Anda di halaman 1dari 48

Petunjuk Umum 1

Petunjuk Umum

A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan alam atau sains diartikan sebagai pengetahuan sistematis yang diperoleh
dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar
atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2016). Ilmu pengetahuan alam merupakan aktivitas intelektual dan praktis yang
di dalamnya meliputi studi sistematis tentang struktur dan perilaku alam semesta melalui
kerja ilmiah. Aktivitas tersebut memberi pengalaman belajar untuk memahami cara kerja
alam semesta melalui pendekatan-pendekatan empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pemahaman ini dapat mendorong peserta didik untuk memecahkan berbagai permasalahan
sains yang pada akhirnya terkait dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil karya peserta
didik akan memberi dampak positif langsung pada lingkungannya.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berperan sangat besar dalam kehidupan peserta didik
sehingga mereka dapat menjaga keselamatan diri, orang lain, dan alam, mencari potensi-
potensi yang terpendam dari alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan
serta membantu manusia mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Di jenjang
SMP/MTs, ilmu pengetahuan alam menjadi satu mata pelajaran tersendiri agar peserta didik
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari topik-topik dalam bidang keilmuan
fisika, kimia, biologi, serta bumi dan antariksa.
Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPA akan melatih sikap ilmiah
dan diharapkan akan melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Sikap ilmiah tersebut
antara lain keingintahuan yang tinggi, berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, bertanggung
jawab, objektif, tidak mudah putus asa, tekun, solutif, sistematis, dan mampu mengambil
kesimpulan yang tepat. Pencapaian pembelajaran IPA diukur dari seberapa kompeten
peserta didik dalam menggunakan pemahaman sains dan keterampilan proses (inkuiri, yakni
mengamati, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, memilih dan mengelola informasi,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan aksi serta melakukan refleksi diri), serta mempunyai
sikap dan perilaku sehingga peserta didik dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan
dan kelestarian lingkungannya.

1. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs


Pelajaran IPA merupakan sarana yang strategis dalam mengembangkan profil pelajar
Pancasila. Dalam kegiatan pembelajaran IPA, peserta didik akan mempelajari alam semesta
ciptaan Tuhan serta berbagai tantangan yang ada di dalamnya. Proses ini merupakan
media pembelajaran yang sangat strategis dalam membangun iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang berdampak pada sikap atau akhlak mulia. Melalui proses
saintifik maka diharapkan kemampuan peserta didik mampu bernalar kritis agar mampu
2 BG IPA SMP 1 KSP

memproses dan mengelola informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisis, evaluasi, menarik
kesimpulan, dan menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru. Mata pelajaran IPA
diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mandiri dan mampu berkolaborasi
dengan orang lain. Selain itu, peserta didik dapat menggali potensi yang dimiliki Indonesia
dan mampu mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif global.
Dengan mempelajari IPA secara terpadu, peserta didik mengembangkan dirinya sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila dan dapat
a. mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpacu
untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami bagaimana sistem
alam semesta bekerja, dan memberikan dampak timbal-balik bagi kehidupan manusia,
b. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola
sumber daya alam, dan lingkungan dengan bijak,
c. mengembangkan keterampilan proses inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan
hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata,
d. memahami persyaratan-persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota
masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya, serta
e. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPA dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


SMP/MTs
Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia
fisik serta fenomena terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi
yang sistematis (Gregersen, 2020). Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Apa yang diketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa
lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun masa depan. Jadi, ilmu
pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk mengungkap kebenaran
dan memanfaatkannya untuk kehidupan. Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada
kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar. Dengan demikian,
diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan berpikir dan bertindak
yang kukuh serta didasarkan atas pemahaman kaidah penelitian ilmiah.
Dalam pengajaran sains, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif
dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya.
Peserta didik diposisikan sebagai pembelajar pasif, yaitu hanya menerima materi. Sebaliknya,
pendekatan proses inkuiri (yang merupakan pendekatan induktif ), peserta didik diberikan
kesempatan yang luas untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing
oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya (Rocard,
et.al., 2007).
Petunjuk Umum 3

Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA, yakni pemahaman IPA dan keterampil­
an proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen
berlaku untuk empat cakupan konten, yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan
perubahannya, serta bumi dan antariksa.
a. Elemen Pemahaman IPA
Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki
pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak progresif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal
yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai kompetensi
itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang sesuai dengan
cakupan setiap konten dan perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas cakupan
konten yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan keterkaitan
antara biologi, fisika, dan kimia. Akibatnya, peserta didik memahami sains secara
menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini meliputi kemampuan
berpikir sistematik, memahami konsep, hubungan antarkonsep, hubungan kausalitas
(sebab-akibat), serta tingkat hierarkis suatu konsep.
b. Elemen Keterampilan Proses
Dalam Profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara
objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses yang
baik maka profil tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosis
terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen
dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang
dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi,
menemukan informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan
fakta, serta membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri
sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal itu
terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002).
Dalam pembelajaran IPA, terdapat dua pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan
deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan
deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan
contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar
yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta
didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan
eksperimen, dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains
(e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research Council,
1996; Rocard et al., 2007). Hal itu didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara
4 BG IPA SMP 1 KSP

esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta didik perlu
mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar aspek
fundamental IPA dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996;
NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya
ada enam keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu sebagai berikut.
1) Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses
inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat melakukan
pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan
saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk
melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain seperti kuesioner dan/atau wawancara.
2) Mempertanyakan dan Memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
ingin diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini, peserta didik
juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang
akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum
sebab akibat.
3) Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan
dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan menyusun
langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan melakukan
penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-
faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung
dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik
mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan
untuk mendapatkan temuan-temuan.
4) Memproses serta Menganalisis Data dan Informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia
menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.
Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai
relevansi informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan,
serta menyimpulkan hasil penyelidikan.
5) Mengevaluasi dan Refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta
didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu
Petunjuk Umum 5

dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta didik
melakukan refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif
global untuk masa depan berkelanjutan.
6) Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan,
menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam
media digital dan nondigital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan
dalam berbagai media, baik digital dan/atau nondigital. Pelaporan dapat dilaku­
kan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan
suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan
dan kemampuan peserta didik.

B. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun dan
dihidupkan dalam diri pelajar untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dan
kemampuan tersebut merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan membangun
Profil Pelajar Pancasila dalam sistem pendidikan nasional, Pancasila bukan hanya sebagai dasar
negara, tetapi juga menjadi tujuan yang utama. Oleh karena itu, setiap program dan kegiatan
pembelajaran harus dapat menunjukkan adanya Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila dirumuskan melalui kajian literatur dan diskusi yang melibatkan
pakar di bidang Pancasila, pendidikan, psikologi pendidikan dan perkembangan, serta
pemangku kepentingan pendidikan. Kajian literatur tersebut dilakukan dengan menganalisis
berbagai referensi, termasuk visi pendidikan yang dibangun oleh Ki Hajar Dewantara, nilai-
nilai Pancasila, amanat pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 beserta turunannya,
yaitu kebijakan terkait standar capaian pendidikan nasional.
Hasil dari berbagai kajian tersebut telah dinyatakan bahwa Profil Pelajar Pancasila
dirumuskan dalam satu pernyataan yang komprehensif, yaitu
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
Pernyataan di atas memuat tiga frasa kunci, yaitu pelajar sepanjang hayat, kompeten, serta
karakter dan perilaku nilai-nilai Pancasila. Ketiga frasa kunci tersebut menunjukkan adanya
paduan antara penguatan identitas khas bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, sebagai rujukan
karakter Pelajar Pancasila, dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan
sumber daya manusia Indonesia dalam konteks perkembangan abad ke-21.
6 BG IPA SMP 1 KSP

Berdasarkan pernyataan dari Profil Pelajar


Pancasila di atas, terdapat enam karakter/
kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi
kunci. Keenam karakter itu saling berkaitan
dan menguatkan sehingga upaya dalam
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang
utuh memerlukan penguatan keenam dimensi
tersebut dan tidak bisa parsial. Keenam
dimensi kunci tersebut digambar oleh diagram
di samping.
Enam dimensi tersebut menunjukkan
bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga
sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Profil Pelajar Pancasila digunakan pen- Gambar 1.1 Diagram dimensi kunci Profil Pelajar
didik untuk merancang pembelajaran dan Panca­sila.
lingkung­an belajar yang mendukung pertum-
buhan dan perkembangan kompetensi serta karakter yang termuat dalam setiap dimensi Profil
Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila juga menjadi re­ferensi utama dalam Asesmen Nasio­
nal, khususnya Survei Karakter dan Survei Lingkungan Bel­ajar sehingga sangat relevan untuk
dikembangkan. Dimensi dan elemen Profil Pelajar Panca­sila dapat dilihat pada gambar diagram
berikut.

Gambar 1.2 Dimensi dan elemen Profil Pelajar Pancasila.


Petunjuk Umum 7

Berikut penjelasan mengenai keenam dimensi yang menjadi kunci bagi Profil Pelajar
Pancasila.
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Ber­
akhlak Mulia
Dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
harus dimiliki oleh semua pelajar Indonesia. Pelajar Indonesia harus beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam agama
dan kepercayaan yang dianutnya. Sebagai seorang pelajar Indonesia harus meyakini akan
keberadaan Tuhan. Dengan demikian, setiap langkah dan perbuatannya dalam kehidupan
menunjukkan hubungan kasih sayang dan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pelajar Indonesia yang bertakwa adalah pelajar yang menghayati keberadaan Tuhan
dan menaati segala perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan ajaran agama dan
kepercayaannya. Keimanan dan ketakwaan tersebut tertanam dalam hati pelajar Indonesia
dan terejawantahkan dalam akhlak yang mulia.
Guru dapat mengarahkan kepada peserta didik sebagai pelajar Indonesia yang
menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilakukan ditujukan untuk perbaikan akhlak
pribadinya. Adapun elemen perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia pada fase D ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel A Elemen Perkembangan Dimensi Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
1. Akhlak beragama. Mengenal dan mencintai Pelajar memahami kehadiran Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa. dalam kehidupan sehari-hari serta me­
ngaitkan pemahamannya tentang kuali-
tas atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep
peran manusia di Bumi sebagai makh-
luk Tuhan yang bertanggung jawab.
Pemahaman agama/ Pelajar memahami makna dan fungsi,
kepercayaan. unsur-unsur utama agama/kepercayaan
dalam konteks Indonesia, membaca
kitab suci secara fasih, serta memaha-
mi ajaran agama/kepercayaan terkait
hubungan sesama manusia dan alam
semesta.
Pelaksanaan ajaran Pelajar melaksanakan ibadah secara
agama/kepercayaan. rutin dan mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan,
berpartisipasi pada perayaan hari-hari
besarnya, serta melaksanakan ajarannya
pada lingkup keluarga, sekolah dan
lingkungan sekitar.
8 BG IPA SMP 1 KSP

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
2. Akhlak pribadi. Integritas. Berani dan konsisten menyampaikan
kebenaran atau fakta serta memahami
konsekuensi-konsekuensinya untuk diri
sendiri dan orang lain.
Merawat diri secara fisik, Pelajar mengidentifikasi pentingnya
mental, dan spiritual. menjaga keseimbangan kesehatan
jasmani, mental, dan rohani serta
berupaya menyeimbangkan aktivitas
fisik, sosial, dan ibadah.
3. Akhlak kepada Mengutamakan Pelajar mengenal perspektif dan emosi/
manusia. persamaan dengan orang perasaan dari sudut pandang orang
lain dan menghargai atau kelompok lain yang tidak pernah
perbedaan. dijumpai atau dikenalnya.
Pelajar mengutamakan persamaan dan
menghargai perbedaan sebagai alat
pemersatu dalam keadaan konflik atau
perdebatan.
Berempati kepada orang Pelajar memahami perasaan dan sudut
lain. pandang orang dan/atau kelompok lain
yang tidak pernah dikenalnya.
4. Akhlak kepada Memahami Pelajar memahami konsep sebab-akibat
alam. keterhubungan ekosistem di antara berbagai ciptaan Tuhan dan
bumi. mengidentifikasi berbagai sebab yang
mempunyai dampak baik atau buruk,
langsung maupun tidak langsung,
terhadap alam semesta.
Menjaga lingkungan Pelajar mewujudkan rasa syukur dengan
alam sekitar. berinisiatif untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan alam
sekitarnya dengan mengajukan
alternatif solusi dan mulai menerapkan
solusi tersebut.
Petunjuk Umum 9

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP Usia 13–15 Tahun)
5. Akhlak beragama. Melaksanakan hak dan Pelajar menganalisis peran, hak, dan
kewajiban sebagai warga kewajiban sebagai warga negara,
negara Indonesia. memahami perlunya mengutamakan
kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi sebagai wujud dari
keimanannya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan subelemen perkembangan
dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia kepada
peserta didik sebagai berikut.
a. Mengenal dan mencintai Tuhan yang Maha Esa, melalui penguatan dari guru selama
proses pembelajaran, terutama pada materi-materi yang mempelajari alam dan
penciptaannya. Misalnya, materi tentang tata surya.
b. Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual, melalui penguatan dari guru selama
proses pembelajaran, terutama pada materi-materi yang mempelajari sistem tubuh
manusia.
c. Memahami keterhubungan ekosistem bumi.
d. Menjaga lingkungan alam sekitar.

2. Berkebinekaan Global
Indonesia termasuk negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam suku dan
budaya. Negara kesatuan yang berbentuk kepulauan itu didasarkan atas rasa cinta terhadap
tanah air. Oleh karena itu, dimensi berkebinekaan global sangat ditekankan pada pelajar
Indonesia. Pelajar Indonesia yang berkebinekaan adalah pelajar yang memiliki identitas diri
yang matang, mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya,
sekaligus memiliki wawasan atau pemahaman yang kuat serta keterbukaan tentang
eksistensi ragam budaya daerah, nasional, dan global. Pelajar tersebut mampu berinteraksi
secara positif antarsesama, memiliki kemampuan komunikasi intelektual, serta secara
reflektif menjadikan pengalamannya dalam kehidupan di lingkungan majemuk sebagai
kesempatan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan welas asih.
Guru dapat memberi penekanan kepada peserta didik untuk menyadari kebinekaan
global menjadi modal penting untuk hidup bersama orang lain secara damai di dunia yang
saling terhubung, baik secara fisik maupun secara maya. Kebinekaan global mendorong
pelajar Indonesia untuk bersikap nasionalis, tetap mempertahankan budaya luhur, loyalitas
dan identitasnya pada satu sisi, serta pada sisi lain berpikiran terbuka dan berinteraksi
dengan budaya lain secara global. Interaksi tersebut dilakukan dengan penuh penghargaan
dan kesetaraan untuk kebahagiaan serta kesejahteraan dunia dan keberlangsungan hidup
di masa akan datang. Pengalaman kebinekaannya akan menuntun pelajar Indonesia
terhindar dari prasangka dan stereotip, perundungan, intoleransi dan kekerasan terhadap
budaya serta kelompok yang berbeda, untuk kemudian secara aktif berpartisipasi dalam
mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, inklusif, dan berkelanjutan.
10 BG IPA SMP 1 KSP

Elemen dan subelemen perkembangan dimensi berkebinekaan global pada fase D


(jenjang SMP, usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel B Elemen dan Subelemen Perkembangan Dimensi
Berkebinekaan Global pada Fase D

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)

1. Mengenal dan Mendalami budaya Pelajar menjelaskan perubahan


menghargai budaya. dan identitas budaya seiring waktu dan sesuai
budaya. konteks, baik dalam skala lokal,
regional, dan nasional.
Pelajar menjelaskan identitas diri
yang terbentuk dari budaya bangsa.

Mengeksplorasi dan Pelajar memahami dinamika budaya


membandingkan yang mencakup pemahaman,
pengetahuan kepercayaan, dan praktik keseharian
budaya, dalam konteks personal dan sosial.
kepercayaan, serta
praktiknya.

Menumbuhkan Pelajar memahami pentingnya


rasa menghormati melestarikan dan merayakan tradisi
terhadap budaya untuk mengembangkan
keanekaragaman identitas pribadi, sosial, dan bangsa
budaya. Indonesia serta mulai berupaya
melestarikan budaya dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Komunikasi dan interaksi Berkomunikasi Pelajar mengeksplorasi pengaruh


antarbudaya. antarbudaya. budaya terhadap penggunaan bahasa
serta dapat mengenali risiko dalam
berkomunikasi antarbudaya.

Mempertimbangkan Pelajar menjelaskan asumsi-asumsi


dan menumbuhkan yang mendasari perspektif tertentu.
berbagai Pelajar membayangkan dan
perspektif. mendeskripsikan perasaan serta
motivasi komunitas yang berbeda
dengan dirinya yang berada dalam
situasi yang sulit.
Petunjuk Umum 11

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)

3. Refleksi dan bertanggung Refleksi terhadap Pelajar merefleksikan secara kritis


jawab terhadap pengalaman gambaran berbagai kelompok
pengalaman kebinekaan. kebinekaan. budaya yang ditemui dan cara
meresponsnya.

Menghilangkan Pelajar mengonfirmasi,


stereotipe dan mengklarifikasi, dan menunjukkan
prasangka. sikap menolak stereotipe, serta
prasangka tentang gambaran
identitas kelompok dan suku
bangsa.
Menyelaraskan Pelajar mengidentifikasi dan
perbedaan budaya. menyampaikan isu-isu tentang
penghargaan terhadap keragaman
dan kesetaraan budaya.
4. Berkeadilan sosial. Aktif membangun Pelajar mengidentifikasi masalah
masyarakat yang yang ada di sekitarnya sebagai akibat
inklusif, adil, dan dari pilihan yang dilakukan oleh
berkelanjutan. manusia, serta dampak masalah
tersebut terhadap sistem ekonomi,
sosial, dan lingkungan, serta
mencari solusi yang memperhatikan
prinsip-prinsip keadilan terhadap
manusia, alam, dan masyarakat.
Berpartisipasi dalam Pelajar berpartisipasi dalam
proses pengambilan menentukan kriteria dan metode
keputusan bersama. yang disepakati bersama untuk
menentukan pilihan dan keputusan
untuk kepentingan bersama
melalui proses bertukar pikiran
secara cermat dan terbuka dengan
panduan pendidik.

Memahami peran Pelajar memahami konsep hak


individu dalam dan kewajiban serta implikasinya
demokrasi. terhadap ekspresi dan perilakunya.
Pelajar mulai aktif mengambil sikap
dan langkah untuk melindungi hak
orang/kelompok lain.
12 BG IPA SMP 1 KSP

Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan subelemen perkembangan


dimensi berkebinekaan global kepada peserta didik sebagai berikut.
a. Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama melalui penguatan dari
guru terutama pada aktivitas-aktivitas berkelompok atau saat menentukan kriteria
penilaian atas karya yang akan disajikan.
b. Memahami peran individu dalam demokrasi melalui penguatan dari guru terutama
pada aktivitas-aktivitas diskusi dan penyampaian gagasan dalam kelas.

3. Bergotong Royong
Nilai bergotong royong dalam masyarakat telah tecermin dalam bangsa Indonesia sejak
dahulu. Nilai bergotong royong tidak boleh hilang dalam kehidupan bangsa Indonesia
meskipun di zaman modern yang serba canggih ini. Oleh karena itu, guru harus selalu
memberi penguatan dimensi bergotong royong yang diterapkan dalam sekolah. Dengan
demikian, pelajar Indonesia akan terbiasa bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberi penekanan kepada pelajar Indonesia bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri dan hanya dapat hidup layak jika bersama dengan orang lain dalam lingkungan sosial.
Dengan demikian, pelajar dapat memahami bahwa tindak tanduk dirinya akan berdampak
pada orang lain. Lebih jauh lagi, ia sadar bahwa manusia dapat memiliki kehidupan yang
baik hanya jika saling berbagi. Hal tersebut membuatnya menjaga hubungan baik dan
menyesuaikan diri dengan orang lain dalam masyarakat. Pelajar Indonesia juga menyadari
perannya dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development), mampu dan mau
mengambil peran dalam pembangunan berkelanjutan demi tercapainya kebahagiaan
(wellbeing) dan kesejahteraan (welfare) masyarakat Indonesia. Dengan kesadaran itu, pelajar
Indonesia berusaha terus-menerus memberikan kontribusi pada bangsa dan masyarakat.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi berbergotong royong pada fase D
(jenjang SMP, usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel C Elemen dan Subelemen Perkembangan
Dimensi Bergotong Royong pada Fase D

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
1. Kolaborasi. Kerja sama. Pelajar menyelaraskan tindakan sendiri
dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai
tujuan kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi semangat kepada
orang lain untuk bekerja efektif dan
mencapai tujuan bersama.
Petunjuk Umum 13

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
Komunikasi untuk Pelajar memahami informasi,
mencapai tujuan bersama. gagasan, emosi, keterampilan, dan
keprihatinan yang diungkapkan oleh
orang lain menggunakan berbagai
simbol dan media secara efektif,
serta memanfaatkannya untuk
meningkatkan kualitas hubungan
interpersonal guna mencapai tujuan
bersama.

Saling kebergantungan Pelajar mendemonstrasikan kegiatan


positif. kelompok yang menunjukkan bahwa
anggota kelompok dengan kelebihan
dan kekurangannya masing-masing
perlu dan dapat saling membantu
memenuhi kebutuhan.

Koordinasi sosial. Pelajar membagi peran dan


menyelaraskan tindakan dalam
kelompok serta menjaga tindakan
agar selaras untuk mencapai tujuan
bersama.

2. Kepedulian. Tanggap terhadap Pelajar tanggap terhadap lingkungan


lingkungan sosial. sosial sesuai dengan tuntutan peran
sosialnya dan berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Persepsi sosial. Pelajar menggunakan pengetahuan


tentang sebab dan alasan orang lain
menampilkan reaksi tertentu untuk
menentukan tindakan yang tepat agar
orang lain menampilkan respons yang
diharapkan.
3. Berbagi. Pelajar mengupayakan memberi hal
yang dianggap penting dan berharga
kepada masyarakat yang membutuhkan
bantuan di sekitar tempat tinggal.

Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen


perkembangan dimensi bergotong-royong kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas
berkelompok dan proyek yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada masyarakat
di sekitarnya.
14 BG IPA SMP 1 KSP

4. Mandiri
Selain bergotong royong, pelajar Indonesia juga harus memiliki kemandirian yang
kuat. Pelajar Indonesia harus menjadi pelajar mandiri, yaitu pelajar yang memiliki prakarsa
atas pengembangan diri dan prestasinya dengan didasari pada pengenalan akan kekuatan
maupun keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas
proses serta hasilnya. Pelajar Indonesia mampu menetapkan tujuan pengembangan diri
dan prestasinya secara realistis, menyusun rencana strategis untuk mencapainya, gigih
dan giat dalam mewujudkan rencana tersebut, serta bertindak atas kehendak dan prakarsa
dirinya tanpa perasaan terpaksa karena adanya tuntutan atau desakan dari orang lain.
Pelajar mandiri memiliki dorongan belajar yang berasal dari dalam dirinya sehingga
akan merasakan beberapa keuntungan, seperti performa belajarnya yang baik, terlibat secara
penuh dalam aktivitas belajar, merasakan emosi positif dalam belajar, mempersepsikan
dirinya kompeten, serta berorientasi pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari. Pelajar mandiri proaktif membuat pilihan berdasarkan realita menurut
pandangan mereka, bukan hanya sebagai penerima yang pasif. Pelajar mandiri juga
mampu menetapkan tujuan, memilih metode yang efektif dan efisien untuk mencapainya,
mengendalikan diri untuk mencapainya, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan
yang dicapai. Ketika mengalami hambatan, ia akan berusaha mengatasi hambatan yang
ditemui secara adaptif. Dengan demikian, ia terus berkembang dan memperoleh kemajuan
yang berkelanjutan. Pelajar yang mandiri merasakan kebutuhan dan kemanfaatan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi mandiri pada fase D (jenjang SMP,
usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel D Elemen dan Subelemen Perkembangan Dimensi Mandiri pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
1. Pemahaman diri dan Mengenali kualitas dan Pelajar membuat penilaian
situasi yang dihadapi. minat diri serta tantangan yang realistis terhadap
yang dihadapi. kemampuan dan minat, serta
prioritas pengembangan diri
berdasarkan pengalaman
belajar dan aktivitas lain yang
dilakukannya.
Mengembangkan refleksi Pelajar memonitor kemajuan
diri. belajar yang dicapai serta
memprediksi tantangan
pribadi dan akademik yang
akan muncul berlandaskan
pada pengalamannya untuk
mempertimbangkan strategi
belajar yang sesuai.
Petunjuk Umum 15

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
2. Regulasi diri. Regulasi emosi. Pelajar memahami dan
memprediksi konsekuensi dari
emosi dan pengekspresiannya
serta menyusun langkah-
langkah untuk mengelola
emosinya dalam pelaksanaan
belajar dan berinteraksi dengan
orang lain.
Penetapan tujuan Pelajar merancang
belajar, prestasi, dan strategi yang sesuai untuk
pengembangan diri serta menunjang pencapaian
rencana strategis untuk tujuan belajar, prestasi, dan
mencapainya. pengembangan diri dengan
mempertimbangkan kekuatan
serta kelemahan dirinya dan
situasi yang dihadapi.
Menunjukkan inisiatif Pelajar mengkritisi efektivitas
dan bekerja secara dirinya dalam bekerja
mandiri. secara mandiri dengan
mengidentifikasi hal-hal
yang menunjang maupun
menghambat dalam mencapai
tujuan.
Mengembangkan Pelajar berkomitmen
pengendalian dan disiplin dan menjaga konsistensi
diri. pencapaian tujuan yang
telah direncanakannya untuk
mencapai tujuan belajar serta
pengembangan diri yang
diharapkannya.
Percaya diri, tangguh Pelajar membuat rencana baru
(resilient), dan adaptif. dengan mengadaptasi dan
memodifikasi strategi yang
sudah dibuat ketika upaya
sebelumnya tidak berhasil, serta
menjalankan kembali tugasnya
dengan keyakinan baru.
16 BG IPA SMP 1 KSP

Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen


perkembangan dimensi mandiri kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas di sepan-
jang proses pembelajaran.

5. Bernalar Kritis
Bernalar kritis merupakan salah satu karakter yang terdapat dalam pembelajaran
sains. Dengan mempelajari sains, pelajar Indonesia akan tumbuh karakter bernalar
kritis. Dimensi bernalar kritis ini sangat diperlukan oleh pelajar Indonesia dalam upaya
mengembangkan dirinya dan menghadapi tantangan, terutama tantangan di Abad ke-
21. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis berpikir secara adil sehingga dapat membuat
keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan banyak hal berdasarkan data dan fakta
yang mendukung. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Selanjutnya, ia
mampu menyampaikannya secara jelas dan sistematis. Selain itu, pelajar yang bernalar kritis
memiliki kemampuan literasi, numerasi, serta memanfaatkan teknologi informasi. Hal itu
membuat pelajar Indonesia mampu mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan.
Berbekal kemampuan nalar kritis, pelajar Indonesia mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk mengatasi pelbagai persoalan yang dihadapi, baik di lingkungan belajar
maupun di kehidupan nyata.
Pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu melihat suatu hal dari berbagai perspektif
dan terbuka terhadap pembuktian baru, termasuk pembuktian yang dapat menggugurkan
pendapat yang semula diyakini. Kemampuan tersebut dapat mengarahkan pelajar
Indonesia menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka sehingga mau memperbaiki
pendapat serta selalu menghargai orang lain. Selain itu, pelajar Indonesia yang bernalar
kritis dapat berpikir secara sistematis dan saintifik, menarik kesimpulan dari fakta yang
ada dan memecahkan masalah. Kemampuan itu mengarahkan Pelajar Indonesia menjadi
pribadi yang bertanggung jawab penuh terhadap keputusan yang diambil dengan tepat
dan senantiasa berkontribusi aktif dalam mencari solusi suatu permasalahan.
Elemen dan subelemen perkembangan dimensi mandiri pada fase D (jenjang SMP,
usia 13–15 tahun) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel E Elemen dan Subelemen Perkembangan Dimensi Bernalar Kritis pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
1. Memperoleh dan Mengajukan Pelajar mengajukan pertanyaan
memproses informasi pertanyaan. untuk klarifikasi dan interpreta-
serta gagasan. si informasi serta mencari tahu
penyebab dan konsekuensi dari
informasi tersebut.
Petunjuk Umum 17

Di Akhir Fase D
No. Elemen Subelemen (Jenjang SMP, Usia 13–15
Tahun)
Mengidentifikasi, Pelajar mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan mengklari­fikasi, dan menganali-
mengolah informasi sis informasi yang relevan, serta
serta gagasan. memprioritaskan beberapa gagasan
tertentu.
2. Menganalisis dan Pelajar membuktikan penalaran
mengevaluasi penalaran dengan berbagai argumen dalam
serta prosedurnya. mengambil suatu simpulan atau
keputusan.
3. Refleksi pemikiran dan Merefleksi dan Pelajar menjelaskan asumsi yang di-
proses berpikir. mengevaluasi gunakan, menyadari kecenderung­
pemikirannya sendiri. an dan konsekuensi bias pada
pemikirannya, serta berusaha
mempertimbangkan perspektif
yang berbeda.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen
perkembangan dimensi bernalar kritis kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas di
sepanjang proses pembelajaran.

6. Kreatif
Pembelajaran IPA dapat menguatkan daya kreatif bagi pelajar Indonesia. Materi yang
terdapat dalam IPA sangat erat kaitannya dengan produk teknologi yang dikembangkan
saat ini. Hal itu dapat dijadikan acuan bagi pelajar Indonesia untuk lebih kreatif. Apalagi
kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah dapat digunakan untuk menggali daya
kreativitas pelajar Indonesia. Oleh karena itu, pelajar Indonesia dapat mengembangkan
kemampuan kreatifnya dengan memahami dan mengekspresikan emosi serta perasaan
dirinya. Selanjutnya, ia dapat melakukan refleksi dan melakukan proses berpikir secara
kreatif. Artinya, proses berpikir yang dapat memunculkan gagasan baru dan pertanyaan-
pertanyaan ilmiah, mencoba berbagai alternatif pilihan, mengevaluasi gagasan dengan
menggunakan imajinasinya, dan memiliki keluwesan dalam berpikir rasional.
Pelajar Indonesia yang kreatif memiliki sensitivitas dalam menghadapi suatu persoal­
an. Sensitivitas ini membuatnya mampu mengidentifikasi dan mencari solusi alternatif saat
pendekatan yang diambilnya belum berhasil serta bereksperimen dengan berbagai pilihan
secara kreatif ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi. Pengembangan kreativitas
dilakukan pelajar Indonesia untuk mengekspresikan diri, mengembangkan diri, dan
menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan dunia yang begitu cepat serta ketidak­
pastian masa depan. Berbekal kemampuan kreatif, Pelajar Indonesia mampu merespons
dan menanggapi hal-hal baru, melakukan hal yang diminati, dan membahagiakan diri­nya
sehingga sanggup memecahkan pelbagai persoalan. Pada akhirnya, pelajar Indonesia tampil
18 BG IPA SMP 1 KSP

menjadi sosok yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi tinggi dalam menghadapi
segala tantangan.
Elemen perkembangan dimensi kreatif pada fase D (jenjang SMP, usia 13–15 tahun)
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel F Elemen Perkembangan Dimensi Kreatif pada Fase D
Di Akhir Fase D
No. Elemen
(Jenjang SMP, Usia 13–15 Tahun)
1. Menghasilkan gagasan yang Pelajar menghubungkan gagasan yang dimiliki
orisinal. dengan informasi atau gagasan baru untuk
menghasilkan kombinasi gagasan baru dan
imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/
atau perasaannya.
2. Menghasilkan karya dan tindakan Pelajar mengeksplorasi dan mengekspresikan
yang orisinal. pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk
karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya
dan mempertimbangkan dampaknya bagi orang
lain.
3. Memiliki keluwesan dalam Pelajar menghasilkan solusi alternatif dengan
mencari alternatif solusi mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik
permasalahan. untuk menghadapi situasi serta permasalahan.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, guru dapat menguatkan semua subelemen
perkembangan dimensi kreatif kepada peserta didik melalui aktivitas-aktivitas di sepanjang
proses pembelajaran.

C. Capaian, Cakupan Materi, dan Organisasi


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/
MTs Kelas VII
1. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/
MTs
Pada fase sebelumnya, peserta didik telah mendapatkan capaian pembelajaran sesuai
dengan jenjang yang telah diraihnya, yaitu ketika belajar IPA di bangku SD/MI. Berbekal
capaian pembelajaran yang telah diperoleh di fase sebelumnya tersebut, peserta didik dapat
mendeskripsikan hukum-hukum alam yang terjadi pada skala mikro hingga skala makro
serta membentuk sistem yang saling bergantung satu sama lain. Pada fase ini, peserta didik
mengimplementasikan pemahaman terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari untuk
membuat keputusan serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Petunjuk Umum 19

Berikut adalah elemen dan capaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
SMP/MTs.
a. Elemen Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada elemen pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs, capaian
pembelajaran yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1) Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup
dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan
karakteristik zat, membedakan perubahan fisik dan kimia, serta memisahkan
campuran sederhana.
2) Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil
penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, meng­
identifikasi sistem organisasi kehidupan, melakukan analisis untuk menemukan
keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang
muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem pernapasan, dan sistem reproduksi).
3) Peserta didik mengidentifikasi interaksi antarmakhluk hidup dan lingkungannya
serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran serta
perubahan iklim.
4) Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka
temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan
konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi
kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
6) Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana.
7) Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan
cahaya termasuk alat-alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam ke-
hidupan sehari-hari.
8) Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala ke-
magnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang di-
hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
9) Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bu-
lan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi un-
tuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
10) Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta meng-
gunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH-nya).
Dengan pemahaman ini, peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah
serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
11) Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk
menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
b. Elemen Keterampilan Proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada elemen keterampilan proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP/MTs,
capaian pembelajaran yang diharapkan adalah sebagai berikut.
20 BG IPA SMP 1 KSP

1) Proses Mengamati
Dalam proses mengamati, peserta didik mampu
a) menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan peng­
amatan serta
b) memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2) Proses Mempertanyakan dan Memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan
ilmiah.
3) Proses Merencanakan dan Melakukan Penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional
berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam
penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk
membuktikan prediksi.
4) Memproses dan Menganalisis Data serta Informasi
Dalam proses ini, peserta didik mampu
a) menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model, serta menjelaskan
hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non-
digital serta
b) mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan
data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifika-
si hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5) Proses Mengevaluasi dan Refleksi
Dalam proses ini, peserta didik dapat
a) mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada,
b) menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan serta efeknya
pada data, serta
c) menunjukkan permasalahan pada metodologi.
6) Proses Mengomunikasikan Hasil
Dalam proses ini, peserta didik dapat mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang
sesuai konteks penyelidikan. Selanjutnya, peserta didik mampu menunjukkan
pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.

2. Cakupan Materi Pembelajaran IPA SMP/MTs


Berdasarkan capaian pembelajaran yang disampaikan di atas, cakupan materi
pembelajaran IPA SMP/MTs dapat dijabarkan ke dalam setiap kelas sebagai berikut.
Tabel G Cakupan Materi Pembelajaran IPA SMP/MTs
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Hakikat Sains dan Struktur dan Fungsi Sel Pertumbuhan dan
Pengukuran Hewan dan Tumbuhan Perkembangan
Petunjuk Umum 21

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX


Zat dan Perubahannya Struktur dan Fungsi Tubuh Sistem Koordinasi Manusia,
Makhluk Hidup Sistem Reproduksi, dan
Homeostatis

Suhu, Kalor, dan Pemuaian Usaha dan Energi Tekanan

Gerak dan Gaya Getaran dan Gelombang Listrik dan Magnet

Klasifikasi Makhluk Hidup Unsur, Senyawa, dan Reaksi Kimia dan


Campuran Dinamikanya

Ekologi dan Struktur Bumi dan Genetika dan Hereditas


Keanekaragaman Hayati Perkembangannya
Indonesia

Tata Surya Isu-Isu Lingkungan

3. Organisasi Pembelajaran Materi IPA SMP/MTs Kelas VII


Cakupan materi pembelajaran IPA SMP/MTs kelas VII terdiri atas tujuh bab.
Pengorganisasian pembelajaran ke tujuh bab tersebut dapat digambarkan seperti tabel
berikut.
Tabel H Organisasi Pembelajaran Materi IPA SMP/MTs Kelas VII
Bab I Hakikat Sains dan Pengukuran
Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Merancang, • Menyebutkan cabang- 20 JP
• Apa itu sains? melakukan, dan cabang ilmu sains. (1 JP = 40
• Bagaimana ilmuwan melaporkan • Mendeskripsikan lab menit)
sains menghasilkan hasil percobaan IPA.
penemuan? menggunakan • Merancang percobaan
• Merancang percobaan metode ilmiah. menggunakan metode
menggunakan metode ilmiah.
ilmiah. • Melakukan
• Poster penemuan pengukuran dan
sains: sejarah, membaca hasil ukur
perkembangan, dengan benar.
cara, dan dampak • Mencatat data dengan
bagi manusia serta benar dan disajikan
lingkungan. dalam bentuk grafik.
• Menulis kesimpulan
dari suatu percobaan.
22 BG IPA SMP 1 KSP

Bab II Zat dan Perubahannya


Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Tindakan nyata • Menjelaskan 22 JP
• Apakah zat itu? berdasarkan perbedaan keadaan (1 JP = 40
• Mengapa zat memiliki percobaan partikel dalam zat menit)
sifat yang berbeda- yang dirancang padat, cair, dan gas.
beda? sendiri untuk • Menjelaskan
• Bagaimana zat menginvestigasi faktor-faktor yang
mengalami perubahan faktor yang memengaruhi
wujud? memengaruhi perubahan wujud dan
• Apakah perbedaan waktu es meleleh, sifat zat.
perubahan fisika dan dikaitkan dengan isu • Mengidentifikasi
perubahan kimia? global perubahan perubahan zat sebagai
• Mengapa benda dapat iklim khususnya perubahan fisika dan
terapung, melayang, melelehnya es di perubahan kimia.
dan tenggelam di kutub. • Membandingkan
dalam air? kerapatan zat.
Keterampilan Proses
• Merancang
percobaan untuk
menyelidiki faktor
yang memengaruhi es
meleleh.

Bab III Suhu, Kalor, dan Pemuaian


Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Membuat skema • Menjelaskan 20 JP
• Apa perbedaan suhu kerja termometer perbedaan pengertian (1 JP = 40
dan kalor? manual. suhu dan kalor. menit)
• Mengapa benda dapat • Menjelaskan pemuaian
memuai? pada benda padat.
Keterampilan Proses • Menjelaskan
• Menyelidiki cara kerja keuntungan dan
thermogun. kerugian pemuaian
• Menggunakan dalam kehidupan.
termometer dengan
benar.
Petunjuk Umum 23

Bab IV Gerak dan Gaya


Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Menggambarkan • Menjelaskan alasan 20 JP
• Kapan benda sistem gaya yang benda dapat bergerak. (1 JP = 40
dikatakan bergerak? bekerja pada sebuah • Menjelaskan menit)
• Apa perbedaan benda. pengertian
posisi, jarak, dan posisi, jarak, dan
perpindahan? perpindahan.
• Sebutkan jenis-jenis • Menjelaskan jenis-
gaya! jenis gaya yang ada di
Keterampilan Proses lingkungan sekitar.
• Menyelidiki konsep
gaya melalui tarikan
atau dorongan
terhadap benda.
• Pemanfaatan gaya
dorong dan gaya tarik
dalam kehidupan
sehari-hari.
Bab V Klasifikasi Makhluk Hidup
Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Proyek membuat • Menjelaskan 20 JP
• Bagaimana cara kunci dikotomi perbedaan makhluk (1 JP = 40
membedakan (determinasi) untuk hidup dan benda tidak menit)
makhluk hidup dan mengelompokkan hidup berdasarkan
benda tidak hidup? organisme di karakteristiknya.
• Apa tujuan lingkungan sekitar. • Menggunakan kunci
pengelompokan dikotomi untuk
makhluk hidup? mengelompokkan
• Bagaimana cara makhluk hidup.
mengelompokkan • Menjelaskan
makhluk hidup? karakteristik setiap
Keterampilan Proses kingdom berdasarkan
• Menyelidiki konsep kunci determinasi.
gaya melalui tarikan • Membuat
atau dorongan kunci dikotomi
terhadap benda. (determinasi) untuk
• Pemanfaatan gaya mengelompokkan
dorong dan gaya tarik organisme di
dalam kehidupan lingkungan sekitar.
sehari-hari.
24 BG IPA SMP 1 KSP

Bab VI Ekologi dan Keanekaragaman Hayati Indonesia


Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna Laporan tentang • Menjelaskan 22 JP
• Bagaimana aktivitas konservasi komponen penyusun (1 JP = 40
lingkungan yang dilakukan oleh ekosistem. menit)
memengaruhi kelompok pelajar • Menggambarkan
kehidupan organisme? atau komunitas hubungan
• Bagaimana hubungan tertentu (misalnya antarkomponen
antara komponen sekolah, lembaga penyusun ekosistem
penyusun ekosistem? pemerintahan, di lingkungan
• Apa saja perusahaan, dan sekitar dalam bentuk
keanekaragaman lain-lain) untuk diagram.
hayati Indonesia? memperbaiki • Menganalisis
• Apa pengaruh kualitas ekosistem. perbedaan
manusia terhadap keanekaragaman
ekosistem? hayati Indonesia dan
• Perlukah belahan dunia lainnya.
dilakukan konversi • Menjelaskan pengaruh
keanekaragaman manusia terhadap
hayati? Mengapa? ekosistem.
Keterampilan Proses • Menuliskan data
• Menginvestigasi pentingnya konservasi
berbagai bencana dalam bentuk laporan
alam, misalnya ilmiah.
kebakaran hutan,
banjir bandang, dan
kekeringan yang
terjadi di Indonesia
akhir-akhir ini.
• Konservasi
lingkungan untuk
mengurangi dampak
bencana alam.
Petunjuk Umum 25

Bab VII Tata Surya


Elemen Pembelajaran Indikator Capaian Alokasi
Produk Akhir/Aksi
IPA Pembelajaran Waktu (JP)
Pemahaman Bermakna • Teks eksplanasi • Menyebutkan anggota 20 JP
• Bagaimana sistem tata tentang tata surya. (1 JP = 40
surya kita? rekomendasi • Mendeskripsikan menit)
• Bagaimana terjadinya bumi baru. anggota tata surya.
siang dan malam? • Artikel tentang • Menjelaskan
• Mengapa terjadi benda-benda perbedaan satelit alami
perbedaan waktu dan langit. dan satelit buatan.
pergantian musim? • Menganalisis
• Apakah keberadaan akibat pergerakan
matahari dan bulan bumi dan bulan
berpengaruh pada terhadap matahari
kehidupan di bumi? yang menyebabkan
Mengapa? terjadinya fenomena
Keterampilan Proses alam.
• Menggunakan alur • Mengumpulkan
berpikir inkuiri dalam informasi untuk
mengumpulkan dan mendukung pendapat
menganalisis data. keadaan benda langit
• Memberikan yang sesuai bagi
rekomendasi bumi kehidupan manusia.
baru berdasarkan • Menjelaskan peran
informasi yang matahari bagi
diperoleh. kehidupan di bumi.

Perlu diingat oleh guru bahwa pengorganisasian pembelajaran ini sifatnya tidak mengikat
dan sekadar saran yang disusun penulis. Guru dapat memodifikasi, mengadaptasi, dan
menyesuaikan sebagian atau seluruh alur pembelajaran yang disarankan dengan mengutamakan
prinsip kebutuhan pelajar di kelas yang diampu. Guru juga harus menyesuaikan keadaan dan
kondisi sekolah masing-masing.

D. Penjelasan Bagian-Bagian Buku Siswa


Buku Siswa disusun berdasarkan Kurikulum Merdeka yang mengarahkan pada pelajar
Indonesia memiliki Profil Pelajar Pancasila. Materi yang terdapat dalam Buku Siswa disusun
agar pelajar Indonesia mendapatkan pengalaman belajar sesuai dengan fase perkembangannya.
Selain itu, setiap bagian dalam buku diharapkan dapat mendukung penguasaan kompetensi
yang diharapkan sehingga di akhir fase semua tujuan pembelajaran dapat tercapai. Agar mudah
dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam Buku Siswa, berikut merupakan penjelasan
bagian-bagian yang terdapat dalam Buku Siswa sebagai petunjuk penggunaan buku.
26 BG IPA SMP 1 KSP

1. Kover Bab
Pada kover bab terdapat penomoran dan
Bab I judul bab yang menunjukkan materi pokok
Hakikat Sains dan Pengukuran
pembelajaran IPA. Selanjutnya, pada kover bab
juga disajikan gambar/foto yang dilengkapi
dengan teks deskripsi gambar/foto tersebut.
Gambar/foto dan deskripsinya mencerminkan isi
materi dalam bab dan dapat menjadi pembangkit
motivasi belajar (advance organizer) peserta didik.
Sumber: https://cdn.krjogja.com/wp-content/uploads/2017/11/Guru.jpg
Selain itu, tujuan pembelajaran juga disajikan
dalam kover bab dengan maksud peserta didik
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini makin diingat bahwa teknologi yang ada saat ini tidak
pesat. Banyak produk teknologi canggih digunakan lepas dari sains. Sains berperan besar dalam men­
oleh masyarakat. Salah satu contoh hasil teknologi ciptakan teknologi baru dan canggih. Ilustrasi di atas
yang berkembang pesat adalah handphone (telepon menunjukk­ an tentang peran peserta didik dalam
genggam). Hasil teknologi itu tidak lepas dari melakukan penyelidikan. Lalu, apakah sebenarnya

dapat mengetahui pencapaian belajar setelah


kegiat­an ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan. sains itu? Bagaimana peran ilmuwan dalam sains
Mereka melakukan penelitian dan penyelidikan untuk mendapatkan produk teknologi tersebut?
duk teknologi yang diharapkan. Perlu
serta eksperimen untuk dapat menghasilkan pro

Tujuan Pembelajaran
mempelajari bab terkait.
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, kalian dapat:
1. menjelaskan konsep sains dengan tepat;
2. mengenal dan mengetahui fungsi peralatan yang terdapat dalam laboratorium IPA dengan rinci;
3. merancang percobaan untuk membuktikan hipotesis dengan penuh semangat;

Gambar 1.3 Contoh Kover Bab.


4. menjelaskan konsep pengukuran dan manfaatnya dalam bidang sains kaitannya dengan besaran serta satuan dengan tepat; serta
5. membuat laporan hasil percobaan dengan mengikuti metode ilmiah dengan tepat.

2. Peta Konsep, Kata Kunci, dan Elemen Profil Pelajar Pancasila


Halaman berikutnya, dalam Buku Siswa
Peta Konsep

Sains

disajikan Peta Konsep, Kata Kunci, dan Elemen


Metode Ilmiah

Profil Pelajar Pancasila. Peta konsep merupakan


Laboratorium IPA

diagram alur materi yang disampaikan dalam bab


Merancang Percobaan

bersangkutan. Dengan adanya peta konsep, peserta


Melakukan Pengukuran

didik dapat mengetahui alur materi pembelajaran


Membuat Laporan

yang disampaikan pada buku tersebut. Kata kunci


diberikan untuk memantik rasa ingin tahu peserta
Kata Kunci
• Besaran • Mikrometer sekrup • Sains
• Ilmuwan • Pengukuran • Satuan
• Jangka sorong • Percobaan • Standardisasi

Elemen Profil Pelajar Pancasila


didik terhadap istilah-istilah yang ada dalam bab
• Akhlak kepada manusia
• Berbagi
bersangkutan. Selanjutnya, elemen Profil Pelajar
• Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinter­
aksi dengan sesama




Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
Menghasilkan gagasan yang orisinal
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Pancasila merupakan elemen-elemen profil atau


• Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi • Pemahaman diri dan situasi
• Kolaborasi • Regulasi diri
• Komunikasi dan interaksi antarbudaya
• Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif
solusi permasalahan

Gambar 1.4 Peta Konsep, Kata Kunci,


karakter yang dapat dimiliki oleh peserta didik
dan Elemen Profil Pelajar Pancasila. setelah mempelajari materi dalam satu bab.

3. Pembangkit Motivasi (Advance Organizer) Belajar


Pembangkit motivasi (advance organi­
zer) belajar disajikan di bagian awal sebelum
peserta didik mempelajari materi pokok yang
terdapat dalam suatu bab. Pembangkit moti-
vasi belajar yang disajikan dalam Buku Siswa
dapat berupa deskripsi dan/atau gambar atau
foto terkait. Misalnya, seperti pembang­kit
Sumber: https://fik.ums.ac.id/wp-content/uploads/sites/47/2020/11/21-Lab-mikrobiologi-baru-mini.jpg
motivasi belajar yang disampaikan dalam
Gambar 1.1 Kegiatan dalam melakukan kerja ilmiah di laboratorium.
Bab I di samping.
Perhatikan gambar di atas! Para siswa melakukan praktikum di laboratorium sekolah. Para siswa dika-
takan sedang melakukan kerja ilmiah. Dalam perkembangan sains dan teknologi, kerja ilmiah memiliki
kedudukan penting. Salah satu metode yang digunakan dalam sains adalah metode ilmiah. Kalian harus Pemberian pembangkit motivasi bel­
mengetahui peranan metode ilmiah dalam mengembangkan sains. Selain itu, melakukan percobaan dalam
sains juga penting untuk mengungkap dan mengembangkan suatu penelitian. Oleh karena itu, kalian harus
dapat merancang percobaan de­ngan baik.
ajar dalam Buku Siswa dimaksudkan untuk
Gambar 1.5 Pembangkit motivasi belajar. memberikan rangsangan kepada peserta di-
Petunjuk Umum 27

dik agar memiliki gambaran manfaat mempelajari materi dalam suatu bab. Selain itu, pe-
serta didik dapat terdorong rasa ingin tahu yang lebih mendalam dan bersemangat ketika
mempelajari materi dalam suatu bab.

4. Penyajian Materi
Setelah disampaikan pembangkit motivasi belajar, selanjutnya disampaikan materi
pokok yang dipelajari dalam suatu bab. Materi-materi pokok dalam suatu bab dirinci
menjadi subbab-subbab yang dikembangkan dari pencapaian belajar yang terdapat dalam
Kurikulum Merdeka. Di dalam materi terdapat beberapa aktivitas-aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Guru dapat menyampaikan langsung aktivitas
pembelajaran tersebut dengan mengikuti perintah yang ada di dalamnya. Namun, guru
juga dapat memberikan kreativitas aktivitas pembelajaran lain yang sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah.

5. Aktivitas Pembelajaran
Di atas telah dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran terdapat dalam materi
pembelajaran yang disampaikan dalam suatu bab. Ada beberapa jenis aktivitas pembelajaran
yang disampaikan dalam Buku Siswa. Berikut aktivitas-aktivitas pembelajaran yang
terdapat dalam Buku Siswa.
a. Tugas Mandiri
Tugas Mandiri berisi tentang tugas yang terkait dengan materi pembelajaran
dan harus dikerjakan secara mandiri oleh peserta didik. Pemberian tugas mandiri
bertujuan untuk melatih keberanian peserta didik dalam bertindak secara mandiri.
Dengan demikian, peserta didik tumbuh karakter percaya diri. Selain itu, di dalam
tugas mandiri tersebut terdapat elemen profil pelajar Pancasila yang diharapkan
muncul dalam diri peserta didik. Berikut contoh Tugas Mandiri yang terdapat dalam
Buku Siswa.
Memperoleh dan memproses informasi serta gagasan
Tugas Mandiri

Apakah dalam pembahasan cabang-cabang sains kalian menemukan ilmu matematika? Dalam hal ini,
ilmu matematika tidak termasuk sains. Namun demikian, ilmu matematika dapat membantu dan
sangat diperlukan dalam mempelajari sains. Cobalah kalian mencari contoh pentingnya matematika
dalam mempelajari sains!

Gambar 1.6 Contoh Tugas Mandiri.

b. Tugas Kelompok
Tugas Kelompok merupakan aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta
didik secara berkelompok. Tugas Kelompok ini bertujuan agar peserta didik dapat
berkolaborasi, kerja sama, dan mendiskusikan suatu masalah yang muncul. Di dalam
tugas kelompok tersebut juga diberikan elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai
dengan isi atau perintah di dalamnya. Berikut contoh Tugas Kelompok yang terdapat
dalam Buku Siswa.
28 BG IPA SMP 1 KSP

Tugas Kelompok Kolaborasi

Perhatikan dua gambar alat transportasi berikut!

Gambar kiri menunjukkan velocipede (bentuk sepeda paling awal) dan gambar kanan menunjukkan
pesawat terbang paling awal yang diterbangkan oleh Wilbur Wright (1867–1912) dan Orville Wright
(1871–1948). Mereka adalah bersaudara.
Buatlah kelompok yang terdiri atas empat anggota! Buatlah karangan singkat mengenai sejarah pe­
nemuan sepeda dan pesawat terbang (pilih salah satu dari dua topik tersebut)! Informasi sejarah pe­
nemuan sepeda dan pesawat terbang dapat kalian cari di perpustakaan (ensiklopedia, majalah) atau
internet.
Dalam karangan singkat itu harus ada tokoh-tokoh yang berjasa dalam penemuan alat transportasi
sesuai dengan kronologi waktunya. Lengkapilah karangan singkat itu dengan gambar-gambar per­
kembangan bentuk dan model kedua alat transportasi tersebut! Sebutkan juga fungsi masing-masing alat
transportasi tersebut! Apakah kedua alat transportasi tersebut termasuk sains atau teknologi? Cabang
sains apa yang membantu penemuan kedua alat transportasi tersebut? Berilah alasan! Buatlah laporan
hasil percobaan dan presentasikan hasilnya di dalam kelas!

Gambar 1.7 Contoh Tugas Kelompok.

c. Aktivitas Sains
Aktivitas Sains merupakan aktivitas pembelajaran terkait dengan percobaan yang
dapat dilakukan oleh peserta didik. Pemberian Aktivitas Sains dalam Buku Siswa ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keterampilan proses dan berpikir logis.
Selain itu, Aktivitas Sains juga dapat mengembangkan daya kreativitas dan kerja sama
dalam menyusun sebuah percobaan berikut laporan ilmiah. Berikut contoh Aktivitas
Sains yang terdapat dalam Buku Siswa.

Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal


Aktivitas Sains 1.1

Kalian telah mengetahui berbagai alat dalam laboratorium IPA. Sekarang, kalian akan mencoba untuk
membuat salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat benda-benda renik (sangat kecil), yai-
tu mikroskop sederhana. Oleh karena itu, buatlah kelompok belajar yang terdiri atas empat orang!
Dalam aktivitas ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah martil, kikir, gunting seng, seng, paku,
cermin, gelas, dan air jernih. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah berikut!
Langkah Pembuatan
1. Guntinglah seng sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm × 2 cm!
2. Kikirlah tepi seng untuk mengurangi ketajamannya!
3. Lubangilah seng dengan paku di dekat salah satu ujungnya!
4. Lekukkan seng membentuk sudut 90o!
5. Pasanglah pada gelas terbalik dengan diameter lubang kira-kira 2 cm
di atas dasar gelas!
6. Letakkan cermin dalam gelas dengan alas gabus!
Cara Penggunaan
1. Taruhlah hewan yang akan diamati, misalnya kutu air pada dasar gelas!
2. Teteskan air pada lubang sebagai lensa!
3. Dekatkan mata pada tetes air dan aturlah kejelasan melihat dengan
membengkok-bengkokkan seng!

Gambar 1.8 Contoh Aktivitas Sains.


Petunjuk Umum 29

d. Review
Review merupakan aktivitas pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk
menguji elemen pemahaman bermakna dalam suatu topik pembahasan materi IPA di suatu
bab. Guru dapat menggunakannya untuk keperluan mendapatkan nilai proses belajar bagi
setiap peserta didik.
Regulasi diri
Review
1. Sebutkan alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan hal-hal berikut!
a. Menampung larutan yang dikhawatirkan tumpah apabila dikocok.
b. Mengambil bahan kimia berwujud padat.
c. Membantu memasukkan larutan ke dalam suatu wadah.
d. Mengambil atau memindahkan larutan bersifat korosif.
e. Mengaduk zat pewarna yang dimasukkan ke dalam air.
f. Memanaskan suatu larutan.
g. Mengukur waktu dalam suatu percobaan.
h. Mengukur larutan sebanyak 2 mL.
i. Mengukur suhu ruangan laboratorium.
j. Mengukur massa suatu benda padat.
2. Apakah persamaan dan perbedaan pipet ukur dan buret?
3. Apakah perbedaan skala termometer ruangan dan termometer badan?
4. Bagaimana cara mengukur volume benda tidak beraturan, misalnya kerikil?
5. Apakah fungsi label bahan kimia?
6. Perhatikan gambar di bawah! Manakah perilaku yang menunjukkan tindakan benar? Jelaskan!

7. Salah satu tata tertib laboratorium tertulis: “Jangan masuk ke dalam laboratorium tanpa didampingi
Bapak/Ibu Guru”. Apakah tujuannya?
8. Mengapa kalian harus menutup keran air dan mematikan pembakar spiritus setelah selesai
digunakan?
9. Di dalam laboratorium IPA harus ada kotak P3K. Apakah isinya?
10. Mengapa laboratorium harus memiliki saluran pembuangan sendiri?

Gambar 1.9 Contoh soal-soal dalam Review.

e. Scan Me!
Scan Me! merupakan informasi tambahan untuk Scan Me!
memperkuat pemahaman materi atau konsep yang ada Contoh Prosedur Penggunaan
Lab. IPA
dalam Buku Siswa. Scan Me! berupa QR Code yang dapat
di-scan oleh peserta didik melalui handphone. Sebagian
besar isi dalam QR Code tersebut berupa video sehingga
peserta didik mendapatkan informasi tambahan dan
memperkuat pemahaman pengetahuan.
Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 1.10 Scan Me!


30 BG IPA SMP 1 KSP

f. Info Sains
Untuk menambah rasa ingin tahu bagi peserta didik, di Buku Siswa juga disajikan
Info Sains. Info Sains berisi informasi tambahan yang terkait dengan materi yang
dipelajari sehingga akan menambah wawasan dan memperkuat pemahaman peserta
didik.

Info Sains
Peristiwa Difusi Kaitannya dengan Karakteristik Zat
Ketika pulang sekolah, pernahkah kalian mencium harum masakan dari dapur? Ketika mencium
harum­nya masakan, kalian langsung merasa lapar. Padahal, kalian tidak berada di dapur. Kalian tentu
juga pernah mencium harum parfum. Mengapa kalian dapat mencium harum masakan dan parfum?
Aroma masakan, parfum, dan bau-bauan lain dibawa oleh udara yang merupakan partikel gas. Saat
bernapas, udara itu sampai ke indra penciuman kalian. Partikel gas bergerak secara acak dan sangat cepat
sehingga dapat bertabrakan (atau bertumbukan). Akibatnya, bau-bauan tersebut dapat kalian rasakan
walaupun jauh dari sumber bau. Proses itu disebut difusi. Jadi, difusi adalah pergerakan partikel

serabut saraf dari yang lebih banyak ke yang lebih sedikit sampai
pembau (alfaktori) keadaannya seimbang. Ketika partikel-partikel saling
ber­tabrakan, bau menjadi menyebar karena
tulang hidung serabut saraf
ke otak bercampur dengan partikel lain. Bagaimanakah
cara kalian mencium aroma masakan dan
aroma parfum? Perhatikan Gambar 2.3!
Aroma dan bau-bauan masuk melalui lubang
hidung. Kemudian, aroma dan bau-bauan itu
silia
saraf terus masuk melalui rambut-rambut halus atau
lendir
pembau silia yang ada di ujung saraf pembau. Melalui
Gambar 2.3 Anatomi hidung manusia. saraf pembau, aroma dan bau-bauan itu disalurkan
ke otak sehingga kalian dapat mengidentifikasi bau
tersebut.
Difusi juga terjadi pada zat cair karena partikel-
partikelnya bergerak. Hal itu dapat kalian amati
de­ngan cara meneteskan zat warna dalam air.
Perhatikan Gambar 2.4!
Gambar 2.4 Keadaan air dan zat warna sebelum, saat,
dan setelah difusi.

Gambar 1.11 Contoh Info Sains.

g. Uji Keterampilan
Untuk menumbuhkan elemen pembelajaran keterampilan proses, di dalam
Buku Siswa ada aktivitas pembelajaran berupa Uji Keterampilan. Dengan melakukan
perintah yang terdapat dalam Uji Keterampilan, peserta didik akan menumbuhkan
daya kreatif dan berpikir kritis serta logis. Guru dapat menggunakan aktivitas ini
untuk menilai peserta didik terkait nilai keterampilan. Dengan demikian, peserta
didik akan menjadi lebih terampil.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Uji Keterampilan

Disediakan alat-alat dan bahan: gelas ukur, gelas kimia, pipa Y, neraca lengan, neraca pegas, air, alkohol,
batu, besi, kayu, dan macam-macam logam.
1. Peragakan dan tunjukkan cara menentukan massa jenis cairan dan tentukan besar massa jenisnya
dari alat dan bahan yang tersedia!
2. Peragakan dan tunjukkan cara menentukan massa jenis benda padat dan tentukan pula besar massa
jenisnya dari bahan dan alat yang tersedia!

Gambar 1.12 Contoh Uji Keterampilan.


Petunjuk Umum 31

h. Tugas Proyek
Dalam mempelajari IPA, peserta didik diharapkan memiliki hasil akhir. Hasil
akhir dapat berupa laporan ilmiah atau produk sains. Untuk memenuhi hal tersebut,
di dalam Buku Siswa disajikan Tugas Proyek. Tugas Proyek berisi tugas yang dapat
dikerjakan secara mandiri atau kelompok untuk melatih peserta didik menjadi insan
yang kreatif dan bertanggung jawab.

Tugas Proyek Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Kalian telah mengetahui berbagai alat ukur panjang, misalnya mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup. Dalam tugas ini, kalian harus membuat kelompok belajar yang beranggotakan tiga orang.
Kemudian, perhatikan dengan saksama ketiga alat ukur panjang tersebut! Setelah itu, buatlah tiruan
alat ukur tersebut menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kalian! Misalnya, kalian
dapat menggunakan kaleng bekas. Setelah kelompok kalian selesai membuat tiruan alat tersebut,
presentasikan cara penggunaannya dan terapkan untuk mengukur benda-benda di sekitarnya! Jika
alat ukur yang kalian buat dinyatakan baik, kalian dapat menyumbangkannya ke pihak sekolah untuk
melengkapi peralatan laboratorium sekolah.

Gambar 1.13 Contoh Tugas Proyek.

i. Soal HOTS
Untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila terkait elemen memiliki keluwesan
berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan, di dalam Buku Siswa disajikan
Soal HOTS. Soal HOTS berisi soal-soal yang lebih kompleks sehingga peserta didik
dapat berpikir lebih kompleks dalam menyelesaikan masalah.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Soal HOTS

Pada saat mendidihkan air menggunakan nyala api yang berbeda, manakah suhu yang lebih tinggi di
atas permukaan air: air mendidih dengan nyala api lebih kecil ataukah air mendidih dengan nyala api
lebih besar? Mengapa?

Gambar 1.14 Contoh Soal HOTS.

j. Renungan
Untuk memenuhi penguatan Profil Pelajar Pancasila pada elemen beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, dalam Buku Siswa
disajikan Renungan. Renungan berisi mengenai peristiwa atau fenomena alam
yang terjadi kaitannya antara materi yang dipelajari dan Tuhan. Dengan demikian,
peserta didik diajak untuk merenung atas fenomena tersebut sehingga sadar dan
menumbuhkan serta menguatkan profil pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Akhlak beragama
Renungan
Peredaran bumi dan bulan terhadap matahari telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Kalian hanya
dapat mempelajarinya sehingga keyakinan akan kekuasaan Tuhan dapat meningkat. Coba kalian
renungkan, apa yang akan terjadi jika bumi atau bulan berhenti dalam peredarannya!

Gambar 1.15 Contoh kolom Renungan.


32 BG IPA SMP 1 KSP

k. Uji Kompetensi
Uji kompetensi diberikan pada setiap akhir bab untuk menguji pemahaman
bermakna dan keterampilan proses peserta didik dalam bab terkait. Selain itu, di dalam
Buku Siswa juga disajikan Latihan Ulangan Tengah Semester dan Latihan Ulangan
Semester. Latihan tersebut dapat digunakan guru untuk melatih diri peserta didik
sebelum menghadapi Ujian Tengah Semester dan Ujian Semester. Di akhir keseluruhan
bab, juga diberikan Soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). Pemberian Soal
AKM bertujuan untuk melatih peserta didik agar siap ketika mendapatkan giliran
untuk melakukan ujian kompetensi berupa AKM secara nasional.

Uji Kompetensi Bab VII

A. Berilah tanda silang (×) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar!
1. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi lebih 3. Planet yang sering disebut planet merah adalah
kuat daripada bintang-bintang yang lain. Hal ini ....
disebabkan .... a. Mars c. Yupiter
a. satu-satunya bagian tata surya yang dapat b. Venus d. Saturnus
me­mancar­kan energi 4. Planet yang terdekat dengan bumi adalah ....
b. matahari merupakan bintang yang sangat a. Mars c. Venus
besar b. Merkurius d. Yupiter
c. matahari adalah bintang yang terdekat
5. Planet yang mempunyai sumbu hampir sejajar
dengan bumi
ter­hadap bidang orbitnya adalah ....
d. energi matahari memang sangat kuat
a. Uranus c. Yupiter
2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! b. Venus d. Mars
(1) tidak memancarkan cahaya sendiri
6. Orbit asteroid terletak di antara orbit ....
(2) memancarkan cahaya sendiri
a. Merkurius dan Pluto
(3) tidak memiliki orbit yang jelas
b. Mars dan Bumi
(4) mengorbit matahari
c. Mars dan Yupiter
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri d. Bumi dan Bulan
planet adalah ....
7. Kalian lebih banyak melihat meteor lewat ten-
a. (1) dan (3) c. (2) dan (3)
gah ma­lam daripada sebelum tengah malam
b. (1) dan (4) d. (3) dan (4)
karena ....

Gambar 1.16 Contoh Uji Kompetensi.

E. Merdeka Belajar dan Penilaiannya


Buku Siswa Eksplorasi Ilmu Pengetahuan Alam disusun dalam rangka mendukung rencana
penyederhanaan kurikulum. Di mana, penyederhanaan kurikulum tersebut mengedepankan
semangat merdeka belajar dalam menghargai kebutuhan setiap peserta didik. Selain itu,
pembelajaran IPA dapat menggunakan pendekatan inkuiri dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Guru harus dapat menciptakan aktivitas-aktivitas kreatif sendiri dan menyesuaikan kondisi serta
kebutuhan peserta didik. Berikut dijelaskan mengenai merdeka belajar dan cara penilaiannya
dalam aktivitas pembelajaran IPA di SMP/MTs.

1. Merdeka Belajar
Dalam pelaksanaan kurikulum penyederhanaan ini, guru harus aktif dan kreatif dalam
setiap aktivitas pembelajaran. Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai
Petunjuk Umum 33

dengan karakter peserta didik. Dengan demikian, guru dapat memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih aktivitas pembelajaran dengan catatan mengacu
kepada capaian pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan kurikulum merdeka belajar.
a. Memahami Tujuan yang Ingin Dicapai
Dalam aktivitas pembelajaran, hal utama yang perlu diperhatikan bagi peserta
didik adalah memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pelajar yang merdeka
harus memahami tujuan belajar tersebut. Oleh karena itu, guru harus memberikan
pengarahan kepada peserta didik bahwa peserta didik menjadi pengambil keputusan
dalam setiap aktivitas belajar. Peserta didik dibimbing untuk dapat menentukan
tujuan dan merencanakan strategi yang tepat untuk meraih tujuan tersebut. Guru juga
harus meyakinkan bahwa kekuatan diri yang dimiliki peserta didik dapat membantu
menemukan makna dalam proses belajar. Setiap langkah dalam aktivitas belajar perlu
diperhitungkan sebagai tahapan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Guru harus peka terhadap keinginan peserta didik dan senantiasa melibatkannya
dalam aktivitas belajar dan menentukan target individu yang ingin dicapai sesuai
dengan kemampuan serta kondisinya.
b. Memahami Konsekuensi terhadap Pilihan yang Diambil
Setiap peserta didik memiliki keinginan dan cita-cita yang akan diraih. Namun,
peserta didik terkadang masih ragu dan bingung dengan pilihannya. Di sini, guru
berperan untuk meyakinkan keinginan dan cita-cita bagi peserta didik. Oleh karena
itu, guru harus memberikan penguatan kepada peserta didik untuk memahami
konsekuensi terhadap pilihan yang diambil. Guru dapat memahamkan peserta didik
mengenai sebab akibat saat bertindak. Dengan demikian, peserta didik dapat berpikir
terlebih dahulu sebelum bertindak dan segera memantapkan diri saat menentukan
pilihan.
Pemahaman peserta didik mengenai konsekuensi pada pilihannya akan
menguatkan kontrol diri yang baik, fokus pada hal yang sedang dikerjakan, dan selalu
menyelesaikan hal-hal yang telah dikerjakan. Ketika menemui kendala atau tantangan,
peserta didik akan segera mengobservasi dan menimbang berdasarkan kemampuan
yang dimiliki. Dengan demikian, penguatan pada diri peserta didik menjadi tangguh
dan pekerja keras. Akibatnya, peserta didik selalu menantang diri menjadi individu
yang lebih baik di setiap waktu. Oleh karena itu, guru harus berperan dan memberikan
beragam tantangan yang dapat dipilih sendiri oleh peserta didik. Namun, guru harus
mendampinginya saat peserta didik merencanakan strategi dalam menyelesaikan
tantangan. Selain itu, guru juga perlu memberikan umpan balik di sepanjang proses
pembelajaran.
c. Refleksi Berkelanjutan
Peserta didik telah memahami konsekuensi terhadap pilihan yang diambil sehingga
dapat menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Berdasarkan penyelesaian
terhadap tantangan yang dihadapi, peserta didik dapat melakukan refleksi diri. Guru
dapat membimbing dan mengarahkan cara penyelesaian tantangan atau masalah
dengan tepat. Selanjutnya, peserta didik melakukan refleksi berkelanjutan.
34 BG IPA SMP 1 KSP

Peserta didik yang mampu melakukan refleksi berkelanjutan akan makin


mengenali kekuatan yang dimilikinya. Peserta didik memahami cara belajar terbaik
dan sesuai bagi dirinya. Dengan demikian, peserta didik akan menekuni bidang-
bidang yang sesuai dengan minatnya dan fokus pada pengembangan diri selama
proses pembelajaran. Peserta didik akan terbiasa mengukur keberhasilan yang dicapai
sehingga dapat menambah kepercayaan pada diri sendiri. Akibatnya, peserta didik
dapat merancang tindak lanjut dari hal-hal yang masih perlu dikembangkan dari
dalam dirinya.
Guru membimbing proses refleksi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
membantu peserta didik memahami inti dari setiap aktivitas yang sedang dilakukan.
Guru juga dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk saling memberi
umpan balik pada pencapaian yang diraih saat proses pembelajaran. Dengan demikian,
peserta didik akan membiasakan diri untuk melihat sisi positif dari teman belajar di
sekitarnya. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi internal
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

2. Asesmen atau Penilaian Pembelajaran


Asesmen atau penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi dan bukti serta
mendokumentasikan perkembangan dan pencapaian pelajar yang diukur atau dinilai
sesuai dengan kriteria kualitas tertentu (IBE Glossary of Curriculum Technology, 2013). Ada
tiga prinsip utama dalam melakukan penilaian, yaitu sebagai berikut.
a. Penilaian sebagai Proses Pembelajaran
Penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment as learning) merupakan penilaian
yang secara aktif melibatkan pelajar dan mendorong mereka untuk berpikir tentang
cara mereka belajar. Hal tersebut dapat terjadi ketika peserta didik secara konsisten
merefleksikan dan mengatur serta memantau kemajuan belajarnya. Peserta didik juga
dilibatkan dalam menyusun prosedur, pelaksanaan, dan pembuatan rubrik penilaian.
Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat memahami apa yang seharusnya
dilakukan agar mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melakukan penilaian ini, guru
dapat melakukan beberapa strategi berikut.
1) Melakukan asesmen diagnostik di awal materi yang akan dipelajari, mencakup
hal-hal yang bersifat kognitif (dapat berupa pre-test atau mengemukakan gagasan
terkait materi pembelajaran) dan nonkognitif (kesiapan belajar, kebutuhan khu-
sus pelajar, dan sebagainya).
2) Secara berkala mengajak peserta didik melakukan refleksi dan memantau kema-
juan belajarnya.
3) Peserta didik melakukan penilaian diri sendiri (self assessment) dan penilaian
antarteman (peer assessment) baik untuk menilai hal-hal yang bersifat kognitif
(pemahaman terhadap materi yang dipelajari) maupun nonkognitif (sikap dan
perilaku saat proses belajar).
Petunjuk Umum 35

Berikut merupakan contoh rubrik penilaian dalam proses pembelajaran IPA.


1) Rubrik Penilaian Diri Sendiri
Guru meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri. Penilaian
ini dilakukan setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran beberapa
pertemuan, setidaknya dua pertemuan. Hal itu dikarenakan peserta didik telah
mendapat pengalaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan
pengalaman tersebut, peserta didik dapat menilai kelebihan dan kekurangan diri
sendiri.
Peserta didik diharapkan jujur dalam memberikan penilaian dengan
keadaan dirinya sendiri. Data yang didapatkan dapat digunakan oleh guru untuk
mengonfirmasi keadaan peserta didik dilihat dari sudut pandang dirinya. Ada
beberapa keunggulan dalam penilaian diri sendiri, yaitu sebagai berikut.
a) Membangun keterampilan peserta didik dalam mengenali dirinya sendiri,
baik kelebihan maupun kekurangan diri sendiri.
b) Membiasakan peserta didik berbuat jujur karena harus menilai diri sendiri.
Guru diharapkan meyakinkan peserta didik bahwa penilaian diri ini tidak
ada kaitannya dengan nilai di rapor.
c) Membiasakan peserta didik percaya diri karena diberi kepercayaan melaku-
kan penilaian.
Dalam memberikan penilaian diri, guru dapat memberikan lembaran/format
yang perlu diisi oleh peserta didik. Contoh format penilaian diri sendiri.

Lembar Penilaian Diri Kegiatan Diskusi Kelompok

Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Bacalah setiap pernyataan berikut dan berilah tanda centang (√) pada kolom
“Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan kalian selama proses diskusi!
2. Kumpulkan format penilaian diri kepada Bapak/Ibu Guru kalian setelah
diisi dengan lengkap!
Tabel I Penilaian Diri
No. Pernyataan Ya Tidak
Selama proses diskusi, saya:
1. aktif mengemukakan pendapat;
2. mendengarkan teman lain yang sedang mengemukakan
pendapat;
3. sibuk mengerjakan tugas sendiri;
4. tidak berani bertanya karena khawatir ditertawakan;
5. aktif mengajukan pertanyaan;
36 BG IPA SMP 1 KSP

No. Pernyataan Ya Tidak


6. menjalankan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai
dengan pendapat sendiri.
Catatan:
1. Pernyataan dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi.
2. Laporan penilaian diri dapat dijadikan data konfirmasi terkait sikap/perilaku
peserta didik serta kesulitan belajar yang dialami.
3. Data ini dapat dijadikan oleh guru sebagai umpan balik dan pengambilan
keputusan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran peserta didik.

2) Rubrik Penilaian Antarteman


Setelah melakukan penilaian diri, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian kepada temannya. Agar penilaian lebih objektif, satu peserta didik dapat
diminta menilai dua orang atau lebih teman lainnya. Penilaian antarteman dapat
membangun sikap objektivitas peserta didik, sikap apresiatif peserta didik, dan
refleksi diri. Penilaian antarteman dapat menggali sikap/perilaku peserta didik
seperti peserta didik yang cenderung menyendiri dan kurang bergaul atau kurang
rasa percaya diri. Penilaian antarteman juga dapat menggali informasi peserta
didik yang aktif atau kurang aktif selama proses pembelajaran berkelompok.
Dalam memberikan penilaian antarteman, guru dapat memberikan
lembaran/format yang perlu diisi oleh peserta didik. Contoh format penilaian
antarteman.

Lembar Penilaian Antarteman Kegiatan Diskusi Kelompok

Nama Teman 1 : _________________________________________


Nama Teman 2 : _________________________________________
Nama Penilai : _________________________________________
Kelas : _________________________________________
Petunjuk:
1. Bacalah setiap pernyataan berikut dan berilah tanda centang (√) pada
kolom sesuai keadaan teman kalian selama proses diskusi!
2. Kumpulkan format penilaian antarteman kepada Bapak/Ibu Guru
kalian setelah diisi dengan lengkap!
Tabel J Penilaian Antarteman
No. Pernyataan Teman 1 Teman 2
1. Teman saya aktif mengemukakan ide selama
diskusi.
Petunjuk Umum 37

No. Pernyataan Teman 1 Teman 2


2. Teman saya mendengarkan pendapat teman
lainnya.
3. Teman saya mengerjakan tugas kelompok sesuai
pembagian tugas yang disepakati bersama.
4. Teman saya aktif membantu teman lain yang
mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
5. Teman saya menertawakan pendapat teman
lainnya pada saat diskusi kelompok.
6. dst.

Catatan:
1. Pernyataan dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi.
2. Data ini dapat dijadikan oleh guru sebagai umpan balik dan pengambilan
keputusan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran peserta
didik.

b. Penilaian Saat Proses Pembelajaran


Pemahaman peserta didik mengenai konsep yang ada dalam IPA dapat dilakukan
melalui proses pembelajaran. Berbagai jenis model pembelajaran dapat dilakukan saat
melakukan proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan pun dapat
disesuaikan dan dicocokkan dengan konsep yang akan disampaikan. Oleh karena
itu, guru memerlukan penilaian terhadap peserta didik saat proses pembelajaran yang
dilakukan.
Penilaian saat proses pembelajaran (assessment for learning) merupakan penilaian
yang dilakukan selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuan penilaian
ini adalah untuk mendukung dan meningkatkan pembelajaran dengan menyesuaikan
proses belajar agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik. Peserta didik diarahkan
untuk dapat menemukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Selanjutnya, guru
memberi dukungan yang memadai untuk peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar. Strategi yang dapat dilakukan guru terkait penilaian saat proses pembelajaran
sebagai berikut.
1) Melakukan pembimbingan saat peserta didik sedang dalam proses untuk
menyelesaikan proyek atau tugas yang diberikan. Secara konsisten, guru mem-
berikan umpan balik terhadap perkembangan yang ditunjukkan peserta didik.
2) Memberikan kuis atau penugasan lain sehingga guru dapat memantau perkem-
bangan pemahaman peserta didik terhadap subbab atau bagian materi yang di­
sampaikan.
3) Menyediakan berbagai aktivitas belajar yang beragam dan tetap mengutamakan
komunikasi serta keterlibatan dua arah antara guru dan peserta didik.
38 BG IPA SMP 1 KSP

Penilaian dalam proses pembelajaran memiliki beberapa bentuk, di antaranya


jurnal peserta didik, refleksi peserta didik, serta penilaian rancangan percobaan.
Berikut merupakan contoh-contoh bentuk penilaian.
1) Penilaian Jurnal Peserta Didik
Guru dapat memberikan penilaian dalam bentuk jurnal peserta didik saat
pelaksanaan proyek dalam jangka waktu yang panjang. Pemberian nilai dapat
dilakukan oleh guru sebelum tiba penilaian akhir untuk memantau kemajuan
peserta didik. Misalnya, dalam Bab I di Buku Siswa, peserta didik diminta untuk
membuat tiruan alat ukur panjang (penggaris, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup). Pembuatan tiruan alat ukur tersebut dibuat dalam bentuk jurnal yang
disertai dengan refleksi terhadap proses pembuatan. Oleh karena itu, kriteria
penilaian adalah sebagai berikut.
Tabel K Kriteria Penilaian Jurnal Peserta Didik
Melebihi
No. Aspek Sedang Berkembang Sesuai Ekspektasi
Ekspektasi
1. Keteraturan Jurnal diisi selama 1/3 Jurnal diisi 2/3 Jurnal diisi setiap
mengisi jurnal. waktu pelaksanaan waktu pelaksanaan hari selama waktu
pembuatan alat ukur. pembuatan alat pelaksanaan
ukur. pembuatan alat
ukur.
2. Refleksi Tidak menunjukkan Menyebutkan Menjelaskan secara
kelebihan atau kelebihan dan detail kelebihan
kekurangan saat kekurangan saat dan kekurangan
pembuatan alat ukur. pembuatan alat saat pembuatan alat
ukur. ukur.
2) Penilaian Refleksi Peserta Didik
Di bagian akhir dari kuis atau post test, peserta didik diberikan kesempatan
berefleksi setelah mengerjakan soal kuis atau tes dan sebelum menerima hasil kuis
tersebut. Peserta didik kembali mengisi bagian refleksi setelah menerima hasil tes
atau kuis dengan mengisi tabel yang sama. Contoh tabel refleksi adalah sebagai
berikut.
Tabel L Refleksi Peserta Didik
Diisi setelah peserta didik mengerjakan kuis.
1. Berapakah prediksi nilai yang akan saya peroleh
(rentang nilai: 0–100)?
2. Mengapa saya membuat prediksi nilai? Berikan
komentar!
Petunjuk Umum 39

Diisi setelah peserta didik memperoleh nilai kuis.


1. Apakah nilai yang saya peroleh melampaui, tepat
di atas, atau di bawah prediksi saya?
2. Manakah topik yang merupakan kekuatan saya?
Manakah topik yang perlu saya pelajari kembali?
3. Apa yang dapat saya lakukan untuk meningkat-
kan/mengubah di waktu yang akan datang da-
lam pelajaran ini?
3) Penilaian Rancangan Percobaan
Metode ilmiah menjadi ruh dalam pembelajaran IPA. Untuk mengembangkan
keterampilan dalam metode ilmiah, peserta didik diarahkan untuk merancang
dan melakukan percobaan atau penyelidikan. Guru dapat memberikan tugas
kepada peserta didik yang mengarah ke percobaan atau penyelidikan. Peserta
didik diminta untuk menyusun rancangan percobaan atau penyelidikan tersebut.
Selanjutnya, peserta didik melaksanakan rancangan percobaan atau penyelidikan
yang telah dibuatnya.
Dalam melaksanakan percobaan atau penyelidikan, peserta didik mengum-
pulkan data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Penilaian formatif dapat
dilakukan sebelum penilaian akhir dengan cara menilai rancangan percobaan
atau penyelidikan. Guru dapat memberikan umpan balik sehingga peserta didik
dapat memperbaiki rancangan percobaan sebelum melanjutkan tahap melaku-
kan percobaan. Rubrik penilaian rancangan percobaan dapat dilihat seperti con-
toh dalam tabel berikut.
Tabel M Contoh Rubrik Penilaian Rancangan Percobaan
Deskripsi Penilaian Pencapaian Peserta Didik
Aspek yang
No. Sedang
Dinilai Sangat Mahir Mahir Mulai Mencoba
Berkembang
1. Tujuan Deskripsi tepat Deskripsi tepat. Menyebutkan Mencoba
Pembelajaran dan terperinci. dengan singkat. menyebutkan.
2. Hipotesis Ada hubungan Ada hubungan Ada hubungan Mencoba
antara variabel antara variabel antara variabel menuliskan
bebas dan terikat bebas dan bebas dan hipotesis.
disertai alasan terikat disertai terikat.
logis secara alasan umum.
saintifik.
40 BG IPA SMP 1 KSP

Deskripsi Penilaian Pencapaian Peserta Didik


Aspek yang
No. Sedang
Dinilai Sangat Mahir Mahir Mulai Mencoba
Berkembang
3. Variabel Mendeskripsikan Menyebutkan Menyebutkan Mengidentifikasi
variabel bebas variabel bebas variabel bebas 1–2 variabel
dan terikat serta dan terikat serta dan terikat serta dalam
menyebutkan menyebutkan menyebutkan percobaan
labih dari tiga tiga variabel kurang dari tiga variabel bebas,
variabel kontrol kontrol secara variabel kontrol. terikat atau
dengan tepat. tepat. kontrol.
4. Prosedur Lengkap dan Mudah untuk Dapat diikuti Mencoba
mudah untuk diikuti, disertai disertai dengan menulis
diikuti, disertai dengan alat beberapa alat prosedur.
dengan alat dan dan bahan dan bahan.
bahan yang sesuai yang sesuai
(banyaknya dan (banyaknya/
ukuran juga ukurannya
disebutkan). disebutkan).

c. Penilaian Hasil Pembelajaran


Penilaian hasil pembelajaran merupakan penilaian terhadap ketercapaian peserta
didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan utama pemberian nilai ini adalah
untuk memberikan informasi mengenai apa yang telah dipelajari dalam waktu tertentu.
Umumnya, penilaian ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penilaian ini sering disebut sebagai penilaian sumatif. Guru dapat melakukan strategi
berikut saat memberikan penilaian hasil pembelajaran peserta didik.
1) Menggunakan tes dengan bentuk relatif standar bagi semua peserta didik. Tes
dapat dilakukan secara tertulis, tes unjuk kerja, maupun tes bentuk lainnya.
2) Peserta didik dapat diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan dan mencerita-
kan proses pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat dilakukan dalam bentuk
presentasi atau pameran hasil karya.
Penilaian hasil pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya
penilaian keterampilan dalam presentasi, penilaian keterampilan menggunakan alat,
penilaian menggunakan mind map, dan tes tertulis. Berikut disajikan contoh-contoh
rubrik yang digunakan dalam penilaian hasil pembelajaran.
1) Rubrik Penilaian Keterampilan Presentasi
Presentasi merupakan salah satu bentuk aktivitas pembelajaran yang dapat
meningkatkan proses keterampilan peserta didik. Keterampilan itu berkaitan
dengan komunikasi dalam memahami konsep/materi pembelajaran atau
memaparkan hasil sebuah proyek. Melalui presentasi, peserta didik diharapkan
mampu melatih tingkat kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat di
muka umum. Rubrik penilaian keterampilan dalam bentuk presentasi sebagai
berikut.
Petunjuk Umum 41

Tabel N Rubrik Penilaian Keterampilan dalam Presentasi


Sedang
Melebihi Ekspektasi Sesuai Ekspektasi
No. Indikator Berkembang
(3) (2)
(1)
1. Gaya berkomunikasi. Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang
digunakan luwes, digunakan masih digunakan
formal, dan mudah kaku dan mudah kaku dan sulit
dipahami oleh audiens dipahami oleh dipahami oleh
dengan bahasa tubuh audiens. audiens.
yang mendukung.
2. Kelengkapan Informasi yang Informasi yang Informasi yang
informasi. disampaikan sudah disampaikan sudah disampaikan
menjawab semua menjawab semua belum
pertanyaan dengan pertanyaan (sesuai menjawab
lengkap (sesuai tujuan pembelajaran). semua
tujuan pembelajaran) pertanyaan
serta ada informasi dengan
tambahan yang lengkap (belum
bermanfaat dari sesuai tujuan
sumber yang kredibel. pembelajaran
secara
menyeluruh).
3. Tampilan media. Informasi yang Informasi yang Informasi
disajikan dan tata disajikan memiliki yang disajikan
letaknya terorganisasi, tata letak yang memiliki
menarik, orisinal, terorganisasi, tata letak
serta didukung menarik, dan orisinal. terorganisasi
ilustrasi sesuai dengan dan menarik,
topik yang disajikan. tetapi tidak
orisinal.

2) Rubrik Penilaian Penggunaan Alat


Selain keterampilan presentasi, penilaian keterampilan juga dapat dilakukan
saat peserta didik menggunakan alat. Contoh rubrik penilaian penggunaan alat
berupa mikroskop adalah sebagai berikut.
Tabel O Rubrik Penilaian Keterampilan Penggunaan Mikroskop
No. Kriteria Indikator
1. Baik. Objek pengamatan yang ditampilkan jelas dan perbesaran yang
digunakan sudah tepat.
2. Cukup baik. Objek pengamatan yang ditampilkan jelas, tetapi perbesaran yang
digunakan kurang tepat.
42 BG IPA SMP 1 KSP

No. Kriteria Indikator


3. Kurang. Objek pengamatan yang ditampilkan kurang jelas dan perbesaran
yang digunakan kurang tepat.
4. Sangat kurang. Objek pengamatan tidak tampak di bidang pengamatan.
3) Rubrik Penilaian Mind Map
Mind map (peta konsep atau peta pemikiran) berupa diagram konsep
yang saling terhubung. Mind map merupakan suatu peta konsep berpikir yang
dapat membantu peserta didik mengerti dan memahami konsep atau materi
pembelajaran secara komprehensif. Mind map mengombinasikan pemakaian otak
kanan dan otak kiri untuk menerima berbagai macam gagasan baru. Penyajian
materi atau konsep pembelajaran dalam bentuk mind map dapat memudahkan
peserta didik dan memotivasi untuk lebih kreatif. Guru dapat memberikan
tugas berbentuk mind map kepada peserta didik. Langkah-langkah pembuatan
penilaian berbentuk mind map sebagai berikut.
a) Menentukan tema besar atau konsep yang menjadi dasar utama dalam
pembuatan mind map. Tema besar ini bisa diletakkan di tengah-tengah jika
dibuat dalam bentuk “lanskap” atau juga ditaruh paling atas sehingga bisa
menurun ke bawah.
b) Menentukan subtema yang dapat dihubungkan dengan garis dari tema be-
sar, tema besar maupun subtema dapat menggunakan kata kunci dari pokok
pelajaran yang sedang dibahas. Hal tersebut dapat memudahkan peserta di-
dik untuk memahami dan mengembangkan konsep.
c) Menggunakan warna dan gambar yang menarik. Warna yang digunakan
bisa turunan dari warna tema utama. Gambar dapat disesuaikan dengan
topik yang dibahas. Penggunaan warna dan gambar mampu menstimula-
si dan merangsang otak untuk mengasosiasikan warna dan gambar terse-
but dengan topik yang dibahas sehingga memudahkan peserta didik untuk
mengingatnya.
Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada contoh berikut. Namun,
guru dapat memodifikasi skor penilaian sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah
masing-masing.
Tabel P Rubrik Penilaian Keterampilan Berbentuk Mind Map
No. Aspek yang Dinilai Skor
1. Hubungan antarkonsep Setiap satu garis yang
menghubungkan
Konsep konsep diberi skor 1.
1 Contoh: 2 × 1
1

Konsep Konsep
Petunjuk Umum 43

No. Aspek yang Dinilai Skor


2. Hierarki antarkonsep Setiap satu tingkatan
level konsep diberi
Konsep 5 Level 1
skor 5.
Contoh: 4 × 5 = 20
Konsep Konsep 5 Level 2

Konsep Konsep Konsep Konsep 5 Level 2

Konsep Konsep 5 Level 4

3. Cross link antarkonsep Setiap satu garis silang


yang menghubungkan
Konsep antarkonsep pada
segmen yang berbeda
Konsep Konsep Konsep diberi skor 10.
Contoh: 2 × 10 = 20

Konsep Konsep Konsep Konsep

10
10

4. Memberikan contoh pada konsep Setiap satu contoh


konsep yang
Konsep diberikan, baik berupa
objek atau kejadian
Konsep Konsep diberi skor 1.
Contoh: 4 × 1 = 4

Konsep Konsep Konsep Konsep

contoh contoh contoh

Objek 1 Objek 1 Kejadian 1 Kejadian 1

4) Tes Tertulis
Bentuk penilaian terhadap proses pembelajaran lain yang sudah sangat
dikenal guru adalah tes tertulis. Guru diharapkan dapat membuat tes tertulis
yang dapat mengukur tidak hanya pengetahuan yang peserta didik dapatkan
selama aktivitas belajar, tetapi juga dapat mendukung kemampuan peserta didik
secara keseluruhan.
44 BG IPA SMP 1 KSP

Selaras dengan kebutuhan meningkatkan kemampuan peserta didik


dalam berliterasi, guru perlu mengembangkan soal-soal untuk tes tertulis yang
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills,
HOTS). Berpikir tingkat tinggi yang dimaksud adalah keterampilan berpikir
yang memerlukan peserta didik untuk menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta. HOTS dapat dinyatakan sebagai proses yang melahirkan pembelajaran
yang bermakna, karena peserta didik dapat menerapkan apa yang telah dipelajari
dalam situasi baru tanpa arahan atau petunjuk orang lain. HOTS juga dapat
membentuk peserta didik agar mampu berpikir logis, reflektif, dan mengambil
keputusan secara mandiri. HOTS juga dapat menjadikan peserta didik mampu
menyelesaikan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2019).
Kaidah penulisan soal berbentuk uraian sebagai berikut (Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017).
a) Substansi/materi.
(1) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian).
(2) Tidak bersifat suku, agama, ras, antargolongan, pornografi, politik, pro-
paganda, dan kekerasan.
(3) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai.
(4) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi.
(5) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas (disesuaikan juga
dengan fase perkembangan peserta didik).
b) Konstruksi Soal
(1) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
(2) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perin-
tah yang menuntut jawaban terurai.
(3) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi.
(4) Ada pedoman penskoran atau rubrik.
c) Penggunaan Bahasa
(1) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif.
(2) Butir-butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
(3) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian.
(4) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan.
(5) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Agar dapat menyusun soal HOTS, guru perlu menentukan kompetensi yang
hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan.
Berikut merupakan langkah-langkah penyusunan soal HOTS (Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Pendidik, 2019).
1) Menganalisis kompetensi yang akan dinilai, menentukan tingkat kognitif yang
akan diukur (dengan panduan taksonomi Bloom revisi), dan merumuskan in-
dikator pencapaian kompetensi (IPK) yang akan dikembangkan, termasuk IPK
pendukung, IPK kunci, dan IPK pengayaan jika ada.
Petunjuk Umum 45

2) Menyusun kisi-kisi soal.


3) Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual.
4) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal.
5) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.

d. Tindak Lanjut Penilaian


Setelah melakukan tes, baik tes keterampilan maupun tes pengetahuan, guru
dapat mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hasil penilaian yang
diperoleh peserta didik tentu beraneka ragam. Ada peserta didik yang memiliki hasil
penilaian di atas rata-rata dan ada juga yang di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil
penilaian tersebut, guru dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik. Umpan
balik yang dimaksud adalah ada tindak lanjut penilaian. Artinya, untuk memenuhi
kebutuhan, peserta didik yang masih di bawah rata-rata diberikan penilaian remedial.
Sementara itu, bagi peserta didik yang telah melampaui rata-rata harus diberikan
pengayaan.
1) Remedial
Untuk dapat menyusun rencana remedial yang tepat bagi peserta didik,
guru perlu melakukan analisis terhadap kesulitan belajar yang dialaminya. Guru
mendampingi peserta didik untuk menemukan dan mengatasi kesulitan belajar
yang dihadapinya, memberi saran-saran perbaikan terutama pada cara belajar, dan
sikap belajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Proses ini menunjukkan
penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment as learning).
Proses selanjutnya adalah menemukan metode yang tepat untuk peserta
didik dengan kesulitan belajar spesifik tersebut. Guru menyusun mulai dari
membuat tujuan pembelajaran remedial yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik di akhir proses pembelajaran, menyesuaikan kriteria yang mungkin dapat
dimodifikasi sesuai hasil analisis kesulitan belajar yang telah dilakukan. Guru
secara cermat memilih media, sumber belajar, dan pendekatan yang tepat untuk
memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan. Pada proses
ini, guru melakukan penilaian untuk proses belajar (assessment for learning).
Beberapa strategi pembelajaran remedial yang dapat dipilih guru berdasarkan
kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut (Direktorat Pembinaan SMA
Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017).
a) Bimbingan secara individu, dilakukan ketika peserta didik memiliki kesulit­
an yang sangat berbeda dibandingkan teman-temannya. Dikarenakan sifat-
nya yang sangat personal, guru terkadang perlu menyediakan waktu khusus
untuk melakukan bimbingan ini.
b) Bimbingan secara berkelompok, dilakukan pada saat guru menemukan be-
berapa peserta didik memiliki kesulitan yang relatif sama.
c) Pembelajaran ulang, dilakukan ketika sebagian besar peserta didik menun-
jukkan kesulitan dalam memahami konsep yang dipelajari. Pada saat ini,
guru perlu mengubah metode pengajaran atau menggunakan media yang
berbeda. Ada kalanya guru juga perlu menyesuaikan tugas yang diberikan.
46 BG IPA SMP 1 KSP

d) Pemberian tugas, dilakukan sebagai upaya latihan bagi peserta didik agar
dapat memahami materi dari berbagai sudut pandang.
e) Pemanfaatan tutor sebaya, dilakukan dengan bantuan peserta dengan ke-
mampuan dan kecepatan belajar yang lebih. Tutor sebaya sering kali terbuk-
ti lebih efektif dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan, misalnya dari sisi
komunikasi, karena kedekatan atau faktor usia yang relatif sama membuat
peserta didik memahami materi yang disampaikan dengan bahasa yang le­
bih mudah dipahami. Selain menguntungkan peserta didik dengan kesulit­
an belajar, tutor juga mendapatkan keuntungan karena dengan menjelaskan
materi pada temannya memberi potensi lebih besar baginya untuk makin
menguasai konten yang disampaikan.
2) Pengayaan
Program pengayaan difokuskan pada pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
2017). Bentuk pembelajaran pengayaan dapat dipilih sebagai berikut.
a) Belajar berkelompok, dengan pengelompokan peserta didik berdasarkan mi-
nat tertentu. Guru dapat memberikan permasalahan yang nyata dan dekat
dengan keseharian peserta didik, kemudian kelompok tersebut diminta un-
tuk menyelesaikan permasalahan atau mengajukan solusi berdasarkan tahap­
an berpikir ilmiah yang telah dipelajari.
b) Belajar mandiri, yang dilakukan peserta didik untuk memperdalam topik
yang diminatinya. Seperti belajar berkelompok, aktivitas pengayaan ini
dimu­lai dari permasalahan untuk kemudian diteliti secara mendalam oleh
peserta didik yang bersangkutan.
c) Pembelajaran berbasis tema, dilakukan dengan kolaborasi antarmata pel­
ajaran. Peserta didik akan memecahkan permasalahan berdasarkan tema
tertentu, dengan melihat dari berbagai sudut pandang mata pelajaran agar
didapatkan pemahaman yang menyeluruh (kompleks) terhadap permasalah­
an yang akan didalami tersebut.

F. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran untuk menyampaikan materi IPA sangat beragam. Guru dapat
mencoba dan memvariasi berbagai strategi pembelajaran agar pengalaman belajar berfokus
pada keterampilan-keterampilan utama yang ingin dikuasai peserta didik. Peserta didik dapat
dilibatkan secara aktif sehingga pembelajaran akan berlangsung dengan lebih bermakna
dan mendalam. Dalam petunjuk khusus tiap bab, guru akan menemukan beragam strategi
pembelajaran. Guru dapat memodifikasi dan menyesuaikan strategi-strategi tersebut dengan
mengutamakan kebutuhan dan kondisi peserta didik di kelas.

1. Strategi Belajar Berkelompok


a. Pair and Share
Pair and Share merupakan strategi belajar yang saling menukar pendapat kepada
temannya. Strategi pembelajaran semacam ini bertujuan membuat peserta didik lebih
Petunjuk Umum 47

banyak menyampaikan pendapat kepada teman. Peserta didik melakukan diskusi


secara berpasangan. Diskusi semacam itu dapat membantu peserta didik yang memiliki
hambatan berbicara di depan banyak orang. Dengan strategi berpasangan, secara
bergantian peserta didik menyampaikan pendapat atau hasil belajarnya kepada teman.
Diharapkan setelah aktivitas ini, peserta didik dapat saling melengkapi informasi dan
pemahaman terhadap topik yang sedang dibahas.
b. Pameran Hasil Karya
Strategi belajar kelompok yang lain adalah pameran hasil karya. Pameran hasil
karya dapat dilakukan di kelas atau di ruangan yang diatur agar memudahkan peserta
didik berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hasil karya dipasang di dinding
dan setiap kelompok mengunjungi satu hasil karya milik kelompok lain. Setiap
kelompok mengamati hasil karya dalam waktu tertentu. Jika waktu habis, mereka
berpindah ke kelompok lain secara bergiliran, dan melakukan penyelidikan terhadap
hasil karya selanjutnya. Pameran hasil karya dapat dimodifikasi. Cara pertama
dikombinasikan dengan presentasi. Salah satu anggota kelompok tinggal bersama
hasil karya yang terpasang. Sementara itu, anggota kelompok lainnya berkeliling.
Anggota kelompok yang tinggal akan menjelaskan hasil karyanya kepada kelompok
pengunjung. Jika jumlah kelompok banyak, anggota yang bertugas menjelaskan
dapat bergantian. Cara kedua dikombinasikan dengan umpan balik. Setiap kelompok
pengunjung memberikan umpan balik terhadap hasil karya melalui kertas berperekat
yang dibawa masing-masing kelompok. Umpan balik dapat berupa pertanyaan untuk
memperdalam pemahaman.
c. Belajar dari Ahli
Strategi belajar kelompok yang lain adalah belajar dari ahli. Belajar dari ahli
merupakan strategi berkelompok yang digunakan untuk berbagi informasi dari
sumber yang diperoleh setiap anggota. Setelah kelompok terbentuk, setiap anggota
akan bertugas mendalami satu materi tertentu yang berbeda dengan anggota lainnya.
Saat mendalami materi tersebut, setiap anggota dapat juga berdiskusi dengan
anggota dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Setelah waktu yang
ditentukan untuk mempelajari materi habis, setiap anggota kelompok akan kembali
ke kelompoknya dan secara bergantian mempresentasikan hasil belajarnya. Kegiatan
diskusi yang berkelanjutan ini dipercaya dapat lebih meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk memahami materi dalam jumlah yang banyak dan dibandingkan
serta harus mempelajari semuanya secara sendiri-sendiri.

2. Strategi Belajar Individu


a. Tabel T-I-S
Tabel T-I-S merupakan strategi pembelajaran untuk melakukan refleksi
berkelanjutan, baik untuk peserta didik maupun untuk guru. Tabel T-I-S terdiri atas
tiga kolom, yaitu kolom TAHU (T), INGIN TAHU (I), dan SUDAH BELAJAR (S).
Kolom T diisi di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi pengetahuan awal (prior
knowledge) yang sudah dimiliki peserta didik sebelum membahas materi lebih lanjut.
48 BG IPA SMP 1 KSP

Kolom I diisi di sepanjang proses belajar, berisi pertanyaan-pertanyaan yang


terpikirkan peserta didik saat mempelajari materi yang sedang dibahas. Sepanjang
proses belajar, peserta didik dapat mengunjungi kolom ini dan menandai pertanyaan-
pertanyaan yang sudah didapatkan jawabannya atau menambahkan pertanyaan-
pertanyaan lain yang relevan dengan pembahasan. Kolom S diisi di akhir proses
pembelajaran, sebagai refleksi akhir peserta didik mengenai topik yang telah dipelajari.
Selama proses, guru perlu juga mengunjungi Tabel T-I-S ini untuk memastikan
peserta didik menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Guru
juga dapat memilih pertanyaan yang tidak relevan untuk dibahas di waktu lain.
b. Pojok Tanya
Pojok tanya adalah strategi mengumpulkan pertanyaan dari peserta didik di
sepanjang kegiatan pembelajaran. Strategi ini bertujuan agar peserta didik terbiasa
menggali rasa ingin tahunya terlebih dahulu sebelum memulai suatu materi.
Secara berkala, peserta didik dan guru akan mengunjungi pojok tanya untuk
melihat perkembangan pembelajaran yang dilakukan, apakah ada pertanyaan yang
sudah ditemukan jawabannya, atau apakah ada pertanyaan lanjutan dari materi
yang dipelajari. Strategi pojok tanya menjadi media guru dan peserta didik untuk
melakukan refleksi berkelanjutan.
c. Strategi Belajar dari Berbagai Sumber Referensi (Belajar dari Ahli)
Belajar dari ahli merupakan strategi untuk berbagi informasi dari sumber yang
diperoleh setiap peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok
(seperti yang sudah dijelaskan pada bagian a Strategi Belajar Berkelompok), dapat
juga dilakukan secara individual. Saat dilakukan secara individual, guru dapat
meminta peserta didik yang memiliki informasi tentang topik yang dibahas untuk
maju atau menempati posisi tertentu. Setelah itu, semua anggota kelas dapat
bergiliran melakukan wawancara pada peserta didik yang bersangkutan. Guru dapat
menggunakan strategi ini untuk mendapatkan informasi mengenai pengalaman
peserta didik berkaitan dengan topik, misalnya memberi kesempatan peserta didik
yang pernah menjadi relawan dalam gerakan memilah sampah untuk menjadi “ahli”
pada topik isu lingkungan hidup. Selain wawancara dalam kelompok, guru juga dapat
melakukan talk show dengan meminta salah satu peserta didik menjadi moderator
yang memandu acara belajar dari ahli.

Anda mungkin juga menyukai