Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI METODE MIND
MAPPING DI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 10 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020

DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2019

Disusun oleh :

Nama : Noviana Sabilla


NIM : 1904292
Kelas : 1B Pendidikan Multimedia

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)


PENDIDIKAN MULTIMEDIA
Jl. Pendidikan, Cibiru Wetan, Cileunyi, Kota Bandung, Jawa Barat 40625
A. Latar Belakang
Di jaman terknologi yang serba modern seperti saat ini, pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
Melalui proses pendidikan diharapkan bisa mencetak manusia-manusia berkualitas
yang akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Ki Hajar
Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, dan tumbuh anak.
Definisi lain tentang pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
mendapat keselmatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Menurut UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (2003:6) dijelaskan
bahwa: pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
Berbicara mengenai pembelajaran sejarah, banyak hal yang masih perlu
dibenahi, di antaranya mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran perlu mendapat perhatian khusus untuk membangkitkan minat
siswa dalam pembelajaran sejarah. Namun, banyak metode-metode pembelajaran
yang belum dimanfaatkan secara maksimal seperti halnya di SMA Negeri 10
Bandung. Peneliti mengambil subyek penelitian di SMA Negeri 10 Bandung
tepatnya di kelas XI IPS 1 dikarenakan kelas tersebut memiliki minat belajar sejarah
yang kurang optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan Bapak Adytia Marayuda
S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah di SMAN 10 Bandung, pelajaran sejarah
masih dianggap sebagai pelajaran yang membosankan walaupun sudah muncul minat
belajar yang tingggi terhadap pembelajaran sejarah. Masalah tersebut menjadi
tantangangan khususnya dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang menarik
agar tidak membosankan dihadapan siswa, seiring dengan materi pembelajaran yang
sagat luas guru dituntut agar meringkas materi menjadi singkat, padat, dan jelas.
Metode-metode pembelajaran perlu dikembangkan, harapannya bisa lebih aktual dan
konstektual dengan perkembangan zaman juga ditunjang dengan media alternatif,
menarik dan konstektual karena akan sangat menpengaruhi minat belajar dan
kreativitas siswa.
Berdasarkan pengamatan masalah tersebut langkah yang akan diambil peneliti
dalam meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa khususnya dalam mata
pelajaran sejarah adalah melalui metode mindmapping. Hal ini dikarenakan
mindmapping atau pemetaan pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan
potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kiri secara
simultan. Metode ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1974 oleh Tony Buzan yaitu
seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Pada konteks pembelajaran
sejarah, siswa dapat menuangkan materi beserta ide pikirannya kedalam sebuah media
kertas kemudian dihiasi oleh gambar-gambar sesuai dengan materi yang akan dibahas
dan tergantung dari kreativitas masing-masing siswa.

B. PERUMUSAN MASALAH
Pelajaran sejarah masih dianggap sebagai mata pelajaran hafalan yang
membosankan karena siswa dituntut untuk menghafal nama tokoh, tempat dan
tanggal kejadian di masa lampau, sehingga minat belajar sisswa belum optimal.
Masalah tersebut merupakan tantangan tersndiri bagi seorang pendidik untuk
mengubah pandangan negaftif terhadap pelajaran sejarah dan siswa dapat
memberikan respond positif serta memperoleh minat belajar yang baik dan
meningkatnya kreativitas siswa.
Penggunaan metode mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat
menjadi solusi dalam masalah ini. Dengan metode ini diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan seluruh otak, memfokuskan pikiran pada pokok bahasan,
memberi gambaran yang jelas pada perincian materi, sehingga minat belajar dan
kreativitas siswa di SMAN 10 Bandung kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah
dapat meningkat.
Berdasarkan paparan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah metode mind mapping dapat meningkatkan minat belajar dan kreativitas
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 10 Bandung?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa dengan metode mind
mapping dapat meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa kelas XI IPS 1 di
SMAN 10 Bandung.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 10 Bandung khususnya
pada kelompok 1. Lokasi tepatnya berada di Jalan Cikutra No. 77 Kelurahan Cikutra
Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40124.

E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran tidak terlepas dari pengertian belajar, belajar dan
pembelajaran menjadi satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Hasil
dari belajar menjadi model dalam proses pembelajaran selanjutnya. Pembelajaran
berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh pemelajar dan guru. Proses belajar
menjadi satu sistem dalam pembelajaran. Sistem pembelajaran terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi hingga diperoleh interaksi yang efektif. Dick dan
Carey menjelaskan komponen dalam sistem pembelajaran adalah pemelajar,
instruktur (guru), bahan pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Dengan kata
lain komponen dalam pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi
(lingkungan eksternal) yang konduktif agar terjadi proses belajar (kondisi internal)
pada diri siswa (pebelajar). Pembelajaran akan berhasil guna dan berjalan secara
efektif bila dalam perancangan dan pengembangan bertitik tolak pada karakteristik
pebelajar, mata pelajaran dan pedoman pada kompetensi dasar, tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan atau indikator keberhasilan belajar. Belajar akan
berhasil jika pebelajar (siswa) secara aktif melakukan sendiri proses belajar melalui
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Sedangkan pembelajaran itu sendiri
merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan
sumber belajar dan lingkungan.
Menurut Reigeluth dalam menunjang proses pembelajaran ada tiga variabel
pembelajaran yaitu variabel kondisi pembelajaran, metode dan variabel hasil
pembelajaran. Ketiga variabel pembelajaran yang dikemukan Regeluth seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1 di bawah ini:

Variabel pembelajaran Reigeluth menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran


menjadi awal dari strategi pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran.
Sedangkan metode pembelajaran menekankan pada komponen-komponen strategi
pembelajaran, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran. Dan untuk mencapai
hasil pembelajaran Reigeluth lebih mengarahkan model pembelajaran yang
efektifitas, efesiensi dan mempunyai daya tarik.

2. Pengertian Sejarah
Menurut Sardiman A. M (2004:9) sejarah adalah cabang ilmu yang mengkaji
secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika
kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupan yang terjadi di masa lampau.
Sejarah adalah hasil rekaman interaksi dan dialog jiwa dan pikiran sejarawan dengan
realitas kehidupan manusia yang berlangsung secara dinamis dan kreatif dalam ruang
dan waktu tertentu (Ahmad Syafi’i M. 2003:34). Selanjutya Kuntowijoyo (2005:18)
menyebutkan bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lalu.

3. Pengertian Minat Belajar


Minat mempengaruhi hasil belajar tidak diragukan lagi. Kalau seseorang tidak
berminat dalam mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan berhasil dengan baik
dalam mempelajari sesuatu. Menurut Sardiman (2001:74) “Minat merupakan suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri kebutuhannya sendiri”.
Pengertian minat menurut bahasa (Etimologi), ialah usaha dan kemauan untuk
mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu.Secara terminologi, minat adalah
keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal. Minat merupakan tenaga
penggerak yang dipercaya ampuh dalam proses belajar. Oleh sebab itu, sudah
semestinya pengajaran memberi peluang yang lebih besar bagi perkembangan minat
seorang peserta didik. Minat erat sekali hubunganya dengan perasaan suka dan tidak
suka, tertarik atau tidak tertarik. Minat belajar adalah perasaan senang, suka dan
perhatian terhadap usaha untuk mendapat ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan belajar,
siswa di sekolah mempalajari berbagai ilmu pengetahuan dan diusahakan agar semua
siswa mendapatkan nilai yang bagus yang tentunya dapat dicapai dengan memiliki
minat belajar yang tinggi.

4. Pengertian Kreativitas
Menurut Semiawan kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-
gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi
baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan
keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude, seperti rasa
ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-
pengalaman baru.

F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Lokasi Studi
Penelitian ini dilakukan pada bulan September - Oktober 2019. Penelitian ini
merupakan penelitian tindak kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMAN 10 Bandung.
Lokasi SMA Negeri 10 Bandung sendiri berada di kawasan Pasar namun kelas XI
IPS 1 berada jauh dari gerbang sehingga kondusivitas kelas tidak terganggu oleh
suasana pasar. Banyaknya pepohonan di lingkungan SMA Negeri 10 juga membuat
suasana kelas semakin adem yang membuat siswa lebih nyaman saat menerima
pembelajaran.
2. Sumber Data Penelitian
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari guru
mata pelajaran sejarah SMAN 10 Bandung atas nama Adytia Marayuda, beberapa
siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Bandung dengan jumlah 10 siswa yang terdiri dari 6
siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Mata pelajaran yang diambil dalam
penelitian adalah sejarah.
3. Alur Penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan secara langsung untuk mengetahui
kemungkinan dan kesediaan sekolah untuk menjadikan tempat penelitian.
Tempat penelitian yaitu SMAN 10 Bandung bersedia untuk dijadikan tempat
penelitian.
b. Pengumpulan Data
Siklus pengumpulan data dimulai dari observasi awal yang dilakukan
pada siswa di kelas XI IPS 1 SMAN 10 Bandung. Dilanjutkan dengan
wawancara kepada guru mata pelajaran sejarah dan pengisian angket.
c. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis data yang bersifat
kualitatif. Data diakumulasikan dari hasil observasi, wawancara, dan pengisian
angket siswa.

G. METODE PENELITIAN
Metode yang diambil dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan data yang diperoleh bersifat kualitatif. Adapun tahap-tahap
penelitian kualitatif kali ini disuguhkan dalam bentuk bagan di bawah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Kemahiran Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arifin, Z. 2002. Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
B. Hamzah, Uno, dan Nina Lamatenggo. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Charles M. Regeluth. 1999. Instructional Design Theories and Models, An Overview of
Their Current Status. New York: Routledge
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Mahmud, M, dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Bandung: Tsabita
Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sardiman A. M. 2004. Mengenal Sejarah. Yogyakarta: Bigraf Publishing
Walter, Lou Carey, James O.Carey. 2001. The Sistematic Design of Instruction. New
Jersey: Pearson

Anda mungkin juga menyukai