Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG MODEL

PEMBELAJARAN INOVATIF

Dosen Pengampu : EVA PRATIWI PANE,S.Pd.,M.Pd

 (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan


Pembelajaran)

Disusun Oleh:

Cinthya Roulina Sitohang ( 1901010390)

Netty Yuniarta Simatupang ( 1901010383)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGUURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANG SIANTAR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

 Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dalam kaitanya
dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi
lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
dalam artian menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk
dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang
menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi atau sering terjadi
selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh sebagian besar unsur belajar
selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah pembelajaran konvensional yang hanya
memfokuskan pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang
otoriter dalam arti, gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh
siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa
maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.  Hal ini
menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam
pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan di atas
menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa menciptakan motivasi
belajar yang lebih bagi siswa seakan-akan terpasung oleh beberapa contoh hal diatas.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari pembelajarn inovatif ?


2.  Bagaimana saja model-model pembelajaran inovatif ?
3. Mengapa calon guru penting mempelajari pembelajaran inovatif  ?
4. Bagaimana karakteristik pembelajaran inovatif ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran inovatif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran inovatif
2. Untuk mengetahui apa saja model pembelajaran inovatif
3. Untuk mengetahui pentingnya mempelajari pembelajaran inovatif bagi calon guru
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pembelajaran inovatif.
5. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran inovatif.
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran

D. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini :
1. Bagi penulis

Diharapkan pada akhirnya dapat menjadi seorang guru yang professional dan
mampu menghadapi setiap tantangan globalisasi dengan proses pembelajaran
yang selalu baru, inovatif, berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dengan
mengacu pada pengembangan model pembelajaran yang inovatif dan mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar tercapainya tujuan
pembelajaran.
2. Bagi pembaca

Agar bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai model


pembelajaran inovatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran


yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern
yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan
teori lainnya.          

Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya
yang dilakukan oleh guru (konvensional). Sudah barang tentu perbedaan ini mengarah
pada proses dan hasil yang lebih baik ari sebelumya. Proses pembelajaran yang
selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan
teori yang bersifat abstrak. Pebelajaran yang semacam ini akan membuat anak kurang
tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada
rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh
oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah
dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa.
Proses pembelajaran dirancang, disususun, dan dikondisiskan untuk siswa agar
belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa
menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh perancangan proses
pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang
saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan menjadi
titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran, dengan mengacu pada
pembelajaran aktif dan inovatif.
B. Model-model Pembelajaran Inovatif

1.  Koperatif (CL, Cooperative Learning)

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling
berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara


berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5
orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,
dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau
presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi,
membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan
pelaporan.

2. STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks:


pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-
modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan
rekor tim dan individual dan berikan reward.
3. Jigsaw
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti
berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan
bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa
dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu,
tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar
yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.

4. GI (Group Investigation)

Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen


dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok
menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon,
mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan
keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data
penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward

5.  Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada


ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur,
latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut
dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

6. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini


melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang
kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah
suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),


interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri.

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma).
Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa
berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.

7. Make-A Match

Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi
jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan
berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan
persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan
dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
C. Pentingnya Pembelajaran Inovatif

Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun
tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari
kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau
tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan
dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan.
Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu
sikap seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada IMTAQ.

Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru.
Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat
belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis,
penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat
mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat
menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju
tercapainya tujuan pembelajaran.

D. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru


memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk
mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan
strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan
yang ditetapkan dalam perencanaan, karakteristik tersebut meliputi :
 Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau
keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai
ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnya
  Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi
dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
 Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
 Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima.
 Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa kemampuan bidang yang dapat
diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum,dll.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif


 kelebihan :
1. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
2. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa
agar belajar.
3. Menuntut kreatifitas guru dalam mengajar.
4. Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar
dan saling membangun.
5. Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreatifitas guru
dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif
selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
6. Siswa adalah penerima informasi secara aktif.
7. Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing
8. Perilaku dibangun atas pengalaman belajar.
9. Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik.

 Kekurangan :
1. Siswa kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal.
2. Situasi kelas kurang terkoordinir karena pusat kegiatan belajar adalah
siswa.
3. Program pembelajaran kurang terkonsep.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
                Jika dilihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginan untuk
melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami
benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode melaksanakan
perubahan, dan mengevaluasi ketercapain tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan.
                Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh
guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus
dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup
dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai
terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang
akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

Anda mungkin juga menyukai