dicapai dengan baik, jika siswa berperan aktif dalam aktivitas
belajar menggunakan langkah-langkah (sintaks) model
pembelajaran discovery-inquiry. Untuk mengukur ini, guru bisa
menggunakan evaluasi proses terutama untuk mengukur
kompetensi sikap dan ketrampilan siswa selama mengikuti semua
aktivitas belajarnya. Nilai evaluasi proses siswa minimal 70
dengan penilaian acuan normal(sesuai standar masing-masing
guru)
25
ACUAN PUSTAKA
Abdisa, G. 2012. The Effect of Guided Discovery on Students
Physics Achievement. Journal Physics Education, (Online), 6(4):
193- 199
26
STANDAR LAYANAN
MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRY
MEMANFAATKAN RUMAH BELAJAR
JENJANG SMP
Oleh:
Andamsari
Eni Susilawati
Arief Darmawan
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
STANDAR LAYANAN AKADEMIK
1. Tujuan
Tujuan standar layanan akademik adalah memberikan Standar
Operasional Prosedur pengajaran dengan model pembelajaran
discover inquiry yang memanfaatkan portal Rumah Belajar pada
jenjang pendidikan SMP. Model pembelajaran discovery-
inquiry merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada
proses pemecahan masalah, sehingga siswa harus melakukan
eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan konsep
sendiri. Inti dari proses pembelajaran adalah mengkondisikan
keterlibatan peserta didik secara aktif dan dominan dalam
memahami suatu konsep pembelajaran
2. Sasaran
a. Guru kelas VII
b. Siswa kelas VII
3. Ruang Lingkup
Standar Layanan ini mencakup Standar Operasional Prosedur
pembelajaran dengan model pembelajaran discovery inquiry
yang memanfaatkan portal Rumah Belajar pada jenjang SMP
kelas VII yang menggunakan kurikulum 2013. Pengguna standar
layanan ini adalah guru dan siswa SMP VII pada matapelajaran
IPA Fisika
4. Perencanaan
Keberhasilan penerapan model pembelajaran discovery-inquiry
salah satunya bergantung pada guru sebagai
3
fasilitator/pembimbing pembelajaran. Sebelum memulai proses
belajar mengajar di dalam kelas, guru diminta untuk dapat:
a. mengkondisikan proses pembelajaran yang menarik,
mengarahkan ke HOTs, melakukan persiapan dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenalkan
portal Rumah Belajar, membimbing siswa untuk registrasi
(mendaftar) pada portal Rumah Belajar) dan membimbing
pemanfaatannya.
b. mengidentifikasi topik pada konten fitur sumber belajar yang
pembelajarannya dapat dikemas menggunakan model
pembelajaran discovery-inqury learning.
c. merumuskan stimulus berupa contoh, tugas, pertanyaan,
kasus, dll untuk diberikan kepada siswa dalam mengawali/
mengantar siswa mengikuti pembelajaran.
d. mengidentifikasi aneka sumber belajar (buku cetak,
buku/sumber online, lingkungan sekitar, laboratorium, dll)
yang tersedia di sekolah yang bisa dimanfaatkan siswa dalam
melakukan sintaks/langkah pembelajaran.
e. mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana TIK di
sekolah (laptop, LCD, dsb)
f. mengidentifikasi konten-konten pada fitur sumber belajar
yang dapat diintegrasikan ke dalam langkah-langkah (sintaks)
model Pembelajaran discovery-inquiry learning, kemudian
menjabarkannya dalam RPP.
5. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran, guru sudah mengidentifikasi topik di
fitur Sumber Belajar. Standar Layanan Pembelajaran ini
merupakan contoh untuk materi belajar Cahaya. Pada topik
4
materi ini guru dan siswa melakukan sintaks/langkah
pembelajaran sebagai berikut:
6
mendeskripsikan tentang sifat
pemantulan cahaya untuk
membuktikan cahaya
merambat lurus, cahaya
menembus benda bening,
cahaya dapat dipantulkan
atau dibiaskan. Setelah itu
siswa mempresentasikan hasil
pembuktiannya di depan
kelompok lain dan guru, untuk
mendapat masukan.
(Verification)
6. Tindak lanjut
Model Pembelajaran Discovery Inquiry memadukan penilaian
(evaluasi belajar) pada tiga aspek, yaitu pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan percobaan. Penilaian terhadap
kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan
perancangan dan pengujian.
Model pembelajaran Discovery Inquiry pada materi ‘Cahaya’ ini
dapat ditindak lanjuti dengan rangkaian proses pembelajaran
7
yang dikaitkan dalam kehidupan sehari hari yang siswa temui,
sehingga siswa mampu menceritakan, memahami, menganalisis
dan berfikir kritis mengenai penerapan materi yang ada
dilingkungannya, dengan memahami komponen, hubungan, dan
bagaimana menerapkan materi tersebut.
9
BAB II
STANDAR LAYANAN ADMINISTRASI
1. Tujuan
Tujuan standar layanan administrasi adalah memberikan
Standar Operasional Prosedur layanan administrasi penerapan
model pembelajaran Discovery Inquiry untuk menerapkan
pembelajaran IPA jenjang SMP berdasarkan kurikulum 2013.
2. Sasaran
a. Guru kelas VII
b. Siswa kelas VII
3. Ruang Lingkup
Pengguna standar layanan administrasi ini adalah guru dan
siswa jenjang SMP dalam penerapan model discovery inquiry
pada mata pelajaran IPA Fisika dengan topik materi
pembelajaran ‘Cahaya’ berdasarkan Kurikulum 2013.
4. Perencanaan
a. Persiapan personnel (guru dan siswa)
b. Persiapan media, alat, bahan belajar, lingkungan belajar,
sumber belajar, dll.
5. Pelaksanaan
10
ALUR DOKUMEN MEDIA/BAHAN WAKTU
4. Guru
menentukan
aneka sumber
belajar yang
tersedia di
11
sekolah berupa
buku, internet,
alam/linkungan
sekitar,
perpustakaan,
laboratorium
dsb.
5. Guru
mengidentifikasi
ketersediaan
sarana prasarana
TIK di sekolah
(laptop, LCD,
dsb).
6. Guru membagi
kelompok siswa
dengan
menggabungkan
semua level
kemampuan
kognitif (rendah,
sedang, dan
tinggi).
6. Tindak Lanjut
Setiap hasil karya siswa berupa percobaan/ujicoba/presentasi
didokumentasikan dengan memajang di dalam kelas.
7. Kriteria Layanan Minimal
a. Guru mendokumentasikan karya siswa
b. Guru mendokumentasi perangkat pembelajaran
12
BAB III
STANDAR LAYANAN PERSONAL
1. Tujuan
Tujuan standar layanan personal adalah memberikan Standar
Operasional Prosedur layanan personal pada siswa dalam
penerapan model pembelajaran Discovery Inquiry untuk
menerapkan pembelajaran IPA jenjang SMP berdasarkan
kurikulum 2013.
2. Sasaran
a. Guru kelas VII
b. Siswa kelas VII
3. Ruang Lingkup
Pengguna standar layanan personal ini adalah guru dan siswa
jenjang SMP dalam penerapan model discovery inquiry pada
mata pelajaran IPA Fisika dengan topik materi pembelajaran
‘Cahaya’ berdasarkan Kurikulum 2013. Optimalisasi standar
layanan ini akan terlihat dalam bentuk cakupan materi dan
penggunaan waktu secara efektif. Materi pembelajaran dan
langkah pembelajaran menggunakan waktu yang tersedia
secara efektif dan efisien. Artinya semua sintaks/langkah
pembelajaran discovery inquiry dilakukan secara bertahap dan
tidak ada tahapan yang ertinggal karena kekurangan waktu/jam
pelajaran.
4. Perencanaan
a. Persiapan personnel (guru dan siswa)
13
Pada perencanaan standar layanan ini, guru harus dapat
mengelompokkan siswa berdasarkan kategori. Di dalam satu
kelompok atau kelas siswa terdapat sekurang-kurangnnya
tiga varian kemampuan. Ada 16 – 20% siswa berada pada
posisi lambat belajar, lebih kurang 60 % normal belajar, dan
16 – 20 % berada pada posisi cepat belajar. Variasi yang tiga
itu berada dalam suatu ruang kelas dan berada pada satu
kesatuan waktu pembelajaran. Sehingga pembagian siswa
dalam satu kelompok harus mengakomodir 3 kelompok siswa
tersebut. Dalam 1 kelompok harus terdiri dari siswa kategori
lamabt, norma, dan cepat belajar. Ketiga kelompok itu harus
mendapat pelayanan yang adil. Masing-masing siswa dilayani
sesuai dengan potensinya.
5. Pelaksanaan
14
ALUR DOKUMEN MEDIA/BAHA WAKTU
N
Siswa berbagi
tugas dalam
kelompoknya
untuk
mengumpulkan
data/informasi
15
dalam menjawab
permasalahan/tu
gas/kasus yang
diberikan guru.
Guru mengukur
pemahaman
siswa dengan
melihat aktifitas
siswa
perorangan
dengan menilai
keaktifan siswa
saat melakukan
sintaks/langkah
pembelajaran,
missal keaktifan
mencari sumber
belajar,
berdiskusi dalam
kelompok,
melakukan
percobaan, dan
melaksanakan
presentasi.
16
6. Tindak Lanjut
Guru memberikan remedi/pengayaan, baik bagi siswa lambat
maupun siswa cepat belajar. Sebagai tindaklanjut, guru dapat
merangkum dan mereview kembali pemahaman materi
pembelajaran bersama-sama dengan melibatkan siswa. Jika
ada pemahaman konsep yang ditemukan siswa melebar dan
tidak benar, guru dapat meluruskan pemahaman konsep yang
benar.
17
18
PEDOMAN
PENERAPAN/PENGELOLAAN
MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRY LEARNING
YANG MEMANFAATKAN RUMAH BELAJAR
UNTUK JENJANG SMP
Oleh:
Eni Susilawati
Andamsari
Arief Darmawan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB V PENUTUP
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
pendidikan, sehingga proses pembelajaran menempati posisi dan
peranan yang sangat penting. Di dalam kegiatan pembelajaran
inilah terjadi proses transmisi dan transformasi pengalaman
belajar kepada peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku.
Salahsatu solusi permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan abad 21. Diantaranya yaitu dengan
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan peserta didik
untuk berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini merupakan salah satu
komponen yang penting dalam proses pembelajaran yang wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik, yaitu kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical
thinking), berpikir kreatif (creative thinking), berargumen
(reasoning), dan mengambil keputusan (decision making). Salah
satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan HOTS adalah
pembelajaran Discovery-Inquiry. Pembentukan ketrampilan HOT
tersebut sangat relevan dengan karakteristik model pembelajaran
discovery-inquiry yang menitik beratkan pada proses pemecahan
masalah. Siswa harus melakukan eksplorasi berbagai informasi
agar dapat menentukan konsep sendiri dengan mengikuti petunjuk
guru berupa pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan
pembelajaran.
Sehubungan dengan pertimbangan di atas dan untuk
memfasilitasi guru dalam menerapkan model pembelajaran
discovery-inquiry yang terintegrasi TIK dalam pembelajaran, maka
perlu disusun pedoman pengelolaan/penerapan model
pembelajaran discovery-inqury learning yang memanfaatkan portal
rumah belajar di sekolah, khususnya untuk jenjang SMP.
4
B. Tujuan
Secara umum pedoman pemanfaatan model pembelajaran
discovery-inqury learning yang memanfaatkan sumber belajar pada
Portal Rumah Belajar ini bertujuan untuk bisa menjadi panduan
bagi guru dan siswa dalam menerapkan model tersebut dalam
pembelajaran di sekolah.
C. Sasaran
Sasaran pedoman pemanfaatan model pembelajaran discovery-
inqury learning yang memanfaatkan sumber belajar Rumah Belajar
ini adalah guru dan siswa.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
Memanfaatkan konten rumah belajar (yang terdiri dari fitur sumber
belajar, lab maya, kelas maya, peta budaya, wahana jelajah ruang
angkasa, bank soal dan PKB) dapat memberikan pengalaman belajar
secara langsung dan lebih konkrit kepada siswa. Contohnya dalam
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengenai tata surya, dengan
menggunakan konten pada fitur sumber belajar dan wahana jelajah
angkasa, maka pembelajaran yang abstrak dapat dilangsungkan di
dalam kelas dengan lebih efektif, di mana dalam sumber belajar
tersebut ada animasi atau video bagaimana peredaran tatasurya
dalam bimasakti kita. Hal ini memberikan pembelajaran yang
konkrit pada siswa untuk menambah dan memperluas wawasan
terkait materi yang dipelajari di kelas.
Dalam penerapan model pembelajaran discovery-inquiry learning
ini, harus menerapkan semua sintaks model tersebut. Makmun
(2001:150) mengemukakan sintaks/langkah-langkah model
pembelajaran Discovery-Inquiry sebagai berikut:
1. Stimulation : guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan
atau menyuruh anak didik membaca ataupun mendengarkan
uraian yang membuat persoalan,
2. Problem statement: siswa mengidentifikasi berbagai persoalan,
3. Data collection: siswa melakukan perngumpulan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek,
wawancara dengan nara sumber atau melakukan uju coba sendiri
dan lain-lain,
4. Data prossesing: siswa melakukan pengolahan, pengacakan,
pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data pada
tingkat kepercayaan tertentu,
5. Verification atau pembuktian: siswa melakukan pembuktian dari
hipotesis atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan
hasil pengolahan informasi yang telah ada,
7
6. Generalization : berdasarkan hasil verifikasi, siswa menarik
kesimpulan atau generalisasi tertentu
8
memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan
mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus dipenuhi.
Misalnya Bahasa Inggris, mempelajari kalimat simple present
tenses.
memerlukan interaksi dan kolaborasi antara siswa dengan
guru dan antar sesama siswa dalam memahami proses
penemuan konsepnya
Misalnya IPA melalui praktikum untuk membedakan jenis
lensa
memiliki hubungan dengan lingkungan dan sosial
Misalnya IPS,mempelajari sumber daya alam
materi yang memiliki banyak teori-teori dan rumus-rumus,
Misal Matematika, menentukan untung/rugi dengan
aritmatika sosial.
Tanpa pemahaman terhadap teori-teori dan rumus-rumus yang
ada, siswa akan kesulitan dalam penerapan rumus dalam
kehidupan sehari-hari ................
9
menjadi terpusat pada siswa, sementara guru hanya sebagai
fasilitator.
Gambar 1.2
Bagan interaksi siswa dengan aneka sumber belajar dalam
penerapan model discovery-inquiry learning
Sumber gambar: www.m-edukasi.web.id
10
5). Pemanfaatan Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Learning
untuk membangun sikap inisiatif dan kolaboratif siswa dalam
belajar
Penerapan sintaks Model Pembelajaran Discovery-Inquiry
Learning yang aktivitas belajarnya dominan oleh siswa,
menuntut siswa bisa lebih mandiri untuk menemukan sendiri
jawaban dari permasalahan yang diberikan. Sehingga pada
akhirnya akan terbangun sikap inisiatif pada diri siswa setelah
mempraktekan sintaks Model Pembelajaran Discovery-Inquiry
Learning.
Pada sintaks data proceesing dan Verification , siswa banyak
melakukan diskusi dan kerjasama untuk mengolah data, secara
berkelompok menyiapkan presentasi untuk verifikasi hasil kerja,
dan menerima masukan dari kelompok lain, sehingga aktivitas
belajar ini akan dapat membangun sikap kolaborasi siswa dalam
belajar.
11
Liter
asi
Evaluasi
3). pola ketiga, konten rumah belajar sebagai salah satu referensi
siswa dalam penerapan sintaks problem statement, yang
merupakan salahsatu dari kegiatan inti dalam pembelajaran.
Siswa secara kelompok mengidentifikasi berbagai persoalain
sesuai dengan stimulus yang telah disampaikan oleh guru,
kemudian menentukan referensi, salahsatunya mencari dari
konten materi yang terdapat dalam rumah belajar (sumber
belajar, BSE dsb) kemudian diskusi untuk merumuskan masalah.
15
BAB III
STRATEGI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRY LEARNING
YANG MENGINTEGRASIKAN SUMBER BELAJAR
A. Persiapan
Dalam persiapan ini peran guru menjadi sangat penting, tergambar
dalam skema berikut meliputi:
5
1 2 3 4
6
Keterangan:
16
contoh:
Pelajaran IPA klas VIII/ semester 2
NO POKOK KESESUAIAN JUDUL KONTEN/KATALOG
BAHASAN TOPIK DENGAN TOPIK DI MEDIA YANG BISA
DALAM 1 KARAKTERISTIK SUMBER DIMANFAATKAN
SEMESTER MODEL BELAJAR
YANG
SESUAI
1. Resultan gaya - - -
2. Energi dan - - -
perubahanny
3. Pesawat - - -
sederhana
4. Tekanan - - -
5. Getaran dan - - -
gelombang
6. Bunyi - - -
7. Cahaya Sesuai Topik Gambar/ animasi
Cahaya cermin dan lensa
dalam Animasi soal
sumber Percobaan dalam
belajar lab maya
8. Alat Optik Sesuai Alat Optik
(Akan diuraikan
oleh guru)
17
2. Mengidentifikasi ketersediaan aneka sumber belajar serta sarana
dan prasarana TIK dimasing-masing sekolah sesuai dengan
kebutuhan
NO POKOK JUDUL KETERSEDIAA KETERSEDI KETERANGAN
BAHASA TOPIK N AAN
DI
N ANEKA SARPRAS
SUMBE
DALAM 1 R SUMBER TIK
SEMESTE BELAJA BELAJAR
R R YANG
SESUAI
1 Cahaya Cahaya Perpustakaan: Laptop Sumberbelajar
Lingkungan: LCD dan media yang
(lapangan, Hp dibutuhkan
tempat parkir) Lab 1. Sumber
komputer pembelajaran:
a. Buku IPA Fisika
b. Buku referensi
yang relevan
c. Lingkungan
2. Media
pembelajaran
a. LCD, infokus
b. Foto-foto atau
gambar
c. Slide presentasi
2 Alat Alat
Optik Optik
(Akan
diuraikan
oleh
guru)
18
3. Mengidentifikasi konten-konten pada sumber belajar yang dapat
disisipkan ke dalam sintaks model Pembelajaran Discovery-
inquiry Learning lainnya, sebagai berikut:
N POKOK SINTAKS KONTEN/ KETERSEDIAA KETERANGA
O BAHASA MODEL KATALOG N N
N DISCOVERY- MEDIA DI ANEKA
DALAM 1 INQUIRY RUMAH SUMBER
SEMESTE LEARNING BELAJAR BELAJAR DAN
R YANG SARPRAS TIK
SESUAI
1 Cahaya Stimulation Gambar LCD
dan alat matahari Laptop
optic Lingkungan
Gambar
proses
pengeringa
n
Problem Konten
statement dalam
sumber
belajar
Data
collection
Data prossesi Topik Laptop
ng dalam Ppt
rumah
belajar
Verification Video dan Laptop
gambar di LCd
sumber
belajar
Generalizatio
n
19
4. Menjabarkan langkah-langkah/sintaks model Pembelajaran
Discovery-Inquiry Learning kedalam RPP terintegrasi TIK dan
konten rumah belajar, mulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
20
merumuskan
beberapa
pertanyaan
terkait manfaat
cahaya matahari
21
konten portal
rumah belajar
1 kelompok :
mengumpulkan
informasi dari
sumber
wawancara
dengan orang lain
Data prossesing Siswa
Masing-masing
kelompok siswa,
mengolah data
dan informasi
yang telah
dikumpulkannya.
Kemudian
menyiapkan hasil
pengolahan data
tersebut dan
menyiapkan
untuk dipaparkan
di depan kelas
Verification Siswa
Melakukan
paparan hasil
kelompoknya dan
meminta
pendapat dari
kelompok lain.
Kelompok lain
akan
menanggapai
dan memberi
masukan
terhadap
paparannya
Generalization Siswa
Masing-masing
kelompok siswa
merumuskan
kembali hasil
22
kelompoknya
dengan
menambahkan
masukan-
masukan dari
kelompok lain,
kemudian
membuat
kesimpulan
terhadap
pemahaman Guru
mengenai cahaya
Guru
membimbing
peserta didik
dalam berdiskusi.
Guru menanggapi
hasil diskusi
kelompok peserta
didik dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya.
Penutu Guru mereview Guru
p dan menanggapi
hasil diskusi
kelompok peserta
didik dan
meluruskan
informasi jika ada
kesimpulan/kons
ep yang belum
pas dipahami
oleh siswa
2 Alat Optik
(Akan
diuraikan
oleh guru)
23
5. Mengenalkan cara mengakses Rumah Belajar dan membimbing
siswa melakukan registrasi Rumah belajar
6. Merumuskan bahan stimulasi pembelajaran ke siswa dengan
memanfaatkan katalog media dalam rumah belajar
KEGIATAN INTI
PENUTUP
(SISWA)
PENDAHULUAN (GURU)
Sintaks 2:problem statement
(GURU) Review dan evaluasi
Sintaks 3:data collection
pembelajaran
Sintaks1:
Sintaks 4:data proceesing
stimulation
Sintaks 5:verification
Sintaks 6:Generalization
24
1) Topik materi Cahaya
Pendahuluan
Stimulation(Pemberian Stimulus)
Guru memperlihatkan gambar matahari yang bersinar menyinari
tumbuhan ( media dari topik fotosintesis Sumber belajar)
Kemudian memberikan stimulasi dengan pertanyaan: apa yang
dimanfaakan oleh manusia dari matahari?”
Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kerja,
dengan mempertimabngkan pemerataan tingkat kognitif siswa
dalam tiap kelompok.
Siswa: memperhatikan stimulus yang disampaikan oleh guru dan
kemudian bergabung sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan oleh guru.
Kegiatan Inti
Problem statement
Siswa secara kelompok mencari jawaban dengan mengamati
matahari dan membaca buku,dan diskusi kemudian merumuskan
beberapa pertanyaan terkait manfaat cahaya matahari dan sifat-
sifat cahaya....
Guru: sebagai fasilitator berkeliling ke masing-masing kelompok,
sambil mengamati/menilai kinerja kelompok
Data collection
Siswa secara kelompok mengumpulkan informasi dan data untuk
menjawab/menjelaskan pertanyaan yang telah dirumuskan
Dalam langkah ini siswa secara aktif memanfaatkan aneka
sumber yang ada di sekolah.
1 kelompok : mengumpulkan informasi dari sumber buku di
perpustakaan dan lab maya
25
1 kelompok: mengumpulkan informasi dari sumber benda yang
ada di luar kelas dan sumber belajar
1 kelompok : mengumpulkan informasi dari sumber internet dan
lab maya
1 kelompok : mengumpulkan informasi dari sumber wawancara
dengan orang lain dan sumber belajar
........................
Guru: sebagai fasilitator berkeliling ke masing-masing kelompok,
sambil mengamati/menilai kinerja kelompok
Data prossesing
Masing-masing kelompok siswa, mengolah data dan informasi
yang telah dikumpulkannya. Kemudian menyiapkan hasil
pengolahan data tersebut dan menyiapkan untuk dipaparkan di
depan kelas
........................
Guru: sebagai fasilitator berkeliling ke masing-masing kelompok,
sambil mengamati/menilai kinerja kelompok
Verification
Melakukan paparan hasil kelompoknya dan meminta pendapat
dari kelompok lain. Kelompok lain akan menanggapai dan
memberi masukan terhadap paparannya.
........................
Guru: sebagai fasilitator guru memandu berlangsungnya
presentasi dan diskusi antar kelompok, sambil
mengamati/menilai kinerja kelompok
26
Generalization
Masing-masing kelompok siswa merumuskan kembali hasil
kelompoknya dengan menambahkan masukan-masukan dari
kelompok lain, kemudian membuat kesimpulan terhadap
pemahaman mengenai cahaya
........................
Guru: sebagai fasilitator berkeliling ke masing-masing kelompok,
sambil mengamati/menilai kinerja kelompok
Guru membimbing peserta didik dalam berdiskusi.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya, serta menjawab
pertanyaan jika ada hal baru yang ditemukan siswa namun belum
dipahami oleh siswa.
Penutup
Guru mereview dan menanggapi hasil diskusi kelompok peserta
didik dan meluruskan informasi jika ada kesimpulan/konsep yang
belum pas dipahami oleh siswa
Guru memberikan latihan/kuis soal dengan menggunakan
quis/latihan soal yang ada di sumber belajar topik cahaya dengan
cara ditayangkan didepan kelas kemudian, siswa mengerjakan
dan dibahas bersama
Kemudian guru mengevaluasi pemahaman siswa secara online
dengan menggunakan soal yang tersedia di bank soal rumah
belajar, secara kelompok menggunakan hp/laptop yang
dibawa/tersedia di kelas ........................
..............................
27
BAB IV
TINDAK LANJUT
2 Optimalisasi peran
guru sebagai ......................... 80%:20%
.........................
fasilitator:pengajar
3 Pemanfaatan lebih
......................... Lebih dari 3
banyak aneka .........................
sumber belajar sumber belajar
4 Ketuntasan belajar
......................... >80
siswa dalam .........................
memahami konsep
5 Nilai kompetensi
sikap dan ......................... >70
.........................
ketrampilan siswa
dalam
menerapkan
sintaks model
pembelajaran
28
6 Dukungan Ketersediaan
komitmen kepala ......................... sarpras TIK
.........................
sekolah dan secara
orangtua siswa memadai
Keterangan:
1. Tingkat dominasi aktivitas belajar oleh siswa
penerapan model ini dikatakan berhasil jika, prosentase peran
aktivitas belajar siswa di kelas harus lebih besar dan lebih
dominan daripada peran guru, dengan perbandingan minimal
80%:20%
2. Optimalisasi peran guru sebagai fasilitator bukan pusat sumber
belajar
Semakin besar peran guru sebagai fasilitator di kelas maka
peluang tingkat keberhasilan model pembelajaran discovery-
inquiry semakin besar. Peran guru sebagai fasilitator: pengajar
dengan perbandingan minimal 80%:20%
3. Pemanfaatan lebih banyak aneka sumber belajar
Salahsatu sintaks model pembelajaran discovery-inquiry yang
menjadi kunci keberhasilan dalam penerapan model ini adalah
semakin banyak aneka sumber belajar yang dipakai siswa dalam
aktivitas belajar.
4. Ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep
Inti dari model pembelajaran discovery-inquiry ini adalah
mengkondisikan keterlibatan peserta didik secara aktif dan
dominan dalam memahami suatu konsep pembelajaran.
Ketuntasan belajar dalam hal ini diukur dengan evaluasi yang
dibuat oleh guru. Nilai ketuntasan minimal 80 dengan penilaian
acuan normal(sesuai standar masing-masing guru)
29
5. Keaktifan siswa dalam menerapkan sintaks model pembelajaran
discovery-inquiry yang memanfaatkan sumber belajar.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran discovery-
inquiry ini dapat dilihat dari tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti aktivitas belajar yang berpusat pada siswa dengan
menggunakan evaluasi proses. Nilai evaluasi proses siswa
minimal 70 dengan penilaian acuan normal(sesuai standar
masing-masing guru)
6. Dukungan komitmen kepala sekolah dan orangtua siswa
Dukungan komitmen kepala sekolah dan orangtua, diantaranya
diukur dengan ketersedian sarpras TIK yang memadai untuk
keperluan belajar dari sekolah dan disupport oleh orangtua
siswa.
30
BAB V
PENUTUP
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Andamsari dkk. 2018. Rancangan Model Pembelajaran Discovery-
Inquiry Learning Yang Memanfaatkan Rumah Belajar.
Pustekkom:Dokumen tidak diterbitkan.
33
34
LAPORAN
ANALISIS KEBUTUHAN
MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRY LEARNING
YANG MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
Oleh:
Eni Susilawati
Andamsari
Purwanto
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Tujuan
C. Hasil yang diharapkan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
jantungnya aktivitas pendidikan, sehingga proses pembelajaran
menempati posisi dan peranan yang sangat penting. Di dalam
kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transmisi dan
transformasi pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai
kurikulum yang berlaku. Salahsatu solusi permasalahan tersebut
adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan abad 21.
Diantaranya yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi (high
order thinking/HOT). Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini
merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses
pembelajaran yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik, yaitu
kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving),
berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking),
berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan (decision
making). Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan HOTS adalah pembelajaran Discovery-Inquiry.
Model pembelajaran discovery-inquiry merupakan pembelajaran
yang menitik beratkan pada proses pemecahan masalah, sehingga
siswa harus melakukan eksplorasi berbagai informasi agar dapat
menentukan konsep sendiri dengan mengikuti petunjuk guru
berupa pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan
pembelajaran.
Sehubungan dengan pertimbangan di atas dan untuk
memfasilitasi guru dalam menerapkan model pembelajaran
modern yang terintegrasi TIK dalam pembelajaran, maka
Pustekkom Kemendikbud bermaksud menyusun rancangan model
pembelajaran discovery-inqury learning yang memanfaatkan
sumber belajar pada Portal Rumah Belajar. Untuk itu pelu diawali
dengan analisis kebutuhan untuk perancangan model discovery-
4
inquiry learning yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal
Rumah Belajar.
B. Tujuan
Kegiatan analisis kebutuhan model pembelajaran discovery-
inquiry learning yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal
Rumah Belajar ini bertujuan untuk:
1. mendapatkan data dan informasi tentang pemahaman model
pembelajaran discovery-inquiry learning serta sumber belajar
pada Portal Rumah Belajar.
2. mendapatkan data dan informasi tentang kebutuhan model
pembelajaran discovery-inquiry learning yang memanfaatkan
sumber belajar pada Portal Rumah Belajar.
3. mendapatkan data dan informasi tentang kebutuhan konten-
konten sumber belajar yang bisa diterapkan dengan model
pembelajaran discovery-inquiry learning
4. mengidentifikasi tentang infrastruktur TIK yang dibutuhkan
untuk pengembangan model pembelajaran discovery-inquiry
learning yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal
Rumah Belajar
5. memberikan rekomendasi pola penerapan mendapatkan data
dan informasi tentang kebutuhan model pembelajaran
discovery-inquiry learning yang memanfaatkan sumber belajar
pada Portal Rumah Belajar.
6
BAB II
KAJIAN LITERATUR
10
5. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar yang tida hanya menjadikan guru sebagai
satu-satunya sumber belajar.
6. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang
dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam ingatan)
menjadi lebih baik.
14
dijadikan bahan stimulus untuk pembelajaran model
pembelajaran discovery dan inquiri learning.
2. Salahsatu bahan /sumber belajar bagi siswa pada tahap
penerapan sintaks data collection, dimana dalam sintaks ini guru
mengarahkan siswa untuk belajar dari aneka sumber. Termasuk
diantaranya dari internet dan rumah belajar. Dengan
menggunakan ragam sumber belajar, Anda dapat mengajak
peserta didik Anda untuk menambah dan memperluas wawasan
terkait materi yang dipelajari di kelas. Selain itu, memberikan
informasi yang sifatnya lebih update. Contohnya pembelajaran
dengan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sains dan
teknologi yang berkembang pesat menyebabkan permasalahan
yang dihadapi peserta didik di masa sekarang ini berbeda dari
generasi di era sebelumnya. Masalah yang dihadapi peserta didik
di masa sekarang ini semakin kompleks, saling terkait, dan cepat
berubah. Dengan adanya perubahan permasalahan tersebut, maka
peserta didik perlu dipersiapkan dengan pengalaman belajar yang
sesuai. Pengalaman belajar yang dipersiapkan untuk peserta didik
juga terkait dengan sumber belajar.
Peserta didik yang belajar dengan beragam sumber belajar tentu
berbeda pengalamannya dengan peserta didik yang belajar dengan
satu macam sumber belajar atau sumber belajar yang terbatas.
Beragam sumber belajar itu dapat digambarkan sebagai berikut:
15
Gambar 1.3
Peserta didik yang berinteraksi dengan beragam sumber belajar
Sumber gambar: www.m-edukasi.web.id
16
1). Sumber Belajar Online
Sumber belajar online adalah sumber belajar yang memerlukan
akses internet dalam menggunakannya. Artinya
pemanfaatannya tergantung pada koneksi internet. Contohnya
adalah pemanfaatan internet (mesin pencari) untuk mencari
beragam informasi dan referensi, atau televisi dan radio
streaming. Untuk dapat mengenali sumber belajar online,
alangkah baiknya kita mengenali nama domain. Nama domain
atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah
alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain
name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah
website pada dunia internet. Contoh : http://www.google.com,
http://belajar.kemdikbud.go.id dansebagainya
17
dan offline. Dalam pemanfaatannya tergantung kebutuhan
masing-masing pengguna. Jika memiliki koneksi internet dapat
mengakses secara online, namun jika memiliki kendala terkait
ketersediaan jaringan internet dapat memanfaatkan sumber
belajar yang versi offline dari Pustekkom atau secara mandiri
mengunduh sumber belajar online kemudian disimpan dan
dimanfaatkan secara offline dalam pembelajaran.
18
2) Problem statement : memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi berbagai persoalan yang ada
dalam konten materi tersebut,
3) Data collection : memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggali lebih luas persoalan yang telah dibuat
berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui
perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan
cara membaca literatur baik secara online maupun offline,
mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau
melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh siswa,
4) Data prossesing: berikutnya siswa secara kelompok
ataupun mandiri melakukan pengolahan, pengacakan,
pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan
data pada tingkat kepercayaan tertentu,
5) Verification atau pembuktian : guru mengarahkan siswa
untuk melakukan pembuktian dari hipotesis atau
pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil
pengolahan informasi yang telah ada. Setelah itu
mempresentasikan di depan guru dan siswa yang lain
untuk mendapat masukan.
6) Generalization : Siswa diarahkan oleh guru untuk siswa
menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu
berdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari guru dan
siswa lainnya.
19
Kegiatan Pendahuluan
Pengkondisian kelas
Guru mengucapkan salam, Guru mengecek kerapihan dan
kebersihan kelas serta seragam, Guru mempersilahkan ketua
kelas memimpin doa, serta membimbing siswa untuk
mempersiapkan pikiran dan hati sebelum belajar dengan ice
breaking.memberi kesempatan siswa untuk 10 menit literasi
dengan membaca konten-konten di rumah belajar sesuai
dengan kekusaan masing-masing.
Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti ini guru bisa mengawali dengan penerapan
sintaks/ langkah kedua yaitu Problem statement . Dimana guru
memberikan kesempatan kepada siswa secara kelompok untuk
mengidentifikasi berbagai persoalan yang ada dalam konten
materi tersebut. Dalam diskusi tersebut siswa memanfaatkan
20
laptop sebagai sarana untuk mengakses materi yang diberikan
oleh guru.
Langkah berikutnya, guru bisa menerapkan langkah 3,4, 5 dan 6
model pembelajaran discovery-inquiri learning berikut:
Data collection : guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggali lebih luas persoalan yang telah dibuat
berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui
perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara
membaca literatur baik secara online maupun offline,
mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau
melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh siswa. Dalam
langkah ini siswa diberi kesempatan untuk belajar dengan
aneka sumber yang tersedia di sekolah.
Data prossesing: berikutnya siswa secara kelompok ataupun
mandiri melakukan pengolahan, pengacakan,
pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data
pada tingkat kepercayaan tertentu. Dalam langkah ini siswa
perkelompok melakukan pengolahan data menggunakan
laptop dan menyajikan hasilnya dalam bentuk file (doc/ppt).
Verification atau pembuktian : guru mengarahkan siswa
untuk melakukan pembuktian dari hipotesis atau pernyataan
yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan
informasi yang telah ada. Setiap kelompok melakukan
praktikum sesuai dengan cara kerja yang dirumuskan siswa,
perwakilan anggota kelompok mendokumentasikan langkah-
langkah dan hasil pembuktian terhadap objek untuk mencari
jawaban pertanyaan dari guru. Setelah itu masing-masing
perwakilan kelompok mempresentasikan di depan guru dan
siswa yang lain untuk mendapat masukan.
21
generalization, dimana Siswa diarahkan oleh guru untuk
menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu berdasarkan
hasil verifikasi dan masukan dari guru dan siswa lainnya.
Kemudian Guru memberi penghargaan kepada hasil
kelompok. Selanjutnya guru mereview hasil kesimpulan dari
siswa, kemudian menjelaskan materi yang belum dipahami
oleh siswa dengan konsep yang benar, sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan Penutup
o Guru merangkum materi pembelajaran bersama-sama
dengan melibatkan siswa.
o Guru memberikan evaluasi, menggunakan evaluasi yang
tersedia dalam sumber belajar,
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/ dan
siswa mengerjakan evaluasi dengan teliti dan jujur.
o Guru memberikan penghargaan terhadap hasil evaluasi
o Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas
terstruktur (PR) untuk pengayaaan materi (optional)
22
(software-centered approach). Dengan tidak mengurangi ide
Fryer, kedua pendekatan dapat kita analogikan denagn dengan
nama lain, yaitu pendekatan ”by design” untuk pendekatan
paragmatis dan pendekatan ”by utilization” untuk pendekatan
software. Pendekatan paragmatis, maka tujuan pembelajaran
dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang
dilakukan adalah: (1) menentukan paragmatis; (2) menentukan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan (3) menentukan
aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan TIK. Dalam
pendekatan software, berangkat dari ketersediaan perangkat
TIK yang dimiliki sekolah kemudian mengintegrasikannya ke
dalam aktivitas belajar sesuai dengan topik yang dituangkan
dalam RPP.
Setelah melakukan identifikasi konten, topik, dan media yang
akan digunakan, langkah selanjutnya guru menyusun jadwal
dan aktivitas pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam
RPP nya. Penjadwalan pemanfaatan konten disusun
berdasarkan ketersediaan perangkat, kesiapan guru, dan
ketersediaan konten di Rumah Belajar offline. Dalam
menentukan aktivitas pembelajaran berbasis TIK, guru harus
tetap beracuan pada tujuan belajar yang akan dicapai.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Kelemahan
- Sangat tergantung pada kemampuan guru dalam memberikan
stimulus
- Tidak mudah mengubah kebiasaan belajar yang biasa berpusat
kepada guru menjadi berpusat pada siswa
26
- penerapan model belajar ini menjamin bahwa siswa belajar
dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah
- Waktu belajar menjadi lebih lama
- Setelah melakukan sintaks data collection, pertanyaan siswa
seringkali melebar dari topik
- Model ini lebih efektif untuk kelas kecil
-
c. Peluang
- Perlu pengembangan konten pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan sintaks model discovery-inquiri
- Kemendikbud sudah menyediakan konten rumah belajar
sebagai sarana sumber belajar.
- Kemajuan TIK dan model pembelajaran di era modern yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran
- Kurtilas yang menuntut adanya integrasi TIK dalam
pembelajaran
- Guru dan siswa sudah memiliki kompetensi literasi IT.
- tersedianya sarana prasarana pendukung IT disekolah seperti
Laboratorium IPA dan labolatorium IT.
- Banyak guru yang sudah menerapkan Kurikulum 2013.
d. Tantangan
- Sumber belajar baru bisa dimanfaatkan oleh guru pada sintaks
stimulus, sehingga bisa diperluas pemanfaatannya
- Konten disumber belajar yang belum lengkap
- Desain instruksional untuk pengembangan konten sumber
belum mengacu pada kebutuhan dalam sintaks-sintaks model
- Kebutuhan server di sekolah untuk mempermudah aksesbilitas
ke rumah belajar baik secara online maupun offline
- Menyetarakan kemampuan awal siswa, dengan menentukan
standar passing grade siswa yang akan masuk ke sekolah.
27
- Peningkatan kompetensi guru yang uptodate dalam
menerapkan model pembelajaran modern dan penggunaaan
TIK.
Matrik SWOT
Faktor
Internal Strengths (S) Weaknesses (W)
- Proses mental pada - Sangat tergantung
siswa lebih lama pada kemampuan
melekat (long term guru dalam
memory) memberikan
- Banyak guru yang stimulus
sudah menerapkan - Tidak mudah
model ini di sekolah mengubah
- Model ini sejalan kebiasaan belajar
dengan tuntutan yang biasa berpusat
kurtilas kepada guru
- Strategi belajar menjadi berpusat
menjadi berpusat pada siswa
Faktor Eksternal pada siswa bukan - penerapan model
28
guru belajar ini tidak
- Pembelajaran menjamin bahwa
menjadi lebih siswa belajar
menekankan pada dengan tekun,
pemahaman proses penuh aktivitas, dan
- Membantu siswa terarah
menghubungkan - Waktu belajar
pengetahuan menjadi lebih lama
sebelumnya dengan - Setelah melakukan
situasi-situasi proses sintaks data
belajar yang baru. collection,
- Mendorong siswa pertanyaan siswa
untuk berfikir dan seringkali melebar
bekerja lebih dari topik
mandiri (dengan - Model ini lebih
inisiatifnya sendiri). efektif untuk kelas
- Memberi kecil
kesempatan siswa
belajar dengan
memanfaatkan
berbagai jenis
(aneka) sumber
belajar yang tidak
hanya menjadikan
guru sebagai satu-
satunya sumber
belajar.
29
Opportunities (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)
- Perlu Penerapan model meningkatkan
pengembangan discovery -inquiri literasi guru
konten dapat lebih dalam
pembelajaran yang dioptimalkan merumuskan
sesuai dengan bersamaan dengan bahan stimulus
kebutuhan sintaks kebijakan pembelajaran
model discovery- penerapan kurtilas
Mendorong guru
inquiri bagi guru.
untuk
- Kemendikbud Mengarahkan
membiasakan
sudah guru-guru di
pembelajaran
menyediakan sekolah yang
berbasis TIK dan
konten rumah menerapkan
berfokus pada
belajar sebagai kurtilas untuk
siswa
sarana sumber menerapkan
Mengarahkan
belajar. model ini dengan
dan
- Kemajuan TIK dan memanfaatkan
membimbing
model sumber belajar
siswa agar
pembelajaran di Mengarahkan
belajar dengan
era modern yang memperbanyak
tekun, teliti,
dapat diterapkan pemanfaatan
penuh aktivitas,
dalam sumber belajar
dan terarah
pembelajaran pada beberapa
- Kurtilas yang sintaks model Mengembangkan
menuntut adanya discovery -inquiri model discovery-
integrasi TIK dalam learning. inquiri learning
pembelajaran Mengoptimalkan dengan
- Guru dan siswa kemampuan TIK memaksimalkan
sudah memiliki guru dan siswa pemanfaatan
kompetensi literasi untuk mendukung konten rumah
30
IT. penerapan model belajar dalam
- tersedianya sarana ini sintaksnya
prasarana Melengkapi
pendukung IT konten sumber
disekolah seperti belajar sesuai
Laboratorium IPA kebutuhan
dan labolatorium penerapan model
IT. ini
- Banyak guru yang Menyarankan
sudah menerapkan kepada siswa
Kurikulum 2013. untuk menjadikan
sumber belajar
menajdi salah satu
dari aneka sumber
belajarnya
Threats (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
- Sumber belajar Memanfaatkan menyiapkan
baru bisa sumber belajar beberapa
dimanfaatkan oleh lebih optimal strategi untuk
guru pada sintaks dalam penerapan merancang
stimulus, sehingga model ini siswa belajar
bisa diperluas Melakukan aktif dan
pemanfaatannya pengembangan mandiri dengan
- Konten disumber konten sumber model ini
belajar yang belajar yang Mengusulkan
belum lengkap sesuai dengan tema atau topik
- Desain kebutuhan guru yang sesuai
instruksional untuk dalam dengan
pengembangan menerapkan karakteristik
konten sumber sintaks-sintaks model
31
belum mengacu model ini discovery-
pada kebutuhan Mengoptimalkan inquiry yang
dalam sintaks- kemampuan TIK dibutuhkan
sintaks model siswa sebagai untuk produksi
- Kebutuhan server digital native kepada
di sekolah untuk untuk belajar pengelola
mempermudah mengutamakan rumah belajar
aksesbilitas ke proses Menyetarakan
rumah belajar baik Mengemas kemampuan
secara online pembelajaran awal siswa,
maupun offline menjadi berpusat dengan
- kompetensi guru pada siswa, berfikir menentukan
yang dalam dan bekerja lebih standar passing
menerapkan mandiri untuk grade siswa
model menemukan/mem yang akan
pembelajaran ahami suatu masuk ke
modern dan konsep sekolah.
penggunaaan TIK. Peningkatan
- Kemampuan TIK kompetensi
siswa sebagai guru yang
digital native uptodate dalam
menerapkan
model
pembelajaran
modern dan
penggunaaan
TIK.
32
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta peluang
dan ancaman (faktor eksternal) yang ada, diperoleh empat set
alternatif strategi yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Strategi Strengths–Opportunities
b. Strategi Weaknesses–Opportunities
Dalam mengembangkan rancangan model pembelajaran
discovery-inquiri learning perlu dipertimbangankan
pengembangan konten sumber belajar yang dapat memenuhi
kebutuhan literasi guru untuk mendukung guru dalam
merumuskan bahan stimulus pembelajaran dalam penerapan
model ini. Selain itu juga perlu dirumuskan strategi yang
mendorong guru untuk membiasakan pembelajaran berbasis
TIK dan berfokus pada siswa, serta mampu menjadi fasilitator
pembelajaran yang baik. Dlam hal ini guru diharapkan mampu
mengarahkan dan membimbing siswa agar belajar dengan
33
tekun, teliti, penuh aktivitas, dan terarah. Selain hal tersebut,
yang perlu diupayakan adalah rancangan model
pembelajaran discovery-inquiri learning sebaiknya
dikembangkan dengan memaksimalkan pemanfaatan konten
rumah belajar dalam sintaks-sintak modelnya.
c. Strategi (S-T)
Hasil analisis startegi S-T ini, meliputi beberapa hal yang perlu
diupayakan dalam pengembangan rancangan model
pembelajaran discovery-inquiri learning, yaitu: strategi
memanfaatkan sumber belajar lebih optimal dalam penerapan
model ini, pengembangan konten sumber belajar yang sesuai
dengan kebutuhan guru dalam menerapkan sintaks-sintaks
model ini, optimalisasi kemampuan TIK siswa sebagai digital
native untuk mengikuti pola pembelajaran yang
mengutamakan proses, serta mengemas pembelajaran
menjadi berpusat pada siswa, berfikir dan bekerja lebih
mandiri untuk menemukan/memahami suatu konsep
d.Strategi (W-T)
Dalam pengembangan dan penerapan rancangan model
pembelajaran discovery-inquiri learning perlu menyiapkan
beberapa strategi untuk merancang siswa belajar aktif dan
mandiri dengan model ini, diantaranya dengan upaya
menyetarakan kemampuan awal siswa, dengan menentukan
standar passing grade siswa yang akan masuk ke sekolah.
Pengetahuan awal siswa penting dalam penerapan model
pembelajaran ini, karena untuk bisa merumuskan masalah,
menganalisis dan menyimpulkan suatu konsep sendiri akan
bergantung pada pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari
34
sisi guru sebagai fasilitator, perlu dilakukan upaya peningkatan
kompetensi guru yang uptodate dalam menerapkan model-
model pembelajaran modern dan penggunaaan TIK.
Kompetensi ini akan sangat mendukung keberhasilan guru
dalam penerapan model pembelajaran discovery-inquiri
learning. Dari sisi aplikasi sumber belajar, perlu dikembangkan
tema atau topik yang dibutuhkan dalam penerapan model
pembelajaran ini untuk segera produksi.
35
b. Aspek kebutuhan peningkatan kompetensi guru terutama
terkait pemahaman model pembelajaran discovery-inquiry
learning
• Guru perlu meningkatkan kemampuan dalam merumuskan
stimulus yang efektif untuk mengawali penerapan model ini
Guru perlu meningkatkan ketrampilan dalam memanfaatkan
konten rumah belajar.
Mendorong guru untuk membiasakan pembelajaran berbasis
TIK dan berfokus pada siswa
Peningkatan kompetensi guru yang uptodate dalam
menerapkan model pembelajaran modern dan penggunaaan
TIK.
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis kebutuhan model pembelajaran discovery-
inquiry learning yang memanfaatkan sumber belajar pada Portal
Rumah Belajar dengan menggunakan pendekatan matrik SWOT
ini, dapat diambil beberapa simpulan bahwa terdapat empat
aspek kebutuhan yang telah dirumuskan dari 4 alternatif strategi
dalam SWOT, meliputi:
Aspek Kebutuhan penerapan model pembelajaran
Aspek kebutuhan peningkatan kompetensi guru dalam
penerapan model
Aspek Kebutuhan Konten-Konten dan Bahan Ajar yang tersedia
di rumah belajar
Ketiga aspek kebutuhan tersebut, bisa dijadikan masukan dalam
penyusunan rancangan model pembelajaran discovery-inquiry
learning yang memanfaatkan Rumah Belajar.
B. Rekomendasi
Dari hasil analisis kebutuhan model pembelajaran discovery-
inquiry learning yang memanfaatkan Rumah Belajar ini, dapat
disampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
37
petunjuk pemanfaatan model dan standar layananan untuk
menjadi panduan bagi guru
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40