DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Tahun 2022
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim...
Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan kemampuan kepada Tim
Penyusun Proposal Bimtek Kurikulum Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda di
Bandung Barat. Kurikulum Daerah disyaratkan untuk disusun berdasarkan pada
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur
Kurikulum SD/MI dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi serta
Implementasi Kurikulum.
Guru sebagai agen utama dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 mempunyai peran
yang sangat penting. Ada satu hipotesis sederhana, jika guru mempunyai kompetensi
yang baik tentang Kurikulum 2013 termasuk untuk Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda, maka implementasi Kurikulum 2013 dapat dilaksanakan dengan
baik pula. Oleh karena itu, upaya mempersiapkan dengan baik upaya peningkatan
kompetensi Guru yang salah satunya dengan disusunnya Kurikulum Daerah ini
merupakan langkah yang sangat terpuji dan perlu diberikan apresiasiasi.
Semoga harapan semua pihak tentang adanya perubahan yang signifikan pada dunia
pendididkan dengan diimplementasikannya Kurikulum 2013, benar-benar menjadi
suatu kenyataan, sehingga Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 betul-betul akan
terwujud.
2
Penyusun
3
BAB I
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
MUATAN LOKAL RINEKA BUDAYA
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
A. Latar Belakang
terpadu;
2. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing
4
Sejalan dengan kedua peraturan di atas yang menjadi dasar pemikiran dan sebagai
acuan untuk memecahkan kekhawatiran terhadap moral generasi penerus bangsa,
mengingat di era global dan melinial sekarang inip berbasis karakter di negeri ini
memang telah lama hilang. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) misalnya, yang seharusnya bisa menjadi katalisator atau penyaring untuk
membendung arus merebaknya budaya kekerasan, dinilai telah berubah menjadi
mata pelajaran berbasis indoktrinasi yang semata-mata mengajarkan dan
mencekoki nilai baik dan buruk saja, tanpa diimbangi dengan pola pembiasaan
secara intensif yang bisa memicu peserta didik didik untuk berperilaku dan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai luhur. Akibat pola indoktrinasi yang demikian
lama dalam ranah pendidikan kita, disadari atau tidak, telah mengubah mindset
anak-anak cenderung menjadi egois, baik terhadap dirinya sendiri maupun
sesamanya. Mereka tidak lagi memiliki kepekaan terhadap sesamanya, kehilangan
nilai kasih sayang, dan sibuk dengan dunianya sendiri yang cenderung agresif
dengan tingkat degradasi moral yang sudah berada pada titik ambang batas yang
tidak bisa dimaklumi.
Sudah berkali-kali panggung sosial negeri ini diwarnai pentas tragis tentang
tawuran antarpelajar, pemerkosaan, minuman keras, atau seks pra-nikah yang
dilakukan oleh kaum remaja-pelajar kita. Belum lagi mereka-mereka yang menjadi
pengguna dan pengedar pil-pil setan dan zat-zat adiktif lainnya. Hal itu diperparah
dengan miskinnya keteladanan perilaku kaum elite kita yang seharusnya menjadi
idola dan sosok anutan sosial yang mengagumkan. Perilaku korupsi, sikap serakah,
dan mau menang sendiri, justru menjadi tontonan masif di tengah massa yang
demikian gampang disaksikan melalui layar kaca.
Sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya, situasi semacam itu jelas sangat tidak
menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi
masa depan yang cerdas, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun
sosial. Dalam konteks demikian, perlu ada upaya serius dari segenap komponen
bangsa untuk membangun “kesadaran kolektif” demi mengembalikan karakter
bangsa yang hilang. Dalam konteks demikian, menjadi menarik ketika sebagai
seorang pendidik memberikan atau menginjeksikan nilai-nilai berwawasan
pendidikan karakter ke dalam pelajarannya yang berlabel seni, bahasa, sastra, dan
5
budaya Sunda yang diupayakan bisa mengajak dan menginternalisasikan
pendidikan karakter melalui seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda tersebut.
Sangatlah penting keberadaan seni, sastra, bahasa dan budaya Sunda untuk digali,
dipelihara, dan ditumbuh-kembangkan kembali oleh para pemerhati seni, sastra
dan budaya Sunda, khususnya di kalangan pendidik di lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, karena berdasarkan pengalaman empirik di
dunia pendidikan dan dalam kehidupan masyarakat bahwa pembentukan karakter
bangsa bagi generasi muda dibentuk dari penanaman rasa cinta tanah air dan
penanaman kecintaan terhadap seni, sastra dan budaya Sunda melalui kegiatan
penerapan pembiasaan seni, sastra, bahasa dan budaya Sunda di sekolah-sekolah
atau lembaga pendidikan yang telah berkomitmen terhadap kelestarian seni, sastra,
bahasa dan budaya Sunda. Melalui proposal ini penulis ingin menunjukan bahwa
seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda bisa digunakan sebagai media penyampaian
pendidikan karakter kepada peserta didik.
Atas dasar itulah, maka dipandang perlu adanya Kurikulum Muatan Lokal Rineka
Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” yang tersusun secara filosofis
dan sistematis sebagai jawaban atas kekhawatiran terhadap permasalahan
kemunduran karakter bangsa di Kabupaten Bandung Barat.
6
B. Dasar Pemikiran
7
C. Rasional
Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni
Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat
Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional.
Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan
Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing.
Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap
jenjang sekolah.
Di samping itu, penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata
Pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda”
yang kontennya terdiri dari bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda didasari pula
oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 tahun 2014 tentang
8
Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, Kebijakan tersebut sejalan
dengan jiwa UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang
menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3-8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB,
SMP/MTs./SMPLB, diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan
Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di
dunia”.
Hal di atas sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI dan SMP/MTs, diantaranya
menyatakan bahwa: Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan
Pembudayaan “Kemis Nyunda” dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
9
Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah, berestetika,
dan beretika dengan baik dan benar, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya seni dan sastra
daerah.
Kompetensi inti mata pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan
Pembudayaan “Kemis Nyunda” yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti
mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa, sastra, seni dan budaya daerah. Kompetensi Inti ini
menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang
sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni :
1. sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk
Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” ini, selaras dengan
alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki :
10
1. Kemampuan berkomunikasi;
2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis;
3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;
5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda;
6. Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal;
7. Minat yang luas dalam kehidupan;
8. Kecerdasan etika dan estetika;
9. Kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan
10. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan
11
BAB II
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MUATAN LOKAL RINEKA BUDAYA SUNDA
JENJANG SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
A. Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka
Budaya Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, etika, estetika dan sikap positif terhadap bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda.
B. Fungsi
Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di
sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan,
keterampilan, serta sikap etika, estetika dan sikap positif terhadap bahasa, sastra,
seni dan budaya Sunda dapat terprogram secara terpadu.
12
dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan, (5) sarana
pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya
daerah (Sunda).
C. Tujuan
14
BAB III
JADWAL KEGIATAN, NARASUMBER, PESERTA
DAN ANGGARAN KEGIATAN
a. Jadwal Kegiatan
1. Hari Sabtu, 22 Januari 2022
Tempat : Gedung SDN 2 Parigi Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat
Alokasi Waktu : Pukul 08.00 – 14.00 WIB
b. Panitia
a. Penasehat : Asep Suryana, M.Pd
b. Penanggung Jawab : Acep Junaedi, S.Pd
c. Ketua Pelaksana : Asep Suparman, S.Pd
d. Sekretaris : Sumiati, S.Pd
e. Bendahara : Euis Nani Juhaeni, S.Pd
f. Sekbid
- Seksi Acara : Lilis Imas, S.Pd
- Seksi Konsumsi : Sri Iswati, S.Pd
- Seksi Akomodasi/
Dokumentasi : Wiwin Winarti, M.Pd
- Seksi penerima tamu : Dewi Rachmawati, S.Pd
c. Daftar Narasumber
NO NAMA NIP UNIT KERJA
1 Asep Suryana, M.Pd 196411221986101001 Pengawas Kec. Padalarang
SDN 2 Padalarang
d. Peserta
15
3 SDN Neglajaya Guru Kelas I - VI 8 Orang
4 SDN 1 Tagogapu Guru Kelas I - VI 8 Orang
5 SDN 2 Tagogapu Guru Kelas I - VI 8 Orang
6 SDN 1 Medalsirna Guru Kelas I - VI 8 Orang
7 SDN 2 Medalsirna Guru Kelas I - VI 8 Orang
8 SDN Margarahayu Guru Kelas I - VI 8 Orang
9 SDN Mekarjaya Guru Kelas I - VI 8 Orang
10 SDN Cadas Mulya Guru Kelas I - VI 8 Orang
e. SUMBER DANA
Pendanaan kegiatan Bimbingan Teknis Rineka Budaya Sunda bersumber dari Alokasi Dana
BOS APBN yang kegiatanya sudah tercantum dalam Anggaran RAKS Tahun 2022 yang
dananya di distribusikan ke Kelompok Kerja Gugus VI selaku panitia kegiatan.
Adapun Rincian Pendapatan sebagai berikut :
1. Setiap Orang Guru di bebankan biaya pendaftaran Rp. 200.000, -
Persekolah Rp. 200.000,- X 6 orang guru kelas = Rp. 1.200.00,-
Jadi Total Keseluruhan pendapatan 12.000.000,-
Terbilang : Dua Belas Juta Rupiah
16
2. Estimasi Biaya Kegiatan
RENCANA PENGELUARAN ANGGARAN BIMTEK
RINEKA BUDAYA SUNDA (RBS)
Jumlah (Rp)
No Kegiatan Volume Satuan
1. Persiapan
a. ADM & Spanduk Rp 500.000
2. Pelaksanaan
f. Honor Nara Sumber 4 Orang Rp 2.500.000
(Instruktur)
g. Konsumsi Pelatihan 80 Orang Rp 4.000.000
Makan/Snack
h. Transport Peserta 80 Orang Rp 4.000.000
i. Dokumentasi Rp 200.000
j. Kebersihan Rp 300.000
k. Biaya tak terduga Rp 500.000
Jumlah Rp
12.000.000
17
BAB IV
PENUTUP
Sebagai penutup kami berharap sudi kiranya proposal ini sebagai pertimbangan
untuk pembelajaran ke depan agar anak bangsa sebagai penerus cita-cita tidak
kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya yang
senantiasa disegani oleh bangsa lain
Harapan kami selanjutnya semoga proposal ini menjadi perhatian yang serius
oleh bapak dan Ibu Guru sebagai pelaksana dilapangan dan semoga menjadi respon
yang baik serta segera untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan seperti tersebut di
atas,
Demikianlah kiranya proposal Kegiatan Bimtek Rineka Budaya Sunda ini kami
buat. Semoga proposal ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak
lupa kami ucapkan syukur kepada Tuhan YME karena atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan proposal ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan proposal ini.
Semoga proposal ini dapat diterima oleh semua pihak. Tiada gading yang tak retak, proposal
ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu mohon kiranya kritik dan saran
agar dimasa mendatang akan lebih baik lagi.
Mengetahui,
Pengawas Bina Gugus VI
Kec. Padalarang
18
Asep Suryana, M.Pd
NIP. 196411221986101001
19