Anda di halaman 1dari 30

MODEL PEMBELAJARAN

CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh
NI KOMANG VIRMAYANTI
NIM 2229041006/ KELAS A

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


UNDIKSHA

i
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmat serta karunia-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan buku dengan judul “MODEL
PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE
(CLIS) MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DAN SIKAP ILMIAH”
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penyusunan laporan ini, baik dari segi kosakata, tata bahasa, etika
maupun isi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai evaluasi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini
bisa diterima sebagai ide atau gagasan yang menambah kekayaan
intelektual dalam bidang pendidikan. Semoga laporan saya ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan juga untuk penulis sendiri.

Jembrana, Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................. iii
A. Rasional ........................................................................... 1
B. Interaksi .......................................................................... 8
C. Dampak Langsung Dan Pengiring .................................. 9
D. Sintaks Model Pembelajaran CLIS ................................ 10
E. Vektor kegiatan yang terjadi............................................ 14
F. Alat Ukur ........................................................................ 14
1. Alat Ukur Untuk Berpikir Kritis.................................. 15
2. Alat Ukur Untuk Sikap Ilmiah Siswa ........................ 17
G. Penutup ..................................................................... 17
Daftar Referensi .................................................................. 19
Lampiran
1. Soal untuk mengukur berpikir kritis...................... 22
2. Angket untuk mengukur sikap ilmiah................... 25

iii
MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE (CLIS) MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH
SISWA SEKOLAH DASAR

A. RASIONAL
Pendidikan untuk masa depan harus sudah melupakan
pendidikan yang bersifat konservatif, siswa harus dibekali
dengan proses pendidikan yang baru demi menghadapi
keadaaan global. Alasan yang dikemukakan oleh (Garner,
2007) pendidikan yang dilakukan dengan sistem konservatif
sudah tidak tepat lagi dipraktekkan untuk anak didik kita di
masa yang akan datang hal ini karena kondisi dunia terus
berubah secara signifikan, akibatnya pola pikir siswa untuk
masa depan harus berubah sehingga mampu menghadapi
tantangan global. Sejalan dengan Garner, Taylor (1987)
menyatakan bahwa teknologi dan pendekatan pembelajaran
tradisional sudah tidak memadai lagi untuk dikembangkan
dalam sistem pendidikan di masa depan. Pembelajaran yang
bersifat global sudah perlu dilakukan untuk pendidikan di masa
depan.
IPA merupakan salah satu pembelajaran wajib yang
diajarkan semenjak siswa mengenyam pendidikan di bangku
Sekolah Dasar. Hal ini senada dengan yang disampaikan
1
Susanto (2013), yaitu salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia pada jenjang sekolah dasar
adalah IPA. Setiawan, W. E., dan Neri (2018) juga
menyampaikan bahwa IPA adalah salah satu pelajaran pokok
yang didapat pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah.
Menurut Harlen (dalam Kelompok Kerja Dosen 2018: 2) ilmu
pengetahuan alam adalah sebagian besar aktivitas mental dan
praktik manusia untuk menghasilkan pengetahuan. Sedangkan
menurut Baharuddin, dkk (2017) IPA merupakan salah satu
disiplin ilmu yang mengandung pengetahuan, meliputi cara
kerja, cara berpikir, dan memcahkan masalah terkait alam yang
tersusun secara sistematis. Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disintesiskan bahwa IPA merupakan suatu disiplin
ilmu untuk menghasilkan pengetahuan dan berupaya
membangkitkan minat manusia agar bisa meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan isinya yang
penuh dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya. IPA
sebagai sebuah mata pelajaran memiliki beberapa tujuan.
Menurut BNSP (dalam Susanto, 2013) tujuan IPA di SD,
meliputi: 1) menumbuhkan keyakinan terhadap kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa atas segala cipta-Nya, 2)
mengembangkan sikap positif, rasa ingin tahu untuk
mengembangkan pemahaman kosnep IPA yang bergunan
2
dalam kehidupan sehari-hari, 3) mengembangkan keterampilan
proses untuk memecahkan masalah dan mengangbil keputusan,
4) menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan, dan 5) sebagai bekal untuk jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
pembelajaran IPA di SD sangat penting. Karena konsep-konsep
IPA bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari yaitu untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan. Untuk dapat melaksanakan
pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam
menerapakan ilmu dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah
diperlukan model pembelajaran yang tepat.
Menurut Windarwati, (2017:10), “model pembelajaran
merupakan salah satu penunjang keberhasilan guru dalam
mengajar dikelas” berfungsi sebagai pedoman dalam
perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sedangkan Joyce dan
Weil (windarwati, 2014: 10) menyatakan bahwa “model
pembelajaran adalah suatu rencan atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain” Sedangkan
3
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 203),
pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber
daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Soedjadi (1999 :101)
menyebutkan strategi pembelajaran adalah suatu siasat
melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah
keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu
kerangka atau pola yang tersusun secara konseptual dan
sistematis yang dipergunakan sebagai pedoman perencanaan
pembelajaran serta sebagai penentu perangkat-perangkat
pembelajaran bagi pendidik dalam proses pembelajaran. Dalam
model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi
peserta didik dengan pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran tertentu. Model pembelajaran yang terdapat di
dalam pengembangan kompetensi tersebut adalah model yang
menganut pandangan konstruktivisme. Kegiatan siswa lebih
cenderung untuk mencari tahu tentang prinsip dan konsep ilmu
pengetahuan tersebut bukan menunggu diberikan oleh guru.
Model pembelajaran yang menganut pandangan
konstruktivisme adalah model pembelajaran Children’s
4
Learning In Science (CLIS) sebagai inovasi pembelajaran.
Model CLIS merupakan, “model pembelajaran yang berusaha
mengembangkan idea atau gagasan siswa tentang suatu
masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide
atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan”
(Rahayu, 2015: 147). Samatowa (2016: 74) menyatakan
bahwa, model pembelajaran CLIS termasuk dalam model yang
menganut pandangan konstruktivisme.
Menurut Nickson (dalam Ardana, 2001: 59) pada
konstruktivis, pembelajaran harus membantu siswa untuk
membangun konsep-konsep dengan kemampuannya sendiri
melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun
kembali, transformasi informasi yang diperoleh menjadi
konsep baru. Model CLIS merupakan salah satu model
pembelajaran yang strateginya berorientasi pada
konstruktivisme (Osborne, dalam Trisnowati, 2000: 6).
Menurut Bektiarso (2000: 742) model pembelajaran CLIS pada
prinsipnya merupakan pengembangan dari model pembelajaran
generatif. Model CLIS lebih menekankan pada kegiatan siswa
untuk menyempurnakan dalam mendapatkan ide-ide,
menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang ada,
memecahkan dan mendiskusikan masalah-masalah yang
muncul sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatnya
5
sendiri, sebelum guru memberikan penyempurnaan ide-ide
ilmiah, siswa dituntun menuju pembangunan ide baru atau ide
yang lebih ilmiah.
Rahayu (2015: 147) menyatakan bahwa, tujuan dari
model pembelajaran CLIS untuk mengungkapkan berbagai
gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran,
mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan
dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk
menyamakan persepsi. Pembelajaran dengan Model CLIS lebih
menekankan pada penyempurnaan dalam mendapatkan ide dan
menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang ada yang
selanjutkan dikemukakan dengan pendapat sendiri.
Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada
model pembelajaran CLIS, menurut Budiarti (2014) maka
dapat dikemukakan karakteristik model pembelajaran CLIS
antara lain: a) dilandasi oleh pandangan konstruktivisme; b)
pembelajaran berpusat pada siswa; c) melakukan aktifitas
hands on/ minds on; d) menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar.
Dengan model pembelajaran CLIS pada pelajaran IPA dapat
mengembangkan kompetensi-kompetensi dalam diri siswa
terutama dalam kompetensi berpikir kritis dan sikap ilmiah.
berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual untuk membuat
6
keputusan yang sensibel dalam memecahkan suatu
permasalahan dengan mempertimbangkan pemikiran yang
absolut serta melibatkan bukti pendukungnya dan kesimpulan
yang diakibatkannya. Adapun indikator dari berpikir kritis
terdiri dari 1) kemampuan mengklarifikasi dan menganalisis
suatu masalah, 2) kemampuan dalam mengumpulkan informasi
yang terkait dengan masalah yang akan diselesaikan, 3)
kemampuan mengorganisasi ide – ide yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah, 4) kemampuan membuat dan
menarik kesimpulan suatu permasalahan dengan alasan dan
pendapat yang logis.
Sedangkan sikap ilmiah merupakan sikap kecenderungan
setiap individu dalam bertindak dan berperilaku untuk
memberikan tanggapan atau pendapat terhadap hal-hal tertentu
sesuai dengan pemikiran yang logis dan ilmiah yang terdiri dari
indikator : 1) rasa ingin tahu, 2) bersikap kritis, 3) bersikap
objektif, 4) sikap bertanggung jawab, 5) sikap menghargai, 6)
sikap bekerja sama, 7) sikap berkreatifitas.
model pembelajaran CLIS ini dapat dipilih sebagai
alternative bagi guru untuk mengembangkan kompetensi-
kompetensi siswa yang sesuai dengan tuntutan di masa depan.

7
B. Interaksi
Interaksi-interaksi yang terjadi pada penerapan model
pembelajaran Children’s Learning In Science (CLIS) adalah
yang pertama interaksi antara guru dan siswa, kedua interaksi
antara siswa dengan siswa. selanjutnya akan dijelaskan
interaksi penerapan model pembelajaran CLIS di kelas V pada
materi perpindahan kalor adalah sebagai berikut:
1. Interaksi Guru dan Siswa
Pada interaksi antara guru dan siswa, guru menyampaikan
tujuan pembelajarn yang akan dipelajari dan kegiatan yang
akan dilakukan hari ini kepada siswa. Selain guru dan
siswa juga dapat melakukan tanya jawab yang
berhubungan dengan materi yang sudah ditentukan serta
menyebutkan dan mempertontonkan suatu peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan
topic yang dipelajari. Siswa dapat menyampaikan jawaban
dari pertanyaan awal yang diberikan oleh guru.
2. Interaksi Siswa dengan Siswa
Interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa adalah
pada saat siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang
diberikan. Dalam hal ini siswa saling melakukan
komunikasi dan bertukar pendapat dalam memecahkan
8
masalah tersebut. Selain itu, interaksi juga terjadi pada saat
siswa melakukan tanya jawab terkait dengan pemecahan
masalah yang dipaparkan oleh kelompok lain pada saat
presentasi.

C. Dampak Langsung dan Dampak Iringan


1. Dampak Langsung
Berikut dampak langsung dari pembelajaran materi
“Perpindahan Kalor” kelas V SD dengan menggunakan
model pembelajaran CLIS adalah sebagai berikut:
a. Melalui diskusi, siswa dapat menyebutkan sumber
energi panas dengan benar.
b. Melalui pengamatan, siswa dapat mengidentfikasi
perbedaan kalor dan suhu dengan tepat.
c. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan satuan Kalor
dan Suhu dengan benar.
d. Melaui diskusi, siswa dapat menjelaskan manfaat
energi panas atau kalor dengan tepat.
e. Melalui pengamatan dan diskusi, siswa dapat
mengaitkan contoh perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari – hari dengan tepat.
f. Melalui pengamatan, siswa dapat mengidentifikasi
jenis-jenis perpindahan kalor dengan tepat.
9
g. Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan contoh -
contoh benda yang menggunakan konsep perpindahan
kalor dengan benar.
h. Melalui percobaan, siswa dapat menghubungkan jenis
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
i. Melalui percobaan, siswa dapat mengaitkan benda-
benda yang dapat bersifat mempercepat dan
menghamba perpindahan kalor.

2. Dampak Pengiring
Berikut dampak pengiring dari pembelajaran materi
“Perpindahan Kalor” kelas V SD dengan menggunakan
model pembelajaran CLIS adalah sebagai berikut:
a. Sikap rasa ingin tahu,
b. Sikap berpikir kritis,
c. Sikap penemuan dan kreativitas,
d. Sikap bertanggung jawab,
e. Sikap berpikir terbuka,
f. Sikap ketekunan,

D. Sintak Pembelajaran CLIS


Pada model pembelajaran CLIS memiliki sintak-sintak
pembelajaran yang harus dilakukan. Samatowa dalam Astiti
(2017) menyatakan model pembelajaran Children Learning
10
In Science terdiri atas lima langkah utama, yakni 1) orientasi
(orientation), 2) pemunculan gagasan (elicitation of ideas),
3) penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas), 4)
penerapan gagasan (application of ideas), dan 5)
pemantapan gagasan (review change in ideas).
Langkah penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas)
masih dibedakan atas tiga bagian, yaitu pengungkapan dan
pertukaran gagasan (clarification and exchange),
pembukaan pada situasi konflik (exposure to conflict
situation), dan konstruksi gagasan baru dan evaluasi
(construction of new ideas and evaluation). Berikut
dijabarkan sintak model pembelajaran CLIS pada materi
perpindahan kalor kelas V SD pada tabel 1.

Tabel 1
Sintak Pembelajaran CLIS
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterangan
Orientasi Guru bertanya Siswa Guru
kepada menjawab: menyajikan
siswa: “pernah/tidak” beberapa kepada
- pernah siswa
mencelupkan
sendok ke dalam air
panas nggak?
- Lama-kelamaan,

11
sendok tersebut
akan jadi panas
juga kan?
- pernah nggak
kamu duduk di
dekat api unggun?
- Lama-kelamaan,
badan kamu akan
terasa hangat juga
kan?
Pemunculan Mengajukan tanya Menjawab Siswa ingin
gagasan jawab seputar pertanyaan mengetahui
perpindahan kalor guru tentang
dalam kahidupan perubahan sifat
sehari-hari benda
Pengungkapan Memimpin siswa Melakukan Salah satu
dan Pertukaran mendiskusikan diskusi anggota
Gagasan jawaban-jawaban kelompok
pertanyaan dari melaporkan
tahap hasil
sebelumnya dalam diskusi ke
kelompok kecil seluruh
kelas
Pembukaan Mengamati dan Siswa mencari Siswa mencari
Pada membimbing pengertian beberapa
Situasi Konflik kegiatan ilmiah yang perbedaan
siswa sedang antara konsep

12
dipelajari awal
mereka dengan
konsep ilmiah
yang
ada dalam buku
teks
Konstruksi Mengamati dan Diskusi Beberapa siswa
gagasan baru membimbing kelompok memerlukan
dan kegiatan melakukan bimbingan
evaluasi siswa percobaan
mengamati
Perpindahan
kalor secara
langsung
Penerapan Mengamati dan - Diskusi Memeriksa
gagasan membimbing - menyampaikan kembali
kegiatan laporan jawaban
siswa didepan
kelas
- Menjawab
pertanyaan
Pemantapan - Mengungkapkan - Melakukan Siswa
gagasan salah satu konsepsi tanya jawab dibimbing
awal dan seputar untuk
membandingkan perpindahan mengetahui
dengan hasil kalor untuk perpindahan
percobaan. memantapkan kalor

13
- Melakukan tanya gagasan
jawab.

E. Vektor Kegiatan Pembelajaran CLIS


Berikut diagram keterhubungan model pembelajaran CLIS
dengan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah

Gambar 1: Diagram keterhubungan CLIS

F. Alat Ukur
Pada suatu pembelajaran diperlukan alat ukur atau
instrumen penilaian yang akan digunakan untuk menentukan
suatu sistem pembelajaran yang dilakukan telah berhasil atau
tidak. Berikut alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur

14
kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah dalam model
pembelajaran CLIS.
1. Alat Ukur untuk Berpikir Kritis
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis adalah tes objektif pilihan ganda. Tes yang dimaksud berupa
himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau
tugas yang harus dilaksanakan oleh peserta didik yang di tes. Tes
digunakan untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah
menguasai pembelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek
kemampuan berpikir kritis.
Berikut dijabarkan kisi-kisi tes objektif pilihan ganda untuk
yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis pada
materi “ Perpindahan Kalor”
Tabel 2
Kisi-Kisi Penilaian Berpikir Kritias
Kompetensi Indikator Jenjang Kognitif Bentuk Nomor
Dasar
Soal Soal
C1 C2 C3 C4
3.6 Menerapkan
konsep
3.6.1Menyebutkan
sumber  PGB 9
perpindahan energi panas
kalor dalam
kehidupan
sehari-hari.
3.6.2 Mengidentfi
kasi perbedaan  PGB 1.

kalor dan suhu


3.6.3 Menjelaskan  PGB 2
satuan Kalor
dan Suhu

15
3.6.4 Menjelaskan  PGB 3.
manfaat
energi panas
atau kalor
3.6.5 Mengaitkan
contoh  PGB 7

perpindahankalor
dalamkehidupan
sehari – hari

3.6.6Mengidentifi-  PGB 6
kasi jenis -jenis
perpindahan
kalor
3.6.7 Menjelaskan
contoh - contoh
 PGB 5

bendayang
menggunaka n
konsep
perpindahan
kalor

3.6.8 Menghubung-  PGB 8


kan jenis
perpindahan
kalor dalam
kehidupan
sehari-hari.
3.6.9 Mengaitkan
benda-benda
PGB 4, 10

yang dapat
bersifat
mempercepatdan
menghambat
perpindahan
kalor

16
2. Alat Ukur Untuk Sikap Ilmiah
Instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap peduli
lingkungan adalah berupa intrumen non tes berbentuk Angket.
Angket digunakan untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah
memiliki sikap ilmiah yang telah dipelajari selama pembelajaran.
Berikut kisi-kisi untuk penilaian sikap ilmiah yang terdapat pada
tabel 2.

Tabel 2
Kisi-kisi Penilaian Sikap Ilmiah
Variabel Indikator Nomor Item Jumlah
Instrumen Item
Sikap Ilmiah Sikap Ingin Tahu 1,2,3,14 4
Sikap bertanggung jawab 11,12,17 3
Sikap berpikir kritis 9,10,18 3
Sikap penemuan dan kreativitas 13,15,19 3
Sikap berpikir terbuka 5,6,7,8 4
Sikap ketekunan 4,16,20 3
Jumlah Keseluruhan Item 20

G. Penutup
Guru memiliki tanggung jawab yang sama dalam
membentuk generasi penerus bangsa guna memiliki tanggung
jawab untuk membelajarkan peserta didik sesuai dengan
tuntutan pembelajaran abad 21. Model pembelajaran CLIS
merupaka salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
17
Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) terdiri
dari lima langkah yaitu (1) orientasi, (2) pemunculan gagasan, (3)
penyusunan ulang gagasan, (4) penerapan gagasan, dan (5)
pemantapan gagasan. Langkah – langkah dalam model pembelajaran
CLIS secara tidak disadari akan membantu siswa mengubah konsepsi
awal siswa yang salah menuju konsepsi yang benar dengan melewati
pembelajaran yang menarik dan bermakna. Keunggulan dari model
pembelajaran CLIS antara lain (1) adanya interaksi yang baik antar
siswa karena terbentuknya kerjasama dalam mengkonstruksi
gagasan, (2) siswa terlibat langsung dalam pembelajaran (3) suasana
pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan, (4)
guru mengajar dengan efektif sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.

18
H. Daftar Pustaka
Ahmatika D. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dengan Pendekatan Inquiry/Discovery. Jurnal Euclid.
Vol.3, no. 1. 2017.” ISSN 2355-1712
Anwar, H. “Penilaian Sikap Ilmiah Terhadap Pembelajaran
Sains. Jurnal Pelangi Ilmu.” Vol. 2 . No. 5. 2009.
Asih, Fihrin, Kendek, Y. (2014). Penerapan Model
Pembelajaran Children Learning in Science(CILS)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 8 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT), 2(3) 20-23
Astiti,N.P.M.,Ardana,I.K.,Wiarta, I.W. (2017). Pengaruh
Model Pembelajaran Children Learning in
ScienceBerbasis Budaya Penyelidikan Terhadap
Kompetensi Pengetahuan IPA. Jurnal of Education
Technology,1(2) 86-93
Budiarti, Luh Putu Yudha dkk. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan Busungbiu. Jurnal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume
2 nomor 1.
Dewi, Y.Y.M., Irawati, dan Idrus. “Peningkatan Sikap Ilmiah
Peserta Didik Melalui Penerapan Model Discovery
Learning”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi,
Vol 3. No 2. (Nopember 2019). 250-257.
Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: BalaiPustaka
Driver. R. (1988). “changing conceptions”. Journal research in
education 161-196.
Fauzan. Model Pembelajaran dalam Berbagai Pendekatan.
2019. Hal.11.
Guswita, dkk. “Analisis Keterampilan Proses Sains Dan
Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas XI Mata Pelajaran

19
Biologi Di Sma Al-Azhar 3 Bandar
Lampung”.Vol.9.No.2.2018.249-258.
Ismail, A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS) Berbantuan
Multimedia Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Fisika Siswa SMA. PETIK: Jurnal Pendidikan
Informatika dan Komunikasi, 1(1) 19-25.
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata
Pena. Rahayu, Esti Setya. 2015. Aplikasi Model CLIS
(Children’s Learning In Science ) Untuk Meningkatkan
Kreativitas Belajar Kimia Siswa Kelas X MAN
Tulungangung 1 Melalui Pembuatan Briket Sampah
Krismayoni,P.A.W., Suarni, N.K. (2020). Pembelajaran IPA
dengan Model Pembelajaran Children Learning In
ScienceMeningkatkan Hasil Belajar Ditinjau dari
Minat Belajar. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran,
3(2) 138-151
Laili,Y.N.,Mahardika,I.K.,Ghani, A.A. (2015). Pengaruh
Model Children Learning In Science(CLIS) Disertai
LKS Berbasis Multirepresentasi Terhadap Aktivitas
Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Fisika di SMA Kabupaten Jember. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 4(2) 171-175
Lisamaya Lilis. Berpikir Kritis dan PBL (Problem Based
Laerning). Surabaya : Penerbit Media Sahabat Cendekia,
2019.
Maryam,S., Setyawati.,S., dan Ekasari,.MF. Buku ajar berpikir
kritis dalamproses keperawatan. Jakarta :EGC, 2008.
Putra, D.S., Lumbantoruan Artha, dan Samosir, S.C.
“Deskripsi Sikap Siswa: Adopsi Sikap Ilmiah,
Ketertarikan Memperbanyak Waktu Belajar Fisika Dan
20
Ketertarikan Berkarir Di Bidang Fisika”. Jurnal Ilmiah
Kependidikan,Vol. 8. No.2. 2019 Hal 91-100.
Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,
Cetakan Ke 3. Jakarta: PT Indeks. Setiawan, Denny, dkk.
2009. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sihotang Kasdin. Berpikir Kritis : Kecapakapan Hidup
di Era Digital.Yogyakarta : Penerbit PT Kanisius, 2019.
Soedjadi, 1999. Kiat Pendidikan Matematika Di
Indonesia.(Departemen pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi).
Sukardi, I. Model-Model Pembelajaran Modern. Palembang
: Tunas GemilangPress, 2013.
Syahbana, Ali . “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual
Teaching and Learning”, Jurnal Edumatika, Vol. 02 No.
01. (April 2013). 48-59.
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan
Pendekatan PAILKEM.Jakarta: Bumi Aksara. Wardana,
Wayan Adi dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS) terhadap Hasil
Belajar IPA Kelas IV SD Gugus VI Kecamatan Sawan.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
Volume 2 nomor 1.
Yafie, E. dan Sutama, I.W. Pengembangan Kognitif (Sains
pada Anak Usia Dini). Malang : UM Penerbit &
Percetakan, 2019.

21
Lampiran 1: Soal Untuk Mengukur Berpikir Kritis

KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA


Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester :V/2
Tema : 6. Panas dan Perpindahannya
Tipe Soal : Pilihan Ganda Biasa (PGB)
Alokasi Waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 30 butir
Kurikulum : 2013

Petunjuk
1. Tulislah terlebih dahulu identitasnya pada lembar jawaban
yang telahdisediakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum
menjawab.
3. Silanglah huruf a,b,c atau d sesuai dengan jawaban
pilihanmu pada lembarjawaban.
4. Periksalah pekerjaanmu sebelum diserahkan kepada guru
 SELAMAT BEKERJA

1. Energi panas berpindah dari ….
A. Tempat yang tinggi ke tempatyang rendah
B. Tempat bersuhu tinggi ke tempatbersuhu rendah
C. Tempat yang rendah ke tempat yang tinggi
D. Tempat yang bersuhu rendah ketempat bersuhu tinggi

2. Satuan suhu yang digunakan di Indonesia adalah…


A. Reamur
B. Celcius
C. Fahrenheit
D. Kelvin

22
3. Perhatikan gambar di bawah ini

Energi yang digunakan nelayanuntuk menjemur ikan adalah….


A. Energi air
B. Energi angin
C. Energi listrik
D. Energi panas matahari
4. Benda-benda konduktor sering digunakanuntuk alat-alat ….
A. Maling
B. Makan
C. Masak
D. Mandi
5. Perhatikan gambar berikut.

Termos dapat memperlambat


perpindahanenergi ….
A. Panas
B. Nuklir
C. Bunyi
D. Matahari

23
6. Berpindahnya kalor melalui zat penghantar tanpa disertai
bagian-bagianzat tersebut adalah ….
A. Hantaran
B. Radiasi
C. Konveksi
D. Konduksi

7. Perubahan energi listrik pada oven adalah ....


A. Panas – listrik
B. Listrik – gerak
C. Cahaya – listrik
D. Listrik – panas
8. Salah satu alat yang dapat mencegah terjadinya perpindahan
kalor yaitu….
A. Besi
B. Baja
C. Kayu
D. Tembaga
9. Sumber energi utama di bumi adalah ….
A. Minyak bumi
B. Batu bara
C. Bintang
D. Matahari
10. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas disebut ….
A. Konduktor
B. Radiasi
C. Konveksi
D. Isolator

24
Lampiran 2. Angket Penilaian Sikap Ilmiah
INSTRUMEN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK

A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas :

B. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan dengan cermat.
2. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan
peneilaianAnda !
3. Pastikan setiap pernyataan telah terjawab.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Skala Penilaian
No Pernyataan
SS S N TS STS

1 Jika saya melakukan


pengamatan saya akan menggali
dan mencari tahu informasi
sebanyak mungkin
2 Jika terdapat langkah kerja
atau materiyang kurang saya
pahami maka saya
akan bertanya kepada guru

25
3 Jika diberikan suatu
permasalahan dalam
pembelajaran, saya akan
bersungguh- sungguh mencari
jawabannya
4 Saya akan tetap berusaha
mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikanguru
meskipun saya tidak bisa
5 Pada saat berpendapat di kelas
saya tetap mengutamakan fakta
atau bukti
6 Ketika teman berpendapat
saya tetap mendengarkan walupun pendapatnya
berbeda
7 Jika pendapat yang saya
utarakan salahdan teman saya
membenarkan, maka
saya akan menerima
pembenarannya
8 Dalam mengerjakan tugas kelompoksaya akan mencari sumber-
relefan dan berdiskusi dengan
teman
9 Saya akan berpandat jika
terdapat perbedaan materi yang
disampaikan oleh guru dengan
yang ada di buku dan yang
saya ketahui
10 Jika terdapat perbedaan
p e n d a p a t saat berdiskusi, saya kan berusaha
menyanggah dan
menyampaikan pendapat saya
11 Saya akan berusaha
menuliskan data
hasil pengamatan sesuai dengan
fakta meskipun hasilnya kurang
bagus
26
12 Saya tidak akan mencontek
hasil teman
apabila saya tidak bisa
13 Saya akan menuliskan secara
fakta kesimpulan pada hasil kegiatan
pengamatan
14 Ketika ada kegiatan
pengamatan saya
akan dengan teliti menanyakan
setiaplangkah kerjanya
15 Saya hanya akan menuliskan
laporan
sesuai dengan pengamatan
yang sayalakukan
16 Apabila hasil jawaban
saya berbedadengan
pengamatan, maka saya akan
tetap mencari jawabannya
17 Pada saat kegiatan percobaan,
saya akan menunjukkan hasil
percobaan saya sendiri
meskipun berbeda dengan
teman
lain
18 Jika terdapat waktu lebih maka
saya akanmengulangi kegiatan
pengamatan untuk memastikan
hasil pengamatan saya
sebelumnya
19 Apabila pendapat yang saya
sampaikantidak sesuai fakta,
maka saya akan
merubahnya sesuai dengan fakta
20 Saya akan mengulang percobaan
kembali apabila percobaan
sebelumnya gagal

27

Anda mungkin juga menyukai