Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL BIMTEK

RINEKA BUDAYA SUNDA


TINGKAT SEKOLAH DASAR
GUGUS VI (ENAM)

DINAS PENDIDIKAN
KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Tahun 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2

BAB 1 KERANGKA DASAR ...................................................................................................... 3


A. Latar Belakang ......................................................................................................... 3
B. Dasar Pemikiran ....................................................................................................... 6
C. Rasional .................................................................................................................... 7

BAB II KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ..................................................... 11


A. Pengertian ................................................................................................................ 11
B. Fungsi ...................................................................................................................... 11
C. Tujuan ...................................................................................................................... 12

BAB III JADWAL KEGIATAN, NARASUMBER, PESERTA


DAN ANGGARAN KEGIATAN .................................................................................... 14
A. Jadwal Kegiatan ....................................................................................................... 14
B. Narasumber .............................................................................................................. 14
C. Peserta ...................................................................................................................... 15
D. Anggaran Biaya ........................................................................................................ 16

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 17

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohim...

Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan kemampuan kepada Tim
Penyusun Proposal Bimtek Kurikulum Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda di
Bandung Barat. Kurikulum Daerah disyaratkan untuk disusun berdasarkan pada
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur
Kurikulum SD/MI dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi serta
Implementasi Kurikulum.

Komponen-komponen yang harus disusun dalam Kurikulum Daerah Muatan Lokal


Rineka Budaya Sunda meliputi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD),
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Pegangan Guru/Siswa,
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru Inti dan Guru Kelas/Mata Pelajaran
dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013. Sebagai landasan hukum di tingkat
daerah disyaratkan pula dibuat Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan
Pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda di Bandung Barat pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, manakala muatan lokal tersebut hendak diajarkan di
kabupaten Bandung Barat.

Guru sebagai agen utama dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 mempunyai peran
yang sangat penting. Ada satu hipotesis sederhana, jika guru mempunyai kompetensi
yang baik tentang Kurikulum 2013 termasuk untuk Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda, maka implementasi Kurikulum 2013 dapat dilaksanakan dengan
baik pula. Oleh karena itu, upaya mempersiapkan dengan baik upaya peningkatan
kompetensi Guru yang salah satunya dengan disusunnya Kurikulum Daerah ini
merupakan langkah yang sangat terpuji dan perlu diberikan apresiasiasi.

Semoga harapan semua pihak tentang adanya perubahan yang signifikan pada dunia
pendididkan dengan diimplementasikannya Kurikulum 2013, benar-benar menjadi
suatu kenyataan, sehingga Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 betul-betul akan
terwujud.

Bandung Barat, 17 Januari 2022

2
Penyusun

3
BAB I
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
MUATAN LOKAL RINEKA BUDAYA
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan


Pendidikan Karakter (PPK) dan dipertajam oleh Permendikbud RI Nomor 20
Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Pada Pendidikan
Formal, bahwa Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.

Penguatan Pendidikan Karakter merupakan perwujudan dari 5 (lima) nilai utama


yang saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan
integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.

Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal dilakukan dengan


menggunakan prinsip sebagai berikut:
1. berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan

terpadu;
2. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing

lingkungan pendidikan; dan


3. berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-

hari.Merebaknya sikap hidup yang buruk, melembaganya budaya kekerasan,


atau merakyatnya bahasa ekonomi dan politik, disadari atau tidak, telah ikut
melemahkan karakter anak-anak bangsa, sehingga menjadikan nilai-nilai luhur
dan kearifan sikap hidup mati suri. Anak-anak sekarang gampang sekali
melontarkan bahasa oral dan bahasa tubuh yang cenderung tereduksi oleh gaya
ungkap yang kasar dan vulgar. Nilai-nilai etika dan estetika telah terbonsai dan
terkerdilkan oleh gaya hidup instan dan konstan.

4
Sejalan dengan kedua peraturan di atas yang menjadi dasar pemikiran dan sebagai
acuan untuk memecahkan kekhawatiran terhadap moral generasi penerus bangsa,
mengingat di era global dan melinial sekarang inip berbasis karakter di negeri ini
memang telah lama hilang. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) misalnya, yang seharusnya bisa menjadi katalisator atau penyaring untuk
membendung arus merebaknya budaya kekerasan, dinilai telah berubah menjadi
mata pelajaran berbasis indoktrinasi yang semata-mata mengajarkan dan
mencekoki nilai baik dan buruk saja, tanpa diimbangi dengan pola pembiasaan
secara intensif yang bisa memicu peserta didik didik untuk berperilaku dan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai luhur. Akibat pola indoktrinasi yang demikian
lama dalam ranah pendidikan kita, disadari atau tidak, telah mengubah mindset
anak-anak cenderung menjadi egois, baik terhadap dirinya sendiri maupun
sesamanya. Mereka tidak lagi memiliki kepekaan terhadap sesamanya, kehilangan
nilai kasih sayang, dan sibuk dengan dunianya sendiri yang cenderung agresif
dengan tingkat degradasi moral yang sudah berada pada titik ambang batas yang
tidak bisa dimaklumi.

Sudah berkali-kali panggung sosial negeri ini diwarnai pentas tragis tentang
tawuran antarpelajar, pemerkosaan, minuman keras, atau seks pra-nikah yang
dilakukan oleh kaum remaja-pelajar kita. Belum lagi mereka-mereka yang menjadi
pengguna dan pengedar pil-pil setan dan zat-zat adiktif lainnya. Hal itu diperparah
dengan miskinnya keteladanan perilaku kaum elite kita yang seharusnya menjadi
idola dan sosok anutan sosial yang mengagumkan. Perilaku korupsi, sikap serakah,
dan mau menang sendiri, justru menjadi tontonan masif di tengah massa yang
demikian gampang disaksikan melalui layar kaca.

Sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya, situasi semacam itu jelas sangat tidak
menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi
masa depan yang cerdas, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun
sosial. Dalam konteks demikian, perlu ada upaya serius dari segenap komponen
bangsa untuk membangun “kesadaran kolektif” demi mengembalikan karakter
bangsa yang hilang. Dalam konteks demikian, menjadi menarik ketika sebagai
seorang pendidik memberikan atau menginjeksikan nilai-nilai berwawasan
pendidikan karakter ke dalam pelajarannya yang berlabel seni, bahasa, sastra, dan
5
budaya Sunda yang diupayakan bisa mengajak dan menginternalisasikan
pendidikan karakter melalui seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda tersebut.

Ketika dunia pendidikan dinilai hanya memburu dan mementingkan ranah


akademik semata, sehingga mengabaikan persoalan-persoalan moral dan
keluhuran budi kalau pun ada penyampaiannya cenderung indoktrinatif dan perlu
ada terobosan visioner yang bisa mengajak dan menginternalisasikan pendidikan
karakter sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan psikososial peserta
didik. Karya seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda, agaknya bisa menjadi medium
yang strategis untuk mewujudkan tujuan mulia itu. Melalui karya seni, bahasa,
sastra, dan budaya Sunda, anak-anak sejak dini bisa melakukan olah rasa, olah
batin, olah pikir dan olah budi secara intens sehingga secara tidak langsung anak-
anak memiliki perilaku dan kebiasaan positif melalui proses apresiasi dan berkreasi
melalui karya seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda.

Sangatlah penting keberadaan seni, sastra, bahasa dan budaya Sunda untuk digali,
dipelihara, dan ditumbuh-kembangkan kembali oleh para pemerhati seni, sastra
dan budaya Sunda, khususnya di kalangan pendidik di lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, karena berdasarkan pengalaman empirik di
dunia pendidikan dan dalam kehidupan masyarakat bahwa pembentukan karakter
bangsa bagi generasi muda dibentuk dari penanaman rasa cinta tanah air dan
penanaman kecintaan terhadap seni, sastra dan budaya Sunda melalui kegiatan
penerapan pembiasaan seni, sastra, bahasa dan budaya Sunda di sekolah-sekolah
atau lembaga pendidikan yang telah berkomitmen terhadap kelestarian seni, sastra,
bahasa dan budaya Sunda. Melalui proposal ini penulis ingin menunjukan bahwa
seni, bahasa, sastra, dan budaya Sunda bisa digunakan sebagai media penyampaian
pendidikan karakter kepada peserta didik.

Atas dasar itulah, maka dipandang perlu adanya Kurikulum Muatan Lokal Rineka
Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” yang tersusun secara filosofis
dan sistematis sebagai jawaban atas kekhawatiran terhadap permasalahan
kemunduran karakter bangsa di Kabupaten Bandung Barat.

6
B. Dasar Pemikiran

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 tahun 2014 tentang
Pemeliharaan Sastra, Bahasa dan Aksara Daerah;
8. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 tahun 2014 tentang
Pemeliharaan Kesenian Daerah;
9. Peraturan daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 tahun 2012 tentang Pelestarian
Warisan Budaya Jawa Barat;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK);
11. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) pada Satuan Pendidikan Formal;
12. Hasil Audiensi Paguyuban Pangrumat Rineka Sunda dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Bandung Barat dengan Bupati Bandung Barat pada tanggal 8
Oktober 2018 di Kantor Bupati Bandung Barat perihal usul penerbitan
Peraturan Bupati Bandung Barat, tentang pemberlakuan kurikulum
pembudayaan “Kemis Nyunda” dan Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda, pada
jenjang pendidikan dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung
Barat.

7
C. Rasional

Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni
Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat
Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional.
Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan
Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing.
Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap
jenjang sekolah.

Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan


Kabupaten Bandung Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
(KIKD) Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan
“Kemis Nyunda” yang kontennya terdiri dari bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda serta Seni Karawitan khas Bandung Barat. Selain disesuaikan dan
didasarkan pada struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KI-KD Mata Pelajaran
Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” yang
kontennya terdiri dari bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda serta Muatan Lokal
Seni Karawitan yang didasarkan pada :
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 tahun 2014 Tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 Tentang
Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah;
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2003
Tentang Pemeliharaan Kesenian; dan
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2014 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2003
Tentang Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, Nilai Tradisional, dan
Museum

Di samping itu, penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata
Pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda”
yang kontennya terdiri dari bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda didasari pula
oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 tahun 2014 tentang

8
Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, Kebijakan tersebut sejalan
dengan jiwa UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang
menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3-8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB,
SMP/MTs./SMPLB, diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan
Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di
dunia”.

Hal di atas sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI dan SMP/MTs, diantaranya
menyatakan bahwa: Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan
Pembudayaan “Kemis Nyunda” dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah
merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut, mata pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya


Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” sebagai salah satu khasanah dalam
kebhineka-tunggal-ikaan bahasa, sastra, seni dan budaya Nusantara akan menjadi
landasan bagi pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, Muatan
Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” harus
diperkenalkan di Taman Kanak-kanak (TK) dan di sekolah-sekolah mulai Sekolah
Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandung Barat. Untuk
kepentingan itu, perlu disusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai
dengan satuan pendidikan tersebut.

Pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis


Nyunda” diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budaya
daerah, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
Bandung Barat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya

9
Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah, berestetika,
dan beretika dengan baik dan benar, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya seni dan sastra
daerah.

Kompetensi inti mata pelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan
Pembudayaan “Kemis Nyunda” yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti
mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
sikap positif terhadap bahasa, sastra, seni dan budaya daerah. Kompetensi Inti ini
menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang
sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni :

1. sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk

menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient),


2. sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang

jembar budayana (emotionalquotient),


3. menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni (berilmu dan cakap) untuk

menghasilkan manusia yang luhung elmuna (intellectual quotient), dan


4. memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk menghasilkan manusia yang

rancage gawena (actional quotient).

Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan


pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis Nyunda” ini, selaras dengan
alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki :

10
1. Kemampuan berkomunikasi;
2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis;
3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;
5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda;
6. Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal;
7. Minat yang luas dalam kehidupan;
8. Kecerdasan etika dan estetika;
9. Kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan
10. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan

11
BAB II
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
MUATAN LOKAL RINEKA BUDAYA SUNDA
JENJANG SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

A. Pengertian

Kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka
Budaya Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, etika, estetika dan sikap positif terhadap bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda.

B. Fungsi

Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di
sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan,
keterampilan, serta sikap etika, estetika dan sikap positif terhadap bahasa, sastra,
seni dan budaya Sunda dapat terprogram secara terpadu.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan


kedudukan bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda sebagai kekayaan Nusantara.
Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi Mata Pelajaran Muatan Lokal Rineka
Budaya Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Bandung Barat,
(2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, (4) sarana pembakuan

12
dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan, (5) sarana
pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya
daerah (Sunda).

C. Tujuan

1. Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran Muatan Lokal


Rineka Budaya Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan
berikut.
a. Murid beroleh pengalaman berbahasa, bersastra, beretika, dan berestetika
Sunda.
b. Murid menghargai dan membanggakan bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda sebagai kekayaan daerah di Bandung Barat, yang juga merupakan
bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
c. Murid memahami bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda dari segi bentuk,
makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif
untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan)
d. Murid mampu menggunakan bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial.
e. Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa, bersastra,
berseni dan berbudaya Sunda (berbicara, menulis, berpikir, berperilaku).
f. Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan seni Sunda
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, bersastra,
berseni dan berbudaya Sunda, mengembangkan kepribadian, dan
memperluas wawasan kehidupan.
g. Murid menghargai dan membanggakan sastra dan seni Sunda sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

2. Pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda di Bandung Barat


memberikan konstribusi terhadap penyelenggaraan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat pendidikan
dilaksanakan dengan pendekatan berbasis:
a. Pendekatan berbasis kelas dilakukan dengan:
13
1) mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran secara
tematik atau terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai dengan isi
kurikulum;
2) merencanakan pengelolaan kelas dan metode pembelajaran/
pembimbingan sesuai dengan karakter peserta didik;
3) melakukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan; dan
4) mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

b. Pendekatan berbasis budaya sekolah dilakukan dengan:


1) menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah;
2) memberikan keteladanan antar warga sekolah;
3) melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah;
4) membangun dan mematuhi norma, peraturan, dan tradisi sekolah;
5) mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah sebagai
ciri khas sekolah;
6) memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi melalui kegiatan literasi; dan
7) khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar atau satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah diberikan
ruang yang luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

c. Pendekatan berbasis masyarakat dilakukan dengan:


1) memperkuat peranan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama
pendidikan dan Komite Sekolah sebagai lembaga partisipasi masyarakat
yang menjunjung tinggi prinsip gotong royong;
2) melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh
masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan
3) mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada
dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya
masyarakat, dan lembaga informasi

14
BAB III
JADWAL KEGIATAN, NARASUMBER, PESERTA
DAN ANGGARAN KEGIATAN

a. Jadwal Kegiatan
1. Hari Sabtu, 22 Januari 2022
Tempat : Gedung SDN 2 Parigi Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat
Alokasi Waktu : Pukul 08.00 – 14.00 WIB

b. Panitia
a. Penasehat : Asep Suryana, M.Pd
b. Penanggung Jawab : Acep Junaedi, S.Pd
c. Ketua Pelaksana : Asep Suparman, S.Pd
d. Sekretaris : Sumiati, S.Pd
e. Bendahara : Euis Nani Juhaeni, S.Pd
f. Sekbid
- Seksi Acara : Lilis Imas, S.Pd
- Seksi Konsumsi : Sri Iswati, S.Pd
- Seksi Akomodasi/
Dokumentasi : Wiwin Winarti, M.Pd
- Seksi penerima tamu : Dewi Rachmawati, S.Pd

c. Daftar Narasumber
NO NAMA NIP UNIT KERJA
1 Asep Suryana, M.Pd 196411221986101001 Pengawas Kec. Padalarang

2 Evi Mulyani, M.M.Pd 196608131986032007 Pengawas Kec. Padalarang

3 Mahmudin Hendra K, M.Ag 196608061990031005 Kepala Sekolah

SDN 2 Padalarang

4 Adi Husdi Hidayat, S.Pd

d. Peserta

NO Nama Sekolah Peserta Jumlah Peserta


1 SDN 1 Parigi Guru Kelas I - VI 8 Orang
2 SDN 2 Parigi Guru Kelas I - VI 8 Orang

15
3 SDN Neglajaya Guru Kelas I - VI 8 Orang
4 SDN 1 Tagogapu Guru Kelas I - VI 8 Orang
5 SDN 2 Tagogapu Guru Kelas I - VI 8 Orang
6 SDN 1 Medalsirna Guru Kelas I - VI 8 Orang
7 SDN 2 Medalsirna Guru Kelas I - VI 8 Orang
8 SDN Margarahayu Guru Kelas I - VI 8 Orang
9 SDN Mekarjaya Guru Kelas I - VI 8 Orang
10 SDN Cadas Mulya Guru Kelas I - VI 8 Orang

e. SUMBER DANA
Pendanaan kegiatan Bimbingan Teknis Rineka Budaya Sunda bersumber dari Alokasi Dana
BOS APBN yang kegiatanya sudah tercantum dalam Anggaran RAKS Tahun 2022 yang
dananya di distribusikan ke Kelompok Kerja Gugus VI selaku panitia kegiatan.
Adapun Rincian Pendapatan sebagai berikut :
1. Setiap Orang Guru di bebankan biaya pendaftaran Rp. 200.000, -
Persekolah Rp. 200.000,- X 6 orang guru kelas = Rp. 1.200.00,-
Jadi Total Keseluruhan pendapatan 12.000.000,-
Terbilang : Dua Belas Juta Rupiah

Biaya Pengeluaran  Di halaman selanjutnya...

16
2. Estimasi Biaya Kegiatan
RENCANA PENGELUARAN ANGGARAN BIMTEK
RINEKA BUDAYA SUNDA (RBS)

Jumlah (Rp)
No Kegiatan Volume Satuan

1. Persiapan
a. ADM & Spanduk Rp 500.000

2. Pelaksanaan
f. Honor Nara Sumber 4 Orang Rp 2.500.000
(Instruktur)
g. Konsumsi Pelatihan 80 Orang Rp 4.000.000
Makan/Snack
h. Transport Peserta 80 Orang Rp 4.000.000

i. Dokumentasi Rp 200.000
j. Kebersihan Rp 300.000
k. Biaya tak terduga Rp 500.000

Jumlah Rp
12.000.000

Terbilang : Dua Belas Juta Rupiah

17
BAB IV
PENUTUP
Sebagai penutup kami berharap sudi kiranya proposal ini sebagai pertimbangan
untuk pembelajaran ke depan agar anak bangsa sebagai penerus cita-cita tidak
kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya yang
senantiasa disegani oleh bangsa lain

Harapan kami selanjutnya semoga proposal ini menjadi perhatian yang serius
oleh bapak dan Ibu Guru sebagai pelaksana dilapangan dan semoga menjadi respon
yang baik serta segera untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan seperti tersebut di
atas,

Demikianlah kiranya proposal Kegiatan Bimtek Rineka Budaya Sunda ini kami
buat. Semoga proposal ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak
lupa kami ucapkan syukur kepada Tuhan YME karena atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan proposal ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan proposal ini.

Semoga proposal ini dapat diterima oleh semua pihak. Tiada gading yang tak retak, proposal
ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu mohon kiranya kritik dan saran
agar dimasa mendatang akan lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Padalarang, 17 Januari 2022

Ketua Pelaksana, Sekretaris,

Asep Suparman, S.Pd Sumiati, S.Pd


NIP.196505111986101003
NIP.196312121984102002

Mengetahui,
Pengawas Bina Gugus VI
Kec. Padalarang

18
Asep Suryana, M.Pd
NIP. 196411221986101001

19

Anda mungkin juga menyukai