Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 3

ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDAS

DOSEN PENGAMPU:
PROF. DR. I WAYAN SUASTRA,. M.PD.
DR. I MADE GUNAMANTHA, S.T., M.M.

OLEH:
NI KADE DWY KURNIA YUDANTARI
NIM/Kelas: 2229041018/ A

PRODI S2 PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang

Widhi Wasa atas rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya

dapat menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah

Ilmu Pengetahuan Alam Pendas yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar IPA

Siswa SD Kelas III”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas Ujian


Tengah Semester ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Sekian yang dapat saya

sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Sampul ..................................... i


Kata Pengantar ......................................... ii
Daftar Isi................................................... iii
Daftar Tabel............................................. iv
A. Rasional .......................................... 1
B. Interaksi ............................................... 6
C. Dampak Langsung dan Pengiring........ 7
D. Sintak Model Inquiry Learning .......... 7
E. Vektor Kegiatan yang Terjadi............. 11
F. Alat Ukur Untuk Hasil Belajar............ 14
Daftar Pustaka .............................................. 17

iii
Daftar Tabel

Tabel 1. Sintak Model Pembelajaran Inquiry Learning …… 9


Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar............................... 15

iv
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Kelas III”

A. RASIONAL

Pendidikan merupakan upaya untuk menuntun kekuatan


kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan
berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan
kebahagiaan dalam hidup mereka (Pambudi, 2021;
Mirnawati, 2017). Pendidikan juga merupakan upaya untuk
menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka
mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai keselamatan
dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Agar suatu proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan mencapai tujuannya dan tetap dapat menarik
minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, pendidikan harus
diselenggarakan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19
ayat 1 (PP, 2005) dinyatakan bahwa proses pembelajaran
pada suatu Pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(Yunaiti, 2013).
Untuk dapat mengimplementasikan peraturan
pemerintah tersebut, maka guru harus bertanggung jawab

1
terhadap jalannya suatu proses pembelajaran agar dapat
mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi.
Mengarahkan peserta didik menuju suatu kompetensi
tentunya juga membutuhkan usaha – usaha tertentu. Seorang
pendidik dapat melakukan usaha – usaha tersebut dengan
memberikan inovasi – inovasi baru dalam proses
pembelajaran. Inovasi dalam proses pembelajaran ini dapat
dilakukan dengan menggunakan strategi dan metode yang
tepat dengan materi pembelajaran.
Tujuan pendidikan nasional dapat di tempuh melalui
pendidikan formal, informal dan non formal. Kususnya
Pendidikan formal yaitu, pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah pada umumnya yang mendapatkan beberapa mata
pelajaran sebagai mana yang diatur pada Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 37 Ayat 1 yang menyebutkan, bahwa kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 10
mata pelajaran. Salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
IPA merupakan rumpun ilmu, memilki karakteristik
khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual
(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian
(events) dan hubungan sebab-akibatnya. IPA merupakan
ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan
selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif) (Asih, 2014: 22).
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-
kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu

2
pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau
bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science
itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.
Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam ini (Usman, 2011: 3). Piaget mengatakan bahwa
pengalaman langsung yang memegang peran penting sebagai
pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman
langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak
lahir) sampai berumur 12 tahun (Trisno, 1996: 28 dalam
Samatowa, 2011: 5).
Struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan
dengan struktur kognitif ilmuwan, pada hal mereka perlu
diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-
keterampilan proses IPA dan yang perlu dimodifikasi sesuai
dengan tahap perkembangan kognitifnya. Keterampilan
proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam
Samatowa, 2011: 5-6) adalah (1) mengamati, (2) mencoba
memahami apa yang diamati, (3)mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4)
menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk
melihat apakah ramalan tersebut benar.
Mata pelajaran IPA dimasukkan di dalam suatu
kurikulum sekolah yaitu: (1) Bahwa IPA berfaedah bagi
suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. (2) Bila diajarkan IPA menurut cara yang
tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
melatih/ mengambangkan kemampuan berpikir kritis,
misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode

3
“menemukan sendiri”. (3) Bila IPA diajarkan melalui
percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak,
maka IPA tidaklah merupakan mata pelajran yang bersifat
hafalan, belaka, (4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-
nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak
secara keseluruhan (Samatowa, 2011: 6).
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu
khusus yang mempelajari tentang fenomena alam. Ilmu
Pengetahuan alam ini ilmu yang mempelajari yang ada di
alam. Pembelajaran ini sangat berguna untuk pembelajaran
di sekolah yang mengetahui alam sekitar.pembelajaran IPA
di SD hendaknya dirancang agar sesuai dengan kebutuhan
siswanya yang sesuai dengan karakteristik siswa SD.
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA, namun kenyataannya masih belum mencapai
hasil belajar yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan
metode yang monoton seperti ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Hal ini dikarenakan materi pelajaran sangat banyak.
Sementara aktivitas peserta didik menjadi rendah karena
peserta didik hanya duduk dan mendengarkan penjelasan
guru. Penggunaan metode yang monoton mengakibatkan
peserta didik cenderung menjadi pasif dan menciptakan
pembelajaran menjadi kurang optimal karena terbatasnya
media yang seharusnya digunakan untuk menunjang
pembelajaran. Hal ini tersebut mengakibatkan kurangnya
keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa
rendah.
Seperti yang kita ketahui bahwa tugas guru dalam
proses pembelajaran ialah menjadi mediator dan fasilitator.

4
Sebagai fasilitator, guru bertugas menyiapkan fasilitas yang
diperlukan untuk peserta didik. Sebagai mediator, guru
dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup terkait media pembelajaran (Maemunawati, 2020).
Kegiatan pembelajaran tersebut harus mampu melibatkan
siswa secara langsung dalam pembelajaran sekaligus
membuat siswa lebih aktif dengan memilih model
pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang akan
digunakan harus memiliki persyaratan atau kriteria
melibatkan siswa secara aktif, menggugah rasa penasaran
siswa dalam mengikuti pembelajaran, menarik, inovatif,
menyenangkan, menanamkan pemahaman konsep dan
penguasaan materi bertahan lama dalam memori siswa, serta
mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA.

Untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam


pembelajaran dan memiliki motivasi yang tinggi, maka penulis
memilih model pembelajaran Inquiry Learning dalam
pembelajaran IPA siswa kelas III. Inquiry learning adalah
kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau
pencarian, eksperimen atau penelitian secara mandiri untuk
mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam
model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu
sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri. Prinsa dan
Donni (2017,hlm.128).

5
B. INTERAKSI

Interaksi yang terjadi, yaitu:

a. Interaksi siswa dengan guru pada model Inquiry


Learning dan materi konsep perubahan wujud benda
dalam kehidupan sehari- hari. Pada proses ini terdapat
interaksi antara siswa dengan guru, guru menyampaikan
tujuan, menjelaskan materi, dan kegiatan yang akan
dilakukan hari ini kepada siswa. Selain guru dan siswa
juga dapat melakukan tanya jawab yang berhubungan
dengan materi yang sudah ditentukan.

b. Interaksi siswa dengan siswa

Pada model Inquiry Learning dan materi konsep


perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari
terdapat interaksi antara siswa dengan siswa, hal itu di
karenakan pada saat melakukan eksperimen kain yang
basah dipanaskan di bawah sinar matahari, mengamati
proses melelehnya es batu, dan bulir-bulir air yang
terdapat pada diding gelas dalam kelompok, siswa akan
berinteraksi dengan saling berdiskusi, merangkum, dan
mempresentasikannya di depan kelas. Selain itu
interaksi antara siswa dengan siswa juga dapat dilihat
dari kelompok lain yang mengajukan pertanyaan
kepada kelompok yang presentasi.

6
C. DAMPAK LANGSUNG DAN PENGIRING

Dampak Langsung:

a. Siswa mampu menyebutkan pengertian


perubahan wujud benda

b. Siswa mampu menyebutkan macam-


macam perubahan wujud benda

c. Siswa mampu menyebutkan


benda-benda yang dapat berubah wujud

Dampak iringan:

a. Rasa ingin tahu


b. Tanggung jawab
c. Kerjasama
d. Konsentrasi
e. Percaya diri
f. Disiplin

D. SINTAK INQUIRY LEARNING


Majid (dalam Wahyuni, 2019) menyatakan bahwa
sintak pembelajaran Inquiry learning terdiri dari 6 tahap
yaitu : tahap invitasi, tahap Orientasi, tahap merumuskan
masalah, tahap mengajukan hipotesis, tahap mengumpulkan
data, tahap menguji hipotesis, dan tahap merumuskan
simpulan.

7
Adapun beberapa tahapan pembelajarn inquiry learning
adalah menurut yaitu:

1) Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini
guru mongkondisikan agar peserta didik siap
melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang
dan mengajak peserta didik untuk berpikir
memecahkan masalah.

2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan
peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang peserta didik untuk berpikir
memecahkan teka-teki tersebut karena masalah
tersebut pasti ada jawabannya sehingga peserta didik
didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

3) Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

4) Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan.

5) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data

8
atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.

6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis sehingga dapat mencapai
kesimpulan yang akurat.

Tabel 1.
Sintak Model Pembelajaran Inquiry Learning
Kegiatan Guru

Tahap 1 Guru membimbing


Menyajikan pertanyaan atau siswa mengidentifikasi
masalah masalah dan masalah
dituliskan di papan
tulis
Tahap 2 Guru memberikan
kesempatan siswa
Membuat hipotesis untuh saling
berpendapat dalam
membentuk hipotesis.
Guru membimbing
siswa dalam
membentuk hipotesis
yang relevan dalam
permasalahan dan
memprioritaskan
hipotesis mana yang
menjadi prioritas
penyelidikan.

9
Tahap 3 Guru memberikan
kesempatan pada
Merancang percobaan siswa untuk langkah-
langkah yang sesuai
dengan hipotesis
yang akan dilakukan.
Guru membimbing
siswa mengurutkan
langkah-langkah
percobaan.
Tahap 4 Guru membimbing
siswa mendapatkan
Melakukan percobaan untuk informasi melalui
memperoleh informasi percobaan.
Tahap 5 Guru memberi
kesempatan pada tiap
Mengumpulkan dan kelompok untuk
menganalisis data menyampaikan hasil
pengelolaan data
yang terkumpul
Tahap 6 Guru membimbing
Membuat kesimpulan siswa dalam
membuat kesimpulan.

10
E. VEKTOR KEGIATAN YANG TERJADI

Kegiatan Sikap Ingin


Inquiry tahu

Sikap Ingin Tanggung


tahu jawab

Belajar dalam Kerjasama


kelompok

Berfikir, Konsentrasi
bekerja, dan
belajar

Melakukan Percaya diri


refleksi

Penilaian Disiplin

11
Model pembelajaran yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran IPA, disini saya mengambil model
pembelajaran Inquiry. Dimana pada model pembelajaran ini
untuk mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari
masalah yang dihadapi. Sehingga dalam proses
pembelajaran, siswa dituntut untuk mau berpikir secara kritis
dan analitis. Model pembelajaran Inquiry atau inquiry
learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan
penyelidikan atau pencarian, eksperimen atau penelitian
secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang
mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik diarahkan
agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam
pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan
investigasi mandiri.
Pengertian di atas senada dengan pendapat Priansa &
Donni (2017, hlm. 258) yang mengungkapkan bahwa Inquiry
learning adalah model pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik
simpulan dari prinsip-prinsip umum berdasarkan pengalaman
dan kegiatan praktis. Artinya, pembelajaran ini menuntut
siswa untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuan
yang mereka butuhkan, lewat pertanyaan, meminta
keterangan, atau penyelidikan.
Secara makna bahasa, inkuiri berasal dari bahasa
Inggris, yakni inquiry yang bermakna penyelidikan atau
meminta keterangan. Seperti yang diungkapkan Anam
(2016, hlm. 7) bahwa secara bahasa, inkuiri berasal dari kata
inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang

12
berarti; penyelidikan atau meminta keterangan; terjemahan
bebas untuk konsep ini adalah “siswa diminta untuk mencari
dan menemukan sendiri”. Istilah inquiry atau “meminta
keterangan” ini adalah istilah yang sering digunakan oleh
pihak berwajib seperti detektif untuk memintai keterangan
dari saksi atau tersangka dalam penyelidikannya.
Sementara itu, Bell (dalam Priansa & Donni,
2017, hlm. 258) menyatakan bahwa pembelajaran inquiry
merupakan pembelajaran yang terjadi sebagai hasil kegiatan
peserta didik dalam memanipulasi, membuat struktur, dan
mentransformasikan informasi sedemikian rupa sehingga ia
menemukan informasi baru.
Tujuan dari penggunaan model inquiry dalam
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berfikir
secara sistimatis, logika dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
Dengan demikian, dalam model inkuiri siswa tidak hanya
dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal. Model inquiry merupakan bentuk
dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa (student centered approach).
Berdasarkan permasalahan yang diajukan maka siswa
akan mulai menemukan jawaban atas permasalahan-
permasalahan tersebut. Sehingga siswa akan menemukan
banyak jawaban atas permasalahannya. Pembelajaran
Inquiry pada mata pelajaran IPA ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar karena model
ini melibatkan siswa secara langsung sehingga pembelajaran

13
akan lebih menyenangkan.

F. ALAT UKUR
1. Alat Evaluasi Untuk Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana, (2011 : 22) hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Tes menurut Nana
sebagai alat penilaian adalah pertanyaan pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes
yang digunakan berupa pilihan ganda. Pilihan ganda
merupakan tes tertulis yang diberikan guru kepada siswa
dimana siswa harus memilih salah satu jawaban yangtersedia
pada soal. Pada soal dibawah ini terdapat pilihan jawaban a,
b, c atau d.

14
Tabel 1. Kisi-kisi Hasil Belajar

Kunci
No KD Indikator Pertanyaan Ranah Kognitif Jawaban

C1 C2 C3 C4 C5 C6

3.1 Menggali 3.1.1 Membaca 1. Dibawah ini pernyataan √ A


1 informasi tentang wacana tentang Perubahan wujud benda
konsep perubahan perubahan wujud yangbenar adalah ….
wujud benda dalam benda mencair a. Peristiwa berubahnya
kehidupan sehari- bentuk benda menjadi
hari yang disajikan bentuk lain bersuhutinggi ke daerah bersuhu ren
dalam bentuk lisan, b. Perubahan yang tetap
tulis, visual, sesuai wadahnya
dan/atau eksplorasi c. Peristiwa wujud benda
lingkungan. yang berubah akibat di
kunyah
d. Peristiwa volume benda
meningkat
2. Berikut ini yang bukan √
merupakan perubahan benda
yaitu ….
a. es mencair B
b. ban dipompa
c. buah membusuk
d. kayu dibakar

3. Berikut ini merupakan sifat √ C


benda padat jika dipindah-
pindah, kecuali ….
a. bentuknya tetap
b. warnanya tetap
c. ukurannya berubah
d. mudah dipegang

√ A
4. Perhatikan gambar berikut.

Peristiwa pada gambar


merupakan perubahan
wujud benda ….
a. mengembun
b. membeku
c. menguap
d. mencair


5. Benda-benda yang dapat
menguap karena sinar
matahari adalah...
a. Tanah, pasir, dan batu
b. Emas, perak, dan
perunggu C
c. Air, sirop, dan susu
d. Besi, seng, dan
aluminium

15
3.1.2Mengidentifikasi 6. Berikut ini perubahan kayu √ D
informasi yang terkait dibakar, kecuali ….
dengan perubahan a. arang
wujud mencair. b. abu
c. asap
d. api

7. Baju jika sering terkena sinar √ C


matahari bisa menjadi
kusam, maka yang berubah
….
a. wujudnya
b. ukurannya
c. warnanya
d. bahannya

8. Berikut yang bukan √ C


merupakan peristiwa
mencair adalah....
a. Es yang melelh terkena
sinar matahari
b. Mentega yang mencair
ketika dipanaskan
c. Air yang mendidih
ketika dimasak
d. Es krim yang lumer
ketika didiamkan

9. Divya menaruh kapur barus √ D


di kamarnya. Setelah
seminggu ternyata kapur
barus tersebut
habis.peristiwa tersebut
merupakan contoh
peristiwa menyublim yaitu
perubahan benda padat
menjadi....
a. Benda cair
b. Benda wangi
c. Benda empuk
d. Benda gas

10. Benda dapat berubah wujud √ A


dikarenakan....
a. Dipanaskan dan
didinginkan
b. Didiamkan dan di rendam
c. Ditiup dan dipukul
d. Dibungkus dan ditutup

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2018). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama
Anam, Khoirul. (2017). Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Metode
dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi
Pustaka Pumblisher.
Priansa, Donni. J. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran
(Inovatif, Kreatif, dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik). Bandung:
CV Pustaka Setia.
Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas pasundan.
Wardoyo, S. M. (2015). Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.
Wisudawati, Asih. W., dan Eka Sulistyowati. (2017). Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai