Anda di halaman 1dari 31

PENERAPAN METODE FUN SCHOOL TERHADAP MINAT

BELAJAR SISWA DI SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

SKRIPSI

Oleh

Andini Cahyaningrum

NIM 1910221013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA 2023
PENERAPAN METODE FUN SCHOOL TERHADAP MINAT

BELAJAR SISWA DI SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jember untuk

memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Andini Cahyaningrum
NIM 1910221013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
HALAMAN MOTTO
“Tuhan tidak mengharuskan kita sukses, Tuhan hanya mengharapkan kita mencoba”

- Mario Teguh
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN LOGO..............................................................................................iii
HALAMAN MOTTO............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
ABSTRAK.....................................................................................................xiii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................3
1.1Latar Belakang Penelitian.............................................................................3
1.2Masalah Penelitian........................................................................................8
1.3Tujuan Penelitian..........................................................................................9
1.4Definisi Operasional.....................................................................................9
1.5Manfaat Penelitian......................................................................................10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................11

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis................................................................12


2.1Kajian Pustaka............................................................................................12
2.1.1 Pendidikan...............................................................................................12
2.1.2 Metodologi Pembelajaran.......................................................................12
2.1.3 Metodologi Penyesuaian Pembelajaran..................................................12
2.2Hipotesis.......................................................................................................6

BAB III Metode Penelitian....................................................................................4


3.1Jenis Penelitian.............................................................................................5
3.2Rancangan Penelitian....................................................................................6
3.3Prosedur Penelitian.......................................................................................4
3.4Populasi dan Sampel.....................................................................................5
3.5Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................6
3.6Teknik Pengumpulan Data............................................................................4
3.7Instrumen Pengumpulan Data.......................................................................5
3.8Teknik Penganalisisan Data..........................................................................6

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1 Pengumpulan Data Ragam Bahasa.........................................................51
Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pola Komunikasi.....................................................51
Tabel 4.1 Data Ragam Bahasa Beku (Frozen).......................................................55
Tabel 4.2 Data Ragam Bahasa Resmi (Formal).....................................................51
Tabel 4.3 Data Ragam Bahasa Santai (Santai).......................................................51
Tabel 4.4 Data Ragam Bahasa Akrab (Intim)........................................................51
Tabel 4.5 Data Pola Komunikasi Sebagai Aksi......................................................60
Tabel 4.6 Data Pola Komunikasi Sebagai Interaksi...............................................61

3
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini peneliti akan membahas tentang, (1) latar

belakang, (2) masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) definisi istilah, (5)

manfaat penelitian, (6) ruang lingkup penelitian. Pokok-pokok pembahasan

tersebut akan di bahas secara berurutan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Musni Efendi (2018, hal. 28-29) pendidikan merupakan upaya

untuk membantu jiwa anak-anak didik baik lahir maupun batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh

dapat dikemukakan anjuran atau arahan untuk anak duduk lebih baik, tidak

berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapi pakaian,

hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi yang muda, saling peduli dan

lain sebagainya merupakan salah satu contoh proses pendidikan. Sehubungan

dengan itu, Dewantara (1967) pernah mengungkapkan beberapa hal yang harus

digunakan dalam pendidikan, yakni ngerti ngroso ngelakoni (menyadari,

menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut serupa dengan ungkapan orang sunda

di Jawa Barat, bahwa pendidikan harus merujuk pada adanya keselarasan antara

tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan perbuatan). Pendidikan merupakan proses

yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending proces), sehingga dapat

menghasilkan kualitas yang berkesinambungan, yang pada perwujudan sosok

manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila.

4
Pendidikan harus menumbuh kembangkan nilai-nilai filosofis dan budaya

bangsa secara utuh dan menyeluruh. Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia

telah diatur di dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional. Di dalam undang-undang tersebut memuat segala hal yang

bersangkutan dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia yang meliputi

dari pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, jenis-jenis pendidikan,

jenjang pendidikan, standar pendidikan dan lain sebagainya. Dengan demikian

arah pendidikan di Indonesia sudah ditentukan dengan sedemikian rupa. Mengacu

pada undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi

pendidikan yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.

Dalam penerapan pendidikan sebagai mana yang dibahasakan di atas,

sangatlah cenderung hanya menjadikan peserta pendidik (siswa) sebagai objek,

tanpa membekali anak didik sebuah kreativitas tersendiri untuk berkarya sesuai

dengan skill yang dimilikinya. Sama halnya dengan pendidikan yang diterima

oleh anak didik yang belum mengetahui apa-apa, maka kita akan sulit mengetahui

ke mana arah proses memikirkan sasaran-sasaran pendidikan tanpa

memperhitungkan konteks sosialnya adalah sesuatu yang sangat sulit untuk di

pikirkan. Sampai taraf tertentu sasaran-sasaran pendidikan tumbuh dari harapan-

5
harapan masyarakat atas sekolah-sekolahnya. Dan ada konteks sejarah dalam hal

ini, harapan berubah atau berganti seiring perkembangan zaman serta situasi,

Haerullah (2021, hal. 191). Dalam dunia pendidikan dikenal adanya jalur

pendidikan formal (sekolah), nonformal (masyarakat/luar sekolah), dan informal

(keluarga). Ketiga jalur ini oleh Ki Hadjar Dewantara disebut dengan tri pusat

pendidikan, karena ketiganya memberikan andil yang besar bagi proses

pengembangan manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam berbagai dimensi.

Sekolah yang merupakan jalur formal dalam sistem pendidikan

mempunyai andil yang sangat besar untuk memberikan kontribusi demi

tercapainya tujuan pendidikan nasional. Karena kurikulum-kurikulum yang

digunakan didesain sedemikian rupa dengan berbagai percobaan-percobaan atau

penelitian-penelitian khusus untuk merumuskannya. Akan tetapi dalam proses

pendidikan yang diterapkan di luar sekolah (nonformal) juga memiliki pengaruh

yang sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana program

yang dicanangkan tidak terlepas dari pengembangan bakat dan minat setiap

individu. Di sini biasanya kreativitas anak didik dapat terlihat sekolah (schooling)

secara universal, di kutip oleh Haerullah (2021, hal. 194).

Salah satu upaya dalam mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan dirinya adalah guru sebagai

tenaga pendidik harus bersinergi dengan siswa untuk meningkatkan minat siswa

dalam proses pembelajaran. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung dari

kesadaran dan tinggi rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran. Minat

merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar

siswa, karena dapat menumbuhkan sikap yang positif terhadap apa yang dipelajari

6
sehingga dapat terjadi perubahan tingkah laku akibat pengalaman belajar yang

dialaminya.

Menurut Waddi Fatimah (2022, hal. 30) minat belajar adalah ketertarikan

atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan

perilaku pada diri siswa yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan

mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu

kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Minat belajar merupakan sikap

positif yang kadang dapat terjadi pada siswa. Kondisi ini harus ditekan

semaksimal mungkin, artinya siswa harus diupayakan agar mengalami suatu

kondisi yang nyaman, tenang dan menyenangkan dalam belajar. Agar siswa

memiliki minat yang besar dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah

dipahami siswa maka haruslah menciptakan metode terbaru yang mana tepat guna

untuk diterapkan kepada siswa, metode tersebut yaitu menggabungkan teknologi

pendidikan menjadi metode Fun School yang digunakan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan capaian pembelajaran siswa dan

minat belajar siswa. Teknologi Pendidikan adalah kombinasi dan pembelajaran,

belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk

memecahkan persoalan pendidikan (Anglin, 1995). Teknologi pendidikan

merupakan salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang berkembang

seiring dengan perkembangan teknologi, dikutp oleh Amin Akbar (2019, hal. 19).

Sejak dimasukkannya unsur teknologi ke dalam kajian dan praktik

pendidikan, sejak itulah disiplin ilmu teknologi pendidikan lahir. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pengaruh terhadap

bidang pendidikan dalam proses pembelajaran.

7
Fun School merupakan strategi dalam mengajar yang suasana dalam

mengajar nyaman sehingga siswa dapat berkonsentrasi penuh pada pembelajaran

(Asmani, J.M. 2014). Konsep Fun School bukan menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan namun tak terkontrol. Namun Fun School mengarah pada

suasana pembelajaran yang diciptakan melalui desain pembelajaran yang

terencana. Adapun karakteristiknya yakni, dalam proses pembelajaran akan

muncul minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar. Selain itu dalam

penerapannya yang digabungkan dengan teknologi pendidikan suasana mengajar

akan dibuat senyaman mungkin untuk pembelajaran sehingga proses

pembelajaran lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga dengan

menggunakan strategi Fun School diharapkan dapat meningkatkan minat dan

semangat belajar siswa yang kurang. Dampaknya siswa dapat lebih paham dalam

belajar serta nyaman disekolah maupun di kelas.

Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan,

sebelumnya terdapat penelitian yang mengkaji tentang Fun School, dan minat

belajar. Penelitian ini diadaptasi dari penelitian-penelitian yang membahas

mengenai Fun Learning. Peneliti mengambil penelitian terdahulu yang relevan

dari jurnal penelitian dari Nur Nilam Sary P yang berjudul Implementasi Program

Fun Learning dengan Metode Gerakan Tiga Bahasa dalam Pembelajaran Al-

qur’an di Betong Junior Khalifah School Thailand (2023). Nur merupakan

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra. Dalam jurnal tersebut berisikan

penerapan metode fun learning sebagai system pembelajaran yang

menyenangkan, yang mana bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, dan

bahasa Thailand, dan bahasa Indonesia.

8
Berdasarkan perbedaan dari hasil penelitian yang dikemukakan di atas,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali tentang fun learning

terhadap minat belajar pada siswa yang mana akan dikembangkan kembali dengan

menggunakan metode fun school sehingga judul penelitian yang digunakan yaitu

Penerapan Metode Fun School Terhadap Minat Belajar Pada Siswa Di Sdn

Sumbersari 03 Jember. Dalam hal ini perlu di ketahui bagaimana metode fun

school terhadap minat belajar pada siswa dan bagaimana pengaruhnya terhadap

pendidikan siswa, sehingga dapat diketahui bagaimana metode yang diminati oleh

siswa yang dapat meeningkatkan minat belajar pada siswa di sekolah.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan masalah

penelitian, yaitu:

1. Apa hasil dari penerapan Fun School pada siswa di SDN Sumbersari 03

Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, tujuan penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan hasil yang didapat dari penerapan Fun School pada siswa di

SDN Sumbersari 03 Jember

1.4 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah atau definisi

operasional yaitu:

9
1. Metode Fun School

Metode Fun School merupakan cara belajar mengasyikkan dan

menyenangkan yang berpusat pada kondisi psikologi siswa dan atmosfer

lingkungan dalam melakukan proses belajar mengajar.

2. Minat Belajar

Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar dalam mendapatkan

informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

Menurut bloom, minat adalah apa yang disebutnya sebagai subjectrelated affect,

yang di dalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran.

3. Siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan

praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dari

penelitian ini, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh secara

praktik dari penelitian ini. Penjelasan mengenai manfaat teoritis dan praktis yaitu

sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis

a) Menambah wawasan ilmu dalam peningkatan minat belajar siswa di

SDN Sumbersari 03 Jember.

b) Siswa dapat lebih cepat memahami suatu materi pembelajaran yang

telah disampaikan dengan mudah dan menyenangkan.

10
2) Manfaat praktis :

a) Manfaat bagi siswa yaitu keberanian siswa berbicara meningkat seiring

dengan pemilihan metode yang sesuai. Selain itu, keaktifan siswa dikelas

meningkat bukan hanya satu mata pelajaran tetapi juga dalam pelajaran

lainnya serta siswa merasa tidak canggung berbicara di kelas.

b) Manfaat bagi guru menambah wawasan guru dalam menyampaikan materi

pada proses KBM. Guru dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih

hidup dengan penggunaan metode yang tepat.

c) Manfaat bagi peneliti dengan adanya sebuah penelitian, diharapkan mampu

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para peneliti sendiri

maupun bagi yang lainnya.

d) Manfaat bagi peneliti selanjutnya manfaat penelitian bagi peneliti yang

selanjutnya adalah menambah wawasan serta pengetahuan baru terkait

hal yang diteliti.

e) Manfaat bagi masyarakat umum manfaat penelitian bagi masyarakat umum

diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca dan menjadi

referensi sebagai pembelajaran di sekolah, rumah, maupun di masyarakat

nantinya.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan batasan dari sebuah variabel yang

akan digunakan dalam penelitian. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menggunakan metode Fun School.

11
2) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SDN

Sumbersari 03 Jember.

3) Sumber data dalam penelitian ini adalah mata pelajaran bahasa Indonesia

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini peneliti menguraikan beberapa teori yang digunakan sebagai

panduan dalam melakukan sebuah penelitian ini. Penelitian ini berisi tentang.

(1) pendidikan, (2) metodologi pembelajaran, (3) metode penyesuaian

tujuan pembelajaran, (4) teknik praktik lapangan, (5) fun school, (6) hipotesis

penelitian. Di bawah ini penjelasan dari masing-masing teori.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Menurut H. Horne, (2001, hal 4) pendidikan adalah proses yang terus

menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang

telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan,

seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan

kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dengan

dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka

semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan

13
mengharumkan negaranya. Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya

dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak

tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap

perubahan. Pendidikan menurut Meier (2009) bertujuan menyiapkan manusia

untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran,

kesadaran dan kreativitas, Andri Yandi (2023, hal. 14).

Adapun pendidikan menurut Paulo Freire, pendidikan merupakan proses

bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam

kehidupannya, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya

menuju kehidupan yang penuh kebebasan.

2.1.2 Metodologi Pembelajaran

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 15) proses pembelajaran di sekolah

merupakan proses kependidikan yang terencana, terpadu, dan terkoordinasi secara

sistematis dengan standar dan ukuran evaluasi yang jelas dan tegas. Segala

sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah merupakan

satu kesatuan utuh yang tidak mungkin bersifat terpisah dan acak. Kurikulum

yang ada harus terhubung secara sistematis dengan metodologi pembelajaran yang

digunakan, sedangkan metodologi pembelajarannya pun harus dirumuskan secara

terperinci dan detail. Sehingga pengembangan kurikulum pada praktiknya selalu

terikat dan berhubungan kuat dengan metodologi pembelajaran.

Sebagian besar masalah yang di hadapi sistem pendidikan berujung pada

dua persoalan yaitu kurikulum dan metodologi pembelajaran. Dari segi material,

konsep kurikulum yang berkembang saat ini dirasa cukup untuk dijadikan standar

14
pembelajaran di sekolah. Hal ini tidak sama halnya dengan metode pembelajaran

yang digunakan. Metode pembelajaran yang berkembang dan dikembangkan di

sekolah-sekolah pada umumnya bersifat konvensional dan klasik. Yaitu, guru

bercerita, murid mendengar dan mencatat. Guru memberi dan murid menerima.

Metode Penyesuaian Tujuan Pembelajaran

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 255) metode penyesuaian tujuan

pembelajaran merupakan metode pembelajaran yang mengedepankan unsur atau

aspek penyesuaian. Artinya, metode yang digunakan untuk satu mata pelajaran

tertentu tidak serta merta memiliki metode pembelajaran yang sama dengan

metode pembelajaran bidang studi yang lain. Dengan kata lain, satu mata

pelajaran tertentu memiliki metode pembelajarannya sendiri yang sesuai dengan

mata pelajaran itu sendiri.

Teknik Praktik Lapangan

Menurut Jasa Ungguh (2020, hal. 136) teknik praktik lapangan

merupakan teknik belajar yang menggunakan metode melakukan aplikasi

(terapan). Artinya, pengetahuan yang disampaikan pada siswa bukan hanya

diberikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan teoritis, melainkan dalam bentuk

praktik langsung. Teknik praktik lapangan ini berkembang demikian. Namun pada

teknik praktik lapangan sendiri memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam

pengaplikasian kepada siswa. Kelebihan pada teknik praktik lapangan yaitu 1.

Ilmu dan pengetahuan yang dihasilkan dapat bersifat permanen (bertahan dalam

jangka waktu yang panjang), 2. Bersifat nyata (konkret/riil) dan aplikatif

15
(terapan), 3. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan bersifat objektif, 4.

Selalu bersesuaian dengan hukum alam. Sedangkan kekurangan pada teknik

praktik lapangan sendiri yaitu 1. Membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga lebih

banyak, baik bagi guru sebagai pendamping dan pembimbing belajar, maupun

bagi siswa sebagai subjek belajar, 2. Membutuhkan materi, alat, dan bahan ajar

yang bersifat konkret dan riil. Yang mana materi, alat, dan bahan ajar ini yang

terkadang sulit untuk di dapatkan, 3. Pada penerapan praktik lapangan untuk

kelompok ilmu sosial cenderung bersifat subjektif. Dengan kata lain, banyak

mengandung unsur perasaan, kepekaan hati, dan kontrol emosi secara individu

maupun kelompok. Yang mana akibatnya sistem pembelajaran semacam ini lebih

sulit dievaluasi.

Fun School

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadi salah satu

alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta

didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang

baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman

guru terhadap hakikat tersebut. Selain dapat meningkatkan semangat belajar,

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru

untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat

menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Di sinilah

tingkat kekreatifan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat, sehingga

guru harus pandai memutar otak. Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran

16
yang menarik dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna

bagi peserta didik.

Fun School yakni dua kata yang berbeda arti yang dipadukan. Fun berarti

kegembiraan, kesenangan, sedangkan school berarti sekolah. Fun school ialah

metode yang menyenangkan, dapat menjadikan hangat suasana kelas dan efektif

dalam pelaksanaan pembelajaran. Serta memudahkan dalam proses pembelajaran

yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik mengalami perbaikan. Beberapa

kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran menggunakan metode fun School,

kelebihannya suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan membuat siswa

tidak merasa terbebani atau terpaksa dalam belajar, siswa akan lebih aktif baik

sebelum atau sesudah pembelajaran, siswa akan lebih siap dalam menghadapi

materi karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui

berbagai sumber di antarannya guru, orang tua, internet. Sedangkan fun school

juga memiliki kekurangan yaitu kemampuan guru dalam menerapkan fun school,

jika guru tidak memiliki kemampuan tersebut. Maka pembelajaran tidak akan

berjalan dengan baik.

Sesuai dengan artinya metode fun school adalah metode yang dapat

menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam proses pembelajaran

sebagai upaya perubahan tingkah laku individu. Suasana yang dirasa hangat,

akrab tersebut kemudian memungkinkan terciptanya suatu bentuk proses

pembelajaran yang efektif dan partisipatif. Menyenangkan, yang maksudnya

dalam fun school adalah apapun yang diajarkan oleh tenaga pendidikan mudah

diterima dengan senang hati oleh peserta didik dan ketika sesuatu pemahaman itu

mudah diterima maka seorang peserta didik akan mudah melakukan suatu

perubahan yang tujuannya untuk kemajuan. Hal ini juga dapat menambah daya

17
semangat dalam proses belajar siswa.

2.1 Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian dan kerangka teoritis yang terdapat pada

penelitian ini adalah metode fun school bertujuan untuk meningkatkan minat

belajar siswa dengan sistem pembelajaran yang menyenangkan dan mudah

dipahami oleh siswa di SDN Sumbersari 03. Hipotesis tindakan merupakan

dengan sementara terhadap hasil penelitian apabila terjadi perubahan

selama penelitian berlangsung.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

dengan menggunakan metode fun school terhadap minat belajar siswa kelas

VI B di SDN Sumbersari 03 Jember.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

dengan menggunakan metode fun school terhadap minat belajar siswa kelas

VI B di SDN Sumbersari 03 Jember.

Kriteria pengujian adalah Ha diterima jika thitung>ttabel, dan Ho ditolak jika

thitung < ttab.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan mengenai metode Fun School

untuk meningkatkan minat belajar pada siswa di SDN Sumbersari 03 Jember.

Berdasarkan tujuan tersebut, dalam bab ini diuraikan metode penelitian meliputi:

(1) jenis penelitian, (2) rancangan penelitian, (3) prosedur penelitian, (4) populasi

dan sampel, (5) lokasi dan waktu penelitian, (6) teknik pengumpulan data, (7)

instrumen pengumpulan data, (8) teknik penganalisisan data. Adapun uraiannya

sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode

dalam penelitian kuantitatif. Metode eksperimen bertujuan untuk meneliti hubungan

sebab-akibat dengan cara memanipulasikan satu atau beberapa variabel dalam sebuah

kelompok eksperimen kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol

yang merupakan kelompok tanpa perlakuan/ manipulasi (Payadnya & Trisna, 2018).

Prosedur eksperimen memiliki tujuan untuk mempelajari pengaruh, hubungan, atau

perubahan suatu variabel tertentu terhadap variabel lainnya (Lusiana & Mahmudi,

2021).

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian

mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

19
implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir, data yang selanjutnya

disimpulkan dan diberikan saran. Penelitian ini menggunakan

Pretest-Posttest Control Design. Pada desain ini dilakukan pengukuran sebelum


(prates)
Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group Pre

test-Post Test Design. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya

melibatkan satu kelas yaitu dilakukan dengan membandingkan hasil pretest

dengan hasil postest. Adapun modelnya seperti berikut:

Tabel 3.1 Model One-Group Pretest-Postest Desaign


Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen Y1 X Y2

Sugiono (2013, hal. 10)

Keterangan :

Y1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan ( model Spontaneous Group Discussion )

Y2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur eksperimen pelatihan berpikir positif merupakan suatu bentuk kegiatan

yang sistematis, terorganisir dan terdapat sejumlah instruksi untuk berpikir positif, yaitu

berpikir yang bersumber dari hal-hal yang baik atau positif sehingga pelatihan berpikir

positif diharapkan dapat membantu seseorang agar memandang sesuatu hal atau

peristiwa secara lebih positif dan dapat menimbulkan rasa optimisme serta perasaan-

perasaan positif pada diri seseorang. Menurut Albrecht (1980) pelatihan berpikir positif

disusun berdasarkan aspek-aspek berpikir positif yaitu positive expectation (harapan

20
positif), self affirmation (afirmasi diri), non judgement talking (pernyataan yang tidak

menilai), dan reality adaption (penyesuaian terhadap kenyataan). Dalam eksperimen ini

pelatihan berpikir positif diberikan dalam tujuh sesi. Pemberian ketujuh sesi ini

diberikan dalam waktu dua hari. Teknik Analisis Data Penelitian ini menghasilkan jenis

data kuantitatif yang diperoleh dari skor skala kecemasan menghadapi skripsi pada saat

pra-tes dan pasca-tes. Penelitian ini menggunakan analisis non-parametrik. Uji

hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu Wilcoxon

Range Test dan Mann Witney U. Teknik analisis Wilcoxon Range Test digunakan untuk

menguji satu kelompok subjek yang sama. Dalam penelitian ini data yang diuji

menggunakan Wilcoxon Range Test adalah skor pra-tes kelompok eksperimen dengan

skor pasca tes kelompok

3.4 Populasi dan Sampel

a) Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI B SDN

Sumbersari 03 Jember yang berjumlah 26 siswa. Tempat penelitian ini terletak

di Jl. Bengawan Solo No. 17, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember.

Sekolah ini dipilih berdasarkan segala pertimbangan dan juga kemudahan akses

dengan mengenal sedikit banyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan

penulis dalam melakukan penelitian.

b) Apabila penelitian yang digunakan untuk menyimpulkan hasil dari penelitian

terhadap sebuah subjek, maka dibutuhkan adanya suatu sampel yang bisa

mewakili subjek tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka sampel

dalam penelitian adalah siswa kelas VI B sebagai kelas eksperimen.

21
3.5 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Sumbersari 03, Jl. Bengawan Solo No.

17, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember. Dan waktu penelitian akan

dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2022/2023.

3.6 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan bahan nyata yang digunakan dalam penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data pada penelitian ini adalah

a. Observasi

Metode yang digunakan peneliti adalah observasi partisipasi pasif yaitu

peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut. Observasi ini digunakan untuk mengetahui kegiatan guru

dan siswa selama pembelajaran berlangsung di SDN Sumbersari 03 Jember.

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan yaitu dengan tes kinerja/perbuatan.

Hasil nilai tes ini diperoleh dengan mengamati siswa selama pembelajaran dengan

metode One-Group Pretest-Posttest Design. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2012,

hal. 142), tes kinerja disamakan dengan tes praktik, praktik melakukan suatu

aktivitas sebagai bukti capaian hasil belajar. Tes kinerja/perbuatan dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan metode Spontaneous Group Discussion.

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

22
sistematis. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi siswa. Lembar

observasi siswa digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data siswa akibat

(pengaruh) dari tindakan-tindakan yang diberikan peneliti dalam siklus

pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode

Fun School. Kisi-kisi lembar observasi guru yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Penerapan Metode Fun School


No. Indikator Aspek yang diamati Deskripsi
1. Ketekunan dalam a. Siswa mengerjakan
melaksanakan soal yang
tugas-tugas diberikan guru oleh
pembelajaran guru kelas
b. Siswa
mengumpulkan
tugas tepat waktu
c. Siswa mengerjakan
tugas yang
diberikan dengan
tuntas
2. Keuletan dalam Sikap siswa saat
menghadapi diberikan latihan soal
kesulitan yang cukup oleh guru
3. Perasaan senang Ketertarikan siswa
terhadap pelajaran terhadap materi yang
bahasa Indonesia disampaikan guru
4. Kemandirian Siswa mencari
dalam belajar sumber belajar di
buku lain atau
internet
5. Kuatnya keinginan Siswa
untuk berbuat memperhatikan
penjelasan materi
pembelajaran

b. Lembar Tes

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan yaitu dengan tes kinerja/perbuatan. Tes

kinerja/perbuatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara

23
siswa, kepercayaan diri siswa, serta mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Fun School.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian Metode Fun School


Skor
Tahap
Kriteria 4 3 2 1
pembelajaran
Pemodelan a. Siswa memahami tujuan
pembelajaran
b. Siswa memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan
c. Siswa menyimak
penjelasan mengenai topik
yang disampaikan guru
d. Keaktifan siswa selama
proses pembelajaran
Mempelajari a. Siswa mampu berdiskusi dan
Bersama memecahkan masalah secara
kelompok

3.8 Teknik Penganalisisan Data

Teknik analisis data adalah proses sistematis untuk mencari dan menyusun

data yang didapat dari dokumentasi, wawancara, dan lain sebagainya ke dalam

suatu kategori. Analisis data perlu ditempuh tahapan- tahapan yang benar. Dalam

hal ini, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada

guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti

peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan,

Sukardi (2013, hal. 86). analisis deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah membandingkan dua kelompok yang terkait. Rumus yang digunakan

Teknik analisis inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan tentang populasi

dan sampel yang ditarik dari populasinya. Pengujian yang digunakan adalah uji

signifikan (uji-t) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

24
1. Membuat nilai penolong untuk mencari nilai t

2. Mencari nilai mean dari perbedaan pre-test dengan post-test, dengan

persamaan :

∑ᵅ
Md=
N

Di mana

∑ᵈ
Md= Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test
N

∑ d = Jumlah dari gain (pre-test dan post-test)

N = Subjek pada sampel

3. Menghitung defiasi masing-masing subjek :

Xd = d – Md

Xd = Defiasi masing-masing subjek

d = Gain (pre-test dan post-test)

4. Menghitung jumlah kuadrat defiasi

(∑ d )²
Σ 2d =Σ2−
N

ˣ ᵈ

∑x2d = Jumlah kuadrat defiasi

∑d2 = Jumlah kuadrat masing-masing subjek

N = Subjek pada sampel

5. Menghitung nilai db

db = N-1

N = Subjek pada sampel

6. Menghitung nilai t

Md
t=
∑X 2d

N (N −1)

25
Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test

∑x2d = Jumlah kuadrat defiasi

N = Subjek pada sampel

7. Membuat kesimpulan hasil penelitian

H₁ diterima apabila t hitung > t tabel

Hₒ ditolak apabila t hitung < t tabel

26
DAFTAR RUJUKAN

Andri Yandi, A. N. (01 Januari 2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil


Belajar Peserta Didik (Literature Review). Jurnal Pendidikan Siber
Nusantara, 14.

Azzet, A. M. (2020). Pendidikan Yang Membebaskan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Dr. H. Mulyono, M. I. (2018). Strategi Pembelajaran di Abad Digital. Jogjakarta:


Gawe Buku.

Lolang, E. (2015). Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif. Jurnal Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Toraja, 686.

Maulana, M. D. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Sumedang: Upi Sumedang Press.

Muliawan, J. U. (2020). Model Pembelajaran Spektakuler. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Nurdiansyah, M. E. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia


Learning Center.

Oktobriani, B. T. (2022). Penerapan Metode Fun Learning untuk Meningkatkan


Antusias Belajar Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia, 14.

Ilahi, E. W. (2019). Penerapan Pendekatan Berbasis Genre untuk Meningkatkan


Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas Viii Mts Miftahul Ulum Suren
Tahun 2019 . Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Ulfa Aulia, S. B. (Juni 2022). Pelatihan Metodologi Penelitian Eksperimen bagi


Mahasiswa Tingkat Akhir. Genitri, 32.

Nur Nilam Sary P, H. R. (2023). Implementasi Program Fun Learning Dengan Metode
Gerakan Tiga Bahasa Dalam Pembelajaran Al-Quran Di Betong Junior Khalifah
School Thailand. Journal On Teacher Education, 505.

Efendi, M. (2018). Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Program Gerakan


Kepanduan Hizbul Wathan Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah Vi Palembang.
Conciencia, 28-29.

Elihami, H. D. (2021). Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal Dan Non Formal.


Jurnal Edukasi Non Formal, 191.

Noviani, A. A. (2019). Tantangan dan solusi dalam perkembangan teknologi

27
pendidikan di Indonesia. Jurnal Universitas PGRI Palembang , 19.

28

Anda mungkin juga menyukai