SAIDATUN NAFISAH
NIM. 1910111320004
SAIDATUN NAFISAH
NIM. 1910111320004
Telah disetujui untuk diajukan mengikuti seminar hasil skripsi pada Program Studi
Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin, ………………………
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi I
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi II
Mengetahui,
Koordinator Prog. Studi Pend. Sejarah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
pembimbing skripsi I yaitu, Prof. Dr. Ersis Warmansyah Abbas, M.Pd. juga dosen
pembimbing seminar hasil skripsi II ibu Melisa Prawitasari, M.Pd. yang telah
membantu dalam penyusunan kelengkapan skripsi, saran dan kritik serta dukungan
material dan spiritual dari kedua orang tua yang jauh disana.
sepenuhnya bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan
pengetahuan penulis yang terbatas, Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat saya harapkan demi terciptanya skripsi yang lebih baik lagi untuk masa
mendatang.
Saidatun Nafisah
NIM. 1910111320004
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
M., 2018; Hodson, D., 2009). Pendidikan mempunyai peran yang begitu
yang kuat seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang isinya
Agung & Sri Wahyuni (2013) menyatakan bahwa guru adalah orang yang
berilmu, berakhlak, jujur, dan baik hati, disegani, serta menjadi teladan bagi
dihindari dengan segala dampak baik positif maupun negatif. Bangsa dan
mengajar tersebut guru memegang peranan penting. Guru adalah kreator proses
belajar mengajar (Zamroni, 2003). Salah satu masalah pendidikan dewasa ini
(dan juga ke depan) adalah masalah kualitas guru baik kualitas keilmuan
nasib dan kesejahteraan guru. Akan serta merta memperbaiki kualitas keilmuan
guru. Namun, dengan kesejahteraan yang memadai setidaknya peran guru akan
S., 2007).
prinsip kesetaraan dan keadilan sosial. Anjuran ini selaras dengan cita-cita
bangsa yang termuat dalam Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan kata lain, berorientasi pada tujuan global tersebut sama
sekali tidak bertentangan dengan pendidikan untuk memajukan nilai dan budaya
pendidikan dilihat dari keterlibatan dan peran serta guru sebagai pendidik, siswa
sebagai peserta didik, materi pembelajaran yang diberikan, metode pengajaran
bisa mengarah kepada perbaikan mutu, moral, dan tingkat kepercayaan yang
beradaptasi dengan kebijakan yang berlaku. Guru memiliki peran yang sangat
global dan memiliki moral yang baik (Murniarti, 2021). Termasuk di era
dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang
adalah tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami
karakter, sikap, nilai-nilai, serta disposisi yang penting untuk dibangun dan
bertindak. Mereka juga diharapkan menjadi warga Negara dan warga dunia
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:
Bastian, 2021).
moral dan karakter. Wilhelm Dilthey dalam I Basri, H Hastuti (2020) telah
membagi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu tentang dunia ‘luar’ (ilmu-ilmu alam)
studies, culture sciences) dan sejarah dimasukkan kedalam bagian ilmu tentang
dunia ‘dalam’ tersebut. Hal ini menegaskan bahwa sejarah memiliki peran
dimaksud dalam kutipan diatas. Persoalan terkait nilai luhur dan moral bangsa
(Lestari, 2020) diartikan sebagai sebuah nilai yang terdapat dalam diri individu
juga mengembangkan tatanan karakter yang baik dalam diri seorang individu
yang sesuai dengan Pancasila. Saat ini, fenomena peserta didik dilihat dari segi
para pelajar belum mengetahui hakikat nilai dari setiap sila Pancasila.
secara lebih jelas tentang visi misi, cita-cita dan juga tujuan pendidikan ke
peserta didik serta semua komponen yang ada dalam satuan pendidikan. Profil
diketatahui peneliti pada semester ganjil pada awal pelajaran tahun 2022/2023
pengakuan salah satu pendidik membuat beliau jadi kurang leluasa dalam
sekolah yang ada yang nilai rendah saat Ujian Akhir Semester ganjil pada
dilakukan siswa di sekolah tersebut seperti pencurian salah satu atau sebagian
siwa di koperasi itu kelas X. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman
mereka mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sehingga
Selain itu juga masih lemahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai
tersebut bisa berkurang apabila peserta didik mempunyai nilai yang bepedoman
Pancasila di dalam dirinya, dimana ini merupakan nilai yang mendasari dalam
diri seseorang dalam kehidupannya. Untuk itu, ketika peserta didik sudah
memahami apa yang terkandung dalam Pancasila dengan baik, maka perbuatan
menyimpang akan terkendali. Selain itu, pada masa sekarang pada umumnya
peserta didik. Dalam hal ini, keadaan dan kondisi pada lingkungan pendidik
hanya mengajar materi yang menjadi tuntutan kurikulum dan peserta didik
belajar sesuai dengan buku dan materi yang disampaikan oleh pendidiknya.
Maka dari itu peran Guru sangat penting dalam keberhasilan peserta didik,
terlebih manfaat Sejarah penting dipelajari dari belajar Sejarah sebagai sebagai
pengingat, pemersatu dan pelajaran. Guru mengajarkan mengenai moral, etika,
dan Taqwa”. Dari visi misi sekolah dapat diketahui bahwa sekolah
sangat dibutuhkan dalam era baru ini dalam mewujudkan profil pelajar pancasila
itu perlu diteliti, penelitian ini akan digunakan sebagai karya ilmiah skripsi yang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
di SMAN 11 Banjarmasin?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah untuk
tambahan referansi pedoman bagi guru maupun calon gur untuk terus
untuk belajar sejarah terlebih agar siswa bisa memiliki budi pekerti luhur
d. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai proses belajar dalam dunia pendidikan
yaitu skripsi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Peranan Guru
a. Pengertian Peranan
Menurut Abu Ahmadi dalam Ridwan Anas (2022) peran adalah suatu
suatu objek.
b. Peranan Guru
mendidik anak dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu
dan bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak guru memerintah
sejarah
sejarah
2. Pelajar Pancasila
Profil ini dirancang berdasarkan kajian yang dilakukan Kementerian
disiapkan
terkait karakter dan kompetensi Abad 21 ini juga mendapati bahwa nilai-
Pancasila artinya menjadi pelajar yang memiliki jati diri yang kuat sebagai
bangsa Indonesia, yang peduli dan mencintai tanah airnya, namun juga
pelajar sepanjang hayat adalah salah satu atribut yang dinyatakan dalam
dapat senantiasa menjadi pelajar. Profil ini juga tidak menggunakan istilah
mengenal akhir atau ujung dari proses belajar, profil lulusan memberi
kesan bahwa karakter serta kemampuan yang dituju baru akan dicapai saat
seseorang lulus.
dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi warga dunia yang baik
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) Mandiri,
seharusnya hanya fokus pada satu atau dua dimensi saja. Mengabaikan
Esa, dan berakhlak mulia” karena salah satu elemennya adalah akhlak
bernegara. Sikap cinta tanah air terbangun selain karena akhlak sebagai
insan yang beriman, juga karena terbangunnya rasa peduli pada sesama,
peduli dan tanggap pada lingkungan yang merupakan elemen dari dimensi
Global akan membuahkan sikap cinta tanah air yang proporsional, karena
dunia.
mandiri, secara konsisten sejak dini terus hingga anak memasuki usia
dewasa. Hal ini juga selaras dengan fungsi pendidikan yang dinyatakan
dapat dibangun dalam institusi pendidikan sejak usia dini, dan terus
dibawa dan dibangun hingga setiap individu lulus sekolah menengah, dan
ini sejalan dengan nilai religius yang telah dikembangkan dalam Penguatan
dengan Tuhan, individu dengan sesama dan individu dengan alam semesta.
integritas dan merawat dirinya sendiri baik secara fisik, mental, maupun
spiritual.
merupakan cerminan dari iman dan ketakwaanya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
1) Akhlak beragama.
inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa
2) Akhlak pribadi.
bersikap jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh
tercermin dalam rasa sayangnya pada diri sendiri tetapi juga dalam budi
alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun
5) Akhlak bernegara.
b. Berkebinekaan Global
bahasa, agama dan kepercayaan, serta kelompok identitas dan kelas sosial
utuh serta kecintaan terhadap tanah air sebagai wujud dari nasionalisme.
pada satu sisi, dan pada sisi lain berpikiran terbuka dan berinteraksi dengan
Sosial.
c. Bergotong-Royong
sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan
ringan. Kemampuan itu didasari oleh di antaranya sifat adil, hormat kepada
murah hati. Kemampuan ini juga didasari oleh asas demokrasi Pancasila.
Kemampuan gotong royong pada Pelajar Indonesia membuatnya
yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan hasilnya. Pelajar
dan prakarsa dirinya tanpa perasaan terpaksa karena adanya tuntutan atau
dan perkembangan yang terjadi pada lingkup lokal maupun global. Hal ini
dorongan belajar yang berasal dari dalam dirinya sehingga akan merasakan
e. Bernalar Kritis
di abad 21. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis berpikir secara adil
banyak hal berdasarkan data dan fakta yang mendukung. Pelajar Indonesia
jauh lagi, pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu melihat suatu hal
f. Kreatif
dapat berupa hal yang personal hanya untuk dirinya maupun lebih luas ke
orang lain dan lingkungan. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah proses
3. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi siswa menjadi
kompetensi. Kegiatan pemerdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang
Sejarah itu juga sebagai cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis
proses pengajaran tentang peristiwa masa lalu yang berkaitan erat dengan
masa kini, karena kita dapat mempelajari masa lalu melalui kacamata masa
konsep waktu, ruang dan masyarakat, serta kaitan antara masa sekarang dan
masa lampau, anatar wilayah lokal dan wilayah lain yang jauh letaknya,
masyarakat lain di mana pun dalam ruang dan waktu. Untuk memahami
yang saat ini ada ganya dapat dipahami melalui studi tentang pertumbuhan
dan perkembangannya dalam ruang dan waktu. Konsep ruang, waktu dan
memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan
yang tidak terlepaskan dari masa lalu. Pembelajaran sejarah sebagai sub-
bagian dari proses masa lampau, masa kini dan masa depan
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa
Indonesia yang harus mempunyai rasa bangga dan cinta tanah air hingga
because the teacher has not thought out exactly what to do and how
ceroboh dan hampir selalu tidak efektif, karena guru tidak memikirkan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Agung, L & Sri
pembelajaran sejarah.
dicapai, (2) adanya strategi untuk mencapai tujuan (3) adanya sumber
dalam silabus.
konstekstual).
c) Digunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan
1. Specific
Perencanaan yang dibuat harus fokus pada tujuan yang akan dicapai
sulit untuk dicapai atau sulit diukur apakah sudah tercapai atau belum.
3. Attainable
sumber daya pembelajaran, seperti bahan ajar, media dan alat yang
dapat dipergunakan.
4. Raesonable
5. Time
2014: 85-86).
Dalam perencanaan Profil Pelajar Pancasila pada
Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh
sehari-hari.
negara ini terbentuk karena adanya sikap sosial yang baik dari para
yang tersedia, pengaturan materi ajar dan evaluasi hasil belajar yang
setelah adanya rencana dan persiapan yang nyata dan bukan hanya sekedar
penelitian ini adalah pada lokasi dan waktu serta fokus penelitiannya.
2. Nur Fitri Aisyah dan Effendi Nawawi (2023) yang berjudul “Analisis
ditanamkan pada peserta didik, akan tetapi nilai Pancasila tidak hanya
yakni pada penelitian yang dilakukan oleh NF Aisyah & E Nawawi yaitu
(kelas) .
3. Yesti Aryani (2022) yang berjudul “Peran Guru PAI dalam Mewujudkan
dimensi yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
tenaga kependidikan, dan juga orang tua murid serta kemudahan untuk
penelitian ini adalah pada lokasi penelitian, mata Pelajaran dan faktor
yakni pada penelitian yang dilakukan oleh Y Aryani, 2022 yaitu mata
masalah ini peneliti akan mengangkat tentang kendala bagi guru dalam
C. Kerangka Berpikir
Peranan guru sangat dibutuhkan dalam era baru ini dalam
baru bagi seorang guru untuk bisa memberikan pembelajaran yang prima.
sesuatu yang baru terdengar dalam dunia pendidikan. Hal ini karena arah
perjuangan dari para pahlawan yang bisa dipetik hikmahnya oleh para
pelajar. Setidaknya saat ini harapan terhadap peserta didik Indonesia ialah
Peranan Guru
Terciptanya karakter
pelajar pancasila
BAB III
METODE PENELITIAN
peneliti memilih sekolah tersebut, dikarenakan judul belum banyak diteliti oleh
mahasiswa lain mengenai Profil Pelajar Pancasila, dan ada pengalaman sewaktu
B. Jenis Penelitian
ini yang berjudul “Peranan Guru Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
instrument adalah peneliti itu sendiri yang mana pengumpulkan data ialah
menyajikan tiga tahapan, yaitu (1) pra lapangan (2) krgiatan lapangan dan (3)
C. Sumber Data
yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, sumber data
subjek/informan dari mana data ini dapat diperoleh (Suharsimi, 2010: 172).
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini diambil dari subjek (1) Informan
penelitian kualitatif yaitu (1) dapat dilakukan secara selektif, langkah ini disebut
Sumber data dalam penelitian adalah subjek/informan dari mana data ini dapat
diperoleh (Suharsimi, 2010: 172). Adapun sumber data dalam penelitian ini
atau lokasi, dan dokumen arsip. Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu data
dan mencari tau terkait permssalahan yang diangkat. Sumber Data Primer
juga dihayatinya.
informasi.
d. Seseorang yang cenderung menyampaikan informasi hasil
dengan pertimbangan atau tujuan tertentu, yang dianggap peneliti guru yang
Banjarmasin itu ialah terkait yang mengajar kurikulum merdeka di kelas X, dan
siswa/i yang merespon dengan Happy tentang mata pelajaran Sejarah dan apa
yang diteliti. Selain itu, dengan sengaja atau purposive sampling penarikan
sampel berdasarkan pada ciri atau karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti
dengan cara mengambil studi kasus yang dianggap dapat mewakili populasinya.
berikut :
x SMAN 11 Banjarmasin
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap Objek. Teknik
observasi menurut (Sutopo, 1996: 59) digunakan untuk menggali data dari
sumber data yang berupa peristiwa, tempat, benda, rekaman serta gambar.
mengamati aktivitas guru sejarah kelas X dikelas dan para peserta didik
2. Wawancara
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
3. Dokumentasi
dalam data ini diperoleh dari sebuah referensi yakni Modul, ATP dan buku
IPS/sejarah kelas X
Teknik Keabsahan data adalah variasi dari konsep validitas dan realibilitas.
Menurut Sugiyono (2010), triangulasi adalah proses uji kevalidan data dari
berbagai bentuk sumber dengan berbagai bentuk cara yang berbeda dan selang
pengecekan data dari berbagai sumber dari data yang berbeda dan kategori
sumber data yang berbeda pula yang kemudian dicari kesimpulan dari
peneliti berharap hasil dari perbandingan data dan informasi yang didapatkan
wawancara tidak terstruktur serta dokumentasi untuk sumber data yang selaras.
data dalam jenis apapun merupakan suatu cara berpikir. hal ini berkaitan dengan
pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,
2018, p. 320).
data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan sampai
setelah pengumpulan data pada periode tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti
proses analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2010:338-345).
1. Pengumpulan data
kepada narasumber.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilahan data, penyederhanaan, dan
yang diperoleh dilapangan langsung ditulis dengan rapi secara rinci dan
3. Penyajian Data
naratif, bisa juga dalam bentuk grafik dan chart (Sugiyono, 2018, p. 341).
4. Verifikasi Data
biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap selanjutnya akan semakin tegas dan
dilapangan. Kesimpulan terakhir adalah hasil yang didapat dari gejala dan
realitas yang diteliti yaitu analisis perencanaan, strategi, kendala guru dalam
Buku:
Amri, Sofan (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.
Agung S,. Leo 2007. “Peningkatan Profesionalisme Guru Sejarah
dalam Menghadapi Sertifikasi “. Makalah diseminarkan pada acara Temu
Kangen dan Seminar Regional Alumni Program Studi Pendidikan Sejarah
FKIP-UNS”, 8 November 2007.
Agung, L & Sri Wahyuni. 2019. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Bogdan, Robert, Participant Observation in Organizational Settings
Syracuse, N.Y.: Syracuse University Press.
Darmawan, I. P. A. (2021). Total Quality Management Dalam Dunia
Pendidikan" Model, Teknik Dan Impementasi". Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Sejarah. Jakarta.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 6. 1989. Jakarta: Cipta Adi Pustaka
Heri, S. (2014). Seputar pembelajaran sejarah; isu, gagasan dan
strategi pembelajaran. Aswaja Pressindo.
Hodson, D. (2009). Teaching and learning about science:
Language, theories, methods, history, traditions and values. BRILL.
Juliani, Asarina Jehan, and Adolf Bastian. 2021. “Pendidikan
Karakter Sebagai Upaya Wujudkan Pelajar Pancasila.” In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang, 257–65.
Kartodirjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam
Metodologi Sejarah . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kochhar, S. K. (2008). Pembelajaran sejarah. Jakarta: Grasindo,
161.
Leo Agung, S., & Wahyuni, S. (2013). Perencanaan pembelajaran
sejarah. Ombak.
Majir, A. (2020). Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Abad 21.
Yogyakarta: Deepublish.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif . Remaja
Rosdakarya. Inter Komunika, Stikom InterStudi.
Mulyasa. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Saiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk
Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:
Alfabeta
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-
teori Psikologi. Sosial. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Raja Grafindo.
Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran. Deepublish.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Heri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan
dan Strategi dalam Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Uchrowi. (2013). Karakter Pancasila: Membangun Pribadi dan
Bangsa Bermartabat. Jakarta: Balai Pustaka.
Widja, I Gede. (1989). Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif
Pendidikan.Semarang: Satya Wacana.
Jurnal:
Anas, R. (2022). Peran Guru Penjaskes Dalam Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri Se-Kota Jambi. Cerdas Sifa
Pendidikan, 11(1), 07-16.
Basri, I., & Hastuti, H. (2020). Bagaimana Sejarah Seharusnya
Diajarkan?. Jurnal Kronologi, 2(4), 140-148.
Hasanah, A. H., Adha, M. M., & Mentari, A. (2022). Peran Guru
Penggerak Dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah. De
Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
2(10).
Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil
Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter Bangsa.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 1224-1238.
MGIEP. (2017). Rethinking Schooling For The 21st Century: The
State of Education for Peace, Sustainable Development and Global
Citizenship in Asia. UNESCO: MGIEP.
Murniarti, Erni (2021). Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Pada
Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(4), 1418-1427.
Nurjanah, S. (2017). Internalisasi nilai-nilai pancasila pada pelajar
(upaya mencegah aliran anti pancasila di kalangan pelajar). El-Wasathiya,
5(1), 93–106.
Rifai, A. H. (2021). Strategi Pembentukan Karakter Dalam Perspektif
Imam Al-Haddad. Ar-Raniry, International Journal of Islamic Studies 8(2),
117-136.
Sari, D. P., & Rusmin, A. R. (2018). pengaruh iklim kelas terhadap
motivasi belajar peserta didik di sman3 tanjung raja. Jurnal Profit: Kajian
Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 5(1), 80-88.
Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran guru
penggerak dalam pendidikan merdeka belajar di indonesia. Jurnal
Dinamika Pendidikan, 14(2), 88-99
Tricahyono, D. (2022). Upaya Menguatkan Profil Pelajar Pancasila
Melalui Desain Pembelajaran Sejarah Berbasis Kebhinekatunggalikaan.
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 5(1), 13-23.
Website:
Isi Pasal 31 Ayat 1 - 5 UUD 1945 dan Hak Warga Negara Indonesia.
13 Jan 2022 Detikedu. Diakses pads tanggal 13 Maret 2023.
https://apps.detik.com/detik/
Syamsul Arifin dkk (2021) Profil Sekolah Religius Dalam Upaya
Menciptakan Pelajar Pancasila [IPUSNAS perpustakaan digital]
http;//webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications.books/191704