Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP TERMODINAMIKA MAHASISWA PENDIDIKAN

FISIKA MENGGUNAKAN INSTRUMEN SURVEY OF THERMODYNAMIC PROCESSES


AND FIRST AND SECOND LAWS (STPFaSL)

D. Rahmawati1, K. Wiyono2 dan Syuhendri2

1Pendidikan
Fisika FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Kampus Jl.Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Inderalaya Ogan Ilir, 30662, Indonesia
E-mail: dwirahmawatifisika41@gmail.com

2Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia

Kampus Jl.Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Inderalaya Ogan Ilir, 30662, Indonesia


E-mail: ketangw.fkipunsri@gmail.com, hendrisyukur@yahoo.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pemahaman konsep, tingkat miskonsepsi dan jenis miskonsepsi mahasiswa pada materi
termodinamika. Penelitian dilakukan pada Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijawa dengan subjek penelitian 63
mahasiswa angkatan 2014. Data dikumpulkan menggunakan instrumen Survey of Thermodynamic Processes and First and Second
Laws (STPFaSL). Metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian didapatkan 1) skor pemahaman konsep mahasiswa rendah
yaitu sebesar 27,66%, 2) terdapat 7,82% mahasiswa paham konsep, 27,72% mahasiswa paham konsep sebagian, 26,1% mahasiswa
paham konsep sebagian disertai miskonsepsi, 4,62% mahasiswa miskonsepsi utuh dan 33,74% mahasiswa tidak paham konsep, 3)
mahasiswa mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep yang diujikan yaitu 6% konsep hukum I termodinamika, 9,5% konsep hukum
II termodinamika, 3% konsep diagram P-V, 1,6% konsep proses reversibel dan 3% konsep proses ireversibel. Implikasi penelitian,
dosen perlu menganalisis pemahaman konsep mahasiswa dan memilih strategi pembelajaran perubahan konseptual yang cocok untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan meremediasi miskonsepsi mahasiswa.

Kata kunci: miskonsepsi, pemahaman konsep, termodinamika.

PENDAHULUAN
bagaimana seseorang memadukan perseptual
Hakikat pembelajaran fisika terdiri atas tiga dengan konsep baru ke dalam skema yang sudah
komponen yaitu proses, produk, dan sikap (Himah, ada. Sedangkan akomodasi adalah pembuatan
dkk., 2015). Fisika sebagai proses, karena skema baru atau modifikasi skema lama, yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menghasilkan perubahan dan perkembangan
terstruktur dan sistematis yang dilakukan untuk schemata.
menemukan konsep, prinsip dan hukum tentang Pengetahuan awal konsep sangat
gejala alam. Fisika sebagai sebuah produk, karena berperan penting dalam pencapaian suatu tujuan
merupakan terdiri dari sekumpulan pengetahuan pembelajaran, terutama pada pembelajaran fisika.
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip Pembelajaran fisika tidak hanya ditekankan pada
dan hukum tentang gejala alam. Sedangkan fisika pengetahuan fakta-fakta, penghafalan rumus tetapi
sebagai suatu sikap, karena diharapkan mampu perlu dilengkapi dengan pemahaman konsep yang
mengembangkan karakter siswa. Pengetahuan mendasar. Akibatnya perlu adanya proses
tentang hakikat fisika memiliki arti penting dalam penemuan secara mandiri agar pengetahuan yang
perencanaan pembelajaran fisika. Menurut diperoleh tersimpan sebagai pengetahuan yang
Rahayu (2015), agar peserta didik memperoleh lebih bermakna (Ulya, dkk., 2013). Setiap konsep
penge-tahuan dan konsep-konsep fisika secara dalam pembelajaran fisika tidak berdiri sendiri,
utuh, sudah seharusnya peserta didik diarahkan melainkan setiap konsep berhubungan dengan
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. konsep-konsep yang lain. Semua konsep bersama
Konsep merupakan rancangan atau ide- membentuk semacam jaringan pengetahuan di
ide yang mewakili setiap benda, kejadian dan dalam pikiran manusia (Iriyanti, dkk., 2012).
situasi untuk mempermudah komunikasi antar Fisika merupakan salah satu cabang
manusia dalam berpikir. Syuhendri (2010) sains. Pelajaran fisika merupakan termasuk
mengemukakan bahwa konsep atau kategori yang pelajaran yang menarik, namun beberapa
tersimpan dalam pikiran disebut skema. penelitian Syuhendri (2014), Anderson, dkk.,
Analoginya, skema ini ibarat berkas-berkas yang (2005) dan Junglas (2006) menyatakan bahwa
ada di dalam suatu file. Skema ini akan terus mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam
tumbuh dan berkembang sebagai hasil interaksi memahami konsep-konsep fisika yang dapat
manusia dengan lingkungan. Berkas akan terus mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.
ditambahkan ke dalam file atau diperbaiki sesuai Penyebab lemahnya pemahaman konsep fisika
dengan kebutuhan. Ada dua cara agar skema ini diantaranya pendidikan sains cenderung
tumbuh dan berkembang, yaitu asimilasi dan berorientasi pada tes dan guru mengajarkan ilmu
akomodasi. Asimilasi yaitu proses kognisi sains sebagai suatu produk yang harus dihapal
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

(Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia, No. Derajat Kriteria Jawaban


2007). Para siswa dilatih untuk memecahkan Pemahaman
masalah komputasi matematika bukan 3 Paham Jawaban menunjukkan
pemahaman konsep yang benar (Syuhendri, Sebagian adanya pemahaman
2017). Kemampuan pemahaman konsep konsep disertai pada suatu konsep tetapi
merupakan syarat mutlak untuk mencapai Miskonsepsi disertai dengan
keberhasilan dalam pembelajaran fisika. Hanya (PSM) pernyataan yang
dengan pemahaman konsep fisika seluruh mengandung kesalah-
permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik pahaman.
permasalahan fisika dalam kehidupan sehari-hari 4 Miskonsepsi Jawaban mengandung
maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal- utuh (M) ketidak logisan atau
soal fisika. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran informasi yang salah.
fisika bukan merupakan pelajaran hafalan 5 Tidak Paham Mengulangi pertanyaan,
melainkan lebih menuntut pada pemahaman Konsep (TPK) jawaban tidak relevan,
konsep bahkan aplikasi konsep tersebut (Sugiarti, atau tidak dijawab.
2005).
Syuhendri (2010) mengemukakan bahwa Konsep termodinamika merupakan salah
pemahaman konsep dapat dibedakan menjadi tiga satu konsep fisika yang harus dikuasai oleh
kelompok, yaitu paham konsep, miskonsepsi dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan konsep
tidak paham konsep. Mahasiswa yang paham termodinamika sangat erat kaitannya dalam
konsep dengan baik akan mampu mengatasi kehidupan sehari-hari. Mulop, dkk., (2012)
persoalan yang ada, sedangkan mahasiswa yang mengemukakan bahwa termodinamika merupakan
mengalami miskonsepsi atau bahkan tidak paham subjek yang berhubungan dengan energi dan
konsep akan mengalami kesulitan. Sedangkan merupakan salah satu materi yang diperlukan
Abraham, dkk., (1992) mengkategorikan tingkat untuk memahami gejala alam. Termodinamika
pemahaman mahasiswa menjadi enam kategori, memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
yaitu kategori “tidak menjawab/tidak menanggapi”, Ini adalah hal fundamental dan telah menjadi
“tidak paham konsep”, “miskonsepsi utuh”, bagian penting dari suatu kurikulum. Hassan & Mat
“memahami sebagian dengan miskonsepsi”, (2005) mengemukakan bahwa termodinamika
“memahami sebagian konsep” dan “memahami merupakan pengetahuan dasar yang berhubungan
konsep”. dengan energi dan telah lama menjadi bagian
Calik & Ayas (2005) mengapdopsi tingkat penting dari kurikulum rekayasa. Sedangkan
pemahaman konsep dari Abraham, dkk. Adapun Kulkarni & Tambade (2013) mengemukakan
teknik analisis jawaban dari tes pilihan ganda bahwa termodinamika merupakan topik penting
beralasan yang dilakukan Calik dan Ayas yaitu yang harus dipelajari dalam fisika karena banyak
dengan mengkombinasikan pilihan jawaban terapannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan
mahasiswa dengan alasannya, sehingga teknologi.
menghasilkan pernyataan jawaban yang dapat Salah satu instrumen yang dapat
dikatakan serupa dengan jawaban pada soal
digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep
uraian. Calik dan Ayas menyatukan kategori “tidak
menjawab/tidak menanggapi” dan “tidak paham termodinamika adalah instrumen Survey of
konsep” ke dalam kategori “tidak paham konsep”. Thermodynamic Processes and First and Second
Dengan demikian, tingkat pemahaman konsep Laws (STPFaSL). Instrumen STPFaSL
mahasiswa terdiri dari lima kategori. dikembangkan pada tahun 2015 oleh Prof.
Pengelompokkan tingkat pemahaman mahasiswa
Benjamin R. Brown dan Prof. Chandralekha Singh,
yang dimaksud terdapat pada Tabel 1.
dari University of Pittsburgh, United State.
Tabel 1. Tingkat pemahaman mahasiswa Instrumen STPFaSL ini berupa soal pilihan ganda
berdasarkan kriteria jawaban (multiple choise) berjumlah 33 butir soal konsep
termodinamika yang telah teruji validitas dan
No. Derajat Kriteria Jawaban reabilitasnya berupa validasi perak, yaitu tingkat
Pemahaman
kedua pada validasi penelitian. Instrumen
1 Paham Konsep Jawaban menunjukkan
(PK) komponen yang sesuai STPFaSL ini difokuskan pada pengetahuan
dengan konsep secara termodinamika mahasiswa tentang lima bahasan
lengkap. pokok berupa: hukum pertama termodinamika,
2 Paham Jawaban menunjukkan hukum kedua termodinamika, diagram pV, proses
Sebagian satu atau beberapa
reversibel dan proses ireversibel. Instrumen
konsep (PS) komponen yang sesuai
dengan konsep, tetapi STPFaSL ini dapat digunakan untuk mahasiswa
belum lengkap.
18
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

baru, mahasiswa tingkat menengah dan soal pilihan ganda (multiple choice) dengan
mahasiswa tingkat atas (McKagan, 2011). reasoning terbuka melalui tes menggunakan
Hasil penelitian relevan sebelumnya instrumen STPFaSL berjumlah 33 butir soal yang
Adrianus, dkk., (2015) melakukan penelitian telah teruji validitas dan reabilitasnya, sehingga
tentang pemahaman konsep termodinamika tidak diperlukan validitas dan relabilitas seperti
mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. pada soal umumnya, validitas yang dilakukan
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa hanya melaksanakan validasi soal kepada dosen
pemahaman konsep mahasiswa pada materi mengenai bahasa dan konten fisika pada
termodinamika dinilai masih rendah dengan instrumen serta disesuaikan dengan kurikulum
diperolehnya rata-rata skor pemahaman pendidikan fisika Universitas Sriwijaya.
mahasiswa sebesar 6,16%, terdapat miskonsepsi Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
sebesar 4,32% dan tidak paham konsep sebesar Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
89,52%. Pratiwi (2016) melakukan penelitian Sriwijaya yaitu mahasiswa semester 6 angkatan
dalam mengidentifikasi karakteristik konsep 2014 yang telah mengikuti mata kuliah
termodinamika mahasiswa prodi pendidikan fisika termodinamika. Teknik pengumpulan data adalah
Universitas Kanjuruhan Malang. Hasil cara-cara untuk memperoleh data-data empiris
penelitiannya menyimpulkan bahwa mahasiswa yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang memahami konsep dengan benar masih penelitian. Sedangkan alat yang digunakan untuk
tergolong rendah dengan diperolehnya rata-rata memperoleh data disebut instrumen penelitian.
skor sebesar 29,68%, sedangkan 70,32% Untuk mengetahui pemahaman konsep
mengalami miskonsepsi. Studi pendahuluan maka dilakukan perhitungan dari hasil tes tertulis.
terhadap subjek penelitian, mahasiswa prodi Data hasil tes tersebut akan dianalisis dengan
pendidikan fisika Unikama, diketahui sebesar langkah-langkah sebagai berikut:
66,67% tidak memahami konsep gas ideal 1. Mencari nilai atau skor rata-rata jawaban
(Pratiwi, 2016). seluruh mahasiswa
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu 2. Mencari jawaban mahasiswa per butir soal dari
dilakukan penelitian lebih luas. Oleh karena itu, setiap konsep serta mengkombinasikan pilihan
peneliti berusaha untuk melakukan penelitian jawaban mahasiswa dengan alasannya
terhadap pemahaman konsep pelajar pada materi 3. Selanjutnya setiap jawaban mahasiswa per
termodinamika dengan cara menganalisis subkonsep dikategorikan ke dalam 5 kategori
pemahaman konsep pelajar yang dilihat dari tingkat pemahaman konsep pada Tabel 1.
jawaban pelajar dalam menjawab soal-soal 4. Menghitung frekuensi jawaban mahasiswa
menggunakan instrumen Survey of 5. Menentukan persentase pemahaman konsep
Thermodynamic Processes and First and Second dengan menggunakan rumus deskriptif
Laws (STPFaSL). persentase, yaitu (Kamelta, 2011):
𝑓
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100% (1)
𝑁
METODE
Keterangan:
Metode yang digunakan dalam penelitian
P = Persentase kategori pemahaman
ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan
𝑓 = Jumlah mahasiswa pada setiap kategori
metode ini, peneliti memaparkan data yang
pemahaman
diperoleh dan menganalisisnya sehingga diperoleh
𝑁 = Jumlah seluruh responden
deskripsi tentang pemahaman konsep
(subjek penelitian)
termodinamika mahasiswa program studi
pendidikan fisika. Variabel dalam penelitian ini
6. Selanjutnya hasil analisis data ini akan
adalah pemahaman konsep termodinamika
mengarahkan pada kesimpulan penelitian.
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Sriwijaya. Variabel ini diukur melalui
besarnya persentasi pemahaman konsep
termodinamika mahasiswa dengan cara
menganalisis hasil jawaban mahasiswa terhadap
19
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase pemahaman mahasiswa yang


termasuk dalam kategori miskonsepsi utuh
Penelitian ini dilaksanakan di Program sebesar 6%, alasan jawaban mahasiswa yang
Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya menunjukkan kategori miskonsepsi utuh seperti:
dengan subjek penelitian mahasiswa semester 6 pada proses ekspansi adiabatik reversibel, tidak
angkatan 2014 yang berjumlah 63 responden. ada perpindahan kalor sehingga energi internal
Penelitian ini dilaksanakan pada 22 Maret 2017 dan kerja yang dilakukan adalah konstan; pada
dan 29 Maret 2017. Soal yang diujikan terbagi proses ekspansi-bebas maka entropi bertambah,
menjadi lima subkonsep yaitu hukum I kerja yang dilakukan positif dan energi internal
termodinamika, hukum II termodinamika, diagram berkurang; pada proses siklus tidak ada
P-V, proses reversibel dan proses ireversibel perpindahan kalor neto karena dapat kembali ke
dengan soal sebanyak 33 butir soal. titik awal; pada proses ekspansi isotermal tidak
Hasil skor rata-rata pemahaman konsep ada perpindahan kalor neto karena suhunya tetap;
mahasiswa berada pada kategori rendah, skor dan pada saat piston dipanaskan maka ada
rata-rata pemahaman konsep mahasiswa sebesar pengaruh suhu sehingga terjadi proses isotermal.
27,66%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya Persentase pemahaman mahasiswa yang
strategi untuk meningkatkan pemahaman konsep termasuk dalam kategori tidak paham konsep
mahasiswa. Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat sebesar 27%, mahasiswa tidak memberikan
pemahaman konsep mahasiswa kemudian alasan pada lembar jawaban.
dilakukan analisis terhadap jawaban dan alasan
jawaban mahasiswa untuk kelima subkonsep b. Konsep Hukum II Termodinamika
dengan menggunakan lima kategori tingkat Ada tujuh dari 33 soal konsep hukum II
pemahaman konsep berdasarkan Tabel 1. Adapun termodinamika, yaitu butir soal nomor 12, 13, 16,
persentase pemahaman konsep mahasiswa pada 19, 24, 25 dan 33. Persentase pemahaman
masing-masing subkonsep terhadap lima kategori konsep mahasiswa yang termasuk dalam kategori
tersebut, sebagai berikut: paham konsep sebesar 9,5%, alasan jawaban
mahasiswa yang menunjukkan kategori paham
a. Konsep Hukum I Termodinamika konsep seperti: proses setelah tercapainya
Ada enam dari 33 soal konsep hukum I kesetimbangan pada saat dua benda padat
termodinamika, yaitu butir soal nomor 2, 14, 18, diletakkan saling bersentuhan dalam satu kotak
20, 22 dan 27. Persentase pemahaman konsep terisolasi, maka entropi benda padat yang bersuhu
mahasiswa yang termasuk dalam kategori paham awal lebih rendah dan entropi sistem gabungan
konsep sebesar 14%, alasan jawaban mahasiswa dua benda padat akan bertambah sedangkan
yang menunjukkan kategori paham konsep seperti: entropi benda padat yang bersuhu awal lebih tinggi
pada proses ekspansi isotermal, energi internal akan berkurang. Persentase pemahaman
gas tidak berubah dan kerja yang dilakukan oleh mahasiswa yang termasuk dalam kategori paham
gas positif. Persentase pemahaman mahasiswa sebagian konsep sebesar 22%, alasan jawaban
yang termasuk dalam kategori paham sebagian mahasiswa yang menunjukkan kategori paham
konsep sebesar 24%, alasan jawaban mahasiswa sebagian konsep seperti: proses setelah
yang menunjukkan kategori paham sebagian tercapainya kesetimbangan pada saat dua benda
konsep tidak menjelaskan jawaban secara padat diletakkan saling bersentuhan dalam satu
terperinci seperti: hanya pernyataan II dan III kotak terisolasi, maka entropi benda padat yang
benar. Persentase pemahaman mahasiswa yang bersuhu awal lebih rendah akan bertambah
termasuk dalam kategori paham sebagian konsep sedangkan entropi benda padat yang bersuhu
disertai miskonsepsi sebesar 29%, alasan jawaban awal lebih tinggi akan berkurang.
mahasiswa yang menunjukkan kategori paham Persentase pemahaman mahasiswa yang
sebagian konsep disertai miskonsepsi seperti: termasuk dalam kategori paham sebagian konsep
pada proses ekspansi isotermal, energi internal disertai miskonsepsi sebesar 21%, alasan jawaban
gas berubah dan kerja yang dilakukan oleh gas mahasiswa yang menunjukkan kategori paham
positif. sebagian konsep disertai miskonsepsi seperti:
proses setelah tercapainya kesetimbangan pada

20
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

saat dua benda padat diletakkan saling melakukan kerja dalam satu siklus; kerja yang
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi, maka dilakukan oleh gas dalam satu siklus lengkap
semua entropi benda padat akan bertambah. adalah nol karena kembali ke titik semula; entropi
Persentase pemahaman mahasiswa yang akhir gas lebih kecil daripada entropi awal karena
termasuk dalam kategori miskonsepsi utuh sudah melakukan kerja dalam satu siklus; entropi
sebesar 9,5%, alasan jawaban mahasiswa yang akhir gas lebih besar daripada entropi awal karena
menunjukkan kategori miskonsepsi utuh seperti: mengalami peningkatan; tidak ada perpindahan
proses setelah tercapainya kesetimbangan pada kalor neto untuk proses siklus; Q1=Q2 karena
saat dua benda padat diletakkan saling jumlah kerja yang dilakukan kedua proses sama
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi, maka yang dimulai pada titik awal dan akhir yang sama;
entropi benda padat yang bersuhu awal lebih tinggi jika ada proses adiabatik maka tidak ada
akan bertambah; entropi semua sistem yang tidak perpindahan kalor; dan nilai kerja yang dilakukan
ada pertukaran energi dengan lingkungan harus oleh sistem hanya ditentukan oleh keadaan
tetap; dan mesin Carnot reversibel dapat kembali sistem. Persentase pemahaman mahasiswa yang
ke sistem semula sehingga 100% efisien. termasuk dalam kategori tidak paham konsep
Persentase pemahaman mahasiswa yang sebesar 30%, alasan jawaban mahasiswa yang
termasuk dalam kategori tidak paham konsep menunjukkan kategori tidak paham konsep banyak
sebesar 38%, mahasiswa tidak memberikan yang hanya mengulang tulisan pada pilihan
alasan pada lembar jawaban. jawaban yang tersedia seperti: energi internal akhir
gas bisa lebih besar atau lebih kecil dari energi
c. Konsep Diagram P-V internal awal tergantung pada rincian siklus pada
Ada dua belas dari 33 soal konsep skema yang ditampilkan.
diagram P-V, yaitu butir soal nomor 5, 6, 7, 8, 9,
10, 15, 17, 21, 22, 26 dan 30. Persentase d. Konsep Proses Reversibel
pemahaman konsep mahasiswa yang termasuk Ada enam dari 33 soal konsep proses
dalam kategori paham konsep sebesar 3%, alasan reversibel, yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 15 dan
jawaban mahasiswa yang menunjukkan kategori 28. Persentase pemahaman konsep mahasiswa
paham konsep seperti: pada diagram P-V, energi yang termasuk dalam kategori paham konsep
internal akhir gas sama dengan energi internal sebesar 1,6%, alasan jawaban mahasiswa yang
awal karena merupakan proses siklus. Persentase menunjukkan kategori paham konsep seperti:
pemahaman mahasiswa yang termasuk dalam pada proses ekspansi adiabatik, entropi gas akan
kategori paham sebagian konsep sebesar 34%, tetap konstan untuk proses reversibel (Q=0).
alasan jawaban mahasiswa yang menunjukkan Persentase pemahaman mahasiswa yang
kategori paham sebagian konsep seperti: pada termasuk dalam kategori paham sebagian konsep
diagram P-V, energi internal akhir gas sama sebesar 28,6%, alasan jawaban mahasiswa yang
dengan energi internal awal karena hasilnya sama. menunjukkan kategori paham sebagian konsep
Persentase pemahaman mahasiswa yang seperti: pada percobaan gas yang mengalami
termasuk dalam kategori paham sebagian konsep ekspansi adiabatik reversibel akan menghasilkan
disertai miskonsepsi sebesar 30%, alasan jawaban entropi gas yang tetap konstan karena dapat
mahasiswa yang menunjukkan kategori paham kembali ke keadaan semula. Persentase
sebagian konsep disertai miskonsepsi seperti: pemahaman mahasiswa yang termasuk dalam
pada diagram P-V, energi internal akhir gas sama kategori paham sebagian konsep disertai
dengan energi internal awal jika proses reversibel miskonsepsi sebesar 36,5%, alasan jawaban
namun selain proses tersebut akan menjadi lebih mahasiswa yang menunjukkan kategori paham
kecil karena telah terpakai untuk melakukan kerja. sebagian konsep disertai miskonsepsi seperti:
Persentase pemahaman mahasiswa yang pada proses ekspansi adiabatik reversibel, entropi
termasuk dalam kategori miskonsepsi utuh bertambah dan tetap konstan.
sebesar 3%, alasan jawaban mahasiswa yang Persentase pemahaman mahasiswa yang
menunjukkan kategori miskonsepsi utuh seperti: termasuk dalam kategori miskonsepsi utuh
pada diagram P-V, energi internal akhir gas lebih sebesar 1,6%, alasan jawaban mahasiswa yang
kecil daripada energi internal awal karena sudah menunjukkan kategori miskonsepsi utuh seperti:
21
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

proses ekspansi adiabatik reversibel, entropi gas termasuk dalam kategori paham sebagian konsep
bertambah karena gas mengembang; proses disertai miskonsepsi sebesar 14%, alasan jawaban
kompresi isotermal reversibel, suhu konstan mahasiswa yang menunjukkan kategori paham
sehingga ada perpindahan kalor neto ke gas; sebagian konsep disertai miskonsepsi seperti:
proses kompresi isotermal reversibel, entropi gas proses akhir ketika kesetimbangan termal tercapai
bertambah karena volume bertambah; dan pada saat dua benda padat diletakkan saling
diagram P-V reversibel, jika terdapat proses bersentuhan dalam satu kotak terisolasi maka
adiabatik maka tidak ada perpindahan kalor neto. energi internal sistem gabungan bertambah dan
Persentase pemahaman mahasiswa yang kerja yang dilakukan oleh sistem gabungan adalah
termasuk dalam kategori tidak paham konsep nol.
sebesar 31,7%, alasan jawaban mahasiswa yang Persentase pemahaman mahasiswa yang
menunjukkan kategori tidak paham konsep banyak termasuk dalam kategori miskonsepsi utuh
yang hanya mengulang tulisan pada pilihan sebesar 3%, alasan jawaban mahasiswa yang
jawaban yang tersedia seperti: pada proses menunjukkan kategori miskonsepsi utuh seperti:
ekspansi adiabatik reversibel, entropi gas proses akhir ketika kesetimbangan termal tercapai
berkurang. saat dua benda padat diletakkan saling
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi maka
e. Konsep Proses Ireversibel energi internal sistem gabungan dua benda padat
Ada lima dari 33 soal konsep proses bertambah; proses setelah tercapainya kesetim-
ireversibel, yaitu butir soal nomor 11, 23, 29, 31 bangan saat dua benda padat diletakkan saling
dan 32. Persentase pemahaman konsep bersentuhan dalam satu kotak terisolasi maka
mahasiswa yang termasuk dalam kategori paham semua entropi sistem benda padat tidak berubah;
konsep sebesar 11%, alasan jawaban mahasiswa dan pada proses ireversibel, entropi tidak berubah.
yang menunjukkan kategori paham konsep seperti: Persentase pemahaman mahasiswa yang
proses akhir ketika kesetimbangan termal tercapai termasuk dalam kategori tidak paham konsep
saat dua benda padat diletakkan saling sebesar 42%, mahasiswa tidak memberikan
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi maka alasan pada lembar jawaban.
energi internal sistem gabungan tetap dan kerja Hasil rata-rata lima kategori tingkat
yang dilakukan oleh sistem gabungan adalah nol. pemahaman konsep termodinamika mahasiswa
Persentase pemahaman mahasiswa yang dapat dilihat pada Tabel 2. Rata-rata persentase
termasuk dalam kategori paham sebagian konsep pemahaman konsep mahasiswa yang termasuk
sebesar 30%, alasan jawaban mahasiswa yang dalam kategori paham konsep sebesar 7,82%,
menunjukkan kategori paham sebagian konsep kategori paham konsep sebagian 27,72%, kategori
seperti: proses akhir ketika kesetimbangan termal paham konsep sebagian disertai miskonsepsi
tercapai saat dua benda padat diletakkan saling sebesar 26,1%, kategori miskonsepsi utuh sebesar
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi maka 4,62% dan kategori tidak paham konsep sebesar
kerja yang dilakukan oleh sistem gabungan adalah 33,74%.
nol. Persentase pemahaman mahasiswa yang
Tabel 2. Rata-rata persentase tingkat pemahaman mahasiswa 5 kategori

No. Subkonsep Kategori Pemahaman Konsep (%)


PK PS PSM M TPK
1 Hukum I Termodinamika 14 24 29 6 27
2 Hukum II Termodinamika 0,5 22 21 9,5 38
3 Diagram P-V 3 34 30 3 30
4 Proses Reversibel 1,6 28,6 36,5 1,6 31,7
5 Proses Ireversibel 11 30 14 3 42
Rata-rata 7,82 27,72 26,1 4,62 33,74
Keterangan: PK (Paham Konsep), PS (Paham Sebagian konsep) PSM (Paham Sebagian
konsep disertai Miskonsepsi), M (Miskonsepsi utuh), TPK (Tidak Paham Konsep).

22
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

Setelah diperoleh persentase kategori Miskonsepsi Setiap Konsep


tingkat pemahaman konsep mahasiswa, sehingga 16. Pada diagram P-V, jika ada proses adiabatik
dapat diperoleh daftar miskonsepsi yang dialami maka tidak ada perpindahan kalor.
mahasiswa dan dikelompokkan berdasarkan 17. Nilai kerja yang dilakukan oleh sistem hanya
subkonsep seperti pada Tabel 3. ditentukan oleh keadaan sistem.
Tabel 3. Daftar miskonsepsi mahasiswa
Proses Reversibel
Miskonsepsi Setiap Konsep
18. Proses ekspansi adiabatik reversibel, entropi
Hukum I Termodinamika
gas bertambah karena gas mengembang.
1. Pada proses ekspansi adiabatik reversibel, 19. Proses kompresi isotermal reversibel, entropi
tidak ada perpindahan kalor sehingga energi gas bertambah karena volume bertambah.
internal dan kerja yang dilakukan adalah 20. Pada diagram P-V reversibel, jika terdapat
konstan. proses adiabatik maka tidak ada
2. Pada proses ekspansi-bebas maka entropi perpindahan kalor neto.
sama, kerja yang dilakukan positif dan energi
Proses Ireversibel
internal berkurang.
3. Pada proses siklus tidak ada perpindahan kalor 21. Proses akhir ketika kesetimbangan saat dua
neto karena dapat kembali ke titik awal. benda padat diletakkan saling bersentuhan
4. Pada proses ekspansi isotermal, tidak ada dalam satu kotak terisolasi, maka energi
perpindahan kalor neto karena suhunya tetap. internal sistem gabungan dua benda padat
5. Pada saat piston dipanaskan maka ada bertambah.
pengaruh suhu sehingga terjadi proses 22. Proses akhir ketika kesetimbangan saat dua
isotermal. benda padat diletakkan saling bersentuhan
Hukum II Termodinamika dalam satu kotak terisolasi, maka energi
internal benda padat yang suhu awalnya
6. Proses setelah tercapainya kesetimbangan
lebih tinggi bertambah.
pada saat dua benda padat diletakkan saling
23. Pada proses ireversibel, entropi tidak
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi, maka
berubah.
entropi benda padat yang bersuhu awal lebih
tinggi akan bertambah.
Dari analisa di atas dengan menggunakan
7. Proses setelah tercapainya kesetimbangan
instrumen pemahaman konsep termodinamika
pada saat dua benda padat diletakkan saling
yaitu Survey of Thermodynamic Processes and
bersentuhan dalam satu kotak terisolasi, maka
First and Second Laws (STPFaSL) yang berjumlah
entropi benda padat yang bersuhu awal lebih
33 butir soal yang disertai dengan alasan terbuka,
tinggi dan lebih rendah tetap.
diperoleh bahwa rata-rata persentase pemahaman
8. Entropi semua sistem yang tidak ada
konsep mahasiswa masih rendah yaitu 27,66%.
pertukaran energi dengan lingkungan harus
Analisis lanjutan tingkat pemahaman konsep
tetap.
mahasiswa lima kategori diperoleh rata-rata
9. Mesin Carnot reversibel dapat kembali ke
persentase pemahaman konsep mahasiswa yang
sistem semula sehingga 100% efisien.
termasuk dalam kategori paham konsep sebesar
Diagram P-V
7,82%, kategori paham konsep sebagian 27,72%,
10. Pada diagram P-V, energi internal akhir gas kategori paham konsep sebagian disertai
lebih kecil daripada energi internal awal miskonsepsi sebesar 26,1%, kategori miskonsepsi
karena sudah melakukan kerja dalam satu utuh sebesar 4,62% dan kategori tidak paham
siklus. konsep sebesar 33,74%.
11. Pada diagram P-V, kerja neto yang dilakukan Tingkat pemahaman konsep mahasiswa lima
oleh gas dalam satu siklus lengkap adalah kategori pada masing-masing konsep diperoleh
nol karena kembali ke titik semula. bahwa pemahaman konsep mahasiswa pada
12. Pada diagram P-V, entropi akhir gas lebih konsep hukum I termodinamika terdiri dari paham
kecil daripada entropi awal karena sudah konsep sebesar 14%, paham konsep sebagian
melakukan kerja dalam satu siklus. sebesar 24%, paham konsep sebagian disertai
13. Pada diagram P-V, entropi akhir gas lebih miskonsepsi sebesar 29%, miskonsepsi utuh
besar daripada entropi awal karena sebesar 6% dan tidak paham konsep sebanyak
mengalami peningkatan. 27%. Pemahaman konsep mahasiswa pada
14. Pada diagram P-V, tidak ada perpindahan konsep hukum II termodinamika terdiri dari paham
kalor neto untuk proses siklus. konsep sebesar 9,5%, paham konsep sebagian
15. Pada diagram P-V, Q1=Q2 karena jumlah sebesar 22%, paham konsep sebagian disertai
kerja yang dilakukan kedua proses sama miskonsepsi sebesar 21%, miskonsepsi utuh
yang dimulai pada titik awal dan akhir yang sebesar 9,5% dan tidak paham konsep sebanyak
sama. 38%.
23
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

Pemahaman konsep mahasiswa pada konsep pernyataan c) dan d) yaitu proses tidak ada
diagram P-V terdiri dari paham konsep sebesar perpindahan kalor neto antara sistem dan
3%, paham konsep sebagian sebesar 34%, paham lingkungan merupakan proses adiabatik, dan e).
konsep sebagian disertai miskonsepsi sebesar Pada saat piston dipanaskan maka ada pengaruh
30%, miskonsepsi utuh sebesar 3% dan tidak suhu sehingga terjadi proses isotermal. Konsep
paham konsep sebanyak 30%. Pemahaman benar mengenai pernyataan ini yaitu pada saat
konsep mahasiswa pada konsep proses reversibel piston dipanaskan maka ada pengaruh
terdiri dari paham konsep sebesar 1,6%, paham penambahan volume dan suhu sehingga terjadi
konsep sebagian sebesar 28,6%, paham konsep proses isobarik.
sebagian disertai miskonsepsi sebesar 36,5%,
miskonsepsi utuh sebesar 1,6% dan tidak paham b. Konsep Hukum II Termodinamika
konsep sebanyak 31,7%. Pemahaman konsep Pada konsep hukum II termodinamika
mahasiswa pada konsep proses ireversibel terdiri miskonsepsi yang terjadi mencapai 9,5%. Alasan
dari paham konsep sebesar 11%, paham konsep jawaban mahasiswa yang dikategorikan sebagai
sebagian sebesar 30%, paham konsep sebagian miskonsepsi pada konsep hukum II
disertai miskonsepsi sebesar 14%, miskonsepsi termodinamika, antara lain: a). Entropi semua
utuh sebesar 3% dan tidak paham konsep sistem yang tidak ada pertukaran energi dengan
sebanyak 42%. lingkungan harus tetap. Konsep benar mengenai
Pemahaman konsep mahasiswa yang terbesar pernyataan ini yaitu energi semua sistem yang
terdapat pada kategori tidak paham konsep. tidak ada pertukaran energi dengan lingkungan
Mahasiswa banyak yang mengalami tidak paham lebih besar atau sama dengan nol, b). Proses
konsep pada konsep proses ireversibel sebesar setelah tercapainya kesetimbangan pada saat dua
42% terutama butir soal nomor 32 mengenai benda padat diletakkan saling bersentuhan dalam
menentukan entropi sistem pada proses satu kotak terisolasi, maka entropi benda padat
ireversibel. Berdasarkan analisis data didapat yang bersuhu awal lebih tinggi akan bertambah,
bahwa miskonsepsi mahasiswa terjadi pada setiap c). Proses setelah tercapainya kesetimbangan
subkonsep materi termodinamika, selanjutnya pada saat dua benda padat diletakkan saling
akan dideskripsikan bagaimana miskonsepsi bersentuhan dalam satu kotak terisolasi, maka
mahasiswa pada setiap subkonsep dengan entropi benda padat yang bersuhu awal lebih tinggi
memfokuskan pada hasil alasan jawaban yang dan lebih rendah tetap. Konsep benar mengenai
diberikan oleh mahasiswa. pernyataan b) dan c) yaitu proses setelah
tercapainya kesetimbangan pada saat dua benda
a. Konsep Hukum I Termodinamika padat diletakkan saling bersentuhan dalam satu
Pada konsep hukum I termodinamika, kotak terisolasi, maka entropi benda padat yang
miskonsepsi yang terjadi mencapai 6%. Alasan bersuhu awal lebih rendah dan entropi sistem
jawaban mahasiswa yang dikategorikan sebagai gabungan dua benda padat akan bertambah
miskonsepsi pada konsep hukum I termodinamika, sedangkan entropi benda padat yang bersuhu
antara lain: a). Pada proses ekspansi adiabatik awal lebih tinggi akan berkurang, dan d). Selama
tidak ada perpindahan kalor neto sehingga energi mesin Carnot adalah mesin reversibel maka 100%
internal dan kerja yang dilakukan oleh gas adalah efisien karena dapat kembali ke keadaan semula.
konstan. Konsep benar mengenai pernyataan ini Konsep benar mengenai pernyataan ini yaitu tidak
yaitu pada proses ekspansi adiabatik, volume lebih ada mesin yang 100% efisien.
besar dari nol dan kerja yang dilakukan oleh gas
harus positif sehingga energi internal harus c. Konsep Diagram P-V
berkurang (Q=0, ΔU=-W), b). Pada proses Pada konsep diagram P-V, miskonsepsi yang
ekspansi-bebas, berdasarkan hukum I terjadi mencapai 3%. Alasan jawaban mahasiswa
termodinamika maka entropi sama, kerja yang yang dikategorikan sebagai miskonsepsi pada
dilakukan positif dan energi internal berkurang konsep diagram P-V, antara lain: a). Pada diagram
karena digunakan untuk melakukan kerja. Konsep P-V yang ditampilkan, energi internal akhir gas
benar mengenai pernyataan ini yaitu pada proses lebih kecil daripada energi internal awal karena
ekspansi-bebas, entropi bertambah, tidak ada sudah melakukan kerja dalam satu siklus. Konsep
kerja yang dilakukan dan energi internal tetap benar mengenai pernyataan ini yaitu pada proses
sama, c). Proses tidak ada perpindahan kalor neto siklus diagram P-V energi internal akhir sama
antara sistem dan lingkungan merupakan proses dengan energi internal awal, b). Pada diagram P-V
isotermal karena suhu konstan sehingga tidak ada yang ditampilkan, kerja neto yang dilakukan oleh
perpindahan kalor neto antara sistem dan gas dalam satu siklus lengkap adalah nol karena
lingkungan, d). Proses tidak ada perpindahan kalor kembali ke titik semula. Konsep benar mengenai
neto antara sistem dan lingkungan merupakan pernyataan ini yaitu pada diagram P-V yang
proses siklus karena siklus kembali ke titik semula ditampilkan, kerja neto yang dilakukan oleh gas
sehingga tidak ada perpindahan kalor neto antara dalam satu siklus lengkap adalah negatif, c). Pada
sistem dan lingkungan. Konsep benar mengenai diagram P-V yang ditampilkan, entropi akhir gas

24
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

lebih kecil daripada entropi awal karena sudah termal tercapai saat dua benda padat diletakkan
melakukan kerja dalam satu siklus, d). Pada saling bersentuhan dalam satu kotak terisolasi
diagram P-V yang ditampilkan, entropi akhir gas maka energi internal sistem gabungan dua benda
lebih besar daripada entropi awal karena padat bertambah, b). Proses akhir ketika
mengalami peningkatan. Konsep benar mengenai kesetimbangan saat dua benda padat diletakkan
pernyataan c) dan d) yaitu pada proses siklus saling bersentuhan dalam satu kotak terisolasi,
diagram P-V entropi akhir sama dengan entropi maka energi internal benda padat yang suhu
awal, e). Pada diagram P-V yang ditampilkan, awalnya lebih tinggi bertambah. Konsep benar
tidak ada perpindahan kalor neto untuk proses mengenai pernyataan a) dan b) yaitu proses akhir
siklus. Konsep benar mengenai pernyataan ini ketika kesetimbangan termal tercapai saat dua
yaitu pada diagram P-V yang ditampilkan benda padat diletakkan saling bersentuhan dalam
perpindahan kalor neto keluar dari gas, f). Pada satu kotak terisolasi maka energi internal sistem
diagram P-V yang ditampilkan, Q1=Q2 karena gabungan dua benda padat akan tetap, dan c).
jumlah kerja yang dilakukan kedua proses sama Pada proses ireversibel, entropi tidak berubah.
yang dimulai pada titik awal dan akhir yang sama. Konsep benar mengenai pernyataan ini yaitu pada
Konsep benar mengenai pernyataan ini yaitu kerja proses ireversibel, entropi harus lebih besar dari
yang dilakukan oleh sistem pada diagram P-V nol.
tidak hanya ditentukan oleh keadaan awal dan Mahasiswa yang telah mendapatkan
akhir tetapi juga ditentukan oleh keadaan proses pengalaman kognitif mengenai konsep
dan lintasannya, g). Pada diagram P-V yang termodinamika sebelumnya kemudian diuji dengan
ditampilkan, jika ada proses adiabatik maka tidak instrumen pilihan ganda beralasan terbuka
ada perpindahan kalor. Konsep benar mengenai menunjukkan masih banyak mahasiswa yang
pernyataan ini yaitu ada perpindahan kalor neto ke mengalami miskonsepsi. Tingginya miskonsepsi
gas karena perpindahan kalor pada diagram P-V tersebut diduga berasal dari tidak sampainya
ditentukan oleh keadaan sistem dan prosesnya, pemahaman yang diterima selama mahasiswa
dan h). Nilai kerja yang dilakukan oleh sistem mengikuti proses pembelajaran. Abraham (1992)
hanya ditentukan oleh keadaan sistem. Konsep menjelaskan bahwa mahasiswa dalam memahami
benar mengenai pernyataan ini yaitu nilai kerja konsep dapat dipengaruhi oleh pengalaman
yang dilakukan oleh sistem ditentukan oleh mental dan kognitif dari masing-masing
keadaan sistem dan prosesnya. mahasiswa baik dari proses pembelajaran formal
maupun informal.
d. Konsep Proses Reversibel Miskonsepsi atau kesalahan pemahaman
Pada konsep proses reversibel, miskonsepsi dapat terjadi karena salah dalam menghubungkan
yang terjadi mencapai 1,6%. Alasan jawaban suatu konsep dengan konsep-konsep yang lain,
mahasiswa yang dikategorikan sebagai antara konsep baru dan konsep yang sudah ada
miskonsepsi pada konsep proses reversibel, dalam pikiran mahasiswa sehingga terbentuk
antara lain: a). Pada proses ekspansi adiabatik konsep yang salah. Adrianus, dkk., (2015)
reversibel, entropi gas bertambah karena gas mengemukakan bahwa miskonsepsi juga dapat
mengembang. Konsep benar mengenai disebabkan oleh reasoning atau penalaran yang
pernyataan ini yaitu pada proses ekspansi tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak
adiabatik reversibel, tidak ada perpindahan kalor lengkap dapat disebabkan karena informasi yang
neto sehingga entropi gas tetap konstan (Q=0, diperoleh atau data yang didapatkan tidak lengkap.
ΔS=dQ/T), b). Pada proses kompresi isotermal Akibatnya, mahasiswa menarik kesimpulan secara
reversibel, entropi gas bertambah karena volume salah dan menyebabkan miskonsepsi.
bertambah. Konsep benar mengenai pernyataan Temuan penelitian pemahaman konsep
ini yaitu entropi gas berkurang untuk kompresi termodinamika sejalan dengan penelitian pada
isotermal reversibel, dan c). Pada diagram P-V topik fisika lainnya. Adrianus, dkk., (2015)
reversibel, jika terdapat proses adiabatik maka melakukan penelitian tentang pemahaman konsep
tidak ada perpindahan kalor neto. Konsep benar termodinamika mahasiswa FMIPA Universitas
mengenai pernyataan ini yaitu tidak semua pada Negeri Gorontalo. Hasil penelitiannya
diagram P-V reversibel, jika terdapat proses menyimpulkan bahwa pemahaman konsep
adiabatik maka tidak ada perpindahan kalor neto mahasiswa pada materi termodinamika dinilai
karena pada diagram P-V reversibel juga masih rendah dengan diperolehnya rata-rata skor
ditentukan oleh keadaan sistem dan lintasannya. pemahaman mahasiswa sebesar 6,16%, terdapat
miskonsepsi sebesar 4,32% dan tidak paham
e. Konsep Proses Ireversibel konsep sebesar 89,52%. Pratiwi (2016) melakukan
Pada konsep proses ireversibel, miskonsepsi penelitian mengidentifikasi karakteristik konsep
yang terjadi mencapai 3%. Alasan jawaban termodinamika mahasiswa prodi pendidikan fisika
mahasiswa yang dikategorikan sebagai Universitas Kanjuruhan Malang. Hasil
miskonsepsi pada konsep proses ireversibel, penelitiannya menyimpulkan bahwa mahasiswa
antara lain: a). Proses akhir ketika kesetimbangan yang memahami konsep dengan benar masih
25
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

tergolong rendah dengan diperolehnya rata-rata


skor sebesar 29,68%, sedangkan 70,32% UCAPAN TERIMAKASIH
mengalami miskonsepsi. Studi pendahuluan
terhadap subjek penelitian, mahasiswa prodi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pendidikan fisika Unikama, diketahui sebesar Dr. Ketang Wiyono, S.Pd., M.Pd dan Syuhendri,
66,67% tidak memahami konsep gas ideal Ph.D sebagai pembimbing atas segala bimbingan
(Pratiwi, 2016). yang telah diberikan dalam penulisan artikel ini.
Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
dilihat bahwa miskonsepsi dapat terjadi pada Prof. Dr. Ir. Anis Saggaff, MSCE., selaku Rektor
semua orang. Hasil ini tentu saja secara umum Universitas Sriwijaya, Prof. Sofendi, M.A., Ph.D.,
akan mempengaruhi mutu pendidikan jika selaku Dekan FKIP Unsri, Dr. Ismet, S.Pd., M.Si.,
miskonsepsi yang terjadi pada mahasiswa calon selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA, Dr.
guru tidak segera diatasi, karena bisa saja akan Ketang Wiyono, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua
terjadi rambatan miskonsepsi. Hasil penelitian ini Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
diharapkan memberikan informasi mengenai memberikan kemudahan dalam pengurusan
pemahaman konsep mahasiswa sehingga guru administrasi selama penulisan artikel ini.
atau dosen dapat mengidentifikasi tentang
pemahaman konsep mahasiswa serta melakukan DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep mahasiswa. Abraham, M. R., Grzybowski, E. B., Renner, J. W.,
& Marek, E. A. (1992). Understandings and
PENUTUP Misunderstanding of Eighth Graders of Five
Chemistry Concepts Found in Textbooks.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan Journal of Research in Science Teaching.
pembahasan mengenai pemahaman konsep 29(2): 105-120.
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Anderson, E. E., Taraban, R., & Sharma, M. P.
Universitas Sriwijaya pada materi termodinamika,
(2005). Implementing and Assessing
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
Computer-based Active Learning Materials
mahasiswa pada materi termodinamika dinilai
in Introductory Thermodynamics. Int. J.
masih rendah, hal ini dibuktikan dengan
Engng Ed. 21(6): 1168-1176.
diperolehnya skor rata-rata persentase
pemahaman konsep mahasiswa sebesar 27,66%. Adrianus, Arbie, A., & Nuayi, A. W. (2015). Analisis
Analisis lanjutan didapat bahwa tingkat Konsepsi Mahasiswa Program Studi
pemahaman konsep mahasiswa terdiri dari paham Pendidikan Fisika pada Materi
konsep sebesar 7,82%, paham konsep sebagian Termodinamika. KIM Fakultas Matematika
27,72%, paham konsep sebagian disertai dan IPA. 3(3).
miskonsepsi sebesar 26,1%, miskonsepsi utuh
sebesar 4,62% dan tidak paham konsep sebesar Brown, B. R. (2015). Developing and Assessing
33,74%; terdapat miskonsepsi yang dialami Research-Based Tools for Teaching
Quantum Mechanics and Thermodynamics.
mahasiswa pada konsep hukum I termodinamika
Disertasi. United State: University of
sebesar 6%, konsep hukum II termodinamika
Pittsburgh.
sebesar 9,5%, konsep diagram P-V sebesar 3%,
konsep proses reversibel sebesar 1,6% dan Brown, B. R., & Singh, C. (2015). Physport:
konsep proses ireversibel sebesar 3%; serta Assessment Survey of Thermodynamic
terdapat bentuk-bentuk miskonsepsi pada seluruh Processes and First and Second Laws
konsep termodinamika yang diujikan, diantaranya: (STPFaSL). https://www.physport.org/-
pada diagram P-V, tidak ada perpindahan kalor assessments/assessment.cfm?I=158&A=ST
neto untuk proses siklus; pada diagram P-V, PFaSL. Diakses pada 11 Desember 2016.
Q1=Q2 karena jumlah kerja yang dilakukan kedua
proses sama yang dimulai pada titik awal dan akhir Calik, M., & Ayas, A. (2005). A Cross-Age Study
yang sama; nilai kerja yang dilakukan oleh sistem on The Understanding of Chemical
hanya ditentukan oleh keadaan sistem; dan proses Solutinons and Their Components.
akhir ketika kesetimbangan saat dua benda padat International Education Journal. 6(1): 30-41.
diletakkan saling bersentuhan dalam satu kotak Hassan, O., & Mat, R. (2005). A Comparative
terisolasi, maka energi internal sistem gabungan Study of Two Different Approaches in
dua benda padat bertambah. Teaching Thermodynamics. Faculty of
Disarankan penelitian lanjutan untuk Chemical and Natural Resources
mengungkap latar belakang terjadinya Engineering, UTM-JB. Disajikan dalam
miskonsepsi, dan mencoba berbagai strategi Proceedings of the 2005 Regional
pembelajaran guna meremediasi miskonsepsi Conference on Engineering Education, 12-
pada siswa/mahasiswa. 13 Desember 2005, Johor, Malaysia.
26
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP), Vol. 1, No.1, Juni 2017, 17-27

Himah, E. F., Bektiarso, S., & Prihandono, T. Syuhendri, S. (2010). Pembelajaran Perubahan
(2015). Penerapan Model Problem Based Konseptual: Pilihan Penulisan Skripsi
Learning (PBL) disertai Metode Pictorial Mahasiswa. Forum MIPA. 3(2): 133-140.
Riddle dalam Pembelajaran Fisika Di SMA.
Syuhendri, S. (2014). Konsepsi Alternatif
Jurnal Pembelajaran Fisika. 4(3): 261-267.
Mahasiswa pada Ranah Mekanika: Analisis
Iriyanti, N. P., Mulyani, S., & Ariani, S. R. D. untuk Konsep Impetus dan Kecepatan
(2012). Identifikasi Miskonsepsi pada Materi Benda Jatuh. Jurnal Inovasi dan
Pokok Wujud Zat Siswa Kelas VII SMP Pembelajaran Fisika. 1(1): 56-67.
Negeri 1 Bawang Tahun Ajaran 2009/2010.
Syuhendri, S. (2017). A Learning Process Based
Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1): 8-13.
on Conceptual Change Approach to Foster
Junglas, P. (2006). Simulation Programs for Conceptual Change in Newtonian
Teaching Thermodynamics. Global J. Of Mechanics. Journal of Baltic Science
Engng. Educ. 10(2): 175-180. Education. 16(2): 228-240.
Kamelta, E. (2013). Pemanfaatan Internet oleh Ulya, S., Hindarto, N., & Nurbaiti, U. (2013).
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Keefektifan Model Pembelajaran Guided
Teknik Universitas Negeri Padang. Cived. Inquiry Berbasis Think Pair Share (TPS)
1(2): 142-146. dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Fisika Kelas XI SMA.Unnes Physic
Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia.
Education Journal. 2(3): 17-23.
(2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan
Kurikulum Mata Pelajaran IPA Pusat
Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional 2007. http://www.academia.edu/-
5782888/naskah_akademik_kajian_kebijaka
n_kurikulum_mata_pelajaran_ipa_pusat_kur
ikulum_badan_penelitian_dan_pengembang
an_departemen_pendidikan_nasional_2007.
Diakses pada Juni 2017.
Kulkarni & Tambade. (2013). Assessing The
Conceptual Understanding about Heat and
Thermodynamics at Undergraduate Level.
European J of Physics Education. 4(2): 9-
16.
McKagan, S. (2011). Physport. https://www.phy-
sport.org/webdocs/About.cfm. Diakses pada
11 Desember 2016.
Mulop, N., Yusof, K. M., & Tasir, Z. (2012). A
Review on Enhancing The Teaching and
Learning of Thermodynamics. Procedia
Social and Behavioral Sciences 56, 2012.
(56): 703-712.
Pratiwi, H. Y. (2016). Pengembangan Instrumen
Tes Pilihan Ganda untuk Mengidentifikasi
Karakteristik Konsep Termodinamika
Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika
Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal
Inspirasi Pendidikan. 6(2): 842-850.
Rahayu, A. (2014). Pengembangan SSP Berbasis
Model Learning Cycle untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses dan Pemahaman
Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan Sains.
2(2): 4-19.
Sugiarti, P. (2005). Penerapan Teori Multiple
Intelligence dalam Pembelajaran Fisika.
Jurnal Pendidikan Penabur. 5(5): 29-42.

27

Anda mungkin juga menyukai