Anda di halaman 1dari 8

Wawancara Assunnah

Y: terkait dengan pengalaman pelungguh, sudah berapa lama jadi kepsek di sini?
K: sejak tahun 2018, sebenarnya sekolah ini hanya satu, tapi karena muridnya kebanyakan, ada 800
akhirnya di pisah antara perempuan dan laki-laki walaupun secara ke atas atau dinas belum, baru-
baru ini keluar ijin.

Y: alasan pemisahan, karena banyak atau bagaimana?


K: itu salah satu, susah kita ngontrol kalau banyak. lebih kepada kontrol terhadap siswa

Y: apa ada tujuan khusus dari pemisahan ini?

K: iya, ini untuk memulai dari kecil, dalam islam kita ajak memisahkan laki dan perempuan. Dari kecil
sudah di ajar syariat Islam.

Y: guru di pisah juga

K: iya di pisah, ada yang laki dan perempuan tapi di kelas 1 dan 2.

Y: kenapa sampai sebesar itu peminatnya

K: tidak tau, wallahualam. Mungkin karena fullday.

Y: menurut anda, apa yang anda tawarkan di lembaga ini sehingga banyak sekali yang datang
sekolah

K: di antaranya mungkin, karena tidak hanya dari sekitar sini tapi dari luar banyak datang. Dulu
awalnya di sini berbayar. Jadi di antaranya mungkin dari kelas-kelas awal itu ingin sekali anak itu di
samping di ajar ngaji, agama tapi yang paling penting adalah hafalan dan doa sehari-hari. Karena
ketika pulang anak sering baca dan orang-orang dengar. Mungkin ini yang menjadi daya tarik bagi
sebagian orang

Y: itu di ajarkan?

K: memang diajarkan, doa-doa kehidupan itu memang diajarkan semua di sini. Jadi kelas 1 dan 2
sudah hampir bisa.

Y: ini SD Islam, dan apa kurikulum di kembangkan sendiri?

K: iya kalau agama dikembangkan di sini, tapi dipadukan dengan kurikulum dinas, jadi ada
perpaduan.

Y: anda sudah 3 tahun, kenapa anda di tunjuk jadi kepsek di sini

K: pertama sebenarnya saya kurang cocok secara pribadi, saya sudah berusaha nolak, saya pemalu
untuk mengajak, tapi ini sudah perintah ya jalani saja.

Y: selama memimpin bagaimana ustadz?

K: ya kadang susah hilang perasaan malu menegur dan sebagainya.

Y: kalau pengambilan keputusan di sini, bagaimana ustadz?

K: kalau keputusan karena tertulis jadi lebih gampang, kalau ngomong secara umum enak, tapi
secara pribadi berbeda. Itu kaitannya dengan sifat atau karakter bawaan.

Y: yang paling punya otoritas tertinggi dalam pengambilan keputusan itu siapa?
K: ada keputusan yang sifatnya lokal untuk SD, kita rapat caranya. Kalau untuk semua juga rapat
juga. Tapi ada jenis hal yang harus diputuskan oleh pemimpin, seperti tartib. Tapi ada juga yang dari
atasan seperti kalender pendidikan, kapan libur, kapan masuk.

Y: ustadz, selama memimpin, apa saja tantangannya selain tadi rasa malu dll.

K: tentu karena karakter berbeda-beda, itu yang sudah. Contoh kadang ada yang mudah ngambek.
Di tegur sedikit yang sepele tapi ngambek. Ada juga yang cepat tersinggung, ada juga yang simple.
Jadi itu tantangannya,

Y: terus kalau ada kesulitan, kebingungan, ada mungkin permasalahan di sekolah, entah siswa atau
sebagainya, biasanya anda mencari saran atau konsultasi ke siapa?

K: kalau sifatnya masalah besar, kita ke Ma’had. Ke mudir Ma’had. Karena kalau mudir punya skup
yang besar, dia didengar. Kalau saya kan gak ada wewenang seperti itu.

Y: ini kan saya lihat ini SD Islam As Sunnah, nilai apa saja yang ingin anda ajarkan atau saksikan
kepada siswa-siswa di sini?

K: banyak, tapi yang pertama adalah akhlak, walaupun terkadang realitasnya tidak sesuai harapan
atau tidak ideal. Sesuai rasulullah diutus untuk memberikan akhlak yang mulia, jadi kita jarkan
bagaimana anak berakhlak kepada orang tua, guru, dan temannya. Bagaimana kita berakhlak kepada
Alloh, rasul, Manusia, kepada pemerintah, di sini di ajarkan. Akhlak yang paling jelek adalah
menyekutukan Alloh, kemudian kepada Rasulullah bagaiaman kita berakhlak. Contohnya dalam al
quran, kita tidak boleh bersuara lebih tinggi dari rasul. Nah dalam konteks saat ini di mana sudah
tidak ada Rasul maka kita tidak boleh berpendapat di atas pendapat Rasul SAW. Ini kan sudah ijmak
ulama, tidak ada tafsiran yang berbeda. Bukan ikhtilaf jadi sudah tidak boleh di langgar.

Y: bagaimana itu maksudnya ada yang boleh ada yang tidak?


K: ada ruang yang tidak boleh untuk ikhtilaf sperti tauhid, menduakan Alloh. Itu sudah ijmak para
ulama. Dalam perkara yang khilafiyah misalnya tentang bacaan qunud. Kita tidak bisa memaksakan
orang. Cuma karena kita beda orang melihat kita berbeda. Cuma dalam tataran ilmu ya harus di
bahas. Itu dalam kajian Ilmu. Tapi dalam kajian sosial tentu berbeda sikap kita, itu bentuk
toleransinya

Y: berarti akhlak yang sangat di tekankan, bagaimana peraktik mengajarkan akhlak pada siswa?

K: akhlak kepada orang tua contohnya, jangan bentak orang tua, bahkan tidak boleh bilang “Ah”nah
ini yang dijelaskan oleh para guru.

Y: guru diharapkan menguasai hal-hal tersebut

K: iya karena rata-rata gurunya tamatan Ma’had.

Y: di sini terbuka, guru siapapun dan dari manapun

K: iya,

Y: ada kriteria khusu gak?

K: iya ada, contohnya ada teman-teman NW mau ngajar di sini, cadar misalnya kita tahu cadar itu
perkara khilafiyah. Ada yang bilang wajib dan tidak. Nah kalau ada yang mau masuk, ya kita
tawarkan ketika masuk pakai cadar, supaya sama dengan yang lain, tapi di luar terserah gak jadi
masalah
Y: kalau seragam mereka di ajarkan tata cara

K: tidak, sama seperti SD lain.

Y: dalam hal pengambilan keputusan melibatkan mudir, kadang rapat, apakah kalau mudir atau
yayasan ketika mengambil keputusan anda di libatkan

K: iya, karena kita yang pertama tau masalah. Kita dampingi

Y: kalau dalam hal, namanya kan banyak guru, anda sering melibatkan mereka gak dalam hal-hal
tertentu?

K: iya, contohnya zero waste. Ada waktu-waktu tertentu semua harus bergerak bahkan mudir yang
menggerakkan atau perkara yang sifatnya lokal guru yang kita minta libatkan.

Y: dalam hal kolaborasi, apakah anda mendorong atau bagaimana?


K: memang ndak sampai kita otoriter, ada yang sifatnya harus kerjasama dengan guru dan kita
berikan kesempatan berkreasi dalam pelajaran-pelajaran tertentu. (26:12)

Y: biasanya ada guru yang lincah berkreasi, mereka punya ruang untuk itu harus lapor ke anda?

K: mereka ngusul biasanya, mereka konsultasi, laporan dulu. Bahkan kita bikinkan proposal ke
mahad untuk membantu inisiatif guru. Kita akan mendorong mereka

Y: ketika memutuskan sesuatu, apakah anda mempertimbangkan suara terbanyak atau suara
terbenar?

K: suara benar, benarnya di lihat dulu. Walaupun banyak walapun salah tidak di baik. Kalau dari dua
yang benar maka kita pilih yang banyak.

Y: berarti benar dulu ya? Dan kalau ada perbedaan itu wajar ya?

K: iya, benar karena kita kan manusia biasa

Y: bagaimana anda memandang perbedaan?

K: selama wajar ya bisa di tolerir.

Y: ada tadi menyebutkan khobar berita2, skrg banyak berita bohong, bagaimana anda mengajarkan
pada para guru atau siswa untuk tabayyun misalnya?

K: karena di sini pengajian sering ya (Al Qur’an(32:10) yang artinya, jika ada orang fasik bawa berita
atau orang yang tidak kenal, kita tidak kenal akhlaknya maka kita tabayyun. Kecuali kita kenal dari
orang yang jujur tidak pernah bohong, yang kuat hafalannya maka kita percaya. Kita tidak akan
mengambil keputusan jika belum jelas perkaranya. Sama juga dengan perkara guru, kalau tidak jelas
perkara kita tidak akan ambil keputusan?

Y: di sini sering terjadi perbedaan pandangan politik kan?

K: iya jelas, ada yang strength ada yang soft.contohnya pada pemilihan presiden.kalau ada putih dan
hitam sudah jelas maka kita akan mengambil keputusan

Y: kan banyak yang melable diri dengan Islam, tapi akhirnya melawan negara.

K: itu memang ada sebagian kelompok seperti itu, kan sudah jelas itu dalam agama kalau tidak boleh
memberontak pada pemimpin. Jelas dalam hadits Rasulullah (33:43P) artinya hendaklah kalian taat
pada pemimpin walaupun pemimpinmu hamba sahaya, dalam islam budak tidak boleh jadi
pemimpin tapi kalau sudah jadi pemimpin maka kita harus taat. Sehingga bagaimanapun menangnya
kalau sudah jadi pemimpin kita lebih baik taat.

Y: tadi anda menyebut ahlus sunnah dan wal jama’ah. Tadi di sekolah laki di ajarkan oleh laki dan
perempuan oleh perempuan, jika ada prempuan menggantikan pelungguh jadi pemimpin dan dia
punya kemampuan, bagaimana menurut anda, atau bagaimana jika ada perempuan jadi pemimpin
di tempat anda, apakah ada peluang

K: bisa jadi kalau di SD Khadijah, tapi kalau di laki-laki, mungkin tidak ya, itu mahad yang
menentukan. Kecuali dalam lingkup kantor ada laki dan perempuan maka tidak bisa kayaknya.
Memang secara umum lelaki drajadnya laki lebih dari laki-laki, walaupun ada perempuan
mengalahkan laki-laki.

Y: kira-kira bagaimana kita memahami laki lebih tinggi dari perempuan

K: itu secara umum, secara gelobal. Sedangkan di perempuan ada kelemahan contohnya ada haid.
Secara umum laki-laki lebih kuat ingatannya dari wanita, tapi secara personal mungkin ada wanita
yang lebih baik dalam perkara itu.

Y: kan pasti ada banyak perbedaan pandangan, persepektif, pendapat bahkan perbedaan
kepentingan, selama pengalaman anda, bagaimana cara menghandle itu semua?

K: betul, karena ada motivasi berbeda, latar belakang yang berbeda, salah satu caranya adalah
berjumpa, banyak berkomunikasi, baru kita bisa mengambil jalan tengah ada jalan baiknya.
Terutama masalah sosial dan uang.

Y: berarti natural ada perbedaan ya, bagaimana kalau ada teguran secara personal terhadap guru
yang misalnya nyeleneh, bagaimana anda hadapi?

K: kita surati biasanya, kita tidak sebut salahnya. Jadi kita kirim surat tapi tidak sebutkan salahnya.
Kita kan di suruh jaga aib, jadi kita menjaga aibnya.

Y: menurut anda, kenapa kita perlu jaga aib?

K: pertama ini kan ajaran agama, jangan saling mencari kesalahan. Karena efek mencari kesalahan ini
jadi lama. Banyak implikasi dari mencari kesalahan makanya menutup kesalahan secara pribadi itu
lebih selamat

Y: kalau misalnya anda mendeskripsikan hubungan anda dengan keluarga, bagaimana anda
deskripsikan hubungan anda degan guru dan siswa?

K: ada yang sebagai teman, ada waktunya memimpin sebagai atasan. Karena kalau semua perkara
kita sebagai teman, nanti mereka semau-maunya, tapi ada kala dalam pergaulan kita seperti teman.
Begitu juga pada murid, kita jadi orang tua, kita sebagai teman, kita main bola bersama.

Y: kalau ada yang anda saksikan yang kiranya tidak berkenan baik secara adat, agama atau tradisi
disini, bagaimana anda mencegah atau menegur?

K: ada kesalahan seseorang tanpa sadar, mungkin karena gak tahu, setiap orang ada kekeliruannya,
tidak mungkin semua orang benar. Tentu berbeda kita menyikapi jika kesalahan seperti itu

Y: ketika anda lihat, anda tegur?

K: iya kita tegur, contoh guru tidak boleh guru berjualan di kelas, dalam agama juga tidak boleh.
Maka kita larang.
Y: ada guru seperti itu?

K: iya ada,

Y: anda tegur?

K: iya kita tegur

Y: itu memang aturan sekolah?

K: iya ada, tapi yang itu sudah selesai

Y: kaitannya dalam mendorong ma’ruf dan mencegah munkar, misalnya anda sebagai pemimpin
bagaimana anda melakukannnya di sini?

K: kaitannya dengan pemimpin, berhak untuk mengajak dan menegur. Kapan kita ajak ya kalau kita
sudah yakin dengan ilmu, atau yakin secara ilmu. Kalau mengajak secara umum biasanya lebih
simple, lain halnya dengan mengajak secara pribadi karena berkaitan dengan hati kita, kemudian
orang yang dikasih teguran siap gak di kasih teguran. Imam syafi’I juga menyarankan supaya tidak
menegur orang di depan ramai. Jadi kita menegur mereka sendiri-sendiri, walaupun ada karakter
orang yang tidak mau atau tidak suka di tegur.

Y: bagaimana cara anda menghadapi yang tidak mau di tegur?

K: ya kalau kita sudah negur sebagai pemimpin, saya nasehati pelan-pelan. Kalau yang tidak mau di
tegur kita ajak ngobrol sebagai teman dari hati ke hati, ternyata dengan begitu lebih mudah.

Y: kalaupun misalnya ada yang sudah di nasehati tapi tidak mau, apa bisa dikeluarkan mereka yang
seprti itu?
K: iya kita bisa keluarkan, kita laporkan dulu ke mahad atau pimpinan.

Y: misalnya seperti apa?

K: melanggar aturan, contohnya datangnya tidak tepat waktu, teguran tidak di indahkan, tidak
mempan misalnya, maka mudir yang berikan keputusan. Saya sifatnya mengusulkan.

Y: sebagai pemimpin kan ada istilah refleksi diri, apakah anda sering refleksi diri?

K: iya, kita sering baca-baca buku lalu kita korelasikan dengan diri kita sendiri, kita baca buku
bagiamana pemimpin yang benar. Memang sering kita baca-baca buku yang sifatnya memberikan
semangat, kemudian kita di kajian juga.

Y: apakah selama ini di sini sering memberikan pelatihan kepemimpinan, untuk guru atau kepala
sekolah utnuk meningkatkan kapasitas?
K: secara umum dari pengajian, kalau kaitannya dengan profesionalisme sebagai guru, bagaimana
mengelola kelas maka kita adakan workshop. Tapi kalau soal amanah dan sejenisnya maka lewat
pengajian

Y: apa saja yang sering di ajarkan dalam pengajian?

K: di antaranya bagaimana jadi orang jujur, jadi guru yang amanah dan baik

Y: menurut anda seperti apa sih seharusnya pendidikan Islam?

K: karena melekat dengan Islam maka harus sesuai dengan ajaran Islam, walaupun kita sifatnya
banyak salah tapi tetap kita berusaha. Kita berusaha mengikuti nabi dan para sahabat, nah setelah
nabi orang yang paling baik akhlak dan ilmunya kan para sahabat, makanya kita disuruh mengikuti
cara mereka dalam beragama. Kemudian yang paling lurus akidahnya adalah para sahabat, mereka
juga paling sedikit membebani diri, tidak memaksakan diri dalam ibada.

Y: bagaimana itu maksudnya ustadz?

K: karena kadang-kadang ada ibadah yang dua-duanya baik, tapi ada yang berat di lakukan dan yang
satunya ringan, dan Rasul mengajarkan kita untuk memilih yang lebih ringan. Yang penting jangan
meninggalkan, seperti sholat, kalau tidka bisa berdiri maka duduk. Jadi jangan bebani diri dari
sesuatu yang tidak kita mampu.

Y: dalam kaitannya dengan ini sekolah Islam, ketika ada hal-hal ada perlombaan, ada kompetisi, atau
suatu event yang ikut di sana bukan hanya orang Islam, apakah sekolah ini boleh berpartisipasi?

K: boleh, kayak olimpiade misalnya. Dalam sepak bola juga misalnya. Karena ini perkara umum jadi
gak masalah

Y: kalau misalnya ada kelompok Lintas agama dalam mendukung perbedaan, sekarang kan banyak
pemecahan warga negara, di sini kalau misalnya ada event mendukung perdamaian, di sini boleh
ikut?

K: boleh-boleh saja, ada tempatnya boleh. Jadi ibu kita kafir saja, pergauliah dengan baik. Di dunia ini
kita harus muamalah dengan baik. Kalau dalam perkara muamalah kita dianjurkan berbuat baik
kepada siapapun. Dalam al qur’an kita tidak di larang berbuat adil pada orang kafir (1:03:47) selama
mereka tidak memerangi kita. Kemudian yang mengusir, tapi kalau mereka orang baik-baik maka gak
ada salahnya kita berbuat baik. Jadi tidak ada larangan seperti itu tapi ada batasannya.

Y: apakah selama anda memimpin ini, apakah ada benar-benar terinspirasi kepemimpinan Islam atau
insting saja?

K: ada juga insting, kita juga membaca literatur-literatur Islam, ada juga dari literatur umum. Jadi kita
perlu menambah wawasan.

Y: dalam pendidikan yang anda harapkan di sini, apakah anda lebih tekankan akademik atau
pendidikan akhlak atau Islam

K: kita lebih dominan ke agama, bagaimana mereka shalat dengan benar, wudhu dengan benar.
Walaupun kita belajar umum tapi kita tetap lebih utamakan agama. Wali murid juga lebih melihat
agamanya, bukan melihat umumnya.

Y: tapi memang karena anda itu kebutuhan dari orang tua, atau memang itu yang diharapkan?

K: kalau ini langsung dari atas, yaitu dari mahad atau pimpinan tertinggi. Ini sudah di patok sebagia
ke khasan

Y: anda menganggap jabatan pemimpin seperti apa?

K: ini amanah karena berat

Y: kenapa?

K: karena orang melihat ini celah, karena kalau jadi pemimpin kadang kita harus tegur orang dan itu
bercampur dan kadang orang yang gak suka dengan kita walaupun dengan cara yang lembut.
Makanya berat sekali yang namanya jadi pemimpin.
Y: apa yang anda pahami tentang amanah?

K: nabi mengajarkan kita memberikan amanah pada ahlinya, jika tidak pada ahlinya maka itu adalah
khianat. kepemimpinan ini adalah amanah dari pimpinan dan dari Alloh.

Y: kaitannya dengan budaya, apakah ada nilai budaya lokal yang mempengaruhi kepemimpinan anda

K: pasti ya, kalau orang lombok kan sifatnya malu-malu dan ini susah di hilangkan. Tapi secara
budaya lombok itu segan kasih tau orang, berat hatinya. Itulah di antara hal yang mempengaruhi
saya.

Y: selama anda memimpin ini, sejauh pengalaman anda, aspek apa yang terpenting yang seharusnya
menurut anda paling penting?

K: karena ini sekolah Islam, idealnya kita ingin seperti kepemimpinan islam. Tapi ya tidak bisa seperti
itu. Karena kondisi lapangan ya kita terpengaruh

Y: menurut anda, kepemimpinan Islam yang ideal itu seperti apa?

K: ya tentunya kepemimpinan sesuai tuntunan Islam, memberikan hak kepada yang berhak.
Menempatkan sesuatu pada tempatnya, bukan harus sama. Pemimpin harus menempatkan sesuai
dengan tempatnya. In I diantara kepemimpinan Islam, kemudian amanah ya.

Y: memang ini berat bicara ideal, sulit.

K: iya berat, semua orang seperti itu tapi melihat kenyataan ya susah.

Y: selama memimpin, tadi anda bilang berikan hak kepada yang layak. Apakah anda seperti itu di
sini? Bisa anda kasih contoh?

K: kita pilih guru-guru yang layak jadi koordinator, misalnya tahfidz, kebersihan,

Y: kaitannya menunjuk orang apa lewat musyawarah atau tunjuk langsung?

K: kita musyawarah.

Y: anda selama 3 tahun, akan adakah masa jabatan berakhir atau sampai bosan?

K: wallahualam, saya tidak tahu. Karena ada juga yang dimutasi.

Y: kalau anda dari masa yang tersisa, ada gak hal yang menurut anda perlu di rubah?

K: ya selalu kita ingin dan itu, kita ingin study banding, di benaknya seorang pemimpin selalu ingin
lebih, itu sebabnya kadang pemimpiin selalu inovasi dan kadnag berat bagi bawahan.

Y: kira-kira apa contohnya yang ingin anda lakukan?

K: bahsa arab ya, kita ingin buat bahasa arab di setiap tempat yang ada, kan ini berat bagi
koordinator bahasa arab. Tapi sebagai pemimpin inginnya seprti itu. Jadi saya ingin lebih dalam
bahasa arab.

Y: semua di sini diwajibkan bahasa Inggris?

K: oh tidak, tapi anak ya. Kita kan targetnya anak. Kalau guru tidak masalah.

Y: ada gak dari hal-hal yang sudah kita diskusikan, terlewat tapi penting saya ketahui tentang
kepemimpinan anda?
K: saya tekankan satu, kita ingin ideal seperti ajaran Islam walaupun peraktiknya susah. Tidak semua
bisa kita terapkan.

Anda mungkin juga menyukai