Disusun oleh :
Rahmawaty F1231181022
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II ISI .................................................................................................................................. 4
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran sejarah di SMAN 1
Pontianak ................................................................................................................................ 4
2. Pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru terhadap siswa dalam
memahami mata pelajaran sejarah ......................................................................................... 7
3. Bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun pemahaman mata pelajaran
sejarah di SMAN 1 Pontianak ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
1. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
2. Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga pendidik di tuntut untuk cerdas dan terampil dalam mengajar, juga
mampu mengatur siasat dalam keadaan apapun. Guru yang cerdas dalam mengajar
mampu menciptakan suasana belajar yang baik dan meningkatkan motivasi
belajar siswa. Sehingga, pendidik atau seorang guru dalam proses pendidikan
pastinya menggunakan metode atau model pembelajaran agar siswa mampu
memahami materi yang di sampaikan. Dalam dunia keguruan, terdapat banyak
sekali model-model pembelajaran. Model pembelajaran ini dipakai oleh tenaga
pendidik berdasarkan kondisi masing-masing peserta didik. Oleh karena itu,
2
terdapat lebih dari satu model pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah
pengajaran pada pemikiran peserta didik yang saling berbeda satu sama lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran sejarah di
SMAN 1 Pontianak?
2. Bagaimana pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru
terhadap siswa dalam memahami mata pelajaran sejarah?
3. Bagaimana bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun
pemahaman mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak?
C. Tujuan
1. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran
sejarah di SMAN 1 Pontianak.
2. Mengetahui pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan guru
terhadap siswa dalam memahami mata pelajaran sejarah?
3. Mengetahui bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun
pemahaman mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak.
3
BAB II
ISI
4
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut
Sunal dan Hans dalam Isjoni(2009:15) menyatakan pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling
tolong menolong dalam perilaku sosial.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang menempatkan siswa dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya
bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan
rendah, perempuan dan laki- laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerjasama mempelajari materi pelajaran agar
belajar semua anggota maksimal.
Berdasarkan penuturan dari Singgih Herlambang sebagai guru mata
pelajaran sejarah SMAN 1 Pontianak ia lebih suka menggunakan model
pembelajaran kooperatif dikarenakan menurutnya model pembelajaran ini
dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam membangun suatu pemikiran
terhadap materi kesejarahan dengan ini siswa dapat merespon materi yang
diberikan secara kolektif. Adapula teknis pembelajaran kooperatif yang
dituturkan oleh Singgih Herlambang ialah seperti berikut “Saya memberikan
proyek (tugas) kepada anak yaitu membuat buku sejarah lokal secara
berkelompok. Selain itu saya juga memberikan tugas berupa pembuatan video
sejarah, dimana anak secara berkelompok ditugaskan untuk pergi ke situs
sejarah dan menceritakan situs tersebut dalam bentuk rekaman video”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Perbedaan
karakteristik yang variatif pada siswa membuat pembelajaran kooperatif dirasa
cocok untuk diterapkan karena model pembelajaran ini menghimpun dan
mengorganisir para siswa dari berbagai karakteristik atau heterogen hingga
mereka bekerja sama membangun pemahaman kesejarahan dan mencapai
tujuan kompetensi.
5
C. Model Pembelajaran Langsung
6
Berdasarkan pada pemaparan yang telah dipaparkan oleh pak Abdul
Razak yang lebih memilih menggunakan Model Pembelajaran Langsung,
menurutnya model pembelajaran langsung dapat dilaksanakan dengan mudah
dan cukup efektif serta jika didampingi dengan media untuk membangun
gambaran akan peristiwa sejarah maka dapat mudah diterima oleh para siswa.
Dalam pelaksananaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
langsung beliau mengkondusifkan terlebih dahulu suasana kelas seperti yang
beliau paparkan sebagai berikut “walaupun metode dan model telah diterapkan
jika kondisi kelas tidak kondusif maka hal itu tidak bisa berjalan dengan baik.
Setalah hal ini berjalan baik maka model dan metode bisa berjalan dengan
mulus tanpa hambatan”.
7
membangun rangsangan untuk berpikir secara kritis demi memecahkan
masalah yang ada serta memberikan dampak pada peningkatan
kemampuan sosial siswa tersebut seperti mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain mengembangkan
keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
Namun untuk membangun pemahaman mengenai model pembelajaran ini
kepada para siswa membutuhkan waktu yang cukup lama karena
kemampuan intelektual para siswa memiliki tingkatan yang berbeda.
Selaras dengan penuturan yang disampaikan oleh pak Singgih
Herlambang sebagai berikut “Pembelajaran kelompok itu tujuannya untuk
mengasah pemikiran masing-masing anak di dalam satu kelompok, disini
anak akan dilatih untuk menerima pemikiran yang berbeda-beda namun
menyimpulkannya menjadi satu.”
B. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung
Pada penerapan Model Pembelajaran Langsung, guru yang menjadi
fokus utama tentu saja memberikan pengaruh terhadap siswanya.
Penjelasan yang terstruktur dari guru dan ditambahkan demonstrasi atau
peragaan mampu membangun pemahaman pelajaran yang pada
nantinyamampu mencapai tujuan kompetensi. Model penbelajaran ini juga
dapat menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dimana dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap. Model
pembelajaran ini merupakan model paling awal atau paling tua
dibandingkan model-model lainnya. Model ini menjadikan guru atau
pendidik menjadi penyedia informasi tunggal dan juga stimulus peserta
didik untuk berimajinasi (dalam konteks kesejarahan) dan berpikir kritis.
Hal ini selaras dengan penuturan yang disampaikan oleh pak Abdul Razak
sebagai berikut “Karena menurut saya pembelajaran ini efektif namun
bukan berarti yang lain tidak bagus tapi metode ini simple dan juga
metode ini jika didampingi dengan media juga dapat dimengerti oleh
siswa”.
8
3. Bentuk media pembelajaran yang dipakai tuk membangun pemahaman
mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak
A. Pengertian Media pembelajaran
9
tentu saja selaras dengan pernyataan pak Singgih Herlambang seperti berikut
“Secara umum model yang saya gunakan yaitu Discovery Learning, dalam
Discovery Learning itu saya dapat memberikan materi ajar dengan menunjukan
foto maupun video serta memberikan proyek (tugas/task) kepada anak. Model ini
saya rasa cukup efektif dalam pembelajaran sejarah. Proses pembelajaran
discovery seperti menunjukan keterangan foto dan video materi ajar, anak akan
dituntut untuk berimajinatif dan mencari tahu seluk beluk yang telah diajarkan,
tentu saja ini sesuai dengan tujuan dari Discovery Learning yaitu “mencari tahu”
dari apa yang telah diajarkan maupun yang belum diajarkan”.
B. E- Learning
10
Selaras dengan penyampaian pak Singgih Edmodo juga digunakan sebagai
media pembelajaran, beliau mengatakan bahwa ia menggunakan akses Edmodo
agar mempermudah dalam pemberian tugas. Selain itu, penggunaan E-learning ini
menurutnya dapat mengenalkan dunia elektronik kepada siswa melalui media
pendidikan.
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Melihat dari hasil observasi di SMAN 1 Pontianak dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran sejarah yang
dilakukan oleh guru dapat meningkatkan siswanya aktif , kerja sama, siswa
dapat merespon materi lebih kolektif dan model kooperatif juga dapat
mengasah siswa lebih kreatif lagi. Model pembelajaran langung dimana guru
menyampaikan materi dengan memberikan demontrasi atau peraga dan
memberikan evaluasi berupa tugas. Model ini, dimana siswanya belajar
terlibat dan fokus dalam memahami materi. Begitu juga dengan media
pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran siswa dapat terbantu dalam
memahami materi yang diberikan guru seperti dalam mengimajinasikan
sesuatu yang ditampilkan dalam media pembelajaran.
2. Saran
Dari hasil observasi yang telah dilakukan dapat diberi saran sebagai berikut :
a. Kedepanya untuk guru lebih meningkatkan lagi siswa nya untuk aktif
dalam pembelajaran tidak hanya dalam model pembelajaran sebelumnya.
b. Menggunakan media pembelajaran yang lebih inovatif lagi dan di
kembangkan lagi media pembelajaran yang ada mengikuti tren terkini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ruhimat, Toto. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Dirdjo, Soemanto Sundjojo. 1978. Media Pendidikan, Pemilihan dan Penggunaan Media
dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayan.
Uno, B Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara
13
LAMPIRAN
Lampiran 1
Panduan Wawancara
Lampiran 2
14
Narasumber : “ Sangat penting, karena model pembelajaran merupakan
jalan awal bagi seorang guru untuk mengkonsepkan cara
mengajar. Dari banyaknya model pembelajaran yang ada,
dapat membantu kita untuk mengkonsepkan cara mengajar
yang sesuai dengan pola pikir anak (peserta didik) yang
berbeda-beda. Karena tidak semua anak bisa cocok dengan
cara kita mengajar, disinilah peran model pembelajaran
dalam membantu pendidik dalam mengkolaborasikan cara
ajar dan cara berpikir (belajar) tiap-tiap anak, bahkan
setiap kelas mempunyai terapan model pembelajarannya
masing-masing. Jika tidak menggunakan model
pembelajaran, maka peserta didik cenderung sulit untuk
menerima materi yang kita berikan dengan cara ajar yang
monoton dan menyama-ratakan cara ajar didalam berbagai
kelas yang memiliki konsep berpikir dan belajar yang
berbeda-beda.”
15
Peneliti : “Media apa saja yang sering bapak gunakan saat proses
pembelajaran sejarah?”
16
2. Nama : Abdul Razak
Tempat Mengajar : SMA N 1 PONTIANAK
17
selanjutnya. Kujungan ke situs- situs sejarah disekolah ini
diadakan selalu setiap tahunnya dengan mengkaitkan
materi yang telah diajarkan.”
18
ceramah dan Tanya jawab. Kalau diskusi sudah saya
jarang gunakan karena faktor siswa yang cenderung
bosan dan tidak menguasai materi mungkin wajar sih
mereka bukan hanya belajar sejarah tetapi merekakan
juga belajar hal lain wajar saja mereka tidak focus.”
Narasumber : “Aktif pasti, setiap kelas pasti ada yang aktif ya. Satu atau
dua lah yang aktif, yang jelas yang sejarah yang meminati
itu dengan cara merespon dan menanggapi itulah mereka
dengan yang suka sejarah. Jadi saya rasa tiap kelas ada
perwakilan.”
19
Narasumber : “Ada, biasanya guru sejarah saya memberikan materi
dengan menggunakan laptop dan Proyektor untuk
menerangkan materi.“
20
Peneliti : “Apakah kamu mengantusiasme sejarah lokal yang diberikan
oleh guru sejarah kamu ?”
Narasumber : “Saya suka sejarah lokal, Tetapi saat ini kami masih
diajarkan tentang zaman praaksara. Untuk sejarah lokal
guru kami belum secara rinci dijelaskan, tetapi dalam
penjelasannya pasti ada dikaitkan dengan sejarah lokal.“
Narasumber : “ Untuk saat ini kami belum ada diajak untuk mengunjungi
tempat situs sejarah. Mungkin pada saat kami kelas xi atau
xii nanti hal itu pasti ada dilakukan agar kami bisa
mengenal peninggalan sejarah lebih lanjut lagi.“
21
Narasumber : “Pernah, saya membaca buku tentang bagaimana bangsa
Indonesia untuk mempertahankan Negara dan
memerdekakan negara. Dalam buku itu dijelaskan
bagaimana para pahlawan kita memperjuangkan agar
negara Indonesia tidak dijajah dan dikuasai oleh negara
asing.”
Narasumber : “Sejauh ini saya hanya bertanya seputar sejarah pada saat
jam pelajaran saja, kalau untuk tatap muka saya terutama
belum pernah menanyakan tentang pelajaran sejarah.“
Narasumber : “Ya tentu, Pada saat sekarang ini guru kami sering sekali
menggunakan media untuk mengajar. Jadi pembelajaran
kami lebih efektif dan tidak membuat guru kami tidak
kesusah lagi untuk menulis dan menghapus papan tulis. Jadi
hal itu membuat kami lebih fokus untuk belajar.“
22
Narasumber : “Sebenarnya penggunaan media tidak sepenuhnya
menyenangkan karena andai kata guru itu guru senior yang
sudah mengerti karakter dari siswanya, dia mungkin bisa
membawa suasana yang membuat siswa iu lebih mengerti
tentang penjelasan yang diberikannya tanpa menggunakan
media, jadi saya lebih suka mendengarkan penjelasan
(Ceramah) karena penjelasannya lebih masuk dan mudah
dimengerti.“
Dokumentasi
23
24
2. Wawancara Bersama Siswa
25
26