KABUPATEN MALAKA
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
NIM 1822511032
Pendidikan.
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
KOTA KUPANG
NIM 1822511019
Proposal/skripsi ini telah memenuhi syarat untuk diajaukan kepada dewan penguji
skripsi/proposal
TIM PEMBIMBING
Mengetahui
NIDN 0826018701
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Adapun tujun dari penulisan proposal ini adalah untuk mempelajari cara
pihak yang telah memberikan dukungan morl maupun matiril sehingga proposal
karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari para
penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semooga proposal peelitian ini berguna bagi para
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
7. Penelitian Relevan.....................................................................................................23
E. Keabsahan Data...............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kuat. Hal ini sangat kontradiksi dengan realitas sosial yang ada di masyarakat
dimana terdapat kasus yang menunjukan degradasi moral yang justru terjadi
tahun 2019 ada 255 kasus tawuran antar pelajar di Indonesia di mana terdapat
melakukan tauran atau tidak, mengingat mayoritas siswa masi dalam situasi
Oleh sebab itu, pelajar yang masih tergolong remaja lebih rentang untuk
sebatas merujuk pada satu peristiwa khususnya tawuran yang terjadi pada
berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa dengan jumlah yang dapat
rusaknya moral bangsa di tandai dengan adanya geng motor dengan anggota
yang masi aktif menempuh jalur pendidikan pada jengang Sekolah Menegah
Atas (SMA) selanjutnya disingkat SMA. Salah satu kasus geng motor yang
yang terjadi terhadap salah satu mahasiswa Unair, Aditya Wahyu Budi
Hartanto yang meninggal dunia setelah dihakinimi oleh geng motor dengan
pergaulan bebas (free Sex). Hasil survey yang dirilis komisi perlindunga anak
Perilaku siswa yang bermoral di pastikan lahir dari budaya sekolah yang
guru yang bermoral. Dalam hal ini budaya sekolah sangat berpengaruh
untuk mendidik dan membina perilku mereka dengan karakter baik dan
mulia.
Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah dimaksudkan untuk
nasional.
Hal yang dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan
membentuk karakter siswa. Hal ini di maksudkan agar peserta didik dalam
segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan
kuat.
peserta didik yang baik untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan.
adalah manusia yang perilaku dan egala hal yang berkaitan dengan aktifitas
seorang dapat di sebut kepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma
Negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan
sejahtera, (3) Fungsi penyaring memiliki budaya bangsa dan karakter bangsa
yang bermartabat.
kepada lingkungan.
Oleh karena itu pendidikan tidak hanya di jadikan sebagai suatu wadah
untuk mencari ilmu semata. Akan tetapi, pedidikan juga harus jadi wadah
karakter.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
b. Bagi Guru
TINJAUAN PUSTAKA
Nasional tahn 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 207) antaralain adalah dalam
adalah dengan cara memperkuat jati diri dengan karakter bangsa melalui
indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,
kata lain dapat diatakan karakter menentukan pikiran pribadi seseorang dan
Karakter yang baik adalah motivasi batin untuk melakukan apa yang benar
pertanggungjawabkan (Mulyasa,2017)
Pendidikan Karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi
berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja
karakter adalah kualitas atau kekuatan mental dan moral. Akhlak atau budi
lain(Sanjaya,2019).
peserta didik agar menjadi manusia yang mulia, sehat, berilmu, cakap,
peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu, upaya mencerdaskan
tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar
nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga mereka
yaitu;
potensipeserta didik agar befikiran baik, berhati baik dan berperilaku baik
sesuai dengan dengan falsafah hidup pancasila. Dengan fungsi ini peserta
didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan
c. Fungsi Penyaring
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang
bermartabat.
dan universl adalah nilai yang mengahsilkan suatu perilaku dan perilaku itu
berdampak positif, baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain. Nilai –
nilai yang dikembangkan tersebut tidak lepas dari budaya bangsa. Budaya bangsa
berpikir tentang tata nilai, moral, dan kenyakinan manusia yang dihasilkan
masyrakat.
(Lies, 2016), Menegaskan bahwa sikap Hormat dan tanggung jawab adalah
dua nilai karakter dasar yang harus di ajarkan di sekolah adalah kejujura, keadilan,
dari rasa hormat dan tanggung jawab atau pun sebagai media pendukung untuk
mandiri, dan potensial,disiplin diri dan moderasi. Kesetiaan dan kemurnian dan
telah mengelompokan nilai karakter menjadi lima, yaitu; Nilai karakter dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, Nilai ini berkaitan dengan pikiran,
ajaran agamanya. Nilai ini lebih lanjut di uraikan oleh (Haris,2018) Nilai karakter
dan pengabdian.
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
Rukun dengan pemeluk agama lain. Jujur Perilaku yang di dasarkan pada
2. Jujur
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, Etnis, pendapat,
4. Disiplin
5. Kerja keras
6. Kreatif
yang baru dari Sesutu untuk menghasilkan cara atau hasil yang baru dari
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergntung pada orang lain
8. Demokrasi
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
dengar.
10. Semangat kebangsaan
kelompoknya.
kelompoknya.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin membri bantuan pada orang
(PPK) di lembaga pendidikan formal dilakukan mulai taman kanak, SD, SMP,
SMA dan sederajat. Pada jenjang taman kanak kanak penguatan pendidikan
jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, PPK diselenggarakan melalui kegiatan
Pendidikan di sekolah tidak lagi cukup hanya dengan mengajar peserta didik
membaca, menulis, dan berhitung, kemudian lulus ujian dan nantinya mendapat
pekerjaan yang baik, Sekolah harus mampu mendidik peserta didik untuk mampu
memutuskan apa yang benar dan salah. Sekolah juga perlu membantu orang tua
untuk menemukan tujuan hidup setiap peserta didik (Listyarti, 2020) sesuai
sekaligus membentuk karakter peserta didik yang di baik untuk mencapai tujuan
hidup dalam kehidupan karakter yang ada pada anak dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal, Faktor internal di pengaruhi oleh kondisi psikologis
pembentukan karakter pada anak, Karkater yang dimiliki anak dapat menentukan
pola pikir Mereka dalam melakukan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
strategis untuk membentuk karakter siswa. Hal ini dimkasudkan agar peserta didik
dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik
dan kuat (Emiasih, 2019), Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
mengenyam pendidikan sejak dini mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar,
dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, perlunya pendidikan
karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehiudupan. Oleh
karena itu, perlu kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah,
masyarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini terbangun jika semua pihak
memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Dengan
di lemabaga pendidikan.
Memahami hakikat pendidikan karakter hal ini sangat penting karena pendidikan
acting).
yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup memahami Namun, jikan belum
bisa mengundang kepada yang ahli, baik dari kalangan pemerintah, akademis,
maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan. Sebaiknya dalam
Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib dipadukan dengan optimisme dan
harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-
kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat
7. Penelitian Relevan
antaranya:
tentang sikap, nilai, dan moral yang menuntut guru untuk kreatif dalam
Pertama (SMP).
3. (Emiasih, 2017) “Pengaruh Pemahaman Guru tentang Pendidikan
mengacu pada sikap yang ditujukan Nabi umat Islam yaitu Nabi
untuk membina budi pekerti yang luhur dan membina moral bangsa.
Perbedaan dalam penelitian Rafiah adalah pada studi kasus yaitu pada
sekolah dasar dan Penelitian Rafiah lebih fokus pada pembelajaran PAI
Sosiologi.
6. (Yuniardi, 2020) “Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
matapelajaran.
8. C. KerangkaBerfikir
berikut ini :
Pendidikan Karakter
Guru Sosiologi
Belajar
degradasi moral yang terjadi pada generasi muda bangsa Indonesia menjadi latar
religius secara umum telah dilaksanakan oleh guru pendidikan agama. Akan
menjadi milik guru mata pelajaran yang bersangkutan atau yang terdapat
karakter religius yang tidak hanya menjadi tanggung jawab guru pendidikan
agama. Guru mata pelajaran yang lain juga bertanggungjawab dalam penanaman
karakter religius. Secara spesifik, guru Sosiologi juga memiliki tanggung jawab
bahwa proses perkembangan belajar pada diri indi- vidu adalah hasil dari proses
peniruan (imitasi). Proses imitasi ini terjadi pada diri siswa yang menjadikan guru
sebagai model imitasi. Proses imi- tasi yang dimaksud adalah berkaitan dengan
karakter religius yang diteladankan oleh guru dan siswa menirunya. Dengan
pada siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kulitatif kita dapat
penjelasan yang banyakdan bermanfaat. Dan lagi data, kualitatif lebih cendong
C. Subyek Penelitian
adalah Kepala Sekolah, guru mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas X IPS,
Kufeu
pembelajaran sosiologi.
1. Observasi
2. Wawancara
informasi.
3. Dokumentasi
E. Keabsahan Data
yang lain dari pada yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada
penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik atau
1. Pengumpulan Data
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai
2. Reduksi Data
3. Penyajian Data
Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan hasil
atau poin, kemudian disajikan dan diolah serta dianalisis dengan teori.
Data yang memperoleh terkait dengan materi sosiologi yang telah dianalis
sajikan dengan analisis terlebih dahulu dengan teori yang ada. Begitu juga
dengan data yang diperoleh dari peserta didik dan guru mata pelajaran
sosiologi
Amri, S., Jauhari, A., & Elisah, T. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter
3(1):21-37.
Karya. Bandung.
Media.
Mulyadi, D. (2016). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung:
Alfabeta
Rosdakarya
Jogjakarta;At Ra=Media.
Puspitasari, R., Hastuti, D., & Herawati, T. (2017). Pengaruh Pola Asuh Disiplin
dan Pola Asuh Spiritual Ibu Terhadap Karakter Anak Usia Sekolah
Rudy, G (2016). Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.
KTSP).Kencana.
Karakter,1(1):12-31 .