Anda di halaman 1dari 9

Strategi Saintifik Learning dalam Proses Pembelajaran

Oleh : Rizki Nur Saputra

NIM. 19014339

Email : masrizki526@gmail.com

Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta


Tahun ajaran 2022/2023
Pendahuluan

Guru harus memahami berbagai kompetensi pedagogis supaya mampu menyelenggarakan


pembelajaran yang benar-benar membuat siswa belajar. Oleh sebab itu, Guru Pintar harus
memahami dan mampu menggunakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran.

Hal ini sangat menentukandan merupakan aspek pokok dalam pembelajaran. Menang
banyak pendekatan atau strategi dalam pembelajaran, namun semua akan menjadi efektif ataupun
tidak dari pihak-pihak yang ada, baik siswa maupun guru. Salah satu pendekatan yang sering
digunakan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan saintifik atau scientific approach.

Pendekatan saintifik ini sebenarnya sudah digunakan dalam kurikulum di Indonesia dengan
istilah yang dikenal sebagai learning by doing yang menuntut siswa untuk belajar secara aktif.
Pendekatan ini secara formal diadopsi dalam Kurikulum 1975 dan masih sering digunakan
meskipun kurikulum di Indonesia sudah berganti-ganti lebih dari 10 kali.

Pengertian

Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah


keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya,
eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014).
Beberapa sumber buku yang ditulis oleh para ahli juga memberikan pengertian tentang pendekatan
saintifik.

Pengertian pendekatan saintifik salah satunya dirumuskan oleh Hosnan (2014). Menurut
Hosnan, pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang supaya siswa
secara aktif mampu mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.

Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang menggunakan


kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi,
menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan.

Sejarah singkat

Pada mulanya Pendekatan saintifik digunakan dalam pendidikan di Amerika akhir abad
ke-19 di mana pada saat itu pembelajaran sains menekankan pada metode laboratorium formalistik
yang kemudian diarahkan pada fakta-fakta ilmiah.
Pendekatan ini sebenarnya sudah digunakan dalam kurikulum di Indonesia dengan istilah
learning by doing yang dikenal dengan cara belajar siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang secara formal diadopsi dalam Kurikulum 1975.

Tujuan

Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau


prinsip

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan


intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4. Dapat mengembangkan karakter siswa.

Berikut ini adalah tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran:

1. Meningkatkan kemampuan berpikir siswa

2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara sistematik

3. Menciptakan kondisi pembelajaran supaya siswa merasa bahwa belajar merupakan


suatu kebutuhan

4. Melatih siswa dalam mengemukakan ide-ide

5. Meningkatkan hasil belajar siswa

6. Mengembangkan karakter peserta didik

7. Melatih siswa supaya mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja

8. Melatih berpikir analitis siswa supaya memiliki keterampilan untuk mengambil


keputusan dengan tepat karena tidak hanya mengandalkan cara berpikir mekanistis
(rutin dengan hanya mendengarkan dan menghafal semata)

Prinsip

Beberapa prinsip pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.


2. Pembelajaran membentuk students selfconcept.

3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan


mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya.

Langkah-langkah

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi mengamati


(observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), mengolah data atau informasi
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating), dan menyimpulkan, menyajikan data atau
informasi (mengomunikasikan), dan menciptakan serta membentuk jaringan (networking).

Menurut Daryanto (2014), langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran


adalah sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull


learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

b. Menanya

Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar
menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati.

c. Mengumpulkan informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Peserta didik dapat membaca berbagai sumber, memperhatikan fenomena
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.

d. Mengasosiasikan/mengolah informasi

Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar dalam


kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum
2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

e. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan, dan menemukan pola.

Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan Pendekatan Saintifik

Pendekatan scientific menggunakan pembelajaran discovery learning siswa dituntut untuk


melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengaktegorikan,
menganalisis, mengintergrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
Kelebihan pendekatan saintifik menggunakan pembelajaran discovery learning adalah sebagai
berikut:

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan


proses-proses kognitif.

2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

4) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya


dan motivasi sendiri.

5) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan


bekerjasama denagn yang lainnya.

6) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
7) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

8) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

9) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

10) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

11) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.

12) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

13) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.

14) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2. Kekurangan Pendekatan Saintifik

Adapun kelemahan dari pendekatan scientific adalah sebagai berikut:

1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang
pandai, akan mengalami kesilitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi.

2) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang
lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

3) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan aspek


konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

5) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan.

Secara umum pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat bermanfaat
bagi perkembangan siswa dalam hal pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan
psikomotor, sebagai bekal siswa untuk diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungannya.
Namun semua pendekatan pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

Pendekatan saintifik juga mempunyai kelemahan yaitu: tidak semua siswa siap berpikir
sehingga bagi siswa yang kurang pandai akan mengalami banyak hambatan. Selain itu kurang
efektif jika jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu siswa
dalam menemukan teori atau pemecahan masalah.
Penutup

Model pembelajaran ini sudah terhitung tua dan dapat masuk secara fleksibel di era
sekarang karena ke efektifan dari metode pembelajaran saintifik learning ini sendiri. Melihat dari
kelebihan yang dimiliki metode saintifik, metode ini di anggap ampuh dan mampu membantu
dalam perkembangan pembelajaran namun kita tidak dapat melupakan dari kelemahan yang ada
dimana jika terjadi kelemahan ini maka akan terjadinya hal fatal yang akan terjadi. Oleh karena
itu diharapkan guru bisa menjadi jembatan siswa untuk menutupi kekurangan yang ada se
minimalis mungkin.
Daftar Pustaka

Lutfiyati,pembelajara saintifik, http://lianiidalutfiyati.blogspot.com/2015/06/makalah-


pembelajaran-saintifik.html?m=1, diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.

Rusman. 2015. Pemebelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Penerbit Gava Media.

Riadi Muclishin, pengertian prinsip dan langkah pendekatan saintifik,


https://www.kajianpustaka.com/2019/05/pengertian-prinsip-dan-langkah-pendekatan-
saintifik.html?m=1#:~:text=Pendekatan%20saintifik%20telah%20dipergunakan%20dalam,diara
hkan%20pada%20fakta%2Dfakta%20ilmiah, diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.

Ambarsari desi, PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN


PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
SISWA KELAS IV A SEKOLAH DASAR NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA.
https://123dok.com/document/y6ewj1gz-peningkatan-keterampilan-mengkomunikasikan-
penerapan-pendekatan-saintifik-rejowinangun-yogyakarta.html, di akses pada tanggal 24
Oktober 2022.

Anda mungkin juga menyukai