Anda di halaman 1dari 25

RESPON MASYARAKAT PESISIR TERHADAP

PENDIDIKANDI KABUPATEN ALOR

PROPOSAL

Proposal iniditulis untuk memenuhi persyaratan


mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

WERING MARTHA KAMAU


NIM 1822511036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2022

1
LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

1. Judul : Respon Masyrakat Pesisir Terhadap Pendidikan Di Alor


2. Peneliti
Nama : Wering Martha Kamau
Nim : 1822511036
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Univeritas : Muhammadiyah Kupang
Proposal Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Penelitian Atau Pengumpulan Data
Guna Menyusun Skripsi Dalam Rangka Menyelesaikan studi Pda ProgramStudi Pendidikan
Sosiologi.
Selasa, 22 Maret 2022
Pembimbing I Mengetahui : Pembimbing II

Syaharul, S. Pd M. Pd
Dr. Baco Tang, M. Si NIDN.0818048902
NIDN. 0828106601

Mengesahkan Mengetahui
Dekan Fakultas Ketua Program Studi

Nurdiyah Lestari, S.Pd M.Pd Arifin, S.Pd.,M.Pd


NIDN. 08220972 NIDN. 0826018701

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan pertolongan - nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul “RESPON MASYARAKAT PESISIR TERHADAP PENDIDIKAN DI
ALOR” adapun proposal ini buat dengan tujuan dengan memfaatnya ini telah penulis
usahakan semaksimal munkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar proposal ini.

Penulis proposal tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu dalam
penulisan proposal ini berubah arahan, petunjuk, dorongan, semangat, dan motivasi kepada
penulis semoga jasa dan kebaikanyah di balas oleh Allah yang berlimpa ganda.

Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepda :

1. Dr. Bacotang, M, Si sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan


dan bimbingan kepada penulis.

2. Syahrul, S, Pd, M.Pd Sebagai pembimbing II yang telah memberikan


arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Teman-teman dan sahabat yang telah memberikan motivasi kepada penulis


dalam menyelesaikan penulisan proposal ini.

Hanyah kepada Allah SWT penulis bermohon agar jasabaik ini dibalasnyah
dengan palah yang berlimpa ganda. Akhir kata penulis mengarapakn semoga
proposal ini memberikan menfat bagi segenap pembaca, khususnyah unutk
daripenulis secara peribadi.

Kupang, 11 maret 2022

Wering Martha Kamau

3
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………………ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..…iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….......……...….............

A. Latar Belakang...............……………………………............................................2
B. Fokus Penelitian....................................................................................................5
C. Rumusan Masalah………………………………………......................................6
D. Tujuan Penelitian…….…………………………………......................................6
E. Manfat Penelitian....…………………………………….......................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori……...…….………………………………….................................8
1. Pendidikan Masyarakat Pesisir......……..……………...........................8
2. Partisipasi Masyarakat Pesisir Terhadap Pendidikan ……………..........9
B. Penelitian Yang Relevan…………………………………………………..........12

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………...............18

A. Jenis Penelitian............……………………………………………..................17
B. Tempat dan waktu penelitian.............................................................................17
C. Subjek Penelitian…………………………………........…………...................18
D. Teknik Pengumpulan Data........……………………………………................19
E. Keabsahan Data…………................………………………………….............21
F. Analissis Data……………………..................……………….….…................23

DAFTAR PUSTAKA……………………...............……….....……….….................24

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan ciri umum masyarakat

pesisir di berbagai daerah di indonesia, kualitas ekonomi tidak memberikan

kesempatan bagi anak- anak pesisir untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan.

Banyak anak usia sekolah yang harus bekerja sebagai nelayan untuk mencari nafkah

membantu orang tuanya, menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011), minimalnya

masyarakat pesisir yang aktif secara pendidikan tentu menjadi masalah masyarakat

pesisir juga di harapkan terlihat dengan baik dalam pendidikan untuk mengkurangi

sikap apatasi terhadap pendidikan yang tidak di ragukan lagi merupakan salah satu

akar penyebab partisipasi dalam pendidikn publik mereka hilang, berdasarkan

kompleksitas permasalahan yang di hadapi masyarakat pesisir maka di perlukan

respon atau tanggapan dari masyarakat pesisr terhadap beberapa fenomena yang di

gambarkan ada alasan ada kuranya partisispasi masyrakat dalam fenomena

pendidikan.

Kondisi tersebut tentunya sangat mirip dengan kehidupan masyarakat pesisir

yang sangat dirasakan oleh masyarakat pesisir yang akan menghadapi tiga persoalan

menurut Charles (dalam Widodo 2006) yaitu: (1) Nelayan subsisten yaitu nelayan

yang mengankap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. (2), Nelayan asli

yaitu nelayan yang sedikit banyak memiliki krakter yang sama dengan kelompok

pertama, namum memiliki juga hak untuk melakukan aktifitas secara komersal

walaupun dalam skala yang sangat kecil. (3), Nelayan rekreasi yaitu orang-orang yang

secara prinsip melakukan kegiatan penankapan hanya sekedar untuk kesenangan atau

berolahraga, dan karamba pembudidayaan rumput laut atu mutiara dan petambak.

5
Menurut Hasnadi (2019) pendidikan memiliki peran yang sangat penting di

dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),Peninkatan kualitas

pendidikan merupakan proses yang terintergrasi dengan proses peninkatan kualitas

(SDM) tersebut, maka pemerintah harus terus berupaya menghujudkan amanat

tersebut melaluhi berbagai usaha pembangunan pendidikan yang berkualitas, antara

lain melaluhi pengembangkan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana

pendidikan, pengembangan dan pengadan bahan ajar, serta berbagai pelatian berbagai

guru pendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan dan kaitan ke belakang.

Masalah yang dihadapi masyarakat pesisirDi Kabupaten Alor adalah

sebagian besar dari mereka yang meninggalkan rumah dan acuh terhadap masa depan

anak-anaknya, kemudian masalah lain yang dihadapi adalah pada usia sekolah

seorang anak terpaksa membantu orang tuanya mencari ikan, seorang anak kemudian

mendapati pendidikannya terganggu karena harus membagi waktu sekolah dan

mencari uang yang menyebakan pemelajarannya tertunda bahkan putus sekolah, tidak

ada inisiatif orang tua tentang bagaimana menyeimangkan pendidikan anak dengan

tanggung jawab membantu orang tua. Hal ini disebakan kurangnya pemahaman orang

tua tentang tanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya pertanyaan ini tentu

menarik untuk dikaji untuk melihat respon masyarakat terhadap pendidikan itu

sendiri, fenomena di atas menunjukkan bahwa masyarakat sekolah kurang merespon

pendidikan itu sendiri dengan baik terbukti dengan semakin luasnya partisipasi

pendidikan masyarakat, (Fanpula 2014).

Berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir permasalahan

fasilitas sekolah permasalahan ekonomi rendahnya tingkat pendidikan orang tua dan

minat terhadap pendidikan anak permasalahan tersebut memuat masyarakat kurang

peka terhadap pendidikan, pendidikan tampaknya tidak berdampak pada masyarakat

6
pesisir meskipun tujuan sebenarnya dari pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan

masyarakat meningkatkan sumber daya manusia serta meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan, Pendpat ini juga diakui oleh Walker (2015), menyakini bahwa sumber

daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena

fasilitas yang cangih dan lenkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu

organisasi tampa di imbangi oleh kualitas SDM yang akan memfaatkan fasilitas

tersebut.

Dari bebrapa penelitian relevan di atas yang di lakukan penelitian mengenai

bebrapa permasalahan yang di hadapi masyrakat pesisir mulai dari permasalahan

fasilitas pendidikan, permasalahan ekonomi, rendahnya pendidikan orang tua serta

rendah minat seseorang anak untuk menuntut ilmu, permasalahan-permasalahan inilah

yang menjadi faktor penyebab masyrakat kurang merespon pendidikan.

B. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian ini adalah Respon Masyarakat Pesisir

Terhadap Pentinya Pendidikan Di Kabupaten Alor

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kondisi pendidikan masyarakat pesisir pantai di Kabupaten

Alor?

2. Apa permasalahan yang menjadi penyebab buruknya kondisi pendidikan

masyarakat pesisir di Kabupaten Alor.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengatasi kondisi pendidikan masyarakat pesisir pantai di Kabupaten Alor.

2. Menganalisis permasalahan yang menjadi penyebab buruknya kondisi

pendidikan masyarakat pesisir di KabupatenAlor.

7
E. Manfaat Penelitian

1. Menfaat teoritis

a. Menambah pengalaman penelitian untuk potret lebih mendalam tentang

kehidupan masyarakat pesisir.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman di kalangan peneliti tentang bagaimana masyarakat pesisir

menyikapi pendidikan.

c. Penelitian ini dharapakan untuk menjadi tambahan reverensi bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Untuk masyarakat

1. Mendorong masyarakat untuk memahami pentingnya mendidik generasi

muda.

2. Selain mendidik masyarakat bersekolah merupakan jalan keluar dari

kemiskinan.

3. Diharapkan dengan proses ini mentalitas konservatif masyarakat berubah

menjadi mentalitas evolusioner dan memahami dampak negatif kebodohan

dan literasi.

b. Bagai Dinas Pendidikan

Diharapkan pemerintah melalui dinas pendidikan dapat memberikan

perhatian khusus kepada masyarakat pesisir khususnya bidang pendidikan

mensosialisasikan pentingnya pendidikan bagi anak-anak pesisir selain

meningkatkan sumber daya manusia juga meningkatkan taraf hidup

masyarakat melalui pendidikan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Masyarakat Pesisir

Menurut Satria (2014), masyarakat pesisir adalah kelompok masyarakat

yang hidup bersama di wilayah pesisir dan memiliki keunikan budaya yang terkait

dengan ketergantungan mereka pada pemanfaatan sumber daya pesisir, hal yang sama

ditunjukkan oleh Iron dalam Mulyadi (2005), masyarakat pesisir adalah masyarakat

yang tinggal tinggal di wilayah pesisir yaitu zona peralihan antara darat dan laut. Dari

sisi ekonomi, mata pencaharian dari masyarakat pesisir sebagian besar adalah

nelayan, dan beberapa lagi bekerja di bidang industri laut lainya seperti buruh rumput

laut atau alga misalnya. Nelayan bukanlah kelompok masyrakat yang selalu hudup

berkecukupan krhidupan nelayan secara aspek ekonomi masi jahu dari kelayakan

yang di harapkan hal ini adalah faktor dari sistem bagai hasil dari jenis nelayan atau

tingkatan yang mereka melibatkan karena dalam mata pencaharian mereka yang

kebanykan adalah nelayan terdapat klasifikasi atas jenis lainya.

Menurut (Hanson 2004) Masyarakat pesisir memiliki kehidupan yang khas,

yang di hadapkan langsung dengan keadan ekosistem yang keras, dan sumber

kehidupan yang bergantung pada pememfaatan sumber daya pesisir dan laut (sumber

daya pesisir) masyarakat pesisir khususnya nelayan masi terbit oleh persoalan

kemiskinan, keterblakangan dan kesulitan mengakses berbagai layanan publik.

9
Terdapat persoalan tertentu yang terkait dengan aspek ekologis, sosial,dan ekonomi

sehingga masyrakat di kawasan pesisir masih tertinggal.

Satria mengatakan masyarakat pesisir merupakan salah satu yang juga

memiliki keunikan budaya dan nyaman dengan masyarakat lain karena pada dasarnya

budaya setiap masyarakat bergantung pada letak geografis daerah. Dimana

masyarakat tersebut berada, sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah

pegunungan memiliki budaya tenang dengan masyarakat pesisir misalnya untuk mata

pencaharian masyarakat pesisir lebih dominan sebagai nelayan sedangkan masyarakat

pegunungan lebih menguasai petani. Menurut Satria (2014), masyarakat pesisir juga

sangat bergantung pada sumber daya laut masyarakat pesisir cenderung

memanfaatkan sepenuhnya potensi laut untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari

misalnya dengan menangkap ikan dengan jaring ikan dan masih banyak alat tangkap

lainnya.

Sedangkan menurut Iron (2005), masyarakat pesisir termasuk masyarakat

yang tinggal di zona peralihan antara darat dan laut, kediaman pesisir mereka di cagar

alam ini tentunya menguntungkan masyarakat pesisir dengan sendirinya dengan

manfaat tersebut tentunya mereka dapat memanfaatkan kawasan pesisir, komunitas

untuk pekerjaan yang berada seperti nelayan atau petani kawasan yang terkena

sanksi juga terkadang menjadi lokasi pelautaan yang tentunya dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat pesisir.

10
2. Partisipasi Masyarakat Pesisir Terhadap Pendidkan

Partisipasi msyarakat merupakan hujud kepedulian masyarakat terhadap sesuwatu

dan akan memberikan bentuk perubahan- perubahan, menurut Mulysa (2014) bahwa

partisipasi masyarakat mengacu pada adanya keikut sertaan secara nyata dalam sesuatu

kegiatan, bisa berupa gagasan, kritik membangun dukungan dan pelaksanaan pendidikan.

Menurut Sitti Aminah (2016) memberdayakan masyarakat pesisir berarti

menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya,

merencanakan dan melaksanakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat

itu sendiri. Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan

kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak

kelompok kehidupan masyarakat diantara lainya:

a. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata

pencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut kelompok ini dibagi dalam

dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap

tradisional. Kedua kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal atau peralatan

yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapannya.

b. Masyarakat nelayan pengumpul bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang

bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan, mereka mengumpulkan

ikan-ikan hasil tangkapan yang selanjutnya dijual kepada masyarakat dan

sekitarnya kepada pasar-pasar lokal,umumnya yang menjadi pengunpul adalah

kelompok masyarakat pesisir.

11
c. Masyarakat nelayan buruh, kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak

dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat terlihat dari

kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka yang tidak memiliki

modalperalatan yang memadai untuk produktif.

d. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok

masyarakat nelayan buruh (departemen kelautan dan perikanan 2001),setiap

kelompok masyarakat tersebut mendapat penangan dan perlakuan khusus sesuai

kelompok usaha dan aktifitas ekonomi mereka.

Menurut (Sjafizal, S. 2016) Program pemberdayaan masyarakat banyak

digalakan disetiap daera, konsep dan implementasinya menyesuaikan kebutuhan

masyarakat, hal ini merupakan perwujutan kebijakan pemerintah. (1), Peningkatan

taraf ekonomi menjadi salah satu indikator dalam pemberdayaan perempuan.(2),

Pembangunan ekonomi baik mikrro maupun makro sangat penting proses

pembangunan dan kesejatraan dan masyarakat (3), Nelayan, nelayan digolongkan

sebagai pekerja yaitu orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan di

pesisir baik secara langsung dan tidak langsung pada mata pencahariannya,artinya

nelayan adalah orang yang aktif melakukan dalam operasi penangkapan ikan atau

binatang liar.

Dari pengertian itu tersebut jelas bahwa sumber penghidupan itu dapat

digunakan diperdaya untuk kehidupan selanjutnya,laut sebagai alam semesta

mempunyai kecirian tersebut dibandingkan dengan alam semesta lainnya. Kehidupan

masyarakat pesisir yang bergelut dengan laut, peralatan hidup utamanya perahu dan

segala atributnya sedangkan manusia pesisir yang bergelut dengan tanah, peralatan

hidup utamanya bajak tanahdengan segala atributnya. Dengan terciptanya program

pemberdayaan masyarakat pesisir artinya pemerintah kabupaten alor dapat

12
mengurangi rendahnya pendidikan yang mengakibatkan banyka masyarakat yang

pekerjaan utamanya di pesisir menangkap ikan untuk kehidupan selanjutnya baik

secara perorangan kelompok kemudian membentuk sebuah masyarakat dalam

penataan hidupnya.

3.Pengertian Maryarakat

Dalam kamus besar bahasa indonesia, masyrkat di artikan dengan sejumlah

manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkaiat oleh suatu kebudayaan yang mereka

anggap sama. Sedangkan dalam bahasa inggris istila masyarakat di kenal dengan

socety yang berasal dari bahasa latin socius yang berarti kawan. Istila masyarakat

sendiri berasal dari kata arab syaraka yang berarti ikut serta,: berpartisipasi.

Masyrakat merupakan suatu kesatuan hidupmanusia yang saling berinteraksi.

Masyarakat adalah dimana seklompok orang atau manusia yang hidup

bersama atau di tempat dahera tertentu untuk janka waktu yang lama, di mana

masing- masing anggotanya saling berinteraksi, interaksi yang di maksud berkaitan

dengan sikap, tinka laku, dan perbuatan. Menurut Soemardjan dalam Harudu, (2017)

masyrakat adalah orang- orang yang hidup bersama yang mengasilkan kebudayakan

dan mereka mempunyai kesaman wilayah, identitias, mempunyai kebiasahaan, tradisi,

sikap, dan perasahaan persatuan yang di kait oleh kesamaan.

B. Penelitian yang relevan

Konteks relevan digunakan untuk menghubungkan kata-kata dalam sebuah

tulisan yang terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan yaitu:

1. Himayatun Nisa” -perspektif masyarakat nelayan terhadap perguruan tinggi

2016

13
Peneliti tidak merinci jumlah informan untuk masyarakat nelayan desa

kegunung timur dan anak-anak desa dong lengung, hasil penelitian menunjukkan: (1),

kondisi keluarga nelayan di alorcukup baik meski belum memenuhi integritasnya. (2),

partisipasi masyarakat nelayan di perguruan tinggi dilihat dari stratifikasi sosial

mereka terutama di perguruan tinggi hampir semua responden menganggap sangat

penting bagi mereka dengan anak-anaknya.Orang tua tidak sama tetapi ada juga orang

yang menganggap tidak perlu asalkan perlu cukup untuk mengetahui cara memaca.

(3), penyajian dana pendidikan yang disumbangkan oleh rumah tangga nelayan untuk

dana pendidikan anak-anaknya serupa dengan kenyataan bahwa nelayan memiliki

pendapatan dari menangkap ikan untuk menutupi biaya sekolah dan masih memiliki

di gunakan untuk integritas dan bagi nelayan pekerjaan.Tidak cukup dan mereka

bahkan harus meminjam uang untuk membayar pendidikan anak-anak mereka.

2. Aminul Khoir 2015 persepsi masyarakat nelayan terhadap pendidikan formal bagi anak-

anak di desa kedawang kecamatan nguling provinsi pasuruan. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, lokasi penelitian berada di desa

kedawang. Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa kedawang tokoh masyarakat dan

beerapa masyarakat nelayan yang memiliki anak usia sekolah. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan meliputi cara berinteraksi dan

karakteristik masyarakat seperti kehidupan kelompok yang bekerja keras kesadaran

lingkungan rendahnya krtentuan memiliki afinitas yang besar dan tingkat ketergantungan

yang tinggi pada alam dan manusia, penelitian mengapa komunitas nelayan menginginkan

pendidikan formal untuk anak-anak menunjukkan bahwa mereka memerikan umpan balik

yang positif.

3. Neng Risma 2016 respon masyarakat terhadap pendidikan tinggi (deskripsi masyarakat di

desa tanjungjaya pakenjeng garut),

14
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

penelitian berdasarkan temuan lapangan dengan tipe data kualitatif teknik

pengumpulan data dilakukan dengan observasi wawancara dan dokumentasi,

sementara beberapa orang berpikir negatif bahwa kuliah hanya memuang-uang waktu

dan uang kuliah belum tentu sukses tanpa universitas kita bisa bertahan. Faktor yang

mempengaruhi respon masyarakat adalah represor, faktor motivasi meliputi: faktor

internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu keluarga dan kepentingan diri

sendiri, faktor eksternal adalah lingkungan hasil di lapangan menunjukkan bahwa

warga desa tanjungjaya ingin melanjutkan menyekolahkan anaknya hingga perguruan

tinggi, untuk beberapa alasan mereka ingin anak-anak mereka memiliki masa depan

yang lebih baik daripada orang tua mereka selain itu ditemukan dengan budaya kuno.

Dari hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

seelumnya memiliki persamaan dan peredaan dengan orang tua dibandingkan dengan

penelitian yang akan dilakukan, studi ini pertama-tama ingin melihat bagaimana

komunitas nelayan menanggapi pendidikan tinggi dan menjelaskan temuan mereka.

Kesamaan tersebut tentunya menjadi fokus kajian yakni masyarakat nelayan tentunya

dekat dengan masyarakat pesisirpada jenjang pendidikan tinggi kelegaan kedua

terletak pada letak geografisnya yang sangat nyaman untuk studi yang dilakukan oleh

peneliti, studi kedua juga ingin melihat persepsi masyarakat nelayan terhadap

pendidikan formal yang reduksinya ke arah penelitian yang berfokus pada pendidikan

formal untuk anak. Sedangkan persamaannya tentu saja di masyarakat yaitu

masyarakat nelayan yang tentunya sudah menjadi bagian dari masyarakat pesisir

penelitian kedua di atas juga menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,studi

ketiga yang menjadi berita utama tentang tanggapan masyarakat terhadap pendidikan

tinggi dari perspektif mitigasi menunjukkan bahwa penelitian sebelumnya lebih

15
berfokus pada masyarakat yang lebih luas saat penelitian sedang dilakukan akan fokus

pada tanggapan masyarakat terhadap pendidikan pesisir di alor tentu saja lebih

spesifik perbedaan kedua adalah pada mata pelajaran karena pendidikan tinggi sangat

mirip dengan masa studi pertama metode tersebut juga menggunakan metode

kualitatif.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang

berkorespondensi sebagai alat utama (mencari bantuan) terhadap data yang tertulis

atau lisan oleh orang-orang yang memahaminya penelitian pendekatan kualitatif lebih

sensitif dan beradaptasi dengan banyak model interdependensi dan nilai temah yang

diterapkan di lapangan (Nafizah 2013), dalamn penelitian ini digunakan penelitian

kualitatif Menurut Creswell (2010:) penelitian kualitatif adalah suatu metode untuk

menemu kan dan memahami makna yang menurut beberapa individu atau kelompok

orang berasal dari masalah.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini berlokasi di kecamatan alor barat laut kabupaten alor

alasan milih lokasi ini karena respon masyarakat pesisir terhadap pendidikan masih

sangat kurang baik oleh karena itu penelitian ini dilakukan di kecamatan alor barat

laut, kabupaten alor, penduduk kecamatan alor barat laut adalah masyarakat yang

sebagian besar bekerja di bidang perikanan atau industri perikanan masyarakat di sana

memiliki pemikiran yang sangat rendah, dan jenis pekerjaan yang homogen dan tentu

saja memerlukan pelatihan akademis yaitu nelayan.

Selain itu hal yang paling memprihatinkan adalah kurangnya minat

masyarakat untuk berinisiatif di bidang pendidikan, dapat dilihat sejauh mana minat

orang tua untuk membantu anaknya masuk perguruan tinggi meskipun kondisi

ekonomi mendukung pertanyaan inilah yang akan diangkat peneliti seagai topik

17
utama penelitian tentang, respon masyarakat pesisir terhadap pendidikan di kecamatan

alor barat laut kabupaten alor.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah organ informasi bagi seseorang yang digunakan oleh

peneliti sebagai sumber data penelitian yang dilakukannya, topik penelitian

didasarkan pada isu-isu yang akan dipertimbangkan terkait dengan respon masyarakat

pesisir terhadap pendidikan, subjek penelitian ini adalah camat alor barat laut

identifikasi subjek penelitian atau responden penelitian dilakukan dengan cara

pengambilan sampel langsung. Menurut satori pengambilan sampel murni adalah

teknik pengamilan sampel yang ditentukan dengan cara menyesuaikan dengan tujuan

atau pertimangan penelitian tertentu.

Pencarian informan ini mempertimbangkan apakah orang yang dipilih dapat

memberikan informasi yang jelas sesuai dengan tujuan dan masalah yang diteliti,

teknik identifikasi informan dapat dilakukan dengan menggunakan responden yaitu

dengan sengaja menghilangkan informan sebagai cara untuk menghilangkan informan

yang audiensnya, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan teknik pengumpulan data tersebut peneliti dapat dibantu

dengan alat pengumpulan data yang sesuai oleh karena itu dalam penelitian ini untuk

pengumpulan data digunakan dua jenis metode pengumpulan data untuk mengetahui

1. Observasi

Observasi adalah proses pengumpulan data dalam penelitian ini dimana peneliti

akan mengamati situasi penelitian, teknik ini digunakan untuk observasi dekat

dengan tujuan menemukan data melalui pengamatan langsung dan mendalam

terhadap subjek yang diteliti. Menurut James dan Dean dalam Paizaluddin dan

18
Ermalinda (2013), mengamati dan mendengarkan perilaku seseorang selama

periode waktu tertentu tanpa dimanipulasi atau dikendalikan. namun yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pasif partisipasi sedang dan

partisipasi aktif yang interpretasinya adalah: pengumpulan data pengumpulan

data khususnya

a. Dalam observasi partisipatif pasif peneliti mengunjungi lokasi penelitian tetapi

tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di sana hanya mengamati dari

kejauhan.

b. Observasi partisipatif sedang, di mana pengumpul data melakukan observasi

partisipatif dalam beberapa tetapi tidak semua kegiatan.

c. Observasi partisipatif aktif di mana peneliti berpartisipasi dalam apa yang

dilakukan informan penelitian tetapi tidak secara radikal.

2. Wawancara

Menurut Moleong dalam Arifin (2009) wawancara adalah percakapan

dengan tujuan tertentu percakapan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yaitu

pewawancara (interview) atau orang yang bertanya dan orang yang diwawancarai (the

interview),atau orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut dilihat dari

penampilann teknik ini dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Wawancara Bebas (unguided interview), adalah wawancara yang mengatakan apa

saja asalkan relevan dengan permasalahan yang ingin diteliti terutama mengenai

respon masyarakat di kecamatan alor barat laut, terhadap guru pendidikan serta

dengan banyak faktor yang menyebakan anak putus sekolah atau di luar sekolah. (

1), faktor ekonomi (2), kurangnya minat orang tua terhadap pendidikan anaknya

(3), kurangnya kesadaran diri. Upaya warga kecamatan alor barat laut terhadap

19
anak putus sekolah dan metode penting yang memotivasi anak untuk

melanjutkan pendidikan.

b. Wawancara Terpimpin, adalah wawancara yang selama melakukan wawancara

telah disiapkan sejumlah pertanyaan lengkap secara individual sehingga

pewawancara hanya melakukan wawancara dengan responden yang telah

ditentukan. Dalam hal ini peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan seperti: (1)

bagaimana tanggapan warga kecamatan alor barat laut terhadap pendidikan.(2)

faktor apa saja yang mempengaruhi pendidikan dikecamatan alor barat laut.

E. Keabsahan Data

Kebahsandata digunakan untuk menunjukkan kebenaran hasil penelitian dengan

kenyataan, pengecekan kesalasahan data menggunakan triangulasi yaitu suatu teknik

pemeriksaan kebasahan data dengan menggunakan sesuatu yang lain, data eksternal

untuk memeriksa atau memandingkan dengan data. Teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan adalah verifikasi dari sumber lain, untuk memperkuat kebasahan

data peneliti melakukan tes dengan data yang sudah terkumpul ada empat triangulasi

yang dilakukan dalam validasi data yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik,

triangulasi pencari, dan triangulasi waktu.

1. Segitiga sumber meliputi data yang diperoleh dari beragai sumber melalui

wawancara observasi dan dokumen. Data dikumpulkan dari sejumlah

informan yang telah ditentukan kemudian data yang diperoleh peneliti

kemudian diinterpretasikan ke dalam data .Peneliti kemudian menyimpulkan

dari sebagai hasil yang diperoleh dari beberapa informan tersebut.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara dengan narasumber.

2. Triangulasi adalah studi menggunakan teknik yang bereda dari sumber yang

sama. yaitu pertama menggunakan teknik wawancara kemudian peneliti

20
menggunakan teknik observasi sumber yang sama. dan peneliti juga

menggunakan teknik untuk mendokumentasikan sumber yang dimaksudkan

untuk memudahkan peneliti mendapatkan hasil yang akurat dan terpercaya.

3. Triangulasi peneliti adalah peneliti yang meneliti atau membandingkan hasil

data yang diperoleh di lapangan dengan cara membandingkan hasil

wawancara observasi dan dokumen yang diperoleh dari sejumlah sumber

yang berkaitan dengan masalah yang diajukan peneliti, dengan cara ini hasil

yang diperoleh peneliti dapat lebih diandalkan.

4. Segitiga waktu terdiri dari data yang dikumpulkan dengan menguji ulang

data melalui informasi yang sama pada waktu yang di tentukan, peneliti

menggunakan wawancara pada waktu yang di tentukan dari sumber lain untuk

mendapatkan hasil tersebut diperlukan waktu beberapa minggu untuk

mengumpulkan semua hasil yang peneliti peroleh wawancara observasi dan

dokumentasi.

F. Analisis data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan dideskripsikan secara

deskriptif, dengan menjelasakan masalah secara jelas dan menyeluruh penelitian

kualitatif menurut Moleong, Lexy j (2017) adalah deskripsinya mengumpulkan

sejumlah kata deskriptif.

Data yang diperoleh di lapangan kemudian diolah secara kualitatif melalui

empat tahap reduksi data yaitu:

1. Pengumpulan data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat

dalam lapangan yang terdiri dari dua aspek deskripsi dan refeleksi. Catatan

deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat,

21
didengan, dirasakan, disaksikan, yang dialami penelitian tentang fenomena

yang dijumpai. Sedankah catatan reflekasi yaitu catatan yang menuntut

kesan, komentar dan tafsiran penelitian tentang temuan yang dijumpai dan

merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi data

Reduksi data berarti merekam dengan memilih poin-poin utama memfokuskan

pada hal-hal yang penting menemukan tema dan pola dan menghilangkan

yang tidak perlu, dengan demikian data yang direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas sehingga memudahkan peneliti untuk

mengumpulkan data dan menemukannya jika diperlukan.

3. Menyelidiki data

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah mempelajari data, dan

diorganisasikan disusun dalam suatu pola huungan agar lebih mudah

dipahami dalam penelitian kualitatif studi data biasanya dilakukan dalam

bentuk deskripsi dokumen sinkat.

4. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan ditarik dengan membuat catatan lapangan dan mendiskusikannya

untuk mendapatkan peluang yang relevan untuk menarik kesimpulan yang

pasti.

Gambar 1:Bagian analisis dan kualitatif model analisis dan interaktif

Miles dan Huberman (Harianti 2015).

Pengumpulan Data menyelediki Data

Reduksi Data Penarikan

22
DAFTAR PUSTAKA

Creswall, John W. (2016). Studi Desain Pendekatan Kualitatif Perpustakaan

Pemelajaran Yogyakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen

Kesehatan. Ba :

Efend,i Onong Uchana. 2005. Ilmu Komonikasi Teori dan Praktek.

Bandung: Pemuda Rosda karya.

Freire Paulus. 2001. Pendidikan Lieral. iukota Jakarta . menghancurkan.

Gulo W. 2008. Metode Penelitian. Grasindo.

Khaldun Ibnu. 2001 Presentasi. Jakarta: Perpustakaan Al Kautsar.

Moleong, Lexy. (2017). Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi Jakarta:

Rosda Karya.

Mulyadi S. 2005. Ekonomi Kelautan. iukota Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa.(2014).Pengembangan dan Implemtasi Kurikulum 2013 Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata Nana Syaodih, (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT

Pemuda Rosda karya.

Dr. Juliansyah Noor, 2007. Metode Penelitian kualitatif, Kencana Prenada Media

Group.

Nursalam, Suardi, dan Syarifuddin. (2016). Teori Sosiologi.

Yogyakarta :Writing Revolution.

23
Satria Arif. 2015. Pesisir pengantar sosiologi masyarakat. Jakarta: Yayasan

Perpustakaan Oor Indonesia.

Sugiyono.(2017). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif penelitian dan

pengemangan. Bandung: Alfa Beta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Proses Penelitian Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Susanto S. Astrid. 1982. Giao tiếp de masse. Jakarta: Bina Cipta.

W Sarlito Sarwono et al. 2012.Psikologi Sosial. Jakarta: Salema Empat..

Khoir, Aminul 2015, Persepsi Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Formal

Anak di Desa Kedawang Kecamtan Nguling Kabupaten Pasuruan. Skripsi.

Nisa‟, Himayatun 2016. Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Tinggi

( Studi Kasus Desa Legung Timur Kecamatan Batang-Batang Kabupaten

Sumenep Kota Madura). Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Risma, Neng. 2016. Respon Masyarakat terhadap Pendidikan di Perguruan

Tinggi (Mendeskripsikan tentang Masyarakat di Desa Tanjungjaya

Pakenjeng-Garut). Skripsi. Bandung. UIN Sunan Gunung Jati Bandung.

Sjafrizal, S.2016. Perencana pembangunan daerah

dalam era otonomi. Jakarta :Pustaka Belajar.

24
25

Anda mungkin juga menyukai