Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEORI BEBAN KONGNITIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian Mata Kuliah TIP


Dosen Pengampu: hengki barnaba, M.Pd

Disusun Oleh :
Hudan Ismawan
Wida Catur Wulandari
Fina Sari Nur Annafi
A7-13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2016

TEORI BEBAN KOGNITIF (cognitive load theory)


A.

DEFINISI TEORI BEBAN KOGNITIF


Teori beban kognitif adalah teori psikologis yang bertujuan untuk memprediksi hasil belajar

dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan dari arsitektur kognitif manusia (Plass,. J,

moreno,. R and Sweller, J., 2010)


Teori beban kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang perbedaan antara tuntutan tugas dan

kemampuan seseorang untuk menguasai tuntutan tersebut (Moray, 1979 )


Teori beban kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang besarnya usaha yang dilakukan
memori kerja (working memory) untuk memproses informasi dalam waktu tertentu (Cooper,

1990)
Teori beban kognitif adalah teori yang dimulai dari teori pengajaran yang berdasar pada
arsitektur kognitif manusia (Sweller, J, 2010)
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teori beban kognitif
(cognitive load theory) adalah teori psikologis yang menjelaskan tentang besarnya beban yang
terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan tugas yang melebihi kapasitasnya.
B. TAHAP PERKEMBANGAN TEORI BEBAN KOGNITIF
Tahap I
Istilah teori beban kognitif (cognitive load theory) yang biasa disingkat CLT pertama kali
diperkenalkan oleh John Sweller sekitar tahun 1980-an di Australia,
Beliau yang dijuluki sebagai penemu CLT. John Sweller adalah dosen di University of New
South Wales. Ia terfokus pada tuntutan kognitif dari metode pembelajaran yang lebih cenderung
melihat pada hasil akhir yang diperoleh dari peserta didik ketika dihadapkan pada pemecahan
masalah, metode dimana peserta didik secara mandiri memecahkan sejumlah besar masalah
untuk mengembangkan keahlian. Dengan menggunakan metode tersebut John Sweller
menganggap bahwa metode analisis hasil akhir malah menciptakan beban kognitif yang sangat
tinggi pada kapasitas pengolahan kognitif peserta didik yang sangat terbatas. Teori John Swelller
menyimpulkan bahwa upaya kognitif dihabiskan dalam metode analisis hasil akhir yang
mengarah pada solusi masalah saja atau tujuan dari tugas yang mendesak tetapi tidak
meninggalkan sumber daya kognitif yang cukup untuk akuisisi skema yang menjadi tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, tahap awal perkembangan CLT adalah bagaimana

membentuk hubungan antara metode pembelajaran yang digunakan untuk mempromosikan


pemecahan masalah dan beban kognitif yang disebabkan oleh metode tersebut.
Sweller, Chandler, Tierney, and Cooper (1990) menyatakan bahwa CLT menyangkut
tentang bagaimana sumber daya kognitif didistribusikan selama pembelajaran dan selama proses
pemecahan masalah. Banyak metode pembelajaran dan pemecahan masalah yang memaksakan
siswa sehingga menimbulkan beban kogntif bagi siswa, dalam hal ini beban tersebut diistilah
beban kognitif asing (extraneous cognitive load), yaitu beban kognitif yang muncul akibat desain
pengajaran yang tidak tepat.
Adapun deskripsi dari tahap I dari perkembangan teori beban kognitif
Extraneous Load = Total cognitive Load
Tahap II
Tahap ke-II CLT ditandai dengan pengenalan sumber tambahan beban kognitif yaitu beban
kognitif intrinsik. CLT pindah dari yang hanya berfokus pada beban kognitif asing (extraneous
cognitive load). Lebih khusus lagi, beberapa materi sulit untuk dipelajari atau beberapa masalah
yang sulit untuk dipecahkan karena mengharuskan melibatkan beberapa elemen yang secara
bersamaan berinteraksi satu sama lainnya ( Sweller & Chandler, 1990)
Awal mula munculnya ide tentang beban kognitif intrinsik yaitu berasal dari penelitian
Harford, maybery, dan Bain (1986). Dalam penelitian tersebut para peneliti menemukan bahwa
kesulitan dalam pengolahan kesimpulan dalam penalaran anak-anak sebagai contoh : a lebih
tinggi dari b, dan b lebih tinggi dari c, siapakah yang paling tinggi ?? hal ini menunjukkkan
bahwa anak-anak harus mempertimbangkan elemen-elemen diwaktu yang bersamaan. Menurut
CLT, beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu: pertama, jumlah elemen yang
harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas belajar dan yang kedua,
pengetahuan sebelumnya dari pelajar.
Ketika orang dihadapkan dengan materi baru, beban kognitif yang dikenakan oleh materi
yang akan terdiri dari beban kognitif intrinsik karena interaktivitas elemen dan beban kognitif
asing ditentukan oleh desain pengajaran yang digunakan, jika beban kognitif total berlebihan,
belajar dan pemecahan masalah akan terhambat (Sweller, 1997)
Adapun deskripsi dari tahap II dari perkembangan teori beban kognitif

Extraneous Load + Intrinsic Load = Total cognitive Load


pada tingkat yang ada beban kognitif intrinsik: jika tingkat beban intrinsik rendah, maka
beban asing yang tinggi mungkin tidak menghalangi belajar karena siswa dapat menangani
bahan interaktivitas rendah , jika beban intrinsik tinggi , menambah beban asing tinggi akan
menghasilkan total beban yang mungkin melebihi sumber daya kognitif ( Sweller , 1994; Sweller
& Chandler , 1994) . Asumsi ini memfokuskan kembali CLT sebagai teori yang terutama
berkaitan dengan pembelajaran tugas yang kompleks, dimana siswa biasanya kewalahan oleh
jumlah elemen dan interaksi yang perlu diproses secara simultan ( Plass, Renkl , & Sweller ,
2004) . Terlepas dari kenyataan bahwa teori telah menawarkan metode untuk mengukur elemen
interaktivitas ( Sweller & Chandler , 1994) , apa yang tidak jelas adalah kriteria untuk
menentukan sebuah prioritas ketika tugas yang cukup kompleks dengan kemungkinan untuk
menghasilkan beban kognitif dalam pembelajaran
Tahap III
Baru-baru ini, CLT telah mengalami dua revisi utama. Yang pertama adalah pengenalan sumber
ketiga beban kognitif , yaitu beban kognitif erat (germane cognitive load). Ciri khas dari beban
kognitif erat adalah bahwa , tidak seperti dua lainnya , ia memiliki hubungan yang positif dengan
belajar karena itu adalah hasil dari mencurahkan sumber daya kognitif untuk akuisisi skema dari
pada kegiatan mental lainnya. Ide beban kognitif erat berasal dari kebutuhan untuk menentukan
efek dari beban kognitif untuk akuisisi skema yang diusulkan menjadi bermanfaat untuk belajar.
Adapun deskripsi dari tahap III dari perkembangan teori beban kognitif
Germane load + Extraneous Load + Intrinsic Load =
Total cognitive Load
Beban kognitif intrinsik , asing , dan erat adalah aditif dalam hal itu, bersama-sama ,
beban total tidak bisa melebihi sumber daya yang bekerja memori yang tersedia jika
menginginkan belajar itu terjadi. Hubungan antara tiga bentuk beban kognitif yang asimetris .
Beban kognitif intrinsik memberikan beban dasar yang tereduksi selain dengan membangun
skema tambahan dan mengotomatisasi skema yang diperoleh sebelumnya. ( Plass dkk, 2003)
C. KATEGORI BEBAN KOGNITIF
Teori beban kognitif (Plass, Renkl & Sweller, 2010) menyebutkan bahwa beban kognitif
dalam memori pekerja dapat disebabkan oleh tiga sumber yaitu: (1) beban kognitif intrinsik

(intrinsic cognitive load) (2) beban kognitif ekstrinsik (extraneous cognitive load) dan (3) beban
kognitif erat (germane cognitive load)
Jika beban kognitif bekerja melebihi kapasitas memori, pengolahan informasi termasuk
belajar akan dikompromikan. Dengan kata lain, jika beban total memori kerja yang berlebihan,
probabilitas perubahan berguna untuk memori jangka panjang berkurang. Masing-masing dari
tiga kategori beban kognitif akan dibahas berikut ini:
1. Beban kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load)
Beban kognitif intrinsik ditentukan oleh tingkat kesulitan informasi atau materi yang sedang
dipelajari (Mayer, R, E,. & Moreno, R,. 2010). Beban kognitif intrinsik tidak dapat dimanipulasi
karena sudah menjadi karakter dari interaktifitas elemen-elemen di dalam materi. Sehingga,
beban kognitif intrinsik ini bersifat tetap. Beberapa materi secara intrinsik sulit untuk dipahami
dan belajar terlepas dari bagaimana hal itu diajarkan. Faktor kritis adalah elemen interaktivitas
yang mengacu pada jumlah elemen yang harus diproses dalam memori kerja untuk memahami
dan mempelajari materi.
Menurut CLT, beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu:
(1). jumlah elemen yang harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas
belajar, Beban yang dihasilkan dari elemen interaktivitas bervariasi antara dan di dalam bidang
studi yang berbeda. Misalnya, memecahkan masalah aljabar berurusan dengan elemen
interaktivitas yang lebih tinggi dari pada belajar kosa kata itu sendiri (sweller, 2010).
(2) pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
2. Beban kognitif asing/ ekstrinsik (extraneous cognitive load)
Kategori beban kognitif ini juga tergantung pada elemen interaktivitas tetapi tidak seperti
beban kognitif intrinsik, unsur-unsur berinteraksi sepenuhnya di bawah control pembelajaran,
dan CLT dirancang terutama untuk memberikan prinsip-prinsip untuk mengurangi beban kognitif
asing. Apakah prosedur pengajaran menghasilkan beban kognitif asing jika prosedur pelajaran
tidak memfasilitasi perubahan untuk menyimpan informasi (memori jangka panjang) atau jika
prosedur pengajaran mengabaikan batas-batas prinsip perubahan dengan baik mengabaikan
keterbatasan memori kerja atau melanjutkan pada asumsi bahwa memori kerja tidak memiliki
keterbatasan. Prosedur pengajaran mungkin tidak efektif karena tidak perlu memperkenalkan
interaksi elemen yang harus dihilangkan. Sebagai contoh, perhatikanlah orang mencoba untuk
belajar melalui pembelajaran teknik penemuan. Dari pada diberitahu aturan ilmiah, orang itu

diberikan informasi minimal dan diperlukan untuk bekerja diluar aturan dari informasi minimal
dan diperlukan untuk bekerja diluar aturan dari informasi tersebut. (Sweller, 2010)
Kalguya, S (dalam Plass,. J, moreno,. R and Bruken, R, 2010) menyatakan bahwa beban
a.

kognitif asing dapat diterapkan oleh satu atau lebih sumber berikut ini:
Tidak memaksa pelajar untuk mencari langkah-langkah solusi dengan menggunakan prosedur

b.

(bukannya langsung belajar prosedur yang merupakan solusi dari pelajaran)


Belajar yang memperkenalkan elemen baru dengan terlalu banyak informasi ke dalam

c.

memori kerja untuk dimasukkan ke dalam struktur memori jangka panjang


Representasi terpisah (dalam ruang/waktu) terkait pelajaran yang memerlukan pelajar untuk
melakukan penemuan dan proses.
3.

Beban kognitif erat (germane cognitive load)


Beban kognitif erat adalah beban kognitif yang diakibatkan oleh proses kognitif yang

relevan dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses konstruksi (akuisisi skema)
pengetahuan. Jika tidak ada beban kognitif erat, berarti memori kerja tidak dapat
mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding, mengelaborasi atau mengintegrasikan materi
yang sedang dipelajari sebagai pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka
panjang.
Sebagian besar dari beban kognitif asing diasumsikan bahwa sebagai kategori beban
kognitif berkurang, beban kognitif erat secara otomatis akan meningkat karena peserta didik
akan mencurahkan upaya yang sama untuk belajar terlepas dari efektifitas pelajaran.

D. PENGUKURAN BEBAN KOGNITIF


Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana mengukur beban kognitif itu sendiri ? dan apakah
metode yand dipilih tersebut valid dan dapat secara praktis mengukur beban kognitif ?
Tipe

Ukuran

masalah yang diteliti

peneliti

pengukuran
beban kognitif
Subjektif
1. Penilaian subjektif siswa

1. Penilaian subjektif
siswa dari tugas yang

objektif

2. Hasil belajar

diberikan
2. Hubungan antara
desain pengajaran dan

Paas & van


Merrienboer,
1993
Mayer, 2005;

akuisisi pengetahuan
3. Jumlah waktu yang

Mayer &
Moreno, 1998

diperlukan untuk

3. Waktu

mencapai solusi
4. Semakin tinggi
kompleksitas tugas,
4. Kompleksitas tugas

Tabbers et al.,
2004

semakin tinggi sumber


daya kognitif yang
digunakan
5. Reaksi fisiologis

Seufert et al.,
2007

organisme yang terlibat


5. Reaksi tubuh (denyut jantung,

dalam proses

reaksi kulit, pelebaran pupil

pembelajaran

mata)

6.

Seorang pelajar yang


harus memproses dua
tugas

6. Dua tugas sekaligus (dual-

yang

berbeda

Van Gerven et
al.,
2004

pada saat yang sama

task)

Bru nken et
al., 2002

E. PEMBELAJARAN YANG MENGACU PADA CLT


Prinsip dasar dari teori beban kognitif adalah belajar efektif yang dapat dicapai dengan
mengelola beban intrinsik, mengurangi beban kognitif asing, dan meningkatkan beban erat
(kalguya, 2010)
Berikut adalah cara pengelolan beban kognitif dalam pembelajaran ( Nidar, R, 2011)

1. Beban kognitif intrinsik


Beban kognitif intrinsik
Materi yang sulit

Engelola beban kognitif intrinsik


mengelola bahan ajar yang yang sulit
menjadi lebih sederhana, salah satunya
dengan bantuan alat peraga
mengelola jumlah bahan ajar yang harus

Jumlah bahan ajar yang harus diproses di


waktu yang bersamaan

diproses secara bersamaan dengan membagi


materi menjadi beberapa pertemuan.
mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa
dengan memberikan pre-test

3.

Pengetahuan sebelumnya

2. Beban kognitif asing


Beban kognitif asing
Penyampaian materi yang kurang baik

Mengelola beban kognitif asing


Penyampaian materi sebaiknya disesuaikan
dengan kondisi siswa dan tingkat kebutuhan

Informasi yang diberikan terlalu banyak siswa


Inforasi yang disajikan harus disesuaikan
sehingga menguras pikiran
Kurangnya contoh dan latihan soal
dengan tingkat kemampuan siswa
mengoptimalkan pemahaman siswa dengan
memberikan contoh, latihan-latihan soal serta
penyampaian materi yang mendalam
mereview pengetahuan prasyarat
Siswa tidak ingat materi prasyarat

yang

berhubungan informasi di awal pembelajaran


meminta siswa untuk tidak mencatat atau
tidak beraktifitas lainnya ketika penyampaian

Perhatian siswa terbagi saat penyampaian


materi berlangsung

3. Beban kognitif erat

materi
.

1.

Beban kognitif erat

Mengelola beban kognitif asing

Imajinasi

Membayangkan prosedur atau konsep


meningkatkan pembelajaran dibandingkan
dengan hanya mempelajari materi semata

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, G. 1990. Cognitive load theory as an aid for instruction design. Australia journal for
education technologi
kalyuga, S. 2010. Cognitive load theory : Schema Acquisition and Sources of Cognitive Load.
Cambridge: Cambridge university prress
Moray, N. (1979). Mental workload: Its theory and measurement. New York: Plenum
Moreno, R and Park, B. Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation
to Other Theories.
Moreno, R., & Mayer, R. E. (2007). Interactive multimodal learning environments.
Educational Psychology Review
Nidar, R. 2011. Penerapan pembelajaran matematika mengacu pada Cognitive load theory untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP negeri 21 malang. malang: malang university
press
Paas, F., Moreno, R , ., & Sweller, J. (2010). Cognitive load theory: Recent developments.
Educational Psychologist
Paas, F., Renkl, A., & Sweller, J. (2004). Cognitive load theory: Instructional implications of the
interaction between information structures and cognitive architecture [Guest editorial statement].
Instructional Science
Solso, R. L (2008) Psikologi Kognitif: Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Sweller, J. (1994). Cognitive load theory, learning difficulty, and instructional design.
Learning and Instruction
Sweller, J. 2010 Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances. Australia journal for
education technology
Sweller, J., & Chandler, P. (1994). Why some material is difficult to learn. Cognition and
Instruction

Anda mungkin juga menyukai