Petunjuk Umum
A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan alam atau sains diartikan sebagai pengetahuan sistematis yang diperoleh
dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar
atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2016). Ilmu pengetahuan alam merupakan aktivitas intelektual dan praktis yang
di dalamnya meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku alam semesta melalui
kerja ilmiah. Aktivitas tersebut memberi pengalaman belajar untuk memahami cara kerja
alam semesta melalui pendekatan-pendekatan empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pemahaman ini dapat mendorong peserta didik untuk memecahkan berbagai permasalahan
sains yang pada akhirnya terkait dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil karya peserta
didik akan memberi dampak positif langsung pada lingkungannya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berperan sangat besar dalam kehidupan peserta didik
sehingga mereka dapat menjaga keselamatan diri, orang lain, dan alam, mencari potensi-
potensi yang terpendam dari alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan
serta membantu manusia mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Di jenjang
SMP/MTs, ilmu pengetahuan alam menjadi satu mata pelajaran tersendiri agar peserta didik
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari topik-topik dalam bidang keilmuan
fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan melatih sikap ilmiah
dan diharapkan akan melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Sikap ilmiah tersebut
antara lain keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, bertanggung
jawab, objektif, tidak mudah putus asa, tekun, solutif, sistematis, dan mampu mengambil
kesimpulan yang tepat. Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten
peserta didik dalam menggunakan pemahaman sains dan keterampilan proses (inkuiri, yakni
mengamati, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan aksi serta melakukan refleksi diri), serta mempunyai
sikap dan perilaku sehingga peserta didik dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan
dan kelestarian lingkungannya.
memproses dan mengelola informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisis, evaluasi, menarik
kesimpulan, dan menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru. Mata pelajaran IPA
diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mandiri dan mampu berkolaborasi
dengan orang lain. Selain itu, peserta didik dapat menggali potensi yang dimiliki Indonesia
dan mampu mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif global.
Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik mengembangkan dirinya sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila dan dapat
a. mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpacu
untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami bagaimana sistem
alam semesta bekerja, dan memberikan dampak timbal-balik bagi kehidupan manusia,
b. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola
sumber daya alam, dan lingkungan dengan bijak,
c. mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan
hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata,
d. memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota
masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya, serta
e. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPA dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA, yakni pemahaman IPA dan keterampil
an proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen
berlaku untuk empat cakupan konten, yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan
perubahannya, serta bumi dan antariksa.
a. Elemen Pemahaman IPA
Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki
pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak progresif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal
yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai kompetensi
itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang sesuai dengan
cakupan setiap konten dan perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas cakupan
konten yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan keterkaitan
antara biologi, fisika, dan kimia. Akibatnya, peserta didik memahami sains secara
menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini meliputi kemampuan
berpikir sistematik, memahami konsep, hubungan antarkonsep, hubungan kausalitas
(sebab-akibat), serta tingkat hierarkis suatu konsep.
b. Elemen Keterampilan Proses
Dalam Profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara
objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses yang
baik maka profil tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosis
terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen
dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang
dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi,
menemukan informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan
fakta, serta membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri
sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal itu
terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002).
Dalam pembelajaran IPA, terdapat dua pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan
deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan
deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan
contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar
yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta
didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan
eksperimen, dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains
(e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research Council,
1996; Rocard et al., 2007). Hal itu didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
4 BG IPA SMP 1 KSP
esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta didik perlu
mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar aspek
fundamental IPA dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996;
NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya
ada enam keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu sebagai berikut.
1) Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses
inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat melakukan
pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan
saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk
melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain seperti kuesioner dan/atau wawancara.
2) Mempertanyakan dan Memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
ingin diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini, peserta didik
juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang
akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum
sebab akibat.
3) Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan
dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan menyusun
langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan melakukan
penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-
faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung
dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik
mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan
untuk mendapatkan temuan-temuan.
4) Memproses serta Menganalisis Data dan Informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia
menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.
Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai
relevansi informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan,
serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5) Mengevaluasi dan Refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta
didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu
Petunjuk Umum 5
dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta didik
melakukan refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif
global untuk masa depan berkelanjutan.
6) Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan,
menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam
media digital dan nondigital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan
dalam berbagai media, baik digital dan/atau nondigital. Pelaporan dapat dilaku
kan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan
suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan
dan kemampuan peserta didik.
Berikut penjelasan mengenai keenam dimensi yang menjadi kunci bagi Profil Pelajar
Pancasila.
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Ber
akhlak Mulia
Dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
harus dimiliki oleh semua pelajar Indonesia. Pelajar Indonesia harus beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam agama
dan kepercayaan yang dianutnya. Sebagai seorang pelajar Indonesia harus meyakini akan
keberadaan Tuhan. Dengan demikian, setiap langkah dan perbuatannya dalam kehidupan
menunjukkan hubungan kasih sayang dan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pelajar Indonesia yang bertakwa adalah pelajar yang menghayati keberadaan Tuhan
dan menaati segala perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan ajaran agama dan
kepercayaannya. Keimanan dan ketakwaan tersebut tertanam dalam hati pelajar Indonesia
dan terejawantahkan dalam akhlak yang mulia.
Guru dapat mengarahkan kepada peserta didik sebagai pelajar Indonesia yang
menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilakukan ditujukan untuk perbaikan akhlak
pribadinya. Adapun elemen perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia pada fase D ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel A Elemen Perkembangan Dimensi Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
1. Akhlak beragama. Mengenal dan mencintai Pelajar memahami kehadiran Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa. dalam kehidupan sehari-hari serta me
ngaitkan pemahamannya tentang kuali-
tas atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep
peran manusia di Bumi sebagai makh-
luk Tuhan yang bertanggung jawab.
Pemahaman agama/ Pelajar memahami makna dan fungsi,
kepercayaan. unsur-unsur utama agama/kepercayaan
dalam konteks Indonesia, membaca
kitab suci secara fasih, serta memaha-
mi ajaran agama/kepercayaan terkait
hubungan sesama manusia dan alam
semesta.
Pelaksanaan ajaran Pelajar melaksanakan ibadah secara
agama/kepercayaan. rutin dan mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan,
berpartisipasi pada perayaan hari-hari
besarnya, serta melaksanakan ajarannya
pada lingkup keluarga, sekolah dan
lingkungan sekitar.
8 BG IPA SMP 1 KSP
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
2. Akhlak pribadi. Integritas. Berani dan konsisten menyampaikan
kebenaran atau fakta serta memahami
konsekuensi-konsekuensinya untuk diri
sendiri dan orang lain.
Merawat diri secara fisik, Pelajar mengidentifikasi pentingnya
mental, dan spiritual. menjaga keseimbangan kesehatan
jasmani, mental, dan rohani serta
berupaya menyeimbangkan aktivitas
fisik, sosial, dan ibadah.
3. Akhlak kepada Mengutamakan Pelajar mengenal perspektif dan emosi/
manusia. persamaan dengan orang perasaan dari sudut pandang orang
lain dan menghargai atau kelompok lain yang tidak pernah
perbedaan. dijumpai atau dikenalnya.
Pelajar mengutamakan persamaan dan
menghargai perbedaan sebagai alat
pemersatu dalam keadaan konflik atau
perdebatan.
Berempati kepada orang Pelajar memahami perasaan dan sudut
lain. pandang orang dan/atau kelompok lain
yang tidak pernah dikenalnya.
4. Akhlak kepada Memahami Pelajar memahami konsep sebab-akibat
alam. keterhubungan ekosistem di antara berbagai ciptaan Tuhan dan
bumi. mengidentifikasi berbagai sebab yang
mempunyai dampak baik atau buruk,
langsung maupun tidak langsung,
terhadap alam semesta.
Menjaga lingkungan Pelajar mewujudkan rasa syukur dengan
alam sekitar. berinisiatif untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan alam
sekitarnya dengan mengajukan
alternatif solusi dan mulai menerapkan
solusi tersebut.
Petunjuk Umum 9
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
5. Akhlak beragama. Melaksanakan hak dan Pelajar menganalisis peran, hak, dan
kewajiban sebagai warga kewajiban sebagai warga negara,
negara Indonesia. memahami perlunya mengutamakan
kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi sebagai wujud dari
keimanannya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan subelemen perkembangan
dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia kepada
peserta didik sebagai berikut.
a. Mengenal dan mencintai Tuhan yang Maha Esa, melalui penguatan dari guru selama
proses pembelajaran, terutama pada materi-materi yang mempelajari alam dan
penciptaannya. Misalnya, materi tentang tata surya.
b. Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual, melalui penguatan dari guru selama
proses pembelajaran, terutama pada materi-materi yang mempelajari sistem tubuh
manusia.
c. Memahami keterhubungan ekosistem bumi.
d. Menjaga lingkungan alam sekitar.
2. Berkebinekaan Global
Indonesia termasuk negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam suku dan
budaya. Negara kesatuan yang berbentuk kepulauan itu didasarkan atas rasa cinta terhadap
tanah air. Oleh karena itu, dimensi berkebinekaan global sangat ditekankan pada pelajar
Indonesia. Pelajar Indonesia yang berkebinekaan adalah pelajar yang memiliki identitas diri
yang matang, mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya,
sekaligus memiliki wawasan atau pemahaman yang kuat serta keterbukaan tentang
eksistensi ragam budaya daerah, nasional, dan global. Pelajar tersebut mampu berinteraksi
secara positif antarsesama, memiliki kemampuan komunikasi intelektual, serta secara
reflektif menjadikan pengalamannya dalam kehidupan di lingkungan majemuk sebagai
kesempatan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan welas asih.
Guru dapat memberi penekanan kepada peserta didik untuk menyadari kebinekaan
global menjadi modal penting untuk hidup bersama orang lain secara damai di dunia yang
saling terhubung, baik secara fisik maupun secara maya. Kebinekaan global mendorong
pelajar Indonesia untuk bersikap nasionalis, tetap mempertahankan budaya luhur, loyalitas
dan identitasnya pada satu sisi, serta pada sisi lain berpikiran terbuka dan berinteraksi
dengan budaya lain secara global. Interaksi tersebut dilakukan dengan penuh penghargaan
dan kesetaraan untuk kebahagiaan serta kesejahteraan dunia dan keberlangsungan hidup
di masa akan datang. Pengalaman kebinekaannya akan menuntun pelajar Indonesia
terhindar dari prasangka dan stereotip, perundungan, intoleransi dan kekerasan terhadap
budaya serta kelompok yang berbeda, untuk kemudian secara aktif berpartisipasi dalam
mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, inklusif, dan berkelanjutan.
10 BG IPA SMP 1 KSP
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
3. Bergotong Royong
Nilai bergotong royong dalam masyarakat telah tecermin dalam bangsa Indonesia sejak
dahulu. Nilai bergotong royong tidak boleh hilang dalam kehidupan bangsa Indonesia
meskipun di zaman modern yang serba canggih ini. Oleh karena itu, guru harus selalu
memberi penguatan dimensi bergotong royong yang diterapkan dalam sekolah. Dengan
demikian, pelajar Indonesia akan terbiasa bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberi penekanan kepada pelajar Indonesia bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri dan hanya dapat hidup layak jika bersama dengan orang lain dalam lingkungan sosial.
Dengan demikian, pelajar dapat memahami bahwa tindak tanduk dirinya akan berdampak
pada orang lain. Lebih jauh lagi, ia sadar bahwa manusia dapat memiliki kehidupan yang
baik hanya jika saling berbagi. Hal tersebut membuatnya menjaga hubungan baik dan
menyesuaikan diri dengan orang lain dalam masyarakat. Pelajar Indonesia juga menyadari
perannya dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development), mampu dan mau
mengambil peran dalam pembangunan berkelanjutan demi tercapainya kebahagiaan
(wellbeing) dan kesejahteraan (welfare) masyarakat Indonesia. Dengan kesadaran itu, pelajar
Indonesia berusaha terus-menerus memberikan kontribusi pada bangsa dan masyarakat.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi berbergotong royong pada fase D
(jenjang SMP, usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel C Elemen dan Subelemen Perkembangan
Dimensi Bergotong Royong pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
1. Kolaborasi. Kerja sama. Pelajar menyelaraskan tindakan sendiri
dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai
tujuan kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi semangat kepada
orang lain untuk bekerja efektif dan
mencapai tujuan bersama.
Petunjuk Umum 13
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
Komunikasi untuk Pelajar memahami informasi,
mencapai tujuan bersama. gagasan, emosi, keterampilan, dan
keprihatinan yang diungkapkan oleh
orang lain menggunakan berbagai
simbol dan media secara efektif,
serta memanfaatkannya untuk
meningkatkan kualitas hubungan
interpersonal guna mencapai tujuan
bersama.
4. Mandiri
Selain bergotong royong, pelajar Indonesia juga harus memiliki kemandirian yang
kuat. Pelajar Indonesia harus menjadi pelajar mandiri, yaitu pelajar yang memiliki prakarsa
atas pengembangan diri dan prestasinya dengan didasari pada pengenalan akan kekuatan
maupun keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas
proses serta hasilnya. Pelajar Indonesia mampu menetapkan tujuan pengembangan diri
dan prestasinya secara realistis, menyusun rencana strategis untuk mencapainya, gigih
dan giat dalam mewujudkan rencana tersebut, serta bertindak atas kehendak dan prakarsa
dirinya tanpa perasaan terpaksa karena adanya tuntutan atau desakan dari orang lain.
Pelajar mandiri memiliki dorongan belajar yang berasal dari dalam dirinya sehingga
akan merasakan beberapa keuntungan, seperti performa belajarnya yang baik, terlibat secara
penuh dalam aktivitas belajar, merasakan emosi positif dalam belajar, mempersepsikan
dirinya kompeten, serta berorientasi pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari. Pelajar mandiri proaktif membuat pilihan berdasarkan realita menurut
pandangan mereka, bukan hanya sebagai penerima yang pasif. Pelajar mandiri juga
mampu menetapkan tujuan, memilih metode yang efektif dan efisien untuk mencapainya,
mengendalikan diri untuk mencapainya, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan
yang dicapai. Ketika mengalami hambatan, ia akan berusaha mengatasi hambatan yang
ditemui secara adaptif. Dengan demikian, ia terus berkembang dan memperoleh kemajuan
yang berkelanjutan. Pelajar yang mandiri merasakan kebutuhan dan kemanfaatan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi mandiri pada fase D (jenjang SMP,
usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel D Elemen dan Subelemen Perkembangan Dimensi Mandiri pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
1. Pemahaman diri dan Mengenali kualitas dan Pelajar membuat penilaian
situasi yang dihadapi. minat diri serta tantangan yang realistis terhadap
yang dihadapi. kemampuan dan minat, serta
prioritas pengembangan diri
berdasarkan pengalaman
belajar dan aktivitas lain yang
dilakukannya.
Mengembangkan refleksi Pelajar memonitor kemajuan
diri. belajar yang dicapai serta
memprediksi tantangan
pribadi dan akademik yang
akan muncul berlandaskan
pada pengalamannya untuk
mempertimbangkan strategi
belajar yang sesuai.
Petunjuk Umum 15
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
2. Regulasi diri. Regulasi emosi. Pelajar memahami dan
memprediksi konsekuensi dari
emosi dan pengekspresiannya
serta menyusun langkah-
langkah untuk mengelola
emosinya dalam pelaksanaan
belajar dan berinteraksi dengan
orang lain.
Penetapan tujuan Pelajar merancang
belajar, prestasi, dan strategi yang sesuai untuk
pengembangan diri serta menunjang pencapaian
rencana strategis untuk tujuan belajar, prestasi, dan
mencapainya. pengembangan diri dengan
mempertimbangkan kekuatan
serta kelemahan dirinya dan
situasi yang dihadapi.
Menunjukkan inisiatif Pelajar mengkritisi efektivitas
dan bekerja secara dirinya dalam bekerja
mandiri. secara mandiri dengan
mengidentifikasi hal-hal
yang menunjang maupun
menghambat dalam mencapai
tujuan.
Mengembangkan Pelajar berkomitmen
pengendalian dan disiplin dan menjaga konsistensi
diri. pencapaian tujuan yang
telah direncanakannya untuk
mencapai tujuan belajar serta
pengembangan diri yang
diharapkannya.
Percaya diri, tangguh Pelajar membuat rencana baru
(resilient), dan adaptif. dengan mengadaptasi dan
memodifikasi strategi yang
sudah dibuat ketika upaya
sebelumnya tidak berhasil, serta
menjalankan kembali tugasnya
dengan keyakinan baru.
16 BG IPA SMP 1 KSP
5. Bernalar Kritis
Bernalar kritis merupakan salah satu karakter yang terdapat dalam pembelajaran
sains. Dengan mempelajari sains, pelajar Indonesia akan tumbuh karakter bernalar
kritis. Dimensi bernalar kritis ini sangat diperlukan oleh pelajar Indonesia dalam upaya
mengembangkan dirinya dan menghadapi tantangan, terutama tantangan di Abad ke-
21. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis berpikir secara adil sehingga dapat membuat
keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan banyak hal berdasarkan data dan fakta
yang mendukung. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Selanjutnya, ia
mampu menyampaikannya secara jelas dan sistematis. Selain itu, pelajar yang bernalar kritis
memiliki kemampuan literasi, numerasi, serta memanfaatkan teknologi informasi. Hal itu
membuat pelajar Indonesia mampu mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan.
Berbekal kemampuan nalar kritis, pelajar Indonesia mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk mengatasi pelbagai persoalan yang dihadapi, baik di lingkungan belajar
maupun di kehidupan nyata.
Pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu melihat suatu hal dari berbagai perspektif
dan terbuka terhadap pembuktian baru, termasuk pembuktian yang dapat menggugurkan
pendapat yang semula diyakini. Kemampuan tersebut dapat mengarahkan pelajar
Indonesia menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka sehingga mau memperbaiki
pendapat serta selalu menghargai orang lain. Selain itu, pelajar Indonesia yang bernalar
kritis dapat berpikir secara sistematis dan saintifik, menarik kesimpulan dari fakta yang
ada dan memecahkan masalah. Kemampuan itu mengarahkan Pelajar Indonesia menjadi
pribadi yang bertanggung jawab penuh terhadap keputusan yang diambil dengan tepat
dan senantiasa berkontribusi aktif dalam mencari solusi suatu permasalahan.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi mandiri pada fase D (jenjang SMP,
usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel E Elemen dan Subelemen Perkembangan Dimensi Bernalar Kritis pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
1. Memperoleh dan Mengajukan Pelajar mengajukan pertanyaan
memproses informasi pertanyaan. untuk klarifikasi dan interpreta-
serta gagasan. si informasi serta mencari tahu
penyebab dan konsekuensi dari
informasi tersebut.
Petunjuk Umum 17
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
Mengidentifikasi, Pelajar mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan mengklarifikasi, dan menganali-
mengolah informasi sis informasi yang relevan, serta
serta gagasan. memprioritaskan beberapa gagasan
tertentu.
2. Menganalisis dan Pelajar membuktikan penalaran
mengevaluasi penalaran dengan berbagai argumen dalam
serta prosedurnya. mengambil suatu simpulan atau
keputusan.
3. Refleksi pemikiran dan Merefleksi dan Pelajar menjelaskan asumsi yang di-
proses berpikir. mengevaluasi gunakan, menyadari kecenderung
pemikirannya sendiri. an dan konsekuensi bias pada
pemikirannya, serta berusaha
mempertimbangkan perspektif
yang berbeda.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen
perkembangan dimensi bernalar kritis kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas di
sepanjang proses pembelajaran.
6. Kreatif
Pembelajaran IPA dapat menguatkan daya kreatif bagi pelajar Indonesia. Materi yang
terdapat dalam IPA sangat erat kaitannya dengan produk teknologi yang dikembangkan
saat ini. Hal itu dapat dijadikan acuan bagi pelajar Indonesia untuk lebih kreatif. Apalagi
kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah dapat digunakan untuk menggali daya
kreativitas pelajar Indonesia. Oleh karena itu, pelajar Indonesia dapat mengembangkan
kemampuan kreatifnya dengan memahami dan mengekspresikan emosi serta perasaan
dirinya. Selanjutnya, ia dapat melakukan refleksi dan melakukan proses berpikir secara
kreatif. Artinya, proses berpikir yang dapat memunculkan gagasan baru dan pertanyaan-
pertanyaan ilmiah, mencoba berbagai alternatif pilihan, mengevaluasi gagasan dengan
menggunakan imajinasinya, dan memiliki keluwesan dalam berpikir rasional.
Pelajar Indonesia yang kreatif memiliki sensitivitas dalam menghadapi suatu persoal
an. Sensitivitas ini membuatnya mampu mengidentifikasi dan mencari solusi alternatif saat
pendekatan yang diambilnya belum berhasil serta bereksperimen dengan berbagai pilihan
secara kreatif ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi. Pengembangan kreativitas
dilakukan pelajar Indonesia untuk mengekspresikan diri, mengembangkan diri, dan
menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan dunia yang begitu cepat serta ketidak
pastian masa depan. Berbekal kemampuan kreatif, Pelajar Indonesia mampu merespons
dan menanggapi hal-hal baru, melakukan hal yang diminati, dan membahagiakan dirinya
sehingga sanggup memecahkan pelbagai persoalan. Pada akhirnya, pelajar Indonesia tampil
18 BG IPA SMP 1 KSP
menjadi sosok yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi tinggi dalam menghadapi
segala tantangan.
Elemen perkembangan dimensi kreatif pada fase D (jenjang SMP, usia 13–15 tahun)
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel F Elemen Perkembangan Dimensi Kreatif pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
1. Menghasilkan gagasan yang Pelajar menghubungkan gagasan yang dimiliki
orisinal. dengan informasi atau gagasan baru untuk
menghasilkan kombinasi gagasan baru dan
imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/
atau perasaannya.
2. Menghasilkan karya dan tindakan Pelajar mengeksplorasi dan mengekspresikan
yang orisinal. pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk
karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya
dan mempertimbangkan dampaknya bagi orang
lain.
3. Memiliki keluwesan dalam Pelajar menghasilkan solusi alternatif dengan
mencari alternatif solusi mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik
permasalahan. untuk menghadapi situasi serta permasalahan.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen
perkembangan dimensi kreatif kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas di sepanjang
proses pembelajaran.
Berikut adalah elemen dan capaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SMP/MTs.
a. Elemen Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada elemen pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs, capaian
pembelajaran yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1) Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup
dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan
karakteristik zat, membedakan perubahan fisik dan kimia, serta memisahkan
campuran sederhana.
2) Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil
penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, meng
identifikasi sistem organisasi kehidupan, melakukan analisis untuk menemukan
keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang
muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem pernapasan, dan sistem reproduksi).
3) Peserta didik mengidentifikasi interaksi antarmakhluk hidup dan lingkungannya
serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran serta
perubahan iklim.
4) Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka
temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan
konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi
kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
6) Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana.
7) Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan
cahaya termasuk alat-alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam ke-
hidupan sehari-hari.
8) Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala ke-
magnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang di-
hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
9) Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bu-
lan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi un-
tuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
10) Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta meng-
gunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH-nya).
Dengan pemahaman ini, peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah
serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
11) Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk
menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
b. Elemen Keterampilan Proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada elemen keterampilan proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs,
capaian pembelajaran yang diharapkan adalah sebagai berikut.
20 BG IPA SMP 1 KSP
1) Proses Mengamati
Dalam proses mengamati, peserta didik mampu
a) menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan peng
amatan serta
b) memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2) Proses Mempertanyakan dan Memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan
ilmiah.
3) Proses Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam
penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk
membuktikan prediksi.
4) Memproses dan Menganalisis Data serta Informasi
Dalam proses ini, peserta didik mampu
a) menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model, serta menjelaskan
hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non-
digital serta
b) mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan
data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifika-
si hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5) Proses Mengevaluasi dan Refleksi
Dalam proses ini, peserta didik dapat
a) mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada,
b) menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan serta efeknya
pada data, serta
c) menunjukkan permasalahan pada metodologi.
6) Proses Mengomunikasikan Hasil
Dalam proses ini, peserta didik dapat mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang
sesuai konteks penyelidikan. Selanjutnya, peserta didik mampu menunjukkan
pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
Perlu diingat oleh guru bahwa pengorganisasian pembelajaran ini sifatnya tidak mengikat
dan sekadar saran yang disusun penulis. Guru dapat memodifikasi, mengadaptasi, dan
menyesuaikan sebagian atau seluruh alur pembelajaran yang disarankan dengan mengutamakan
prinsip kebutuhan pelajar di kelas yang diampu. Guru juga harus menyesuaikan keadaan dan
kondisi sekolah masing-masing.
1. Kover Bab
Pada kover bab terdapat penomoran dan
Bab I judul bab yang menunjukkan materi pokok
Hakikat Sains dan Pengukuran
pembelajaran IPA. Selanjutnya, pada kover bab
juga disajikan gambar/foto yang dilengkapi
dengan teks deskripsi gambar/foto tersebut.
Gambar/foto dan deskripsinya mencerminkan isi
materi dalam bab dan dapat menjadi pembangkit
motivasi belajar (advance organizer) peserta didik.
Sumber: https://cdn.krjogja.com/wp-content/uploads/2017/11/Guru.jpg
Selain itu, tujuan pembelajaran juga disajikan
dalam kover bab dengan maksud peserta didik
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini makin diingat bahwa teknologi yang ada saat ini tidak
pesat. Banyak produk teknologi canggih digunakan lepas dari sains. Sains berperan besar dalam men
oleh masyarakat. Salah satu contoh hasil teknologi ciptakan teknologi baru dan canggih. Ilustrasi di atas
yang berkembang pesat adalah handphone (telepon menunjukk an tentang peran peserta didik dalam
genggam). Hasil teknologi itu tidak lepas dari melakukan penyelidikan. Lalu, apakah sebenarnya
Tujuan Pembelajaran
mempelajari bab terkait.
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, kalian dapat:
1. menjelaskan konsep sains dengan tepat;
2. mengenal dan mengetahui fungsi peralatan yang terdapat dalam laboratorium IPA dengan rinci;
3. merancang percobaan untuk membuktikan hipotesis dengan penuh semangat;
Sains
dik agar memiliki gambaran manfaat mempelajari materi dalam suatu bab. Selain itu, pe-
serta didik dapat terdorong rasa ingin tahu yang lebih mendalam dan bersemangat ketika
mempelajari materi dalam suatu bab.
4. Penyajian Materi
Setelah disampaikan pembangkit motivasi belajar, selanjutnya disampaikan materi
pokok yang dipelajari dalam suatu bab. Materi-materi pokok dalam suatu bab dirinci
menjadi subbab-subbab yang dikembangkan dari pencapaian belajar yang terdapat dalam
Kurikulum Merdeka. Di dalam materi terdapat beberapa aktivitas-aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Guru dapat menyampaikan langsung aktivitas
pembelajaran tersebut dengan mengikuti perintah yang ada di dalamnya. Namun, guru
juga dapat memberikan kreativitas aktivitas pembelajaran lain yang sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah.
5. Aktivitas Pembelajaran
Di atas telah dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran terdapat dalam materi
pembelajaran yang disampaikan dalam suatu bab. Ada beberapa jenis aktivitas pembelajaran
yang disampaikan dalam Buku Siswa. Berikut aktivitas-aktivitas pembelajaran yang
terdapat dalam Buku Siswa.
a. Tugas Mandiri
Tugas Mandiri berisi tentang tugas yang terkait dengan materi pembelajaran
dan harus dikerjakan secara mandiri oleh peserta didik. Pemberian tugas mandiri
bertujuan untuk melatih keberanian peserta didik dalam bertindak secara mandiri.
Dengan demikian, peserta didik tumbuh karakter percaya diri. Selain itu, di dalam
tugas mandiri tersebut terdapat elemen profil pelajar Pancasila yang diharapkan
muncul dalam diri peserta didik. Berikut contoh Tugas Mandiri yang terdapat dalam
Buku Siswa.
Memperoleh dan memproses informasi serta gagasan
Tugas Mandiri
Apakah dalam pembahasan cabang-cabang sains kalian menemukan ilmu matematika? Dalam hal ini,
ilmu matematika tidak termasuk sains. Namun demikian, ilmu matematika dapat membantu dan
sangat diperlukan dalam mempelajari sains. Cobalah kalian mencari contoh pentingnya matematika
dalam mempelajari sains!
b. Tugas Kelompok
Tugas Kelompok merupakan aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta
didik secara berkelompok. Tugas Kelompok ini bertujuan agar peserta didik dapat
berkolaborasi, kerja sama, dan mendiskusikan suatu masalah yang muncul. Di dalam
tugas kelompok tersebut juga diberikan elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai
dengan isi atau perintah di dalamnya. Berikut contoh Tugas Kelompok yang terdapat
dalam Buku Siswa.
28 BG IPA SMP 1 KSP
Gambar kiri menunjukkan velocipede (bentuk sepeda paling awal) dan gambar kanan menunjukkan
pesawat terbang paling awal yang diterbangkan oleh Wilbur Wright (1867–1912) dan Orville Wright
(1871–1948). Mereka adalah bersaudara.
Buatlah kelompok yang terdiri atas empat anggota! Buatlah karangan singkat mengenai sejarah pe
nemuan sepeda dan pesawat terbang (pilih salah satu dari dua topik tersebut)! Informasi sejarah pe
nemuan sepeda dan pesawat terbang dapat kalian cari di perpustakaan (ensiklopedia, majalah) atau
internet.
Dalam karangan singkat itu harus ada tokoh-tokoh yang berjasa dalam penemuan alat transportasi
sesuai dengan kronologi waktunya. Lengkapilah karangan singkat itu dengan gambar-gambar per
kembangan bentuk dan model kedua alat transportasi tersebut! Sebutkan juga fungsi masing-masing alat
transportasi tersebut! Apakah kedua alat transportasi tersebut termasuk sains atau teknologi? Cabang
sains apa yang membantu penemuan kedua alat transportasi tersebut? Berilah alasan! Buatlah laporan
hasil percobaan dan presentasikan hasilnya di dalam kelas!
c. Aktivitas Sains
Aktivitas Sains merupakan aktivitas pembelajaran terkait dengan percobaan yang
dapat dilakukan oleh peserta didik. Pemberian Aktivitas Sains dalam Buku Siswa ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keterampilan proses dan berpikir logis.
Selain itu, Aktivitas Sains juga dapat mengembangkan daya kreativitas dan kerja sama
dalam menyusun sebuah percobaan berikut laporan ilmiah. Berikut contoh Aktivitas
Sains yang terdapat dalam Buku Siswa.
Kalian telah mengetahui berbagai alat dalam laboratorium IPA. Sekarang, kalian akan mencoba untuk
membuat salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat benda-benda renik (sangat kecil), yai-
tu mikroskop sederhana. Oleh karena itu, buatlah kelompok belajar yang terdiri atas empat orang!
Dalam aktivitas ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah martil, kikir, gunting seng, seng, paku,
cermin, gelas, dan air jernih. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah berikut!
Langkah Pembuatan
1. Guntinglah seng sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm × 2 cm!
2. Kikirlah tepi seng untuk mengurangi ketajamannya!
3. Lubangilah seng dengan paku di dekat salah satu ujungnya!
4. Lekukkan seng membentuk sudut 90o!
5. Pasanglah pada gelas terbalik dengan diameter lubang kira-kira 2 cm
di atas dasar gelas!
6. Letakkan cermin dalam gelas dengan alas gabus!
Cara Penggunaan
1. Taruhlah hewan yang akan diamati, misalnya kutu air pada dasar gelas!
2. Teteskan air pada lubang sebagai lensa!
3. Dekatkan mata pada tetes air dan aturlah kejelasan melihat dengan
membengkok-bengkokkan seng!
d. Review
Review merupakan aktivitas pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk
menguji elemen pemahaman bermakna dalam suatu topik pembahasan materi IPA di suatu
bab. Guru dapat menggunakannya untuk keperluan mendapatkan nilai proses belajar bagi
setiap peserta didik.
Regulasi diri
Review
1. Sebutkan alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan hal-hal berikut!
a. Menampung larutan yang dikhawatirkan tumpah apabila dikocok.
b. Mengambil bahan kimia berwujud padat.
c. Membantu memasukkan larutan ke dalam suatu wadah.
d. Mengambil atau memindahkan larutan bersifat korosif.
e. Mengaduk zat pewarna yang dimasukkan ke dalam air.
f. Memanaskan suatu larutan.
g. Mengukur waktu dalam suatu percobaan.
h. Mengukur larutan sebanyak 2 mL.
i. Mengukur suhu ruangan laboratorium.
j. Mengukur massa suatu benda padat.
2. Apakah persamaan dan perbedaan pipet ukur dan buret?
3. Apakah perbedaan skala termometer ruangan dan termometer badan?
4. Bagaimana cara mengukur volume benda tidak beraturan, misalnya kerikil?
5. Apakah fungsi label bahan kimia?
6. Perhatikan gambar di bawah! Manakah perilaku yang menunjukkan tindakan benar? Jelaskan!
7. Salah satu tata tertib laboratorium tertulis: “Jangan masuk ke dalam laboratorium tanpa didampingi
Bapak/Ibu Guru”. Apakah tujuannya?
8. Mengapa kalian harus menutup keran air dan mematikan pembakar spiritus setelah selesai
digunakan?
9. Di dalam laboratorium IPA harus ada kotak P3K. Apakah isinya?
10. Mengapa laboratorium harus memiliki saluran pembuangan sendiri?
e. Scan Me!
Scan Me! merupakan informasi tambahan untuk Scan Me!
memperkuat pemahaman materi atau konsep yang ada Contoh Prosedur Penggunaan
Lab. IPA
dalam Buku Siswa. Scan Me! berupa QR Code yang dapat
di-scan oleh peserta didik melalui handphone. Sebagian
besar isi dalam QR Code tersebut berupa video sehingga
peserta didik mendapatkan informasi tambahan dan
memperkuat pemahaman pengetahuan.
Sumber: Dokumen Penerbit
f. Info Sains
Untuk menambah rasa ingin tahu bagi peserta didik, di Buku Siswa juga disajikan
Info Sains. Info Sains berisi informasi tambahan yang terkait dengan materi yang
dipelajari sehingga akan menambah wawasan dan memperkuat pemahaman peserta
didik.
Info Sains
Peristiwa Difusi Kaitannya dengan Karakteristik Zat
Ketika pulang sekolah, pernahkah kalian mencium harum masakan dari dapur? Ketika mencium
harumnya masakan, kalian langsung merasa lapar. Padahal, kalian tidak berada di dapur. Kalian tentu
juga pernah mencium harum parfum. Mengapa kalian dapat mencium harum masakan dan parfum?
Aroma masakan, parfum, dan bau-bauan lain dibawa oleh udara yang merupakan partikel gas. Saat
bernapas, udara itu sampai ke indra penciuman kalian. Partikel gas bergerak secara acak dan sangat cepat
sehingga dapat bertabrakan (atau bertumbukan). Akibatnya, bau-bauan tersebut dapat kalian rasakan
walaupun jauh dari sumber bau. Proses itu disebut difusi. Jadi, difusi adalah pergerakan partikel
serabut saraf dari yang lebih banyak ke yang lebih sedikit sampai
pembau (alfaktori) keadaannya seimbang. Ketika partikel-partikel saling
bertabrakan, bau menjadi menyebar karena
tulang hidung serabut saraf
ke otak bercampur dengan partikel lain. Bagaimanakah
cara kalian mencium aroma masakan dan
aroma parfum? Perhatikan Gambar 2.3!
Aroma dan bau-bauan masuk melalui lubang
hidung. Kemudian, aroma dan bau-bauan itu
silia
saraf terus masuk melalui rambut-rambut halus atau
lendir
pembau silia yang ada di ujung saraf pembau. Melalui
Gambar 2.3 Anatomi hidung manusia. saraf pembau, aroma dan bau-bauan itu disalurkan
ke otak sehingga kalian dapat mengidentifikasi bau
tersebut.
Difusi juga terjadi pada zat cair karena partikel-
partikelnya bergerak. Hal itu dapat kalian amati
dengan cara meneteskan zat warna dalam air.
Perhatikan Gambar 2.4!
Gambar 2.4 Keadaan air dan zat warna sebelum, saat,
dan setelah difusi.
g. Uji Keterampilan
Untuk menumbuhkan elemen pembelajaran keterampilan proses, di dalam
Buku Siswa ada aktivitas pembelajaran berupa Uji Keterampilan. Dengan melakukan
perintah yang terdapat dalam Uji Keterampilan, peserta didik akan menumbuhkan
daya kreatif dan berpikir kritis serta logis. Guru dapat menggunakan aktivitas ini
untuk menilai peserta didik terkait nilai keterampilan. Dengan demikian, peserta
didik akan menjadi lebih terampil.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Uji Keterampilan
Disediakan alat-alat dan bahan: gelas ukur, gelas kimia, pipa Y, neraca lengan, neraca pegas, air, alkohol,
batu, besi, kayu, dan macam-macam logam.
1. Peragakan dan tunjukkan cara menentukan massa jenis cairan dan tentukan besar massa jenisnya
dari alat dan bahan yang tersedia!
2. Peragakan dan tunjukkan cara menentukan massa jenis benda padat dan tentukan pula besar massa
jenisnya dari bahan dan alat yang tersedia!
h. Tugas Proyek
Dalam mempelajari IPA, peserta didik diharapkan memiliki hasil akhir. Hasil
akhir dapat berupa laporan ilmiah atau produk sains. Untuk memenuhi hal tersebut,
di dalam Buku Siswa disajikan Tugas Proyek. Tugas Proyek berisi tugas yang dapat
dikerjakan secara mandiri atau kelompok untuk melatih peserta didik menjadi insan
yang kreatif dan bertanggung jawab.
Kalian telah mengetahui berbagai alat ukur panjang, misalnya mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup. Dalam tugas ini, kalian harus membuat kelompok belajar yang beranggotakan tiga orang.
Kemudian, perhatikan dengan saksama ketiga alat ukur panjang tersebut! Setelah itu, buatlah tiruan
alat ukur tersebut menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kalian! Misalnya, kalian
dapat menggunakan kaleng bekas. Setelah kelompok kalian selesai membuat tiruan alat tersebut,
presentasikan cara penggunaannya dan terapkan untuk mengukur benda-benda di sekitarnya! Jika
alat ukur yang kalian buat dinyatakan baik, kalian dapat menyumbangkannya ke pihak sekolah untuk
melengkapi peralatan laboratorium sekolah.
i. Soal HOTS
Untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila terkait elemen memiliki keluwesan
berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan, di dalam Buku Siswa disajikan
Soal HOTS. Soal HOTS berisi soal-soal yang lebih kompleks sehingga peserta didik
dapat berpikir lebih kompleks dalam menyelesaikan masalah.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Soal HOTS
Pada saat mendidihkan air menggunakan nyala api yang berbeda, manakah suhu yang lebih tinggi di
atas permukaan air: air mendidih dengan nyala api lebih kecil ataukah air mendidih dengan nyala api
lebih besar? Mengapa?
j. Renungan
Untuk memenuhi penguatan Profil Pelajar Pancasila pada elemen beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, dalam Buku Siswa
disajikan Renungan. Renungan berisi mengenai peristiwa atau fenomena alam
yang terjadi kaitannya antara materi yang dipelajari dan Tuhan. Dengan demikian,
peserta didik diajak untuk merenung atas fenomena tersebut sehingga sadar dan
menumbuhkan serta menguatkan profil pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Akhlak beragama
Renungan
Peredaran bumi dan bulan terhadap matahari telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Kalian hanya
dapat mempelajarinya sehingga keyakinan akan kekuasaan Tuhan dapat meningkat. Coba kalian
renungkan, apa yang akan terjadi jika bumi atau bulan berhenti dalam peredarannya!
k. Uji Kompetensi
Uji kompetensi diberikan pada setiap akhir bab untuk menguji pemahaman
bermakna dan keterampilan proses peserta didik dalam bab terkait. Selain itu, di dalam
Buku Siswa juga disajikan Latihan Ulangan Tengah Semester dan Latihan Ulangan
Semester. Latihan tersebut dapat digunakan guru untuk melatih diri peserta didik
sebelum menghadapi Ujian Tengah Semester dan Ujian Semester. Di akhir keseluruhan
bab, juga diberikan Soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). Pemberian Soal
AKM bertujuan untuk melatih peserta didik agar siap ketika mendapatkan giliran
untuk melakukan ujian kompetensi berupa AKM secara nasional.
A. Berilah tanda silang (×) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi lebih 3. Planet yang sering disebut planet merah adalah
kuat daripada bintang-bintang yang lain. Hal ini ....
disebabkan .... a. Mars c. Yupiter
a. satu-satunya bagian tata surya yang dapat b. Venus d. Saturnus
memancarkan energi 4. Planet yang terdekat dengan bumi adalah ....
b. matahari merupakan bintang yang sangat a. Mars c. Venus
besar b. Merkurius d. Yupiter
c. matahari adalah bintang yang terdekat
5. Planet yang mempunyai sumbu hampir sejajar
dengan bumi
terhadap bidang orbitnya adalah ....
d. energi matahari memang sangat kuat
a. Uranus c. Yupiter
2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! b. Venus d. Mars
(1) tidak memancarkan cahaya sendiri
6. Orbit asteroid terletak di antara orbit ....
(2) memancarkan cahaya sendiri
a. Merkurius dan Pluto
(3) tidak memiliki orbit yang jelas
b. Mars dan Bumi
(4) mengorbit matahari
c. Mars dan Yupiter
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri d. Bumi dan Bulan
planet adalah ....
7. Kalian lebih banyak melihat meteor lewat ten-
a. (1) dan (3) c. (2) dan (3)
gah malam daripada sebelum tengah malam
b. (1) dan (4) d. (3) dan (4)
karena ....
1. Merdeka Belajar
Dalam pelaksanaan kurikulum penyederhanaan ini, guru harus aktif dan kreatif dalam
setiap aktivitas pembelajaran. Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai
Petunjuk Umum 33
dengan karakter peserta didik. Dengan demikian, guru dapat memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih aktivitas pembelajaran dengan catatan mengacu
kepada capaian pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan kurikulum merdeka belajar.
a. Memahami Tujuan yang Ingin Dicapai
Dalam aktivitas pembelajaran, hal utama yang perlu diperhatikan bagi peserta
didik adalah memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pelajar yang merdeka
harus memahami tujuan belajar tersebut. Oleh karena itu, guru harus memberikan
pengarahan kepada peserta didik bahwa peserta didik menjadi pengambil keputusan
dalam setiap aktivitas belajar. Peserta didik dibimbing untuk dapat menentukan
tujuan dan merencanakan strategi yang tepat untuk meraih tujuan tersebut. Guru juga
harus meyakinkan bahwa kekuatan diri yang dimiliki peserta didik dapat membantu
menemukan makna dalam proses belajar. Setiap langkah dalam aktivitas belajar perlu
diperhitungkan sebagai tahapan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Guru harus peka terhadap keinginan peserta didik dan senantiasa melibatkannya
dalam aktivitas belajar dan menentukan target individu yang ingin dicapai sesuai
dengan kemampuan serta kondisinya.
b. Memahami Konsekuensi terhadap Pilihan yang Diambil
Setiap peserta didik memiliki keinginan dan cita-cita yang akan diraih. Namun,
peserta didik terkadang masih ragu dan bingung dengan pilihannya. Di sini, guru
berperan untuk meyakinkan keinginan dan cita-cita bagi peserta didik. Oleh karena
itu, guru harus memberikan penguatan kepada peserta didik untuk memahami
konsekuensi terhadap pilihan yang diambil. Guru dapat memahamkan peserta didik
mengenai sebab akibat saat bertindak. Dengan demikian, peserta didik dapat berpikir
terlebih dahulu sebelum bertindak dan segera memantapkan diri saat menentukan
pilihan.
Pemahaman peserta didik mengenai konsekuensi pada pilihannya akan
menguatkan kontrol diri yang baik, fokus pada hal yang sedang dikerjakan, dan selalu
menyelesaikan hal-hal yang telah dikerjakan. Ketika menemui kendala atau tantangan,
peserta didik akan segera mengobservasi dan menimbang berdasarkan kemampuan
yang dimiliki. Dengan demikian, penguatan pada diri peserta didik menjadi tangguh
dan pekerja keras. Akibatnya, peserta didik selalu menantang diri menjadi individu
yang lebih baik di setiap waktu. Oleh karena itu, guru harus berperan dan memberikan
beragam tantangan yang dapat dipilih sendiri oleh peserta didik. Namun, guru harus
mendampinginya saat peserta didik merencanakan strategi dalam menyelesaikan
tantangan. Selain itu, guru juga perlu memberikan umpan balik di sepanjang proses
pembelajaran.
c. Refleksi Berkelanjutan
Peserta didik telah memahami konsekuensi terhadap pilihan yang diambil sehingga
dapat menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Berdasarkan penyelesaian
terhadap tantangan yang dihadapi, peserta didik dapat melakukan refleksi diri. Guru
dapat membimbing dan mengarahkan cara penyelesaian tantangan atau masalah
dengan tepat. Selanjutnya, peserta didik melakukan refleksi berkelanjutan.
34 BG IPA SMP 1 KSP
Nama :
Kelas :
Petunjuk:
1. Bacalah setiap pernyataan berikut dan berilah tanda centang (√) pada kolom
“Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan kalian selama proses diskusi!
2. Kumpulkan format penilaian diri kepada Bapak/Ibu Guru kalian setelah
diisi dengan lengkap!
Tabel I Penilaian Diri
No. Pernyataan Ya Tidak
Selama proses diskusi, saya:
1. aktif mengemukakan pendapat;
2. mendengarkan teman lain yang sedang mengemukakan
pendapat;
3. sibuk mengerjakan tugas sendiri;
4. tidak berani bertanya karena khawatir ditertawakan;
5. aktif mengajukan pertanyaan;
36 BG IPA SMP 1 KSP
Catatan:
1. Pernyataan dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi.
2. Data ini dapat dijadikan oleh guru sebagai umpan balik dan pengambilan
keputusan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran peserta
didik.
Konsep Konsep
Petunjuk Umum 43
10
10
4) Tes Tertulis
Bentuk penilaian terhadap proses pembelajaran lain yang sudah sangat
dikenal guru adalah tes tertulis. Guru diharapkan dapat membuat tes tertulis
yang dapat mengukur tidak hanya pengetahuan yang peserta didik dapatkan
selama aktivitas belajar, tetapi juga dapat mendukung kemampuan peserta didik
secara keseluruhan.
44 BG IPA SMP 1 KSP
d) Pemberian tugas, dilakukan sebagai upaya latihan bagi peserta didik agar
dapat memahami materi dari berbagai sudut pandang.
e) Pemanfaatan tutor sebaya, dilakukan dengan bantuan peserta dengan ke-
mampuan dan kecepatan belajar yang lebih. Tutor sebaya sering kali terbuk-
ti lebih efektif dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan, misalnya dari sisi
komunikasi, karena kedekatan atau faktor usia yang relatif sama membuat
peserta didik memahami materi yang disampaikan dengan bahasa yang le
bih mudah dipahami. Selain menguntungkan peserta didik dengan kesulit
an belajar, tutor juga mendapatkan keuntungan karena dengan menjelaskan
materi pada temannya memberi potensi lebih besar baginya untuk makin
menguasai konten yang disampaikan.
2) Pengayaan
Program pengayaan difokuskan pada pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
2017). Bentuk pembelajaran pengayaan dapat dipilih sebagai berikut.
a) Belajar berkelompok, dengan pengelompokan peserta didik berdasarkan mi-
nat tertentu. Guru dapat memberikan permasalahan yang nyata dan dekat
dengan keseharian peserta didik, kemudian kelompok tersebut diminta un-
tuk menyelesaikan permasalahan atau mengajukan solusi berdasarkan tahap
an berpikir ilmiah yang telah dipelajari.
b) Belajar mandiri, yang dilakukan peserta didik untuk memperdalam topik
yang diminatinya. Seperti belajar berkelompok, aktivitas pengayaan ini
dimulai dari permasalahan untuk kemudian diteliti secara mendalam oleh
peserta didik yang bersangkutan.
c) Pembelajaran berbasis tema, dilakukan dengan kolaborasi antarmata pel
ajaran. Peserta didik akan memecahkan permasalahan berdasarkan tema
tertentu, dengan melihat dari berbagai sudut pandang mata pelajaran agar
didapatkan pemahaman yang menyeluruh (kompleks) terhadap permasalah
an yang akan didalami tersebut.
F. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran untuk menyampaikan materi IPA sangat beragam. Guru dapat
mencoba dan memvariasi berbagai strategi pembelajaran agar pengalaman belajar berfokus
pada keterampilan-keterampilan utama yang ingin dikuasai peserta didik. Peserta didik dapat
dilibatkan secara aktif sehingga pembelajaran akan berlangsung dengan lebih bermakna
dan mendalam. Dalam petunjuk khusus tiap bab, guru akan menemukan beragam strategi
pembelajaran. Guru dapat memodifikasi dan menyesuaikan strategi-strategi tersebut dengan
mengutamakan kebutuhan dan kondisi peserta didik di kelas.