Anda di halaman 1dari 8

PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI

HUKUM NEWTON
Proposal Penelitian
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian

Dosen Pengampu : Fanni Zulaiha, M.Pd.

Oleh :
Anisah Fadhilah
0504191003

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Bealakang Masalah
Pemahaman konsep itu harus dikembangkan dan teliti secara serius dalam
proses pembelajaran. Hal ini agar tujuan dari pembelajaran seperti memudahkan
pemahaman konsep peserta didik (Gardner, 1999). Pemahaman konsep yang baik agar
siswa dapat mengungkapkan makna dari konsep tersebut, membedakan dan
menjelaskan dan mengerti objek berdasarkan ciri-ciri objek tersebut. sifat dasar
materi yang diberikan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan
pembelajaran (Arends, 2012). Keterampilan adalah bagian dari pemahaman konsep
pada berpikir tingkat tinggi menjadi dasar penguasaan pemecahan masalah,
kemampuan berpikir rasional dan kritis siswa. (Berns, 2001).
Pemahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran fisika sejauh ini
terlihat tidak terlalu baik untuk mencapai hasil belajar yang bagus. Dari data
penelitian juga menunjukan bahwa selain kemampuan menghitung lemah dan
kesulitan untuk mengganti satuan, siswa juga memiliki pemahaman pembelajaran
konsep fisika yang kurang baik. (Arief, 2012).
Pemahaman tentang gaya masih menjadi kesulitan bagi peserta didik dalam
sejarah penelitian fisika (Brookes dan Etkina, 2009). Dalam pembelajaran hukum
Newton gravitasi disekolah menengah, siswa hanya membangun pengetahuan tentang
gravitasi dalam kualitas. Namun pada materi hukum gravitasi newton di SMA, siswa
tidak melakuklan hal tersebut hanya mengajari saya untuk mengingat hukum. Para
siswa juga menganalisis menata konsep dan mempresentasikannya secara matematis
(NGSS, 2013). Diperlukan strategi khusus untuk menjelaskan konsep tersebut dalam
praktek dan mencegah adanya miskonsepsi pada peserta didik.
Hukum Newton adalah materi yang berhubungan dengan hubungan antara
gaya internal dan eksternal bertindak pada objek dan gerakan yang ditimbulkannya
dan meruapakan konsep dasar untuk memahami konsep tersebut fisika lainnya
(Serwey & Jewet, 2010; Halliday, 2008).
Selain gaya gravitasi, hukum gravitasi Newton juga berkaitan dengan materi
medan gravitasi dan hukum Kepler. Medan gravitasi adalah penyebab dari gaya
gravitasi tersebut, yang merupakan gaya nonkontak. Menjelaskan interaksi gaya antar
benda medan siswa mengenai medan sebagai suatu daerah. Meski medannya dalam
hukum gravitasi material Newton adalah besaran penting yang menjelaskan gaya
(Halliday dan Resnick, 2010). Sementara itu, hukum Kepler menggambarkan gerak
planet. Pergerakan planet relative terhadap matahari tidak dapat dilihat dengan mata.
Kepler menggunakan data dan astronomi untuk menjelaskan pola gerak planet
(Halliday et Resnick, 2010), informasi astronomi dijelaskan dengan gambar khusus.
Ada empat unsur pokok dalam pembelajaran fisika yang perlu dipahami dan
diketahui siswa, antara lain : adalah materi dan interaksi, gaya dan interaksi, energi,
gelombang dan penerapannya. (NRC, 2012). Hukum Newton adalah salah satu
elemen penting dari kekuatan fisika material dan interaksinya, yaitu memahami
konsep sangat penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran dan menjadi fokus
utama pembelajaran siswa. Namun kenyataannya, saat ini masih banyak siswa yang
pemahamannya terhadap pelajaran fisika tergolong rendah khususnya dalam materi
hukum newton (Arsian, 2010). Hal yang sama masih berlaku untuk hukum gerak
Newton siswa merasa kesulitan dan menurut beberapa penelitian, hal inilah yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep sains (Turken,
2005; Kohl & Friskeistein, 2008; David & Etkina, 2009; Ronald, 2009; Pablico, 2010;
Nguyen, 2011; Doctor, 2014; Azita dan Caesar. 2015; imeya).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian
mengenai : Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas x pada materi hukum
Newton.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat didefinisikan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Kecenderungan siswa kelas x untuk memiliki pemahaman konsep yang kurang
baik tentang hukum Newton, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan hukum tersebut.
2. Adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep dan hasil
belajar siswa kelas x tentang hukum Newton, seperti metode pembelajaran yang
digunakan, keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, dan motivasi belajar yang
dimiliki siswa.
3. Ketidakteraturan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga menyebabkan
kurangnya fokus siswa terhadap materi yang diajarkan.

C. Batasan Masalah
1. Ketidakmampuan siswa untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar hukum Newton
dengan benar.
2. Kesulitan siswa dalam memahami konsep gaya dan massa, serta bagaimana
keduanya berinteraksi dalam hukum Newton.
3. Ketidakmampuan siswa untuk menghubungkan konsep hukum Newton dengan
kehidupan sehari-hari.

D. Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat siswa kelas x kesulitan dalam memahami konsep hukum
Newton ?
2. Bagaimana agar siswa kelas x agar tidak kesulitan dalam memahami konsep
hukum Newton ?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang membuat siswa kelas x kesulitan dalam memahami
konsep hukum Newton.
2. Untuk mengetahui bagaimana agar siswa kelas x tidak kesulitan dalam memahami
konsep hukum Newton.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis

1. Model Pembelajaran
Salah satu pembelajaran yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing global adalah fisika, dimana saat siswa belajar fisika salah satu
yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan konsep, menggunakan kemampuan
konsep yang dimiliki siswa dapat memecahkan masalah yang ada dengan sangat baik dan
sistematis namun sangat disayangkan masih terdapat berbagai permasalahan yaitu
pembelajaran fisika masih ada beberapa masalah, pembelajaran yang masih menggunakan
metode tradisional (Gok & Silay, 2008). Globalisasi ditandai dengan hilangnya perbatasan
dan persaingan bebas disemua bidang, salah satunya Pendidikan, dimana kemendikbud dan
kultur mengklaim ada strategi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dapat digunakan
untuk mengelola mengendalikan berbagai tantangan globalisasi sehingga tercipta pengelolaan
sumber daya manusia (SDM) yang handai dan kompeten. (Rizqi, M. 2019).
Pemahaman konsep merupakan hal yang perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran dan mendapat perhatian yang serius dalam proses pembelajaran. Tujuan
Pendidikan seperti memfasilitasi pemahaman konsep siswa (Gardner, 1999). Sangat mudah
diakses, pemahaman konsep yang baik sehingga siswa dapat mengungkapkan makna dari
konsep tersebut. membedakan, menejelaskan dan memahami suatu objek berdasarkan sifat-
sifatnya, sifat materi yang memberikan dasar bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan
tentang pembelajaran (Arends, 2012). Pemahaman konsep sebagai bagian dari keterampilan
berfikir tingkat tinggi menjadi dasar penguasaan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir
kritis dan relasional siswa (Berns, 2001). Selama study fisika pemahaman konseptual
merupakan prasyarat untuk keberhasilan pembelajaran yang dapat membantu siswa
meminimalisir kesalahpahaman (Serap, 2016; Eraukhumen, 2014). Jadi kalua siswa mampu
membangun konsep yang baik, maka siswa dapat dengan mudah menyelesaikan
permasalahan-permasalahan fisika (Mahmet, 2010).
Pemahaman konsep merupakan tingkatan yang mencakup semua ranah kognitif yang
menunjukan kemampuan siswa, penjelasan tentang hubungan sederhana antara fakta yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari dan konsepnya. Materi pada tingkat perkembangan
kognitif. Tingkat perkembangan kognitif siswa menurut klasifikasi revisi bloom (Lorin W.
Anderson dan David R. Krathwohi, 2010) yang meliputi enam level. Enam tingkat mengacu
pada mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi
(C5), dan membuat (C6). Dalam pembelajaran seorang siswa dapat dikatakan telah
memahami suatu konsep apabila memiliki kemampuan untuk melakukan kontruksi. Makna
materi pembelajaran dalam bentuk yang mudah dipahami (Anderson, 2001).
Selain itu, Doctor (2014) mencatat bahwa siswa datang ke kelas sebenarnya ,ereka
sudah memiliki pengetahuan dasar masing-masing. Namun pengetahuan yang mereka miliki
berupa konsep-konsep dasar berasal dari pengalaman siswa dengan lingkungannya. Para
siswa masih memiliki informasi tentang pengetahuan awal ini dalam bentuk paragraf yang
tidak disusun, dan terkadang siswa menggunakan pengetahuan awal ini untuk menjelaskan
konsep yang seharusnya menjadi bagian dari pengetahuan belum menjadi pengetahuan yang
lengkap, sehingga membutuhkannya proses berpikir dimana pengetahuan lengkap yang dapat
digunakan untuk menjelaskan konsepnya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang terkait dengan pemahaman konsep hukum Newton
diantaranya yaitu hasil penelitian dari Mimi Rohazal Yaumi, Sutopo, Parno yang berjudul
Pembelajaran Fisika Menggunakan Pemodelan Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Pada Materi Hukum Newton Gravitasi Dan Hukum Kepler, menunjukan bahwa peningkatan
pemahaman konsep tergolong rendah (d-effect size sebesar 2.12) dan tergolong medium ( N-
gain sebesar 0.49). Dan hasil penelitian dari Lilis Karlina, Jusman Mansyur dan Nurjannah
yang berjudul Pengaruh Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Sederhana Terhadap
Penguasaan Konsep Siswa Tentang Hukum III Newton Pada Kelas X SMA Negeri 1 Sindue
menunjukan bahwa terdapat pengaruh metode demonstrasi menggunakan alat sederhana
terhadap penguasaan konsep.
C. Kerangka Konseptual
Pembelajaran yang berbasis inkuiri (praktik) dan sesuai dengan materi hukum Newton
gravitasi dibutuhkan untuk membimbing peserta didik agar aktif dalam mengkonstruksi
konsep selama pembelajaran. Pembelajaran konstruktivisme berbasis penyelidikan (inkuiri).
Salah satu pembelajaran yang konstruktivisme adalah modeling instruction (pembelajaran
dengan pemodelan). Pembelajaran pemodelan menekankan pada penggunaan model untuk
menjelaskan suatu fenomena. Pembelajaran dengan pemodelan ini dapat membantu peserta
didik dalam memahami konsep. Pengetahuan peserta didik akan berkembang jika disertai
model bergambar (Oliviera, 2012). Model merupakan cara ilmuwan dalam membangun
pengetahuan. Ilmuwan juga menggunakan model untuk menggambarkan pemahamannya
terhadap sistem (atau sebagian dari sistem) dalam penyelidikan, untuk membantu
mengembangkan pertanyaan dan penjelasan serta mengkomunikasikan ide ke orang lain
(NRC, 2012). Model juga membantu peserta didik berpikir logis, fleksibel, dan sistematis
dalam memahami fisika (Wells et al, 1995). Pembelajaran dengan pemodelan ini tidak hanya
membantu peserta didik dalam memahami suatu fenomena, namun juga membantu peserta
didik dalam berargumen tentang fenomena tersebut. Pembelajaran dengan pemodelan juga
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mempermudah memahami konsep bagi semua
kelompok peserta didik.
Praktik dalam pembelajaran fisika memiliki peranan yang penting untuk mengaitkan pada
peristiwa sehari-hari. Praktik dalam pembelajaran fisika memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik dalam menghadapi suatu permasalahan. Praktik juga dapat membantu
peserta didik dalam mengaitkan fenomena di alam dengan fenomena lainnya. Pembelajaran
fisika di sekolah diharapkan dapat memberikan bekal bagi peserta didik dalam menguasai
konsep dan cakap dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata melalui teknologi
(Kemendikbud, 2015). Hal ini pun sesuai dengan salah satu tujuan penting dari pembelajaran
fisika yang yaitu untuk mengantarkan peserta didik memahami secara mendalam konsep-
konsep dasar dalam fisika sehingga mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah
(Docktor & Mestre, 2014)
peningkatan pemahaman konsep tergolong rendah (d-effect size sebesar 2.12) dan
tergolong medium ( N-gain sebesar 0.49). Pembelajaran pemodelan memerlukan waktu untuk
mebantu peserta didik dalam memahami konsep. Guru sebaiknya lebih sering dalam
berkomunikasi secara tanya jawab maupun diskusi kecil. Guru lebih menambah pertanyaan
konsep untuk menguatkan peserta didik dalam membangun konsep melalui pemodelan.
Penelitian selanjutnya dapat dilkukan dengan menganalisis lebih mendalam pada miskonsepsi
hukum Newton gravitasi dan hukum Kepler.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis didefinisikan sebagai tanggapan tahapan perumusan masalah penelitian.
Hipotesis adalah kesimpulan tentative teoritis didalam yang mewakili jawaban atas masalah
dimana kebenaran kesimpulan harus di uji terhadap data. Hasil penelitian hipotesis ini adalah:
1. Ho : Pemahaman konsep dan hasil belajar dan hasil belajar siswa kelas x dapat
meningkatkan peserta didik.
2. Ha : Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa kelas x tidak dapat meningkatkan
peserta didik.
Uji hipotesis akan dilakukan dengan uji t. uji t digunakan untuk menunjukan apakah
suatu variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel independen (Ghozali,
2013)
1. Jika nilai signifikan < alpha, maka Ho ditolak Ha diterima
2. Jika nilai signifikan > alpha, maka Ho diterima dan Ha ditolak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods jenis embedded
experimental design (Creswell, 2012). Desain eksperimen yang digunakan adalah one group
pretest-posttest.Penelitian dilaksanakan di kelas X MIPA di salah satu SMA Negeri 5 Kota
Cirebon Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2022. Penelitian
dilakukan tanggal 30 Januari 2022. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 131 peserta
didik. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap. Penelitian diawali dengan pretest dengan
menggunakan 11 soal pilihan ganda. Penelitian dilanjutkan dengan pembelajaran dengan
pemodelan. Selanjutnya dilakukan posttest dengan soal yang sama. Namun, dalam posttest
peserta didik menjawab disertai alasan. Tahap terakhir adalah analisis dari hasil data yang
diperoleh.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 kota Cirebon pada tanggal 30 januari 2022
pada semester genap tahun ajaran 2022

Populasi dan Sampel


Penelitian dilakukan tanggal 30 Januari 2022. Jumlah subjek dalam penelitian ini
adalah 131 peserta didik. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap. Penelitian diawali
dengan pretest dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda. Penelitian dilanjutkan dengan
pembelajaran dengan pemodelan. Selanjutnya dilakukan posttest dengan soal yang sama.
Namun, dalam posttest peserta didik menjawab disertai alasan. Tahap terakhir adalah analisis
dari hasil data yang diperoleh.

Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penting yang menjadi pusat perhatian dan bervariasi dalam
suatu penelitian. Didalam penelitian terdapat variabel bebas (independent variabel dan
variabel terikat (dependent variabel).
1. Variabel bebas : pemahaman konsep dari materi hukum Newton kelas x
2. Variabel terikat : hasil belajar dari materi hukum Newton kelas x

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembar pengamatan, dan foto dan
video. Instrumen lembar pengamatan merupakan instrumen yang berisi checklist
keterlaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan pengamat. Foto dan video merupakan
instrumen penunjang dalam mendeskripsikan pembelajaran. Foto dan video juga merupakan
bukti fisik keterlaksanaan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai