Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA PERKULIAHAN DENGAN SISTEM E-LEARNING

Wiyanto1
wytcedu07@gmail.com

Abstrak. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang


sedemikian rupa mulai dari proses mengamati, menanya, mengumpulkan
data/informasi, mengasosiasi, dan mengkemonikasikan, sehingga mendorong
perkembangan dan pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa menjadi lebih baik serta memenuhi kaidah ilmiah. Pengetahuan yang
dimiliki dan yang akan tercipta dapat berbentuk faktual, konseptual, prosedural
atau metakognitif yang dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi mahasiswa
dari berbagai sumber. Hadirnya teknologi informasi juga memberikan ruang belajar
yang lebih luas, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Karena dapat diakses dimana
saja dan kapan saja selama ada akses internet. Pendekatan saintifik pada
perkuliahan dengan sistem e-learning menjawab kebutuhan tersebut. Pada tulisan
ini akan diuraikan mengenai pendekatan saintifik pada perkuliahan dengan sistem
e-learning dari teori ke praktik.

Kata kunci: pendekatan saintifik, e-learning, pembelajaran

PENDAHULUAN sikap dan ketrampilan. Tingkah laku yang


Belajar merupakan proses penting dimaksud adalah tingkah laku yang positif
bagi manusia yakni mencakup apa yang dalam hubunganya untuk mencapai
dipikirkan dan dikerjakan karena hasil kesempurnaan dalam hidupnya.
dari pengalaman individu itu sendiri Belajar itu membawa perubahan
dalam berinteraksi dengan lingkunganya. ―behavioral changes‖, didapatkan
Gagne dan Berliner (dalam Chatarina, kecakapan baru yang semua ini terjadi
Anni, dkk 2004: 11) menyatakan belajar melalui usaha yang keras atau proses yang
merupakan proses dimana suatu didasari dan disengaja. Hasil dari belajar
organisme mengubah perilakunya karena dapat berupa ranah
hasil dari pengalamanya. Sejalan dengan kognitif/pengetahuan/knowledge, ranah
itu, Cronbach (dalam Chatarina, Anni, dkk psikomotorik/skill/ketrampilan, dan ranah
2004: 12) menyatakan bahwa learning is afektif/sikap/attitude. Sedangkan
show by a change in behavior as a result pembelajaran adalah proses, cara
experience. Begitu juga Spears (dalam menjadikan orang belajar (Tim Prima
Chatarina, Anni, dkk 2004: 12) bahwa Pena, 2004:25). Tujuan pembelajaran
learning is to observe, to read, to imitate, adalah membantu pe-belajar agar
to try something themselves, to listen and memperoleh berbagai pengalaman dan
to direction. Belajar menghasilkan dengan pengalaman itu tingkah laku pe-
perubahan tingkah laku yang ada pada diri belajar bertambah, baik dari sisi kuantitas
seseorang pe-belajar dalam pengetahuan, maupun kualitas.
1
Dosen Pada Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

217
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Pendekatan saintifik/pendekatan penggunaan perangkat komputer yang


ilmiah adalah proses pembelajaran yang didesain untuk membangun pengetahuan
dirancang sedemikian rupa mulai dari atau ketrampilan sesuai dengan tujuan
proses mengamati, menanya, pembelajaran.
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan Pendekatan saintifik pada
mengkemonikasikan, sehingga perkuliahan dengan sistem e-learning
mendorong perkembangan dan menjawab kebutuhan tersebut. Pada
pengembangan kompetensi sikap, tulisan ini akan diuraikan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa pendekatan saintifik pada perkuliahan
menjadi lebih baik serta memenuhi kaidah dengan sistem e-learning dari teori ke
ilmiah. Pengetahuan yang dimiliki dan praktik.
yang akan tercipta dapat berbentuk Oleh karena itu, dalam makalah ini
faktual, konseptual, prosedural atau akan di paparkan; Pertama, esensi
metakognitif yang dapat diperoleh melalui pendekatan saintifik; kedua, perkuliahan
pengalaman indrawi mahasiswa dari dengan sistem e-learning; ketiga, relevansi
berbagai sumber. Menurut Suastra (dalam pendekatan saintifik pada perkuliahan
Rahmatiah, 2015: 4) pada hakikatnya dengan sistem e-learning dan; keempat,
sains memiliki tiga komponen yaitu penerapan pendekatan saintifik pada
produk, proses dan sikap. Sains sebagai perkuliahan dengan sistem e-learning.
produk memiliki arti sebagai sekumpulan
fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip. ESENSI PENDEKATAN SAINTIFIK
Sebagai proses, sains merupakan Proses pembelajaran dapat
rangkaian terstrukur dan sitematis yang dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
dilakukan untuk menemukan konsep, sehingga harus memenuhi kaidah ilmiah.
prinsip, hukum dan gejala. Sebagai sikap Pendekatan adalah konsep dasar yang
sains diharapkan mampu membentuk mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
karakter. dan melatari pemikiran tentang bagaimana
Kehadiran teknologi informasi metode pembelajaran diterapkan
memungkinkan dilakukanya kegiatan berdasarkan teori tertentu (Harmuni,
pembelajaran modern, yang dapat 2012:6). Pendekatan saintifik diyakini
dilakukan dengan jarak jauh, di mana ada sebagai titian emas perkembangan dan
akses internet maka kegiatan belajar dapat pengembangan sikap, ketrampilan dan
dilakukan. Tidak dibatasi oleh ruang dan pengetahuan peserta didik sebagai pe-
waktu. Sehingga mendorong pe-belajar, belajar. Proses kerja yang memenuhi
belajar dari berbagai sumber dan metode. kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih
E-learning merupakan pembelajaran yang mengedepankan penalaran induktif
dilakukan dengan memanfaatkan (inductive reasoning) dibandingkan
teknologi interaktif dan telekomunikasi. dengan penalaran (deductive reasoning)
Ruth Clark (2002: 21) mendefinisikan e- (Kemdikbud, 2015:18)
learning merupakan konten dan metode Penalaran deduktif melihat
intruksional yang bertumpu pada fenomena umum untuk kemudian menarik

218
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

simpulan yang spesifik. Penalaran induktif Beberapa tujuan pembelajaran dengan


memandang fenomena atau situasi pendekatan saintifik adalah (1) untuk
spesifik untuk kemudian menarik meningkatkan kemampuan intelek,
kesimpulan secara keseluruhan. Penalaran khususnya kemampuan berpikir tingkat
induktif menempatkan bukti-bukti spesifik tinggi peserta didik; (2) untuk
kedalam relasi idea yang lebih luas. membentuk kemampuan peserta didik
Metode ilmiah umumnya menempatkan dalam menyelesaikan suatu masalah
fenomena unik dengan kajian spesifik dan secara sistematik; (3) terciptanya kondisi
detail kemudian merumuskan simpulan pembelajaran dimana peserta didik merasa
umum. Metode ilmiah merujuk pada bahwa belajar itu merupakan suatu
teknik-teknik investigasi atas suatu atau kebutuhan; (4) diperolehnya hasil belajar
beberapa fenomena atau gejala, yang tinggi; (5) untuk melatih peserta
memperoleh pengetahuan baru, atau didik dalam mengomunikasikan ide-ide,
mengoreksi dan memadukan pengetahuan khususnya dalam menulis artikel ilmiah;
sebelumnya. Untuk dapat dikatakan dan (6) untuk mengembangkan karakter
ilmiah, metode pencarian harus peserta didik.
berdasarkan pada bukti-bukti dari obyek
yang dapat diobservasi, empiris, dan Langkah-langkah pembelajaran dengan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran pendekatan saintifik
yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah Prose pembelajaran dengan pendekatan
umumnya memuat serangkaian aktivitas saintifik terdiri atas lima pengalaman
pengumpulan data melalui observasi atau belajar pokok , yang dikenal dengan 5M
eksperimen, mengolah informasi atau yaitu:
data, menganalisis, kemudian a. Mengamati
memformulasikan serta menguji hipotesis b. Menanya
(Kemdikbud, 2015:18). c. Mengumpulkan data/informasi
Metode saintifik memiliki d. Mengasosiasi, dan
karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat e. Mengkomunikasikan/Menyaji
pada peserta didik ; (2) melibatkan
keterampilan proses sains dalam Kelima pembelajaran pokok tersebut
mengonstruksi konsep, hukum atau dapat diuraikan sebagai berikut:
prinsip; (3) melibatkan proses-proses a. Mengamati
kognitif yang potensial dalam merangsang Kegiatan belajar pada tahap
perkembangan intelek, khususnya mengamati meliputi kegiatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high membaca, mendengar, menyimak,
order thinking) peserta didik ; dan (4) melihat (tanpa atau dengan alat).
dapat mengembangkan karakter peserta Metode mengamati mengutamakan
didik proses pembelajaran yang bermakna
Tujuan pembelajaran dengan (meaningfull learning). Metode
pendekatan saintifik didasarkan pada mengamati sangat bermanfaat bagi
keunggulan pendekatan tersebut. pemenuhan rasa ingin tahu peserta

219
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

didik, sehingga proses pembelajaran Pendekatan pembelajaran student


memiliki kebermaknaan yang tinggi. oriented menghendaki pertanyaan-
Misalnya dengan metode observasi pertanyaan muncul dari pe-belajar.
pe-belajar akan menemukan fakta- Pertanyaan yang baik hendak
fakta yang ada hubunganya atau yang memenuhi kriteria singkat dan jelas,
tidak dengan materi pembelajaran. menginspirasi jawaban, memiliki
Kegiatan mengamati dapat dilakukan focus, bersifat probing atau divergen,
melalui langkah-langkah sebagai bersifat validatif atau penguatan,
berikut: memberi kesempatan pe-belajar untuk
1) Menentukan obyek yang akan berfikir ulang, merangsang
diobservasi peningkatan tuntutan kemampuan
2) Membuat pedoman observasi kognitif, merangsang proses interaksi.
sesuai dengan lingkup obyek Bobot pertanyaan dapat
yang akan diobservasi menggambarkan tingkatan kognitif
3) Menentukan secara jelas data- rendah, sedang maupun tinggi.
data apa yang perlu diobservasi, Tingkatan pertanyaan kognitif yang
baik primer maupun skunder lebih rendah, meliputi sub tingkatan:
4) Menentukan lokasi, dimana 1) Pengetahuan (knowledge), kata-
obyek yang akan diobservasi. kata kunci pertanyaan yang
5) Menentukan secara jelas sering digunakan adalah apa,
bagaimana observasi akan siapa, kapan, di mana, sebutkan,
dilakukan untuk mengumpulkan pasangkan, jodohkan,
data agar berjalan mudah dan persamaan kata, golongkan,
lancer. berilah nama dan lain-lain.
6) Melakukan cara dan melakukan 2) Pemahaman (comprehension),
pencatatan atas hasil observasi, kata-kata kunci pertanyaan yang
seperti menggunakan buku sering digunakan adalah
catatan, kamera, video perekam terangkanlah, bedakanlah,
dan alat bantu lainya. terjemahkanlah, simpulkanlah,
b. Menanya bandngkan, ubahlah,
Kegiatan belajar menanya dilakukan berikanlah, interpretasikanlah,
dengan cara mengajukan pertanyaan dan lain-lain.
tentang informasi yang tidak 3) Penerapan (application), kata-
dipahami dari apa yang diamati atau kata kunci pertanyaan yang
pertanyaan untuk mendapatkan sering digunakan adalah
informasi tambahan tentang apa yang gunakanlah, tunjukkanlah,
akan diamati mulai dari pertanyaan buatlah, demonstrasikanlah,
yang faktual sampai pada pertanyaan carilah hubungan, tuliskan
yang hipotek. Menanya dapat juga contoh, siapkanlah,
tidak diungkapkan tetapi, dapat saja klasifikasikanlah dan lain-lain.
ada di dalam pikiran pe-belajar.

220
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Tingkatan kognitif yang lebih tinggi, selalu tidak bermanfaat. Istilah


meliputi sub tingkatan; penalaran yang digunakan disini
1) Analisis (analysis), kata-kata kunci merupakan padana dari kata
pertanyaan yang sering digunakan associating, bukan merupakan
adalah analisislah, kemukakan terjemahan dari reasoning, meskipun
bukti, mengapa, identifikasikan, istilah ini juga bermakna menalar atau
tunjukkanlah sebab, berikanlah penalaran. Istilah penalaran pada
alas an, dan lain-lain. tahap ini merujuk pada teori belajar
2) Sintesis (synthesis), kata-kata asosiasi. Istilah asosiatif merujuk
kunci pertanyaan yang sering pada kemauan mengelompokkan
digunakan adalah ramalkanlah, beragam ide dan mengasosiasikan
bentuklah, ciptakanlah, susunlah, beragam peristiwa untuk kemudian
rancanglah, tulislah, bagaimana memasukkanya menjadi pengalaman
kita dapat memecahkan, apa yang memori.
terjadi seandainya, bagaimanakah Kegiatan
kita dapat memperbaiki, mengasosiasi/mengolah informasi
kembangkan dan lain-lain. dapat dilakukan dengan penalaran.
3) Evaluasi (evaluation), kata-kata Penalaran sebagai suatu proses
kunci pertanyaan yang sering berfikir didasarkan dua hal utama
digunakan adalah berilah pendapat, yaitu logis dan analitis (Maman
alternative mana yang lebih baik, Racman, dkk, 2004:95). Logis
setujukah anda, kritiklah, berilah sebagai salah satu ciri penalaran.
alas an, nilailah, bandingkan, Berfikir logis suatu kegiatan berfikir
bedakan dan lain-lain. menurut suatu pola tertentu atau
c. Mengumpulkan logika tertentu. Berfikir logis
Data/informasi/eksperimen/mencoba memiliki konotasi yang bersifat
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini jamak (plural) dan bukan tunggal
adalah: (singular). Analitis merupakan ciri
1) Melakukan eksperimen kedua dari penalaran, yakni kegiatan
2) Membaca sumberlain selain buku yang mendasarkan diri pada suatu
teks, baik modul, paparan kuliah, analisis. Sedangkan kerangka berfikir
hand out, artikel, jurnal, artikel dan yang dipergunakan untuk analisis
lain-lain. adala logika penalaran yang
3) Mengamati bersangkutan. Dengan demikian dapat
obyek/kejadian/aktifitas, dan dikatakan bahwa penalaran ilmiah
4) Interview atau wawancara dengan merupakan suatu kegiatan analisis
nara sumber. yang menggunakan logika ilmiah,
d. Mengasosiasi/mengolah informasi Menurut Sommer (dalam
Penalaran yang dimaksud dalam Suyahmo, 2008: 1) logika adalah ilmu
konteks ini adalah penalaran ilmiah, pengetahuan tentang karya-karya akal
meski penalaran non ilmiah tidak budi (ratio) untuk membimbing

221
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

seseorang menuju yang benar. yang dirancang secara baik dan


Khomsin (dalam Maman Rachman, disengaja untuk memudahkan usaha
dkk, 2004: 98) menyatakan bahwa kolektif untuk mencapai tujuan
terkait penarikan kesimpulan yang bersama. Pada pembelajaran
dikaitkan dengan studi yang kolaboratif pengajar/dosen lebih
memusatkan perhatian pada penalaran bersifat fasilitatif, direktif/ manajer
ilmiah, maka hanya akan di telaah belajar. Pe-belajar (mahasiswa)
melalui dua macam penarikan berinteraksi dengan empati, saling
kesimpulan, yaitu logika deduktif dan menghormati, dan menerima
logika induktif. kekurangan atau kelebihan.
Logika deduktif adalah suatu
cara penarikan kesimpulan yang PERKULIAHAN DENGAN SISTEM
dibangun berdasarkan premis yang E-LEARNING
bersifat umum (premis mayor), Perkembangan ilmu pengetahuan
kemudian menentuka premis yang dan teknologi yang sangat pesat dan
bersifat khusus (premis minor), baru powerfull telah menggeser pembelajaran
dapat diambil kesimpulan yang sesuai konvensional menuju pembelajaran yang
dengan premis yang bersifat umum modern berbasis IT. Semula pembelajaran
sebeumnya. Sedangkan logika harus dilaksanakan di dalam ruang
induktif adalah suatu cara penarikan kelas/perkuliahan, dimana dosen/pengajar
kesimpulan yang dibangun dari sambil sesekali menulis di papan tulis dan
premis-premis yang bersifat khusus mahasiswa mencatatnya. Walaupun
kemudian dikaitkan dengan premis sebenarnya perkuliahan semacam ini juga
yang bersifat umum, baru dilakukan beberapa puluh tahun lalu sudah dikenal
penarikan kesimpulan. dengan nama perkuliahan jarak jauh.
Penalaran dalam pendekatan Perkuliahan jarak-jauh pada waktu itu
saintifik menggambarkan bahwa pe- telah membantu banyak orang untuk
belajar merupakan pelaku aktif. mengenyam pendidikan dengan tidak
Penalaran merupaka proses berfikir dibatasi oleh ruang/geografis. Walaupun
yang logis dan sitematis atas fakta- jauh masyarakat yang mau belajar,
fakta empiris yang dapat diobservasi, mengenyam bangku kuliah, mendapatkan
diinderai untuk memperoleh simpulan ruang di sana. Misalnya di Indonesia yang
berupa pengetahuan. diterapkan oleh universitas terbuka. Kalau
e. Mengkomunikasikan/menyaji kita cermati dengan seksama, sejak
Pada tahap ini dapat dilakukan ditemukanya teknologi yang namanya
dengan menggunakan pembelajaran ―internet‖, telah menggeser banyak hal
kolaboratif. Esensi dari pembelajaran yang semula tidak mungkin menjadi serba
kolaboratif menekankan bahwa mungkin. Saat ini kita dapat belajar tidak
interaksi dan gaya hidup manusia hanya sebatas ―anywhere‖ tetapi juga
yang menempatkan dan memaknai ―anytime‖ misalnya dengan fasilitas e-
kerja sama sebagai struktur interaksi learning yang diterapkan oleh Universitas

222
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Pamulang dengan alamat website http://e- sumber belajar pada e-learning harus baik
learning.unpam.ac.id . dan berbobot sesuai tingkat dan
E-Learning adalah konten dan karakteristik pebelajar, kombinasi
metode intruksional yang bertumpu pada tatapmuka dan e-learning harus sesuai,
penggunaan perangkat komputer yang dan konteks harus sesuai, tingkatan atau
didesain untuk membangun pengetahuan dukungan harus sesuai. Menurut JICS
atau ketrampilan sesuai tujuan agar proses belajar efektif maka e-learning
pembelajaran yang dapat diakses dimana harus (1) menyediakan berbagai paket
saja dan kapan saja. Perkuliahan dengan pembelajaran; (2) menyediakan
system e-learning didasarkan pada proses keluwesan penggunaan dari segi waktu
belajar bukan teknologi semata. Sehingga dan tempat; (3) mendukung model self
titik tekan penggunaan e-learning adalah direct learning; (4) tujuan jelas; (5)
pada kualitas pembelajaran. Banyak infrastruktur memadai, baik dan
definisi tentang e-learning misalnya Walid memenuhi kebutuhan pebelajar; (6)
Qassim Quwaider (2011; 63) e-learning terbentuk forum diskusi; (7) perangkat
didefinisikan sebagai berikut: lunak mudah digunakan oleh pengguna;
The concept e-learning system can (8) konten lengkap; dan (9) tersedia self
be defined as learning using electronic assessment test
means; the acquisition of knowledge and (http://jisc.ac.uk/elearning).
skill using electronic technologies such as Beberapa titik strategis yang perlu
computer and internet based courseware diperhatikan agar e-learning dapat
and local and wide area network another berlangsung dengan baik dan berhasil
definition of e-learning ia as education via sesuai dengan tujuan serta tidak
the internet, network, or standalone membuang sumber daya dengan percuma.
computer. E-learning system applications Titik strategis tersebut adalah sebagai
and processes include web-based learning, berikut; (1) sarana; (2) dukungan; (3)
computer based learning, virtual pelatihan; dan (4) proses (Dwijoko
classrooms and digital collaboration. Purbohadi, 2011:2).
Content is delivered via the internet,
intranet/extranet, audio or video tape, RELEVANSI PENDEKATAN
satellite TV, and CD ROM e-learning, SAINTIFIK PADA PERKULIAHAN
focuses on individual’s acquisition of new DENGAN SISTEM E-LEARNING
knowledge and the technological means to Perkuliahan dengan system E-
support this construction process. learing adalah perkuliahan dengan
E-learning hendaknya melibatkan menggunakan media online yang dapat
pebelajar sebagai pembelajar aktif, diakses dimana saja dan kapan saja. E-
mendorong pembelajar menjadi learning sangat dibutuhkan dalam
pembelajar yang mandiri, kegiatan pembelajaran saat ini karena
mengembangkan pengetahuan dan menyediakan lebih banyak infotmasi
kemampuan pebelajar, memberikan daripada belajar secara manual lewat buku
motivasi bagi pebelajar. Oleh karena itu, atau pembelajaran formal melalui lembaga

223
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

pendidikan. E-learning juga menyediakan pendidikan yang juga menyarankan para


informasi yang sangat luas dengan waktu pesertanya untuk juga mendalami e-
yang sangat singkat sehingga bisa dibilang learning untuk membantu perkembangan
keefektifan e-learning lebih besar. Si pengetahuan mereka. Pada Tabel 1.
pencari informasi juga lebih bebas untuk penulis sajikan kesesuaian prinsip
mencari informasi yang diinginkan dari pendekatan saintifik untuk diterapkan
pada menelan semua yang disediakan oleh pada perkuliahan dengan sistem e-
lembaga pendidikan yang sudah memiliki learning.
patokan-patokan khusus. Karena itu,
sekarang banyak sekali lembaga

Tabel. 1. Kesesuaian Prinsip Pendekatan Saintifik untuk Diterapkan pada Perkuliahan dengan
Sistem E-learning

Diterapkan pada
perkuliahan dengan
Prinsip Pendekatan sistem e-learning
Keterangan
Saintifik Dapat Tidak
diterapkan Dapat

Pembelajaran berpusat √ e-learning membantu mahasiswa yang kurang


pada siswa aktif menjadi aktif. Misalnya mahasiswa yang
tidak terbiasa mengungkapkan pendapat di ruang
kuliah menjadi mampu berpendapat dengan
berkomentar pada forum diskusi di e-learning.
Pedekatan dan model √ E-learning ikut mendorong mahasiswa menjadi
pembelajaran pribadi yang mandiri dalam menghadapi
membentuk students’ persoalan.
self concept
Pembelajaran terhindar √ Dengan pendekatan di e-learning maka
dari verbalisme pembelajaran verbalisme misalnya dosen
ceramah menjadi berkurang dengan beralih
kepada pembelajaran yang multi sumber dan
media. E-learning memungkinkan komunikasi
dosen dengan mahasiswa langsung maupun tidak
langsung. Media yang diintegrasikan di e-
learning dapat berupa visual, audio maupun
audio visual.
Pembelajaran √ E-learning mampu mengakomodasi mahasiswa
memberikan untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
kesempatan pada konsep, hukum, dan prinsip. Serta sangat
mahasiswa untuk memungkinkan mendapatkan pengetahuan yang
mengasimilasi dan terupdate.
mengakomodasi
konsep, hukum, dan
prinsip

224
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

Pembelajaran √ E-learning juga dapat dijadikan sarana untuk


mendorong terjadinya meningkatkan kemampuan berfikir mahasiswa
peningkatan baik tataran kognitif yang rendah maupun
kemampuan berpikir sampai ke yang tinggi (high order thinking. Serta
mahasiswa ketrampilan yang rendah hingga ketrampilan
yang tingkat tinggi.
Pembelajaran √ Dosen pada perkuliahan dengan system e-
meningkatkan learning dituntut untuk menyajikan beragam
motivasi belajar materi dari berbagai sumber serta dikemas
mahasiswa dan dengan semenarik mungkin dan terupdate.
motivasi mengajar
gosen

Memberikan √ Mahasiswa yang tidak terbiasa berkomunikasi


kesempatan kepada verbal, dengan hadirnya e-learning akan terbantu
mahasiswa untuk dengan cara berkomunikasi non verbal melalui
melatih kemampuan tulisan. E-learning menyajikan laman khusus
dalam komunikasi untuk forum diskusi sebagai salah satu sarana
untuk melatih kemampuan berkomunikasi.
Adanya proses validasi √ Dosen dapat melihat secara langsung jawaban
terhadap konsep, mahasiswa di e-learning. Apakah tulisan
hukum, dan prinsip hasilnya sendiri atau copy dan paste milik orang
yang dikonstruksi lain. Dengan bantuan internet maka dosen akan
mahasiswa dalam dapat dengan mudah melacak keaslian jawaban
struktur kognitifnya. mahasiswa.

Tabel 2. Kesesuaian Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Perkuliahan dengan


System E-learning

Diterapkan pada
Langkah-
perkuliahan dengan
Langkah
sistem e-learning Keterangan
Pendekatan
Dapat Tidak
Saintifik
Diterapkan Dapat
Mengamati √ Aktifitas ini dapat dilakukan mahasiswa untuk
mendapatkan pengetahuan baru baik mengamati
modul perkuliahan atau sumber lain yang relevan
Menanya √ Pada e-learning mahasiswa dapat menanyakan hal-hal
yang belum diketahui maupun sekedar mengecek
pemahaman yang yang dimiliki dengan bertanya.
Mengumpulkan √ Mahasiswa di e-learning dapat mencari data-data
data untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan dosen, dirinya sendiri maupun sesama
mahasiswa
Mengasosiasi √ Mahasiswa dapatmenghubungkan hasil pengetahuan
yang dimiliki baik yang baru maupun yang lama
Mengkomunika √ di-elearning disediakan halaman untuk mengunggah
sikan dokumen/file dalam bentuk gambar, suara, video atau
yang lainya.

225
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

PENERAPAN PENDEKATAN 2. Pendekatan saintifik termuat didalam


SAINTIFIK PADA PERKULIAHAN Rencana Program Semester (RPS) dan
DENGAN SISTEM E-LEARNING Satuan Acara Perkuliahan (SAP).
Pertanyaan mendasar pasti muncul 3. Pendekatan saintifik termuat didalam
adalah bagaimana penerapan pendekatan petunjuk intruksional/langkah-langkah
saintifik pada perkuliahan dengan system pembelajaran pada perkuliahan
e-learning?. Pengintegrasian pendekatan dengan sistem e-learning.
saintifik dalam perkuliahan dengan system 4. Pendekatan saintifik dapat diterapkan
e-learning dapat dilakukan pada hal-hal dosen sebagai metode untuk
berikut ini: melakukan penilaian kepada
1. Pendekatan saintifik diterapkan pada mahasiswa yang autentik.
proses berfikir dalam mendapatkan Secara lebih jelas dapat juga
pengetahuan baru. dilihat pada gambar bagan di bawah ini:

Proses berfikir untuk


mendapatkan pengetahuan baru

Dimuat didalam RPS dan SAP

Desain instruksional/langkah-
Pendekatan Saintifik langkah perkuliahan di e-learning

Penilaian

Perkuliahan Dengan E-learning

Gambar 1. Pengintegrasian Pendekatan Saintifik dalam Perkuliahan dengan Sistem E-


learning.
Sesuai dengan pengalaman penulis learning di kampus lain, misalnya
sendiri, pada perkuliahn e-learning di Universitas Terbuka. Universitas terbuka
kampus Universitas Pamulang. menggunakan system full online e-
Pertama, penulis akan menjelaskan learning. Universitas Pamulang
terlebih dahulu e-learning yang ada di menggunakan system blended learning
Universitas Pamulang. Pelaksanaan e- yakni mengkombinasi cara online dengan
learning di Universitas Pamulang tidak tatap muka dengan memberikan bahan
sama dengan sistem perkuliahan e- ajar online, yang dilengkapi dengan

226
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

diskusi online. Dengan demikian terdapat perkuliahan online dengan proporsi 30% -
pengurangan tatap muka dengan diganti 70% .

Gambar 2. Aktivitas dosen dan mahasiswa pada perkuliahan e-learning

Kedua, pendekatan saintifik dapat (2) Menanya: Setelah mahasiswa


diterapkan pada perkuliahan e-learning mengamati isi modul serta sumber
salah satunya adalah dengan menerapkan lain yang relevan mahasiswa
intruksi pembelajaran atau langkah- diminta untuk membuat
langkah yang harus dilakukan oleh pertanyaan. Sebagai panduan
mahasiswa dalam belajar dengan membuat pertanyaan mahasiswa
menggunakan pendekatan saintifik. Yakni diarahkan mencermati hal berikut:
mengamati, menanya, mengumpulkan Bobot pertanyaan dapat
data, mengasosiasi dan menggambarkan tingkatan kognitif
mengkomunikasikan. Secara ringkas rendah, sedang maupun tinggi.
sebagai berikut: Tingkatan pertanyaan kognitif
(1) Mengamati: Mahasiswa diminta yang lebih rendah, meliputi sub
mengamati sumber belajar modul tingkatan:
yang sudah diunggah doses di e- a. Pengetahuan (knowledge),
learning sesuai dengan topik kata-kata kunci pertanyaan
bahasan pada pertemuan kuliah yang sering digunakan adalah
yang di onlinekan. Agar apa, siapa, kapan, di mana,
pemahaman mahasiswa lebih sebutkan, pasangkan,
komprehensif mahasiswa jodohkan, persamaan kata,
disarankan untuk juga mencermati golongkan, berilah nama dan
materi yang ada pada sumber lain lain-lain.
yang relevan. b. Pemahaman (comprehension),
kata-kata kunci pertanyaan

227
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

yang sering digunakan adalah bandingkan, bedakan dan


terangkanlah, bedakanlah, lain-lain.
terjemahkanlah, simpulkanlah, (3) Mengumpulkan data, pada tahapan
bandngkan, ubahlah, ketiga adalah mahasiswa diminta
berikanlah, interpretasikanlah, untuk menjawab pertanyaan yang
dan lain-lain. sudah dibuat maupun menjawab
c. Penerapan (application), kata- pertanyaan yang dibuat oleh
kata kunci pertanyaan yang teman-nya. Pada tahap ini bias
sering digunakan adalah dikombinasikan. Dengan
gunakanlah, tunjukkanlah, bimbingan dosen mahasiswa dapat
buatlah, demonstrasikanlah, diminta menjawab pertanyaanya
carilah hubungan, tuliskan sendiri maupun diminta menjawab
contoh, siapkanlah, pertanyaan temanya secara
klasifikasikanlah dan lain-lain. bergantian. Untuk bias menjawab
Tingkatan kognitif yang lebih pertanyaan, mahasiswa diminta
tinggi, meliputi sub tingkatan; mengumpulkan data yang relevan.
a. Analisis (analysis), kata-kata (4) Mengasosiasi, dari data yang
kunci pertanyaan yang sering dikumpulkan mahasiswa diminta
digunakan adalah analisislah, untuk mengasosiasi dengan
kemukakan bukti, mengapa, menggunakan penalaran logisnya.
identifikasikan, tunjukkanlah (5) Mengkomunikasikan, setelah
sebab, berikanlah alas an, dan mengasosiasikan mahasiswa
lain-lain. diminta untuk
b. Sintesis (synthesis), kata-kata mengkomunikasikan jawabanya
kunci pertanyaan yang sering dengan cara memposting jawaban
digunakan adalah di laman e-learning yang sudah
ramalkanlah, bentuklah, disediakan. Sedangkan mahasiswa
ciptakanlah, susunlah, yang lain diminta untuk
rancanglah, tulislah, menggunakan pendekatan 5M
bagaimana kita dapat tersebut sebelum memberikan
memecahkan, apa yang terjadi umpan balik berupa dukungan,
seandainya, bagaimanakah sanggahan, kritik, saran,
kita dapat memperbaiki, pertanyaan dan lain-lain kepada
kembangkan dan lain-lain. mahasiswa lain.
c. Evaluasi (evaluation), kata-
kata kunci pertanyaan yang SIMPULAN
sering digunakan adalah Berdasarkan pembahasan di atas
berilah pendapat, alternative dapat disimpulkan bahwa pertama, e-
mana yang lebih baik, learning sangat relevan dengan konsep
setujukah anda, kritiklah, belajar saat ini. Kedua, pendekatan
berilah alas an, nilailah, saintifik relevan diterapkan pada

228
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017

perkuliahan dengan system e-learning Pendidikan Kementrian


yakni mulai desain intruksional yang Pendidikan dan Kebudayaan.
dibuat dosen untuk mahasiswa maupun Rachman, Maman, dkk. 2004. Filsafat
aktifitas (proses) sepanjang pembelajaran Ilmu. Semarang: UPT
di lakukan dengan menerapkan tahap- Percetakan dan Penerbitan
tahap pada pendekatan saintifik. Oleh UNNES Press.
karena itu, pendekatan saintifik dapat Rahmatiah. 2015. Pendekatan Saintifik
dijadikan salah satu alternatif terutama Sebagai Solusi Dalam
untuk mendorong mahasiswa untuk aktif Pembelajaran Biologi.
dalam kegiatan perkuliahan. http://www.lpmpsulsel.net/v
2/index.php?option=com_co
DAFTAR RUJUKAN ntent&view=article&id=360:
Chatarina, Anni, dkk. 2004. Psikologi pendekatan-
Belajar. Semarang: UPT saintifik&catid=42:ebuletin&
UNNES Press. Itemid=215. Buletin Media
Dwijoko Purbohadi. 2011. Pengelolaan e- Pendidikan LPMP Sulawesi
learning. Makalah Selatan. E-Buletin Edisi Mei
disampaikan pada kegiatan 2015 ISSN. 2355-3189 PP.
workshop pengelolaan e- 1-18.
learning Universitas Negeri Ruth Clark. 2002. Strategies and
Semarang. Tangal 23 Mei techniques for Designer,
2011. Developers, and Managers of
Harmuni. 2012. Strategi Pembelajaran. e-learning. The elearning
Yogyakarta: Insan Madani development journal.
JISC (Joint Information System California: The e-learning
Committee). 2004. effective Guild, College Avenue,
practice with e-learning: Santa Rosa.
good practice guide in Tim Prima Pena. 2004. Kamus Lengkap
designing for learning. JISC Bahasa Indonesia. Jakarta:
Development Group Gitamedia Press.
University of Bristol,UK. Walid Qassim Qwaider. 2011. Integrated
http://jisc.ac.uk/elearning. of knowledge Management
Kemdikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru and E-Learning System.
Implementasi Kurikulum International Journal of
2013 Tahun 2015 Peminatan Hybrid Information
SMK. Jakarta: Badan Technplogy Vol. 4 No.4
Pengembanagan Sumber October 2011.
Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu

229

Anda mungkin juga menyukai