PENGENDALIAN MIKROORGANISME
A. DASAR-DASAR PENGENDALIAN
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Dasar-Dasar Pengendalian Mikroorganisme
Indikator :
1. Mendefenisihkan pengendalian organisme
2. Menjelaskan pentingnya Pengendalian Mikroorganisme
3. Menjelaskan defenisi istilah dalam Pengendalian Mikroorganisme
4. Menjelaskan pola dan laju kematian bakteri
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja antimicrobial
PEMBAHASAN
1. Apa itu pengendalian mikroorganisme ?
Jawab : Segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme.
Mikroorganisme harus dikendalikan karena memiliki potensi untuk merugikan makluk hidup lainnya, yaitu
dengan merusak dan menimbulkan penyakit maupun mematikan, sperti :
a. Sterilisasi
Proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan di sebut sterilisasi, suatu benda yang steril di
pandang dari segi mikrobiologi, artinya benda tersebut bebas dari mikroorganisme hidup.
b. Disinfektan
Suatu bahan biasanya zat kimia yang mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk-
bentuk spora penyebab penyakit disebut disinfektan.
c. Antiseptik
Suatu substansi yang melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan atau kerja mikroorganisme
dengan cara menghancurkan mereka atau menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya disebut
antiseptik
d. Bahan Sanitasi
Suatu bahan yang mengurangi populasi mikroba sampai pada batas yang di anggap aman menurut
persyaratan kesehatan masyarakat disebut bahan sanitasi
e. Germisida
Suatu bahan yang dapat mematikan sel-sel vegetatif tetapi tidak selalu mematikan bentuk-bentuk
spora resisten kuman yang disebut germisida.
f. Bakterisida
Suatu bahan yang mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri disebut bakterisida.
g. Bakteriostatis
Suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatis.
h. Bahan antimikrobial
Didefenisihkan sebagai bahan yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba.
Pola kematian mikroorganime yang ditunjukkan yaitu pola eksponsial (kematin yang terjadi berulang-
ulang secara kotan/bentuk perkalian dengan bilangan yang sama yang di ulang-ulang atau singkatnya
adalah perkalian yang diulang-ulang) dapat dimengerti dengan lebih mudah apabila setiap sel
merupakan sasaran dan sejumlah peluru ditembakkan secara acak dan tembakan itu langsung pada
sasaran, sehingga menyebabkan kematian sebanyak 10 % dari total sel mikroba yang ada. Semakin lama
waktu yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme jumlah mikroorganisme yang tersisa hidup
makin sedikit.
Secara teoritis, kematian mikroorganisme yang dimatikan dengan disinfeksi akan tergambar sebagai
berikut :
Waktu Yang bertahan Kematian per unit waktu Kematian total Kematian total
Dalam hidup (%)
menit
0 1.000.000 0 0 0
1 100.000 900.000 = 90% 900.000 90
2 10.000 90.000 = 90% 990.000 99
3 1.000 9.000 = 90% 999.000 99,9
4 100 900 = 90% 999.900 99,99
5 10 90 = 90% 999.990 99,999
6 1 9 = 90% 999.999 99,9999
b. Jumlah Mikroorganisme :
Diperlukan banyak waktu untuk membunuh populasi dan bila jumlah selnya banyak maka perlakuan
harus diberikan lebih lama supaya kita cukup yakin bahwa sel itu mati
c. Suhu :
Bertambahnya suhu juga meningkatkan kecepatan terbunuhnya sel-sel bakteri bila konsentrasi
disinfektannya tetap konstan.
d. Spesies Mikroorganisme
Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda-beda terhadap sarana fisik
dan bahan kimia. Telah kita ketahui bahwa pada spesies pembentuk spora,sel vegetatif yang
sedang tumbuh lebih mudah di bunuh di bandingkan dengan sporanya. Sesunggunya spora
bakteri adalah yang paling resisten di antara semua organisme hidup dalam hal kemampuan
untuk bertahan hidup pada keadaan fisik dan kimiawi yang kurang baik.
1. Penggabungan disinfektan dengan bahan organik membentuk produk yang tidak bersifat
mikrobisidal.
2. Penggabungan disinfektan dengan bahan organik menghasilkan suatu endapan, sehingga
disinfektan tidak mungkin lagi mengikat mikroorganisme.
3. Akumulasi bahan organik pada permulaan sel mikrobe, menjadi suatu pelindung yang
akan mengganggu kontak antara disinfektan dan sel.
B. PENGENDALIAN MIKROORGANISME
DENGAN SARANA FISIKA
PEMBAHASAN
1. Bagaimana cara pengendalian mikroorganisme dengan suhu tinggi ?
Jawab :
1. Penggunaan suhu tinggi
Suhu tinggi dimaksud dapat menimbulkan panas yang tinggi dalam keadaan kering (panas
kering), maupun dalam keadaan basah (panas lembab). Berdasarkan hasil penelitian terbukti
bahwa pemanasan lembab dengan autoklaf memiliki kecepatan mematikan mikroorganisme
yang dibasmi lebih cepat dari pemanasan kering dengan oven, karena pemanasan lembab
menghancurkan mikoba dengan mengkoagulasi protein-proteinnya dan mengoksidasi
komponen-komponen kimiawi mikroba.
Data tentang perbedaan lama waktu dan tingginya suhu antara pemanasan basah dan
pemanasan kering dapat dilihat pada tabel berikut ini :
2.1 Pemusnahan mikroba dengan pemanasan lembab
Mikroorgansime Lamanya pemusnahan ( dalam menit) pada
C.sporogenes 150 45 12
C.perfringens 50 15-35 5
1. Panas Lembab
a. Uap bertekanan
Panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan merupakan sarana yang paling dapat diandalkan
untuk sterilisasi. Uap bertekanan menyediakan suhu jauh di atas titik didih, pemanasan
dapat berlangsung lebih cepat, mempunyai daya tembus dan menghasilkan kelembaban
yang tinggi yang semuanya ini mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba. Alat
sterilisasi dengan uap bertekanan tinggi inilah yang disebut autoklaf.
a. Sterilisasi bertahap
Panas lembab ini berfungsi untuk melakukan sterilisasi terhadap bahan-bahan dan
peralatan mikrobiologis tertentu..Beberapa media bakteriologis dan zat kimia tidak dapat
dipanaskan di atas suhu 1000C tanpa menjadi rusak. Teknik sterilisasi yang diterapkan
untuk mensterilkan bahan-bahan ini yaitu dengan pemanasan bertahap, dimana bahan-
bahan tersebut akan dipanaskan dengan suhu 1000C selama tiga hari yang diselingi dengan
periode inkubasi. Selang waktu inkubasi itu akan menyebabkan mikroba berspora yang
melindunginya dari ancaman dari luar akan berkecambah, sehingga ketika dipanaskan lagi,
sel-sel vegetatif mikroba tersebut dapat dihancurkan. Lama waktu yang digunakan untuk
proses sterilisasi bahan tertentu dengan autoklaf sangat tergantung pada jumlah dan jenis
bahan yang disterilkan. Berikut disajikan lama waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi
bahan dalam jumlah tertentu.
No Wadah Lama menit sterilisasi
a. 18 x 150 mm 12-14
b. 32 x 200 mm
c. 38 x 200 mm 13-17
15-20
2 Labu Erlenmeyer
a. 50 ml 12-14
b. 500 ml
c. 1000 ml 17-22
d. 2000
20-25
30-35
3 Labu Fenwal
a. 500 ml 24-28
b. 1000 ml
c. 2000 ml 25-30
40-45
b. Air mendidih
Air mendidih hanya dapat membunuh sel-sel vegetatif mikroba setelah selama 10 menit, namun tidak
dapat membunuh beberapa spora bakteri selama berjam-jam. Oleh karena itu, air mendidih tidak
dapat diandalkan untuk sterilisasi.
d. Pasteurisasi
Pasteurisasi yaitu sistem sterilisasi dengan pemanasan terkendali agar mikroba sasaran terbunuh,
sedangkan mikroba lainnya tidak terbunuh dan mutu bahan yang disterilkan tetap berkualitas
2. Panas Kering
a. Sterilisasi dengan udara panas
Udara panas (panas kering) digunakan untuk melakukan sterilisasi terhadap bahan-bahan atau
peralatan yang tidak dapat disterilkan dengan pemanasan basah yaitu cawan petri, pipet, minyak,
serbuk, perabot pecah belah di laboratorium. Suhu yang dibutuhkan dapat mencapai 1600C
selama 2 jam.
b. Pembakaran
Pembakaran digunakan untuk memusnahkan baik mikroorganisme maupun bahan yang mengandung
mikroba seperti bangkai, hewan-hewan penelitian yang terinfeksi dan bahan terinfeksi lainnya yang
perlu dimusnahkan. Pemusnahan mikroba dengan pembakaran juga dilakukan secara rutin di
laboratorium terhadap jarum ose dengan cara dipijarkan di atas lampu bunsen maupun pada alat
pembakar listrik.
2. Pendinginan
Biakan beberapa bakteri, khamir dan kapang yang ditumbuhkan pada media agar dalam tabung reaksi,
dapat tetap hidup selama berbulan-bulan pada suhu lemari es yaitu sekitar 4 sampai 70C.
Bakteri dan virus dapat bertahan hidup pada suhu pesawat pembeku mekanis (-200C), suhu es kering yaitu
CO2 beku (-700C) dan pada suhu nitrogen cair yaitu -1950C. Walau masih ada bakteri dan virus yang mati,
namun lebih banyak yang bertahan hidup dalam waktu yang lama karena dapat menjalani masa dorman di
mana aktifitas metabolik tetap ada namun tidak terdeteksi.
1. Jenis mikroba
2. Bahan pembawa yang dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme
3. Kesempurnaan proses pengeringan
4. Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban) yang dikenakan pada organisme yang
dikeringkan.
Beberapa mikroba dan spora dengan batas toleransinya masing-masing terhadap pengeringan dengan
udara sebagai berikut :
a. Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria menigitis sangat peka terhadap kekeringan, sehingga akan
mati dalam beberapa jam.
b. Streptococcus lebih resisten di mana dapat bertahan berminggu-minggu setelah dikeringkan.
c. Bacillus tuberculosis yang dikeringkan bersama dahak dapat tetap hidup selama jangka waktu
lebih lama lagi.
d. Spora kering mikroorganisme diketahui dapat tetap hidup sampai waktu tak terbatas.
c. Sinar X
Dosis letal median sinar x untuk berbagai spesies organisme
(dalam rad)*
Pandorina 4.000
Paramaecium 300.000
Mencit 450
Kelinci 800
Tikus 600
Kera 450
Manusia 400
)* satu rad (dosis radiasi yang diserap) disingkat sebagai rd ialah dosis yang memancarkan 100 erg/g bahan yang diradiasi,
dengan nilainya sama dengan 6 x 1013 eV.
d. Sinar gama
Sinar gama memiliki energi dan daya tembus yang lebih tinggi dari sinar x, yang dapat berefek
letal terhadap semua makluk hidup. Lebih tepat untuk sterilsasi peralatan medis yang tebal.
e. Sinar katode
Berkas elektron atau sinar katode yang kuat dan berkecepatan tinggi bersifat sangat mikrobi-
sidal serta mempunyai pengaruh lain terhadap bahan-bahan biologis maupun non biologis.
Biasa digunakan untuk sterilisasi peralatan.
Filter bakteriologis
Filter bakteriologis yaitu suatu lapisan yang relatif tebal yang terbuat dari asbes, tanah
diatomae, porselin atau kaca berpori, ester selulosa atau substansi polimerik lain dengan
pori-pori berukuran tepat serta seragam. Ukuran pori dari filter jenis ini berkisar dari 0,01
sampai 10 µm dengan tebal saringanannya yang sangat tipis yaitu kurang dari 150 µm
sehingga dinamakan filter membran. Filter membran biasa digunakan untuk mensterilkan
bahan-bahan fluida dan di dalam prosedur-prosedur mikrobiologis untuk mengidentifikasi
dan menghitung jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel air dan bahan-bahan lain.
a. Filter udara
Filter udara merupakan filter berefisiensi tinggi (high efficiency particulate air filter atau
HEPA) untuk menyaring udara berisikan partikel, sehingga diperoleh udara bebas debu (udara
bersih). Biasanya digunakan bersamaan dengan sistem aliran udara laminar (laminar air flow).
b. Pencucian
Mencuci benda atau tubuh dengan sabun dan sikat, maka akan menyebabkan terlepasnya
lapisan minyak yang mengandung mikroba, sehingga benda atau kulit badan bersih dari
mikroba.
1 Panas Lembab :
Tidak menjamin
tercapainya keadaan
b. Uap bebas atau air
Menghancurkan patogen yang tak steril bila perlakuan
mendidih
membentuk spora; sanitasi hanya diberikan satu kali.
perlengkapan tidur, pakaian dan
peralatan makan.
2 Panas Kering :
Radiasi :
3 a. Cahaya ultraviolet Mengendalikan infeksi asal udara, Harus dapat diserap agar
mendisinfeksi permukaan. efektif (tidak dapat
menembus kaca
transparan atau benda-
benda tembus cahaya;
menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit; daya
tembus rendah).
4 Filtrasai :
a. Filtrasi membran Mensterilkan zat alir biologis yang Zat alir harus relatif bebas
peka terhadap panas. dari benda-benda
partikulat
. Pembersih Fisik :