Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Halaqah Vol. 1 No.

4 (Oktober 2019)
Page: 363-380
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/hal DOI: 10.5281/zenodo.3497342

ISSN (Online): 2685-6379

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN


BRAINSTORMING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KAUSALITAS
PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI
SMA

Amelia Nofrita1,(*), Ofianto1


1
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
(*)
amelianofrita04@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan awal peneliti terkait kurangnya minat belajar siswa
dalam mata pelajaran sejarah sehingga siswa kurang mampu berpikir kausalitas pada mata
pelajaran sejarah di SMA N 4 Padang. Salah satu penyebabnya adalah metode pembelajaran
yang digunakan guru yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
penggunaan metode pembelajaran brainstorming terhadap kemampuan berpikir kausalitas pada
mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Padang. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Padang, sampel penelitian ini adalah Kelas XI IPS 2
sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol, yang diambil melalui
random. Pengambilan data dilakukan dengan cara pre-test dan post-test dengan menggunakan
perangkat soal esai sebanyak 10 butir soal. Analisis data menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis (uji t). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-tata
kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan metode pembelajaran
brainstorming adalah 86,35 dengan standar deviasi 10,91 dan rata-rata di kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran menggunakan metode diskusi adalah 71,33 dengan standar deviasi
12,58. Berdasarkan hasiluji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) pada taraf nyata α = 0,05
diperoleh thitung = 5,33 dan ttabel = 2,000 sehingga thitung > ttabel maka hipotesis Ha pada
penelitian ini diterima dan tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
brainstorming berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kausalitas di mata pelajaran sejarah
di SMA Negeri 4 Padang tahun ajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Metode Brainstorming, Berpikir Kausalitas, Pembelajaran Sejarah
364 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan
latihan baik di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan untuk
memberikan kecakapan hidup bagi peserta didik, agar peserta didik mampu
memainkan peranannya dalam kehidupan di masa sekarang dan masa yang
akan datang. Pendidikan memiliki tugas untuk menghasilkan generasi
penerus bangsa yang cakap, mandiri dan memiliki kepribadian yang baik,
sehingga di masa depan mampu membawa bangsa Indonesia pada
kehidupan yang lebih baik (Munib, 2010).
Tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1,
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan lain yang diperlukan diri sendiri, masyarakat,
bangsa, dan negara (Presiden Republik Indonesia, 2003). Maka dari itu
peserta didik harus aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan di Indonesia diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan
generasi penerus yang cerdas dan mampu bersaing dengan masyarakat dari
negara lain tetapi juga diharapkan mampu menghasilkan generasi penerus
yang bermoral, berkepribadian dan mengenal sejarah bangsanya (Asri, 2012;
Erniwati, 2012). Salah satu usaha nyata untuk mengenalkan dan
mempelajari sejarah bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan dan
pembelajaran sejarah. Melalui pembelajaran sejarah siswa mampu
mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan
kausalitas (Ofianto, 2017, 2018; Ofianto & Basri, 2015; Zed, 2018). Oleh
karena itu kualitas seperti berpikir kronologis, kausalitas, pemahaman
sejarah, kemampuan analisis isu dan pengambilan keputusan (historical issues
analysis and decision making) menjadi tujuan penting dalam pendidikan sejarah
(Auliani, Ofianto, & Aisiah, 2019; Irawan, Ofianto, & Aisiah, 2019;
Pebriani, Zafri, & Ofianto, 2019; Putri, Zafri, & Ofianto, 2019; Sari,
Ofianto, & Yefterson, 2019).
Pendidikan sejarah juga bertujuan agar siswa menyadari adanya
keragaman pengalaman hidup pada masing-masing masyarakat dan adanya
cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa
kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapi
Amelia Nofrita, Ofianto 365
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

masa yang akan datang (Isjoni, 2010). Sejarah memiliki peranan penting
dalam pembentukan identitas dan kepribadian bangsa. Tanpa mengenal
sejarah, suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin mengenal siapa diri
mereka dan bagaimana mereka menjadi sekarang ini. Sejarah dan identitas
bangsa memiliki hubungan timbal balik (Erniwati, 2012). Akar sejarah yang
dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta
kepribadian suatu bangsa. Bangsa itu akan bangga dan dari mencintai
sejarah dan kebudayaanya (Daliman, 2012).
Bentuk pembelajaran sejarah perlu dikembangkan diharapkan mampu
menumbuhkan kesadaran pada diri siswa tentang eksistensi bangsanya yang
telah mengalami pahit getirnya perjuangan. Untuk itu siswa tidak lagi
dihadapkan pada pembelajaran satu arah (teacher centered) dan hafalan, tetapi
siswa dilibatkan dalam pembelajaran (student centered) dan dihadapkan
permasalahan sejarah. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran diharapkan
memunculkan kesadaran sejarah sebagai tujuan pembelajaran sejarah agar
dapat tercapai (Isjoni, 2010). Salah satunya siswa mampu berpikir kausalitas
yaitu kemampuan menganalisis hubungan sebab akibat di dalam
pembelajaran sejarah, agar siswa dapat berpikir secara kausalitas di dalam
pembelajaran sejarah, konsep kausalitas sangat penting karena tanpa
kausalitas tidak bisa dipahami oleh suatu proses perubahan peristiwa
dengan baik (Auliani et al., 2019; Pebriani et al., 2019; Zed, 2018).
Roestiyah N.K. (2012) , proses belajar mengajar, guru harus memiliki
metode, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada
tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
adalah harus menguasai metode penyajian, siswa diharapkan dapat ikut
berperan dalam proses pembelajaran sejarah dengan berani menyampaikan
ide-ide dalam pembelajaran sejarah, agar tercipta pembelajaran yang aktif,
untuk mewujudkan hasil belajar sejarah yang berkualitas, dapat diterapkan
di dalam metode pembelajaran brainstorming. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui penerapan metode brainstorming dan kemampuan
berpikir kausalitas siswa.
Metode pembelajaran brainstorming adalah suatu cara mengajar yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah
ke kelas oleh guru kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat
atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang
singkat. Metode pembelajaran brainstorming juga disebut suatu cara kerja
yang sistematis melalui penggalian pendapat dalam rangka menghimpun
366 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

gagasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperkirakan sejauh mana


pengetahuan peserta didik (Roestiyah N.K., 2012).
Metode pembelajaran brainstorming dapat memberikan gagasan baru
yang belum pernah terpikirkan sebelumnya sehingga dapat merangsang
pemikiran siswa dalam berpikir kausalitas dalam memecahkan suatu
permasalahan. Metode ini cocok di dalam berpikir secara kausalitas atau
sebab akibat yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Kemampuan
berpikir kausalitas merupakan salah satu kemampuan dasar dalam
mempelajari sejarah yang perlu diukur oleh guru, di mana pembelajaran
secara berpikir kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian
(sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kajadian kedua
dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama (Roestiyah N.K., 2012).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 4 Padang
diketahui bahwa guru belum banyak mengetahui tentang metode
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterampilan peserta didik.
Peserta didik kurang berpikir kausalitas dan kurang kreatif, kurang mandiri
dan kurang percaya diri secara baik dengan lingkungan belajar maupun
memecahkan masalah dengan akurat, di dalam kelas sebagian siswa hanya
mendengar dan membaca belum mampu memberikan pendapatnya sendiri
karena kurangnya percaya diri maka agar terciptanya pembelajaran yang
baik dengan metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan siswa dalam
berpikir kausalitas, mandiri, kreatif dan percaya diri yaitu dengan metode
brainstorming. Adapun penyebab dari rendahnya pengetahuan siswa tersebut
antara lain kurang tepatnya guru dalam memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran sejarah tersebut, kurangnya media
pembelajaran yang bisa membantu dalam pembelajaran, kurangnya
perhatian guru terhadap pemahaman siswa. Guru lebih mementingkan
tercapainya penyelesaian materi bukan tercapainya penguasaan materi oleh
siswa.
Lebih lanjut menurut Safitri (2015), salah satu persoalan dalam
pembelajaran sejarah adalah kurang bervariasinya metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru sejarah. Hal itu, terlihat masih banyaknya guru
sejarah yang masih menggunakan metode ceramah. Hal ini berdampak pada
siswa yang hanya mendapatkan ceramah tentang materi dan mereka hanya
sebagai pendengar saja, mereka sulit mengungkapkan apa yang
dimaksudkan karena mereka tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat yang mereka miliki. Pada dasarnya siswa-siswa
tersebut merupakan siswa yang aktif hanya saja pengelolaan kelas dalam
pembelajaran yang kurang tepat yang membuat rendahnya prestasi belajar
mereka.
Amelia Nofrita, Ofianto 367
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Penggunaan metode branstroiming ini di dalam pembelajaran sejarah


agar siswa dapat memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat ada
idenya sendiri. Metode brainstorming berpengaruh terhadap pemecahan
masalah dengan adanya keterampilan siswa serta pengalaman siswa, karena
dengan memberikan permasalahan siswa dapat memahami masalah,
kemudian siswa mampu mengungkapkan pendapat yang memungkinkan
masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru atau memungkinkan
adanya penyelesaian masalah tersebut (Aldeirre, Komala, & Heryanti, 2018;
Amin, 2016; Karim, 2017).
Menurut Balackova (2003), dalam artikel yang berjudul “Brainstorming:
A Creative Problem-Solving Method” disebutkan bahwa metode brainstorming
memungkinkan siswa menjadi lebih produktif dan membuat suasana belajar
menyenangkan. Produktivitas siswa melalui pengembangan masalah-
masalah yang dipecahkan atau pengungkapan pendapat yang kreatif
memungkinkan siswa dapat memahami materi secara mendalam dan
selanjutnya ditunjukkan dengan prestasi belajar yang baik. Dengan adanya
syarat untuk setiap ide yang dikemukakan setiap anggota tidak boleh
dikritisi terlebih dahulu membuat metode brainstorming diharapkan mampu
menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga
mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Pemecahan masalah memberikan pengalaman kepada siswa untuk
mencari dan mengarahkan persoalan-persoalan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. Tujuan pemecahan
masalah dalam proses pembelajaran dapat memberikan kemampuan kepada
siswa untuk berpikir secara aktif. Indikator keberhasilan pemecahan
masalah adalah dengan memahami masalah, merancang penyelesaian,
masalah diselesaikan berdasarkan rencana yang dibuat, dan langkah-langkah
yang sudah dilakukan dicek ulang (Gunansyah, 2015).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006)
penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya
akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Metode penelitian
eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat
menguji secara hipotesis menyangkut kausalitas (sebab-akibat) (Sugiyono,
2010). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan penelitian yang datanya berbentuk angka dan diolah/diuji
menggunakan rumus stastistik.
368 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

Penelitian dilakukan di dua kelas yangterbagi dalam kelas eksperimen


dan keals kontrol. Pada kelas eksperimen diberlakukan metode
pembelajaran branistroming dan pada kelas kontrol tidak menggunakan
metode pembelajaran brainstorming yang hanya menggunakan buku teks dan
diskusi. Jadi kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Pada
akhirnya penelitian dilakukan tes untuk melihat hasil yang dicapai dari
kedua kelas tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa Kelas XI SMA
Negeri 4 Padang pada semester ganjil tahun 2019 yang berjumlah 329
orang. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random
kelompok (cluster random sampling). Sampel diambil secara acak terhadap
populasi, karena di Kelas XI SMA Negeri 4 Padang. Kelas yang menjadi
sampel adalah Kelas XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah
siswanya 32 orang dan Kelas XI IIS 3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah
siswanya 31 orang.
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perangkat soal.
Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kausalitas adalah
dengan soal essay menggunakan 10 soal. Soal-soal ini kemudian dilakukan
uji validitas, uji tingkat kesukaran soal, uji daya beda soal, uji distaktor atau
pengecoh, dan uji realibilitas tes.
Untuk pengujian hipotesis dilakukan melalui uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berasal
dari populasi yang distribusi normal. Untuk uji homogenitas bertujuan
untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai variasi yang homegen atau
tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Deskripsi Nilai Pre-test dan Post-test pada Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Deskripsi data adalah gambaran dari kecendrungan penyebaran data
pada masing-masing variabel. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol, sebagai kelas ekspeimen yaitu kelas X IIS 2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas XI IIS 3 untuk kelas kontrol. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2019 – 4 September 2019 yang
bertempat di SMA Negeri 4 Padang pada mata pelajaran sejarah wajib.
Amelia Nofrita, Ofianto 369
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Pengambilan sampel dilkukan secara random di mana sampel dengan


memilih dua kelas secara acak. Hal ini didasarkan pada wawancara dengan
guru mata pelajaran sejarah yaitu buk Devi Sevriati S.Pd yang menyatakan
bahwa keseluruhan kompetensi tiap-tiap kelas hampir sama, pembagian
kelas bukan berdasarkan kelas unggulan dan materi berdasarkan kurikulum
2013.
Data dikumpulkan adalah data post-test di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada kelas kontrol data dikumpulkan dengan cara memberikan
soal tes yaitu soal uraian essay dengan metode diskusi untuk kelas kontrol,
sedangkan kelas eksperimen dilakukan dengan cara memberikan soal uraian
essay yang diberikan perlakuan metode brainstorming, hasil dari kelas kontrol
dan kelas eksperimen dibandingkan untuk melihat apakah ada pengaruh
metode brainstorming yang diterapkan di kelas eksperimen.
Data yang diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa berupa 10
soal essay dengan soal yang berfokus kepada kemampuan berpikir
kausalitas siswa atau sebab-akibat. Fokus penelitian dan pengolahan data ini
adalah pada soal dari pemahaman fakta dalam sejarah dengan 10 soal uraian
essay. Yang diuji coba dengan menggunakan microsoft exel 2007.
Penyebaran Frekuensi
Hasil Pre-test
Data pre-test adalah data yang diperoleh peneliti saat melakukan pre-test
pada kedua kelas sampel. Pre-test dilakukan sebelum melakukan
pembelajaran dengan metode brainstorming yang dipakai untuk penelitian.
Pre-test dilakukan pada kedua kelas, yaitu XI IIS 2 dan XI IIS 3 dengan soal
yang sama. Untuk melihat nilai pre-test hasil pengaruh pembelajaran
brainstorming terhadap kemampuan berpikir kausalitas di kelas eksperimen
dan kelas kontrol di SMA Negeri 4 Padang bisa dilihat rekapitulasinya pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.
Rekapitulasi Hasil Pre-Test Hasil Pengaruh Belajar Brainstorming terhadap
Kemampuan Berpikir Kausalitas di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pre-test
Variabel
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 31 30
Nilai Tertinggi 80 100
Nilai Terendah 40 55
Mean 68,84 73,26
SD 10,22 12,81
SD² 104,4731 164,064
370 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

Berdasarkan tabel di atas, kelas eksperimen dengan jumlah anak 31


orang memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Dari nilai kelas
eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 68,84 standar deviasi 10,22 dan
nilai varians 104,4731 Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah anak 30
orang memperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Dari nilai kelas
kontrol diperoleh rata-rata nilai sebesar 73,26 standar deviasi 12,80 dan nilai
varians 164,064.
Berdasarkan deskripsi hasil pre-test pada tabel di atas, dapat diketahui
hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Gambar 1.
Grafik Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil Post-test
Untuk melihat nilai post-test hasil pengaruh belajar brainstorming
terhadap kemampuan berpikir kausalitas pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol di SMA Negeri 4 Padang bisa dilihat rekapitulasinya pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.
Rekapitulasi Hasil Post-test Hasil Nilai Pengaruh Belajar Brainstorming terhadap
Kemampuan Berpikir Kausalitas di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel Post-test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 31 30
Nilai Tertinggi 100 95
Nilai Terendah 55 50
Mean 86,35 71,33
SD 10,91 12,58
SD² 119,0366 158,1058
Amelia Nofrita, Ofianto 371
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa, kelas eksperimen dengan


jumlah anak 31 orang memperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55.
Dari nilai kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 86,35 standar
deviasi 10,91 dan nilai varians 119,0366. Untuk kelas kontrol dengan
jumlah anak 30 orang memperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50.
Dari nilai kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai sebesar 71,33, standar
deviasi 12,58 dan nilai varians 158,1058.
Dari deskripsi hasil post-test pada tabel di atas, dapat diketahui hasil
pengaruh belajar brainstorming terhadap kemampuan berpikir kausalitas di
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Gambar 2.
Grafik Hasil Pengaruh Belajar Brainstorming terhadap Kemampuan Berpikir
Kausalitas di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Analisis Data
Tujuan dilakukan analisis data pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran brainstorming terhadap kemampuan
berpikir kausalitas siswa terhadap pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4
Padang. Sebelum melakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu melakukan
uji normalitas dan uji homogenitas
Analisis Data Pre-test
Uji Normalitas
Dari uji Liliefors yang telah dilakukan pada nilai pre-test kelas kontrol
(XI IIS 3) dan eksperimen (XI IIS 2) diperoleh nilai , maka
H0diterima. Menurut Sudjana (2009) di dalam menentukan Ltabel jika n>30
dan Ltabel jika n=30 adalah sebagai berikut:
372 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

Jika n>30 =

Jika n=30 = 0,161


Maka diperoleh Ltabel masing-masing kelas sebagai berikut:
Kelas XI IIS 3 dengan n= 30, maka Ltabel= 0,161
Kelas XI IIS 2 dengan n= 31, maka Ltabel= =

Untuk uji normalitas kelas sampel dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Sampel Berdasarkan Nilai Pre-test
Kelas L0 Ltabel n ɑ Keterangan
Eksperimen 0,07 0,159 31 0.05 Normal
Kontrol 0,135 0,161 30 0.05 Normal

Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas digunakan uji F. Setelah dilakukan
perhitungan, diperoleh data dari kedua kelas sampel sebagai berikut:
F=

Perhitungan harga F dengan taraf nyata α = 0,05 dari tabel distribusi F,


ternyata diperoleh harga yaitu Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,13 ≤ 1,57. Dapat
disimpulkan bahwa data hasil tes akhir kedua kelas sampel memiliki variansi
yang homogen pada tingkat kepercayaan 95%.
Analisis Data Post-test
Uji Normalitas
Dari uji Liliefors yang telah dilakukan pada nilai post-test kelas kontrol
(XI IIS 3) dan eksperimen (XI IIS 2) diperoleh nilai , maka H0
diterima. Menurut Sudjana (2009) di dalam menentukan Ltabel jika n>30 dan
Ltabel jika n=30 adalah sebagai berikut:
Jika n>30 =

Jika n=30 = 0,161


Maka diperoleh Ltabel masing-masing kelas sebagai berikut:
Kelas XI IIS 3 dengan n= 30, maka Ltabel= 0,161
Amelia Nofrita, Ofianto 373
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Kelas XI IIS 2 dengan n= 31, maka Ltabel= =

Untuk uji normalitas kelas sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini
.
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Sampel Berdasarkan Nilai Post-test
Kelas L0 Ltabel n ɑ Keterangan
Eksperimen 0,0879 0,159 31 0.05 Normal
Kontrol 0,07447 0,161 30 0.05 Normal

Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas digunakan uji F. Setelah dilakukan
perhitungan, diperoleh data dari kedua kelas sampel sebagai berikut:
F=

Perhitungan harga F dengan taraf nyata α = 0,05 dari tabel distribusi F,


ternyata diperoleh harga yaitu Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,33 ≤ 1,85. Dapat
disimpulkan bahwa data hasil tes akhir kedua kelas sampel memiliki variansi
yang homogen pada tingkat kepercayaan 95%.
Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui nilai
post-test siswa pada kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki
variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji-t satu
pihak.Berdasarkan uji-t satu pihak yang dilakukan diperoleh thitung= 5,33
dengan ttable=2,00.Karena , maka tolak H0 dan terima H1.
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penggunaan
pendekatan Pembelajaran brainstorming terhadap kemampuan berpikir
kauslitas siswa terhadap mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 4 kota
Padang.
Pembahasan
Pembelajaran brainstorming adalah suatu cara mengajar yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah
ke kelas oleh guru kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat
atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang
singkat. Metode pembelajaran brainstorming juga disebut suatu cara kerja
374 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

yang sistematis melalui penggalian pendapat dalam rangka menghimpun


gagasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperkirakan sejauh mana
pengetahuan peserta didik (Roestiyah N.K., 2012).
Metode pembelajaran brainstorming dapat memberikan gagasan baru
yang belum pernah terpikirkan sebelumnya sehingga dapat merangsang
pemikiran siswa dalam berpikir kausalitas dalam memecahkan suatu
permasalahan. Metode ini cocok di dalam berpikir secara kausalitas atau
sebab akibat yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Kemampuan
berpikir kausalitas merupakan salah satu kemampuan dasar dalam
mempelajari sejarah yang perlu diukur oleh guru, di mana pembelajaran
secara berpikir kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian
(sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kajadian kedua
dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama (Roestiyah N.K., 2012).
Metode brainstorming digunakan di kelas ekperimen.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di kelas XI IIS 2
SMA Negeri 4 Padang, hal di atas memang terbukti. Pengaruh dari
kemampuan berpikir kausalitas siswa yang diperoleh dari kedua kelas
sampel, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen yang diajar menggunakan metode bainstorming dengan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan metode diskusi. Berikut ini akan
dijelaskan gambaran pembelajaran di kelas eksperimen yang diajar
menggunakan metode brainstorming dan metode diskusi di kelas kontrol. Di
mana berdasarkan uji-t yang telah dilakukan diperoleh
yaitu 5,33 > 2,00. Berikut ini akan dijelaskan gambaran pembelajaran di
kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode brainstorming dan
metode diskusi di kelas kontrol.
Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas eksperimen yang diajar
menggunakan metode brainstorming, Menurut Sani (2014), dalam
melaksanakan metode brainstorming terdapat beberapa peraturan sebagai
berikut; (1) dilarang mengkritik; (2) santai dan bebas; (3) terfokus pada
kuantitas ide; (4) mencatat ide; (5) inkubasi sebelum mengevaluasi. Tahapan
pelaksanaan metode brainstorming pada saat ide dikumpulkan dan dievaluasi
adalah aturan curah pendapat dan topik yang dikaji diterangkan oleh guru,
notulen yang bertugas mencatat ide ditentukan guru, guru memberikan
motivasi untuk siswa dalam berpendapat, waktu istirahat diberikan, dan
notulen menunjukkan catatan yang dibuat; dan memilih ide yang relevan
dengan cara menganalisis dan mengevaluasi ide dengan bimbingan guru.
Amelia Nofrita, Ofianto 375
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Brainstorming dirancang agar diskusi menjadi menyenangkan dan santai


tetapi harus mentaati aturan yang ditetapkan agar berhasil. Ada seperangkat
aturan bagi peserta yang harus diikuti dan prosedur yang dirancang secara
jelas terhadap seluruh kegiatan. Aturan-aturan tersebut dirancang untuk
membantu proses berpikir kreatif dan mengatasi berbagai hambatan untuk
mengembangkan ide-ide baru yang dimiliki setiap orang. Peraturan dalam
melaksanakan brainstorming ada lima hal, yaitu pertama, tidak ada kritik. Guru
tidak boleh mengkritik ide yang disampaikan dan setiap ide
diperbolehkan/dicatat. Peserta didik juga tidak boleh menilai atau
mengkritik ide dalam tahap mengeluarkan ide. Penilaian ditangguhkan pada
tahap evaluasi ide. Jika tidak ada penilaian dan kritik pada tahap
penyampaian ide, hambatan dalam menyampaikan ide dapat di atasi
sehingga kreatif individu atau kelompok dapat berkembang.
Kedua, bebas dan santai. Setiap peserta didik bebas untuk menyumbang
ide setiap saat dan membangun ide-ide lain bagi dirinya. Ketiga, fokus pada
kuantitas ide (bukan kualitas). Tujuan kegiatan adalah untuk menghasilkan
ide sebanyak mungkin, pada tahap awal kegiatan, sangat penting untuk
menggali ide sebanyak mungkin tanpa memperhatikan kualitas ide yang
disampaikan peserta didik.
Keempat, setiap ide harus dicatat. Setiap ide harus ditulis, walaupun
bukan merupakan ide yang bagus atau mirip dengan ide yang telah
disampaikan sebelumnya, asalkan dikemukakan dengan cara yang berbeda.
Keliima, inkubasi sebelum mengevaluasi. Langkah ini merupakan langkah
yang sering dilupakan, namun penting untuk dilakukan. Peserta didik harus
diberi kesempatan untuk berhenti atau beristirahat (beberapa menit atau
mungkin satu malam) setelah tahap mengemukakan ide.
Untuk tahapan pelaksanaan umumnya dilakukan dalam
mengkumpulkan dan mengevaluasi ide melalui brainstorming ada delapan
langkah, yaitu pertama, guru menjelaskan aturan pelaksanaan serta materi
sejarah tentang kelas XI IPS yaitu “Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia
terhadap Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris,)
sampai Abad Ke- 20” yang akan dijadikan topik dalam branstroming (curah
pendapat) dan menentukan topik atau permasalahan yang akan dikaji.
Kedua, guru memilih salah seorang peserta didik untuk menjadi notulen
yang akan menulis semua ide atau pendapat yang diajukan peserta didik.
Ketiga, semua peserta didik didorong untuk mengemukakan ide atau
pendapat tanpa ada kritik. Keempat, guru memberikan waktu istirahat dan
meminta pada notulen untuk menampilkan catatan yang telah dibuat (boleh
menggunakan proyektor atau kertas yang ditempel di papan tulis).
376 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

Kelima, guru memandu kelas untuk menganalisis dan mengevaluasi ide


yang telah dikumpulkan untuk memilih ide yang relevan dan membuang ide
yang tidak relevan dibuat menjadi satu ide kegiatan brainstorming dapat
dilakukan pada masing-masing kelompok dengan memperhatikan kualitas
ide yang diajukan. Keenam, guru memberikan arahan tentang materi
pelajaran tentang terjadinya suatu peristiwa sejarah “Strategi Perlawanan
Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris,) sampai Abad Ke- 20”, sehingga dapat memberikan
dampak sebab-akibat di dalam pembelajaran. Ketujuh, kertas ukuran kuarto
dapat digunakan jika flipchart tidak tersedia. Kedelapan, setiap kelompok
harus menghasilkan ide yang baik dan tidak dimonopoli oleh pimpinan
kelompok. Jika anggota kelompok tidak aktif menyumbangkan ide akibat
manipulasi ketua kelompok, guru perlu menekan kan kembali aturan dan
proses.
Berdasarkan dari langkah-langkah di atas, maka melalui metode
pembelajaran brainstorming aktifitas siswa tidak hanya duduk dengan tenang
dan mendengarkan penjelasan guru, atau menyibukkan diri dengan hal-hal
yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Siswa secara
berkelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diberikan pada awal
pertemuan kemudian pendapat-pendapat atau ide yang dihasilkan ditulis
tanpa mempedulikan pendapat-pendapat itu benar atau salah karena selain
mendiskusikan dalam kelompok tahap selanjutnya mendiskusikannya
dengan kelompok lainnya dalam sesi pengumpulan gagasan dan
kesimpulan. Sehingga metode eksperimen dengan menggunakan metode
brainstorming merangsang siswa untuk dapat mengemukakan pendapat dan
bebas tanpa kritikan.
Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kontrol yang diajarkan
menggunakan metode diskusi, metode ini sangat umum digunakan disetiap
pembelajaran sehingga siswa sudah terbiasa dengan metode ini, dikarenakan
metode ini cenderung siswa dihadapkan kepada suatu masalah yag biasa
berupa pernyataan dan pertanyaan yang dibahas dan dipecahkan bersama.
siswa diajak berkelompok di dalam melakukan metode diskusi ini,
ketertarikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
metode diskusi dengan penguatan dan juga bimbingan yang diberikan oleh
guru dalam proses pembelajaran berupa motivasi dengan percaya diri
menyampaikan pendapatnya sehingga memberikan banyak manfaat yang
diperoleh siswa. Di antaranya dapat menimbulkan rasa percaya diri dalam
proses pembelajaran, siswa merasa lebih dekat dengan teman-temannya dan
timbulnya rasa saling menghargai sesama teman disaat bertanya maupun
Amelia Nofrita, Ofianto 377
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

mengemukakan pendapat kepada guru atau temannya dalam proses


pembelajaran.
Menurut Djamarah (2000), metode diskusi ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu tidak dapat dipakai pada kelompok besar, peserta diskusi
mendapat informasi yang terbatas, dapat dikuasi oleh orang-orang yang
suka berbicara, biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal,
kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur, memerlukan waktu yang cukup panjang, dan sering terjadi
perbendaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol
Dengan demikian pembelajaran di kelas kontrol yang diajar
menggunakan pendekatan metode diskusi, dalam proses pembelajaran di
kelas kontrol terlihat masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan serius dibuktikan dengan adanya siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa di kelas kontrol kurang menarik siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran dibandingkan siswa di kelas eksperimen
dalam proses pembelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa di
kelas kontrol lebih rendah dari hasil belajar siswa di kelas eksperimen.
Adapun dari analisis data yang diperoleh setelah penelitian, terdapat
pengaruh pendekatan metode brainstorming terhadap kemampuan berpikir
kausalitas siswa dapat dilihat hasil belajar siswa pada materi “Strategi
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris,) sampai Abad Ke- 20” Dengan menggunakan
pendekatan metode brainstorming .Hal ini dapat dilihat pada tes akhir siswa
yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil
belajar diperoleh skor maksimal kelas eksperimen adalah 100 dan skor
minilmal adalah 55 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 86,35.
Skor maksimal kelas kontrol adalah 95 dan skor minimal 50 sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol adalah 71,33. Di mana berdasarkan uji-t yang telah
dilakukan diperoleh yaitu 5,33 > 2,00. Tingginya
perolehan nilai pada kelas eksperimen dikarenakan pada proses
pembelajaran dengan pendekatan metode brainstorming. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran brainstorming
terhadap kemampuan berpikir kausalitas pada mata pelajaran sejarah di
SMA Negeri 4 Padang.
Implikasi
Berdasarkan temuan penelitian di atas dapat diimplikasi bahwa proses
pembelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Padang dengan menggunakan
metode brainstorming memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan
378 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

siswa dalam memahami pembelajaran sejarah. Sesuai dengan teori


behavioristik metode brainstorming sebagai stimulus diharapkan memberikan
ransangan yang bagus terhadap respon siswa sebagi siswa belajar aktif.
Dengan adanya penerapan metode ini membantu atau pelengkap dalam
proses pembelajaran dan juga menuntun siswa belajar aktif, adanya metode
yang menarik siswa lebih tertarik dan fokus terhadap pelajaran, daya ingat
siswa juga lebih baik dalam mengingat pelajaran serta menambah kecepatan
belajar dan keakuratan belajar, kemudian mendorong siswa untuk
bertanggung jawab terhadap pelajaran dan mampu mengembangkan belajar
mandiri.

KESIMPULAN
Hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan
terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, diperoleh
nilai rata-rata post-test kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan metode brainstorming adalah 86,35 dan nilai rata-rata post-
test kelas kontrol yang menerapkan metode diskusi adalah 71,33. Dari hasil
uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) diperoleh sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada taraf signifikan = 0,05 (derajat kepercayaan 95%)
diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,33 > 2,00. Nilai thitung > ttabel pendekatan
metode brainstorming berpengaruh signifikan terhadap berpikir kausalitas
siswa dalam mengidentifikasi materi “Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia
terhadap Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris,)
sampai Abad Ke- 20” di SMA Negeri 4 Padang Tahun Pelajaran
2018/2019.

REFERENSI
Aldeirre, D., Komala, R., & Heryanti, E. (2018). Pengaruh Metode
Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan Berpikirkritis
Materi Vertebrata pada Siswa SMA. Florea: Jurnal Biologi Dan
Pembelajarannya, 5(2), 110–116. https://doi.org/10.25273/florea.v5i
Amin, D. N. F. (2016). Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming)
untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa.
Jurnal Pendidikan Sejarah, 5(2), 1–15.
https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JPS.052.01 Penerapan
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asri, Z. (2012). Sejarah dan Pendidikan Karakter. In A. Khaidir & E. Gani
(Eds.), Pendidikan Karakter: Sebuah Refleksi Pendekatan dalam Ilmu
Amelia Nofrita, Ofianto 379
Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan...

Humaniora. Padang: SUKABINA Press.


Auliani, A., Ofianto, O., & Aisiah, A. (2019). Pengembangan Instrumen
Pengukuran Kemampuan Berpikir Kausalitas Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Sejarah SMA. Jurnal Halaqah, 1(1), 67–78.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3245356
Balackova, H. (2003). Brainstorming: A Creative Problem-Solving Method. Prague.
Retrieved from
https://pdfs.semanticscholar.org/d822/424c89533bc46d7a862085de6
1a824273ae8.pdf
Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Djamarah, S. B. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erniwati, E. (2012). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sejarah. In
A. Khaidir (Ed.), Pendidikan Karakter: Sebuah Refleksi Pendekatan dalam
Ilmu Humaniora. Padang: SUKABINA Press.
Gunansyah, G. (2015). Pendidikan IPS: Berorientasi Praktik yang Baik.
Surabaya: Unesa University Press.
Irawan, D., Ofianto, O., & Aisiah, A. (2019). Pengembangan Media Digital
Game- Based Learning (DGBL) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. Jurnal
Halaqah, 1(1), 13–31.
https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.3237232
Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).
Bandung: Alfabeta.
Karim, A. (2017). Penerapan Metode Brainstorming pada Mata Pelajaran
IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas VIII Di SMPN 4
Rumbio Jaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR, 5(1), 1–
12.
Munib, A. (2010). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Ofianto, O. (2017). Model Learning Continuum Keterampilan Berpikir
Historis (Historical Thingking) Pembelajaran Sejarah SMA. Jurnal
Diakronika, 17(2), 168–203.
https://doi.org/https://doi.org/10.24036/diakronika/vol17-iss2/27
Ofianto, O. (2018). Analysis of Instrument Test of Historical Thinking
Skills in Senior High School History Learning with Quest Programs.
Indonesian Journal of History Education, 6(2), 184–192.
Ofianto, O., & Basri, W. (2015). Model Penilaian Kemampuan Berpikir
Historis (Historical Thinking) dengan Model RASCH. Tingkap, 9(1),
67–82. Retrieved from
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/tingkap/article/download/5155
/4049
Pebriani, R., Zafri, Z., & Ofianto, O. (2019). Pengembangan Majalah untuk
380 Jurnal Halaqah 1 (4) Oktober 2019
363-380

Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kausalitas di SMA. Jurnal


Halaqah, 1(1), 45–58. https://doi.org/10.5281/zenodo.3245331
Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, Pub. L. No. 20 (2003). Indonesia.
Putri, H., Zafri, Z., & Ofianto, O. (2019). Pengembangan Modul Berbasis
Edutainment untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kronologis
Siswa. Jurnal Halaqah, 1(1), 32–44.
https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.3245298
Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar (8th ed.). Jakarta: Rineka
Cipta.
Safitri, D. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Brainstorming untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar pada Materi Garis dan Sudut
Siswa Kelas VII SMPN 1 Utan Tahun Pelajaran 2013/2014 (Laporan
Penelitian). Mataram. Retrieved from
http://lppm.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/Dina-
Safitri-Penarapan-Model-Pembelajaran-Brainstorming-untuk-
Meningkatkan-Aktivitas-dan-Prestasi-Belajar-pada-Materi-Garis-dan-
Sudut-Pend-Matematika.pdf
Sani, R. A. (2014). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sari, Y. P., Ofianto, O., & Yefterson, R. B. (2019). Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Sejarah Berbasis Chronological Thinking
untuk Siswa SMA. Jurnal Halaqah, 1(1), 79–90.
https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.3245383
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Zed, M. (2018). Tentang Konsep Berfikir Sejarah. Lensa Budaya: Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 13(1), 54–60.
https://doi.org/10.34050/jlb.v13i1.4147

Anda mungkin juga menyukai