Anda di halaman 1dari 4

Metode Pembelajaran Saintifik

1. Pengertian Metode Pembelajaran Saintifik


Pendekatan saintifik merupakan bagian dari pendekatan pedagogis yang menerapkan
metode ilmiah dalam pembelajaran di kelas. Pengertian penerapan pendekatan saintifik tidak
hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi
atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir
siswa sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
Menurut Kemendikbud (2014), pendekatan saintifik (scientific approach) adalah
model pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi
atau data, kemudian mengkomunikasikan.
Menurut Majid (2014), proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak
menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana
mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan
menghafal semata.
Sedangkan menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
Dari penjelasan menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik seperti
kemampuan observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan hasilnya. Serangkaian hal tersebut nantinya diharapkan
mampu mendorong kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sistematis siswa.
2. Tujuan Pembelajaran Saintifik
Adapun metode pembelajaran saintifik memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Salah satu tujuan dari metode pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dimaksud meliputi adalah keterampilan berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu
menciptakan ide-ide yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Selain meningkatkan keterampilan berpikir tinggi, siswa diharapkan juga mampu
berpikir runtut dan sistematis setelah belajar dengan metode pembelajaran saintifik ini.
Dengan pola Hal ini nantinya akan mendorong siswa untuk memahami sebuah masalah dan
kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
3. Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan tidak hanya mampu menghafalkan
konsep yang mereka terima. Tetapi lebih dari itu, siswa seharusnya mampu untuk memahami
konsep secara mendalam. Untuk itu, diperlukan pembelajaran saintifik karena dalam aktivitas
pembelajarannya, siswa selalu diminta untuk menemukan dan mengembangkan konsep
secara mandiri.
4. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Selain tiga hal di atas, pembelajaran saintifik diharapkan dapat dapat memberikan
stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam berkomunikasi melalui penyampaian ide,
diskusi pemecahan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara mengomunikasikan hasil
pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
5. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik diharapkan mampu menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang dirancang secara
sistematis. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) seperti
pada metode ini juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan
produktif.
6. Meningkatkan Motivasi Belajar
Dengan pendekatan yang menyenangkan, metode pembelajaran saintifik ini
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik untuk lebih aktif dan inovatif juga dapat menciptakan suasana
belajar yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada metode pembelajaran ini adalah mengamati. Siswa bisa
menggunakan panca indra yang dimiliki untuk mengamati kejadian di sekitar sesuai dengan
apa yang akan dipelajari. Kegiatan mengamati ini bisa dilakukan dengan bantuan media
multimedia pada berita dan video, serta bisa dilakukan secara langsung.
Tujuan dari langkah ini adalah agar siswa mampu menemukan masalah yang belum
ada ada solusi pemecahannya. Di sini guru bisa membantu siswa untuk melakukan
menginvestigasi terhadap masalah tersebut.
3. Menanya (Questioning)
Setelah mengamati, siswa diminta untuk membuat berbagai pertanyaan yang belum
mereka pahami terkait dengan materi yang mereka pelajari. Pertanyaan dapat berupa
pengetahuan konseptual, faktual, hingga hipotetik. Pada langkah ini, guru diharapkan
memiliki kesiapan yang matang dalam menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa serta relevan dengan materi, sehingga siswa akan tertarik dan
terstimulus dengan baik dalam kegiatan ini.
4. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Langkah ini dapat dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, di antaranya bereksperimen, diskusi, demonstrasi,
membaca buku, mencari di internet, mengumpulkan data melalui angket, wawancara
narasumber, dan sebagainya. Pada tahap ini, gur juga diharapkan bisa menjadi fasilitator
untuk referensi belajar untuk siswa dalam mengumpulkan data.
5. Mengolah atau Menganalisis Data (Associating)
Pada tahap ini, siswa diminta memanfaatkan data yang ada untuk memecahkan
masalah. Guru berperan dalam membimbing dan membina agar siswa bisa menghubungkan
data yang telah terkumpul untuk membuat kesimpulan. Aktivitas ini dilakukan agar siswa
mampu menganalisis hasil kerja yang telah dilakukan serta dapat membandingkan hasil
kerjanya dengan siswa lainnya. Selanjutnya, guru dapat melakukan penilaian pada tahap ini
berupa proses mengembangkan interpretasi, argumentasi serta kesimpulan terkait informasi
dari dua fakta atau konsep.
6. Mengomunikasikan (Communicating)
Tahap terakhir yaitu saatnya siswa untuk mengomunikasikan hasil dari proses belajar
yang telah dilakukan. Siswa dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau
makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau grafik. Siswa menyusun hasil yang
didapat secara runtut dan sistematis mulai dari proses, hasil, hingga kesimpulan secara lisan
dengan mempresentasikannya di depan kelas.
Setelahnya, guru dapat memberikan masukan, menekankan, dan meluruskan agar
siswa bisa memahami kejadian secara mendalam dan luas. Guru juga bisa membimbing
murid untuk memutuskan poin penting yang bisa disimpulkan sebelum presentasi kelas
dimulai.

Anda mungkin juga menyukai