Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yolanda Eka Putri

NPM : 2023025009

UAS : Struktur dan Perkembangan

Keunikan Buah Manggis (Garcinia Mongastana L)

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropika yang berasal dari
Kepulauan Nusantara. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai ratu buah, mempunyai
rasa, aroma dan warna yang menarik sehingga disebut Queen of Tropical Fruit. Manggis
(Garcinia mangostana) merupakan salah satu spesies dari genus garcinia, buahnya dikenal
sebagai queen of fruits dan di Indonesia menjadi komoditas ekspor (Nidyasari, dkk
2018).Selain itu manggis merupakan sejenis pohon hijau abadi hal ini dikarenakan struktur dari
batang dan daun yang dimilikinya. Pohon dan daun manggis memiliki ciri khas. Tinggi pohon
manggis rata-rata mencapai 6-25 m. Manggis memiliki ciri daun rapat (rimbun),  duduk daun
berlawanan, dan tangkai daun pendek. Daun manggis tebal serta lebar. Pohon tegak lurus dengan
percabangan simetri membentuk kerucut. Semua bagian tanaman mengeluarkan eksudat getah
kuning apabila dilukai.

Sebagian peneliti berpendapat bahwa tanaman manggis hanya terdapat satu jenis di
dunia. Hal ini, karena tanaman ini bersifat apomiksis, yaitu embrionya berasal dari organ non
seksualnya. Biji apomiksis merupakan proses reproduksi tanaman dimana pembentukan embrio
tidak didahului dengan proses pembuahan. Pembiakan dengan biji apomiksis menghasilkan
tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induk. Biji apomiksis terjadi secara alamiah
sehingga disebut perbanyakan vegetatif alami (Ruslan, dkk. 2018).
(Gambar 1. Apoxmisis buah manggis)

Tanda-tanda apomiksis pada manggis antara lain adalah terjadinya pengecambahan biji
tanpa adanya peran dari organ jantan, adanya proembryo adventitious, pertumbuhan secara
vegetatif dari nucellar atau jaringan integumen, dan menghasilkan beberapa kecambah dari satu
biji (Richards 1990). Apomiksis yang terjadi pada manggis merupakan apomiksis obligat
dikarenakan tanaman yang dihasilkan dari pembiakan biji tersebut mempunyai sifat yang sama
dengan induknya. Menurut Ruslan, 2018 Karakter atau tipe apomiksis terdiri dari apomiksis
obligat dan apomiksisfakultatif. Apomiksis obligat terjadi apabila keturunannya betul-betul
seragam danidentik dengan induknya, sedangkan apomiksis fakultatif merupakan kombinasi
antar apomiktik dan reproduksi seksual.
(Gambar 3. Apoximis)

Buah manggis hanya menghasilkan satu sampai dua biji yang berukuran besar dan layak
dijadikan benih. Biji manggis tidak dapat bertahan lama dan perbanyakan tidak dapat dilakukan
sepanjang tahun hal ini karena sifat biji yang rekalsitran. Hal ini dijelaskan oleh Rostika,dkk
(2015) bahwa Biji manggis bersifat rekalsitran sehingga biji tidak dapat bertahan lama dan
perbanyakan tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Pada tanaman manggis pun terdapat
fenomena dominasi apikal. Dominasi apikal adalah Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada
tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang kearah
atas dan membesar kearah samping dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya dominasi apikal
(tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk terus tumbuh meninggi kearah
atas (Prayudi, dkk 2019). Sehingga tanaman manggis tumbuh kearah atas. Dari struktur
batang,daun perkebang biakan dan hal hal yang dimiliki oleh tanaman manggis memiliki
keunikan tersendiri yang jarang ditemukan pada tanaman lain.
(Gambar 1. Pembelahan biji manggis)

Namun fenomena dominasi apikal yang terjadi pada buah manggis dapat menghilang
apabila dilakukan pembelahan pada biji manggis yang bertujuan agar menghasilkan jumlah tunas
yang lebih banyak daripada biji utuh, Pembelahan biji menyebabkan dominansi apikal eksplan
biji manggis hilang, terutama karena adanya pelukaan akibat pemotongan biji. (Handayani et al.,
2013). Hal ini disebabkan karena hilangnya dominasi apikal yang menyababkan pertumbuhan
tunas samping. Biji manggis adalah biji apomiksis, tunas manggis terbentuk dari sel-sel
embriogenik yang berada di daerah jaringan nuselus.
Daftar Pustaka

Handayani, R.S., Poerwanto, R., Sobir, Purwito, A., Ermayanti, TM. 2013. Pengaruh Batang
Bawah dan Jenis Tunas Pada Mikrograftting Manggis (Garcinia mangostana L.) Secara In
Vitro. J. Agron. Indonesia. 41 (1) : 47-53.

Harahap, Fauziah., Hasratudin., Suriani, C. 2012. PERTUMBUHAN TUNAS MANGGIS


(Garcinia Mangostana L) IN VITRO HASIL PERLAKUAN ZAT PENGATUR
TUMBUH BENZYL ADENIN DAN UKURAN EKSPLAN YANG BERBEDA. Jurnal
Saintika, Vol 12(1).

Hidyasari, S., Akmal, H., Ariyanti, N.S., 2018. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Tanaman
Manggis dan Kerabatnya (Garcinia spp.) di Taman Buah Mekarsari. Jurnal Sumberdaya
HAYATI, Vol 4 (1)

Prayudi, M.S., Barus, A., Sipayung, R. 2019. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra
(Abelmoschus esculantus L. Moench) terhadap Waktu Pemangkasan Pucuk dan
Pemberian Pupuk NPK. Jurnal Agrotegnologi FP USU, Vol 7 (1)

Richards, A.J. 1990. Studies in Garcinia, dioecious tropical fruit trees: Agamospermy. Bot. J.
Linnean Soc. 103:233-250

Roostika, I., Sunarlim, N., Mariska.,I., Mikropropagasi Tanaman Manggis (Garcinia


mangostana). Jurnal Agrobiogen, Vol 1(1)

Ruslan., Adelina, E., Jeki. 2018. Analisa Keragaman Karakter Tanaman Manggis Di Kabupaten
Poso Berdasarkan Identifikasi Morfologi Dan Anatomi. Jurnal Agroland,Vol 25 (01)

Anda mungkin juga menyukai