Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN OBSERVASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN KOOPERATIF


BESERTA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 PONTIANAK
Disusun untuk memenuhi Persyaratan Ujian Tengah Semester mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran
Yang diampu oleh : Astrini Eka Putri, M.Pd

Disusun oleh :

Dekari Endru Laja F1231181015

Ariep Nuralam F1231181027

Rindy Arisandi F1231181014

Rahmawaty F1231181022

Nuri Yusticia Pratiwi F1231181013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II ISI .................................................................................................................................. 4
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran sejarah di SMAN 1
Pontianak ................................................................................................................................ 4
2. Pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru terhadap siswa dalam
memahami mata pelajaran sejarah ......................................................................................... 7
3. Bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun pemahaman mata pelajaran
sejarah di SMAN 1 Pontianak ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
1. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
2. Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mencari pengetahuan maupun


dalam mengembangkan keterampilan. Pendidikan memiliki suatu tujuan sesuai
dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alenia ke 4 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan di dalam pasal 31 ayat 1 Undang-Undang
Dasar 1945 juga menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Selanjutnya tujuan pendidikan nasional juga tercantum dalan Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bahwa Pendidikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab

Di dalam proses pendidikan ini kita mengembangkan potensi-potensi diri baik


yang secara sadar maupun tidak sadar. Disinilah peran seorang pendidik di
butuhkan, seorang pendidik atau guru bertugas dalam menyampaikan pengetahuan
atau materi. Selain itu, guru juga bertugas dalam mendidikan agar siswanya
berkarakter yang baik. Sehingga siswa memiliki kecerdasan kognitif, emisional
dan spiritual.

Tenaga pendidik di tuntut untuk cerdas dan terampil dalam mengajar, juga
mampu mengatur siasat dalam keadaan apapun. Guru yang cerdas dalam mengajar
mampu menciptakan suasana belajar yang baik dan meningkatkan motivasi
belajar siswa. Sehingga, pendidik atau seorang guru dalam proses pendidikan
pastinya menggunakan metode atau model pembelajaran agar siswa mampu
memahami materi yang di sampaikan. Dalam dunia keguruan, terdapat banyak
sekali model-model pembelajaran. Model pembelajaran ini dipakai oleh tenaga
pendidik berdasarkan kondisi masing-masing peserta didik. Oleh karena itu,

2
terdapat lebih dari satu model pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah
pengajaran pada pemikiran peserta didik yang saling berbeda satu sama lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran sejarah di
SMAN 1 Pontianak?
2. Bagaimana pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru
terhadap siswa dalam memahami mata pelajaran sejarah?
3. Bagaimana bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun
pemahaman mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak?
C. Tujuan
1. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran
sejarah di SMAN 1 Pontianak.
2. Mengetahui pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru
terhadap siswa dalam memahami mata pelajaran sejarah?
3. Mengetahui bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun
pemahaman mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak.

3
BAB II
ISI

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran sejarah di


SMAN 1 Pontianak
A. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam suatu pembelajaran terdapat model model yang digunakan
pendidik demi menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut Marx (1976) Model merupakan suatu struktur
konseptual konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang,
dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir
dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang.
Semua model mempunyai sifat”jika-maka” dan model model ini terikat
sekali pada teori (Snelbecker, 1974). Menurut Joyce and Weil (dalam Rusman,
2012:133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jagka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain.
Menurut Toto, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka didalam kelas
atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil- materiil pembelajaran
termasuk buku- buku, film- film, pita kaset, dan program media komputer, dan
kurikulum (Toto Ruhimat,2011:198). Berdasarkan penuturan wawancara
terhadap dua narasumber yang merupakan guru mata pelajaran sejarah di
SMAN 1 Pontianak, yaitu Singgih Herlambang dan Abdul Razak maka dapat
dilihat model yang digunakan dalam pembelajaran sejarah di sekolah tersebut
ialah model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran langsung.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin dalam Isjoni(2009:15)

4
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut
Sunal dan Hans dalam Isjoni(2009:15) menyatakan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling
tolong menolong dalam perilaku sosial.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya
bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki- laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerjasama mempelajari materi pelajaran agar
belajar semua anggota maksimal.
Berdasarkan penuturan dari Singgih Herlambang sebagai guru mata
pelajaran sejarah SMAN 1 Pontianak ia lebih suka menggunakan model
pembelajaran kooperatif dikarenakan menurutnya model pembelajaran ini
dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam membangun suatu pemikiran
terhadap materi kesejarahan dengan ini siswa dapat merespon materi yang
diberikan secara kolektif. Adapula teknis pembelajaran kooperatif yang
dituturkan oleh Singgih Herlambang ialah seperti berikut “Saya memberikan
proyek (tugas) kepada anak yaitu membuat buku sejarah lokal secara
berkelompok. Selain itu saya juga memberikan tugas berupa pembuatan video
sejarah, dimana anak secara berkelompok ditugaskan untuk pergi ke situs
sejarah dan menceritakan situs tersebut dalam bentuk rekaman video”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Perbedaan
karakteristik yang variatif pada siswa membuat pembelajaran kooperatif dirasa
cocok untuk diterapkan karena model pembelajaran ini menghimpun dan
mengorganisir para siswa dari berbagai karakteristik atau heterogen hingga
mereka bekerja sama membangun pemahaman kesejarahan dan mencapai
tujuan kompetensi.

5
C. Model Pembelajaran Langsung

Model instruksi langsung adalah suatu model pengajaran yang terdiri


dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru, melibatkan
guru bekerja dengan siswa secara individual, atau dalam kelompok-kelompok
kecil (Watanabe, McLaughlin, Weber, & Shank, 2013) berfokus pada
mencapai target pembelajaran dengan memberikan pelatihan keterampilan
yang erat kaitannya dengan target, Kinder et.al dalam (Aufan, 2011). Model
direct instruction (instruksi langsung) adalah model yang sistematis. Garrdison
& Vaughan menemukakan bahwa instruksi langsung memberikan struktur
disiplin dan dapat menyebabkan pembelajaran yang bermakna dan sistematis
pengalaman (Pham, Huang, 2011), Ini adalah sebuah pendekatan untuk belajar
di mana siswa tetap terlibat dan fokus sementara mencapai hasil belajar yang
diinginkan dan dirancang untuk seluruh kelompok yang berorientasi belajar
dengan penekanan pada pengetahuan faktual, Gagne et.al (Pham, Huang,
2011).

Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu


pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.Menurut Agus Suprijono
(2010:46) Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends,
model pembelajaran tersebut mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Melalui
model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

6
Berdasarkan pada pemaparan yang telah dipaparkan oleh pak Abdul
Razak yang lebih memilih menggunakan Model Pembelajaran Langsung,
menurutnya model pembelajaran langsung dapat dilaksanakan dengan mudah
dan cukup efektif serta jika didampingi dengan media untuk membangun
gambaran akan peristiwa sejarah maka dapat mudah diterima oleh para siswa.
Dalam pelaksananaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
langsung beliau mengkondusifkan terlebih dahulu suasana kelas seperti yang
beliau paparkan sebagai berikut “walaupun metode dan model telah diterapkan
jika kondisi kelas tidak kondusif maka hal itu tidak bisa berjalan dengan baik.
Setalah hal ini berjalan baik maka model dan metode bisa berjalan dengan
mulus tanpa hambatan”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


langsung merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada guru
dimana ia menyampaikan materi, memberikan suatu demonstrasi atau peraga
dan memberikan evaluasi terhadap siswa berupa tugas, maka dari itu guru
memiliki peran yang sangat penting dan memerlukan kehati-hatian yang tinggi
dalam membentuk rancangannya demi mencapai tujuan kompetensi.

2. Pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru terhadap siswa


dalam memahami mata pelajaran sejarah
Model- Model Pembelajaran memberikan pengaruh tersendiri terhadap
siswa, baik itu dari segi karakteristik dan intelektual. Berikut pengaruh model
Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Langsung yang digunakan di
SMAN 1 Pontianak dalam penerapan kepada siswanya.
A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif memberikan kepercayaan
kemampuan berpikir kepada siswanya sendiri tanpa bergantung pada guru
dalam menemukan informasi sehingga para siswa dapat mengembangkan
kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan dengan
membandingkannya dengan ide- ide orang lain. Interaksi yang dilakukan
saat proses pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi dan

7
membangun rangsangan untuk berpikir secara kritis demi memecahkan
masalah yang ada serta memberikan dampak pada peningkatan
kemampuan sosial siswa tersebut seperti mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain mengembangkan
keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
Namun untuk membangun pemahaman mengenai model pembelajaran ini
kepada para siswa membutuhkan waktu yang cukup lama karena
kemampuan intelektual para siswa memiliki tingkatan yang berbeda.
Selaras dengan penuturan yang disampaikan oleh pak Singgih
Herlambang sebagai berikut “Pembelajaran kelompok itu tujuannya untuk
mengasah pemikiran masing-masing anak di dalam satu kelompok, disini
anak akan dilatih untuk menerima pemikiran yang berbeda-beda namun
menyimpulkannya menjadi satu.”
B. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung
Pada penerapan Model Pembelajaran Langsung, guru yang menjadi
fokus utama tentu saja memberikan pengaruh terhadap siswanya.
Penjelasan yang terstruktur dari guru dan ditambahkan demonstrasi atau
peragaan mampu membangun pemahaman pelajaran yang pada
nantinyamampu mencapai tujuan kompetensi. Model penbelajaran ini juga
dapat menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dimana dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap. Model
pembelajaran ini merupakan model paling awal atau paling tua
dibandingkan model-model lainnya. Model ini menjadikan guru atau
pendidik menjadi penyedia informasi tunggal dan juga stimulus peserta
didik untuk berimajinasi (dalam konteks kesejarahan) dan berpikir kritis.
Hal ini selaras dengan penuturan yang disampaikan oleh pak Abdul Razak
sebagai berikut “Karena menurut saya pembelajaran ini efektif namun
bukan berarti yang lain tidak bagus tapi metode ini simple dan juga
metode ini jika didampingi dengan media juga dapat dimengerti oleh
siswa”.

8
3. Bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun pemahaman
mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak
A. Pengertian Media pembelajaran

Menurut Association of Education and Communication Technology


(AECT) Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.Menurut Rosie dan Breidle (1966:3)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
Koran, majalah dan sebagainya. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut
Gagne dalam Ali dkk (2016) mendefinisikan media pembelajaran adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat menumbuhkan sikap
belajar. Pengertian media pembelajaran menurut Azhar (2011) adalah alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan
bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.

Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Singgih Herlambang dan pak


Abdul Razak, penggunaan media pembelajaran seperti foto dan video dapat
membantu membangun imajinasi atau gambaran mengenai seluk beluk materi
yang diajarkan oleh guru. Melalui pembuatan tugas melalui video ataupun foto
membuat peserta didik terjun langsung ke dalam materi, dan mencari informasi
secara mandiri. Dengan media, siswa diajak untuk mengembangkan pola pikir
subjektif yang akan disempurnakan dengan pemikiran objektif gurunya masing-
masing. Di lain hal penggunaan media juga merangsang siswa untuk
menyetarakan dirinya dengan perkembangan global, sehingga peserta didik akan
terlatih untuk selalu dekat dengan perkembangan dunia. Hal ini diharapkan agar
peserta didik dapat menjadi individu yang unggul melalui pembelajaran dengan
media seperti foto dan video yang melibatkan benda-benda elektronik. Hal ini

9
tentu saja selaras dengan pernyataan pak Singgih Herlambang seperti berikut
“Secara umum model yang saya gunakan yaitu Discovery Learning, dalam
Discovery Learning itu saya dapat memberikan materi ajar dengan menunjukan
foto maupun video serta memberikan proyek (tugas/task) kepada anak. Model ini
saya rasa cukup efektif dalam pembelajaran sejarah. Proses pembelajaran
discovery seperti menunjukan keterangan foto dan video materi ajar, anak akan
dituntut untuk berimajinatif dan mencari tahu seluk beluk yang telah diajarkan,
tentu saja ini sesuai dengan tujuan dari Discovery Learning yaitu “mencari tahu”
dari apa yang telah diajarkan maupun yang belum diajarkan”.

B. E- Learning

Dalam pandangan Dong (2001), seperti yang disimpulkan oleh Kamarga


(2001: 4), E-Learning merupakan keguatan belajar asinkronis melalui perangkat
elektronik komputer yang tersambungkan ke internet, di mana peserta belajar
berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. E-
learning adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan ialah sebagai sarana
ialah sebagai proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap
muka dengan secara langsung antara pendidik dengan siswa/i (Ardiansyah, 2013).

Munir (2004: 56) mengemukakan bahwa konsep bahan belajar berbasis e-


learning dikembangkan berdasarkan teori kognitif dan teori pembelajaran yang
dinyatakan dalam teori; (1) Adaftive Learning Theory, (2) Preferred Modality
Theory, (3) Cognitive Flexibility Theory.

Media e-learning yang paling umum dipakai sekolah-sekolah di Indonesia


ialah Edmodo, Edmodo merupakan media e-learning yang menyediakan server
bagi ruang kelas, dimana guru dapat menyampaikan tugas-tugas (taks) kepada
murid melalui ruang kelas online yang ada di Edmodo. Dengan ini, pembelajaran
menjadi lebih fleksibel dan dapat diakses dimana saja. Sesuai dengan tujuannya,
Edmodo membantu pembelajaran melalui media elektronik tanpa mengurangi
esensi pembelajaran itu sendiri (pembelajaran yang universal)

10
Selaras dengan penyampaian pak Singgih Edmodo juga digunakan sebagai
media pembelajaran, beliau mengatakan bahwa ia menggunakan akses Edmodo
agar mempermudah dalam pemberian tugas. Selain itu, penggunaan E-learning ini
menurutnya dapat mengenalkan dunia elektronik kepada siswa melalui media
pendidikan.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Melihat dari hasil observasi di SMAN 1 Pontianak dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran sejarah yang
dilakukan oleh guru dapat meningkatkan siswanya aktif , kerja sama, siswa
dapat merespon materi lebih kolektif dan model kooperatif juga dapat
mengasah siswa lebih kreatif lagi. Model pembelajaran langung dimana guru
menyampaikan materi dengan memberikan demontrasi atau peraga dan
memberikan evaluasi berupa tugas. Model ini, dimana siswanya belajar
terlibat dan fokus dalam memahami materi. Begitu juga dengan media
pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran siswa dapat terbantu dalam
memahami materi yang diberikan guru seperti dalam mengimajinasikan
sesuatu yang ditampilkan dalam media pembelajaran.
2. Saran
Dari hasil observasi yang telah dilakukan dapat diberi saran sebagai berikut :
a. Kedepanya untuk guru lebih meningkatkan lagi siswa nya untuk aktif
dalam pembelajaran tidak hanya dalam model pembelajaran sebelumnya.
b. Menggunakan media pembelajaran yang lebih inovatif lagi dan di
kembangkan lagi media pembelajaran yang ada mengikuti tren terkini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ruhimat, Toto. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Dirdjo, Soemanto Sundjojo. 1978. Media Pendidikan, Pemilihan dan Penggunaan Media
dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

Uno, B Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit ALFABETA

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Munir. 2004. E- Learning: Membangun Sistem Pendidikan Berbasis Dunia Maya.


Mimbar Pendidikan, Jurnal Pendidikan, No. 3 Tahun XXIII 2004.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1

Panduan Wawancara

1. Pertanyaan Untuk Guru


a. Seberapa penting model pembelajaran bagi kegiatan belajar-mengajar
?
b. Apa saja model pembelajaran yang di gunakan pada saat proses
mengajar ?
c. Media apa saja yang sering di gunakan saat proses pembelajaran
sejarah ?
d. Apakah menyelipkan sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah sering
dilakukan ?
e. Apa strategi yang di gunakan dalam memberikan materi pembelajaran
?

2. Pertanyaan Untuk Siswa


a. Apakah guru sejarah kamu menggunakan media pembelajaran pada
saat penyampaian materi ?
b. Apakah guru sejarah kamu pernah mengajak kalian observasi atau
kunjungan ke museum atau tempat bersejarah lainnya ?
c. Apakah semangat kamu untuk belajar sejarah mempengaruhi
keberhasilan dalam mempelajaran sejarah ?
d. Apakah kamu pernah membaca buku-buku sejarah selain buku
LKS/Paket ?
e. Apakah kamu pernah berdiskusi secara langsung dengan guru sejarah
kamu tentang suatu peristiwa sejarah ?
f. Apakah kamu mengantusiasme sejarah lokal yang diberikan oleh guru
sejarah kamu ?

Lampiran 2

Rangkuman Wawancara Guru

1. Nama : Singgih Herlambang


Tempat Mengajar : SMA N 1 PONTIANAK

Peneliti : “Seberapa penting model pembelajaran bagi kegiatan belajar-


mengajar?”

14
Narasumber : “ Sangat penting, karena model pembelajaran merupakan
jalan awal bagi seorang guru untuk mengkonsepkan cara
mengajar. Dari banyaknya model pembelajaran yang ada,
dapat membantu kita untuk mengkonsepkan cara mengajar
yang sesuai dengan pola pikir anak (peserta didik) yang
berbeda-beda. Karena tidak semua anak bisa cocok dengan
cara kita mengajar, disinilah peran model pembelajaran
dalam membantu pendidik dalam mengkolaborasikan cara
ajar dan cara berpikir (belajar) tiap-tiap anak, bahkan
setiap kelas mempunyai terapan model pembelajarannya
masing-masing. Jika tidak menggunakan model
pembelajaran, maka peserta didik cenderung sulit untuk
menerima materi yang kita berikan dengan cara ajar yang
monoton dan menyama-ratakan cara ajar didalam berbagai
kelas yang memiliki konsep berpikir dan belajar yang
berbeda-beda.”

Peneliti : “Apa saja model pembelajaran yang bapak gunakan saat


mengajar?”

Narasumber : ”Secara umum model yang saya gunakan yaitu Discovery


Learning, dalam Discovery Learning itu saya dapat
memberikan materi ajar dengan menunjukan foto maupun
video serta memberikan proyek (tugas/task) kepada anak.
Model ini saya rasa cukup efektif dalam pembelajaran
sejarah. Proses pembelajaran discovery seperti
menunjukan keterangan foto dan video materi ajar, anak
akan dituntut untuk berimajinatif dan mencari tahu seluk
beluk yang telah diajarkan, tentu saja ini sesuai dengan
tujuan dari Discovery Learning yaitu “mencari tahu” dari
apa yang telah diajarkan maupun yang belum diajarkan.
Untuk model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) saya memberikan proyek (task) kepada anak
yaitu membuat buku sejarah lokal secara berkelompok.
Selain itu saya juga memberikan tugas berupa pembuatan
video sejarah, dimana anak secara berkelompok
ditugaskan untuk pergi ke situs sejarah dan menceritakan
situs tersebut dalam bentuk rekaman video.”

15
Peneliti : “Media apa saja yang sering bapak gunakan saat proses
pembelajaran sejarah?”

Narasumber : ”Media yang saya gunakan itu ada E-Learning, didalam


aplikasi Edmodo. Dan juga menggunakan proyektor
untuk bedah film ataupun video kesejarahan bersama
anak (peserta didik). Selain itu, saya juga menggunakan
quipper school untuk pembelajaran try out yang
terfokuskan dalam bedah soal.”

Peneliti : “Apakah bapak menyelipkan sejarah lokal dalam pembelajaran


sejarah?”

Narasumber : “Ada, dalam pemberian materi sejarah lokal saya


memberikan tugas kepada anak-anak untuk membuat buku
kesejarahan yang bertema sejarah lokal yaitu sejarah
kerajaan Hindu-Buddha yang ada di Kalimantan Barat.
Selain itu, dalam menyelipkan materi sejarah lokal
didalam materi umum, saya juga menjelaskan tentang
sejarah kota Pontianak dan wilayahnya seperti sejarah
singkat wilayah Sungai Jawi, Jeruju serta wilayah keraton
dan sekitarnya.”

Peneliti : “Apa strategi yang Bapak gunakan dalam memberikan materi


pembelajaran?”

Narasumber : “Saya pribadi menggunakan strategi pendekatan atau yang


biasa disebut pendekatan personal, karena anak jika
diberikan materi tanpa pendekatan terlebih dahulu maka
mereka tidak tahu apa yang kita mau dalam pembeajaran
tersebut. Jadi misalnya, suatu waktu anak (peserta didik)
sedang ingin bersenang-senang ya saya akan bawa dengan
suasana senang dan canda gurau. Jika ada yang kurang
semangat saya langsung melakukan pendekatan seperti
bertanya ataupun melakukan komunikasi, menurut saya
pendekatan personal inilah yang meningkatkan hubungan
Guru dan murid-muridnya.”

16
2. Nama : Abdul Razak
Tempat Mengajar : SMA N 1 PONTIANAK

Peneliti : “Model pembelajaran yang digunakan dalam bapak dalam


mengajar?”

Narasumber : “model pembelajaran kan banyak tapi tidak bisa dipungkiri


tetap ceramah, meskipun jadul. Karena menurut saya
pembelajaran ini efektif namun bukan berarti yang lain
tidak bagus tapi metode ini simple dan juga metode ini
jika didampingi dengan media juga dapat dimengerti oleh
siswa. Tak dapat dipungkiri materi sejarah banyak, apa
yang dicantumkan dalam silabus, rpp, dan lain sebagainya
tidak bisa kejar tayang semua.”

Peneliti : “Apakah bapak menyelipkan sejarah lokal dalam pembelajaran


sejarah?”

Narasumber : “Sejarah lokal pasti disampaikan tetapi tidak mungkin


semua materi berkaitan dengan sejarah lokal tetapi materi
disinikan ada sejarah Indonesia dan minat tetapi diantara
keduanya pasti disinggung tentang sejarah lokal, terutama
sejarah minat kan belajar tentang kerajaan dan disitulah
bisa diselipkan sejarah lokal, begitupun sejarah Indonesia
pada materi masa kependudukan jepang di Indonesia nah
itu juga bisa diselipkan sejarah lokal dimana proses
datangnya jepang di Kalimantan Barat terdapat situs di
Mandor kita bawa siswa kesana sebagai tapak tilas.”

Peneliti : “Bagaimana Respon mereka terhadap sejarah lokal?”

Narasumber : “Jika mereka diajak kesitusnya langsung seperti ke keraton


kadriyah yang berada didekat sekolah mereka sangat
senang tetapi sekolah tidak langsung begitu saja memberi
izin dikarenakan durasi mata pelajaran yang hanya 2 jam
pelajaran sedangkan kunjungan ke situs bersejarah
membutuhkan waktu yang lebih. Karena hal tersebut guru
harus pandai negosiasi dengan guru mata pelajaran

17
selanjutnya. Kujungan ke situs- situs sejarah disekolah ini
diadakan selalu setiap tahunnya dengan mengkaitkan
materi yang telah diajarkan.”

Peneliti: “Media yang paling sering digunakan dalam pembelajaran


Sejarah?”

Narasumber: “Paling tidak menggunakan slide powerpoint jikalau tidak


menggunakan papan tulis.”

Peneliti : “Sebelumnya bapak ada menyinggung penggunaan metode


pembelajaran langsung atau ceramah, apakah metode ini bapak
pakai dalam pembuatan kelompok untuk mempersingkat
pembelajaran?”

Narasumber : “Biasanya ceramah ini saya gunakan dalam proses Tanya


jawab, nah menurut saya diskusi kelas itu kurang efektif
karena yang paling dominan yaitu siswa yang suka
pembelajaran sejarah yang aktif di SMAN 1 ini yang unik,
biasanya anak IPS yang suka sejarah, tetapi disekolah ini
anak IPA yang paling dominan senang belajar sejarah
mungkin asumsi saya bahwa ips itu hanya 3 kelas ipa 9
kelas, kan tidak berimbang, ya ajar saja anak ipa senang
sejarah. Terus faktor lain ialah tidak semua anak ipa
kepingin masuk ipa karena faktor x kan yang membuat anak
tersebut masuk ipa, hal ini tidak bisa dipungkiri.”

Peneliti : “Apa strategi yang Bapak gunakan dalam memberikan materi


pembelajaran?”

Narasumber : “Strategi yang jitu pertama pasti menciptakan suasana kelas


yang kondusif(memanajemen kelas). Itu yang paling jitu
pertama, walaupun metode dan model telah diterapkan
jika kondisi kelas tidak kondusif maka hal itu tidak bisa
berjalan dengan baik. Setalah hal ini berjalan baik maka
model dan metode bisa berjalan dengan mulu tanpa
hambatan. Saya tidak spesifik dalam menggunakan
metode dan model karena saya sering menggunakan

18
ceramah dan Tanya jawab. Kalau diskusi sudah saya
jarang gunakan karena faktor siswa yang cenderung
bosan dan tidak menguasai materi mungkin wajar sih
mereka bukan hanya belajar sejarah tetapi merekakan
juga belajar hal lain wajar saja mereka tidak focus.”

Peneliti : “Bapak ada menyinggung tentang Tanya jawab, apakah mereka


mengikutinya secara aktif dalam Tanya jawab tersebut?”

Narasumber : “Aktif pasti, setiap kelas pasti ada yang aktif ya. Satu atau
dua lah yang aktif, yang jelas yang sejarah yang meminati
itu dengan cara merespon dan menanggapi itulah mereka
dengan yang suka sejarah. Jadi saya rasa tiap kelas ada
perwakilan.”

Peneliti : “Bagaimana cara bapak dalam menguasai psikologi siswa?”

Narasumber : “Ya, dari awal kita sudah memanajemen kelas dulu,


psikologi anak bisa dilihat dari ketika kita dengan anak itu
berinteraksi, jika kita jaim, kan biasa ada guru yang seperti
itu, tetapi saya itu pasti menguasai psikologi anak yaitu
ketegasan saya mendisplinkan mereka. Karena SMA ini,
walaupun mempunyai nama besar tapi tidak bisa dipungkiri
bahwa ada beberapa siswa kurang akan disiplin terutama
mereka terlambat di jam pelajaran pertama dan kedua.
Wajar sih karena mereka masuk jam 6.45 karena mereka
sebelum belajar harus literasi terlebih dahulu 15 menit,
nanti jam 7.00 baru mereka belajar. Saya tidak bisa
menyalahkan juga, kan tidak semua siswa tinggal
disekitaran SMAN 1. Saya dapat info bahwa ada siswa yang
tinggal di Siantan, jadi itu adalah hal yang wajar.”

Rangkuman Wawancara Siswa

1. Nama : Novi Andini Intan Safitri Dan Aditya


Kelas : X Mipa 2

Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu menggunakan media pembelajaran


pada saat penyampaian materi ?”

19
Narasumber : “Ada, biasanya guru sejarah saya memberikan materi
dengan menggunakan laptop dan Proyektor untuk
menerangkan materi.“

Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu pernah mengajak kalian observasi


atau kunjungan ke museum atau tempat bersejarah lainnya ?”

Narasumber : “Pernah, Yaitu kami dibawa kesitus sejarah yang ada di


Pontianak ini yaitu Keraton Kadariah (Kesultanan
Pontianak).“

Peneliti : “Apakah semangat kamu untuk belajar sejarah mempengaruhi


keberhasilan dalam mempelajaran sejarah ?”

Narasumber : “Semangat dalam mempelajari sejarah itu sangat


mempengaruhi keberhasilan saya, karena dengan rasa
semangat saya bisa memahami dengan fokus apa yang
disampaikan atau diajarkan oleh guru saya.“

Peneliti : “Apakah kamu pernah membaca buku-buku sejarah selain buku


LKS/Paket ?”

Narasumber : “ Saya dulu pernah membaca buku tentang sejarah


pembentukan bumi dan juga bagaimana kehidupan
dinosaurus. Buku yang saya baca ini lebih rinci dan jelas
dibandingkan buku LKS/PAKET.”

Peneliti : “Apakah kamu pernah berdiskusi secara langsung dengan guru


sejarah kamu tentang suatu peristiwa sejarah ?”

Narasumber : “Pernah, Saya bertanya kepada guru saya tentang imigrasi


burung-burung atau hewan lainnya pada zaman es.“

20
Peneliti : “Apakah kamu mengantusiasme sejarah lokal yang diberikan
oleh guru sejarah kamu ?”

Narasumber : “Saya suka sejarah lokal, Tetapi saat ini kami masih
diajarkan tentang zaman praaksara. Untuk sejarah lokal
guru kami belum secara rinci dijelaskan, tetapi dalam
penjelasannya pasti ada dikaitkan dengan sejarah lokal.“

Nama : Muthi Sekar Dianti Dan Fadhil M. Al-Ghiffari


Kelas : X Mipa 1

Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu menggunakan media pembelajaran


pada saat penyampaian materi ?”

Narasumber : “Guru sejarah dikelas kami juga sering menggunakan


proyektor dalam penyampaian materi. Selain itu juga guru
kami juga sering menggunakan media gambar-gambar
dalam membantu penerangan materi.“
Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu pernah mengajak kalian observasi
atau kunjungan ke museum atau tempat bersejarah lainnya ?”

Narasumber : “ Untuk saat ini kami belum ada diajak untuk mengunjungi
tempat situs sejarah. Mungkin pada saat kami kelas xi atau
xii nanti hal itu pasti ada dilakukan agar kami bisa
mengenal peninggalan sejarah lebih lanjut lagi.“

Peneliti : “Apakah semangat kamu untuk belajar sejarah mempengaruhi


keberhasilan dalam mempelajaran sejarah ?”

Narasumber : “Menurut saya pasti sangat mempengaruhi, karena dengan


semangat mempelajari sejarah membuat saya lebih
mendalami tentang sejarah-sejarah yang ada dan ilmu
yang disampaikan bisa terserap dengan baik.“

Peneliti : “Apakah kamu pernah membaca buku-buku sejarah selain buku


LKS/Paket ?”

21
Narasumber : “Pernah, saya membaca buku tentang bagaimana bangsa
Indonesia untuk mempertahankan Negara dan
memerdekakan negara. Dalam buku itu dijelaskan
bagaimana para pahlawan kita memperjuangkan agar
negara Indonesia tidak dijajah dan dikuasai oleh negara
asing.”

Peneliti : “Apakah kamu pernah berdiskusi secara langsung dengan guru


sejarah kamu tentang suatu peristiwa sejarah ?”

Narasumber : “Sejauh ini saya hanya bertanya seputar sejarah pada saat
jam pelajaran saja, kalau untuk tatap muka saya terutama
belum pernah menanyakan tentang pelajaran sejarah.“

Peneliti : “Apakah kamu mengantusiasme sejarah lokal yang diberikan


oleh guru sejarah kamu ?”

Narasumber : “Saya tertarik dengan sejarah lokal, tetapi untk sekarang


kami belum diajarkan materi tentang sejarah lokal, mungkin
nanti pasti ada diajarkan atau ada materi tentang sejarah
lokal yang akan disampaikan.“

Nama : Zafif Akhdan


Kelas : XII Mipa 2

Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu menggunakan media pembelajaran


pada saat penyampaian materi ?”

Narasumber : “Ya tentu, Pada saat sekarang ini guru kami sering sekali
menggunakan media untuk mengajar. Jadi pembelajaran
kami lebih efektif dan tidak membuat guru kami tidak
kesusah lagi untuk menulis dan menghapus papan tulis. Jadi
hal itu membuat kami lebih fokus untuk belajar.“

Peneliti : “ Apakah kamu lebih suka menggunakan media pembelajaran


daripada mendengarkan penjelasan dari guru ?”

22
Narasumber : “Sebenarnya penggunaan media tidak sepenuhnya
menyenangkan karena andai kata guru itu guru senior yang
sudah mengerti karakter dari siswanya, dia mungkin bisa
membawa suasana yang membuat siswa iu lebih mengerti
tentang penjelasan yang diberikannya tanpa menggunakan
media, jadi saya lebih suka mendengarkan penjelasan
(Ceramah) karena penjelasannya lebih masuk dan mudah
dimengerti.“

Peneliti : “Apakah guru sejarah kamu pernah mengajak kalian observasi


atau kunjungan ke museum atau tempat bersejarah lainnya ?”

Narasumber : “Untuk guru sejarah yang mengajar saya, terutama kelas


saya itu belum ada dapat bagian untuk mengunjungi situs
sejarah, Tetapi waktu itu kelas IPS sudah pernah
mengunjungi keraton Pontianak, tetapi itu kelas lain. Untuk
kelas saya sendiri itu belum pernah.“

Peneliti : “Apakah kamu pernah membaca buku-buku sejarah selain buku


LKS/Paket ?”

Narasumber : “Belum pernah membaca buku sejarah yang lain. Saya


hanya paling membaca leterasi saja tentang Majapahit dan
juga Sejarah Indonesia. Saya biasanya suka membaca
sejarah melalui Internet (Google) dan saya senang
membaca sejarah Kenabian yang menyebarkan agamanya
ke berbagai kalangan (Keislamannya).”

Dokumentasi

1. Wawancara Bersama Guru

23
24
2. Wawancara Bersama Siswa

25
26

Anda mungkin juga menyukai