Pendekatan Saintifik
A. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, bukan pada
guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifk berisikan proses pembelajaran yang
didesain agar siswa mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan. Pendekatan
saintifik dilahirkan atas munculnya kurikulum 2013. Pendekatan saintifik disebut juga
pendekatan ilmiah yang berati konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi
perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristk yang ilmiah. Pendekatan
saintifik( scientifict approach) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan
pembelajaran.
Berikut definisi dan pengertian pendekatan saintifik dari beberapa sumber buku:
Menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip
melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan.
Menurut Karar dan Yenice (2012), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar pembelajar secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan..
B. Karakteristik Pendekatan Saintifik
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, dan prinsip;
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel
ilmiah.
Beberapa prinsip pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut
(Hosnan, 2014):
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya.
a. Mengamati (observasi)
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan obyek secara nyata, peserta
didik senang dan tertanyang, dan mudah pelaksanaannya. Sehingga proses pembelajaran
memeiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut.
3. Menentukan secara jelas data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan dengan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, perekam video, dan alat tulis lainnya.
b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar
menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati.
Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan , dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada
saat itu pula guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang menginginkan
tindakan nyata, pertanyaan dimaksudakn untuk ememperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam kalimat tanya, melainkan juga dapat pernyataan, asalkan
keduanya menginginkan tanggapan verbal. Kegiatan menanya memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, perhatian peserta diidk tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
2. Mendorong dan mengisnpirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memeperkaya kosa kata, serta mengemabngkan toleransu sosial dalam hidup
berkelompok.
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, seta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
c. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai
cara. Peserta didik dapat membaca berbagai sumber, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
d. Mengasosiasikan/mengolah informasi
e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah peserta didik pelajari. Kegiatan ini dilakukan melalui
menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegaiatan
mengkomunikasikan daalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud No.
81a tahun 2013 adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya.Adapun kompetensi yang diharapkan dari kegiatan ini
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.
1. memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang,
pengumpulan data, analisis data untuk menghasilkan kesimpulan.
2. menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan aktivitas penelitian dan
membangun konseptualisasi pengetahuan.
2. kegagalan dan kesalahan dalam melakukan eksperimen akan berakibat pada kesalahan
penyimpulan.
3. apabila terdapat siswa yang kurang berminat terhadap materi yang dipelajari, dapat
menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif.
2. Model Inquiry
A. Pengertian Model Inquiry
Menurut Lefudin ( 2017: 224), inquiry yang dalam bahasa inggris , inquiry, berarti
pertanyaan ,pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri ini banyak dipengaruhi oleh aliran belajar
kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir
dengan memanfaatakan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal, belajar bukan
hanya sekedar proses menghapal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir. Seperti
yang telah dikemukakan di atas, aliran belajar kognitif selanjutnya melahirkan beberapa teori
belajar Gestalt, teori medan, dan teori belajar kontruktivistik. Menurut teori-teori belajar yang
beraliran kognitif, belajar pada hakikatnya bukan merupakan peristiwa behavioral yang dapat
diamati, tetapi proses mental seseorang untuk memaknai lingkungannya sendiri.
Menurut Mulyasa (2003:234) dalam Chodijah et al. (2012: 6),“Inquiry adalah suatu proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencarijawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis”. Inquiry sebenarnya merupakan
prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi
dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam
kehidupan seharihari. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif .
Menurut Sanjaya (2006: 194) dalam Maulana et al. (2015: 46), Model inkuiri merupakan
model pembelajaran yang penyajiannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut Joyce dan well (2000) dalam Usdalifah et al. (2016: 9) Berdasarkan
Kemendikbud tahun 2014, mengemukakan bahwa inti dari pembelajaran inkuiri adalah
melibatkan peserta didik dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka
dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual
atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta mereka merancang cara mengatasi
masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun
pengetahuan. Selaim itu peserta didik elajar menghargai ilmu dan mengetahui keterbatasan
pengetahuan dan ketergantungan satu dengan yang lain.
Menurut Lahadisi (2014: 95-96), beberapa macam model pembelajaran inquiri yang
dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge dalam Hamruni, diantaranya:
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaanya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada guru.
Model ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahantersebut melalui
pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitianuntuk memperoleh jawaban
Pada model ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang
dipelajari dan dipecahkan
Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang
masing-masing terdiri atas empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara
yang ditempuh para ilmuwan.
Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan
minat siswa dalam diskusi kelompok kecil tau besar, gambar, peragaan, atau situasi sesungguhnya
dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para siswa.
7. Synectics Lesson
Model ini lebih memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk
kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Pada model ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan
atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2006: 194) dalam Maulana et al. (2015: 46), Ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama model inkuiri, yaitu:
1. Inkuiri menekankan kepada aktivitas secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian model pembelajaran inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Dapat mengembangkan kemampuan berpikri secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian
dalam model inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Menurut Minner et al. (2010: 478), instruksi ilmu inquiry memiliki tiga karakteristik yaitu:
1) Keberadaan konten sains,
2) Keterlibatan siswa dengan konten sains, dan
3) Tanggung jawab siswa untuk belajar, pemikiran aktif siswa, atau motivasi siswa dalam
setidaknya satu komponen pertanyaan instruksi, desain, data, kesimpulan, atau komunikasi.
C. Tujuan Model Inquiry
Tujuan utama model inquiry adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan
disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Model inquiry merupakan bentuk
pembelajaran yang beorientasi kepada siswa (student centered approach), sebab siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran (Maulana et al., 2015: 47).
Menurut Setiawan (2006) dalam Maulana et al. (2015: 48), Adapun tujuan model inkuiri,
adalah:
a. Mengembangkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah
atau memutuskan sesuatu secara tepat (objektif).
b. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat, dan nalar
(kritis, analitis, dan logis).
c. Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curiousity).
d. Mengungkapkan aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif).
Jadi, tujuan inkuiri pada dasarnya melatih siswa untuk belajar bagaimana menemukan
sendiri pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Juga melatih siswa memahami materi
pembelajaran dari pengalaman yang ditemukan melalui proses inkuiri tersebut.
Menurut Mariyaningsih et al. (2018: 61), terdapat beberapa prinsip pembelajaran inkuiri
meliputi:
Pembelajaran inkuiri berorientasi kepada hasil dan proses belajar karena tujuan utama pada
model pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa
2) Prinsip Interaksi
Guru bukanlah satu-satunya sumber belajr siswa,karena pada dasarnya prosees pembelajaran
terjadi manakala ada proses interaksi baik antarsiswa, antara siswa dengan guru bahkan antara
siswa dengan lingkungan. Jadi dalam hal ini perean guru adalah mengatur lngkungan belajar
dan interaksi yang diharapkan terjadi.
3) Prinsip bertanya
Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap mlangkah inkuiri sangat diperlukan, selalu
dikembangkan pula sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertnyakan berbagai
fenomena yang dipelajari
Belajar bukan sekedar mengingat sejumlah fakta, melainkan sejumlah proses berpikir, yang
dimaksud berpikir disini adalah proses mengembangkan potensi seluruh otak. Berpikir adalah
menggunaan dan pemanfaatan otak secara maksimal.
5) Prinsip keterbukaan
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan
sehingga pelajaran yang dipelajari menjadi bermakna, pembelajaran yang bermakna merupakan
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya oleh siswa sendiri.
Menurut Chodijah et al. (2012: 9), menjelaskan prinsip model inquiry yaitu:
a. Peserta didik akan bertanya jika mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan
b. Peserta didik dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berfikir mereka.
c. Strategi berfikir baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan pada apa yang
telah mereka miliki.
d. Inquiry dalam kelompok dapat memperkaya khazanah pikiran dan membantu peserta didik
belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang lain.
E. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry
1) Orientasi
2) Merumuskan Masalah
3) Mengajukan hipotesis
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
6) Merumuskan kesimpulan
Pengajaran guru yang melibatkan ke enam – enam fasa ini menggambarkan aplikasi model
inkuiri. Model ini boleh digunakan sama ada di peringkat rendah atau pun menengah, bagi
memastikan pengajaran secara inkuiri ini berjaya, guru hendak lah memahirkan diri dengan
langkah atau fasa inkuri serta yakin dalam menggunakan model ini terlebih dahulu, selain itu
guru hendaklah merancang pengajaran dengan teliti.
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasanaatau iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini, gurumengkondjsikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran.Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkanmasalah.
Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada. kemauan siswauntuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkanmasalah. Tanpa kemauan dan kemampuan tersebut tak mungkinproses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
berpikir memecahkan teka-teki tersebut karena masalah tersebut pasti ada jawabannya sehingga
siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
panting dalam strategi inkuiri. Oleh sebab itu, melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses
belajar.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawabansementarahipotesis perludiuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarangperkiraantetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokohsehinggahipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhioleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
pengalaman.Dengandemikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasanakan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
d. Mengumpulkan data
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yangdianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperolehberdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis
yangterpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawabanyang diberikan. Di samping
itu, menguji hipotesis juga berartimengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaranjawabanyang diberikanbukan hanya berdasarkanargumentasiakan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapatdipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan
Menurut Mediawati ( 2014 :8), Model pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan yaitu:
d) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun guru dengan siswa. Dengan demikian
siswa terlatih untuk enggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar
e) Materi yang dipelajari akan mencapai tingkat kemampuan yang lebih lama membekas
dalam ingatan karena sisiwa dilibatkan dalam proses menemukannya.
2) Diperlukan usaha ekstra keras dari guru untuk mengubah kebiasaan belajar siswa yang lebih
banyak mengandalkan informasi dari guru
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya : Kata Pena
Abidin, Y. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bandung: GI
Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna. Jurnal Al-
Ta’dib Vol. 7 No. 2
Mariyaningsih, N., dan M. Hidayati. 2018. Teori dan Praktik Berbagai Model dan
Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-kelas Inspiratif.
Cetakan Pertama. Surakarta: Kekata Group.