Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN METODE FUN SCHOOL TERHADAP MINAT BELAJAR

PADA SISWA DI SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

SKRIPSI

Oleh

Andini Cahyaningrum

NIM 1910221013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023

1
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang Penelitian 4
1.2 Masalah Penelitian 5
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Definisi Operasional 4
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian 6
BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis 4
2.1 Kajian Pustaka 5
2.2 Hipotesis 6
BAB III Metode Penelitian 4
3.1 Jenis Penelitian 5
3.2 Rancangan Penelitian 6
3.3 Prosedur Penelitian 4
3.4 Populasi dan Sampel 5
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 6
3.6 Teknik Pengumpulan Data 4
3.7 Instrumen Pengumpulan Data 5
3.8 Teknik Penganalisisan Data 6

1
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini peneliti akan membahas tentang, (1) latar

belakang, (2) masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) definisi istilah, (5)

manfaat penelitian, (6) ruang lingkup penelitian. Pokok-pokok pembahasan

tersebut akan di bahas secara berurutan sebagai berikut

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik

lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban manusiawi

dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan anjuran atau arahan untuk

anak duduk lebih baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain,

bersih badan, rapi pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi

yang muda, saling peduli dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh proses

pendidikan. Sehubungan dengan itu, Dewantara (1967) pernah mengungkapkan

beberapa hal yang harus digunakan dalam pendidikan, yakni ngerti ngroso

ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut serupa dengan

ungkapan orang sunda di Jawa Barat, bahwa pendidikan harus merujuk pada

adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan perbuatan).

Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never

ending proces), sehingga dapat menghasilkan kualitas yang berkesinambungan,

yang pada perwujudan sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai

budaya bangsa serta Pancasila.

1
Pendidikan harus menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofis dan budaya

bangsa secara utuh dan menyeluruh. Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia

telah diatur di dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional. Di dalam undang-undang tersebut memuat segala hal yang

bersangkutan dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia yang meliputi

dari pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, jenis-jenis pendidikan,

jenjang pendidikan, standar pendidikan dan lain sebagainya. Dengan demikian

arah pendidikan di Indonesia sudah ditentukan dengan sedemikian rupa. Mengacu

pada undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi

pendidikan yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.

Dalam penerapan pendidikan sebagai mana yang dibahasakan di atas,

sangatlah cenderung hanya menjadikan peserta pendidik (siswa) sebagai objek,

tanpa membekali anak didik sebuah kreativitas tersendiri untuk berkarya sesuai

dengan skill yang dimilikinya. Sama halnya dengan pendidikan yang diterima

oleh anak didik yang belum mengetahui apa-apa, maka kita akan sulit mengetahui

ke mana arah proses memikirkan sasaran-sasaran pendidikan tanpa

memperhitungkan konteks sosialnya adalah sesuatu yang sangat sulit untuk di

pikirkan. Sampai taraf tertentu sasaran-sasaran pendidikan tumbuh dari harapan-

1
harapan masyarakat atas sekolah-sekolahnya. Dan ada konteks sejarah dalam hal

ini, harapan berubah atau berganti seiring perkembangan zaman serta situasi.

Dalam dunia pendidikan dikenal adanya jalur pendidikan formal (sekolah),

nonformal (masyarakat/ luar sekolah), dan informal (keluarga). Ketiga jalur ini

oleh Ki Hadjar Dewantara disebut dengan Tri pusat pendidikan, karena ketiganya

memberikan andil yang besar bagi proses pengembangan manusia untuk mencapai

kesempurnaan dalam berbagai dimensi.

Sekolah yang merupakan jalur formal dalam sistem pendidikan

mempunyai andil yang sangat besar untuk memberikan kontribusi demi

tercapainya tujuan pendidikan nasional. Karena kurikulum-kurikulum yang

digunakan didesain sedemikian rupa dengan berbagai percobaan-percobaan atau

penelitian-penelitian khusus untuk merumuskannya. Akan tetapi dalam proses

pendidikan yang diterapkan di luar sekolah (nonformal) juga memiliki pengaruh

yang sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana program

yang dicanangkan tidak terlepas dari pengembangan bakat dan minat setiap

individu. Di sini biasanya kreativitas anak didik dapat terlihat sekolah (schooling)

secara universal.

Salah satu upaya dalam mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan dirinya adalah guru sebagai

tenaga pendidik harus bersinergi dengan siswa untuk meningkatkan minat siswa

dalam proses pembelajaran. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung dari

kesadaran dan tinggi rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran. Minat

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar

siswa, karena dapat menumbuhkan sikap yang positif terhadap apa yang dipelajari

1
sehingga dapat terjadi perubahan tingkah laku akibat pengalaman belajar yang

dialaminya. (Waddi Fatimah, 2022, hal. 30) minat belajar adalah ketertarikan atau

kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku

pada diri siswa yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat

secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Minat belajar merupakan sikap positif yang

kadang dapat terjadi pada siswa. Kondisi ini harus ditekan semaksimal mungkin,

artinya siswa harus diupayakan agar mengalami suatu kondisi yang nyaman,

tenang dan menyenangkan dalam belajar. Agar siswa memiliki minat yang besar

dalam melakukan kegiatan belajar mengajar (Waddi Fatimah, 2022, hal. 30)

Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah

dipahami siswa maka haruslah menciptakan metode terbaru yang mana tepat guna

untuk diterapkan kepada siswa, metode tersebut yaitu menggabungkan teknologi

pendidikan menjadi metode Fun School yang digunakan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan capaian pembelajaran siswa dan

minat belajar siswa. Teknologi Pendidikan adalah kombinasi dan pembelajaran,

belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk

memecahkan persoalan pendidikan (Anglin, 1995). Teknologi pendidikan

merupakan salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang berkembang

seiring dengan perkembangan teknologi. Sejak dimasukkannya unsur teknologi ke

dalam kajian dan praktik pendidikan, sejak itulah disiplin ilmu teknologi

pendidikan lahir. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah

membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran.


Fun School merupakan strategi dalam mengajar yang suasana dalam

mengajar nyaman sehingga siswa dapat berkonsentrasi penuh pada pembelajaran

(Asmani, J.M. 2014). Konsep Fun School bukan menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan namun tak terkontrol. Namun Fun School mengarah pada

suasana pembelajaran yang diciptakan melalui desain pembelajaran yang

terencana. Adapun karakteristiknya yakni, dalam proses pembelajaran akan

muncul minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar. Selain itu dalam

penerapannya yang digabungkan dengan teknologi pendidikan suasana mengajar

akan dibuat senyaman mungkin untuk pembelajaran sehingga proses

pembelajaran lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga dengan

menggunakan strategi Fun School diharapkan dapat meningkatkan minat dan

semangat belajar siswa yang kurang. Dampaknya siswa dapat lebih paham dalam

belajar serta nyaman disekolah maupun di kelas.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan masalah

penelitian, yaitu:

1. Bagaimana minat siswa di SDN Sumbersari 03 Jember dalam proses

pembelajaran?

2. Bagaimana proses penerapan Fun School dalam peningkatan minat belajar

siswa di SDN Sumbersari 03 Jember?

3. Apa hasil dari penerapan Fun School pada siswa di SDN Sumbersari 03

Jember ?

1
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, tujuan penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bagaimana minat belajar siswa di SDN Sumbersari 03

Jember dalam pembelajaran dikelas

2. Mendeskripsikan penerapan Fun School dalam peningkatan minat belajar

siswa di SDN Sumbersari 03 Jember

3. Mendeskripsikan hasil yang didapat dari penerapan Fun School pada siswa

di SDN Sumbersari 03 Jember

1.4 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah atau definisi

operasional yaitu:

1. Metode Fun School

Metode Fun School merupakan cara belajar mengasyikkan dan

menyenangkan yang berpusat pada kondisi psikologi siswa dan atmosfer

lingkungan dalam melakukan proses belajar mengajar.

2. Minat Belajar

Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar dalam mendapatkan

informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

Menurut bloom, minat adalah apa yang disebutnya sebagai subjectrelated affect,

yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran.

.
3. Siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan

praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dari

penelitian ini, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh secara

praktik dari penelitian ini. Penjelasan mengenai manfaat teoritis dan praktis yaitu

sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis

a) Menambah wawasan ilmu dalam peningkatan minat belajar siswa di

SDN Sumbersari 03 Jember.

b) Siswa dapat lebih cepat memahami suatu materi pembelajaran yang

telah disampaikan dengan mudah dan menyenangkan.

2) Manfaat praktis :

a) Manfaat bagi siswa yaitu keberanian siswa berbicara meningkat seiring

dengan pemilihan metode yang sesuai. Selain itu, keaktifan siswa

dikelas meningkat bukan hanya satu mata pelajaran tetapi juga dalam

pelajaran lainnya serta siswa merasa tidak canggung berbicara di kelas.

b) Manfaat bagi guru menambah wawasan guru dalam menyampaikan

materi pada proses KBM. Guru dapat menciptakan suasana kelas

menjadi lebih hidup dengan penggunaan metode yang tepat.

1
c) Manfaat bagi peneliti dengan adanya sebuah penelitian, diharapkan

mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para peneliti

sendiri maupun bagi yang lainnya.

d) Manfaat bagi peneliti selanjutnya manfaat penelitian bagi peneliti yang

selanjutnya adalah menambah wawasan serta pengetahuan baru terkait

hal yang diteliti.

e) Manfaat bagi masyarakat umum manfaat penelitian bagi masyarakat

umum diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca dan

menjadi referensi sebagai pembelajaran di sekolah, rumah, maupun di

masyarakat nantinya.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan batasan dari sebuah variabel yang

akan digunakan dalam penelitian. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran

bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Fun School.

2) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN

Sumbersari 03 Jember.

3) Sumber data dalam penelitian ini adalah mata pelajaran bahasa Indonesia
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini peneliti menguraikan beberapa teori yang digunakan sebagai

panduan dalam melakukan sebuah penelitian ini. Penelitian ini berisi tentang.

(1) pendidikan, (2) metodologi pembelajaran , (3) metode penyesuaian

tujuan pembelajaran, (4) teknik praktik lapangan, (5) fun school, (6) hipotesis

penelitian. Di bawah ini penjelasan dari masing-masing teori.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Menurut H. Horne, (2001, hal 4) pendidikan adalah proses yang terus

menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang

telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan,

seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan

kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dengan

dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka

semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan

1
mengharumkan negaranya. Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya

dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak

tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap

perubahan. Pendidikan menurut Meier (2009) bertujuan menyiapkan manusia

untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran,

kesadaran dan kreativitas.

Adapun pendidikan menurut Paulo Freire, pendidikan merupakan proses

bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam

kehidupannya, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya

menuju kehidupan yang penuh kebebasan.

2.1.2 Metodologi Pembelajaran

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 15) Proses pembelajaran di sekolah

merupakan proses kependidikan yang terencana, terpadu, dan terkoordinasi secara

sistematis dengan standar dan ukuran evaluasi yang jelas dan tegas. Segala

sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah merupakan satu

kesatuan utuh yang tidak mungkin bersifat terpisah dan acak. Kurikulum yang ada

harus terhubung secara sistematis dengan metodologi pembelajaran yang

digunakan, sedangkan metodologi pembelajarannya pun harus dirumuskan secara

terperinci dan detail. Sehingga pengembangan kurikulum pada praktiknya selalu

terikat dan berhubungan kuat dengan metodologi pembelajaran.

Sebagian besar masalah yang di hadapi sistem pendidikan berujung pada

dua persoalan yaitu kurikulum dan metodologi pembelajaran. Dari segi material,

konsep kurikulum yang berkembang saat ini dirasa cukup untuk dijadikan standar
pembelajaran di sekolah. Hal ini tidak sama halnya dengan metode pembelajaran

yang digunakan. Metode pembelajaran yang berkembang dan dikembangkan di

sekolah-sekolah pada umumnya bersifat konvensional dan klasik. Yaitu, guru

bercerita, murid mendengar dan mencatat. Guru memberi dan murid menerima.

2.1.3 Metode Penyesuaian Tujuan Pembelajaran

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 255) Metode penyesuaian tujuan

pembelajaran merupakan metode pembelajaran yang mengedepankan unsur atau

aspek penyesuaian. Artinya, metode yang digunakan untuk satu mata pelajaran

tertentu tidak serta merta memiliki metode pembelajaran yang sama dengan

metode pembelajaran bidang studi yang lain. Dengan kata lain, satu mata

pelajaran tertentu memiliki metode pembelajarannya sendiri yang sesuai dengan

mata pelajaran itu sendiri.

2.1.4 Teknik Praktik Lapangan

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 136) Teknik praktik lapangan

merupakan teknik belajar yang menggunakan metode melakukan aplikasi

(terapan). Artinya, pengetahuan yang disampaikan pada siswa bukan hanya

diberikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan teoritis, melainkan dalam bentuk

praktik langsung. Teknik praktik lapangan ini berkembang demikian. Namun pada

teknik praktik lapangan sendiri memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam

pengaplikasian kepada siswa. Kelebihan pada teknik praktik lapangan yaitu 1.

Ilmu dan pengetahuan yang dihasilkan dapat bersifat permanen (bertahan dalam

jangka waktu yang panjang). 2. Bersifat nyata (konkret/riil) dan aplikatif

1
(terapan). 3. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan bersifat objektif. 4.

Selalu bersesuaian dengan hukum alam. Sedangkan kekurangan pada teknik

praktik lapangan sendiri yaitu 1. Membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga lebih

banyak, baik bagi guru sebagai pendamping dan pembimbing belajar, maupun

bagi siswa sebagai subjek belajar. 2. Membutuhkan materi, alat, dan bahan ajar

yang bersifat konkret dan riil. Yang mana materi, alat, dan bahan ajar ini yang

terkadang sulit untuk di dapatkan. 3. Pada penerapan praktik lapangan untuk

kelompok ilmu sosial cenderung bersifat subjektif. Dengan kata lain, banyak

mengandung unsur perasaan, kepekaan hati, dan kontrol emosi secara individu

maupun kelompok. Yang mana akibatnya sistem pembelajaran semacam ini lebih

sulit dievaluasi.

2.1.5 Fun School

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadi salah satu

alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta

didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang

baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman

guru terhadap hakikat tersebut. Selain dapat meningkatkan semangat belajar,

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru

untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat

menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Di sinilah

tingkat kekreatifan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat, sehingga

guru harus pandai memutar otak. Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran


yang menarik dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna

bagi peserta didik.

Fun School yakni dua kata yang berbeda arti yang dipadukan. Fun berarti

kegembiraan, kesenangan, sedangkan learn berarti belajar atau mempelajari. Fun

School ialah metode yang menyenangkan, dapat menjadikan hangat suasana

kelas dan efektif dalam pelaksanaan pembelajaran. Serta memudahkan dalam

proses pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik mengalami

perbaikan. Beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran

menggunakan metode Fun School, kelebihannya suasana belajar yang nyaman

dan menyenangkan membuat siswa tidak merasa terbebani atau terpaksa dalam

belajar, siswa akan lebih aktif baik sebelum atau sesudah pembelajaran, siswa

akan lebih siap dalam menghadapi materi karena siswa telah memiliki informasi

materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber di antarannya guru, orang

tua, internet. Sedangkan Fun School juga memiliki kekurangan yaitu kemampuan

guru dalam menerapkan Fun School, jika guru tidak memiliki kemampuan

tersebut. Maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

Sesuai dengan artinya metode Fun School adalah metode yang dapat

menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam proses pembelajaran

sebagai upaya perubahan tingkah laku individu. Suasana yang dirasa hangat,

akrab tersebut kemudian memungkinkan terciptanya suatu bentuk proses

pembelajaran yang efektif dan partisipatif. Menyenangkan, yang maksudnya

dalam “Fun Learning” adalah apapun yang diajarkan oleh tenaga pendidikan

mudah diterima dengan senang hati oleh peserta didik dan ketika sesuatu

pemahaman itu mudah diterima maka seorang peserta didik akan mudah

1
melakukan suatu perubahan yang tujuannya untuk kemajuan. Hal ini juga dapat

menambah daya semangat dalam proses belajar siswa.

2.2 Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian dan kerangka teoritis yang terdapat pada

penelitian ini adalah metode fun school bertujuan untuk meningkatkan minat

belajar siswa dengan sistem pembelajaran yang menyenangkan dan mudah

dipahami oleh siswa di SDN Sumbersari 03. Hipotesis tindakan merupakan

dengan sementara terhadap hasil penelitian apabila terjadi perubahan

selama penelitian berlangsung.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

dengan menggunakan metode fun school terhadap minat belajar siswa kelas VI B

di SDN Sumbersari 03 Jember.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

dengan menggunakan metode fun school terhadap minat belajar siswa kelas VI B

di SDN Sumbersari 03 Jember.

Kriteria pengujian adalah Ha diterima jika thitung>ttabel, dan Ho ditolak jika

thitung < ttab.


BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan mengenai metode fun

school untuk meningkatkan minat belajar pada siswa di SDN Sumbersari 03

Jember. Berdasarkan tujuan tersebut, dalam bab ini diuraikan metode

penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) rancangan penelitian, (3) prosedur

penelitian, (4) populasi dan sampel, (5) lokasi dan waktu penelitian, (6) teknik

pengumpulan data, (7) instrumen pengumpulan data, (8) teknik penganalisisan

data. Adapun uraiannya sebagai berikut.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu

metode dalam penelitian kuantitatif. Metode eksperimen bertujuan untuk meneliti

hubungan sebab-akibat dengan cara memanipulasikan satu atau beberapa variabel

dalam sebuah kelompok eksperimen kemudian membandingkan hasilnya dengan

kelompok kontrol yang merupakan kelompok tanpa perlakuan/ manipulasi

(Payadnya & Trisna, 2018). Prosedur eksperimen memiliki tujuan untuk

mempelajari pengaruh, hubungan, atau perubahan suatu variabel tertentu terhadap

variabel lainnya (Lusiana & Mahmudi, 2021).

3.2 Rancangan penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian

mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis

dan implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir, data yang

1
selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Penelitian ini menggunakan

Pretest-Posttest Control Design. Pada desain ini dilakukan pengukuran sebelum

(prates)

Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group

Pre test-Post Test Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya

melibatkan satu kelas yaitu dilakukan dengan membandingkan hasil pretest

dengan hasil postest. Adapun modelnya seperti berikut:

Tabel 3.1 model One-Group Pretest-Postest Desaign

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen Y1 X Y2

Keterangan :

Y1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan ( model Spontaneous Group Discussion )

Y2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

3.3 Prosedur penelitian

Prosedur eksperimen pelatihan berpikir positif merupakan suatu bentuk

kegiatan yang sistematis, terorganisir dan terdapat sejumlah instruksi untuk

berpikir positif, yaitu berpikir yang bersumber dari hal-hal yang baik atau

positif sehingga pelatihan berpikir positif diharapkan dapat membantu

seseorang agar memandang sesuatu hal atau peristiwa secara lebih positif dan

dapat menimbulkan rasa optimisme serta perasaan-perasaan positif pada diri

seseorang. Pelatihan berpikir positif disusun berdasarkan aspek-aspek berpikir

positif menurut Albrecht (1980): positive expectation (harapan positif), self


affirmation (afirmasi diri), non judgement talking (pernyataan yang tidak

menilai), dan reality adaption (penyesuaian terhadap kenyataan). Dalam

eksperimen ini pelatihan berpikir positif diberikan dalam tujuh sesi. Pemberian

ketujuh sesi ini diberikan dalam waktu dua hari. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menghasilkan jenis data kuantitatif yang diperoleh dari skor skala

kecemasan menghadapi skripsi pada saat pra-tes dan pasca-tes. Penelitian ini

menggunakan analisis non-parametrik. Uji Hipotesis yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu Wilcoxon Range Test dan Mann

Witney U. Teknik analisis Wilcoxon Range Test digunakan untuk menguji satu

kelompok subjek yang sama. Dalam penelitian ini data yang diuji

menggunakan Wilcoxon Range Test adalah skor pra-tes kelompok eksperimen

dengan skor pasca tes kelompok

3.4 Populasi dan sampel

a ) Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI B

SDN Sumbersari 03 Jember yang berjumlah 26 siswa. Tempat

penelitian ini terletak di Jl. Bengawan Solo No. 17, Sumbersari, Kec.

Sumbersari, Kabupaten Jember. Sekolah ini dipilih berdasarkan segala

pertimbangan dan juga kemudahan akses dengan mengenal sedikit

banyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan penulis dalam

melakukan penelitian.

b) Apabila penelitian yang digunakan untuk menyimpulkan hasil dari

penelitian terhadap sebuah subjek, maka dibutuhkan adanya suatu

sampel yang bisa mewakili subjek tersebut. Berdasarkan pemahaman

1
tersebut, maka sampel dalam penelitian adalah siswa kelas VI B sebagai

kelas eksperimen.

3.5 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Sumbersari 03, Jl. Bengawan

Solo No. 17, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember. Dan waktu

penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun akademik

2022/2023.

3.6 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan bahan nyata yang digunakan dalam penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data pada penelitian ini adalah

a. Observasi

Metode yang digunakan peneliti adalah observasi partisipasi pasif yaitu

peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut

terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi ini digunakan untuk mengetahui

kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung di SDN

Sumbersari 03 Jember.

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan yaitu dengan tes kinerja/perbuatan.

Hasil nilai tes ini diperoleh dengan mengamati siswa selama pembelajaran

dengan metode One-Group Pretest-Posttest Design. Menurut Burhan

Nurgiyantoro (2012: 142), tes kinerja disamakan dengan tes praktik, praktik

melakukan suatu aktivitas sebagai bukti capaian hasil belajar. Tes


kinerja/perbuatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

berbicara siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

Spontaneous Group Discussion.

3.7 Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

a. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi siswa. Lembar

observasi siswa digunakan untuk mengumpulkan in formasi atau data siswa

akibat (pengaruh) dari tindakan-tindakan yang diberikan peneliti dalam

siklus pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara

melalui metode fun school. Kisi-kisi lembar observasi guru yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3.2 Lembar observasi penerapan metode fun school


No. Indikator Aspek yang diamati Deskripsi
1. Ketekunan a. Siswa Dari 18 siswa, hanya

dalam mengerjakan soal 5 orang yang

melaksanaka yang diberikan langsung

n tugas-tugas guru oleh guru mengerjakan tugas

pembelajaran kelas yang diberikan oleh

guru, siswa yang

lainnya masih

1
mencatat penjelasan

dipapan tulis atau

mengobrol sambil

menunggu temannya

yang sedang

mengerjakan soal

b. Siswa Tidak ada siswa yang

mengumpulkan mengumpulkan tugas

tugas tepat waktu yang diberikan guru,

mereka meminta

tugas tersebut untuk

dijadikan tugas

rumah (pr)

c. Siswa Hanya sedikit siswa

mengerjakan tugas yang terlihat

yang diberikan mengerjakan tugas

dengan tuntas yang diberikan

2. Keuletan Sikap siswa saat Siswa mengeluh saat

dalam diberikan latihan soal diberikan soal yang

menghadapi yang cukup sulit oleh sulit, dan kebanyakan

kesulitan guru siswa tidak ada yang

mau mencoba

mengerjakannya

3. Perasaan Ketertarikan siswa Siswa cenderung


senang terhadap materi yang pasif dalam

terhadap disampaikan guru pembelajaran dan

pelajaran terlihat tidak tertarik

bahasa pada materi yang

Indonesia disampaikan guru

karena saat

pembelajaran

berlangsung banyak

siswa yang tidak

memperhatikan dan

mengobrol dengan

temannya. Hanya

siswa yang duduk

dibaris depan yang

memperhatikan

penyampaian guru

4. Kemandirian Siswa mencari Saat pembelajaran

dalam belajar sumber belajar di tidak ada siswa yang

buku lain atau membawa buku

internet pegangan bahasa

Indonesia lain. Selain

buku LKS yang

diberikan dari

sekolah

1
5. Kuatnya Siswa Ada beberapa siswa

keinginan memperhatikan yang tidak

untuk berbuat penjelasan materi memperhatikan

pembelajaran

b. Lembar Tes

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan yaitu dengan tes kinerja/perbuatan. Tes

kinerja/perbuatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

berbicara siswa, kepercayaan diri siswa, serta mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode Fun School.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian Metode Fun School


Tahap Kriteria Skor
pembelajaran 4 3 2 1

Pemodelan a. Siswa memahami tujuan

pembelajaran

b. Siswa memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan

c. Siswa menyimak

penjelasan mengenai topik

yang disampaikan guru

d. Keaktifan siswa selama

proses pembelajaran

Mempelajari
bersama

3.8 Teknik penganalisisan data

Teknik analisis data adalah proses sistematis untuk mencari dan

menyusun data yang didapat dari dokumentasi, wawancara, dan lain

sebagainya ke dalam suatu kategori. Analisis data perlu ditempuh tahapan-

tahapan yang benar. Dalam hal ini, teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data

adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari

responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang

tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan, Sukardi (2013, hal.86).

analisis deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

membandingkan dua kelompok yang terkait. Rumus yang digunakan

Teknik analisis inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan tentang

populasi dan sampel yang ditarik dari populasinya. Pengujian yang

digunakan adalah uji signifikan (uji-t) dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Membuat nilai penolong untuk mencari nilai t

2. Mencari nilai mean dari perbedaan pre-test dengan post-test, dengan

persamaan :

∑ᵅ
Md=
N

Di mana

1
∑ᵈ
Md= Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test
N

∑ d = Jumlah dari gain (pre-test dan post-test)

N = Subjek pada sampel

3. Menghitung defiasi masing-masing subjek :

Xd = d – Md

Xd = Defiasi masing-masing subjek

d = Gain (pre-test dan post-test)

4. Menghitung jumlah kuadrat defiasi

(∑ d )²
Σ 2d =Σ2−
N
ˣ ᵈ

∑x2d = Jumlah kuadrat defiasi

∑d2 = Jumlah kuadrat masing-masing subjek

N = Subjek pada sampel

5. Menghitung nilai db

db = N-1

N = Subjek pada sampel

6. Menghitung nilai t

Md
t=
∑X 2d

N (N −1)

Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test

∑x2d = Jumlah kuadrat defiasi

N = Subjek pada sampel

7. Membuat kesimpulan hasil penelitian


H₁ diterima apabila t hitung > t tabel

Hₒ ditolak apabila t hitung < t tabel

DAFTAR RUJUKAN

Andri Yandi, A. N. (01 Januari 2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil


Belajar Peserta Didik (Literature Review). Jurnal Pendidikan Siber
Nusantara, 14.

Azzet, A. M. (2020). Pendidikan Yang Membebaskan. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Dr. H. Mulyono, M. I. (2018). Strategi Pembelajaran di Abad Digital. Jogjakarta:


Gawe Buku.

Lolang, E. (2015). Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif. Jurnal Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Toraja, 686.

Maulana, M. D. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Sumedang: Upi Sumedang Press.

Muliawan, J. U. (2020). Model Pembelajaran Spektakuler. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Nurdiansyah, M. E. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia


Learning Center.

Oktobriani, B. T. (2022). Penerapan Metode Fun Learning untuk Meningkatkan


Antusias Belajar Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia, 14.

Ilahi, E. W. (2019). Penerapan Pendekatan Berbasis Genre untuk Meningkatkan


Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas Viii Mts Miftahul Ulum Suren
Tahun 2019 . Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Ulfa Aulia, S. B. (Juni 2022). Pelatihan Metodologi Penelitian Eksperimen bagi


Mahasiswa Tingkat Akhir. Genitri, 32.

Anda mungkin juga menyukai