Jawaban:
PENDEKATAN SAINTIFIK
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner,
teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam
Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan
proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh
sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan
intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-
teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan
memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan
proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode
saintifik.
Langkah-langkah pembelajaran 5 M
Hasil belajar akan terekam kuat dalam memori peserta didik, apabila
mereka diberi kesempatan untuk melakukan, mencoba, atau mengalami. Hal ini
tentu sangat berbeda dengan hasil belajar karena sekedar mendengarkan atau
diberitahu oleh orang lain. Perbuatan mencoba itu dapat diwujudkan dalam
bentuk kegiatan eksperimen. Misalnya, peserta didik diminta untuk melakukan
pengukuran terhadap perbedaan kecepatan perputaran kipas angin yang terbuat
dari bahan kertas tipis, kertas karton, seng, atau benda lain di halaman sekolah.
A. APERSEPSI
1. Guru masuk ke kelas dan memberikan salam
2. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa (nilai religius)
3. Guru bertanya kepada siswa tentang pembelajaran pertemuan yang telah
berlalu
4. Siswa menjawab dengan serempak “keragaman social budaya”
5. Guru memberikan apresiasi dengan mengucapkan kata “bagus”
6. Dilanjutkan guru memberikan informasi mengenai materi pelajaran yang
akan diajarkan yaitu interaksi manusia dan lingkungan
7. Guru bertanya mengenai bentuk interaksi yang masih ada di lingkungan
sekitar siswa
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
9. Guru menjelaskan tahapan pembelajaran
B. KEGIATAN INTI
10. Mengamati video tentang interaksi manusia dan lingkungan
11. siswa diminta menuliskan hal-hal belum diketahui (merumuskan
pertanyaan/menanya)
12. Menggali informasi dari membaca buku, pengamatan langsung dan
wawancara
13. Menyajikan jawaban dan memikirkan dan menjawab masalah-masalah
yang ditemui siswa dalam kehidupan (mengkomunikasikan)
14. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
15. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok dengan cara siswa diminta
berhitung dan mengelompok sesuai dengan urutan,
16. Guru menyuruh siswa untuk menuliskan hal-hal ingin diketahui ke depan
17. Setelah ada 6 soal yang didapatkan, guru membacakan pertanyaan lalu
menganalisa pertanyaan yang ada ada 2 soal yang mirip (no. 2 dan no. 3)
18. Guru menambahkan 4 soal yang dituliskan oleh siswa di papan tulis
menjadi 10 soal.
19. Guru menyuruh siswa mendiskusikan secara kelompok untuk
merumuskan pertanyaan
20. Guru melakukan penilaian saat diskusi untuk memperoleh nilai afektif
21. Guru bertanya kepada siswa sudah selesai merumuskan soal
22. Siswa maju satu persatu mewakili kelompok untuk menuliskan pertanyaan
yang sudah dirumuskan secara kelompok secara bergantian
23. Ada 9 rumusan masalah yang telah dituliskan siswa
24. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi dengan cara
membaca buku, pengamatan langsung dan wawancara dengan warga
sekitar sekolah untuk menjawab pertanyaan
25. Siswa melakukan wawancara dan pengamatan langsung dengan warga
sekitar tentang warga yang harmonis dana kurang harmonis
26. Warga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa
27. Siswa melakukan pengamatan tentang lahan yang rusak dibantaran
sungai sekitar sekolah
28. Siswa mengamati pula tempat pembuangan sampah yang ada disungai
29. Siswa melakukan pengamatan dan wawancara dilahan tambang dekat
sekolah
C. KEGIATAN PENUTUP
30. Membuat kesimpulan.
2. Menjawab soal-soal
a. Apakah model pendekatan saintifik tersebut dapat diterapkan pada semua
topik dalam pembelajaran IPS?
Jawaban:
Semua materi bisa diterapkan pendekatan saintifik, tidak harus urut sesuai
dengan 5 M yang diawali dengan mengamati, bisa juga diawali dengan
pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu. Pendekatan saintifik dapat diterapkan
pada semua topik pembelajaran IPS, karena langkah-langkah dalam
pendekatan ilmiah atau saintifik dapat disesuaikan dengan tema atau topik
yang ada pada pembelajaran IPS. Selain itu karena pendekatan saintifik
memiliki langkah-langkah yang sistematis maka akan lebih mudah diterapkan
pada berbagai topik atau tema pembelajaran.
b. Tunjukkan perubahan yang terjadi antara model pendekatan saintifik awal
2013 itu dengan model revisi terbaru (2018), atau apanya yang berubah?
1. Dalam proses pembelajaran membuat perencanaan pembelajaran
merupakan tahapan pertama yang diwujudkan dengan kegiatan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap guru di
setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di
mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata
pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Untuk menyusun RPP yang benar dengan mempelajari
hakikat, prinsip dan langkah-langkah penyusunan RPP seperti yang salah
satunya tertera pada Permendiknas tentang Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah - Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014. Namun peraturan ini diperbaharui
dengan keluarnya Permendikbud No 23 tentang standar penilaian dan
panduan penilaian terbaru.
2. Perbaikan selanjutnya adalah dalam mengintegrasikan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang
diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas.
3. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi;
keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical
thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order
Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan
sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan
karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini
pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di
sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak
warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; perdalaman dan perluasan
dapat berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan
penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar
siswa di sekolah atau luar sekolah; kemudian penyelerasan dapat berupa
penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi
Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.
4. Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuanmengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual,
digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar
(Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi Media
(Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology Literacy), Literasi Visual
(Visual Literacy).
5. Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan
sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini
tidak terlalu baru untuk kita. Di berbagai kesempatan, kita sudah sering
mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C
sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana
dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan
keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang
pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.
6. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi
pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik
mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan
dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan
berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks
tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan
kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
7. Sehingga di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat
agar muncul empat macam hal tersebut (PPK, Literasi, 4C, dan HOTS)
maka perlu kreatifitas guru dalam meramunya. Maka tidak mungkin lagi
menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada
guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active
Learning). Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan
disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2
hari merupakan pendidikan keluarga.
c. Adakah materi yang tidak dapat diajarkan dengan pendekatan saintifik?
Materi apakah itu?
Jawaban:
Tidak ada. Karena, hampir semua materi pelajaran dapat diajarkan dengan
pendekatan scientific, bahkan melalui pendekatan scientific guru dapat
memasukan beberapa hal penting seperti sikap bertanggung jawab,
kerjasama, dan karakter sikap lainnya.
d. Identifikasi hal-hal yang bersifat positif dan yang bersifat negatif dari contoh
penerapan pendekatan saintifik video tersebut!
1. Kelebihan
a) Pembelajaran sudah tidak lagi berpusat kepada guru tetapi lebih terpusat
pada siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreaktif dalam
pembelajaran.
b) Pendekatan scientific memiliki langkah-langkah pembelajaran yang
sistematis sehingga memudahkan guru untuk memanajemen pelaksanaan
pembelajaran.
c) Memberi peluang guru untuk lebih kreatif dan mengajak siswa untuk lebih
aktif dengan berbagai sumber belajar.
d) Mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menjawab
berbagai pertanyaan dalam pembelajaran.
e) Pendekatan scientific membantu mengembangkan beberapa karakter
positif peserta didik.
f) Langkah-langkah pembelajaran scientific memberikan peluang kepada
guru untuk menilai berbagai aspek(kognitif, afektif, dan psikomotorik).
2. Kelemahan
a) Pembelajaran dengan pendekatan scientific membutuhkan kreativitas
yang tinggi dari guru dalam menyiapkan langkah-langkah dan proses
pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b) Pembelajaran yang hanya berpijak pada pertanyaan dari peserta didik
sering kali kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
c) Pembelajaran dengan pendekatan scientific membutuhkan waktu yang
lebih panjang dan guru juga harus cermat dalam pengelolan waktu agar
tidak terlalu membuang-buang waktu
e. Dalam satu kali tatap muka apakah 5M atau 6M dalam pendekatan saintifik
harus terselesaikan? Jelaskan!
Tidak harus terselesaikan, tidak harus urut mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengkomunikasikan. Karena disesuaikan dengan tema
dan materi pembelajaran. Jika memang waktu sudah selesai dan urutan atau
sintak belum bisa dilanjutkan pertemuan yang akan datang atau membuat
kesimpulan dirumah lalu didiskusikan dipertemuan yang akan datang.
f. Apakah sekolah-sekolah terpencil dengan sarana dan prasarana terbatas
dapat melaksanakan pendekatan saintifik? Mengapa?