Anda di halaman 1dari 40

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI IO KUFEU

KABUPATEN MALAKA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

INGGRITHA ROLLY MANEK

NIM 1822511032

Proposal ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana

Pendidikan.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

INTERNALISASI NILAI – NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

TERHADAP PESERTA DIDIK DI SMAK SINT CAROLUS PENFUI

KOTA KUPANG

VEMILIA ENJELINA NGGEHENG

NIM 1822511019

Proposal/skripsi ini telah memenuhi syarat untuk diajaukan kepada dewan penguji

skripsi/proposal

Menyetujui untuk diajukan pada ujian proposal/skripsi

TIM PEMBIMBING

Nama Tanggal Tanda Tangan

1. Dr.Zainur wula,S.Pd.,M.Si …………………… …………………………

2. Arifin, SP.d., MP.d. …………………… …………………………….

Kupang, Januari 2022

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan sosiologi

Arifin, SP.d., MP.d.

NIDN 0826018701
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang

berjudul “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI

PEMBELAJARAN SOIOLOGI DI SMA NEGERI IO KUFEU KABUPATEN

MALAKA “ tepat pada waktunya.

Adapun tujun dari penulisan proposal ini adalah untuk mempelajari cara

pembuatan skripsi pada Universitas muhammadiyah kupang dan untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan keguruan dan ilmu pendidikan.

Pada kesempatan ini, penuliis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan dukungan morl maupun matiril sehingga proposal

penelitian ini dapat selesaikan dengan bai.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,

penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ad kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal

penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semooga proposal peelitian ini berguna bagi para

pembaca dan pihak-pihak yang lain yang berkepentingan.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ..................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1

B. Fokus Penelitian ..............................................................................................................5

C. Rumusan Masalah ...........................................................................................................5

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................6

E. Manfaat Penelitian ..........................................................................................................6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................8

1. Pentingnya Pendidikan Karakter ...............................................................................8

2. Tujuan Pendidikan Karakter .....................................................................................8

3. Fungsi Pendidikan Karakter .....................................................................................11

4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter...............................................................................17

5. Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah..............................................................19

6. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter.............................................21

7. Penelitian Relevan.....................................................................................................23

8. Kerangka Berpikir ....................................................................................................23


BAB III. METODELOGI PENELITIAN ..................................................................................28

A. Jenis Penelitian ...............................................................................................................28

B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................................................28

C. Subyek Penelitian ...........................................................................................................30

D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................30

E. Keabsahan Data...............................................................................................................31

F. Teknik Analisis Data ......................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Misi dunia pendidikan adalah melahirkan generasi-generasi penerus yang

memiliki intelektuallitas tinggi dan menciptakan peradaban yang berkarakter

kuat. Hal ini sangat kontradiksi dengan realitas sosial yang ada di masyarakat

dimana terdapat kasus yang menunjukan degradasi moral yang justru terjadi

pada generasi-generasi mudah bangsa Indonesia. Data ini di tunjukan olleh

komisi nasional perlindungan anak yang menyebutkan bahwa sepanjang

tahun 2019 ada 255 kasus tawuran antar pelajar di Indonesia di mana terdapat

20 pelajar meninggal dunia.(Anjari,2017) menyebutkan bahwa tawuran

pelajar dapat disebabkan oleh karakteristik individual siswa yang terlibat

tawuran. Karakteristik individual ini meliputi kondisi kejiwaan (psikologis)

siswa yang mempunyai pengaruh besar tehadap keputusanya untuk

melakukan tauran atau tidak, mengingat mayoritas siswa masi dalam situasi

kejiwaan yang labil.

Oleh sebab itu, pelajar yang masih tergolong remaja lebih rentang untuk

melakukan tindakan tawuran. Selanjutnya, degradasi moral tidak hanya

sebatas merujuk pada satu peristiwa khususnya tawuran yang terjadi pada

pelajar di indonesia.peristiwa lain yang dapat dijadikan tolak ukur adanya

degradasi moral pada generasi penerus bagsa adalah adanya kasus

penyalagunaan narkoba. Hasil survei BNN di tiap-tiap universitas dan


sekolah pada tahun 2016 menunjukan bahwa 22 persen penggunaan narkoba

berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa dengan jumlah yang dapat

menigkat lagi di tahun berikutnya mengingat adanya tren penggunaan

narkoba dari kalangan generasi mudah. kasus serupa yang menunjukan

rusaknya moral bangsa di tandai dengan adanya geng motor dengan anggota

yang masi aktif menempuh jalur pendidikan pada jengang Sekolah Menegah

Atas (SMA) selanjutnya disingkat SMA. Salah satu kasus geng motor yang

menggemparkan publik sepanjang tahun 2015 ini adalah kasus pengeroyokan

yang terjadi terhadap salah satu mahasiswa Unair, Aditya Wahyu Budi

Hartanto yang meninggal dunia setelah dihakinimi oleh geng motor dengan

mayoritas anggotanya adalah pelajar.

Merosotnya moral generasi penerus bangsa juga ditunjukan dengan adanya

pergaulan bebas (free Sex). Hasil survey yang dirilis komisi perlindunga anak

indonesia pada tahun 2018 menyatakan bahwa 32 persen remaja mengaku

pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Perilaku siswa yang bermoral di pastikan lahir dari budaya sekolah yang

bermoral dan budaya. Sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-pribadi

guru yang bermoral. Dalam hal ini budaya sekolah sangat berpengaruh

terhadap karakter siswanya. Sekolah yang merupakan salah satu tempat

pembentukan karakter yang paling tepat setelah di rumah, sekolah diamanahi

para orang tua untuk mencerdaskan anak-anaknya, sekolah juga diharapkan

untuk mendidik dan membina perilku mereka dengan karakter baik dan

mulia.
Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah dimaksudkan untuk

menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, ketrampilan, dan

pengetahuan yang memadai untuk pengembangan potensi diri secara optimal,

sehingga lulusan memiliki ketahanan dan menghasilkan dalam pendidikan

lanjutnya, Serta kehidupan yang selalu berubah sesuai denga perkembangan

zaman. Sehingga pendidikan salah dalam penanganannya maka

output(keluar) yang di hasilkan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Hal yang dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan

perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat. Pendidikan arakter

harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk di lembaga pendidikan.

Idealnya pembentukan atau pendidikan karakter diintegrasikan keseluruh

aspek kehidupan, termasuk kehidupan sekolah, ,lembaga, pendidikan,

khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk

membentuk karakter siswa. Hal ini di maksudkan agar peserta didik dalam

segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan

kuat.

Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan di sekolah diharapkan

dapat mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus membentuk karakter

peserta didik yang baik untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan.

lembaga pendidikan, khususnya sekolah di pandang sebagai tempat yang

strategis untuk membentuk karakter siswa.


Penelitian (Naim,2018), menunjukan bahwa manusia yang berkarakter

adalah manusia yang perilaku dan egala hal yang berkaitan dengan aktifitas

hidupnya selalu dengan nilai-nilai kebaikan. Sebagai aspek kepribadian,

Karakter merupakan cermin dari kepribadian secara utuh dari seseorang

mentalitas, sikap, dan perilaku pendidikankarakter semacam ini lebih tepat

sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata krama, sopan

santun, dan adat-istiadat, menjadi pendidikan karakter semacam ini lebih

cepat menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana

seorang dapat di sebut kepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma

yang bersifat intelektuan dan kultural.

Penelitian (Santika, 2020) dengan judul “ Pendidikan Karakter pada

pembelajaran Daring” Menujukan bahwa pendidikan karakter memiliki tiga

fungsi utama, (1) fungsi pembentukan dan pegembangan potensi, pendidikan

karakter membentuk dan mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik,

berhati baik,dan perilaku sesuai dengan filsafat pamcasil, (2) Fungsi

perbaikan dan penguatan, pendidikan karakter memperbaiki dan memperkuat

peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikuut

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi warga

Negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan

sejahtera, (3) Fungsi penyaring memiliki budaya bangsa dan karakter bangsa

yang bermartabat.

Penelitian (Kesuma, 2019) dengan judul “Pendidikan karakter Kajian teori

dan praktek di sekolah” hasil dan kesimpulannya menunjukan bahwa,


pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar

dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktiknya dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungan.

Oleh karena itu pendidikan tidak hanya di jadikan sebagai suatu wadah

untuk mencari ilmu semata. Akan tetapi, pedidikan juga harus jadi wadah

untuk menanamkan nilai-niai yang membangun dan membentuk moral serta

karakter.

Berdasrkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk lebih mengetahui

tentang bagaimana Implementasi pendidikan karakter dalam melalui

pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada

implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran sosiologi di SMA

Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka rumusan masalah yang akan

dibahas penulis ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter religius dalam

pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka ?

2. Apa hambatan-hambatan implementasi pendidikan karakter religius dalam

pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter religius dalam

pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan implementasi pendidikan

karakter religius dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io

Kufeu Kabupaten Malaka.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah Keilmuan mengenai implementasi pendidikan Karater

dalam pembelajaran Sosiologi

b. Memperkaya wawasan dalam ilmu tentang sosiologi pendidikan

c. Sebagai bahan referensidan acuan serta bahan tinjauan bagi para

pembaca atau para peneliti berikutya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan terhadap

sekolah tentang Implementasi Pendidikan Karakter yang di

kembangkan di SMA Negeri Io Kufeu.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan terhadap

Guru mata pelajaran sosiologi dalam implementasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran sosiologi

c. Bagi Peserta Didik


Hasil penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan pembetukan

karakter bagi siswa


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pentingnya Pendidikan Karakter

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam

Kemendiknas (Gunawan, 2018) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Nasional tahn 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 207) antaralain adalah dalam

mewujudkan masyarakat yang berakhak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan

beradab berdasarkan falsafah Pancasila, Salah satu upaya untuk merealisasikanya

adalah dengan cara memperkuat jati diri dengan karakter bangsa melalui

pendidikan. Upaya ini bertujuan untu membentuk dan membagun manusia

indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,

memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi

antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya

bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa indonesia dalam rangka

memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa dengan

kata lain dapat diatakan karakter menentukan pikiran pribadi seseorang dan

tindakan yang dilakukannya.

Karakter yang baik adalah motivasi batin untuk melakukan apa yang benar

sesuai dengan standar tertinggi perilaku, dalam setiap situasi. Pendidikan

karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membawa

individu dan bekerja sama sebagai keluarga,masyarakat, dan bernegara serta

membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat di

pertanggungjawabkan (Mulyasa,2017)
Pendidikan Karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi

berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja

bersama sebagaikeluarga, masyarakat, dan bernegara serta membantu mereka

untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan pendidikan

karakter adalah kualitas atau kekuatan mental dan moral. Akhlak atau budi

pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi

pendorong dan penggerak serta yang membedakan dengan individu

lain(Sanjaya,2019).

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Landasan pelaksanaan pendidikan karakter sangat jelas. Kemendiknas

(Gunawan, 2018). Hal ini nampak dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta

bertanggung jawab.(Kemendiknas, 2020)

Dalam pasal tersebut, secara tersirat dapat disimpulkan bahwa

pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan membentuk karakter (watak)

peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, upaya mencerdaskan

anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi dengan


pembinaan karakter yang juga termasuk dalam mataeri yang harus

diajarkan dan di kuasai oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang di lakukan oleh

para personal sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang

tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar

menjadi atau memiliki sifat peduli, perpendirian dan bertanggung jawab.

pendidikan karakter juga dapat diartikan penanaman dan pengembangan

nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga mereka

memiliki nilai dan karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang

religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Pendidikan karakter di

tanamkan sejak dini, sehingga menjadi suatu kebiasaan untuk melakukan

hal baik sesuai dengan nilai dan norma dikehidupan mendatang.

(Fudyartanta, 2016) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan karakter

antara lain sebagai beriku: 1). Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai

kehidupan yang di anggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian

yang kepemilikan peserta didik yang khas bagaimana nilai-nilai yang di

kembangkan; 2). Mengoreksi perilaku siswa yang tidak berkesesuain

dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah; dan 3). Membangun

koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dan memerankan

tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

3. Fungsi Pendidikan Karakter


Menurut (Sanjaya,2019), mengungkapkan bahwa fungsi utama

pendidikan karaktersesuai dengan kebijakakn Nasional karakter bangsa,

yaitu;

a. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan

potensipeserta didik agar befikiran baik, berhati baik dan berperilaku baik

sesuai dengan dengan falsafah hidup pancasila. Dengan fungsi ini peserta

didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan

citra budaya bangsa.

b. Fungsi Perbaikan dan penguatan

Pendidikan karakter berfungsi memprbaiki dan memprkuat peran

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut

berpartisipasi serta bertanggungn jawab dalam pengembangan potensi

warga negara dan pengembangan bangsa menuju bangsa yang

maju,mandiri dan sejahtera.

c. Fungsi Penyaring

Pendidikan karakter berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan

menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa yang bermartabat. Pendidkan karater berfungsi

memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang

tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang

bermartabat.

4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


Pendidikankarakter memuat nilai-nilai yang perlu ditanamkan, ditumbuhkan

dan dikembangkan kepada peserta didik.(Gunawan, 2018). Nilai adalah rujukan

untuk bertindak, Nilai merupakan standar untuk mempertimbangkan dan meraih

perilakutentang baik atau tidak baik di lakukan.

Selanjutnya Pristine, (Gunawan, 2018) menyebutkan bahwa nilai yang benar

dan universl adalah nilai yang mengahsilkan suatu perilaku dan perilaku itu

berdampak positif, baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain. Nilai –

nilai yang dikembangkan tersebut tidak lepas dari budaya bangsa. Budaya bangsa

merupakan sistem nilai yang di hayati, diartikan sebagai keseluruhan sistem

berpikir tentang tata nilai, moral, dan kenyakinan manusia yang dihasilkan

masyrakat.

(Lies, 2016), Menegaskan bahwa sikap Hormat dan tanggung jawab adalah

dua nilai karakter dasar yang harus di ajarkan di sekolah adalah kejujura, keadilan,

toleransi, kebijaksanaan, disiplin diri, tolong menolong,peduli sesama, kerjasama,

keberanian, dan sikap demokratis. Nilai-nilai khusus tersebut merupakan bentuk

dari rasa hormat dan tanggung jawab atau pun sebagai media pendukung untuk

bersikap hormat dan tanggung jawab.

Menurut (Soekanto, 2020),Nilai-nilai yang perlu di ajarkan pada anak

mencakup ;kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan Hormat, cinta ketidak

egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian,kedamaian,

mandiri, dan potensial,disiplin diri dan moderasi. Kesetiaan dan kemurnian dan

keadilan dan kasih sayang.


Kemendiknas, melansir bahwa berdasarkan kajian nilai-nilai agama.

Norma-norma sosial, peraturan/Hukum, etika akademik,dan prinsip-prinsip HAM,

telah mengelompokan nilai karakter menjadi lima, yaitu; Nilai karakter dalam

hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, Nilai ini berkaitan dengan pikiran,

perkataan,dan tindakan seseorang yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau

ajaran agamanya. Nilai ini lebih lanjut di uraikan oleh (Haris,2018) Nilai karakter

dalam hubungannya denga Tuhan antaranya adaah berdisiplin,beriman,

bertaqwa,berpikir jauh ke depan, bersyukur, jujur,mawas diri, pemaaf, pemurah

dan pengabdian.

Dalam publikasi pusat Kurikulum badan penelitian dan pengembangan

kementrian pendidikan Nasional berjudul pedoman pelaksanaan Pendidikan

Karakter ( 2019) telah mengidentifikasi 18 Nilai Pembentuk Karakter diantaranya:

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

Rukun dengan pemeluk agama lain. Jujur Perilaku yang di dasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai seorang yang selalu dapat di percaya

dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadi dirinya sebagai orang

yang dapat dipercaya dalam perkataan tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, Etnis, pendapat,

sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pad

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sunggu dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif

Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

yang baru dari Sesutu untuk menghasilkan cara atau hasil yang baru dari

sesuatu yang telah di miliki

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergntung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokrasi

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajibannya dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang di pelajarinya, dilihat, dan di

dengar.
10. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menetapkan

kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta tanah air

Cara berpikir bertndak, dan berwawasan yang menetapkan

kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12. Mengharagai presentasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

Sesutu yang berguna bagi masyarakt, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat atau berkomunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk mengasilkan

sesutau yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

14. Cinta damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesutau yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

15. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebijakan bagi dirinya.


16. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alamnya disekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin membri bantuan pada orang

lain dan masyarakat membutukan.

18. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan buadaya) Negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

5. Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter

pada lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter

(PPK) di lembaga pendidikan formal dilakukan mulai taman kanak, SD, SMP,

SMA dan sederajat. Pada jenjang taman kanak kanak penguatan pendidikan

karakter (PPK) diselenggarakan mulai kegiatan intrakurikuler. Sedangkan pada

jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, PPK diselenggarakan melalui kegiatan

intrakurikuler, kokurikuler, dan Ekstrakurikuler.

Pendidikan di sekolah tidak lagi cukup hanya dengan mengajar peserta didik

membaca, menulis, dan berhitung, kemudian lulus ujian dan nantinya mendapat

pekerjaan yang baik, Sekolah harus mampu mendidik peserta didik untuk mampu
memutuskan apa yang benar dan salah. Sekolah juga perlu membantu orang tua

untuk menemukan tujuan hidup setiap peserta didik (Listyarti, 2020) sesuai

dengan pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa pendidikan yang di

laksanakan di sekolah di harapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir

sekaligus membentuk karakter peserta didik yang di baik untuk mencapai tujuan

hidup dalam kehidupan karakter yang ada pada anak dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal, Faktor internal di pengaruhi oleh kondisi psikologis

anak dan lingkungan Keluarga,sedangkan faktor Eksternal di pengaruhi oleh

pergaulan anak, Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi perkembangan

pembentukan karakter pada anak, Karkater yang dimiliki anak dapat menentukan

pola pikir Mereka dalam melakukan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Lembaga pendidikan khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang

strategis untuk membentuk karakter siswa. Hal ini dimkasudkan agar peserta didik

dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik

dan kuat (Emiasih, 2019), Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembentukan karakter peserta didik yang baik dapat dilakukan ditempat

mengenyam pendidikan sejak dini mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar,

sekolah menegah, sampai dengan perguruan tinggi.Mengingat pentingnya karakter

dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, perlunya pendidikan

karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan

karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehiudupan. Oleh

karena itu, perlu kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah,

masyarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini terbangun jika semua pihak
memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Dengan

demikian, pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehiudpan termasuk

di lemabaga pendidikan.

6. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter

Menurut (Mulyasa, 2019) mengungkapkan bahwa ada 8 jurus yang perlu

diperhatikan dalam menyukseskan pedidikan karakter disekolah, yaitu:

Memahami hakikat pendidikan karakter hal ini sangat penting karena pendidikan

karakter bergerak dari kesadaran (awarenes), pemahaman (understanding)

kepedulian(concern), dan komitmen (commitmen), menuju tindakan (doing atau

acting).

Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan karakter di sekolah snagat

bergantung pada ada tidaknya kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen

dari semua warga sekolah terhadap penyelenggaraan pendiddikan karakter.

Oleh karena itu, pendidikan karakter sebaiknya diajarkan melalui berbagai

tindakan praktik dalam proses pembelajaran, jangan terlalu teoritis,dan jangan

banyak membatasi aktivitas pembelajaran, apalagi hanya terbatas di dalam kelas.

a. Sosialisasi denga Tepat

Sosialisasi dilaksanakan agar seluruh warga sekolah mengenal dan

memahami visi dan misi sekolah, serta pendidikan karakter yang di

Implemtasikan. Sosialisasi bisa dilakukan langsung oleh kepala sekolah apabila

yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup memahami Namun, jikan belum

bisa mengundang kepada yang ahli, baik dari kalangan pemerintah, akademis,
maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan. Sebaiknya dalam

sosialisasi juga di hadirkan komite sekolah, bahkan bila meungkinkan seluruh

orang tua, untuk, mendapat masukan, dukungan dan pertimbangan tentang

Implementasi pendidikan Karakter.

b. Ciptakan Lingkungan Yang Kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib dipadukan dengan optimisme dan

harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-

kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat

membangkitkan gairah dan semamgat belajar.

7. Penelitian Relevan

Berbagai hasil penelitian terdahulu yang mengkaji tentang Implementasi

Pendidikan Karakter yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di

antaranya:

1. (Achmad, 2017) “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada

Peserta Didik melalui Mapel Sosiologi Kelas X di SMA Negeri 5

Semarang”. Hasil penelitian bahwa materi pembelajaran Sosiologi pada

kelas X dapat menjadi salah satu cara dalam penanaman pendidikan

karakter di SMA Negeri 5 Semarang. Penanaman nilai-nilai pendidikan

karakter melalui mata pelajaran Sosiologi dapat ditinjau dari beberapa

aspek, diantaranya: materi Sosiologi yang telah dianalisis nilai-nilai

karakternya, RPP dan Silabus Sosiologi yang berkarakter, metode

penanaman oleh guru, media pembelajaran berbasis karakter dan evaluasi


penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Persamaan dalam penelitian

yaitu meneliti tentang implementasi pendidikan karakter dan perbedaan

dalam penelitian yaitu penelitian Noviani lebih menekankan kepada

Implementasi Pendidikan Karakter yang terdapat di dalam materi ajar

Sosiologi secara universal, sedangkan peneliti lebih spesifik mengenai

Implementasi Pendidikan Karakter Religius dengan karakteristik yang

berbeda pelaksanaannya daripada penerapan karakterlainnya.

2. (Agung, 2017) “Character Education Integration in Social Studies

Learning”. Hasil penelitian yaitu fokus pendidikan karakter membangun

identitas siswa yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan karakter dapat

diimplementasikan melalui pendidikan formal di sekolah, khususnya

pembelajaran IPS, karena maksud dari pembelajaran IPS tidak hanya

tentang aspek kognitif (kemampuan intelektual), tetapi jugaa spekafektif

(kemampuanpersonal).PembelajaranIPS secara umum mengajarkan

tentang sikap, nilai, dan moral yang menuntut guru untuk kreatif dalam

merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikan pendidikan

karakter. sama-sama membahas pelaksanaan pendidikan karakter yang

ditinjau dari perangkat pembelajaran hingga evaluasi pendidikan karakter.

Sedangkan perbedaan penelitiannya adalah pada fokus penelitian di mana

penelitian ini lebih menekankan kepada integrasi pendidikan karakter

melalui pembelajaran IPS di jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP).
3. (Emiasih, 2017) “Pengaruh Pemahaman Guru tentang Pendidikan

Karakter terhadap Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran

Sosiologi”. Hasil penelitian ( Emiasih, 2017) bahwa ada pengaruh antara

pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan

pendidikan karakter pada pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan.

Besarnya pengaruh pemahaman guru tentang pendidikan karakter

terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada pelajaran Sosiologi di

Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa pemahaman guru tentang

pendidikan karakter mempunyai peran penting dalam pelaksanaan

pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten

Pekalongan. Persamaannya adalah sama-sama mencari tahu tentang

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Sosiologi, dan

memiliki perbedaan yaitu penelitian (Emiasih, 2017) berangkat dari

masalah adakah pengaruh pemahaman guru tentang pendidikan karakter

terhadap pelaksanaannya pada mata pelajaran Sosiologi, sedangkan

peneliti saat ini berangkat pada masalah bagaimana implementasi

pendidikan karakter religius pada pembelajaranSosiologi.

4. (Jamaluddin, 2019) “CharacterEd-ucationinIslamicPerspective”. Hasil

penelitian yaitu bahwasanya pendidikan karakter sudah dikenal dalam

agama Islam dengan nama pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak ini

mengacu pada sikap yang ditujukan Nabi umat Islam yaitu Nabi

Muhammad SAW. Dengan adanya kesamaan dalam topik pembahasan

penelitian yang berkisar mengenai pendidikan karakter. Hanya saja


terdapat perbedaan fokus penelitian di mana penelitian ( Jamaluddin,

2019) lebih menekankan pada bagaimana perspektif Islam memandang

pendidikan karakter sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada

analisis pendidikan karakter religius dalam pembelajaran Sosiologi.

5. (Haris, 2020) “Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di SDIT Nurul

Amal Pondok Cabe Ilir Pamulang”. Hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa penerapan pendidikan berbasis karakter di SDIT Nurul Amal

dikatakan baik, meskipun ada sebagian kecil siswa yang melanggar.

Dengan demikian pendidikan karakter yang dterapkan oleh guru

pendidikan agama, seperti pembiasaan, keteladanan, nasehat, pujian dan

hukuman sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Ini

membuktikan bahwa pentingnya pendidikan karakter diterapkan di

sekolah. Pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam pembinaan

kepribadian dan moral bangs, pelaksanaan pendidikannya harus diarahkan

untuk membina budi pekerti yang luhur dan membina moral bangsa.

Memiliki persamaan yaitu Penelitian ini membahas tentang penerapan

pendidikan berbasis karakter. Penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif, menggunaka data observasi dan pengamatan saat pembelajaran.

Perbedaan dalam penelitian Rafiah adalah pada studi kasus yaitu pada

sekolah dasar dan Penelitian Rafiah lebih fokus pada pembelajaran PAI

sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada jenjang SMA dan

berfokus pada Pendidikan Karakter Religius dalam Pembelajaran

Sosiologi.
6. (Yuniardi, 2020) “Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran

ilmu pengetahuan sosial SMP PGRI 1 Ciputat”. Hasil penelitian ini

ditemukan bahwa terdapat nilai karakter di silabus dan RPP (Rencana

pelaksanaan pembeljaraan) yang di gunakan dalam proses pembelajran.

Dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan beberapa nilai karakter

pada silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menerapkan

12 nilai karakter dari 18 nilai karakter yang terdapat di pedoman

pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh kementrian

pendidikan nasional. Untuk Evaluasi pembelajaran penilaian yang

digunakan yaitu observasi untuk mengamati tingkah laku siswa, dan

penugasan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. Memiliki

persamaan dalam penelitian ini yaitu meneliti tentang Implementasi

Pendidikan Karakter dan perbedaan penelitian Diah Yuniardi dan

penelitian yang akan dilakukan yaitu pada studi kasusnya dan

matapelajaran.

8. C. KerangkaBerfikir

Kerangka berpikir dibuat berdasarkan fokus penelitian, serta

menggambarkan secara singkat alur penelitian yang dilakukan. Secara singkat

alur penelitian yang telah dilaksanakan dapat digambarkan dalam bagan

berikut ini :

Bagian 1. Kerangka Berpikir


Degradasi Moral

Pendidikan Karakter

Guru Sosiologi

Pembelajaran Sosiologi Teori Perkembangan

Belajar

Karakter Religius Pada Siswa

Kerangka berfikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut bahwa

degradasi moral yang terjadi pada generasi muda bangsa Indonesia menjadi latar

belakang masalah perlunya pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui

pendidikan formal. Pendidikan karakter di dalamnya terdapat delapan belas nilai

karakter, salah satunya adalah karakter religius. Implementasi pendidikan karakter

religius secara umum telah dilaksanakan oleh guru pendidikan agama. Akan

tetapi, karena pelaksanaan penanaman pendidikan karakter diintegrasikan dengan


semua mata pelajaran, tanggung jawab penerapan pendidikan karakter tidak hanya

menjadi milik guru mata pelajaran yang bersangkutan atau yang terdapat

hubungannya saja. Persoalan ini juga menyangkut pelaksanaan pendidikan

karakter religius yang tidak hanya menjadi tanggung jawab guru pendidikan

agama. Guru mata pelajaran yang lain juga bertanggungjawab dalam penanaman

karakter religius. Secara spesifik, guru Sosiologi juga memiliki tanggung jawab

dalam implementasi pendidikan karakter religius yang dalam realisasinya berbeda

dengan guru pendidikanagama.

Analisis implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran

Sosiologi menggunakan teori perkembangan belajar di mana teori ini memandang

bahwa proses perkembangan belajar pada diri indi- vidu adalah hasil dari proses

peniruan (imitasi). Proses imitasi ini terjadi pada diri siswa yang menjadikan guru

sebagai model imitasi. Proses imi- tasi yang dimaksud adalah berkaitan dengan

karakter religius yang diteladankan oleh guru dan siswa menirunya. Dengan

demikian, pendidikan karakter religius yang dilaksanakan oleh guru Sosiologi

melalui pembelajaran Sosiologi diharapkan dapat meningkatkan karakter religius

pada siswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Meleong, data kualitatif merupakan sumber dari deskriptif yang

luas dan berdasarkan kukuh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses

yang yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kulitatif kita dapat

mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis,menilai sebab

akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh

penjelasan yang banyakdan bermanfaat. Dan lagi data, kualitatif lebih cendong

dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan yang tidak diduga

sebelumnya dan untuk membentuk kerangka teoritis baru.

Peneliti kualitatif dipilih oleh peneliti karenauntuk mnegetahui

Implemntasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA

Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan Di SMA Negeri Io Kufeu

Kabupaten Malaka.Waktu Penelitian Dilakukan Selama Enam Bulan.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan individu-individu yang di jadikan sumber

penggalian utama data penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini

adalah Kepala Sekolah, guru mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas X IPS,

Penulis memilih subyek penelitian dengan mempertimbangkan, antara lain:


1. Dapat memberikan informasi pelaksanaan pendidikan karakter dalam

pembelajaran sosiologi di dalam kelas

2. Siswa yang di pilih dapat mewakili seluruh siswa Di SMA NegeriI Io

Kufeu

3. Pemahaman mendalam mengenai pendidikan karakter melalui

pembelajaran sosiologi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan

data yang berkaitan dengan masalah penelitan melalui proses pengamatan

langsung di lapangan. Peneliti berada di tempat itu untuk mendapatkan

bukti-bukti yang valid dalam laporan yang akan di ajukan. Observasi

adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi

sebagaimana yang mereka saksikan.(Gulo,2016)

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

di lakukan oleh dua pihak, yaitu wawancara (Interviewer) yang

mengajukan pertanyaan da terwawancara (interview) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Meleong,2019), ciri utama wawancara adalah


kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber

informasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti menggunakan referensi lainnya seperti

buku, jurnal, skripsi, blog, dan lain-lainyang telah meneliti mengenai

implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran sosiologi

yang nantinya sebagai referensi tambahan dari peneliti. Penggunaan

dokumen sudah lama di gunakan dalam penelitan sebagai sumber data

karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data di manfaatkan

untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Meleong, 2019)

E. Keabsahan Data

Pengabsahan data yang ingin dicapai dalam penelitian ini dengan

menggunakan traingulasi data sebagai teknik pemeriksaan data. ( Meleong

2019) bahwa “Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid

melalui penggunaan variansi instrument”. Penelitian menggunakan

Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain dari pada yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap penelitian. Traingulasi meliputi empat hal yaitu : Triangulasi metode,

triangulasi sumber, triangulasi teori, dan pada penelitian ini peneliti

menggunakan triangulasi teknik atau metode. Dalam( Sugiyono 2018 )

triangulasi teknik atau metode merupakan bentuk triangulasi dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada
penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik atau

metode, yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam.

F. Teknik Analisis Data

Penulis Memperoleh data di lapangan tentang Implementasi Pendidikan

Karakter Religius dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu

yang kemudian di olah sehinga di peroleh keterangan yang bermakna,

selanjutnya di analisis, Tahap analisis model Miles dan Huberman meliputi

1. Pengumpulan Data

Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai

dengan hasil observasi dan wawancara, pengumpulan data di peroleh

melalui observasi dan wawancara berkaitan denga Implementasi

pendidikan karakter religius dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri

Io Kufeu Kabupaten Malaka.

2. Reduksi Data

Tahap reduksi meliputi kegiatan memilah, mengategorikan,

mengorganisasikan, dan menyaring data sesuai dengan fokus penelitian,

yaitu Implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran

Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu. Data-data yang tidak sesuai dengan

fokus penelitian tidak di cantumkan dengan tujuan mempertajam proses

analisis data dan di simpan agar mempermudah peneliti jika sewaktu-

waktu mencari kembali.

3. Penyajian Data
Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan hasil

reduksi data yang sebelumnya telah di kelompokan ke dalam dua kategori

atau poin, kemudian disajikan dan diolah serta dianalisis dengan teori.

Data yang memperoleh terkait dengan materi sosiologi yang telah dianalis

nilai karakternya, perangkat pembelajaran yang disusun, metode yang

digunakan, serta media dan evaluasi yang di laksanakan oleh guru di

sajikan dengan analisis terlebih dahulu dengan teori yang ada. Begitu juga

dengan data yang diperoleh dari peserta didik dan guru mata pelajaran

sosiologi

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu kegiatan yang berupa

pengambilan intisari dan penyajian data yang telah dianalisis.Penulis

menarik kesimpulan dari penyajian data yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan konsep sehingga simpulan yang di hasilkan benar-benar

valid dan sesuai dengan fokus penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, L. (2017). Character Education Integratio in SocialStudies Learning.

Historia: Jurnal Pendidik dan Penelitian Sejarah, 12(2): 392-403.

Amri, S., Jauhari, A., & Elisah, T. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anjari, W. (2017). Tawuran Pelajar dalam Perspektif Kriminologis, Hukum

Pidana, dan Pendidikan. Jurnal Ilmiah Widya. 1(1):75-150.

Creswell, J. W. (2016). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dalimunthe, R. A. A. (2017). Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan

Karakter di Smp N 9 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter,

3(1):21-37.

Emiasih, D. (2019). Pengaruh Pemahaman Guru Tentang Pendidikan Karakter

terhadap Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran

Sosiologi. Komunitas: International Journal of Indonesian Society

and Culture, 3(2):216-226.

Endarmoko, E. (2016). Tesamoko Tesaurus Bahasa Indonesia: Tesaurus Bahasa

Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Fathurrohman, P., Suryana, A. A., & Fatriani, F. (2016). Pengembangan

Pendidikan Karakter. Pt Refi.


Fudyartanta, K. (2016). Membangun Kepribadian dan Watak Bangsa Indonesia

yang Harmonis dan Intergal. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Gulo, W. (2016). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Gunawan, H. (2018). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta, .

Haris, A (2018). Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di Sdit Nurul Amal

Pondok Cabe Ilir Pamulang.

Jamaluddin, D. (2019). Character Education in Islamic Perspective. International

Journal of Scientific & Technology Research, 2(2), 187-189.

Kemendiknas, R. I. (2020). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.

Kesuma,(2019). Pendidika Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: remaja rosdakarya.

Listyarti, R. (2020). Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan

Kreatif. Jakarta: Erlangga, 4, (1)13-100.

Lies, A. (2016). Implementasi Pendidikan Imtaq di Smp Negeri 2 Bantul

(Doctoral Dissertation, Tesis:Uny).

Meleong, L. J. (2019). Atletodologi Penelitian Kualitatrf. Pt. Remaja Rosda

Karya. Bandung.

Muʼin, F. (2016). Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Ar-Ruzz

Media.
Mulyadi, D. (2016). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung:

Alfabeta

Mulyasa. (2017). Manajemen Paud. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana, S.S. (2019). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nurochim, H. (2016). Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Pt.Raja Grafindo Persada.

Naim, N. (2018). Charakter, Bailding, Optimalisasi peran pendidikan dalam

pengembangan ilmu dan pembentukan karakter Bangsa,

Jogjakarta;At Ra=Media.

Qomar, M. (2016). Pesantren: dari Tarnsformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.

Pristine, A. Depict & Endang Suryani.(2016). Implementasi Pembentukan

Karakter Budi Pekerti di Smp Negeri 1 Tanggul Jember. Jurnal

Pendidikan Karakter, 5(1) 51-200.

Puspitasari, R., Hastuti, D., & Herawati, T. (2017). Pengaruh Pola Asuh Disiplin

dan Pola Asuh Spiritual Ibu Terhadap Karakter Anak Usia Sekolah

Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter,1 (2):12-150.


Putri, N. A. (2019). Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Mata

Pelajaran Sosiologi. Komunitas: International. Journal of

Indonesian Society and Culture, 1(1):59-66.

Rudy, G (2016). Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2019). Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek

KTSP).Kencana.

Santika, (2020). Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Daring Indonesia values

and character Education. journal,1(1):8-19.

Sudrajat, A. (2016). Mengapa Pendidikan Karakter?. Jurnal Pendidikan

Karakter,1(1):12-31 .

Soekanto, S. (2020). Sociology An Introduction. Jakarta. Pt. Raja Grafindo.

Sugiyono (2019). Metode Penelitian-Penelitian Pendekatan Kuantitaif, dan

Kualitatif, D.Bandung; Alfabeta.

Zakaria, (2021). Analisis kebijakan penguatan pendidikan karakter (PPK) dalam

meningkatkan mutu pendidikan dasar di era industri. Jurnal

Dirasah, Vo. 4, No. 1, Hal. 1-13.


DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sosiologi di SMA


Negeri Io Kufeu di Kabupaten Malaka.

Pertanyaan untuk kepala sekolah

1. Apakah di SMA Negeri Io Kufeu sudah menanamkan Pendidikan


Karakter?
2. Apa yang di lakuka pihak sekolah dalam rangka mendukung
pelaksanaan karakter melalui pembelajaran sosiologi di SMA Negeri
Io Kufeu?
3. Apakah Guru Sosiologi di sekolah sudah bisa menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Karakter?
4. Bagaimana cara Bapak dalam mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
berbasis Karakter di SMA Negeri Io Kufeu?
Pertanyaan untuk Guru mata pelajaran sosiologi

1. Apa sebelum mengajar Ibu menyusun Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) ?
2. Metode Apa saja yang sering Ibu gunakan dalam kegiatan
pembelajaran sosilogi kaitannya dengan penerapan pendidikan
karakter ?
3. Bagaimana cara penilaian pelaksanaan pendidikan karakter melalui
pembelajaran sosiologi ?
4. Bagaimana Ibu mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendidikan
Karakter pembelajaran Sosiologi ?
Pertanyaan untuk Siswa

1. Menurut siswa apakah guru dalam memulai dan mengakhiri kegiatan


pembelajaran sudah sesuai dengan jam pelajaran ?
2. Apa saja media pembelajaran yang tersedia di kelas siswa untuk
menunjang pembelajaran sosiologi ?
3. Menurut siswa apakah guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam dan doa?
4. Metode apa saja yang paling sering di terapkan guru ?

Anda mungkin juga menyukai