Disusun Oleh :
Hudan Ismawan
Wida Catur Wulandari
Fina Sari Nur Annafi
A7-13
dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan dari arsitektur kognitif manusia (Plass,. J,
1990)
Teori beban kognitif adalah teori yang dimulai dari teori pengajaran yang berdasar pada
arsitektur kognitif manusia (Sweller, J, 2010)
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teori beban kognitif
(cognitive load theory) adalah teori psikologis yang menjelaskan tentang besarnya beban yang
terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan tugas yang melebihi kapasitasnya.
B. TAHAP PERKEMBANGAN TEORI BEBAN KOGNITIF
Tahap I
Istilah teori beban kognitif (cognitive load theory) yang biasa disingkat CLT pertama kali
diperkenalkan oleh John Sweller sekitar tahun 1980-an di Australia,
Beliau yang dijuluki sebagai penemu CLT. John Sweller adalah dosen di University of New
South Wales. Ia terfokus pada tuntutan kognitif dari metode pembelajaran yang lebih cenderung
melihat pada hasil akhir yang diperoleh dari peserta didik ketika dihadapkan pada pemecahan
masalah, metode dimana peserta didik secara mandiri memecahkan sejumlah besar masalah
untuk mengembangkan keahlian. Dengan menggunakan metode tersebut John Sweller
menganggap bahwa metode analisis hasil akhir malah menciptakan beban kognitif yang sangat
tinggi pada kapasitas pengolahan kognitif peserta didik yang sangat terbatas. Teori John Swelller
menyimpulkan bahwa upaya kognitif dihabiskan dalam metode analisis hasil akhir yang
mengarah pada solusi masalah saja atau tujuan dari tugas yang mendesak tetapi tidak
meninggalkan sumber daya kognitif yang cukup untuk akuisisi skema yang menjadi tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, tahap awal perkembangan CLT adalah bagaimana
(intrinsic cognitive load) (2) beban kognitif ekstrinsik (extraneous cognitive load) dan (3) beban
kognitif erat (germane cognitive load)
Jika beban kognitif bekerja melebihi kapasitas memori, pengolahan informasi termasuk
belajar akan dikompromikan. Dengan kata lain, jika beban total memori kerja yang berlebihan,
probabilitas perubahan berguna untuk memori jangka panjang berkurang. Masing-masing dari
tiga kategori beban kognitif akan dibahas berikut ini:
1. Beban kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load)
Beban kognitif intrinsik ditentukan oleh tingkat kesulitan informasi atau materi yang sedang
dipelajari (Mayer, R, E,. & Moreno, R,. 2010). Beban kognitif intrinsik tidak dapat dimanipulasi
karena sudah menjadi karakter dari interaktifitas elemen-elemen di dalam materi. Sehingga,
beban kognitif intrinsik ini bersifat tetap. Beberapa materi secara intrinsik sulit untuk dipahami
dan belajar terlepas dari bagaimana hal itu diajarkan. Faktor kritis adalah elemen interaktivitas
yang mengacu pada jumlah elemen yang harus diproses dalam memori kerja untuk memahami
dan mempelajari materi.
Menurut CLT, beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu:
(1). jumlah elemen yang harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas
belajar, Beban yang dihasilkan dari elemen interaktivitas bervariasi antara dan di dalam bidang
studi yang berbeda. Misalnya, memecahkan masalah aljabar berurusan dengan elemen
interaktivitas yang lebih tinggi dari pada belajar kosa kata itu sendiri (sweller, 2010).
(2) pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
2. Beban kognitif asing/ ekstrinsik (extraneous cognitive load)
Kategori beban kognitif ini juga tergantung pada elemen interaktivitas tetapi tidak seperti
beban kognitif intrinsik, unsur-unsur berinteraksi sepenuhnya di bawah control pembelajaran,
dan CLT dirancang terutama untuk memberikan prinsip-prinsip untuk mengurangi beban kognitif
asing. Apakah prosedur pengajaran menghasilkan beban kognitif asing jika prosedur pelajaran
tidak memfasilitasi perubahan untuk menyimpan informasi (memori jangka panjang) atau jika
prosedur pengajaran mengabaikan batas-batas prinsip perubahan dengan baik mengabaikan
keterbatasan memori kerja atau melanjutkan pada asumsi bahwa memori kerja tidak memiliki
keterbatasan. Prosedur pengajaran mungkin tidak efektif karena tidak perlu memperkenalkan
interaksi elemen yang harus dihilangkan. Sebagai contoh, perhatikanlah orang mencoba untuk
belajar melalui pembelajaran teknik penemuan. Dari pada diberitahu aturan ilmiah, orang itu
diberikan informasi minimal dan diperlukan untuk bekerja diluar aturan dari informasi minimal
dan diperlukan untuk bekerja diluar aturan dari informasi tersebut. (Sweller, 2010)
Kalguya, S (dalam Plass,. J, moreno,. R and Bruken, R, 2010) menyatakan bahwa beban
a.
kognitif asing dapat diterapkan oleh satu atau lebih sumber berikut ini:
Tidak memaksa pelajar untuk mencari langkah-langkah solusi dengan menggunakan prosedur
b.
c.
relevan dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses konstruksi (akuisisi skema)
pengetahuan. Jika tidak ada beban kognitif erat, berarti memori kerja tidak dapat
mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding, mengelaborasi atau mengintegrasikan materi
yang sedang dipelajari sebagai pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka
panjang.
Sebagian besar dari beban kognitif asing diasumsikan bahwa sebagai kategori beban
kognitif berkurang, beban kognitif erat secara otomatis akan meningkat karena peserta didik
akan mencurahkan upaya yang sama untuk belajar terlepas dari efektifitas pelajaran.
Ukuran
peneliti
pengukuran
beban kognitif
Subjektif
1. Penilaian subjektif siswa
1. Penilaian subjektif
siswa dari tugas yang
objektif
2. Hasil belajar
diberikan
2. Hubungan antara
desain pengajaran dan
akuisisi pengetahuan
3. Jumlah waktu yang
Mayer &
Moreno, 1998
diperlukan untuk
3. Waktu
mencapai solusi
4. Semakin tinggi
kompleksitas tugas,
4. Kompleksitas tugas
Tabbers et al.,
2004
Seufert et al.,
2007
dalam proses
pembelajaran
mata)
6.
yang
berbeda
Van Gerven et
al.,
2004
task)
Bru nken et
al., 2002
3.
Pengetahuan sebelumnya
yang
materi
.
1.
Imajinasi
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, G. 1990. Cognitive load theory as an aid for instruction design. Australia journal for
education technologi
kalyuga, S. 2010. Cognitive load theory : Schema Acquisition and Sources of Cognitive Load.
Cambridge: Cambridge university prress
Moray, N. (1979). Mental workload: Its theory and measurement. New York: Plenum
Moreno, R and Park, B. Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation
to Other Theories.
Moreno, R., & Mayer, R. E. (2007). Interactive multimodal learning environments.
Educational Psychology Review
Nidar, R. 2011. Penerapan pembelajaran matematika mengacu pada Cognitive load theory untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP negeri 21 malang. malang: malang university
press
Paas, F., Moreno, R , ., & Sweller, J. (2010). Cognitive load theory: Recent developments.
Educational Psychologist
Paas, F., Renkl, A., & Sweller, J. (2004). Cognitive load theory: Instructional implications of the
interaction between information structures and cognitive architecture [Guest editorial statement].
Instructional Science
Solso, R. L (2008) Psikologi Kognitif: Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga
Sweller, J. (1994). Cognitive load theory, learning difficulty, and instructional design.
Learning and Instruction
Sweller, J. 2010 Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances. Australia journal for
education technology
Sweller, J., & Chandler, P. (1994). Why some material is difficult to learn. Cognition and
Instruction