Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA RANAH KOGNITIF

Erlida Amnie1, Abdurrahman 2, Chandra Ertikanto2


1
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, early_da@yahoo.com
2
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

Abstract: The Effect of Science Process Skills On Students Conceptual Understanding In


Cognitive Domains. The students conceptual understanding of physic still difficult to reach. Most
RI WKH VWXGHQWV GLGQ¶W OLNH SK\VLF EHFDXVH WRR GLIILFXOW WR XQGHUVWDQG physic concept if the student
GLGQ¶W SD\ WKHLU DWWHQWLRQ LQ VFLHQFH OHDUQLQJ YHU\ JRRG This research aims to determine whether
there was any effect of the application of science process skills to students conceptual
understanding and improve of student conceptual understanding ini SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung. Data from the research is gotten by sample class that is given some actions in
the learning process with science process skills method. Based on analysis of the data, there was a
positive and significant effect between science process skills on students conceptual understanding
in cognitive domain and there was a significant increase in the science learning outcome after
experiencing cognitive approach to learning science process skills method .

Abstrak: Pengaruh Keterampilan Proses Sains Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada
Ranah Kognitif. Penguasaan konsep fisika siswa masih sulit untuk dicapai. Sebagian siswa
bahkan tidak menyukai fisika karena sulit memahami konsep fisika kalau tidak memperhatikan
pembelajaran dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penerapan keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep siswa dan untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan penguasaan konsep pada siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
Data diperoleh dari hasil penelitian pada kelas sampel yang diberikan perlakuan pada proses
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil analisis data,
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keterampilan proses sains terhadap penguasaan
konsep siswa pada ranah kognitif dan terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar
sains ranah kognitif setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses
sains.

Kata kunci: keterampilan proses sains, kognitif, penguasaan konsep, peningkatan.

123
PENDAHULUAN perbuatan secara efisien dan efektif
Mata pelajaran Fisika di SMA untuk mencapai suatu hasil tertentu,
merupakan pengkajian lebih termasuk kreativitas. Proses dide-
mendalam dari pembelajaran Fisika finisikan sebagai perangkat keteram-
di SMP. Oleh karena itu, dibutuhkan pilan kompleks dalam melakukan pe-
keaktifan siswa dalam mempelajari nelitian ilmiah. Proses merupakan
dan menguasai konsep pembelajaran konsep besar yang dapat diuraikan
fisika. Penguasaan konsep dalam bel- menjadi komponen-komponen yang
ajar mengajar menjadi penentu dalam harus dikuasai seseorang bila akan
keberhasilan pembelajaran fisika. Pe- melakukan penelitian (Devi, dkk,
nguasaan konsep pembelajaran fisika 2011).
jauh dari harapan. Sebagian siswa Sains (science) diambil dari kata
bahkan tidak menyukai fisika karena latin scientia yang arti harfiahnya
terdapat banyak konsep dan sulit adalah pengetahuan. Sund dan
memahaminya kalau tidak mem- Trowbribge dalam Wikipedia (2014)
perhatikan pembelajaran dengan menyatakan bahwa sains merupakan
baik. kumpulan pengetahuan dan proses.
Sementara Sagala (2006) menya- Sementara, Kuslan Stone menyebut-
takan bahwa konsep merupakan buah kan bahwa sains adalah kumpulan
pemikiran seseorang atau sekelom- pengetahuan dan cara-cara untuk
pok orang yang dinyatakan dalam mendapatkan dan mempergunakan
definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan itu. Sains merupakan
pengetahuan melalui prinsip, hukum, produk dan proses yang tidak dapat
dan teori. Konsep diperoleh dari fak- dipisahkan. Sains sebagai proses me-
ta, peristiwa, dan pengalaman mela- rupakan langkah-langkah yang di-
lui generalisasi dan berfikir abstrak. tempuh para ilmuwan untuk me-
Kegunaan konsep adalah untuk lakukan penyelidikan dalam rangka
menjelaskan dan meramalkan. mencari penjelasan tentang gejala-
Penguasaan konsep merupakan gejala alam. Langkah tersebut adalah
kemampuan menyerap arti dari merumuskan masalah, merumuskan
materi suatu bahan yang dipelajari. hipotesis, merancang eksperimen,
Penguasaan bukan hanya sekedar mengumpulkan data, menganalisis
mengingat mengenai apa yang dan akhimya mensimpulkan. Karak-
pernah dipelajari tetapi menguasai le- teristik yang mendasar dari sains
bih dari itu, yakni melibatkan ber- ialah kuantifikasi, artinya gejala alam
bagai proses kegiatan mental sehing- dapat berbentuk kuantitas.
ga bersifat lebih dinamis (Arikunto, Keterampilan proses sains (KPS)
2007). merupakan pendekatan pembelajaran
Permasalahan ini membutuhkan yang dirancang agar siswa mampu
solusi yang tepat dengan menyusun menemukan fakta-fakta, membangun
strategi pembelajaran tertentu me- konsep, dan teori dalam pembelajar-
lalui model pendekatan pembelajaran an yang diterima. Siswa diarahkan
tertentu. Pendekatan yang dimaksud untuk melibatkan diri dalam kegiatan
adalah pendekatan yang mampu ilmiah pada proses pembelajaran.
membangun sikap terampil siswa Keterampilan proses sains merupa-
dalam proses pembelajaran. kan salah satu keterampilan yang di-
Keterampilan berarti kemampuan gunakan untuk memahami fenomena
menggunakan pikiran, nalar, dan apa saja. Keterampilan ini diperlukan

124
untuk memperoleh, mengembangkan Setiap keterampilan memiliki
dan menerapkan konsep-konsep, beberapa indikator sebagai petunjuk
prinsip hukum, dan teori- teori sains. berjalannya keterampilan selama
Keterampilan proses sains dibedakan proses pembelajaran.
dalam dua bagian besar. Pertama, ke- Pelaksanaan kurikulum 2013
terampilan dasar proses sains, di- dilakukan serentak di seluruh sekolah
mulai dari observasi sampai dengan pada semester ganjil tahun ajaran
meramal. Kedua, keterampilan 2014/2015 ini bertujuan menjadikan
terpadu proses sains, dari identifikasi siswa aktif dalam setiap proses pem-
variabel sampai dengan yang paling belajaran. Masing-masing guru mem-
kompleks, yaitu eksperimen. peroleh kebebasan untuk memilih
Menurut Nuh (2010), beberapa model pembelajaran yang sesuai
hal yang mempengaruhi keteram- dengan kebutuhan setelah memper-
pilan proses sains menjadi keharusan timbangkan keadaan siswa dan
untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang sarana prasarana sekolah.
berpengaruh terhadap keterampilan Berdasarkan pengamatan yang
proses sains diantaranya, perbedaan dilakukan, pelaksanaan kurikulum
kemampuan siswa secara genetik, 2013 di SMA Muhammadiyah 2
kualitas guru, dan perbedaan strategi Bandar Lampung masih dalam
guru dalam mengajar. proses adaptasi peralihan kurikulum.
Keterampilan proses sains Oleh karena itu, membutuhkan ke-
menjadi satu kesatuan pembelajaran jelasan bagaimana pelaksanaan pem-
jika diterapkan dengan siswa diajak belajaran yang sesuai dengan
untuk memikirkan mencari jawaban kurikulum. Berdasarkan pertimbang-
terhadap permasalahan yang sedang an tersebut, penelitian tentang peng-
dipelajari. Penelitian ini diharapkan aruh pendekatan keterampilan proses
dapat menjadikan penguasaan kon- sains terhadap penguasaan konsep
sep pembelajaran fisika siswa se- ranah kognitif dilakukan pada siswa
makin membaik. kelas XI Matematika dan Ilmu
Keterampilan proses sains secara Pengetahuan Alam (MIPA) semester
individu menurut Bambang (2005), ganjil SMA Muhammadiyah 2
yaitu: (1) keterampilan pengenalan Bandar Lampung.
masalah; (2) keterampilan peren- Keterampilan proses sains
canaan; (3) keterampilan mencatat merupakan salah satu bentuk
dan memproses informasi; (4) ke- keterampilan proses yang
terampilan menginterpretasi; dan (5) diaplikasikan pada proses pembe-
keterampilan komunikasi. lajaran. Pembentukan keterampilan
Sementara menurut Indrawati dalam memperoleh pengetahuan
(1999), ada delapan keterampilan menjadi suatu penekanan tersendiri
yang menjadi dasar pendekatan kete- dalam pembelajaran sains. Kete-
rampilan proses sains, yaitu (1) rampilan proses sains sebagai pen-
melakukan pengamatan atau obser- dekatan dalam pembelajaran sangat
vasi; (2) menafsirkan pengamatan penting karena menumbuhkan pe-
atau interpretasi; (3) mengelompok- ngalaman selain proses belajar.
kan (klasifikasi); (4) berkomunikasi; Rustaman (2003) mendefinisikan
(5) berhipotesis; (6) merencanakan keterampilan proses sains sebagai ke-
percobaan/ penyelidikan; dan (7) terampilan yang diperlukan untuk
menerapkan subkonsep atau prinsip. memperoleh, mengembangkan dan

125
menerapkan konsep-konsep, prinsip- diterapkan di kelas untuk
prinsip, hukum-hukum, dan teori meningkatkan penguasaan konsep
sains, baik berupa keterampilan men- siswa; (2) dapat menjadi salah satu
tal, keterampilan fisik (manual) mau- upaya untuk meningkatkan keteram-
pun keterampilan sosial. Keteram- pilan proses sains siswa; (3) dapat
pilan proses sains melibatkan ke- menjadi acuan untuk mengembang-
terampilan-keterampilan kognitif kan pembelajaran yang lebih baik
atau intelektual, manual dan sosial. lagi untuk meningkat kualitas pem-
Keterampilan kognitif atau inte- belajaran yang diterima siswa; (4)
lektual terlibat karena dengan me- dapat meningkatkan penguasaan
lakukan keterampilan proses sains, konsep siswa pada pembelajaran
siswa menggunakan daya pikirannya. fisika; dan (5) dapat menjadi pe-
Keterampilan manual jelas terlibat ngalaman bagi peneliti dalam mem-
dalam keterampilan proses karena persiapkan diri sebagai calon
mungkin melibatkan penggunaan alat pendidik.
dan bahan, pengukuran, serta penyu-
sunan atau perakitan alat. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk Metode penelitian yang digunakan
mengetahui adanya pengaruh yaitu one-group pretest-postest
keterampilan proses sains terhadap design. Pada desain ini, hasil
penguasaan konsep siswa XI MIPA perlakuan dapat lebih akurat karena
SMA Muhammadiyah 2 Bandar dapat membandingkan dengan ke-
Lampung; (2) untuk mengetahui pe- adaan sebelum diberi keterampilan.
ningkatan penguasaan konsep yang Kelas yang menjadi populasi dan
signifikan pada siswa kelas XI MIPA sampel diberikan tes awal untuk me-
SMA Muhammadiyah 2 Bandar lihat pemahaman belajar awal siswa
Lampung setelah mengalami pem- pada awal pertemuan subbahasan,
belajaran dengan pendekatan ke- kemudian diberikan perlakuan. Per-
terampilan proses sains. lakuan tersebut melalui pembelajaran
Penelitian ini penting karena dengan pendekatan keterampilan
dapat memberikan beberapa manfaat, proses sains. Desain penelitian yang
diantaranya: (1) dapat menjadi meto- digunakan dapat dilihat pada Gambar
de pembelajaran alternatif yang dapat 1 berikut.

O1 X O2

Gambar 1. One-group pretest-postest design (Sugiyono, 2010)


Penelitian dilakukan secara langsung populasi tidak berdasarkan individu-
dalam aktivitas pembelajaran siswa individu, tetapi kelompok individu
kelas XI MIPA SMA tertentu atau cluster. Penelitian ini
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. mengambil satu kelas sebagai
Teknik pengambilan sampel pada sampel.Sampel yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan teknik penelitian adalah kelas XI MIPA1
cluster random sampling. Cluster yang berjumlah 29 siswa (6 siswa
random sampling digunakan jika laki-laki dan 23 siswa perempuan).

126
Penelitian ini memiliki satu variabel adalah penguasaan konsep siswa
bebas dan satu variabel terikat. dalam ranah kognitif. Hubungan
Variabel bebas dalam penelitian ini antara variabel bebas dan terikat
adalah keterampilan proses sains. dapat dilihat dalam paradigma
Variabel terikat pada penelitian ini pemikiran pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

Langkah-langkah yang dilakukan pelajaran yang terdiri atas 45 menit.


dalam penelitian ini adalah (1) Hasil penelitian ini berupa data kuan-
observasi awal, dengan melihat titatif yang terdiri atas data kete-
tempat diadakan penelitian seperti rampilan proses sains dan data
pembagian siswa dalam kelas, ke- kognitif penguasaan konsep yang di-
tersediaan alat praktikum, dan proses olah dengan menggunakan program
pembelajaran yang terjadi; (2) me- SPSS 16.0.
nentukan kelas sampel untuk pe-
nelitian; (3) merencanakan peneliti- HASIL PENELITIAN
an; (4) membuat Rencana Pelaksana- Hasil utama dari penelitian ini
an Pembelajaran (RPP); (5) meny- berupa data kuantitatif, yaitu data
usun Lembar Kerja Siswa/LKS; (6) hasil belajar kognitif (instrumen soal
menyiapkan instrumen penelitian keterampilan proses sains dan soal
seperti membuat kisi-kisi soal peng- penguasaan konsep) sebelum dan
uasaan konsep fisika; (7) melakukan setelah pembelajaran serta data
validasi instrumen; (8) melakukan uji keterampilan proses sains siswa se-
coba instrumen dalam bentuk pretest; lama proses pembelajaran. Data yang
(9) menghitung reliabilitas soal tes; disajikan berupa data hasil
(10) melakukan perbaikan instrumen; pengolahan dengan progam Micro-
(11) melaksanakan proses belajar soft Office Excel 2007 dan diolah
mengajar; (12) melakukan observasi menggunakan SPSS 16.0.
keterampilan proses sains siswa Data keterampilan proses sains
selama proses pembelajaran berlang- siswa diperoleh dari data observasi
sung; (13) mengadakan posttest; (14) oleh observer pada lembar observasi
melakukan pengumpulan data; (15) yang terdiri dari delapan komponen.
menganalisis data; dan (16) membuat Penilaian dalam tiap komponen
kesimpulan. terdiri atas beberapa indikator. Tiap
Penelitian ini dilakukan pada komponen diberi nilai maksimum
materi gerak dengan subbahasan empat dan minimum satu. Skor total
gerak lurus, gerak parabola, dan maksimal yang diperoleh siswa
gerak melingkar mulai dilaksanakan dalam observasi penilaian kete-
pada tanggal 18 September 2014 di rampilan proses sains selama pem-
SMA Muhammadiyah 2 Bandar belajaran adalah 32. Data skor ke-
Lampung. Proses pembelajaran ber- terampilan proses sains siswa ini di-
langsung selama empat kali tatap gunakan untuk mengetahui keaktifan
muka dengan alokasi waktu tiga jam siswa dalam memunculkan ke-

127
terampilan masing-masing selama dipaparkan sebelumnya dalam pem-
pembelajaran berlangsung. belajaran.
Data kognitif siswa diperoleh Pada pertemuan terakhir pem-
dengan cara memberikan tes berupa belajaran, siswa diberikan posttest
soal keterampilan proses sains pada soal penguasaan konsep (PK2)
awal pertemuan sebelum pembelajar- dengan jumlah butir soal sama
an dan pada akhir pertemuan setelah dengan jumlah butir soal keteram-
pembelajaran yang terdiri dari 24 pilan proses sains yang diberikan.
soal yang mencangkup delapan kom- Bentuk soal posttest penguasaan kon-
ponen keterampilan proses sains. sep dibuat sama dengan pretest
Soal keterampilan proses sains di- untuk memudahkan identifikasi
gunakan untuk mempertajam kete- penguasaan konsep siswa.
rampilan yang dimiliki siswa dalam Adapun klasifikasi kategori yang
bentuk soal pilihan jamak dengan diperoleh dari instrumen
alasan. Soal keterampilan ini juga keterampilan proses sains siswa
diarahkan untuk memperkuat pe- (KPS) dan soal posttest penguasaan
mahaman konsep materi yang telah konsep (PK2) dapat dilihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Klasifikasi KPS siswa


Kategori KPS Jumlah %

Baik 15 Siswa 51.72 %


Cukup Baik 14 Siswa 48.28 %
Kurang - 0%

Kategori : Baik : Nilai keterampilan VLVZD •


Cukup Baik ” QLODL NHWHUDPSLODQ
Kurang : nilai keterampilan < 59.4
(Arikunto:2007)

Tabel 2. Klasifikasi soal PK2 siswa


Kategori PK2 Jumlah %

Baik 29 Siswa 100 %


Cukup Baik - 0%
Kurang - 0%

Sebelum penelitian dilaksanakan, koresponden) = 29 dan D = 0,05


instrumen yang digunakan diuji terle- maka rtabel adalah 0,367; (b) uji
bih dahulu untuk mengetahui reliabilitas soal dilakukan dengan
validitas dan reliabilitasnya. Hasil mengambil dari 29 koresponden
dari uji validitas dan reliabilitas yang dengan jumlah soal sebanyak 24
diperoleh pada analisis data tersebut butir. Uji reliabilitas soal dilakukan
adalah (a) uji validitas soal dengan menggunakan program SPSS
menggunakan program SPSS 16.0. 16.0. Hasil uji reliabilitas ditam-
Semua butir soal memiliki Pearson pilkan pada Tabel 3.
Correlation > 0,361 sehingga semua
butir soal valid, dengan N (jumlah

128
Tabel 3. Hasil uji reliabilitas KPS dan PK2
&URQEDFK¶V &URQEDFK¶V
alpha KPS alpha PK2 N of Items

0,726 0,862 24

Berdasarkan Tabel 3, dapat terhadap uji yang akan ditentukan


dilihat bahwa nilai cURQEDFK¶V alpha selanjutnya, yakni apakah meng-
dari instrumen keterampilan proses gunakan uji parametrik atau
sains (KPS) dan soal posttest menggunakan uji non parametrik.
penguasaan konsep (PK2) Berdasarkan uji normalitas dengan
menunjukkan bahwa item-item butir menggunakan program SPSS 16.0
soal bersifat reliabel dan dapat dengan metode one sample
digunakan sebab nilai cURQEDFK¶V Kolmogorov ± Smirnov test (one
alpha > 0,61. sample K-S) diperoleh nilai
Uji normalitas dilakukan sebagai probabilitas atau asymp.sig. (2-
prasyarat sebelum melakukan uji tailed) untuk data skor keterampilan
korelasi dan uji regresi. Uji ini proses sains siswa (KPS), skor
digunakan untuk melihat apakah data pretest penguasaan konsep (PK1)
yang diperoleh berdistribusi normal dan skor posttest penguasaan konsep
atau tidak. Uji ini berpengaruh (PK2) sebagai berikut pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji normalitas one sample K-S

Berdasarkan Tabel 4, diketahui Uji korelasi digunakan untuk


bahwa nilai asymp. sig. (2-tailed) mengetahui pengaruh suatu variabel
dari data skor keterampilan proses terhadap variabel lain atau melihat
sains siswa (KPS), skor penguasaan hubungan pengaruh suatu variabel
konsep pretest (PK1) dan skor dengan variabel lain. Uji korelasi
penguasaan konsep posttest (PK2) dilakukan dengan bantuan program
berdistribusi normal karena memiliki SPSS 16.0.Data berdistribusi normal
nilai signifikansi > 0,05. Uji dan linear, maka untuk menguji
selanjutnya yang dilakukan adalah pengaruh keterampilan proses sains
uji korelasi. siswa terhadap penguasaan konsep

129
pada ranah kognitif siswa dilakukan Bivariate). Hasil pengujian ditampil-
dengan uji korelasi parametrik kan pada Tabel 5.
Pearson (Pearson correlate
Tabel 5. Hasil uji korelasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .552a .305 .279 4.884

Berdasarkan Tabel 5, dapat pula kognitif dengan cara menguadratkan


dihitung koefisien determinasi untuk nilai r yang ditemukan. Hasil hitung
pengaruh keterampilan proses sains koefisien determinasi dapat dilihat
siswa terhadap hasil belajar ranah pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hasil hitung koefisien determinasi

Data r hitung Koefisien Determinasi

KPS ± Instrumen Penguasaan Konsep (PK2) 0,552** 30,5 %

Uji regresi digunakan untuk keterampilan proses sains siswa


memprediksi nilai dari variabel berdistribusi normal dan linear. Hasil
terikat apabila nilai variabel bebas uji regresi untuk pengaruh ke-
mengalami kenaikan atau penurunan terampilan proses sains siswa
dan untuk mengetahui arah hubungan terhadap hasil belajar kognitif dalam
antara variabel bebas dengan variabel soal posttest penguasaan konsep
terikat apakah positif atau negatif. (PK2) dengan menggunakan prog-
Uji regresi linier sederhana dapat ram SPSS 16.0 dapat dilihat pada
dilakukan setelah mengetahui data Tabel 7.

Tabel 7. Hasil uji regresi

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 282.836 1 282.836 11.856 .002a
Residual 644.130 27 23.857
Total 926.966 28
a. Predictors: (Constant), SkorPK

b. Dependent Variable: SkorKPS

Berdasarkan Tabel 7, diperoleh nilai koefisien regresi dapat dilihat pada


signifikansi regresi linier sebesar Tabel 8.
0,002. Adapun nilai konstanta dan

130
Tabel 8. Nilai koefisien persamaan regresi
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 32.214 16.797 1.918 .066
SkorPK .666 .193 .552 3.443 .002

Pada statistik pendidikan, salah telah memberikan tambahan


satu masalah yang penting adalah kemampuan kepada para siswa
apakah proses pembelajaran telah adalah dengan menggunakan peng-
memberikan peningkatan pengetahu- ujian beda-rata-rata dengan paired
an kepada siswa ataukah tidak. Hal sample t-test. Paired sample t-test di-
ini sangat penting karena terkait gunakan untuk melakukan pengujian
dengan keberhasilan kerja seorang hipotesis beda dua rata-rata nilai
guru. Jika setelah mengikuti proses yang saling berhubungan. Pada
belajar mengajar, siswa-siswa ter- penelitian ini, yang diperhatikan
sebut tidak menunjukkan tanda-tanda adalah nilai kognitif siswa sebelum
adanya peningkatan pemahaman, (PK1) dan sesudah pembelajaran
berarti ada yang salah dengan proses (PK2) dengan pendekatan keteram-
pembelajarannya. pilan proses sains. Hasil uji t-test
Uji yang dilakukan untuk mem- yang diperoleh dapat dilihat pada
buktikan apakah proses pembelajaran Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Hasil uji paired sample t-test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)
Pair 1 SkorPK1 -
-28.310 10.833 2.012 -32.431 -24.190 -14.073 28 .000
SkorPK2

Berdasarkan Tabel 9 di atas, siswa dengan pendekatan pem-


diketahui bahwa nilai sig. paired belajaran keterampilan proses sains.
sample t-test dari datahasil belajar Pada penelitian ini diajukan dua
kognitif siswa sebelum dan sesudah hipotesis yang kesemuanya diuji
pembelajaran sebesar 0,000 dengan dengan menggunakan uji korelasi
nilai t hitung sebesar 14,07. dan regresi linear. Berdasarkan data
Perolehan hasil uji paired sample t- yang diperoleh hasil uji korelasi dan
test ini memiliki nilai signifikansi regresi yang telah dijabarkan pada
kurang dari 0,05, maka dapat Tabel 5 serta perhitungan koefisien
disimpulkan bahwa terdapat pe- determinasi pada Tabel 6 maka di-
ningkatan yang signifikan pada hasil ambil keputusan hasil uji hipotesis
belajar ranah kognitif melalui hasil penelitian sebagai berikut.
tes instrumen penguasaan konsep Hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:

131
H0 : Tidak terdapat pengaruh sains rendah namun hasil tes
keterampilan proses sains terhadap instrumen penguasaan konsep pada
penguasaan konsep pada ranah ranah kognitifnya tinggi, begitu pula
kognitif siswa kelas XI MIPA SMA sebaliknya.
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Pada penelitian ini, hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh keterampilan kedua yang diajukan adalah:
proses sains terhadap penguasaan H0 : Tidak terdapat peningkatan yang
konsep pada ranah kognitif siswa signifikan pada ranah kognitif siswa
kelas XI MIPA SMA Muham- kelas XI MIPA SMA
madiyah 2 Bandar Lampung. Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
Kriteria uji yang digunakan setelah mengalami pembelajaran
adalah jika nilai sig.(2-tailed )> ß dengan pendekatan keterampilan
(0,05) maka terima H0 dan jika nilai proses sains.
sig.(2-tailed)<ß (0,05) maka ditolak H1 : Terdapat peningkatan yang
H0. Berdasarkan hasil analisis Tabel signifikan pada ranah kognitif siswa
6 diperoleh nilai r hitung untuk data kelas XI MIPA SMA Muham-
keterampilan proses sains siswa dan madiyah 2 Bandar Lampung setelah
instrumen penguasaan konsep pada mengalami pembelajaran dengan
ranah kognitif siswa adalah 0,552 pendekatan keterampilan proses
dengan rtabel 0, 367, diperoleh nilai r sains.
hitung tersebut lebih besar dari r Kriteria uji dalam penelitian ini
tabel. Pada tabel tersebut juga adalah jika nilai sig.(2-tailed)> ß
diperoleh pula nilai sig. (2-tailed) (0,05) maka terima H0 dan jika nilai
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari sig.(2-tailed)<ß (0,05) maka ditolak
0,05. H0. Berdasarkan tabel 9, diketahui
Jika diperhatikan perolehan nilai bahwa nilai signifikansi uji paired
konstanta dan koefisien pada Tabel sample t-test dari datahasil belajar
8, dapat terlihat bahwa koefisien kognitif siswa sebelum dan sesudah
regresi bernilai positif. Oleh karena r pembelajaran yaitu sig (2-tailed)
hitung yang diperoleh lebih besar 0,000 dengan t hitung sebesar 14,07.
dari r tabel dan nilai Sig. (2-tailed) Oleh karena nilai signifikansi yang
lebih kecil dari 0,05, serta koefisien diperoleh kurang dari 0,05 maka
regresi bernilai positif, maka H0 disimpulkan bahwa terdapat pe-
ditolak dan H1 diterima. Perolehan ningkatan yang signifikan pada hasil
nilai signifikansi ini menunjukkan belajar sains pada ranah kognitif sis-
bahwa terdapat pengaruh antara wa. Peningkatan hasil belajar ter-
variabel pendekatan keterampilan sebut akan menghantarkan pada
proses sains siswa terhadap hipotesis yang kedua, yaitu H0 di-
penguasaan konsep siswa pada ranah tolak dan H1 diterima.
kognitif. Berdasarkan penelitian yang
Adapun yang dimaksud dengan telah dilakukan, diperoleh besar per-
nilai sig (2-tailed) 0,002 adalah sentase keterampilan proses sains
terdapat 2 data yang errordari 1000 siswa yang dapat dilihat pada
data artinya terdapat duasiswa yang Gambar 3 berikut.
memiliki nilai keterampilan proses

132
Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa
60.00%
50.00% 51.72% 48.28%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00% 0%
0.00%
Baik Cukup Baik Kurang

Gambar 3. Grafik persentase keterampilan proses sains siswa

Berdasarkan Gambar 3, diketahui Berdasarkan hasil uji hipotesis


bahwa 51.72 % atau 15 siswa me- pertama, maka diperoleh simpulan
miliki nilai keterampilan proses sains bahwa terdapat pengaruh keterampil-
yang baik, sementara 48.28 % atau an proses sains siswa terhadap peng-
14 siswa memiliki nilai keterampilan kuasaan konsep siswa pada ranah
proses sains cukup baik, dan 0 % kognitif. Pengaruh keterampilan pro-
atau 0 siswa memiliki nilai kete- ses sains siswa ini hanya berpeng-
rampilan proses sains kategori aruh secara sedang karena ditemukan
kurang. beberapa siswa yang tidak fokus
Pada instrumen penguasaan dalam mengikuti pembelajaran dan
konsep, 29 siswa mendapat per- juga ada beberapa siswa yang hanya
olehan skor dalam kategori baik (> mengikuti temannya saja ketika
75,6). Hal itu menunjukkan bahwa melakukan tindakan keterampilan
seluruh siswa memperoleh pengu- proses sains. Hal ini juga dikarena-
asaan konsep yang baik pada ranah kan ada perbedaan kemampuan siswa
kognitif. Berdasarkan hasil perhi- dalam memahami pembelajaran se-
tungan diperoleh pula persentase ke- hingga hal tersebut berpengaruh ter-
naikan hasil keterampilan proses hadap keterampilan proses sains
sains siswa selama proses pem- siswa.
belajaran, yaitu sebesar 26.90 %. Pada proses pembelajaran
Tujuan utama dilakukan pene- pertama, ditemukan sebagian besar
litian ini yang terurai pada hipotesis siswa jarang memperhatikan tatkala
pertama adalah untuk mengetahui guru mitra memberikan pemahaman
ada tidaknya pengaruh variabel akan materi pembelajaran. Kondisi
pengaruh keterampilan proses sains ini menyebabkan kurangnya siswa
siswa terhadap penguasaan konsep memahami konsep yang perlu
siswa pada ranah kognitif. Semen- dicapai dalam pembelajaran.
tara, tujuan selanjutnya dari pe- Pembelajaran dengan mengguna-
nelitian ada pada hipotesis kedua, kan keterampilan proses sains di-
untuk mengetahui adanya peningkat- gunakan untuk menajamkan
an penguasaan konsep yang sig- penguasaan konsep siswa melalui
nifikan pada ranah kognitif siswa. kegiatan didasarkan pada kemam-
puan mengamati, merumuskan hipo-

133
tesis, merencanakan percobaan, me- kan keterampilan proses sains yang
lakukan percobaan, menginterpretasi dimiliki siswa, masing-masing siswa
data, memprediksi, menerapkan diberikan soal uji keterampilan
konsep, dan berkomunikasi. Selama proses sains yang memuat delapan
berjalannya pembelajaran dengan keterampilan dengan jumlah 24 butir
menggunakan keterampilan proses soal.
sains, siswa dituntut untuk aktif Perolehan hasil skor keterampil-
mengikuti jalannya kegiatan pem- an proses sains siswa semakin
belajaran. Kendala yang dikemuka- menguatkan bahwa rata-rata kete-
kan ini hanya ditemukan pada rampilan proses sains siswa adalah
sebagian siswa yang tidak menikmati baik. Keterampilan proses sains yang
proses pembelajaran di awal saja dimiliki siswa semakin baik, maka
karena siswa merasa asing dengan dapat dipastikan konsep yang di-
metode pembelajaran yang disajikan. miliki siswa mengenai materi pem-
Kendala ini juga ditambah dengan belajaran juga baik. Pengujian
kondisi pertama kalinya penggunaan penguasaan konsep yang dimiliki
kurikulum 2013 pada semester ganjil siswa dilakukan dengan diberikannya
ini lengkap dengan instrumen pe- kembali 24 butir soal penguasaan
nilaian yang berbeda dari kurikulum konsep akhir (posttest). Berdasarkan
sebelumnya, membuat siswa perlu hasil uji penguasaan konsep pretest
beradaptasi pada pertemuan pertama (PK1) dan posttest (PK2), diperoleh
pembelajaran. simpulan terdapat peningkatan pada
Proses adaptasi siswa dalam penguasaan konsep siswa melalui
mengikuti pembelajaran dengan pen- pembelajaran dengan pendekatan
dekatan keterampilan proses sains keterampilan proses sains.
yang diadaptasikan dalam kurikulum Simpulan tersebut didukung
2013 ini membutuhkan waktu kurang dengan adanya perhitungan koefisien
lebih 1 jam pelajaran. Para siswa determinasi (dengan mengkuadratkan
mulai fokus untuk mengikuti pem- nilai r), sehingga dapat diketahui
belajaran yang berbeda dari proses bahwa nilai kontribusi pengaruh
pembelajaran sebelumnya. Adanya keterampilan proses sains siswa
rasa ingin tahu menjadikan setiap terhadap penguasaan konsep siswa
siswa mulai mengikuti satu demi satu pada ranah kognitif hanya sebesar
keterampilan proses sains dalam 30,5 %. Hal ini juga didukung
pembelajaran. dengan data rata-rata presentase
Pada data observasi diperoleh kenaikan hasil belajar siswa pada
simpulan bahwa keterampilan proses ranah kognitif akibat pengaruh
sains secara rata-rata berada pada keterampilan proses sains sebesar
kategori baik. Di akhir pembelajaran 28,31%. Pada perolehan nilai
para siswa mengkomunikasikan koefisien regresi, dapat diketahui
dalam bentuk presentasi hasil kegi- prediksi nilai dari hasil belajar siswa
atan praktikum yang diperoleh melalui instrumen penguasaan
masing-masing kelompok. Pada sesi konsep pada ranah kognitif jika nilai
ini, diketahui bahwa masing-masing keterampilan proses sains mengalami
kelompok mulai mencapai tujuan kenaikan atau penurunan.
dari pembelajaran dengan pendekat- Persamaan ini dapat diasumsikan
an keterampilan proses sains, yaitu bahwa keterampilan proses sains
penguasaan konsep. Untuk menajam- siswa memberikan pengaruh yang

134
positif dan signifikan terhadap Aturan ini harus sesuai dengan
penguasaan konsep siswa pada ranah konsep dasar yang
kognitif. Hasil penelitian ini diperolehnya.Sehingga dapat dika-
didukung oleh pendapat Rustaman takan konsep belajar adalah belajar
(2003) yang menyatakan bahwa mengenal dan membedakan sifat-
keterampilan proses sains melibatkan sifat dari objek kemudian membuat
keterampilan- keterampilan kognitif pengelompokan terhadap objek
atau intelektual. Keterampilan kog- tersebut. Konsep merupakan dasar
nitif atau intelektual terlibat karena bagi proses mental yang lebih tinggi
siswa menggunakan pikirannya. untuk merumuskan prinsip dan
Berdasarkan hasil uji hipotesis generalisasi. Oleh karena itu, orang
kedua, diperoleh simpulan se- yang mengalami stimulus yang
lanjutnya bahwa terdapat peningkat- berbeda-beda akan membentuk
an yang signifikan terhadap hasil konsep sesuai dengan pengelompok-
belajar pada ranah kognitif siswa. an stimulus yang diterimanya. Hal ini
Melalui uji paired sample t-test di- dikarenakan konsep merupakan
peroleh bahwa ada perubahan hasil abstraksi berdasarkan pengalaman
belajar pada ranah kognitif sebelum dan karena tidak ada dua orang yang
dan sesudah pembelajaran. Hasil uji memiliki pengalaman yang sama
signifikansi yang diperoleh kurang persis, maka konsep yang dibentuk
dari 0.05, nilai uji t-test sig (2-tailed) seseorang akan berbeda.
sebesar 0.014. Sementara Abdurrahman (2003)
Perolehan simpulan ini didukung mengkemukakan bahwa konsep
oleh Arikunto (2007) yang menunjukkan adanya pemahaman
menyatakan bahwa penguasaan dasar. Setiap siswa dapat mengem-
konsep merupakan kemampuan bangkan konsep pada saat siswa
menyerap arti dari materi suatu mampu mengklasifikasikan atau me-
bahan yang dipelajari. Penguasaan lakukan pengelompokan sekumpulan
bukan hanya sekedar mengingat benda atau ketika mereka meng-
mengenai apa yang pernah dipelajari asosiasikan nama dengan kelompok
tetapi menguasai lebih dari itu, yakni benda tertentu.
melibatkan berbagai proses kegiatan Penguasaan konsep sangat
mental sehingga bersifat lebih dina- penting dimiliki oleh siswa yang
mis. Penguasaan konsep merupakan telah mengalami proses belajar.
tingkat kemampuan yang meng- Penguasaan konsep yang dimiliki
harapkan siswa mampu menguasai siswa dapat digunakan untuk
atau memahami arti atau konsep, menyelesaikan suatu permasalahan
situasi dan fakta yang diketahui, serta yang berkaitan dengan konsep yang
dapat menjelaskan dengan meng- dimiliki. Peningkatan hasil belajar
gunakan katakata sendiri sesuai pada penelitian ini masih berada
dengan pengetahuan yang dimiliki- pada taraf sedang dengan persentasi
nya dengan tidak mengubah artinya. kenaikan pembelajaran sebesar
Awaluddin (2008) menyatakan 28.31%. Kendala yang terjadi adalah
bahwa konsep merupakan prinsip adanya rasa malas dari siswa ketika
dasar yang sangat penting dalam mengerjakan soal yang terlalu
proses belajar. Untuk menyelesaikan banyak sehingga meski sudah
masalah, seorang siswa harus diberikan pengarahan selama
mengikuti aturan yang relevan. pembelajaran, siswa masih saja ada

135
yang belum mampu menyelesaikan dasar untuk meningkatkan penguasa-
instrumen soal uji dengan baik. an konsep siswa.
Meskipun demikian, permasalahan Simpulan ini didukung dengan
tersebut muncul pada beberapa siswa pernyataan Semiawan (1992) bahwa
dan dapat terselesaikan setelah terdapat empat alasan mengapa
diberikan pengarahan kembali. pendekatan keterampilan proses
Keterampilan Proses Sains (KPS) sains diterapkan dalam proses belajar
adalah kemampuan siswa untuk mengajar sehari-hari, yaitu (1) per-
menerapkan metode ilmiah dalam kembangan ilmu pengetahuan dan
memahami, mengkembangkan dan teknologi berlangsung semakin cepat
menemukan ilmu pengetahuan. KPS sehingga tidak mungkin lagi guru
sangat penting bagi setiap siswa mengajarkan semua konsep dan fakta
sebagai bekal untuk menggunakan pada siswa; (2) adanya kecenderung-
metode ilmiah dalam mengem- an bahwa siswa lebih memahami
bangkan sains serta diharapkan konsep-konsep yang rumit dan
memper-oleh pengetahuan baru atau abstrak jika disertai dengan contoh
mengembangkan pengetahuan yang yang konkret; (3) penemuan dan per-
telah dimiliki. kembangan ilmu pengetahuan dan
Keterampilan proses melibatkan teknologi tidak bersifat mutlak
keterampilan-keterampilan kognitif 100%, tapi bersifat relatif; dan (4)
atau intelektual, manual dan sosial. dalam proses belajar mengajar,
Keterampilan intelektual dan kognitif pengembangan konsep tidak terlepas
terlibat ketika melibatkan ke- dari pengembangan sikap dan nilai
terampilan proses menggunakan pe- dalam diri anak didik.
mikiran siswa. Keterampilan proses
sains mengarahkan setiap siswa SIMPULAN DAN SARAN
mampu berinteraksi dengan siswa
lainnya pada proses pembelajaran, Simpulan
seperti mendiskusikan hasil peng- Simpulan dari penelitian ini
amatan. Pada proses tersebut, siswa adalah (1) terdapat pengaruh
juga semakin memahami setiap ma- keterampilan proses sains siswa
teri yang dipelajari selama proses terhadap penguasaan konsep siswa
pembelajaran berlangsung. pada ranah kognitif dengan nilai
Keterampilan proses sains kontribusi sebesar 30,5%; (2)
merupakan aspek-aspek kegiatan terdapat peningkatan yang signifikan
intelektual yang biasa dilakukan oleh pada hasil belajar ranah kognitif
saintis dalam menyelesaikan masalah siswa kelas XI MIPA SMA
dan menentukan produk-produk Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
sains. KPS merupakan pendekatan dengan rata-rata perubahan skor
pembelajaran yang berorientasi sebesar 28.31% setelah mengalami
kepada proses IPA dan merupakan pembelajaran dengan pendekatan
penjabaran dari metode ilmiah. keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains men-
jadikan penguasaan konsep yang di- Saran
miliki siswa menjadi lebih baik ka- Saran dari penelitian ini adalah
rena siswa dilatih untuk menajamkan (1) bagi guru fisika khususnya guru
keterampilan intelektual sebagai fisika kelas XI MIPA SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung

136
agar dapat menjadikan keterampilan Nuh, Usep. 2010. Keterampilan
proses sains sebagai salah satu Proses Sains (Online).( http://
alternatif untuk meningkatkan hasil fisikasmaonline.blogspot.com/20
belajar siswa pada ranah kognitif, 10/03/keterampilan-proses-
dan tidak menutup kemungkinan sains.html, diakses 21 Maret
meningkatkan hasil belajar siswa dari 2011).
ranah afektif dan psikomotor siswa; Rustaman, Nuryani. 2003. Strategi
(2) pada saat proses pembelajaran Belajar Mengajar Biologi.
berlangsung, guru hendaknya mampu Penerbit JICA. Jakarta.
menciptakan interaksi pembelajaran Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan
yang baik sehingga siswa aktif Makna Pembelajaran. Alfabeta.
mengikuti jalannya pembelajaran. Bandung.
Denagan adanya interaksi yang baik Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan
mka akan lebih memotivasi dalam Keterampilan Proses, Bagai-
belajar dan lebih mudah menguasai mana Mengaktifkan Siswa
konsep dari materi yang disampai- dalam Belajar. PT. Grasindo.
kan. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Wikipedia. 2014. Ilmu Alam
Abdurrahman, Mulyono. 2003. (Online).(http://id.wikipedia.org/
Pendidikan Bagi Anak wiki/Ilmu_alam, diakses 3
Berkesulitan Belajar. Rineka September 2014).
Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penilaian
Program Pendidikan.Bumi
Aksara. Jakarta.
Awaluddin. 2008. Statistika
Pendidikan. Dirjen Dikti
Depdiknas. Jakarta.
Bambang. 2005. Daftar
Keterampilan Proses Dalam
Sains (secara individu). Rineka
Cipta. Jakarta.
Devi, K. P., Renny, S., & Yayan, R.
2011. Pendekatan Keterampilan
Proses Pada Pembelajaran IPA
(Online).(http://www.bpptkpu-
jabar.com/materi/0109_SMA_05
.pdf, diakses 21 Maret 2011).
Indrawati. 1999. Keterampilan
Proses Sains: Tinjauan Kritis
dari Teori ke Praktis. Dirjen
Pendidikan Dasar dan
Menengah. Bandung.

137

Anda mungkin juga menyukai