Anda di halaman 1dari 13

STUDI IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM

PEMBELAJARAN SAINS DI LABORATORIUM

Husnun Azizah1, Undang Rosidin2, Feriansyah Sesunan2


1
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, husnunhimawan@gmail.com
2
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

Abstract: Implementation study of scientific approach in science learning in laboratory. This


research aimed to determine the realization level of the scientific approach implementation in
science learning in the laboratory by using guided inquiry learning model, determine the
suitability of the learning tools used by teachers, and describe the teacher's knowledge of the
scientific approach. The research was conducted by observing the lessons, analyzing the learning
tools such as lesson plans and student worksheets used by teachers and doing special tests to
teachers. Based on the research, it obtained score of implementing the scientific approach in
learning science laboratory using guided inquiry learning model was 2,48 with not good enough
category, suitability of the learning tools used by teachers was 2,62 with good category, and
teacher knowledge was 2,08 with not good enough category.

Abstrak: Studi implementasi scientific approach dalam pembelajaran sains di laboratorium.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan pengimplementasian scientific
approach dalam pembelajaran sains di laboratorium menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, mengetahui kesesuaian perangkat pembelajaran yang digunakan, dan mendeskripsikan
pengetahuan guru mengenai scientific approach. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati
pembelajaran yang dilakukan, menganalisis perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang
digunakan guru serta melakukan tes khusus terhadap guru. Berdasarkan penelitian, diperoleh skor
keterlaksanaan pengimplementasian scientific approach dalam pembelajaran sains di laboratorium
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah 2,48 dengan kategori kurang baik,
kesesuaian perangkat pembelajaran yang digunakan guru adalah 2,62 dengan kategori baik, dan
pengetahuan guru adalah 2,08 dengan kategori kurang baik.

Kata kunci: laboratorium, model pembelajaran inkuiri terbimbing, pembelajaran sains, scientific
approach.

1
PENDAHULUAN fenomena-fenomena alam sehingga
Pembelajaran adalah proses inter- menghasilkan sekumpulan fakta yang
aksi siswa dengan pendidik dan sumber menuntun pada penemuan berbagai
belajar pada lingkungan belajar. Pem- konsep, prinsip, generalisasi, teori, dan
belajaran menurut Komalasari (2010: hukum tentang alam sebagai wujud
3-4) adalah suatu sistem atau proses dari produk sains.
membelajarkan siswa yang direncana- Pembelajaran IPA membimbing
kan atau didesain, dilaksanakan, dan siswa belajar dan terbiasa menemukan
dievaluasi secara sistematis agar siswa kebenaran ilmiah, bukan untuk ber-
dapat mencapai tujuan-tujuan pem- opini ketika melihat suatu fenomena
belajaran secara efektif dan efisien. ilmiah. IPA menurut Aly dan Eny
Pembelajaran dilakukan dengan tujuan (2008:18) merupakan pengetahuan
agar siswa terlibat aktif dalam pem- teoritis yang diperoleh/disusun dengan
belajaran. Selain itu, guru perlu mem- cara yang khas/khusus, yaitu me-
bimbing, mengarahkan, dan memberi lakukan observasi, eksperimentasi,
petunjuk bagi siswa dalam melakukan penyimpulan, penyusunan teori, eks-
pembelajaran. perimentasi, observasi, dan demikian
Ciri-ciri pembelajaran menurut seterusnya kait mengkait antara cara
Hamalik (2011: 58), yaitu: (1) rencana, yang satu dengan cara yang lain. Cara
ialah penataan ketenagaan, material, memperoleh ilmu secara demikian ini
dan prosedur yang merupakan unsur- dikenal dengan metode ilmiah.
unsur dalam sistem pembelajaran Aly dan Eny (2008: 14)
dalam suatu rencana pembelajaran; (2) menjelaskan mengenai metode ilmiah
kesalingtergantungan antara unsur- tersebut sebagai cara dalam mem-
unsur sistem pembelajaran yang serasi peroleh pengetahuan secara ilmiah.
dalam suatu keseluruhan; (3) tujuan, Untuk memperoleh pengetahuan
sistem pembelajaran mempunyai tujuan dengan metode ilmiah, ditempuh suatu
tertentu yang hendak dicapai. Dengan rangkaian prosedur tertentu. Langkah-
proses mendesain sistem pembelajaran langkah tersebut harus diikuti dengan
guru membuat rancangan untuk mem- seksama sehingga sampai pada
berikan kemudahan dalam upaya kesimpualan yang benar. Selanjutnya
mencapai tujuan sistem pembelajaran Aly dan Eny (2008:13) juga men-
tersebut. jelaskan bahwa pengetahuan yang
Pembelajaran sains di SMP di- disusun dengan cara pendekatan ilmiah
rancang sebagai pembelajaran yang atau menggunakan metode keilmuan,
berdimensi kompetensi. Sains atau diperoleh melalui kegiatan penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksana-
merupakan salah satu pelajaran utama kan secara sistematik dan terkontrol
di SMP hendaknya direncanakan berdasarkan atas data-data yang
dengan baik sehingga mampu meng- empiris. Kesimpulan dari penelitian ini
embangkan penguasaan pengetahuan, dapat menghasilkan suatu teori. Teori
keterampilan, dan sikap siswa. Sains yang didapatkan dalam sains selalu
memegang peranan penting sebagai didasarkan atas pengamatan dan
dasar pengetahuan untuk mengungkap percobaan terhadap gejala-gejala alam.
bagaimana fenomena alam terjadi. Suatu teori tidak akan dipertahankan
Sains menurut Nandang (2009) jika tidak sesuai dengan hasil
merupakan proses belajar yang dilaku- pengamatan atau percobaan. Fakta-
kan manusia untuk mempelajari fakta tentang gejala alam diselidiki dan

2
diuji berulang-ulang melalui kegiatan interaksi antara energi dan materi yang
eksperimen, kemudian berdasarkan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan
hasil eksperimen itulah dirumuskan alam. Adapun pendekatan yang sesuai
teorinya. untuk digunakan dalam pembelajaran
Sebagai ilmu pengetahuan maka fisika adalah scientific approach.
sains memiliki syarat tertentu agar Scientific approach berkaitan erat
dapat dikatakan ilmiah. Empat syarat dengan metode saintifik ( Sani, 2014:
ilmiah menurut Purnama (2010: 112) 50). Para ahli meyakini bahwa
yaitu objektif, metodik, sistematik, dan scientific approach dapat menjadikan
berlaku umum. Pengumpulan fakta siswa lebih aktif dalam membangun
menurut Nandang (2009) dilakukan pengetahuan dan keterampilannya serta
melalui beberapa proses, yaitu metode dapat mendorong siswa melakukan
ilmiah dan sikap ilmiah yang me- penyelidikan guna menemukan fakta-
mungkinkan keduanya berkembang fakta dari suatu fenomena. Proses
seiring dengan perkembangan pem- pembelajaran yang mengimplemen-
ahaman manusia tentang alam. tasikan scientific approach akan
Menurut Aly dan Eny (2008: 13), menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
supaya himpunan pengetahuan itu pengetahuan, dan keterampilan
dapat disebut ilmu pengetahuan, harus (BPSDMPK, 2013: 10). Permendikbud
digunakan perpaduan antara rasional- Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
isme dan empirisme yang dikenal Proses Pendidikan Dasar dan
sebagai metode keilmuan atau Menengah yang menjelaskan bahwa
pendekatan ilmiah. Sesuai dengan pembelajaran sepenuhnya diarahkan
pendapat Purnama (2010: 90), suatu pada pengembangan ketiga ranah
himpunan pengetahuan dapat di- (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
golongkan sebagai ilmu pengetahuan secara utuh/holistik, artinya peng-
bilamana cara memperolehnya meng- embangan ranah yang satu tidak bisa
gunakan metode keilmuan, yaitu dipisahkan dengan ranah lainnya
gabungan antara rasionalisme dan karena ketiga ranah tersebut saling
empirisme. berkaitan. Dengan demikian, proses
Fisika merupkan salah satu cabang pembelajaran secara utuh melahirkan
dari sains dan merupakan ilmu yang kualitas pribadi yang mencerminkan
lahir dan berkembang melalui langkah- keutuhan penguasaan sikap, peng-
langkah observasi, perumusan masalah, etahuan, dan keterampilan . Scientific
pengujian hipotesis melalui Approach menurut Sani (2014: 51)
eksperimen, penarikan kesimpulan memiliki komponen proses pembelajar-
serta penemuan teori dan konsep. an antara lain: 1) mengamati; 2) men-
Fisika adalah ilmu yang mengkaji anya; 3) mencoba/ mengumpulkan
interaksi antara energi dan materi yang informasi; 4) menalar/ asosiasi; dan 5)
menjadi dasar dari ilmu pengetahuan membentuk jaringan (melakukan
alam.Fisika merupakan salah satu komunikasi).
cabang dari sains dan merupakan ilmu Menurut Kemendikbud (2013: 4-
yang lahir dan berkembang melalui 5) untuk mata pelajaran, materi, atau
langkah-langkah observasi, perumusan situasi tertentu pendekatan ilmiah
masalah, pengujian hipotesis melalui tidak selalu tepat diaplikasikan secara
eksperimen, penarikan kesimpulan prosedural. Pada kondisi seperti ini,
serta penemuan teori dan konsep. tentu saja proses pembelajaran harus
Fisika adalah ilmu yang mengkaji tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-

3
sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai dengan mengajukan pertanyaan (Sani,
atau sifat-sifat non ilmiah. Belajar sains 2014: 51). Dalam arti luas inkuiri dapat
khususnya fisika berhubungan dengan didefinisikan sebagai usaha mencari
gejala alam termasuk materi dan energi kebenaran atau pengetahuan (know-
tidak hanya sekadar mengingat dan ledge). Tujuan umum dari pembelajar-
memahami konsep yang ditemukan an inkuiri adalah untuk membantu
oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang lebih siswa mengembangkan keterampilan
penting adalah pembiasaan perilaku berpikir intelektual dan keterampilan
ilmuwan dalam menemukan konsep lainnya seperti mengajukan pertanyaan
yang dilakukan melalui percobaan dan dan keterampilan menemukan jawaban
penelitian ilmiah. Oleh karena itu, yang berawal dari rasa ingintahu.
pembelajaran fisika tidak mungkin Aktifitas belajar melalui inkuiri
terlepas dari kegiatan laboratorium. tidak terlepas dari pengajuan pertanya-
Laboratorium adalah suatu an yang terkait dengan permasalahan
tempat untuk memberikan kepastian, yang dikaji (Sani, 2014: 51). Pertanya-
menguatkan informasi, menentukan an itu muncul karena adanya rasa ingin
hubungan sebab akibat, menunjukkan tahu yang kemudian mendorong
gejala, memverifikasi teori, mengem- dilakukannya proses inkuiri ilmiah
bangkan keterampilan proses, mem- untuk mencari jawaban secara rasional
bantu siswa belajar menggunakan dan teruji secara empiris. Model
metode ilmiah dalam memecahkan pembelajaran inkuiri adalah model
masalah dan untuk melaksanakan pembelajaran yang mengintegrasikan
penelitian. Pembelajaran di pembelajaran sains dengan pengalaman
laboratorium merupakan sarana yang kegiatan laboratorium. Pembelajaran
tepat untuk mengembangkan ke- inkuri dapat dimulai dengan memberi-
terampilan proses serta meningkatkan kan pertanyaan dan cara bagaimana
minat belajar siswa sehingga menjawab pertanyaan tersebut. Melalui
pengetahuan yang diperoleh siswa pertanyaan tersebut siswa dilatih
menjadi lebih bermakna. Pembelajaran melakukan observasi terbuka, menentu-
melalui laboratorium menurut kan prediksi, dan kemudian menarik
Budiman, dkk. (2008: 126-138) mem- kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat
berikan kesempatan pada siswa untuk melatih siswa membuka pikirannya
terlibat (secara kognitif, afektif, dan sehingga mampu membuat hubungan
psikomotor) dengan tahap-tahap inkuiri antara kejadian, objek atau kondisi
dalam proses penyelidikan dan pen- dengan kehidupan nyata. Pembelajaran
emuan prinsip-prinsip atau konsep- menggunakan model pembelajaran
konsep fisika. inkuiri tidak hanya mengembangkan
Pembelajaran fisika yang di- kemampuan intelektual saja tetapi
laksanakan di laboratorium tentunya seluruh potensi yang ada pada siswa,
akan meningkatkan aspek pengetahuan, termasuk pengembangan emosional
keterampilan, dan sikap. Salah satu dan pengembangan keterampilan.
cara yang sesuai untuk membelajarkan Seperti halnya pada model pem-
fisika di laboratorium adalah dengan belajaran lain, model pembelajaran
menerapkan pembelajaran inkuiri. inkuiri dalam pelaksanaanya memiliki
Pembelajaran dengan integrasi kegiatan langkah-langkah tertentu untuk men-
ilmiah umumnya merupakan kegiatan capai tunjuan pembelajaran yang telah
inkuiri. Inkuiri adalah proses berpikir ditentukan. Inkuiri terbimbing menurut
untuk memahami tentang sesuatu Ambarsari, dkk. (2013: 81-95) merupa-

4
kan suatu cara yang efektif untuk ific Approach dalam Pembelajaran
membuat variasi suasana pola pem- Sains di Laboratorium Menggunakan
belajaran di kelas. Pembelajaran inkuiri Model Pembelajaran Inkuiri Ter-
terbimbing merupakan pembelajaran ELPELQJ´ 7XMXDQ SHQHOLWLDQ LQL DGDODK
kelompok dimana siswa diberi (1) mengetahui tingkat keterlaksanaan
kesempatan untuk berpikir mandiri dan pengimplementasian pendekatan
saling membantu dengan teman yang saintifik (scientific approach) dalam
lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing pembelajaran sains di laboratorium
membimbing siswa untuk memiliki menggunakan model pembelajaran
tanggung jawab individu dan tanggung inkuiri terbimbing; (2) mengetahui
jawab dalam kelompok atau kesesuaian perangkat pembelajaran
pasangannya. yang digunakan guru dengan perangkat
Peran guru menurut Dimyati dan pembelajaran berbasis scientific
Mudjiono (2009:173) adalah (1) men- approach menggunakan model pem-
ciptakan suasana bebas berpikir siswa belajaran inkuiri terbimbing; dan (3)
sehingga berani bereksploitasi dalam mendeskripsikan pengetahuan guru
penemuan dan pemecahan masalah; (2) mengenai pengimplementasian scien-
fasilitator dalam penelitian; (3) rekan tific approach dalam pembelajaran
diskusi dalam klasifikasi dan pencarian sains di laboratorium menggunakan
alternatif pemecahan masalah; dan (4) model pembelajaran inkuiri terbimbing.
pembimbing penelitian, pendorong
keberanian berpikir alternatif dalam METODE PENELITIAN
pemecahan masalah. Sebagai pem- Penelitian ini dilakukan pada
bimbing proses berpikir, guru menyam- semester genap tahun pelajaran
paikan pertanyaan-pertaanyaan yang 2014/2015 di SMP Negeri di Bandar
menginspirasi siswa untuk menemukan Lampung yang mengimplementasikan
jawaban atas masalah yang dihadapi. kurikulum 2013, yaitu SMP Negeri 1
Berdasarkan uraian di atas, maka Bandar Lampung, SMP Negeri 2
pembelajaran sains ditingkat SMP akan Bandar Lampung, dan SMP Negeri 13
sangat berkualitas jika scientific Bandar Lampung.
approach diterapkan dalam pem- Penelitian dilakukan mengguna-
belajaran di laboratorium yang meng- kan desain deskriptif. Populasi dalam
gunakan model pembelajaran inkuiri penelitian ini adalah seluruh guru IPA
terbimbing. Pentingnya pembelajaran kelas VIII yang mengajar di SMP
sains dengan cara itu telah disadari oleh Negeri di Bandar Lampung yang
banyak pihak. Namun bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013
keterlaksanaan, kesesuaian perangkat yang berjumlah tujuh orang. Dari
pembelajaran, dan pengetahuan guru populasi, dipilih satu orang guru dari
mengenai implementasi scientific masing-masing sekolah secara random
approach belum menjadi perhatian sehingga diperoleh sampel sebanyak
utama baik dari pihak sekolah maupun tiga guru. Adapun prosedur penelitian
dinas pendidikan setempat. Sementara dalam penelitian ini adalah sebagai
kualitas suatu pembelajaran sangatlah berikut: (1) Menetapkan sampel
penting mengingat mutu sebuah pem- penelitian; (2) Menyiapkan instrumen
belajaran sangat mempengaruhi hasil yang dibutuhkan ketika penelitian
dari pembelajaran. dilakukan, yaitu lembar observasi,
Oleh karena itu, telah dilakukan lembar penilaian RPP, lembar penilaian
SHQHOLWLDQ ³6WXGL ,Pplementasi Scient- LKS, serta instrumen soal; (3)

5
Melakukan observasi terhadap kegiatan membentuk pola hubungan tertentu.
pembelajaran yang dilakukan guru di Hasil analisis tersebut kemudian digu-
laboratorium secara langsung; (4) nakan untuk menggambarkan secara
Mengumpulkan perangkat pembelajar- mendalam keadaan nyata pengimple-
an yang digunakan guru saat pem- mentasian scientific approach dalam
belajaran, berupa RPP dan LKS; (5) pembelajaran sains di laboratorium.
Melakukan tes khusus bagi guru untuk
mengetahui pengetahuan guru meng- HASIL PENELITIAN
enai pengimplementasian scientific Berdasarkan penelitian, didapat-
approach dalam pembelajaran sains di kan data sebagai berikut:
laboratorium menggunakan model Keterlaksanaan Pengimplementasian
pembelajaran inkuiri terbimbing; (6) Scientific Approach
Mencermati, menganalisis, dan mem- Langkah awal pengumpulan data
berikan skor data yang diperoleh; (7) dalam penelitian ini adalah melakukan
Mendeskripsikan hasil analisis data. observasi terhadap pembelajaran yang
Data penelitian ini berupa keter- dilakukan guru. Observasi dilakukan
laksanaan pengimplementasian scien- terhadap tiga guru IPA kelas VIII yang
tific approach, kesesuaian Rencana mengajar di sekolah yang menerapkan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kurikulum 2013, yaitu G1 dari SMP
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang Negeri 1 Bandar Lampung, G2 dari
digunakan guru serta pengetahuan guru SMP Negeri 2 Bandar Lampung, dan
mengenai scientific approach. Data G3 dari SMP Negeri 13 Bandar
tersebut diperoleh melalui observasi Lampung. Observasi dilakukan se-
terhadap pembelajaran yang dilakukan, banyak satu kali terhadap masing-
analisis terhadap RPP dan LKS yang masing guru dengan pokok materi
digunakan guru serta tes yang dilaku- getaran, gelombang dan bunyi. Dalam
kan terhadap guru. Untuk menganalisis pembelajaran yang diamati, G1 meng-
data, terlebih dahulu dilakukan ajar sub materi resonansi gelombang
penyekoran terhadap tiap aspek yang bunyi, sedangkan G2 dan G3 mengajar
diamati kemudian disajikan dalam sub materi getaran pada bandul.
kategori tertentu. Analisis data yang Adapun data keterlaksanaan peng-
dalam penelitian ini bersifat induktif, implementasian scientific approach
yaitu suatu analisis berdasarkan data dapat dilihat pada Tabel 1.
yang diperoleh kemudian dikonstruksi

Tabel 1. Pengimplementasian scientific approach


Skor Skor
Langkah Pembelajaran Kategori
G1 G2 G3 Rata-Rata
Mengamati 1,00 1,00 4,00 2,00 Kurang baik
Menanya 1,00 1,00 3,33 1,77 Kurang baik
Mengumpulkan data 4,00 3,66 4,00 3,88 Sangat baik
Mengasosiasi 2,50 2,50 2,25 2,41 Kurang baik
Mengomunikasikan 4,00 1,00 2,00 2,33 Kurang baik
Rata-rata 2,50 1,83 3,11 2,48 Kurang baik

Hasil Analisis Perangkat guru dengan perangkat pembelajaran


Pembelajaran berbasis scientific approach dilakukan
Untuk mengetahui kesesuaian pe- analisis terhadap RPP dan LKS yang
rangkat pembelajaran yang digunakan digunakan guru. Pada tahap ini peneliti

6
mengumpulkan RPP dan LKS yang pada bandul yang digunakan oleh G2
digunakan saat observasi keterlak- dan G3, serta satu RPP dengan materi
sanaan pengimplementasian scientific resonansi gelombang bunyi yang
approach. RPP yang terkumpul terdiri digunakan oleh G1. Hasil analisis RPP
dari dua RPP dengan materi getaran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis RPP yang digunakan guru


Skor Skor
Langkah Pembelajaran Kategori
G1 G2 G3 Rata-Rata
Mengamati 1,00 1,00 4,00 2,00 Kurang baik
Menanya 3,66 1,00 4,00 2,88 Baik
Mengumpulkan data 3,00 4,00 3,00 3,33 Sangat baik
Mengasosiasi 2,25 3,25 3,25 2,91 Baik
Mengomunikasikan 3,50 4,00 4,00 3,83 Sangat baik
Rata-rata 2,68 2,65 3,65 2,99 Baik

Sama halnya dengan analisis G3, serta satu LKS dengan materi
terhadap RPP, dilakukan juga analisis resonansi gelombang bunyi yang
terhadap LKS yang digunakan guru. digunakan oleh G1. Adapun hasil dari
LKS yang terkumpul terdiri dari dua analisis LKS dapat dilihat pada Tabel 3
LKS dengan materi getaran pada berikut.
bandul yang digunakan oleh G2 dan

Tabel 3. Hasil analisis LKS yang digunakan guru


Skor Skor
Langkah Pembelajaran Kategori
G1 G2 G3 Rata-Rata
Mengamati 1,00 1,00 3,00 1,66 Tidak baik
Menanya 1,00 1,00 2,33 1,44 Tidak baik
Mengumpulkan data 3,33 3,16 2,83 3,10 Baik
Mengasosiasi 1,33 2,66 4,00 2,66 Baik
Mengomunikasikan 3,00 2,00 2,00 2,33 Kurang baik
Rata-rata 1,93 1,96 2,83 2,24 Kurang baik

Pengetahuan Guru Mengenai dilakukan dengan menghitung jumlah


Scientific Approach soal yang dijawab dengan benar dibagi
Untuk mengetahui pengetahuan jumlah soal yang diujikan dikali empat.
guru mengenai scientific approach di- Dengan demikian, skor maksimun tes
lakukan tes khusus terhadap guru yang dilakukan adalah 4. Berdasarkan
menggunakan instrumen soal pilihan uji soal, diperoleh data pengetahuan
jamak terdiri 25 butir soal. Penyekoran guru yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data pengetahuan guru mengenai scientific approach


Skor Skor
Langkah Pembelajaran Kategori
G1 G2 G3 Rata-Rata
Mengamati 3,20 1,60 0,80 1,86 Kurang baik
Menanya 0,80 0,80 0,80 0,80 Tidak baik
Mengumpulkan data 2,40 3,20 1,60 2,40 Kurang baik
Mengasosiasi 1,60 2,40 3,20 2,40 Kurang baik
Mengomunikasikan 3,20 2,40 3,20 2,93 Baik
Rata-rata 2,24 2,08 1,92 2,08 Kurang baik

7
Pembahasan baik, dan pengetahuan guru mengenai
Berdasarkan hasil penelitian, scientific approach adalah 2,08 dengan
diketahui skor rata-rata pengimplemen- kategori kurang baik atau dapat dilihat
tasian scientific approach dalam pada Gambar 1. Tiga aspek yang
pembelajaran sains di laboratorium diamati, terlihat bahwa implementasi
menggunakan model pembelajaran scientific approach dalam pembelajar-
inkuiri terbimbing adalah 2,48 dengan an sains di laboratorium menggunakan
kategori kurang baik, kesesuaian model pembelajaran inkuiri terbimbing
perangkat pembelajaran yang diguna- masih memiliki skor yang rendah
kan guru adalah 2,62 dengan kategori sehingga masih perlu ditingkatkan.

3,5

3
2,62
2,5 2,48
2,08
2

1,5

0,5

0
Pelaksanaan Kesesuaiaan Perangkat Pengetahuan Guru
Pembelajaran Pembelajaran

Gambar 1. Pengimplementasian scientific approach dalam pembelajaran


sains di laboratorium

Implementasi Scientific Approach Observasi implementasi scientific


Berdasarkan penelitian, diperoleh approach dilakukan terhadap tiga guru.
skor keterlaksanaan pengimplementasi- G1 mengajar sub materi resonansi
an scientific approach dalam pem- gelombang bunyi, G2 dan G3 mengajar
belajaran sains di laboratorium meng- getaran pada bandul. Berikut tahapan
gunakan model pembelajaran inkuiri scientific approach yang diamati.
terbimbing adalah 2,48 dengan kategori Mengamati
kurang baik. Berbeda dengan hasil Dari tiga guru yang diteliti, hanya
penelitian oleh Warma (2014: 171-182) satu guru yang menampilkan aspek
yang berjudul Analisis Implementasi mengamati dalam pembelajaran, yaitu
Scientific Approach dalam Proses G3. Guru memperagakan peristiwa
Pembelajaran IPA SMP Kurikulum getaran dalam kehidupan sehari-hari,
2013. Berdasarkan penelitian yang yaitu melafalkan kata IPA sambil
dilakukan diperoleh bahwa implemen- memegang tenggorokannya. Siswa di-
tasi scientific approach berada pada minta menirukan peragaan guru meng-
kategori baik dengan nilai 70,67%.

8
ajak siswa mengamati tenggorokan pada pembelajaran yang dilakukan
yang bergetar saat berbicara. arahan guru tidak menyeluruh dan
Menanya hanya tertuju pada kelompok tertentu.
Setelah melakukan kegiatan G1 belum terlihat membantu siswa
mengamati, guru membuat pertanyaan memecahkan kesulitan belajar yang
kunci untuk membangkitkan rasa ingin ditemui sehingga beberapa kelompok
WDKX VLVZD ³DSD \DQJ GLPDNVXG pasif dan bingung terhadap tugasnya.
GHQJDQ JHWDUDQ"´ 6LVZD PHQMDGLNDQ- Menganalisis Data
nya sebagai rumusan masalah yang Data hasil percobaan yang diper-
harus dijawab secara ilmiah dan acuan oleh siswa diorganisasikan ke dalam
bagi siswa untuk merumuskan hipo- tabel yang telah disediakan agar lebih
tesis. Langkah menanya hanya dilaku- mudah dipahami. Kemudian, tabel
kan oleh G3 sebagai tindak lanjut dari hasil percobaan dianalisis melalui
kegiatan mengamati. diskusi kelompok. G1 mengarahkan
Mengumpulkan Data siswa melakukan studi literatur. Di-
Untuk memulai percobaan, guru akhir kegiatan, guru membimbing
terlebih dahulu membantu siswa siswa menyimpulkan hasil percobaan
memahami langkah kerja yang telah berdasarkan pada analisis dan studi
diuraikan di LKS dan mengarahkan literatur yang telah dilakukan.
kegiatan yang harus dilakukan siswa. Mengomunikasikan
Di SMP Negeri 1 Bandar Lampung G1 dan G3 mengarahkan siswa
dilakukan percobaan resonansi mengomunikasikan simpulan yang di-
gelombang bunyi. Di SMP Negeri 2 peroleh. Siswa mempresentasikannya
dan SMP Negeri 13 Bandar Lampung simpulan percobaannya di depan kelas
dilakukan percobaan getaran pada secara bertanggung jawab. Di SMP
bandul. Oleh karena pembelajaran di Negeri 1 Bandar Lampung presentasi
SMP Negeri 2 Bandar Lampung hanya dikembangkan melalui tanya jawab
berupa demonstrasi, maka guru hanya secara kritis. Tiap kelompok antusias
meminta perwakilan dari masing- mengikuti diskusi dengan memberi
masing kelompok maju ke depan kelas pertanyaan dan menanggapi presentasi.
dan melakukan percobaan sesuai Kesesuaian Perangkat Pembelajaran
dengan yang tertera di LKS. Ber- yang Digunakan Guru
dasarkan demonstrasi, masing-masing Sebelum melaksanakan pem-
kelompok mengisi tabel hasil per- belajaran sains di laboratorium, guru
cobaan yang tersedia di LKS. terlebih dahulu menyiapkan perangkat
Sementara di SMP Negeri 13 pembelajaran yang mencakup RPP dan
Bandar Lampung, percobaan dilakukan LKS. Kesesuaian perangkat pem-
dengan terlebih dahulu menyiapkan belajaran yang digunakan guru dengan
alat dan bahan yang digunakan. Se- perangkat pembelajaran berbasis
lanjutnya siswa diarahkan untuk scientific approach menggunakan
mengamati model rangkaian percobaan model pembelajaran inkuiri terbimbing
getaran pada bandul yang telah disiap- masuk dalam kategori baik dengan skor
kan di depan kelas. Berdasarkan model rata-rata adalah 2,62.
yang disajikan, siswa merangkai alat RPP yang Digunakan Guru
yang telah disiapkan. Guru membantu Berdasarkan analisis yang dilaku-
siswa memahami langkah kerja yang kan, diperoleh kesesuaian RPP yang
ada di LKS dan mengarahkan kegiatan digunakan guru adalah 2,99 dengan
yang harus dilakukan siswa. Namun kategori baik. Umumnya langkah pem-

9
belajaran yang tercantum dalam RPP oleh guru. Sementara guru menilai
telah memuat langkah-langkah scient- sikap dan keterampilan peserta didik
ific approach seperti yang tercantum selama proses pengumpulan data.
dalam permendikbud nomor 65 tahun Mengasosiasi
2013, yaitu: mengamati, menanya, Kegiatan mengasosiasi tercantum
mengumpulkan data, menalar, dan pada ketiga RPP yang diamati. Guru
mengomunikasikan. mengarahkan dan membimbing siswa
Mengamati untuk menganalisis hasil percobaan
Dalam RPP tidak diuraikan secara berkelompok melalui diskusi.
dengan jelas langkah mengamati yang Kegiatan menganalisis dilakukan untuk
akan dilakukan guru, kecuali pada RPP menyimpulkan sebuah fakta ataupun
yang digunakan G3. Dalam RPP yang konsep dari percobaan yang dilakukan.
digunakan G3 tertulis bahwa pada Mengomunikasi
langkah mengamati, peserta didik Sebagai tindak lanjut dari
mengamati getaran yang terjadi pada kegiatan mengasosiasi, tercantum juga
tenggorokan saat berbicara. Selama langkah mengomunikasikan pada tiap
pengamatan berlangsung, guru menilai RPP yang diamati. Kegiatan meng-
keterampilan siswa mengamati omunikasikan dilakukan dengan mem-
fenomena yang disajikan. presentasikan hasil pengamatan di
Menanya depan kelas. Presentasi dilanjut dengan
Kegiatan menanya dalam RPP tanya jawab dan diskusi.
sudah baik, namun hanya tercantum LKS yang Digunakan Guru
RPP yang digunakan G1 dan G3. Pada LKS yang digunakan guru adalah
RPP yang digunakan G1, guru meng- LKS yang berbasis scientific approach
arahkan siswa untuk melakukan tanya menggunakan model pembelajaran
jawab mengenai penerapan konsep pe- inkuiri terbimbing. Dengan demikian
rambatDQ EXQ\L ³PHQJDSD SHWLU baru maka LKS yang digunakan harus
WHUGHQJDQ VHWHODK WHUOLKDW NLODW"´ memuat langkah-langkah pembelajaran
Sedangkan pada RPP yang digunakan scientific approach dan model pem-
G3, guru memberikan pertanyaan belajaran inkuiri terbimbing. Dari
NHSDGD VLVZD ³DSD \DQJ GLPDNVXG analisis LKS yang telah dilakukan di-
JHWDUDQ"´ Kegiatan menanya dilaku- peroleh skor rata-rata kesesuaian LKS
kan untuk membangkitkan kemampuan guru dengan LKS berbasis scientific
berfikir kritis siswa dan meningkatkan approach menggunakan model pem-
rasa ingin tahu siswa serta memotivasi belajaran inkuiri terbimbing adalah
untuk berdiskusi bersama kelompok. 2,24 dengan kategori kurang baik
Mengumpulkan Data Mengamati
Kegiatan mengumpulkan data Pada LKS yang digunakan oleh
telah tercantum pada ketiga RPP yang tiga guru yaitu G1, G2, dan G3, hanya
diamati. Guru terlebih dahulu membagi pada LKS yang digunakan oleh G3
siswa dalam beberapa kelompok. Siswa yang menunjukan adanya keterampilan
menyiapkan alat dan bahan yang mengamati. Pada LKS tersebut terdapat
digunakan untuk melakukan percobaan gambar bandul yang harus diamati
kemudian memahami LKS yang diberi- siswa. Melalui gambar, siswa
kan guru. Peserta didik melakukan mengamati proses getaran pada bandul.
percobaan dengan bekerja sama dalam Menanya
kelompoknya dengan mengacu pada Sama halnya dengan kegiatan
LKS dan bimbingan yang diberikan mengamati, kegiatan menanya juga

10
hanya terdapat pada LKS yang rong dan menginspirasi siswa mampu
digunakan oleh G3. Berdasarkan memahami, menerapkan, dan mengem-
gambar yang diamati siswa, selanjut- bangkan pola berpikir yang rasional
nya guru menyajikan pertanyaan untuk dan objektif dalam merespon materi
mengarahkan siswa agar lebih me- pembelajaran.
mahami konsep getaran pada bandul. Mengomunikasikan
Mengumpulkan Data Pada LKS, langkah mengomuni-
Sebagai panduan melakukan kasikan dapat dilakukan dengan menu-
percobaan, LKS terlebih dahulu di- liskan kesimpulan hasil percobaan
mulai dengan menuliskan alat dan yang dilakukan. Pada LKS yang di
bahan yang digunakan. Setelah meng- gunakan G1, terdapat baris kosong
uraikan alat dan bahan yang digunakan yang disediakan untuk menuliskan
dalam percobaan, dilanjutkan dengan simpulan hasil percobaan yang diper-
prosedur percobaan yang membimbing oleh siswa. Siswa juga diarahkan untuk
siswa melakukan percobaan. Pada LKS mengaitkan simpulan dengan ke-
disediakan ruang hasil pengamatan hidupan sehari-hari. Pada LKS yang
sehingga siswa dapat menulis sesuatu digunakan G2, tidak terdapat panduan
dari percobaan yang dilakukan. Secara menyimpulkan hasil percobaan, namun
umum, langkah percobaan yang telah disediakan baris kosong untuk
disajikan jelas dan mudah dipahami. menulis kesimpulan. Sedangkan pada
Langkah percobaan disajikan pada LKS yang digunakan G3 panduan
LKS dimulai dengan merangkai alat, untuk menyimpulkan disajikan dengan
melakukan percobaan hingga meng- baik dimana siswa diberi pertanyaan
arahkan siswa untuk menuliskan hasil kunci yang menginspirasi siswa untuk
percobaan yang diperolehnya. Prosedur menganalisis data hasil percobaan
percobaan yang tertera di LKS mudah sehingga sampai pada kegiatan untuk
dipahami karena menggunakan kata menyimpulkan namun tidak disediakan
yang umum digunakan dan meng- ruang untuk menuliskan kesimpulan
gunakan kata-kata yang lazim diguna- percobaan.
kan. Dengan demikian maka siswa Pengetahuan Guru
mudah mengikuti paduan untuk me- Dari hasil uji soal yang telah
lakukan percobaan. Langkah percobaan dilakukan kepada guru diperoleh
yang disajikan bersifat membimbing bahwa rata-rata pengetahuan guru
siswa namun belum menggunakan kata berkaitan dengan scientific approach
kerja aktif. Prosedur dan percobaan dalam pembelajaran sains di labo-
yang dilakukan dapat memotivasi ratorium menggunakan model pem-
siswa untuk berpikir kritis dalam belajaran inkuiri terbimbing adalah
melakukan tahapan percobaan sehingga 2,08 dengan kategori kurang baik. Dari
akan meningkatkan aspek kognitif, skor pengetahuan guru tersebut
afektif, dan psikomotor. diartikan bahwa pengetahuan guru
Mengasosiasi masih perlu ditingkatkan lagi. Hal itu
Untuk mempermudah meng- sesuai dengan hasil penelitian yang
analisis data maka terdapat tabel atau diperoleh oleh Sumintono (2010:120-
ruang untuk menggambarkan grafik 127) mengenai bekal pengetahuan
untuk menyajikan hasil pengamatan. Di mengenai praktikum laboratorium yang
LKS yang diamati, tidak satupun yang dilakukan terhadap guru di 10 SMP
menyajikan panduan untuk meng- Negeri Kota Cimahi, 62% guru
analisis hasil percobaan yang mendo- memiliki pengetahuan yang cukup

11
baik, 23% kurang baik, 10% kurang Saran
sekali dan 5% sangat baik. Dimana Berdasarkan kesimpulan, maka
responden yang berada dalam kategori disarankan sebagai berikut: (1) bagi
kurang dan kurang sekali ialah guru IPA terpadu khususnya yang
responden yang belum mengikuti melaksanakaan pembelajaran di
pelatihan pengelolaan laboratorium. laboratorium menggunakan scientific
Soal yang diujikan kepada guru approach dan model pembelajaran
memuat langkah-langkah scientific inkuiri terbimbing, sebaiknya dapat
approach, yaitu: menanya, mengamati, lebih menggembangkan langkah-
mengumpulkan data, menalar dan langkah scientific approach. Langkah-
mengomunikasikan. Pengetahuan guru langkah scientific approach yang perlu
mengenai mengamati masih kurang ditampilkan, yaitu mengamati dan
baik, terlihat dari butir soal nomor 1-5 menanya serta perlu mengembangkan
yang masih banyak dijawab salah oleh langkah untuk mengomunikasikan hasil
tiga guru sampel yang diteliti. pembelajaran; (2) guru IPA terpadu
Begitupun pada aspek mengumpulkan hendaknya lebih mengembangkan
data dan mengasosiasi yang ter- perangkat pembelajaran yang di-
deskripsi dalam butir soal nomor 11-15 gunakan agar sesuai dengan langkah-
dan 16-20. Aspek yang terdeskripsi langkah scientific approach dan
dalam butir soal nomor 6-10 berkaitan mengembangkan wawasan scientific
dengan menanya yang sangat sedikit approach dalam pembelajaran sains di
dijawab dengan benar oleh guru, laboratorium; dan (3) bagi pengawas
Pengetahuan guru mengenai langkah mata pelajaran IPA Kota Bandar
mengomunikasikan diteliti melalui Lampung serta kepala sekolah terutama
butir soal nomor 6-15 dengan hasil untuk sekolah yang melaksanakan
yang baik. Dengan demikian maka kurikulum 2013 hendaknya lebih mem-
guru masih perlu memahami lagi tiap perhatikan pengimplementasian scient-
langkah scientific approach terutama ific approach dalam pembelajaran
mengamati dan menanya. sains di laboratorium yang dilakukan .

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Aly, Abdullah & Eny Rahma. 2008.
Berdasarkan hasil penelitian dan Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
pembahasan disimpulkan sebagai Bumi Aksara.
berikut: (1) skor rata-rata keterlaksana- Ambarsari, Wiwin, Slamet Santosa &
an pengimplementasi scientific Maridi. 2013. Penerapan
approach dalam pembelajaran sains di Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
laboratorium menggunakan model terhadap Keterampilan Proses
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah Sains Dasar pada Pelajaran
2,48 dengan kategori kurang baik; (2) Biologi Siswa Kelas VIII SMP
skor rata-rata kesesuaian perangkat Negeri 7 Surakarta. Pendidikan
pembelajaran yang digunakan guru Biologi. Vol. 5 No 1: 81-95.
dengan perangkat pembelajaran ber- (online).(http://jurnal.fkip.uns.ac.
basis scientific approach adalah 2,62 id/index.php/bio/article/view/144
dengan kategori baik; dan (3) skor rata- 1/1022. Diakses 18 Oktober
rata pengetahuan guru mengenai 2014).
scientific approach adalah 2,08 dengan Anonim. 2013. Permendikbud Nomor
kategori kurang baik. 65 Tahun 2013 tentang Standar

12
Proses Pendidikan Dasar dan detik.com/2009/04/13/hakikat-
Menengah. Jakarta: Departemen sains/. Diakses 18 Oktober 2014).
Pendidikan dan Kebudayaan. Purnama, Heri. 2010. Ilmu Alamiah
BPSDMPK. 2013. Panduan Kurikulum Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
2013. Jakarta: Kemendikbud. Sani, Ridwan Abdullah. 2014.
Budiman, Indra, Paulus Cahyono Pembelajaran Saintifik untuk
Tjiang dan Dadi Rusdiana. 2008. Implementasi Kurikulum 2013.
Model Pembelajaran Latihan Jakarta: PT Bumi Aksara.
Inquiri untuk Meningkatkan Sumintono, Bambang. 2010.
Penguasaan Konsep Energi Pengajaran Sains dengan
Rumah Tangga dan Keterampilan Praktikum Laboratorium:
Berfikir Kreatif Siswa SMP. Perspektif dari Guru-Guru Sains
Jurnal Penelitian Pendidikan SMPN di Kota Cimahi. Jurnal
IPA. Vol. 2 No 3: 126-138. Pengajaran MIPA. Vol.15 No 2:
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar 120-127. (Online). (http://journal.
dan Pembelajaran. Jakarta: fpmipa.upi.edu/index.php/jpmipa
Rineka Cipta. /article/viewFile/291/202.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Diakses 12 April 2015 ).
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Warma, Rafika, Taufik Rahman dan
Aksara. Saefudin. 2014. Analisis
Kemendikbud. 2013. Pendekatan Implementasi Scientific
Pendekatan Ilmiah dalam Approach dalam Proses
Pembelajaran. Jakarta: Pembelajaran IPA SMP
Departemen Pendidikan dan Kurikulum 2013. Prosiding
Kebudayaan. Mathematics and Sciences
Komalasari, Kokom. 2010. Forum 2014. Hal: 171-182.
Pembelajaran Kontekstual. (online). (http://prosiding. Up-
Bandung: PT.Refika Aditama. grismg.ac.id/index.php/masif201
Nandang. 2009. Hakikat Sains. 4/masif2014/paper/viewFile/428/
(Online). (http://nandang. blog- 379. Diakses 12 April 2015)

13

Anda mungkin juga menyukai