Penulis:
HODRIANI
Penulis
KEGIATAN BELAJAR 1:
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
DARI ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL,
KULTURAL, EMOSIONAL DAN
INTELEKTUAL
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ................................................................................................1
B. KEGIATAN INTI...............................................................................................4
C. PENUTUP ............................................................................................................31
1. Rangkuman ...................................................................................................31
2. Tes Formatif .................................................................................................35
3. Daftar Pustaka ..............................................................................................40
ii
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Dalam upaya mewujudkan guru profesional PPKn, modul 5 ini akan diawali
dengan kegiatan belajar satu (KB 1) dengan sajian mengenai pentingnya
pemahaman tentang karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual. Dalm sajian ini juga dikemukakan tentang
beberapa landasan yang menjadi amaanat seorang guru harus membangun
karakteristik bagi peserta didik, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
1
orang lain, sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas. Krisis yang melanda masyarakat Indonesia mulai dari pelajar
hingga elite politik mengindikasikan bahwa pendidikan agama dan moral yang
diajarkan pada bangku sekolah maupun perguruan tinggi, tidak berdampak
terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat adalah
begitu banyak manusia Indonesia yang tidak koheren antara ucapan dan
tindakannya.
Kondisi demikian, diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia
pendidikan. Menyikapi hal ini, maka diperlukan upaya yang optimal dari berbagai
pihak baik itu pemerintah, institusi, penyelenggara dan stakeholder yang
berkontribusi dalam membangun karakter atau kepribadian generasi bangsa
berdasarkan nilai-nilai pancasila baik itu dalam aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual. Persoalan yang muncul belakangan ini adalah
bagaimana penerapan pendidikan untuk membentuk karakter di sekolah dan
pengembangan karakter di perguruan tinggi memerlukan pemahaman yang
komprehensif dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkarakter
keindonesiaan.
2. Relevansi
Kegiatan belajar satu (KB 1)yang membahas tentang karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual pada
2
diklat PPG dalam jabatan ini sangat relevan menjadi mata latih peserta didik. Hal
tersebut dikarenakan salah satu kompetensi yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang guru PPKn agar mampu melaksanakan tugas keprofesian pendidik dalam
bidang PPKn yang meneladani dengan landasan guru harus mampu melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan mengajarkan dengan kemampuan utama yaitu
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, menerapkan kemampuan
teknologi, informasi dan komunikasi sebagai perangkat pendukung dalam
membangun pengetahuan, sikap, tindakan (karakter keindonesiaan).
3
akan adanya kelemahan atau kesalahan baik itu kecerdasan intelektual secara
akademik dan non akademik.
3. Petunjuk Belajar
Sebelum anda mempelajari kegiatan belajar satu (KB 1) ini, ada beberapa
hal yang harus anda lakukan untuk mempermudah pemahaman anda tentang isi
KB 1 ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
B. KEGIATAN INTI
1. Capaian Pembelajaran
Dalam upaya mewujudkan guru profesional PPKn melalui kegiatan belajar
1 (KB 1) pada modul 5 ini, guru diharapkan mampu melaksanakan proses
pembelajaran yang memesona dan meneladani pada mata pelajaran PPKn agar
dapat membangun sikap (karakter keindonesiaan), pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif,
4
kolaboratif, dan komunikatif. Oleh karenanya guru harus menguasai dan
memahami peserta didik SMP/SMA dan sederajat dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual dalam pembelajaran PPKn.
2. Uraian Materi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya (Pasal 1 Angka 1 UU Sisdiknas). Pendidikan juga bisa diartikan
sebagai proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mengerti dan bisa membuat
manusia berpikir kritis. Peserta didik yang dimaksud adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Pasal 1 Angka 4 UU
Sisdiknas). Setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan hendaknya menyediakan
sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan peserta didik mengembangkan
potensinya.
5
latar belakang, dan karakteristik, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh seorang guru yaitu sebagai berikut:
Sumber; www.medcom.id
6
mampu memanfaatkan perbedaan karakteristik tersebut untuk mencapai
ketuntasan belajar PPKn. Berikut adalah beberapa aspek perbedaan karakteristik
peserta didik
a. Aspek Fisik
Aspek fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh seperti
pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan
berat badan, hormon, dan lain-lain, dan perubahan-perubahan dalam cara-cara
individu untuk menggunakan tubuhnya seperti: perkembangan keterampilan
motorik dan perkembangan seksual, serta perubahan dalam kemampuan fisik
seperti: penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya
b. Aspek Moral
Pada hakekatnya aspek moral adalah ukuran-ukuran yang telah diterima
oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang
dikembangkan pada suatu profesi. Moral selalu mengacu pada baik buruk
manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari
kebaikan manusia.
c. Aspek Sosial
Aspek sosial mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku sesuai
dengan harapan-harapan kelompok sosialnya, dan ini merupakan keterampilan
berpikir baru yang dimiliki remaja. Dalam hal ini ada dua aspek nilai menjadi
perhatian utama para remaja yaitu nilai keadilan dan kejujuran yang lebih
cenderung dimiliki oleh pria dan kesejahteraan yang dimiliki oleh wanita baik
dalam keluarga, teman sebaya, maupun pada masyarakat.
d. Aspek Kultural
Aspek kultural merupakan yang berhubungan dengan kebudayaan, suatu
cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
beberapa unsur yang membangunnya yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan,
7
sistem kekerabatan, sistem peralatan hidup, sistem ekonomi, sistem religi, dan
sistem kesenian.
e. Aspek Emosional
Aspek kecerdasan emosional sebagai kemampuan peserta didik untuk
dapat memotivasi diri sendiri dan tekun dalam menghadapi frustasi,
mengontrol dorongan-dorongan impulsive dan mampu menunda pemuasannya,
mengatur suasana hati sehingga tidak mempengaruhi kemampuan berfikir, dan
berempati. Mengenal karakteristik peserta didik melalui kematangan tingkat
reaksi dan pengendalian emosional peserta didik dalam merespon keadaan atau
peristiwa yang dialaminya.
f. Aspek Intelektual
Aspek Intelektual disebut juga tingkat kecerdasan peserta didik yang
diukur dari kemampuan kognitif dalam menyelesaikan masalah, menalar dan
berpikir logika berdasarkan faktual dan empirisnya dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan, tingkat pengertian atau kesadaran, terutama
yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.
2 Proporsi ukuran tinggi dan berat Proporsi ukuran tinggi dan berat
badan sering kurang seimbang badan lebih seimbang mendekati
(termasuk otot dan tulang kekuatan tubuh orang dewasa
belulang)
5 Aktif dalam berbagai jenis cabang jenis dan jumlah cabang permainan
permainan yang dicobanya lebih selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang
kepada persiapan kerja.
9
Pada usia sekolah menengah yaitu usia SMP/SMA dan sederajat anak
berada pada masa remaja atau pubertas yang merupakan masa peralihan atau
transisi masak kanak-kanak dengan dewasa. Oleh karena itu sebagai guru,
perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada peserta didik dan
dapat memberikan respon dalam perkembangan peserta didiknya. Perbedaan
secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan memperhatikan postur
tubuh dari peserta didik. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam tinggi
badan dan berat badan.
Pada saat lahir, anak dianggap amoral atau immoral, dan tidak seorang
anakpun dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri. Belajar
berperilaku dengan cara yang disetujui masyarakat merupakan proses yang
panjang dan lama yang berlanjut hingga masa remaja. Cepat atau lambat anak
belajar bahwa bagi diri mereka sendiri penyesuaian dengan kebiasaan
kelompok membawa keuntungan, walaupun mereka tidak selamanya
menyetujui kebiasaan itu.
11
Gambar 1.2. Menanamkan dan membiasakan nilai moral anak sejak dini
Selain empat hal diatas, Hurlock (1990) menjelaskan ada beberapa cara
yang dapat dilakukan individu untuk belajar berperilaku moral, sehingga
individu dikategorikan bermoral, yaitu:
13
a. Menginterpretasikan situasi dalam rangka memahami dan menemukan
tindakan apa yang mungkin untuk dilakukan dan bagaimana efeknya
terhadap keseluruhan masalah yang ada.
b. Menggambarkan apa yang harus dilakukan dengan nilai moral pada
situasi tertentu dengan tujuan untuk menetapkan suatu perilaku moral,
c. Memilih diantara nilai-nilai moral untuk memutuskan apa yang secara
aktual akan dilakukan, dan
d. d. Melakukan tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral.
14
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang dapat mengembangkan
aspek sosial peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keberadaan
lingkungan belajar yang sesuai akan merangsang perkembangan kemampuan
sosial anak sesuai dengan harapan. Karena perkembangan sosial anak adalah
proses pembentukan kemampuan sosial anak tersebut (social self) (Djaali,
2014).
Pada tahap remaja awal anak telah memiliki pemikiran logis dalam ide-
ide atau pemikiran abstrak (Syarif, 2013), namun dalam pemikiran tersebut
mereka sering menghadapi kebingungan karena berbeda dengan pemikiran
orang lain. Kondisi ini cenderung terjadi pada remaja yang bersikap
egosentrisme sebagai hasil pemikiran objektif logis terhadap masalah-masalah
sosial yang dihadapinya dalam komunitas sosialnya. Egosentrisme tersebut
muncul dan diperlihatkan dalam interaksinya dengan orang lain. Remaja awal
sering berpenampilan dengan cara-cara untuk menunjukan kehebatannya.
Namun secara berangsur-angsunr, remaja mengurangi sifet egosentrisnya
dalam interaksinya setelah berkembangnya konsep etika, pemahaman dan
penghayatan untuk mempertimbangkan baik dan buruk atas tindakan yang
dilakukannya.
15
Gambar 1.3.Harmonisasi sosial pada keberagaman masyarakat
Sumber: www.kompas.com
Kehidupan sosial pada masa remaja ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
Menonjolnya fungsi intelektual dan emosional; Mengalami krisis identitas,
sehingga mereka ingin mencari jati diri dan teman akrab; Pergaulan remaja
diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik besar maupun
17
bertujuan untuk menemukan dan membantu pendidik dalam merencanakan
pembelajaran yang baik di ruang kelas. Kebudayaan merupakan satu kesatuan
yang unik dan bukan merupakan jumlah dari bagian-bagian. Budaya juga
disebut sebagai suatu kemampuan kreasi manusia yang immaterial, berbentuk
kemampuan psikologis seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, dan
sebagainya. Aspek kultural merupakan yang berhubungan dengan kebudayaan,
suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari beberapa unsur yang membangunnya yaitu sistem bahasa, sistem
pengetahuan, sistem kekerabatan, sistem peralatan hidup, sistem ekonomi,
sistem religi, dan sistem kesenian.
Apabila dapat dipahami bagi para guru, melalui proses dan tahapan
memperoleh data dan fakta dari observasi yang komprehensif terhadap peserta
didik, tentunya dapat memberikan masukan bagi guru dalam memetakan;
perbedaan potensi, mengoptimalkan potensi, serta menentukan cara mengatasi
kesulitan belajar peserta didik dalam setiap rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan kondisi yang melibatkan semua peserta
didik, tidak diskriminatif, nyaman dan menyenangkan.
Sumber: archive.netralnews.com
Pendidikan multikultural sebagaimana diungkapkan Ma’hady (Mahfud,
2006) didefinisikan sebagai pendidikan tentang keberagaman kebudayaan
dalam merespon perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat
tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global). Pendidikan
multikultural menurut Mahfud (2006) memiliki ciri-ciri:
19
a. Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia
berbudaya (berperadaban).
b. Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa,
dan nilai-nilai kelompok etnis (kultural)
c. Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan
keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme)
d. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik
yang meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya
lainnya.
Atas dasar definisi dan ciri-ciri pendidikan multikultural tersebut di atas,
seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu
menyikapi keberagaman budaya yang ada di sekolah/kelas. Misalnya Pak
Irwan seorang pendidik di salah satu SMA ketika menjelaskan materi pelajaran
dan dalam memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan keberagaman
budaya tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh semua
peserta didik, atau tidak hanya berlaku untuk budaya tertentu saja.
Pengelompokan peserta didik dalam diskusi disesuaikan dengan tata nilai yang
dianut dalam berinteraksi dengan yang lain, sehingga kelompok lebih
heterogen. Contohnya seperti menggunakan model pembelajaran student teams
achievement division (STAD), kelompok yang dibentuk haruslah
mempertimbangkan keragaman kemampuan intelektual, latar belakang sosial,
kultural dan sebagainya (Shoimin, 2018).
20
Hedlund & Sternberg (2000) kecerdasan emosional sebagai kemampuan
individu untuk dapat memotivasi diri sendiri dan tekun dalam menghadapi
frustasi, mengontrol dorongan-dorongan impulsif dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana hati sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati.
Sumber www.gurupendidikan.co.id
21
a. Pengenalan emosi diri, menunjukkan kesadaran diri atau pengenalan
terhadap perasaan yang dialami sehingga mampu mengendalikan
kehidupannya.
b. Pengendalian emosi, menunjukkan bagaimana kemampuan untuk
mengendalikan emosi yang terlalu dalam sehingga mengganggu stabilitas
kehidupan seseorang untuk mencapai keseimbangan.
c. Memotivasi diri sendiri, yaitu mengatur emosi agar seseorang dapat
memusatkan perhatian dan memotivasi diri menjadi kreatif untuk
mencapai cita-cita
d. Mengenali emosi orang lain, yaitu mampu membaca tanda nonverbal dan
mengerti perasaan serta emosi orang lain sehingga mampu menyesuaikan
sikap dan tindakan dengan kecenderungan yang ditampilkan orang lain
e. Mengendalikan hubungan dengan orang lain, yaitu kemampuan untuk
menjaga hubungan dengan sesama maupun mengenali emosi setiap orang
serta mengendalikannya.
Agar anak dapat mengendalikan emosi dengan baik maka ada berbagai
hal yang perlu dilatih pada anak (Taufiq et al., 2016), yaitu sebagai berikut;
22
Masa Awal. pada fase ini anak sudah dapat memperlihatkan rasa marah dan
takut. Selama pertumbuhan, perubahan pada ekspresi emosi itu semakin lama
semakin jelas dan berbeda.
Fase kedua adalah Fase Selanjutnya. Fase Selanjutnya, dapat dilihat dari
perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin halus dalam
mengekspresikan emosinya sampai usia remaja. Peralihan kemampuan untuk
mengekspresikan yang tadinya kasar, karena meningkatnya kemampuan akibat
latihan dan kemampuan mengontrol, anak secara berangsur-angsur terjadi
perubahan pada emosionalnya. Fase terakhir adalah Fase Perkembangan Akhir.
Fase ini terlihat dari kemampuan anak untuk menyesuaikan tingkah lakunya
sehubungan apa yang terjadi pada dirinya.
23
menguasai sesuatu, memecahkan masalah, kemampuan untuk menggunakan
konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami
hubungan dan pelajaran secara cepat (Desmita, 2009). Kemampuan intelektual
merupakan potensi bawaan (potential ability), namun beberapa penelitian
menunjukkan dalam perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas lingkungan.
24
Taksonomi Bloom membedakan antara “tahu tentang sesuatu (knowing
what)”, isi dari pemikirannya itu sendiri, dan “tahu tentang bagaimana
melakukannya (Knowing how)”, sebagaimana prosedur yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Menurut taksonomi tersebut dimensi pengetahuan
adalah “tahu tentang sesuatu”, yang memiliki empat kategori yaitu: faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Pengetahuan yang bersifat faktual
melibatkan bagian bagian terkecil yang terpisah-pisah dari informasi,
sebagaimana definisi kosakata dan pengetahuan tentang hal-hal khusus yang
terperinci. Pengetahuan yang bersifat konseptual pula terdiri dari berbagai
sistem informasi, seperti bermacam-macam klasifikasi dan kategori.
Pengetahuan yang bersifat prosedural pula termasuk algoritma, heuristics atau
aturan baku, teknik dan metode, sebagaimana pengetahuan tentang bagaimana
kita harus menggunakan berbagai prosedur tersebut. Pengetahuan yang bersifat
metakognitif pula menggerakan kepada pengetahuan atas proses-proses
berpikir dan informasi tentang bagaimana memanipulasi proses-proses tersebut
secara efektif. Dalam taksonomi bloom ini, dimensi proses kognitif
mempunyai enam proses dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit
yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
menciptakan, Magdalena, Rasid, & Diasty (2020).
Gambar 1.7. Tingkatan level aspek kognitif
Sumber: sekolahketiga.com
25
Lanjut Bloom mengemukakan bahwa proses mengingat adalah mengingat
kembali informasi yang sesuai dari ingatan jangka panjang. Proses memahami
pula adalah kemampuan untuk memahami secara mendalam dari bahan
pendidikan, seperti bahan bacaan dan penjelasan guru. Kecakapan turunan dari
proses ini melibatkan kemahiran memahami, mencontohkan, membuat klasifikasi,
meringkas, menyimpulkan, Magdalena, Rasid, & Diasty (2020).
26
Selain itu, guru dapat mengarahkan kepada pemikiran tentang peranannya sebagai
warga negara yang disesuaikan dengan pertambahan usia. Makmun (Syarif, 2013)
menyajikan perbedaan perkembangan intelektual antara remaja awal dengan
remaja akhir pada tabel dibawah ini:
27
a. Diskriminasi
Diskriminasi maksudnya adalah membuat respon-respon yang berbeda
untuk masing-masing peserta didik dengan melihat dan mengamati berbagai
perbedaan esensial antara input yang berbeda-beda tersebut serta meresponnya
dengan beragam pula terhadap tiap-tiap input. Belajar memperbedakan disini
adalah belajar membedakan hubungan stimulus respon sehingga bisa
memahami bermacam-macam objek fisik dan konsep. Dalam merespon
lingkungannya, peserta didik membutuhkan keterampilan-keterampilan
sederhana sehingga dapat membedakan suatu objek dengan objek lainnya, dan
membedakan satu simbol dengan simbol lainnya.
b. Konsep Konkret
c. Penggunaan Aturan
d. Pemecahan Masalah
Pada tiap tipe belajar memecahkan masalah, aturan yang telah dipelajari
terdahulu untuk membuat formulasi penyelesaian masalah. Contoh belajar
memecahkan masalah yang dilakukan oleh guru misalnya materi Pancasila dan
HAM. Dalam hal ini, kemampuan awal yang bisa dimasukkan ke dalam daftar
atau format tujuan oleh guru berupa kemampuan peserta didik dalam
memahami materi. Pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang
29
tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar
dimulai prasyarat yang sederhana, yang kemudian meningkat pada kemampuan
kompleks.
3. Ilustrasi
Ada banyak contoh, ilustrasi dan gambaran karakteristik peserta didik.
Berikut beberapa contoh dan ilustrasi dari implementasi atau penggunaan
karakteristik peserta didik dalam pembelajaran PPKn:
Demikian pula bila seorang guru PPKn dalam menerapkan model yang lain
misalnya model pembelajaran Role Playing maka pertimbngan utama dan
dominan karakteristik peserta didik yang diperhatikan adalah karakteristik peserta
didik dari aspek kultural, dan seterusnya.
30
4. Forum Diskusi
C. PENUTUP
1. Rangkuman
a. Karakteristik peserta didik dari aspek fisik. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap
setelah lahir hingga usia tiga tahun, tahap anak-anak hingga masa pubertas
(3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun), dan tahap remaja/adolesen (usia
12 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan di atas, maka anak usia sekolah (SD-
31
SMP) dimasukan dalam tahap pra pubertas dan pubertas awal, sedangkan
anak SMP hingga SMA dimasukan dalam tahap remaja. Pada usia sekolah
menengah yaitu usia SMP/SMA dan sederajat peserta didik berada pada
masa remaja atau pubertas yang merupakan masa peralihan atau transisi
masak kanak-kanak dengan dewasa. Oleh karena itu sebagai pendidik, kita
perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada peserta didik dan
dapat memberikan respon untuk menghambat kegagalan perkembangan
peserta didik. Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak
dari luar adalah perkembangan fisik remaja yaitu postur tubuh yang tinggi
tetapi kurus. Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat,
pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula.
Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri kelamin primer dan
sekunder. Ciri kelamin berkenaan dengan perkembangan alat produksi.
Sedangkan ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu
pada seluruh badan, perubahan suara, membesarnya buah dada pada wanita
dan tumbuhnya jakun pada pria .
b. Karakteristik peserta didik dari aspek moral. Pada hakekatnya moral
adalah ukuran-ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas, sedang
etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan pada suatu
profesi. Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral
adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Norma
moral dipakai sebagai tolok ukur segi kebaikan manusia. Moral merupakan
sikap hati yang terungkap dalam sikap lahiriah. Moralitas terjadi jika
seseorang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan tanggung
jawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik
sesuai dengan nurani. Pokok pertama yang penting dalam pelajaran menjadi
pribadi bermoral ialah belajar apa yang diharapkan kelompok dari
anggotanya dalam bentuk hukum, kebiasaan dan peraturan. Di Sekolah
seorang guru mungkin memberi peraturan yang berbeda dari guru lainnya.
Bahkan di kelompok bermain peraturan permainan dan olahraga mungkin
berbeda, tergantung pada pimpinan dan keinginan. Pokok kedua dalam
32
belajar menjadi orang bermoral ialah mengembangkan hati nurani sebagai
kendali internal bagi perilaku individu. Pokok ketiga dalam belajar menjadi
orang yang bermoral adalah pengembangan rasa bersalah dan rasa malu.
Setelah anak mengembangkan hati nurani, hati nurani mereka dibawa dan
digunakan sebagai pedoman perilaku. Rasa bersalah dijelaskan sebagai
sejenis evaluasi diri khusus yang negatif yang terjadi bila individu mengakui
bahwa perilakunya berbeda dengan nilai moral yang dirasa wajib untuk
dipenuhi. Pokok keempat dalam belajar menjadi orang bermoral ialah
mempunyai kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok
sosial. Interaksi sosial penting dalam perkembangan moral karena dapat
memberi anak standar perilaku yang disetujui kelompok sosialnya dan
memberi mereka sumber motivasi untuk mengikuti standar tersebut melalui
persetujuan dan ketidaksetujuan sosial.
c. Karakteristik peserta didik dari aspek sosial. Perkembangan sosial
mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan-
harapan kelompok sosialnya, dan ini merupakan keterampilan berpikir baru
yang dimiliki remaja. Pemikiran sosial ini berkenaan dengan pengetahuan
dan keyakinan mereka tentang masalah hubungan sosial dan pribadi.
Remaja awal mempunyai pemikiran logis tetapi dalam pemikiran tersebut
mereka sering menghadapi kebingungan antara pemikiran orang lain.
Keadaan ini berkembang pada remaja yang bersikap egosentrisme yang
merupakan pemikiran subjektif logis dirinya tentang masalah-masalah sosial
yang dihadapi dalam masyarakat. Egosentrisme remaja muncul dan
diperlihatkan dalam hubungan dengan orang lain. Remaja sering
berpenampilan mengikuti bayangan dan sering membuat cara-cara untuk
menunjukkan kehebatannya. Karakteristik sosial remaja adalah adanya
kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dengan keinginan untuk
bergaul dengan banyak teman, dan ambivalensi antara keinginan untuk
bebas dari dominasi pengaruh orangtua dengan kebutuhan bimbingan dan
bantuan dari orang tuanya. Usia remaja memiliki ketergantungan yang kuat
pada kelompok sebaya yang disertai konformitas tinggi. Apabila
33
ketergantungan dengan kelompok sebaya ini tidak diarahkan maka akan
dapat menimbulkan kenakalan-kenakalan bersama kelompoknya.
d. Karakteristik peserta didik dari aspek kultural. Aspek kultural
merupakan yang berhubungan dengan kebudayaan, suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beberapa unsur
yang membangunnya yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem
kekerabatan, sistem peralatan hidup, sistem ekonomi, sistem religi, dan
sistem kesenian. Apabila dapat dipahami bagi para pendidik, melalui proses
dan tahapan memperoleh data dan fakta dari observasi yang komprehensif
terhadap peserta didik, tentunya dapat memberikan masukan bagi guru
dalam memetakan; perbedaan potensi, mengoptimalkan potensi, serta
menentukan cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam setiap
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga apa
yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan kondisi yang
melibatkan semua peserta didik, tidak diskriminatif, nyaman dan
menyenangkan.
e. Karakteristik peserta didik dari aspek emosional. Banyak ahli percaya
bahwa IQ (intelligence quotient) adalah adalah segala-galanya dan
menggolongkan emosi sebagai domain dari intelegensi dan bukan melihat
emosi dan intelegensi sebagai dua hal berbeda. Kecerdasan emosi menjadi
populer sejak beberapa tahun terakhir mengingat perlunya peningkatan
kualitas kehidupan manusia saat ini. Kecerdasan emosional sebagai
kemampuan seseorang untuk dapat memotivasi diri sendiri dan tekun dalam
menghadapi frustasi, mengontrol dorongan-dorongan impulsif (kondisi saat
seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa
memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu) dan mampu menunda
pemuasannya, mengatur suasana hati sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati. Tanpa kecerdasan emosional yang
sehat, seseorang mudah dikalahkan oleh nafsunya yang mengalahkan daya
34
nalar sehingga menjadi lebih emosional dan salah langkah sehingga
menyesali perbuatannya.
f. Karakteristik peserta didik dari aspek intelektual . Kecerdasan umum
(general intelligence) atau kemampuan intelektual merupakan kemampuan
mental umum yang mendasari kemampuannya untuk mengatasi kerumitan
kognitif. Kemampuan umum dikaitkan dengan kemampuan untuk
pemecahan masalah, berpikir abstrak, keahlian dalam pembelajaran.
Seseorang yang memiliki kemampuan intelektual atau intelegensi yang
tinggi akan bertindak efisien dan efektif dalam memecahkan segala
persoalan hidupnya. Kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan
(potential ability), namun beberapa penelitian menunjukkan dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas lingkungan. Aspek Intelektual
merupakan tingkat kecerdasan peserta didik yang diukur dari kemampuan
kognitif dalam menyelesaikan masalah, menalar dan berpikir logika
berdasarkan faktual dan empirisnya dengan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan, tingkat pengertian atau kesadaran, terutama yang
menyangkut pemikiran dan pemahaman. Potensi intelektual sudah pasti
berhubungan dengan kecerdasan yaitu prestasi akademik, kecerdasan
umum, kemampuan khusus (bakat), dan kreativitas. pengkategorian ini
dapat mengacu pada beberapa kecerdasan yang dominan pada ruang lingkup
kognitif (logika abstrak), seperti kecerdasan logika matematik, visual
spasial, linguistik, dan musikal. untuk kecerdasan lainnya seperti
interpersonal, intrapersonal, spiritual, dikelompokkan kepada aspek
emosional, sosial, spiritual.
2. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat:
35
A. Mengetahui tujuan pendidikan
B. Mengenal sesama pendidik
C. Mengetahui prinsip dan penggunaan alat pendidikan
D. Memiliki sikap bersedia membantu peserta didik
E. Beridentifikasi dengan peserta didik
2. Pemetaan perbedaan profil perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik
antara remaja awal dengan remaja akhir dapat diidentifikasi. Berikut ini mana
bagian yang bukan merupakan profil perkembangan fisik dan perilaku
psikomotorik remaja awal siswa SLTP...
A. Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat
B. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
(termasuk otot dan tulang belulang)
C. Munculnya ciri-ciri sekunder, disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar
D. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasi
E. Kurang aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya
3. Profil perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik remaja akhir pada siswa
SLTA, dapat dipetakan melalui perbedaan profil perkembangan fisik dan
perilaku psikomotorik antara remaja awal dengan remaja akhir sehingga dapat
teridentifikasi. Berikut ini mana bagian yang bukan merupakan profil
perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik…
A. Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat
B. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati
kekuatan tubuh orang dewasa
C. Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa
D. Gerak-geriknya mulai kurang stabil dan kurang terkoordinasi
E. Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada
keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja
4. Cepat atau lambat anak belajar bahwa bagi diri mereka sendiri penyesuaian
dengan kebiasaan kelompok membawa keuntungan, walaupun mereka tidak
selamanya menyetujui kebiasaan itu. Berikut ini yang bukan merupakan sikap
moral adalah …
36
A. mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya
sebagaimana dicantumkan dalam hukum, kebiasan dan peraturan
B. mengembangkan hati nurani
C. mengembangkan interaksi sosial dengan anggota dalam kelompok
D. belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku
individu tidak sesuai dengan harapan kelompok
E. mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial belajar apa saja yang
diharapkan anggota kelompok
5. hal yang dapat diamati ketika terjadi perubahan pada diri peserta didik maka
guru harus mampu mengobservasi dan mengidentifikasi setiap perubahan
yang ada, pada bagian mana yang bukan merupakan perubahan moral yang
harus dilakukan oleh remaja peserta didik ….
A. Pandangan moral individu makin lama makin menjadi konkret
B. Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada
apa yang salah
C. Penilaian moral menjadi semakin kognitif
D. Penilaian moral menjadi kurang egosentris
E. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti
bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan
ketegangan
6. Tingkat kecerdasan peserta didik yang diukur dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar, dan berpikir logika berdasarkan faktual dan
empirisnya dengan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, tingkat
pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan
pemahaman adalah karakteristik peserta didik…
A. aspek moral
B. aspek sosial
C. aspek kultural
D. aspek emosional
E. aspek intelektual
37
7. Tanpa kecerdasan emosional yang sehat, seseorang, termasuk peserta didik,
mudah dikalahkan oleh nafsunya yang mengalahkan daya nalar sehingga
menjadi lebih emosional dan salah langkah sehingga menyesali perbuatannya.
Berikut ini yang bukan merupakan norma kecerdasan emosional berdasarkan
pandangan intelligentsia pribadi yaitu sebagai berikut.
A. Pengendalian emosi, menunjukkan bagaimana kemampuan untuk
mengendalikan emosi yang terlalu dalam sehingga mengganggu
stabilitas kehidupan seseorang untuk mencapai keseimbangan.
B. Pengenalan emosi diri, menunjukkan kesadaran diri atau pengenalan
terhadap perasaan yang dialami sehingga mampu mengendalikan
kehidupannya
C. Kompetensi diri sendiri, yaitu mengatur perilaku agar seseorang dapat
memusatkan perhatian dan memotivasi diri menjadi kreatif untuk
mencapai cita-cita
D. Mengenali emosi orang lain, yaitu mampu membaca tanda nonverbal
dan mengerti perasaan serta emosi orang lain sehingga mampu
menyesuaikan sikap dan tindakan dengan kecenderungan yang
ditampilkan orang lain
E. Mengendalikan hubungan dengan orang lain, yaitu kemampuan untuk
menjaga hubungan dengan sesama maupun mengenali emosi setiap
orang serta mengendalikannya
8. Memahami peserta didik sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan
bahwa dibutuhkan penguasaan terhadap beberapa aspek yaitu:
(1) aspek fisik,
(2) aspek moral,
(3) aspek sosial,
(4) aspek kultural,
(5) aspek emosional,
(6) aspek intelektual.
38
Berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut di atas, strategi pembelajaran
PPKn secara berkelompok (cooperative learning) model JIGSAW,
pertimbangan utama yang dominan dalam pengelompokan peserta didik
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
39
(1) aspek fisik,
(2) aspek moral,
(3) aspek sosial,
(4) aspek kultural,
(5) aspek emosional,
(6) aspek intelektual.
Kemudian berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut di atas, dalam
pembelajaran PPKn, pertimbangan utama yang dominan dalam
pengelompokan peserta didik dalam bermain peran (Role Playing) adalah
sebagai berikut.
3. Daftar Pustaka
Branson, M. S. (1998). The Role of Civic Education; A Forthcoming Education
Policy Task Force. Position Paper From Communitarian Network, 5, 75.
Retrieved from http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED403203.pdf
Hurlock, E.B. (1990). Perkembangan Anak. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan
Muslih Zarkasi. Jakarta: Erlangga
Hedlund, J., & Sternberg, R. J. (2000). Too Many Intelligence? Integrating Social,
Emotional, and Practical Intelligence. In The Handbook of Emotional
Intelligence: The Theory and Practice of Development, Evaluation,
Education, and Application at Home, School and in the Workplace. San
Francisco, CA: Jossey Bass.
Kurtines, W.W & Gerwitz, J.L. (1992). Moralitas, Perilaku Moral, dan
Perkembangan Moral. Penerjemah: M.I. Soelaeman. Jakarta: UI Press.
Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., & Diasty, N. T. (2020). Tiga ranah
taksonomi bloom dalam pendidikan. EDISI, 2(1), 132-139.
Nuryoto, S. (2014). Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari Kematangan
41
Emosi. Jurnal Psikologi Dan Mental Kesehatan Mental, (2), 73–88.
Susiani, K., Dantes, N., & Tika, N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Quantum Terhadap Kecerdasan Sosio-Emosional dan Prestasi belajar IPA
Siswa Kelas V SD di Banyuning. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3.
Retrieved from http://119.252.161.254/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/525
Taufiq, A., Prianto, P. L., & Mikarsa, H. L. (2016). Pendidikan Anak di SD.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
42
Epistimologis dan Rekonstruksi untuk Masa Depan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Internet
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/Dkq7A94N-revisi-uu-
sisdiknas-diminta-sentuh-pendidikan-karakter
http://pujinarimawati.gurusiana.id/article/2018/04/5-cara-dahsyat-menanamkan-
nilai-moral-pada-anak-0?bima_access_status=not-logged
https://archive.netralnews.com/opini/read/157962/agama-moralitas-dan-
tantangan-pluralisme
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-emosi/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/174508369/keberagaman-sosial-
budaya-dan-masalahnya?page=all
https://sekolahketiga.com/taksonomi-bloom-pengertian-dan-sejarah/
43
Kunci Jawaban
No Jawaban No Jawaban
1 B 6 D
2 E 7 C
3 D 8 D
4 C 9 A
5 A 10 E
44
KEGIATAN BELAJAR 2:
KARAKTERISTIK ETIKA PROFESI
GURU DAN APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN PPKn
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN ................................................................................................1
B. KEGIATAN INTI...............................................................................................4
C. PENUTUP ............................................................................................................33
1. Rangkuman ...................................................................................................33
2. Tes Formatif .................................................................................................36
3. Daftar Pustaka ..............................................................................................42
ii
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Kode etik guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Persatuan guru
Republik Indonesia (PGRI), telah membuat kode etik guru yang disebut dengan Kode
Etik Guru Indonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil konferensi pusat PGRI
Nomor V/konPus II/XIX/2006 pada tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan
pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/ PGRI/2008 tanggal 3 Juli 2008 di
Palembang. KEGI ini dapat menjadi kode etik tunggal bagi setiap orang yang
menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi referensi bagi organisasi atau
asosiasi profesi guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya.
KB2 ini juga akan dikaji Kode Etik sebagai acuan guru dalam menjalankan
tugas keprofesian, meliputi:
2
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
Sebelum anda mempelajari Kegiatan Belajar 2 (KB 2) ini, ada beberapa hal
yang harus anda lakukan untuk mempermudah pemahaman anda tentang isi KB 2 ini.
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
B. KEGIATAN INTI
1. Capaian Pembelajaran
2. Uraian Materi
Guru dalam pepatah Jawa adalah sosok yang digugu omongane lan ditiru
kelakuane (dipercaya ucapannya dan ditiru perilakunya). Menjadi guru profesional
berarti harus menjaga citra, wibawa, perilaku, keteladanan, integritas dan
kredibilitasnya, begitu juga guru PPKn profesional. Guru bukan sekedar mengajar di
dalam kelas, tetapi juga membimbing, menuntut, dan membentuk karakter peserta
didik baik sebagai tauladan di dalam kelas maupun diluar kelas.(Suprihatinigrum,
2014).
4
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (Pasal 1 Angka 1 UU Guru dan Dosen). Guru harus menyadari bahwa
profesi guru adalah tugas yang terhormat, terlindungi, bermartabat dan mulia. Sebab
tugas dan tanggung jawab guru yang besar untuk mengembangkan potensi peserta
didik.
Sumber: semutponti.blogspot.com
Guru adalah profesi yang Vollmer & Mills (1966) mengatakan bahwa profesi
adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang
diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain,
dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Guru profesional memiliki
arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai profesional serta
kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan semacam itu, guru profesional
mendisiplinkan dan meregulasi diri, mengevaluasi-diri, kesadaran-diri,
mengembangkan-diri, berempati, menjalani hubungan yang efektif.
6
Guru merupakan pendidik profesional. Sebagai sebuah profesi guru dituntut
dalam menjalankan tugasnya harus selalu dilandasi oleh kemampuan dan keahlian
sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Penyandang profesi guru adalah
insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
khususnya oleh peserta didik. Dalam melaksanakan tugasnya, guru berpegang teguh
pada prinsip ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani
(di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat dan di belakang memberi
dorongan). Sebagai sebuah profesi guru harus memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8 UU Guru dan Dosen).
7
Guru profesional memiliki beberapa aspek (Suprihatinigrum, 2014), yaitu:
a. Komitmen tinggi; Guru profesional harus memiliki komitmen yang kuat pada
pekerjaan yang dilakukannya, termasuk bagaimana usaha guru untuk
menghantarkan siswa pada kesuksesan membutuhkan komitmen yang muncul
dari dalam hati.
b. Tanggung jawab; Guru profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap
pekerjaan yang dilakukannya. Tanggung jawab berarti menanggung seluruh
pekerjaan dan akibat dari pekerjaan sendiri dan tidak melibatkan orang lain.
c. Berpikir sistematis; Guru profesional harus mampu melakukan pekerjaannya
secara sistematis untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Keahlian
dalam mengelola kelas memahami siswa membutuhkan pengalaman serta
waktu yang dapat membuat guru bertambah pengalaman melalui aktivitas
mengajar.
d. Penguasaan materi; Guru profesional harus menguasai materi secara mendalam
sebelum melakukan aktivitas belajar mengajar. Penguasaan materi dapat
dilakukan dengan berbagai kegiatan, seperti studi lanjut, membaca dan menulis
artikel ilmiah, serta selalu memperbaharui materi pembelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik.
e. Menjadi bagian dari masyarakat profesional; Guru seharusnya aktif dalam
wadah organisasi profesi. Aktivitas dalam organisasi profesi akan
mengembangkan kompetensi guru melalui berbagai kegiatan yang
dilaksanakan.
f. Autonomy (mandiri dalam melaksanakan tugasnya); Seorang guru profesional
secara mandiri melaksanakan tugas utamanya, yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dan
mengevaluasinya. Guru seharusnya tidak bergantung pada orang lain, tetapi
8
secara berkolaborasi dan berkoordinasi dengan teman sejawat untuk
mengembangkan kompetensinya.
g. Teacher research; Saat ini mulai diperkenalkan teaching by research. Guru
profesional dituntut untuk selalu melaksanakan kegiatan penelitian, minimal
penelitian tindakan kelas pada kelas yang diampunya. Dari penelitian, guru
akan memiliki keterampilan dalam menemukan masalah, menganalisis dan
melakukan perbaikan dan penyelesaian masalah dalam pembelajaran.
h. Publication; Selain meneliti, guru profesional juga dituntut untuk menulis karya
ilmiah, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Karya
ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan buku akan meningkatkan
citra guru sebagai guru profesional.
i. Professional organization; Guru profesIonal adalah guru yang juga aktif dalam
organisasi profesinya. Dalam wadah organisasi profesinya, guru biasanya akan
ikut membahas berbagai perkembangan dunia guru dan pendidikan. Aktivitas
tersebut tentunya dapat menambah perbendaharaan ilmu guru.
Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan KEGI.
Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang (Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia, 2017). Kode
etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru
Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara (Suprihatinigrum, 2014).
Kode Etik Guru Indonesia merupakan jiwa dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Kode etik harus terlihat
pada perilaku guru serta tanggung jawab guru atas terwujudnya cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
9
Guru harus menyadari sepenuhnya bahwa KEGI harus tercermin dalam sikap
dan perilaku guru sebagai pendidik putra-putri bangsa. KEGI yang tercermin dalam
tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi atau menjalankan etika profesinya.
Tujuan dirumuskannya kode etik adalah untuk (1) menjunjung tinggi martabat
profesi; (2) menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota; (3) meningkatkan
pengabdian para anggota profesi; (4) meningkatkan mutu profesi, dan; (5)
meningkatkan mutu organisasi profesi (Hermawan, 1979; Suprihatinigrum, 2014).
Guru juga bertanggung jawab mensosialisasikan dan melaksanakan kode etik
dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah.
Bagi guru, kode etik tidak boleh dilanggar, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Bila dilanggar, guru dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sesuai dengan tingkat pelanggarannya di hadapan Dewan Kehormatan Guru
Indonesia (Suprihatinigrum, 2014). KEGI menjadi landasan moral dan pedoman guru
dalam menjalankan profesinya (Wau, 2014). Kode etik dimaksud merupakan standar
etika kerja bagi penyandang profesi guru. Menurut UU Guru dan Dosen guru
membentuk organisasi atau asosiasi profesi yang bersifat independen. Guru wajib
menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi (Pasal 41 UU Guru dan Dosen).
Tujuanya adalah untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir,
wawasan pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
10
b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta kode etik guru dan
ikrar atau janji guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi nya masing-
masing;
c. Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta peraturan-peraturan
yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi nya masing-masing;
d. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif;
e. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi guru
dimana dia terdaftar sebagai anggota;
f. Memiliki kartu anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota;
g. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia
terdaftar sebagai anggota;
h. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota;
i. Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
11
e. Berani dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak dalam rangka
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan
kebijakan bidang pendidikan.
f. Siap bekerja tanpa diatur, karena sudah bisa diatur, karena sudah bisa mengatur
dan mendisiplinkan diri.
g. Siap bekerja tanpa ditegur atau diancam, karena sudah bisa memotivasi dan
mengatur dirinya.
h. Secara rutin melakukan evaluasi-diri untuk mendapatkan umpan balik demi
perbaikan diri.
i. Memiliki empati yang kuat.
j. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, kolega, komunitas sekolah,
dan masyarakat.
k. Menjunjung tinggi etika kerja dan kaidah-kaidah hubungan kerja.
l. Menjunjung tinggi Kode Etik organisasi tempatnya bernaung.
m. Memiliki kesetiaan (loyalitas) dan kepercayaan (trust), dalam makna tersebut
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri.
n. Adanya kebebasan diri dalam beraktualisasi melalui kegiatan lembaga-lembaga
sosial dengan berbagai ragam perspektif.
Dari sisi pandang lain, dapat dijelaskan bahwa suatu profesi mempunyai
seperangkat elemen inti yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seorang
penyandang profesi dapat disebut profesional manakala elemen- elemen inti itu sudah
menjadi bagian integral dari kehidupannya. Danim (2002) merangkum beberapa hasil
studi para ahli mengenai sifat-sifat atau karakteristik-karakteristik profesi seperti
berikut ini.
12
pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan keilmuan yang dimiliki oleh
seorang penyandang profesi.
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan spesialisasi adalah sebuah
kekhususan penguasaan bidang keilmuan tertentu. Siapa saja bisa menjadi
“guru”, akan tetapi guru yang sesungguhnya memiliki spesialisasi bidang studi
(subject matter) dan penguasaan metodologi pembelajaran.
c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain
atau klien. Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif, dimana aplikasi didasari
atas kerangka teori yang jelas dan teruji. Makin spesialis seseorang, makin
mendalam pengetahuannya di bidang itu, dan semakin akurat pula
pelayanannya kepada klien. Dokter umum, misalnya, berbeda pengetahuan
teoritis dan pengalaman praktisnya dengan dokter spesialis. Seorang guru besar
idealnya berbeda pengetahuan teoritis dan praktisnya dibandingkan dengan
dosen atau tenaga akademik biasa.
d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable.
Seorang guru harus mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa
yang disampaikannya dapat dipahami oleh peserta didik.
e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-
organization. Istilah mandiri disini berarti kewenangan akademiknya melekat
pada dirinya. Pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola sendiri, tanpa bantuan
orang lain, meski tidak berarti menafsirkan bantuan atau mereduksi semangat
kolegialitas.
f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap
memberikan layanan kepada peserta didiknya pada saat bantuan itu diperlukan,
apakah di kelas, di lingkungan sekolah, bahkan di luar sekolah. Di dunia
kedokteran, seorang dokter harus siap memberikan bantuan, baik dalam
keadaan normal, emergensi, maupun kebetulan, bahkan saat dia sedang istirahat
sekalipun.
13
g. Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru
dalam bekerja.
h. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas. Manakala terjadi
“malpraktek”, seorang guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari
masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Ketika bekerja, guru harus memiliki
tanggung jawab kepada komunitas, terutama peserta didiknya. Replika
tanggung jawab ini menjelma dalam bentuk disiplin mengajar, disiplin dalam
melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.
i. Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksudkan disini adalah standar
gaji. Di dunia kedokteran, sistem upah dapat pula diberi makna sebagai tarif
yang diterapkan dan harus dibayar oleh orang-orang yang menerima jasa
layanan darinya.
j. Budaya professional. Budaya profesi, bisa berupa penggunaan simbol-simbol
yang berbeda dengan simbol-simbol untuk profesi lain.
Kode etik guru dan etika profesi guru dengan segala dimensinya tidak terlepas
dengan dimensi organisasi atau asosiasi profesi guru sebagaimana penjelasan berikut:
14
dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.
e. Pembinaan etika profesi adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis
untuk menciptakan kondisi agar guru berbuat sesuai dengan norma-norma yang
dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang dalam proses
pendidikan dan pembelajaran di sekolah, serta menjalani kehidupan di
masyarakat.
Menurut Arumsari peran guru dalam pendidikan abad 21 terdapat tujuh aspek;
(1) orang yang kreatif, (2) pembicara yang baik, (3) inovator, (4) penyusunan
rencana, (5) pengguna teknologi, (6) agen dari perubahan sosial, (7) koordinator yang
baik (Thamrin, 2018). Selanjutnya, Arumsari memaparkan bahwa peran guru dalam
membentuk karakter peserta didik memiliki empat peran yaitu sebagai motivator,
fasilitator, role model, dan pendorong kreativitas (Thamrin, 2018).
abad 21, maka pekerjaan guru tidaklah mudah. Di saat teknologi yang berkembang
15
dengan pesat dan peserta didik sangat gandrung dengan teknologi yang bahkan
mendorong, membimbing para peserta didik serta memberikan contoh agar peserta
pendidikan di dalam mata pelajaran yang diajarkan karakter sehingga secara tidak
Berikut ini disajikan substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI
telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah disepakati. Berikut ini disajikan
kode etik guru sebagai acuan guru dalam menjalankan tugas keprofesian.
17
Tabel 2. 1. Etika Hubungan Guru dengan Peserta Didik
18
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
11. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
12. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya.
14. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk
alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
19
guru tidak boleh menjual buku pelajaran atau benda-benda lain
kepada peserta didik.
20
kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.
Kemudian bersama-sama siswa menyimpulkan aktivitas pembelajaran.
Guru harus mampu menilai secara autentik, serta mengevaluasi proses dan
hasil pembelajaran. Etika hubungan guru dengan peserta didik, guru tidak boleh
membeda-bedakan peserta didik suku dan agama yang dimilikinya di dalam
maupun diluar kelas. Etika hubungan guru dan peserta didik yang telah diuraikan
diatas selain menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan
bermartabat. Menjadi landasan pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru
kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan, khususnya pembelajaran PPKn.
21
berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
Guru dalam mengaplikasi etika hubungan guru dengan orang tua/wali siswa
harus secara maksimal menjalin hubungan komunikasi kepada wali siswa baik
lisan maupun tulisan. Terlibatnya orang tua/wali siswa dalam memajukan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn. Contohnya saat guru di sekolah
menerapkan model pembelajaran role playing (bermain peran) untuk mengajarkan
Materi Pokok Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika kelas X.
Siswa diminta memerankan berbagai tokoh bangsa yang berbeda suku dan latar
belakang bersatu dalam Kongres Pemuda II. Tujuan pembelajarannya adalah agar
siswa dapat memahami perbedaan, toleransi dan mampu menampilkan tindakan
yang mendukung integrasi nasional.
23
6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai –
nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.
24
Tabel 2. 4. Etika Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat
2. Guru memotivasi diri dan rekan kerja sejawat secara aktif dan kreatif
dalam melaksanakan proses pendidikan.
10. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.
25
tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
14. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.
16. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara umum.
17. Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung
atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
26
upaya meningkatkan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran PPKn.
7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
27
8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari
tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru
dibidang pendidikan dan pembelajaran.
28
No. Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi
29
Aplikasi hubungan guru dengan organisasi profesi adalah dengan dalam
menjalankan peran sebagai bagian dari organisasi keprofesian. Guru menjadi
anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam
melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan pendidikan. Sebagai
seorang guru Indonesia, guru ikut menjadi anggota PGRI, KKG, MGMP PPKn
serta menjalankan peraturan yang ada di dalamnya secara aktif.
30
UUD 1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang
tentang guru dan dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
31
Saat menjalankan tugasnya, guru Guru tidak boleh melakukan praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah.
Menjalankan aktivitas belajar mengajar dan pa membedakan latar belakang siswa.
Guru harus berpedoman pada ideologi bangsa demi mewujudkan cita-cita bangsa
melalui bidang pendidikan. Dalam pembelajaran guru harus memperhatikan
perbedaan karakteristik peserta didik (Subini, 2012) karena setiap anak berhak
mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan potensi dirinya.
Guru dapat menyesuaikan aktivitas belajar agar tujuan PPKn tercapai yaitu
membentuk warganegara yang cerdas dan baik yang mampu berpartisipasi dalam
kehidupan demokrasi (Branson, 1998, 1999; Wahab & Sapriya, 2011).
Kelas Ibu Rita ada seorang peserta didik yang bernama Neng Siti Aminah
bersuku Sunda, namun sangat membenci temannya bernama Sere Sitompul yang
bersuku Batak Toba karena ucapannya dengan intonasi yang tinggi seolah-olah
marah. Untuk mengatasi kasus ini, Ibu Rita memperkenalkan identitas/suku-suku
yang ada di Indonesia khususnya yang ada di Sumatera Utara sekaligus menjelaskan
identitas suku Batak Toba berada pada letak geografis pegunungan. Sehingga pada
akhirnya Neng Siti Aminah mulai merasa senang berteman dengan Sere Sitompul,
dapat menciptakan kerukunan dalam berteman di dalam kelas, dan dapat menghargai
perbedaan suku. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap Ibu Rita ?. Apakah anda
pernah memiliki pengalaman serupa ?.
4. Forum Diskusi
32
C. PENUTUP
1. Rangkuman
33
atas kerangka teori yang jelas dan teruji. Makin spesialis seseorang, makin
mendalam pengetahuannya di bidang itu, dan semakin akurat pula
pelayanannya kepada klien. Dokter umum, misalnya, berbeda pengetahuan
teoritis dan pengalaman praktisnya dengan dokter spesialis. Seorang guru besar
idealnya berbeda pengetahuan teoritis dan praktisnya dibandingkan dengan
dosen atau tenaga akademik biasa.
d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable.
Seorang guru harus mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa
yang disampaikannya dapat dipahami oleh peserta didik.
e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-
organization. Istilah mandiri disini berarti kewenangan akademiknya melekat
pada dirinya. Pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola sendiri, tanpa bantuan
orang lain, meski tidak berarti menafsirkan bantuan atau mereduksi semangat
kolegialitas.
f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap
memberikan layanan kepada peserta didiknya pada saat bantuan itu diperlukan,
apakah di kelas, di lingkungan sekolah, bahkan di luar sekolah. Di dunia
kedokteran, seorang dokter harus siap memberikan bantuan, baik dalam
keadaan normal, emergensi, maupun kebetulan, bahkan saat dia sedang istirahat
sekalipun.
g. Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru
dalam bekerja.
h. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas. Manakala terjadi
“malpraktek”, seorang guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari
masyarakat, atau sanksi dari atasannya. Ketika bekerja, guru harus memiliki
tanggung jawab kepada komunitas, terutama peserta didiknya. Replika
tanggung jawab ini menjelma dalam bentuk disiplin mengajar, disiplin dalam
melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran.
34
i. Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksudkan disini adalah standar
gaji. Di dunia kedokteran, sistem upah dapat pula diberi makna sebagai tarif
yang diterapkan dan harus dibayar oleh orang-orang yang menerima jasa
layanan darinya.
j. Budaya professional. Budaya profesi, bisa berupa penggunaan simbol-simbol
yang berbeda dengan simbol-simbol untuk profesi lain.
Kode etik guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Persatuan guru
Republik Indonesia (PGRI), telah membuat kode etik guru yang disebut dengan Kode
Etik Guru Indonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil konferensi pusat PGRI
Nomor V/konPus II/XIX/2006 pada tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan
pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/ PGRI/2008 tanggal 3 Juli 2008 di
Palembang. KEGI ini dapat menjadi kode etik tunggal bagi setiap orang yang
menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi referensi bagi organisasi atau
asosiasi profesi guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya.
Berikut ini disajikan kode etik guru sebagai acuan guru dalam menjalankan tugas
keprofesian, meliputi:
35
mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai
pendidik putra-putri bangsa. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang
disebut etika profesi atau menjalankan profesi secara beretika.
2. Tes Formatif
1. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan menjunjung tinggi kode etik dalam
bekerja. Menurut Danim (2010) secara akademik guru profesional bercirikan
seperti berikut ini, yaitu sebagai berikut, kecuali ….
A. Melepaskan diri dari belenggu kekuasaan birokrasi, tanpa menghilangkan
makna etika kerja dan tata santun berhubungan dengan atasannya.
B. Memiliki rencana dari program pribadi untuk meningkatkan kompetisi, dan
gemar melibatkan diri secara individual atau kelompok berminat untuk
merangsang pertumbuhan diri.
C. Berani dan mampu memberikan masukan kepada semua pihak dalam rangka
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan
kebijakan bidang pendidikan.
D. Siap bekerja dengan mengatur, karena sudah bisa mengatur, karena sudah
bisa mengatur dan mendisiplinkan diri.
E. Siap bekerja tanpa ditegur atau diancam, karena sudah bisa memotivasi dan
mengatur dirinya
2. Selanjutnya menurut Danim (2010), selain yang disebutkan di atas, secara
akademik guru profesional bercirikan seperti berikut ini, yaitu sebagai berikut,
kecuali …., kecuali …
A. Mampu berkomunikasi secara efisien dengan siswa, kolega, komunitas
sekolah, dan masyarakat.
B. Menjunjung tinggi etika kerja dan kaidah-kaidah hubungan kerja.
C. Menjunjung tinggi Kode Etik organisasi tempatnya bernaung.
36
D. Memiliki kesetiaan (Loyalitas) dan kepercayaan (trust), dalam makna
tersebut mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak
mementingkan diri sendiri.
E. Adanya kebebasan diri dalam beraktualisasi melalui kegiatan lembaga-
lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif
3. Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi
profesi. Konsekuensi logis dari amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen tersebut, yang bukan merupakan kewajiban seorang guru anggota
organisasi atau asosiasi adalah…
A. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota organisasi atau asosiasi profesi
guru dimana dia terdaftar sebagai anggota
B. Memiliki kartu anggota organisasi atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota
C. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi atau asosiasi profesi dimana dia
terdaftar sebagai anggota
D. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru
harus memilih organisasi atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
E. Melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi atau asosiasi profesi
dimana sekolah tempat bekerja terdaftar sebagai anggota
4. Substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan
Kode Etik Guru yang sudah disepakati. Berikut ini yang tidak termasuk Kode
Etik Guru yang berkaitan dengan Hubungan Guru dengan Peserta Didik adalah
…
A. Guru secara perorangan atau bersama-sama secara terus menerus harus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah
37
yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi
peserta didik.
B. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas
kaidah pendidikan.
C. Guru berusaha secara manusiawi menyelesaikan masalah sebagai problem
solver setiap gangguan yang sudah dialami peserta didik yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik tersebut.
D. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
E. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya
5. Kemudian yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Orang Tua/Wali dalam substansi esensial dari KEGI
yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah …
A. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali siswa secara jujur dan
objektif mengenai perkembangan peserta didik.
B. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orang tua/walinya.
C. Guru memotivasi orang tua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi
dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
D. Guru berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.
38
E. Guru menjunjung tinggi kewajiban orang tua/wali siswa untuk berkonsultasi
dengannya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak
atau anak-anak akan pendidikan.
6. Selanjutnya yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Masyarakat dalam substansi esensial dari KEGI yang
ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah …
A. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
B. Guru dapat melakukan untuk fokus pada satu usaha untuk secara bersama-
sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya
C. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
D. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat dengan meningkatkan
prestise dan martabat profesionalnya.
E. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
7. Yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan Hubungan Guru
dengan Sekolah dan Teman Sejawat dalam substansi esensial dari KEGI yang
ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah….
A. Guru tidak boleh mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan keliru berkaitan
dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
B. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.
39
C. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang
dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat
profesionalnya.
D. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawat atas
dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya.
E. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara umum
8. Kemudian yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Profesi dalam substansi esensial dari KEGI yang
ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah….:.
A. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesional dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
B. Guru boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud memberikan
kesempatan kepada kolega untuk mengerjakan tugas-tugas dan tanggung
jawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan
pembelajaran.
C. Guru menerima tugas-tugas sebagai bentuk tanggung jawab, inisiatif
individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
D. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat profesionalnya.
E. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
9. Kemudian yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi dalam substansi esensial dari KEGI
40
yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah….:.
A. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.
B. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.
C. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
D. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
E. Guru boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
10. Selanjutnya yang terakhir, yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan
dengan Hubungan Guru dengan Pemerintah dalam substansi esensial dari KEGI
yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah
disepakati adalah….:.
A. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan
bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang tentang guru dan dosen, dan
ketentuan perundang-undangan lainnya.
B. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan yang
berbudaya. Selain melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru
juga berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program
pemerintah dalam bidang pendidikan kepada peserta didik dan masyarakat.
41
C. Guru tidak memaksakan diri dalam menciptakan, memelihara, dan
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
D. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah
atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru
berusaha menjunjung terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan
atau di daerahnya dengan sebaik-baiknya.
E. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat
pada kerugian negara. Guru tidak boleh melakukan praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme baik didalam kelas maupun di lingkungan sekolah.
3. Daftar Pustaka
42
Danim, S. (2010). Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia. (2017). Kode Etik Profesi Guru
Indonesia.
Sarjana, S., & Khayati, N. (2016). Pengaruh etika, perilaku, dan kepribadian terhadap
integritas guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1(3), 379-393.
Internet
http://semutponti.blogspot.com/2016/11/karakteristik-guru-yang-profesional.html
Kunci Jawaban
No Jawaban No Jawaban
1 D 6 B
2 A 7 C
3 E 8 B
4 C 9 E
5 E 10 C
44
KEGIATAN BELAJAR 3:
KUALIFIKASI DAN REGULASI
PROFESIONALISME GURU PPKn
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
C. PENUTUP ............................................................................................................ 30
1. Rangkuman .................................................................................................. 30
2. Tes Formatif ................................................................................................. 31
3. Daftar Pustaka ............................................................................................. 36
ii
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Aneka perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang berjalan
paling konsisten. Manusia modern menantang, mencipta sekaligus berpotensi
diterpa oleh perubahan. Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon
manusia yang kuat agar siap menghadapi tekanan internal dan eksternal, serta
menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban. Metamorfosis harapan untuk
melahirkan UU tentang guru dan dosen telah menempuh perjalanan panjang. Guru
memiliki 4 kompetensi dasar sebagai guru yang memiliki profesi dengan salah
satu tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Most thankless profession in the world guru menjadi primadona dalam era
global kendatipun beberapa persoalan baik secara kuantitas, kualitas maupun
profesionalisme guru. Aneka regulasi yang diselenggarakan bermuara pada
pembinaan dan pengembangan profesi guru, sekaligus sebagai pengakuan atas
kedudukan guru sebagai tenaga profesional. Pembinaan dan pengakuan profesi
guru harus dilakukan secara simultan, yaitu mensinergikan dimensi analisis
kebutuhan, penyediaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, redistribusi, evaluasi
kinerja, pengembangan keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi dan
sebagainya. Dengan tujuan agar terdapat standar kualifikasi dan regulasi yang
mengatur tentang sinergitas pengelolaan guru untuk menciptakan keselarasan
elemen dan institusi yang terkait, baik itu pada aspek peningkatan sumber daya
manusia maupun persiapan sarana dan prasarana pendukung .
2. Relevansi
2
kemandirian, kreatif, kolaboratif, inovatif dan daya saing. Arus perubahan yang
begitu cepat dan tidak diduga dinamakan dengan era disrupsi.
3. Petunjuk Belajar
3
secara mandiri dan berkelompok dengan teman sejawat, berkaitan dengan
latihan soal yang telah disediakan pada KB 3 ini.
e. Bila menemui kesulitan, silakan berdiskusi dengan sejawat, atau bertanya
kepada instruktur atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
f. Selamat belajar, semoga sukses dan berhasil.
B. KEGIATAN INTI
2. Uraian Materi
4
Guru mengembangkan potensi peserta didik sebagai warga negara hipotetik.
Warga negara hipotetik adalah warga negara muda, karenanya peserta didik yang
masih harus dididik menjadi warga negara dewasa yang sadar hak dan
kewajibannya (Amik, dkk., 2016). Memastikan terjadinya pengembangan potensi
peserta didik, DPR dan Presiden pada 11 Juni 2003 telah mengesahkan Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional baru pengganti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.
Menurut Mulyasa (2009) guru memiliki peran penting dalam dunia
pendidikan dan dapat diidentifikasikan minimal ada 19 peran guru yaitu; guru
sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pembaharu
(inovator), model dan teladan, pribadi peneliti, pendorong, kreativitas,
pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor,
emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai komulator.
Sumber: pbgkudus.or.id
6
keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Dalam hal ini kompetensi
guru yang dimaksud adalah perpaduan dari penguasaan pengetahuan, sikap,
keterampilan dan nilai-nilai keluhuran yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas dan dedikasinya. Ketika guru
tertanamkan kesadaran tersebut maka guru dapat mengarah kepada identitas guru
yang diharapkan oleh instrumen regulasi. Sehingga guru memiliki pemahaman
tentang kompetensi guru (Setiawan & Sitorus, 2017).
7
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia”.
2) Pasal 28 E disebutkan bahwa “setiap orang bebas memeluk agama, dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”, dan;
3) Pasal 31 menyebut bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.”
8
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 Angka 1).
Sumber: www.padamu.net
9
Maka, guru sebagai pendidik berhak memperoleh pembinaan karier sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas (Pasal 40 (1) huruf c UU Sisdiknas).
yang menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional (Pasal 32 UU Guru dan Dosen).
10
profesional. Menurut PP Guru, Sertifikat Pendidik bagi Guru diperoleh melalui
program Pendidikan Profesi Guru yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh Pemerintah (Pasal 4 (1) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Program sertifikasi guru
menurut Pasal 4 (2) PP Guru hanya dapat diikuti oleh guru yang memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1).
2.1.4. Perpres
Materi muatan Peraturan Presiden (Perpres) berisi materi yang
diperintahkan oleh Undang-Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan
11
Pemerintah, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan (Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan). Perpres tentang
pendidikan adalah peraturan teknis untuk menjalankan UU atau Peraturan
Pemerintah dalam bidang pendidikan. Peraturan Presiden yang dikeluarkan
adalah mengenai pendidikan yang dituangkan sebagai berikut;
12
bidangnya dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(Suprihatinigrum, 2014).
Menurut Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009 sebagai unsur kegiatan
guru, khususnya pegawai negeri terdapat 3 (tiga) unsur pengembangan profesi
guru berkelanjutan yaitu:
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri guru merupakan upaya peningkatan kemampuan dan
keterampilan guru dengan mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan
fungsional, serta kegiatan kolektif guru untuk meningkatkan profesionalitas
guru. Beberapa contoh seperti pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran,
pengembangan model pembelajaran, penilaian proses pembelajaran,
penggunaan teknologi informasi dan komputer (TIK) dalam pembelajaran,
pelatihan penelitian tindakan kelas, publikasi karya tulis ilmiah, pengembangan
karya inovatif, diseminasi atau presentasi hasil karya ilmiah, dan kegiatan
kolektif lainnya yang dapat meningkatkan kompetensi guru.
b. Karya Ilmiah
Publikasi ilmiah sebagai upaya pengembangan profesi guru dengan
memperkenalkan konsep teaching by research. Guru profesional dituntut untuk
selalu melaksanakan kegiatan penelitian, minimal penelitian tindakan kelas
pada kelas yang diampunya. Dari penelitian, guru akan memahami dan mampu
mengembangkan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisian dalam
pengembangkan kompetensi peserta didik, memiliki keterampilan dalam
13
menemukan masalah, menganalisis dan melakukan perbaikan dan penyelesaian
masalah dalam pembelajaran. Selain itu, karya tulis ilmiah yang dipublikasikan
oleh guru merupakan bentuk kontribusi guru kepada masyarakat agar juga ikut
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan
dunia pendidikan secara umum. Karya ilmiah oleh guru dapat berupa jurnal,
laporan hasil penelitian tindakan kelas, buku teks pelajaran, buku pengayaan,
dan pedoman guru.
c. Karya Inovatif
Karya inovatif merupakan bentuk pengembangan profesi guru berupa
karya yang bersifat pengembangan, modifikasi, atau penemuan baru sebagai
usaha guru untuk mengembangkan kualitas proses pembelajaran di sekolah
atau pengembangan dunia pendidikan. Guru dapat mengembangkan karya
inovatif berupa penggunaan teknologi baru tepat guna untuk pendidikan, karya
seni, memodifikasi alat peraga/pembelajaran/praktikum, serta pengembangan
penyusunan standar, pedoman dan soal untuk peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
14
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 15
tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas Sekolah.
Regulasi pengembangan profesi guru merupakan suatu cara untuk
memastikan pengembangan keprofesian guru melalui aturan hukum tertentu yang
telah ditetapkan. Seiring perkembangan bidang pendidikan sains, teknologi,
informasi, komunikasi, politik dan sosial budaya di Indonesia. Sejumlah regulasi
telah ditetapkan dan disesuaikan oleh Pemerintahan Republik Indonesia. Salah
satu strategi pemerintah adalah melakukan perbaikan kurikulum yang telah
didukung oleh sejumlah peraturan dan edaran kementerian untuk mengatur
seluruh proses persiapan dan pelaksanaan, baik dibidang pengembangan
kurikulum sekolah infrastruktur, sumber gaya guru dan tenaga kependidikan.
15
Gambar 3. 3. Milestone Pengembangan Profesi Guru
16
2.2. Kualifikasi Profesionalisme Guru PPKn
Kualifikasi akademik guru PPKn yang dimaksud adalah guru yang telah
lulus minimal program sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) (Pasal 9 UU Guru
dan Dosen). Guru PPKn pada tingkat SMP dan SMA sederajat harus memiliki
kualifikasi akademik dengan latar latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan (Pasal 29
(3) & (4) PP Standar Nasional Pendidikan). Guru PPKn profesional pada tingkat
SMP dan SMA sederajat berdasarkan PP tersebut adalah Sarjana Pendidikan pada
ruang lingkup studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam konteks
rekrutmen guru, kualifikasi tersebut menjadi batas minimal yang harus dipenuhi
seseorang untuk diangkat menjadi guru (Sumantri & Winataputra, 2017). Berikut
adalah penjelasan tentang kualifikasi akademik guru:
17
menengah atas/ madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut (Pasal 29 PP Standar Nasional
Pendidikan):
18
IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
Sejak adanya UU Guru dan Dosen, profesi guru memiliki dasar kuat untuk
menyandang sebagai guru profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Selain kualifikasi pendidikan pemerintah untuk mendapatkan guru profesional
melalui program sertifikasi yang sempat bermetamorfosis. Saat ini seorang guru
harus berpendidikan S1/D4 ditambah Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama 1
tahun dan setelah lulus mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional.
Program PPG merupakan pengganti akta IV. Program-program sebelumnya
memiliki durasi lebih pendek seperti sertifikasi guru melalui penilaian portofolio
dan Program Pendidikan dan Latihan Guru (PLPG).
19
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)
b. Guru dalam Jabatan atau pegawai negeri sipil yang mendapatkan tugas
mengajar yang sudah diangkat sampai dengan akhir tahun 2015
c. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK); dan
d. Terdaftar pada data pokok pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Guru dalam Jabatan yang telah mengikuti dan dinyatakan
lulus Program PPG berhak memperoleh Sertifikat Pendidik
e. Guru dalam Jabatan adalah guru pegawai negeri sipil dan guru bukan
pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik
yang diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun
masyarakat penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai perjanjian
kerja atau kesepakatan kerja bersama.
f. Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga profesional. 3. Sertifikasi adalah proses
pemberian Sertifikat Pendidik kepada guru.
g. Program Pendidikan Profesi Guru
Pasal 7 Permendikbud No. 37 Tahun 2017 menerangkan bahwa menteri
wajib memberikan nomor registrasi guru bagi guru yang telah memiliki Sertifikat
Pendidik. Guru yang memiliki lebih dari satu Sertifikat Pendidik, hanya mendapat
1 (satu) nomor registrasi guru. Pelaksanaan Program PPG bagi Guru dalam
Jabatan sesuai dengan kuota nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) dibiayai oleh (Pasal 8 (1) Permendikbud No. 37 Tahun 2017):
a. pemerintah pusat;
b. pemerintah daerah; dan/atau
c. satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Berdasarkan Permendikbud No. 37 Tahun 2017, pembiayaan pelaksanaan
Program PPG oleh pemerintah pusat namun tidak termasuk biaya pribadi.
Pemerintah pusat dapat memberikan biaya pribadi bagi guru dalam jabatan yang
bertugas pada satuan pendidikan di daerah khusus yang ditetapkan oleh Menteri.
Selain pembiayaan pelaksanaan Program PPG juga dapat dibebankan kepada
20
masyarakat dapat menganggarkan biaya pribadi, untuk biaya transportasi,
penginapan, konsumsi, dan keperluan pribadi lainnya. Syarat dan ketentuan
peserta PPG diatur dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2017 adalah:
21
d. Program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik
e. Uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan uji kinerja
sesuai dengan standar kompetensi
f. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup (1)
penguasaan wawasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum, silabus, rencana pembelajaran, dan evaluasi;
(2) penguasaan materi pembelajaran; (3) konsep disiplin keilmuan,
teknologi, seni yang secara konseptual menaungi materi pembelajaran
kelompok materi pelajaran, dan/atau program yang diampunya.
g. Uji Kenerja yang dilaksanakan secara menyeluruh dalam bentuk ujian
peraktik pembelajaran yang mencerminkan penguasaan pedagogik,
keperibadian, profesional, dan sosial.
Berikut merupakan aspek-aspek pengembangan profesi guru: latihan
jabatan berkesinambungan; pembinaan dan pengembangan karier meliputi
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi sejalan dengan jabatan fungsional
guru yang bersangkutan. Pengembangan Profesi Berkelanjutan dimaksudkan agar
guru menjadi seorang pembelajar mandiri yang selalu mengembangkan profesinya
di samping mengikuti program pengembangan profesi pemerintah. Pada Peraturan
Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB
adalah unsur utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk
pengembangan karir guru, selain kedua unsur utama lainnya, yakni: (1)
pendidikan; (2) pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas
lain yang relevan.
22
pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan dilakukan melalui
jabatan fungsional. Pembinaan dan pengembangan profesi dikelompokkan dalam
5 kategori yaitu; (1) pemahaman tentang konteks pembelajaran, (2) penguatan
penguasaan materi, (3) pengembangan metode pembelajaran, (4) inovasi
pembelajaran, (5) pengalaman tentang teori-teori terbaru. Guru sebagai profesi
sudah mendapat dukungan kebijakan pemerintah. Pendapatan guru relatif tidak
besar namun jumlah guru di Indonesia yang berpindah profesi atau pekerjaan
relatif kecil sehingga cenderung dapat mempertahankan jumlah dan keanggotaan.
Bagi guru kejuruan pembinaan dan pengembangan profesinya dilakukan melalui
supervisi, pelatihan, dan pendidikan lanjutan.
23
dengan pendapatan di bawah standar kelayakan. Artinya pada dimensi sosial
mayoritas guru di Indonesia tidak sekedar mempertimbangkan keuntungan
ekonomi namun ada dimensi sosial dan rohaniah selain kepuasan. Namun, seiring
perkembangan di Indonesia guru telah diakui sebagai suatu profesi dengan
keahlian khusus maka merupakan hak apabila guru mendapatkan penghargaan
dalam bentuk pendapatan yang layak selain pengembangan karir berkelanjutan.
24
berbasis Perguruan Tinggi. Menurut UU Guru dan Dosen dan PP Guru, LPTK
yang dimaksud merupakan Perguruan Tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan. Untuk itu, guru harus
memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan bersertifikat
pendidik.
25
Guru bila seorang guru telah memiliki standar kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik maka statusnya diakui oleh negara sebagai guru profesional.
Ketika guru selesai menjalani proses induksi dan kemudian secara rutin
keseharian menjalankan tugas-tugas professional, profesionalisasi atau proses
26
penumbuhan-penumbuhan dan pengembangan profesinya tidak berhenti sampai
disitu. Diperlukan upaya-upaya yang terus-menerus agar guru tetap memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sinilah essensi pembinaan dan
pengemabangan professional guru. Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa
institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi banding, dan
lain-lain adalah penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru
pemula masih memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses dan
sebagainya.
3. Ilustrasi
a. Guru PPKn dalam menjalankan profesinya sebagai guru PPKn yang telah
memiliki kualifikasi profesi guru dalam menunaikan kewajiban tugas dan
kewenangannya serta dalam mendapatkan hak-haknya sebagai guru harus
memahami secara benar regulasi yang sudah ada yang mengatur profesi
guru. Kewajiban, tugas, dan kewenangan yang diemban seorang guru
sebagai profesi harus memahami secara benar regulasi dalam menjalankan
27
profesi tersebut. Misalnya: Regulasi tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Kompetensi Inti
Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013, dan
sebagainya.Demikian pula regulasi dalam mendapatkan hak-haknya sebagai
seorang guru harus memahaminya secara benar. Misalnya:Regulasi tentang
Tunjangan Profesi Guru, Bantuan Kesejahteraan Guru Yang Bertugas Di
Daerah Khusus, Pemberian Kesetaraan Jabatan Dan Pangkat Bagi Guru
Bukan Pegawai Negeri Sipil, dan sebagainya.
b. Guru profesional memiliki kemampuan melaksanakan tugas pokok guru di
bidang pembelajarannya secara optimal, terutama dalam hal penguasaan dan
pengembangan materi pembelajaran. Seorang guru PPKn selalu
mengembangkan dirinya dalam menguasai keilmuan yang meliputi dimensi
pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang mendukung kegiatan
pembelajaran PPKn.Sehubungan dengan dimensi keilmuan yang berkaitan
dengan pengetahuan sebagai substansi materi PPKn yang dimaksud bisa
dilihat dalam ruang lingkup materi PPKn dalam kurikulum di antaranya:
adalah Persatuan dan Kesatuan bangsa; Norma, hukum, dan peraturan; Hak
Asasi Manusia; Kebutuhan Warga Negara; Konstitusi Negara; Kekuasaan
dan Politik; Pancasila; dan Globalisasi. Seorang guru PPKn dalam
menguasai keilmuannya selalu mengikuti perkembangan keilmuan yang
berkaitan PPKn dengan membaca berbagai buku teks yang mutakhir,
berbagai artikel jurnal, serta mengikuti realitas perkembangan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari berbagai sumber belajar ke-
PPKn-an yang didukung oleh perkembangan Teknologi Informasi dan
Komputer. Guru PPKn tidak hanya terfokus atau hanya mengandalkan diri
pada buku paket (buku guru dan buku siswa) dalam mengembangkan diri
untuk memperluas wawasan keilmuannya tentang ke-PPKn-an.
28
4. Forum Diskusi
29
b. Bagaimana realitanya saat ini guru PPKn dalam mengembangkan diri
dalam memperluas wawasan atau cakrawala keilmuan ke-PPKn-an di
Indonesia?
c. Berdasarkan realitas tersebut, apa yang seharusnya dilakukan oleh agar
wawasan atau cakrawala keilmuan ke-PPKn-an bisa bertambah tinggi
dan mutakhir dengan baik dalam menjalankan profesinya sebagai guru
PPKn?
C. PENUTUP
1. Rangkuman
30
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah
sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi. Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang
diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji
kelayakan dan kesetaraan. tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan
mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan
kompetensi peserta agar mencapai standar kompetensi yang ditentukan.
2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang tepat dari soal tes formatif di bawah ini!
31
prinsip-prinsip yang ideal, menurut anda pada bagian mana yang bukan
bagian dari prinsip pendidikan sesuai dengan aturan tersebut….
A. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
B. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
C. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
D. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi kemakmuran untuk
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
E. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
2. Tujuan dibuatnya regulasi atau aturan adalah untuk mengendalikan
manusia atau masyarakat dengan batasan-batasan tertentu. Regulasi
diberlakukan pada berbagai lembaga masyarakat, termasuk dalam profesi
keguruan. Regulasi yang ada hubungan dengan profesi guru sebagai
jabatan profesional yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut ini,
kecuali …
A. UUD NRI 1945 yaitu pasal 28 huruf c, e, f; dan pasal 31.
B. UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
C. UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
D. UU RI No.9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan.
E. UU RI No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk
menjalankan Undang-Undang. PP mengenai pendidikan yang mengatur
32
tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan
Dosen, Serta Tunjangan Kehormatan Profesor adalah…
A. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009.
E. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010
4. Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pendidikan yang mengatur tentang
Guru adalah…
A. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009.
E. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010.
5. Regulasi yang termuat pada Peraturan Pemerintah (PP) mengenai
pendidikan yang mengatur tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil termuat pada PP nomor dan tahun
berapa…
A. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
D. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009.
E. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010.
6. Regulasi yang termuat pada Peraturan Menteri yang mengatur tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, Dan Pengawas Sekolah
termuat pada Peraturan Menteri nomor dan tahun berapa…
A. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 22 Tahun 2016
B. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 23 Tahun 2016.
33
C. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 24 Tahun 2016.
D. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 37 tahun 2017.
E. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 15 tahun 2018.
7. Regulasi yang terdapat Peraturan Menteri yang mengatur tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah termuat pada Peraturan
Menteri nomor dan tahun berapa adalah….
A. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 22 Tahun 2016
B. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 24 Tahun 2016.
C. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 21 Tahun 2016
D. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 37 tahun 2017.
E. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 15 tahun 2018.
8. Kualifikasi profesionalisme guru merupakan pendidikan khusus untuk
memperoleh suatu keahlian, keahlian yang diperlukan untuk melakukan
sesuatu (menduduki jabatan dan sebagainya). Berkaitan dengan hal
tersebut (a) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional; (b) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi terakreditasi; dan (c) Ketentuan mengenai
kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah Guru menjunjung tinggi
34
tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas
profesional dan bertanggungjawab atas konsekuensinya. Kualifikasi
profesionalisme guru yang dimaksud, diatur dalam ….
A. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
B. UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
C. UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
D. UU RI No.9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan.
E. UU RI No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
9. Syarat dan ketentuan peserta PPG diatur dalam Permendikbud nomor 37
tahun 2017 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan, di antaranya
adalah sebagai berikut, kecuali….:.
A. Memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S1) atau Diploma
Empat (D4) dari program studi yang terakreditasi.
B. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) atau guru yang
dipekerjakan (DPK) pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
C. Guru bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY) atau guru
yang mengajar pada satuan pendidikan negeri yang memiliki surat
keputusan dari Pemda.
D. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(NUPTK).
E. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal empat tahun
10. Guru profesional memiliki kemampuan melaksanakan tugas pokok guru di
bidang pembelajarannya secara optimal, terutama dalam hal penguasaan
dan pengembangan materi pembelajaran. Guru PPKn menguasai keilmuan
yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang
mendukung kegiatan pembelajaran PPKn. Yang berkaitan dengan
pengetahuan sebagai substansi materi PPKn adalah Persatuan dan
Kesatuan bangsa; Norma, hukum, dan peraturan; Hak Asasi Manusia;
35
Kebutuhan Warga Negara; Konstitusi Negara; Kekuasaan dan Politik;
Pancasila; dan Globalisasi.
“Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan
berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai
keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara”
3. Daftar Pustaka
Amik, F., dkk. (2016). Menuju Guru dan Siswa Cerdas. Yogyakarta: Leutikaprio.
Setiawan, D., & Sitorus, J. (2017). Urgensi tuntutan profesionalisme dan harapan
menjadi guru berkarakter (Studi kasus: Sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di Kabupaten Batubara). Cakrawala Pendidikan, (1),
122-129.
36
Suprihatinigrum, J. (2014). Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &
Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Peraturan
37
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen,
Serta Tunjangan Kehormatan Profesor.
Internet
https://pbgkudus.or.id/post/12/Mind+Mapping%3A+Kreatif+dalam+Memahami+
Pelajaran
https://www.padamu.net/program-peningkatan-kualitas-guru
38
Kunci Jawaban
No Jawaban No Jawaban
1 D 6 E
2 A 7 B
3 D 8 B
4 C 9 E
5 A 10 C
39
KEGIATAN BELAJAR 4:
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU PPKn
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
C. PENUTUP ............................................................................................................ 28
1. Rangkuman .................................................................................................. 28
2. Tes Formatif ................................................................................................. 31
3. Daftar Pustaka ............................................................................................. 35
4. Soal Essay Tugas Akhir ............................................................................... 36
5. Tes Sumatif ................................................................................................... 37
ii
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
1
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalismenya. Guru memelihara,
meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilan guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi berkualitas sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik.
Kegiatan PKB ini mencakup kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan/atau karya inovatif.
2. Relevansi
2
Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi yang bermartabat,
diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru
secara terprogram dan berkelanjutan. Pengembangan profesi guru dirancang untuk
mewujudkan terbentuknya guru yang profesional. Pelaksanaan pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi guru memiliki manfaat, yakni guru dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta memiliki kepribadian
yang kuat sesuai dengan profesinya, sehingga selama karirnya mampu
menghadapi perubahan internal dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Agar pelaksanaan
PKB sesuai dengan tujuan, guru dapat melaksanakan kegiatannya sesuai Pasal 11
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya (selanjutnya Permen PAN RB No. 16 Tahun 2009) menjelaskan bahwa
PKB meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
3. Petunjuk Belajar
3
e. Bila menemui kesulitan, silakan berdiskusi dengan sejawat, atau bertanya
kepada instruktur atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
f. Selamat belajar, semoga sukses dan berhasil.
B. KEGIATAN INTI
2. Uraian Materi
4
digunakan untuk mengatur segala yang berkaitan dengan guru. Seiring
perkembangan bidang pendidikan sains, teknologi komunikasi, politik dan sosial
budaya di Indonesia, sejumlah regulasi telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia, antara lain sebagaimana berikut ini:
5
Angka Kreditnya. Kependidikan
2019
Sumber: www.bermutuprofesi.org
Kegiatan PKB dengan landasan hukum diambil dari Permen PAN RB
No. 16 Tahun 2009 dan Buku 1, 2, 3, 4 dan 5 Tentang Pedoman
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Permen PAN RB No. 16 Tahun
2009, PKB pengembangan profesi guru sebagai salah satu unsur utama dalam
kenaikan pangkat dan pengembangan karirnya selain kegiatan/ pembimbingan
dan tugas tambahan lainnya yang relevan dengan fungsi sekolah yang
diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.
6
Gambar 4. 1. Pelaksanaan Seminar Nasional Kewarganegaraan
bertemakan “Reaktualisasi Konsep Kewarganegaraan Indonesia”
menghadirkan MGMP PPKn
7
Agar pelaksanaan PKB sesuai dengan tujuan, guru PPkn. dapat
melaksanakan kegiatannya sesuai dengan Buku 4 Pedoman Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dan Angka Kreditnya, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2019.
PKB dalam pengambangan profesi guru merupakan salah satu dari unsur
yang diperlukan untuk memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan jabatan fungsional guru. Pasal 11 Permen PAN RB No. 16 Tahun
2009 menjelaskan bahwa unsur, sub unsur dan kegiatan PKB seperti pada tabel
berikut:
8
C Karya Inovatif 1. Menemukan teknologi tetap guna;
9
teknologi, dan/atau seni. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan (diklat) fungsional dan teknis atau melalui kegiatan kolektif guru.
Secara rinci penjelasan kedua macam kegiatan dimaksud sebagai berikut.
10
g. Inovasi proses pembelajaran
h. Peningkatan kompetensi profesional
i. Penulisan publikasi ilmiah
j. Pengembangan karya inovatif
k. Kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya
l. Peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas
tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah
Keikutsertaan guru dan guru yang mendapat tugas tambahan dalam
kegiatan diklat fungsional harus dibuktikan dengan bukti fisik sebagai berikut:
a. Fotokopi surat tugas dari Kepala Sekolah atau atasan langsung, atau instansi
lain yang terkait yang telah disahkan oleh kepala sekolah atau atasan
langsung terkait dengan keikutsertaan kegiatan pengembangan diri baik
menggunakan model tatap muka, kombinasi antara tatap muka dengan
dalam jaringan maupun dalam jaringan secara penuh.
b. Fotokopi sertifikat diklat bagi guru yang telah disahkan oleh Kepala
Sekolah sedangkan bagi kepala sekolah disahkan oleh Dinas Pendidikan
sebagai atasan langsung terkait dengan keikutsertaan kegiatan
pengembangan diri baik menggunakan model tatap muka, kombinasi antara
tatap muka dengan dalam jaringan maupun dalam jaringan secara penuh.
c. Laporan akhir pelatihan yang dibuat oleh guru yang bersangkutan terkait
dengan keikutsertaan kegiatan pengembangan diri baik menggunakan model
tatap muka, kombinasi antara tatap muka dengan dalam jaringan maupun
dalam jaringan.
Dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional akan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga para guru dapat
memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya. Dengan kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Cowling & James (1996) memberikan
rumusan pelatihan sebagai perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan pola
11
kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh seorang karyawan (baca: guru) untuk
melakukan tugas atau pekerjaan dengan memadai.
12
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan
pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru baik di
sekolah maupun di luar sekolah (seperti KKG/MGMP, KKKS/MKKS, asosiasi
profesi guru lainnya) yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang
bersangkutan. Kegiatan kolektif guru dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
13
4) Paket Pembuatan/Pengembangan Alat Peraga perlu minimum 3 kali
pertemuan = 0.15
5) Paket Pengembangan Karya Ilmiah Guru (PTK, Tinjauan Ilmiah, Buku,
Modul, Diktat, Kajian Buku, Karya terjemahan, karya seni, karya
teknologi) perlu minimal 4 kali pertemuan = 0.15
Keterangan: Untuk mendapatkan AK, setiap paket yang diambil oleh
KKG/MGMP atau guru adalah paket minimal dan kelipatannya.
Setiap paket kegiatan yang diikuti oleh setiap guru harus dibuatkan
laporannya dan produk kegiatannya. Apabila dalam 1 tahun seorang guru
mengambil 4 paket kegiatan, maka ia harus menyiapkan 4 laporan hasil kegiatan
KKG/MGMP beserta lampiran hasil/produk kegiatannya dan bukti fisik
pendukung. Seorang guru dapat memperoleh angka kredit dari kegiatan
KKG/MGMP paling sedikit telah hadir aktif sebanyak 85%. Ketua KKG/MGMP
membuat rekap keikutsertaan peserta dalam kegiatan kolektif selama satu tahun,
dan sertifikat/surat keterangan ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya atau kepala UPTD atas
nama kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atas usulan dari ketua
KKG/MGMP. Guru yang akan mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar
penugasan baik oleh kepala sekolah maupun atas kehendak sendiri.
14
Gambar 4. 3. Presentasi pada Forum Ilmiah anggota MGMP PPKn Sumatera
Utara Pada Seminar Nasional Kewarganegaraan di Universitas Negeri Medan
15
Presentasi pada forum ilmiah adalah kegiatan penyampaian gagasan
ilmiah sebagai salah satu bentuk publikasi ilmiah.
c. Angka Kredit
Untuk memperoleh angka kredit isi makalah/Prosiding harus relevan
dengan bidang pendidikan formal, seperti masalah pembelajaran, tugas
pokok guru pada satuan pendidikannya sesuai dengan tugas guru yang
bersangkutan. Isi makalah di luar tersebut tidak dapat diberikan angka
kredit.
Selain sebagai salah satu syarat untuk meningkatkan angka kredit guru
dan sebagai kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, sudah
seharusnya memang seorang guru membuat beberapa tulisan sebagai bentuk
menuangkan aspirasi dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Dari tulisan
juga guru dapat melakukan penelitian terkait hal-hal yang menghambat
kegiatan pembelajaran agar kemudian dapat dicari solusi sebagai upaya
peningkatan pembelajaran untuk hasil yang lebih baik lagi dan dapat
16
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945
alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
17
didik juga akan terhambat. Oleh karena itu, wajar apabila guru dituntut untuk
selalu mengembangkan profesinya secara berkelanjutan agar benar-benar
menjadi profesional. Salah satu perwujudannya adalah dengan menciptakan
karya inovatif.
Sumber: jeyjingga.com
18
a) Jenis karya teknologi tepat guna
(1). Hasil pengembangan metodologi/evaluasi
pembelajaran/pembimbingan, pengembangan manajemen, atau
pengembangan olahraga yang telah divideokan, sesuai bidang tugas
mengajar/ membimbing.
(2). Hasil Ekperimen sains/ teknologi sesuai bidang tugas mengajar yang
bermanfaat untuk pendidikan atau masyarakat.
(3). Program aplikasi komputer, yang bermanfaat untuk sekolah, pendidikan
atau masyarakat , dapat dibuat oleh semua guru , tidak bergantung
bidang tugas mengajar/membimbing.
(4). Alat /mesin yang bermanfaat untuk sekolah, pendidikan atau
masyarakat, dapat dibuat oleh semua guru, tidak bergantung bidang
tugas mengajar/membimbing.
b) Ciri karya teknologi tepat guna
(1). Bermanfaat untuk pendidikan di sekolah atau bermanfaat untuk
menunjang kehidupan masyarakat.
(2). Ada unsur modifikasi/ inovasi bila sebelumnya sudah pernah ada di
sekolah atau di lingkungan masyarakat tersebut.
(3). Karya teknologi tepat guna yang digunakan untuk masyarakat harus
memiliki surat keterangan dari pihak berwenang minimal dari
kecamatan atau instansi tempat karya teknologi tepat guna digunakan.
c) Bukti Fisik
Kegiatan yang menunjukkan guru telah menemukan karya teknologi tepat
guna harus dibuktikan sebagai berikut.
19
(3). Laporan proses pembuatan dan penggunaan program aplikasi komputer
dilengkapi dengan softcopy program aplikasi komputer hasil
pengembangan dalam compact disk atau flashdisk.
(4). Laporan proses pembuatan dan penggunaan alat/ mesin dilengkapi
dengan video / foto karya tersebut dan lain0lain yang dianggap perlu.
d) Angka Kredit
Angka kredit karya teknologi tepat guna (karya sains/teknologi)adalah
sebagaimana Tabel berikut.
Kategori Kompleks 52 4
Kategori Sederhana 53 4
e) Format Laporan
Format Laporan Pengembangan Metodologi/Evaluasi Pembelajaran/
Bimbingan, Pembuatan Program Aplikasi Komputer, Pembuatan dan
Penggunaan Alat / Mesin, dapat dilihat pada Lampiran 11 Buku 4.
20
(3). Desain Komunikasi visual meliputi : Sampul buku, poster, brosur, baliho,
fotografi, animasi, film, company profile.
(4). Seni musik/ suara, meliputi : lagu, aransemen music.
(5). Seni Busana, meliputi : baju, celana, rok dan sejenisnya.
(6). Seni Pertunjukkan, meliputi celana, rok dan sejenisnya.
(7). Seni Pertunjukkan, meliputi: teater, drama, tari, sendratari, dan ensemble
musik
Pengelompokan karya seni dalam kategori pengembangan profesionalisme
guru sebagai berikut:
(1). Karya seni dengan bukti fisik yang dapat disertakan langsung tanpa
laporan penciptaan; meliputi : Seni Sastra yang terdiri dari novel,
kumpulan puisi, naskah drama/ teater/ film.
(2). Karya seni dengan bukti fisik yang dapat disertakan langsung dengan
menulis laporan penciptaan; meliputi (a) seni rupa, seperti : benda-benda
souvenir, film animasi cerita ; (b) seni desain grafis, seperti : Sampul
buku, poster, brosur, fotografi, dan (c) seni rekaman .
(3). Karya seni dengan bukti fisik yang fisik yang tidak dapat disertakan
langsung dan harus menulis laporan penciptaan.
b) Bukti fisik
(1). Karya sastra novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan naskah drama
berupa buku asli yang diterbitkan ber ISBN oleh penerbit bereditor sastra
dan diedarkan di masyarakat.
(2). Karya seni rupa berupa benda-benda souvenir, seni desain grafis , seni
musik rekaman.
(3). Karya seni yang bukti fisiknya tidak dapat disertakan langsung
pengesahannya dilakukan dengan mengirimkan ke tim penilai.
c) Angka Kredit
Angka kredit karya seni adalah sebagaimana tabel berikut.
21
Tabel 4. 4. Angka Kredit Karya Seni
Kategori Kompleks 54 4
Kategori Sederhana 55 2
d) Format Laporan
Format Laporan Deskripsi Kreatif Penciptaan Karya Seni Dapat
Dilihat Pada Lampiran 12 Buku 4
a) Alat Pelajaran/Peraga
Alat pelajaran/peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas
konsep/ teori/ cara kerja tertentu yang digunakan dalam proses pembelajaran
atau bimbingan. Alat pelajaran/peraga mempunyai ciri memperjelas konsep/
teori/ cara kerja suatu alat dan ada unsur memodifikasi/ inovasi bila
sebelumnya sudah pernah ada di sekolah tersebut.
22
(b) Pelaksanaan proses/bimbingan menjadi lebih jelas dan lebih efektif
(c) Alat peraga yang dibuat harus sesuai dengan tugas
mengajar/membimbing guru yang bersangkutan
(3) Bukti fisik
Kegiatan yang menunjukkan bahwa guru telah membuat alat pelajaran
atau peraga harus dibuktikan dengan:
Kategori Kompleks 58 2
Kategori Sederhana 59 1
23
b) Membuat Alat Praktikum
Alat praktikum adalah alat yang digunakan untuk praktikum sains,
matematika, teknik, bahasa, ilmu sosial, humaniora dan keilmuan lainnya.
Alat praktikum tersebut mempunyai ciri dapat digunakan untuk praktikum
di sekolah dan ada unsur modifikasi/inovasi bila sebelumnya sudah pernah
ada di sekolah tersebut.
4) Angka kredit
Angka kredit untuk setiap karya alat praktikum yang telah dibuat adalah
sebagaimana tabel berikut.
24
Tabel 4. 6. Angka Kredit Membuat Alat Praktikum
Kategori Kompleks 60 4
Kategori Sederhana 61 2
5) Format laporan
Format laporan pembuatan dan penggunaan alat praktikum dapat dilihat
pada lampiran 15 Buku 4.
1) Bukti Fisik
Guru yang telah mengikuti penyusunan standar/pedoman/soal dan
sejenisnya harus dibuktikan dengan:
a) Laporan kegiatan
b) Naskah standart soal/pedoman tingkat nasional/provinsi
c) Surat keterangan kepala sekolah bahwa guru yang bersangkutan aktif
mengikuti kegiatan tersebut
d) Surat keterangan panitia/penyelenggara penyusunan
standar/soal/pedoman.
2) Angka Kredit
Besaran angka kredit dalam mengikuti pengembangan penyusunan
standar, pedoman, soal dan sejenisnya sebagai berikut.
25
b) Apabila dalam penyusunan standar soal/pedoman tersebut memerlukan
beberapa kali kegiatan sehingga menghasilkan satu produk tertentu,
maka dinilai hanya satu kali kegiatan.
c) Kegiatan sejenis yang dilakukan pada tingkat kabupaten/kota dapat
dinilai apabila setara atau memiliki bobot yang sama dengan kegiatan
sejenis di tingkat provinsi.
Besaran angka kredit dalam mengikuti pengembangan Standar,
Pedoman, Soal, dan Sejenisnya adalah sebagaimana tabel berikut
Kategori Kompleks 62 1
Kategori Sederhana 63 1
3) Format Laporan
Format laporan kegiatan penyusunan standar, soal, pedoman dan
sejenisnya dapat dilihat pada lampiran 16 Buku 4.
26
3. Ilustrasi
Ada beberapa contoh ilustrasi dan gambaran tentang kualifikasi dan regulasi
profesionalisme guru PPKn. Berikut beberapa contoh dan ilustrasi dari kualifikasi
dan regulasi profesionalisme guru PPKn. Guru PPKn dalam menjalankan
profesinya sebagai guru PPKn dalam perkembangan saat ini harus mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
kemampuan profesinya secara berkelanjutan. Dalam mengembangkan
kemampuan profesinya secara berkelanjutan melalui pengembangan diri,
publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Ketiga unsur tersebut seiring dengan
perkembangan bidang pendidikan sains, teknologi komunikasi, politik dan sosial
budaya di Indonesia.
4. Forum Diskusi
27
2) Berdasarkan realitas tersebut, apa yang seharusnya dilakukan oleh guru
PPKn dalam mengembangkan kemampuan profesinya secara
berkelanjutan yang berkaitan dengan publikasi ilmiah?
c. Diskusikan dengan teman atau kolega sesama guru tentang karya inovatif
guru PPKn di bawah ini:
1) Bagaimana realitas implementasi karya inovatif guru PPKn saat ini di
Indonesia?
2) Berdasarkan realitas tersebut, apa yang seharusnya dilakukan oleh guru
PPKn dalam mengembangkan kemampuan profesinya secara
berkelanjutan yang berkaitan dengan karya inovatif?
C. PENUTUP
1. Rangkuman
28
keterampilan, dan pemahaman peserta didik. Kegiatan PKB ini mencakup
kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
PKB dalam pengambangan profesi guru merupakan salah satu dari unsur
yang diperlukan untuk memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan jabatan fungsional guru. Pasal 11 Permennegpan dan RB tahun 2009.
Setiap paket kegiatan yang diikuti oleh setiap guru harus dibuatkan
laporannya dan produk kegiatannya. Apabila dalam 1 tahun seorang guru
mengambil 4 paket kegiatan, maka ia harus menyiapkan 4 laporan hasil kegiatan
KKG/MGMP beserta lampiran hasil/produk kegiatannya dan bukti fisik
pendukung. Seorang guru dapat memperoleh angka kredit dari kegiatan
KKG/MGMP paling sedikit telah hadir aktif sebanyak 85%. Ketua KKG/MGMP
membuat rekap keikutsertaan peserta dalam kegiatan kolektif selama satu tahun,
dan sertifikat/surat keterangan ditandatangani oleh kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya atau kepala UPTD atas
nama kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atas usulan dari ketua
KKG/MGMP. Guru yang akan mengikuti kegiatan kolektif guru atas dasar
penugasan baik oleh kepala sekolah maupun atas kehendak sendiri.
29
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Bentuk publikasi yang dapat
dilakukan oleh guru adalah presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil
penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, dan publikasi
buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru. Presentasi pada
Forum Ilmiah.
30
Sebaliknya, jika kinerja guru kurang berkualitas, kemajuan yang seharusnya
dicapai peserta didik juga akan terhambat. Oleh karena itu, wajar apabila guru
dituntut untuk selalu mengembangkan profesinya secara berkelanjutan agar benar-
benar menjadi profesional. Salah satu perwujudannya adalah dengan menciptakan
karya inovatif.
2. Tes Formatif
31
E. Buku 5 berkaitan dengan Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru;
Pedoman untuk mendukung pelaksanaan tugas Tim Teknis penilai
Publikasi Ilmiah Guru dan Karya Inovatif Guru
2. Guru memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan
keterampilan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran
menjadi berkualitas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman peserta didik. Kegiatan PKB ini mencakup
kegiatan
A. Pengetahuan proses belajar mengajar dan penilaian autentik
B. Pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
C. Keterampilan dalam berdiskusi dan publikasi ilmiah.
D. Keterampilan dalam mengembangkan media pembelajaran yang
inovatif..
E. Pengetahuan dalam memahami karakteristik peserta didik
3. Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 11 tahun 2009 menjelaskan
bahwa yang termasuk karya inovatif adalah sebagai berikut, kecuali …
A. Menemukan teknologi tepat guna
B. Menemukan/menciptakan karya seni
C. Membuat/memodifikasi strategi pembelajaran
D. Mengikuti pengembangan penyusunannya
E. Standar, pedoman, soal dan sejenisnya
4. Upaya peningkatan kompetensi guru dan/atau pemantapan wawasan,
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang sesuai dengan profesi guru
yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas guru melalui lembaga yang
memiliki ijin penyelenggaraan dari instansi yang berwenang merupakan …
A. Pendidikan dan pelatihan fungsional.
B. Kegiatan workshop pengembangan diri.
C. Kegiatan Seminar. pengembangan diri
D. Kegiatan Karya wisata.
E. Kegiatan demonstrasi
32
5. Kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, dengan durasi minimal
30 jam yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan atau pemerintah daerah pada lembaga diklat yang ditunjuk
oleh pemerintah di antaranya, kecuali ….
A. PPPPTK.
B. LPMP.
C. LPPKS.
D. LPSK
E. Badan Diklat Daerah.
6. Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
pengembangan diri, baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif
guru antara lain adalah sebagai berikut, kecuali …
A. Peningkatan kompetensi pedagogis dan profesional dalam rangka
kegiatan guru.
B. Penyusunan kurikulum, RPP dan bahan ajar
C. Penyusunan, program kerja, dan/atau perencanaan pendidikan
D. Penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik
E. Pengembangan metodologi penelitian
7. Alat pelajaran/peraga mempunyai ciri memperjelas konsep/teori/cara kerja
suatu alat dan ada unsur memodifikasi/inovasi bila sebelumnya sudah
pernah ada di sekolah tersebut. Adapun jenis alat pelajaran/peraga tersebut,
di antaranya adalah sebagai berikut, kecuali ….
A. Poster/ gambar untuk pelajaran
B. Alat permainan pendidikan
C. Benda/barang menentukan arah tertentu
D. Video/animasi pembelajaran
E. Alat bantu pelajaran (penjasorkes, seni, dsb)
8. Berikut ini. guru dapat berkarya untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan dalam upaya mewujudkan guru profesional yang bermartabat
dan sejahtera dengan cara….:
33
A. kelompok melalui pengembangan diri, publikasi, ilmiah, dan karya
inovatif.
B. individual melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya
inovatif
C. individual maupun kelompok dapat mengembangkan profesinya
melalui publikasi ilmiah
D. individual maupun kelompok dapat mengembangkan profesinya
melalui karya inovatif
E. individual maupun kelompok melalui pengembangan diri, publikasi,
ilmiah, dan karya inovatif.
9. Karya hasil rancangan /pengembangan/percobaan sains dana tahu teknologi
yang dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan bahan, sistem, atau
metodologi tertentu dan dimanfaatkan untuk pendidikan atau masyarakat
sehingga pendidikan terbantu kelancarannya atau masyarakat terbantu
kehidupannya merupakan ….:.
A. Teknologi tepat guna
B. Prakarya
C. Teknologi sederhana
D. Teknologi canggih
E. Teknologi informasi dan komunikasi
10. Karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang
bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat, yang terdiri dari (1)
menemukan teknologi tepat guna; (2) menemukan/ menciptakan karya seni;
(3) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/ praktikum; (4) mengikuti
pengembangan/penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya
merupakan ….:.
A. Karya tepat guna
B. Karya inovatif
C. Teknologi tepat guna.
D. Karya kreatif.
E. Karya sederhana
34
3. Daftar Pustaka
Alan Cowling & Philip James. (1996). The Essence of Personnel Management an
Industrial Relation (terjemahan). Yogyakarta : ANDI
Danim, S., (2017), Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung: Alfabeta.
Musfah, J., (2011), Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan & Sumber
Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Prenada Media Group.
Internet
https://jeyjingga.com/guru-inovatif-dan-peran-tak-tergantikan/
35
Kunci Jawaban
No Jawaban No Jawaban
1 C 6 E
2 B 7 C
3 C 8 E
4 A 9 A
5 D 10 B
1. Banyak faktor yang membuat peserta didik berbeda, seperti karakteristik fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Berdasarkan karakteristik
tersebut, uraikan secara detail pendapat Bapak/Ibu dalam penerapannya atau
penggunaan pemahaman peserta didik tersebut dalam pembelajaran PPKn
berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut satu per satu!
2. Seorang guru dalam melaksanakan tugas profesinya, guru harus menyadari
sepenuhnya bahwa Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman
bersikap dan berperilaku yang mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai moral
dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-putri bangsa.
Uraikan pendapat Bapak/Ibu bagaimana realitas selama ini kesadaran dan
pemahaman guru-guru PPKn dari seluruh pelosok Indonesia sampai pada
pusat perkotaan dalam mematuhi dan menerapkan Kode Etik Guru Indonesia!
36
kewenangan guru, hak yang diperoleh guru dalam menjalankan profesinya,
dan pengembangan diri dalam mengikuti perkembangan keilmuan ke-PPKn-
an!
4. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan
kemampuan profesi guru secara berkelanjutan. Uraikan pendapat Bapak/Ibu
guru tentang realitas implementasi dalam pengembangan diri, publikasi
ilmiah, karya inovatif guru PPKn dalam pembelajaran!
37
3. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi,
kemudian mendiskusikan masalah tersebut dalam kelompok untuk mencari
solusinya. Ilustrasi tersebut ada hubungannya dengan karakteristik peserta
didik yang berkaitan dengan perkembangan …
a. Kemampuan kognitif
b. Kemampuan interaksional
c. Kemampuan social
d. Kemampuan komunikasi
e. Kemampuan moral
4. Salah satu peserta didik tidak dapat bekerja sama dalam kelompok. Ia
cenderung menguasai forum dan tidak memberi kesempatan pada teman-
temannya. Karakteristik peserta didik tersebut mempunyai masalah dalam hal
perkembangan …
a. Kognitif interaksional
b. Sosial emosional
c. Moral spiritual
d. Sosial kognitif
e. Sosiokultural
5. Upaya membimbing peserta didik sesuai dengan karakteristik peserta didik
yang dimilikinya, untuk mengembangkan keterampilan sosial antara lain
terlihat dalam upaya guru …
a. Mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalah sosial di sekitar peserta
didik
b. Memberikan contoh tindakan yang baik
c. Melatih peserta didik membuat keputusan
d. Melatih bagaimana mempersiapkan kesehatan diri dan lingkungan sekitar
e. Memberikan contoh sikap yang baik
6. Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial peserta didik dapat juga
dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-
norma kelompok, tradiri, dan moral (agama) merupakan …..
a. Perkembangan kognitif
38
b. Perkembangan bakat
c. Kesecerdasarn emosi
d. Perkembangan sosial
e. Perkembangan intelektual
7. Berkaitan dengan karakteristik peserta didik anak usia SMP, berikut ini
merupakan tugas perkembangannya yaitu ….
a. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
b. Mengembangakan kegiatan pembelajsaran yang memberikan pengalaman
yang konkret atau langsung dalam membangun konsep
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebagai atau orang lain
d. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
e. Berinteraksi sesama peserta didik dalam kelompok
8. Dalam mempelajari sikap moral terdapat empat pokok utama untuk
mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial peserta didik sebagai
berikut, kecuali ….
a. Belajar apa yang diharapkan kelompok dari anggotanya dalam bentuk
hukum, kebiasaan, dan peraturan.
b. Belajar menjadi orang bermoral ialah mengembangkan hati nurani sebagai
kendali internal bagi perilaku individu
c. Belajar menjadi orang yang bermoral adalah pengembangan rasa bersalah
dan rasa malu. Setelah anak mengembangkan hati nurani, hati nurani
mereka dibawa dan digunakan sebagai pedoman perilaku.
d. Belajar menjadi orang bermoral adalah mempunyai kesempatan
melakukan kerja kelompok dengan anggota kelompok sosial di
komunitasnya
e. Belajar menjadi orang bermoral adalah mempunyai kesempatan
melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial dengan berinteraksi
sosial
39
9. Guru profesional adalah pembelajar sejati dan menjunjung tinggi kode etik
dalam bekerja. Menurut Danim (2010) secara akademik guru profesional
bercirikan, di antaranya seperti berikut ini, kecuali ….
a. Mumpuni kemampuan profesionalnya dan siap diuji atas kemampuannya
itu.
b. Memiliki kemampuan berinteraksi antar guru dan kelompok lain yang
“seprofesi” dengan mereka melalui kontrak dan aliansi sosial.
c. Siap bekerja tanpa ditegur atau diancam, karena sudah bisa memotivasi
dan mengatur dirinya.
d. Siap bekerja tanpa diatur, karena sudah bisa diatur, karena sudah bisa
mengatur dan mendisiplinkan diri.
e. Secara rutin melakukan evaluasi-diri untuk mendapatkan umpan balik
demi perbaikan institusi.
10. Dari sisi pandang lain, dapat dijelaskan bahwa suatu profesi mempunyai
seperangkat elemen inti yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya.
Seseorang penyandang profesi dapat disebut profesional manakala elemen-
elemen inti itu sudah menjadi bagian integral dari kehidupannya. Danim
(2010) merangkum beberapa hasil studi para ahli mengenai sifat-sifat atau
karakteristik-karakteristik profesi seperti berikut ini, kecuali …..
a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi
c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang
lain atau klien.
d. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-
organization
e. Memiliki budaya organisasi
11. Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi
profesi. Konsekuensi logis dari amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen tersebut, yang bukan merupakan kewajiban seorang guru anggota
organisasi atau asosiasi adalah…
40
a. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi serta kode etik guru
dan ikrar atau janji guru yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi nya
masing-masing.
c. Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi nya masing-masing
d. Melaksanakan program organisasi atau asosiasi profesi guru secara aktif
e. Guru yang belum menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi guru
harus memilih organisasi atau asosiasi profesi guru yang pembentukannya
sesuai dengan peraturan PGRI.
12. Substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat
rumusan Kode Etik Guru yang sudah disepakati. Berikut ini yang tidak
termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan Hubungan Guru dengan
Peserta Didik adalah …
a. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
b. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan dan keamanan.
c. Guru boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan
yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum,
kesehatan, dan kemanusiaan.
d. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya
kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
kebudayaan, moral, dan agama.
e. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan
peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
13. Berikut ini termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan Hubungan Guru
dengan Orang Tua/Wali dalam substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan
41
oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah disepakati
sebagai berikut, kecuali …
a. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali siswa secara jujur dan
objektif mengenai perkembangan peserta didik.
b. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orang tua/walinya.
c. Guru memotivasi peserta didik untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam
memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
d. Guru berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali siswa mengenai
kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.
e. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orang tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
14. Yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan Hubungan Guru
dengan Masyarakat dalam substansi esensial dari KEGI yang ditetapkan oleh
PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru yang sudah disepakati adalah
…
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
b. Guru mengkomunikasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat dengan meningkatkan
prestise dan martabat profesionalnya.
d. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama – sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya.
e. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
42
15. Selanjutnya yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Sekolah dan Teman Sejawat dalam substansi esensial
dari KEGI yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik
Guru yang sudah disepakati adalah….
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan kerja sejawat secara aktif dan kreatif
dalam melaksanakan proses pendidikan.
c. Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
d. Guru lebih fokus menciptakan suasana kekeluargaan di dalam sekolah
sendiri daripada di luar sekolah.
e. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan
dengan tuntutan profesionalitasnya.
16. Kemudian yang tidak termasuk Kode Etik Guru yang berkaitan dengan
Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi dalam substansi esensial dari
KEGI yang ditetapkan oleh PGRI telah memuat rumusan Kode Etik Guru
yang sudah disepakati adalah….:.
a. Guru hanya menjadi anggota organisasi profesi guru PGRI dan berperan
serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi
kepentingan pendidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
memberikan manfaat bagi kepentingan pendidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
masyarakat.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.
43
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.
17. Menurut Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013, standar isi dikembangkan
untuk ….
a. Menentukan kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik,
algoritma, metode tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya
b. Menentukan kriteria ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu
c. Menentukan pengetahuan teknis, spesifik, detail, dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
d. Menentukan kriteria mengenai kualifikasi yang mencakup sikap
pengetahuan, dan keterampilan
e. Menentukan kegiatan untuk mencapai kompetensi lulusan yang mencakup
sikap pengetahuan, dan keterampilan
18. Landasan dari perbaikan Kurikulum 2013 adalah ….
a. Permendikbud Nomor 106 Tahun 2014
b. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
c. Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013
d. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013
e. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014
19. Di bawah ini merupakan landasan yuridis Kurikulum 2013, kecuali …
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005
20. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan pemerintah dengan
menerapkan beberapa peraturan, khususnya yang berkaitan dengan Jabatan
44
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang menjelaskan bahwa yang
termasuk karya inovatif adalah sebagai berikut, diatur dalam ….
a. Permenneg PAN RB No. 16 Tahun 2009
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009
21. Guru profesional memiliki kemampuan melaksanakan tugas pokok guru di
bidang pembelajarannya secara optimal, terutama dalam hal penguasaan dan
pengembangan materi pembelajaran. Guru PPKn menguasai keilmuan yang
meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang mendukung
kegiatan pembelajaran PPKn. Yang berkaitan dengan pengetahuan sebagai
substansi materi PPKn adalah Persatuan dan Kesatuan bangsa; Norma,
hukum, dan peraturan; Hak Asasi Manusia; Kebutuhan Warga Negara;
Konstitusi Negara; Kekuasaan dan Politik; Pancasila; dan Globalisasi.
“Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi,
Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi”
45
a. Norma, hukum, dan peraturan
b. Hak Asasi Manusia
c. Kebutuhan Warga Negara
d. Konstitusi Negara
e. Kekuasaan dan Politik.
23. Berikut ini adalah beberapa Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pendidikan
yaitu sebagai berikut, kecuali ….
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005 Tentang
Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
24. Kesadaran untuk menghadirkan guru dan tenaga yang profesional sebagai
sumber daya utama pencerdas bangsa, sama tuanya dengan sejarah peradaban
Indonesia. Di Indonesia, khusus untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan
substansinya, alur untuk mewujudkan guru yang benar-benar profesional,
sebagai berikut, kecuali ….
a. deduksi guru madya berbasis sekolah.
b. penyediaan guru berbasis perguruan tinggi,
c. induksi guru pemula berbasis sekolah
d. profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi.
e. profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani
25. Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
pengembangan diri, baik dalam diklat fungsional maupun kegiatan kolektif
guru antara lain adalah sebagai berikut, kecuali …
a. Pengembangan metodologi mengajar.
46
b. Improvisasi proses pembelajaran
c. Peningkatan kompetensi profesional
d. Peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas
tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah
e. Penggunaan dan pengembangan teknologi informasi dalam pembelajaran
26. Pernyataan tentang penunjukan berupa “Laporan akhir pelatihan yang dibuat
oleh guru yang bersangkutan terkait dengan keikutsertaan kegiatan
pengembangan diri baik menggunakan model tatap muka, kombinasi antara
tatap muka dengan dalam jaringan maupun dalam jaringan” merupakan….:
a. bukti fisik dalam kegiatan seorang guru profesional dalam mengikuti
kegiatan diklat fungsional.
b. bukti fisik dalam kegiatan seorang guru profesional dalam mengikuti
kegiatan MGMP
c. bukti fisik dalam kegiatan seorang guru profesional dalam proses belajar
mengajar
d. bukti fisik dalam kegiatan seorang guru profesional dalam
mengembangkan karya inovatif
e. bukti fisik kegiatan seorang guru dalam pengembangan diri, publikasi,
ilmiah, dan karya inovatif.
27. Berikut ini merupakan beberapa paket kegiatan guru di KKG/MGMP dalam 1
tahun di antaranya dapat berupa kegiatan. Pernyataan di bawah ini yang tidak
benar adalah ……
a. Paket Pengembangan Silabus, RPP, Bahan Ajar perlu minimum 3 kali
pertemuan = 0.15
b. Paket Pengembangan Instrumen Penilaian perlu minimum 3 kali
pertemuan = 0.15
c. Paket Pengembangan Model-model pembelajaran dan Jurnal Belajar perlu
minimum 3 kali pertemuan = 0.15
d. Paket Pembuatan/Pengembangan Alat Peraga perlu minimum 3 kali
pertemuan = 0.15
47
e. Paket Pengembangan Karya Ilmiah Guru (PTK/Tinjauan
Ilmiah/Buku/Modul/ Diktat/Kajian Buku/Karya terjemahan/karya
seni/karya teknologi ) perlu minimal 4 kali pertemuan = 0.2
28. Karya hasil rancangan /pengembangan/percobaan sains dana tahu teknologi
yang dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan bahan, sistem, atau
metodologi tertentu dan dimanfaatkan untuk pendidikan atau masyarakat
sehingga pendidikan terbantu kelancarannya atau masyarakat terbantu
kehidupannya merupakan ….:.
a. Prakarya
b. Teknologi sederhana
c. Teknologi canggih
d. Teknologi tepat guna
e. Teknologi informasi dan komunikasi
29. PKB adalah Pengembangan Kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya. Guru memelihara, meningkatkan, dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Pembelajaran menjadi berkualitas sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik.
Kegiatan PKB ini mencakup kegiatan ….
a. pengembangan sekolah, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif
b. pengembangan institusi profesi, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif
c. pengembangan diri, publikasi di medsos, dan/atau karya inovatif
d. pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif
e. pengembangan diri, publikasi populer, dan/atau karya inovatif
48
30. Kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, dengan durasi minimal
30 jam yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
atau pemerintah daerah pada lembaga diklat yang ditunjuk oleh pemerintah
di antaranya, kecuali ….
a. Badan Diklat Daerah.
b. LPMP.
c. LPPKS.
d. L-PAN RB
e. P4TK
Kunci Jawaban
No Jawaban No Jawaban
1 C 16 A
2 D 17 B
3 A 18 E
4 B 19 C
5 A 20 A
6 D 21 E
7 C 22 A
8 D 23 E
9 E 24 A
10 E 25 B
11 E 26 A
49
12 C 27 E
13 C 28 D
14 B 29 D
15 D 30 D
50