html
TEORI BEBAN KOGNITIF (cognitive load theory)
A.
Teori beban kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang besarnya usaha
yang dilakukan memori kerja (working memory) untuk memproses informasi dalam
waktu tertentu (Cooper, 1990)
Teori beban kognitif adalah teori yang dimulai dari teori pengajaran yang
berdasar pada arsitektur kognitif manusia (Sweller, J, 2010)
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teori beban
kognitif (cognitive load theory) adalah teori psikologis yang menjelaskan tentang
besarnya beban yang terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan
tugas yang melebihi kapasitasnya.
B.
Tahap I
Istilah teori beban kognitif (cognitive load theory) yang biasa disingkat CLT pertama
kali diperkenalkan oleh John Sweller sekitar tahun 1980-an di Australia,
Beliau yang dijuluki sebagai penemu CLT. John Sweller adalah dosen di University of
New South Wales. Ia terfokus pada tuntutan kognitif dari metode pembelajaran
yang lebih cenderung melihat pada hasil akhir yang diperoleh dari peserta didik
ketika dihadapkan pada pemecahan masalah, metode dimana peserta didik secara
mandiri memecahkan sejumlah besar masalah untuk mengembangkan keahlian.
Dengan menggunakan metode tersebut John Sweller menganggap bahwa metode
analisis hasil akhir malah menciptakan beban kognitif yang sangat tinggi pada
kapasitas pengolahan kognitif peserta didik yang sangat terbatas. Teori John
Swelller menyimpulkan bahwa upaya kognitif dihabiskan dalam metode analisis
hasil akhir yang mengarah pada solusi masalah saja atau tujuan dari tugas yang
mendesak tetapi tidak meninggalkan sumber daya kognitif yang cukup untuk
akuisisi skema yang menjadi tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu,
tahap awal perkembangan CLT adalah bagaimana membentuk hubungan antara
metode pembelajaran yang digunakan untuk mempromosikan pemecahan masalah
dan beban kognitif yang disebabkan oleh metode tersebut.
Sweller, Chandler, Tierney, and Cooper (1990) menyatakan bahwa CLT menyangkut
tentang bagaimana sumber daya kognitif didistribusikan selama pembelajaran dan
selama proses pemecahan masalah. Banyak metode pembelajaran dan pemecahan
masalah yang memaksakan siswa sehingga menimbulkan beban kogntif bagi siswa,
dalam hal ini beban tersebut diistilah beban kognitif asing (extraneous cognitive
load), yaitu beban kognitif yang muncul akibat desain pengajaran yang tidak tepat.
Tahap II
Tahap ke-II CLT ditandai dengan pengenalan sumber tambahan beban kognitif yaitu
beban kognitif intrinsik. CLT pindah dari yang hanya berfokus pada beban kognitif
asing (extraneous cognitive load). Lebih khusus lagi, beberapa materi sulit untuk
dipelajari atau beberapa masalah yang sulit untuk dipecahkan karena
mengharuskan melibatkan beberapa elemen yang secara bersamaan berinteraksi
satu sama lainnya ( Sweller & Chandler, 1990)
Awal mula munculnya ide tentang beban kognitif intrinsik yaitu berasal dari
penelitian Harford, maybery, dan Bain (1986). Dalam penelitian tersebut para
peneliti menemukan bahwa kesulitan dalam pengolahan kesimpulan dalam
penalaran anak-anak sebagai contoh : a lebih tinggi dari b, dan b lebih tinggi dari c,
siapakah yang paling tinggi ?? hal ini menunjukkkan bahwa anak-anak harus
mempertimbangkan elemen-elemen diwaktu yang bersamaan. Menurut CLT, beban
kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu: pertama, jumlah elemen yang
harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas belajar
dan yang kedua, pengetahuan sebelumnya dari pelajar.
Ketika orang dihadapkan dengan materi baru, beban kognitif yang dikenakan oleh
materi yang akan terdiri dari beban kognitif intrinsik karena interaktivitas elemen
dan beban kognitif asing ditentukan oleh desain pengajaran yang digunakan, jika
beban kognitif total berlebihan, belajar dan pemecahan masalah akan terhambat
(Sweller, 1997)
Adapun deskripsi dari tahap II dari perkembangan teori beban kognitif
pada tingkat yang ada beban kognitif intrinsik: jika tingkat beban intrinsik rendah,
maka beban asing yang tinggi mungkin tidak menghalangi belajar karena siswa
dapat menangani bahan interaktivitas rendah , jika beban intrinsik tinggi ,
menambah beban asing tinggi akan menghasilkan total beban yang mungkin
melebihi sumber daya kognitif ( Sweller , 1994; Sweller & Chandler , 1994) . Asumsi
ini memfokuskan kembali CLT sebagai teori yang terutama berkaitan dengan
pembelajaran tugas yang kompleks, dimana siswa biasanya kewalahan oleh jumlah
elemen dan interaksi yang perlu diproses secara simultan ( Plass, Renkl , & Sweller ,
2004) . Terlepas dari kenyataan bahwa teori telah menawarkan metode untuk
mengukur elemen interaktivitas ( Sweller & Chandler , 1994) , apa yang tidak jelas
adalah kriteria untuk menentukan sebuah prioritas ketika tugas yang cukup
kompleks dengan kemungkinan untuk menghasilkan beban kognitif
dalampembelajaran
Tahap III
Baru-baru ini, CLT telah mengalami dua revisi utama. Yang pertama adalah
pengenalan sumber ketiga beban kognitif , yaitu beban kognitif erat (germane
cognitive load). Ciri khas dari beban kognitif erat adalah bahwa , tidak seperti dua
lainnya , ia memiliki hubungan yang positif dengan belajar karena itu adalah hasil
dari mencurahkan sumber daya kognitif untuk akuisisi skema dari pada kegiatan
mental lainnya. Ide beban kognitiferat berasal dari kebutuhan untuk menentukan
efek dari beban kognitif untuk akuisisi skema yang diusulkan menjadi bermanfaat
untuk belajar.
Adapun deskripsi dari tahap III dari perkembangan teori beban kognitif
Germane load + Extraneous Load + Intrinsic Load =
Total cognitive Load
Beban kognitif intrinsik , asing , dan erat adalah aditif dalam hal itu, bersamasama , beban total tidak bisa melebihi sumber daya yang bekerja memori yang
tersedia jikamenginginkan belajar itu terjadi. Hubungan antara tiga bentuk beban
kognitif yang asimetris . Beban kognitif intrinsik memberikan beban dasar yang
tereduksi selain dengan membangun skema tambahan dan mengotomatisasi skema
yang diperoleh sebelumnya. ( Plass dkk, 2003)
C.
Teori beban kognitif (Plass, Renkl & Sweller, 2010) menyebutkan bahwa beban
kognitif dalam memori pekerja dapat disebabkan oleh tiga sumber yaitu: (1) beban
kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load) (2) beban kognitif ekstrinsik (extraneous
cognitive load) dan (3) beban kognitif erat (germane cognitive load)
Jika beban kognitif bekerja melebihi kapasitas memori, pengolahan informasi
termasuk belajar akan dikompromikan. Dengan kata lain, jika beban total memori
kerja yang berlebihan, probabilitas perubahan berguna untuk memori jangka
panjang berkurang. Masing-masing dari tiga kategori beban kognitif akan dibahas
berikut ini:
1.
Beban kognitif intrinsik ditentukan oleh tingkat kesulitan informasi atau materi yang
sedang dipelajari (Mayer, R, E,. & Moreno, R,. 2010). Beban kognitif intrinsik tidak
dapat dimanipulasi karena sudah menjadi karakter dari interaktifitas elemenelemen di dalam materi. Sehingga, beban kognitif intrinsik ini bersifat tetap.
Beberapa materi secara intrinsik sulit untuk dipahami dan belajar terlepas dari
bagaimana hal itu diajarkan. Faktor kritis adalah elemen interaktivitas yang
mengacu pada jumlah elemen yang harus diproses dalam memori kerja untuk
memahami dan mempelajari materi.
Menurut CLT, beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu:
(1). jumlah elemen yang harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja
pada setiap tugas belajar, Beban yang dihasilkan dari elemen interaktivitas
bervariasi antara dan di dalam bidang studi yang berbeda. Misalnya, memecahkan
masalah aljabar berurusan dengan elemen interaktivitas yang lebih tinggi dari pada
belajar kosa kata itu sendiri (sweller, 2010).
(2) pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.
3.
Beban kognitif erat adalah beban kognitif yang diakibatkan oleh proses kognitif
yang relevan dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses
konstruksi (akuisisi skema) pengetahuan. Jika tidak ada beban kognitif erat, berarti
memori kerja tidak dapat mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding,
mengelaborasi atau mengintegrasikan materi yang sedang dipelajari sebagai
pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka panjang.
Sebagian besar dari beban kognitif asing diasumsikan bahwa sebagai
kategori beban kognitif berkurang, beban kognitif erat secara otomatis akan
meningkat karena peserta didik akan mencurahkan upaya yang sama untuk belajar
terlepas dari efektifitas pelajaran.
Tipe
pengukura
n beban
kognitif
Subjektif
Ukuran
1. Penilaian
subjektif siswa
objektif
2.
3.
Hasil belajar
Waktu
4. Kompleksitas
tugas
masalah yang
diteliti
peneliti
1. Penilaian
subjektif siswa
dari tugas
yang diberikan
2. Hubungan
antara desain
pengajaran
dan akuisisi
pengetahuan
3.
Jumlah
waktu yang
diperlukan
untuk
mencapai
solusi
4. Semakin
tinggi
kompleksitas
tugas,
semakin tinggi
sumber daya
kognitif yang
digunakan
Merrienboer,1993
Tabbers et al.,2004
Seufert et al.,2007
5. Reaksi tubuh
(denyut jantung,
reaksi kulit,
pelebaran pupil
mata)
5. Reaksi
fisiologis
organisme
yang terlibat
dalam proses
pembelajaran
Bru nken etal., 2002
6. Dua tugas
sekaligus(dualtask)
6. Seorang
pelajar yang
harus
memproses
dua tugas
yang berbeda
pada saat
yang sama
E.
Prinsip dasar dari teori beban kognitif adalah belajar efektif yang dapat dicapai
dengan mengelola beban intrinsik, mengurangi beban kognitif asing, dan
meningkatkan beban erat (kalguya, 2010)
Berikut adalah cara pengelolan beban kognitif dalam pembelajaran ( Nidar, R, 2011)
1.
1.
1.
mengelola bahan ajar yang yang
sulit menjadi lebih sederhana, salah
satunya dengan bantuan alat peraga
2.
Jumlah bahan ajar yang harus
diproses di waktu yang bersamaan
2.
mengelola jumlah bahan ajar
yang harus diproses secara bersamaan
dengan membagi materi menjadi
beberapa pertemuan.
3.
mengetahui tingkat pengetahuan
awal siswa dengan memberikanpre-test
3.
Pengetahuan sebelumnya
2.
1.
Penyampaian materi yang kurang
baik
1.
Penyampaian materi sebaiknya
disesuaikan dengan kondisi siswa dan
tingkat kebutuhan siswa
2.
Informasi yang diberikan terlalu
banyak sehingga menguras pikiran
3.
Kurangnya contoh dan latihan
soal
2.
Inforasi yang disajikan harus
disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa
3.
mengoptimalkan pemahaman
siswa dengan memberikan contoh,
latihan-latihan soal serta penyampaian
materi yang mendalam
4.
mereview pengetahuan prasyarat
yang berhubungan informasi di awal
pembelajaran
4.
5.
meminta siswa untuk tidak
mencatat atau tidak beraktifitas lainnya
ketika penyampaian materi
.
5.
Perhatian siswa terbagi saat
penyampaian materi berlangsung
3.
1.
Imajinasi
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, G. 1990. Cognitive load theory as an aid for instruction design. Australia
journal for education technologi
kalyuga, S.
2010. Cognitive load theory : Schema Acquisition and Sources ofCognitive Load. Ca
mbridge: Cambridge university prress
Moray, N. (1979). Mental workload: Its theory and measurement. New York: Plenum
Paas, F., Renkl, A., & Sweller, J. (2004). Cognitive load theory: Instructionalimplicati
ons of the interaction between information structures and cognitivearchitecture [Gu
est editorial statement]. Instructional Science
Sweller, J., & Chandler, P. (1994). Why some material is difficult to learn.Cognition
and Instruction