Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN PKn

DI SEKOLAH DASAR

Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn SD


Semester/SKS : 5 D/ 3 SKS
Kode Mata Kuliah : KPD620304
Dosen Pengampu : Dayu Rika Perdana, S.Pd., M.Pd.
Drs. Rapani, M.Pd.

Ditulis
Oleh :
1. Ferdyansyah (2013053054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023

METRO
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karna atas izin dan kehendak-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pengembangan Materi
Pembelajaran PKn SD ini tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Pembelajaran PKn di Sekolah
Dasar“.Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin, dan dalam proses
pengerjaannya penulis mendapat banyak bantuan dan masukan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait
yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari itu semua penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karenanya
penulis memohon kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah
ini.Akhir kata, harapan penulis semoga makalah mengenai Kesulitan Menghitung
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Meskipun makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan.

Metro, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................


1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................


2.1 Pengembangan PKn SD/MI...................................................
2.2 Paradigma PKn SD/Ml ...........................................................
2.3 Model-Model Pembelajaran PKn SD/MI ..............................

BAB III PENUTUP ......................................................................................


3.1 Kesimpulan...............................................................................
3.2 Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan Kewarganegaraan adalah bidang studi yang mengutamakan
aspek kewarganegaraan, bagaimana menjadi warga negara yang baik, bagaimana
membentuk negara yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan nasionalisme
yang tinggi dan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan
rakyat, suku, budaya, dan agama di Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan
sendiri dimasukkan ke dalam Pancasila, dan pembukaan alinea UUD 1945
berkaitan dengan konsep nilai dan standar moral. Pendidikan kewarganegaraan
terus berkembang baik dalam singkatan maupun kurikulum terapan. Dalam
Program Pendidikan Kewarganegaraan 1999, Konsep, Nilai, Etika, Norma,
Pancasila, dan UUD 1945 ditetapkan secara berjenjang atau kontinum dari Tingkat
I sampai Tingkat IV.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah disiplin yang bertanggung jawab
yang mengetahui bagaimana membentuk warga negara yang baik (what is a good
citizen). Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak-haknya.
Sadar akan hak-haknya, warga negara diharapkan bersikap kritis, partisipatif, dan
bertanggung jawab. Tinggi rendahnya warga negara yang baik tentunya sangat
dipengaruhi oleh ideologi nasional masing-masing negara. Bagi bangsa Indonesia,
ideologi Pancasila merupakan acuan dalam memajukan warga negara yang baik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah Pendidikan
Kewarganegaraan versi Indonesia yang berfungsi memberdayakan warga negara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai Pancasila. (istilah PPKn dalam
Kurikulum 2004 tampaknya akan diganti antara “Kewarganegaraan” atau
“Pendidikan Kewarganegaraan).
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa saja yang tercakup dalam pengembangan PKn MI/SD
b. Bagaimana Paradigma baru yang terbentuk dalam PKn MI/SD
c. Apa saja model-model pengembangan pembelajaran PKn MI/SD
d. Bagaimana pengembangan penilaian mata pelajaran PKn MI/SD
e. Bagaimana pengembangan silabus, RPP serta Implementasi pembelajaran
PKn dalam kehidupan sehari-hari

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui cakupan yang termasuk ke dalam pengembangan PKn
MI/SD
b. Untuk mengetahui tentang paradigm baru PKn MI/SD
c. Untuk mengetahui macam model pengembangan pembelajaran PKn MI/SD
d. Untuk mengetahui proses pengembangan penilaian mata pelajaran PKn
MI/SD
e. Untuk mengetahui cara mengembangkan silabus, RPP serta memahami
penerapan pembelajaran PKn dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengembangan PKn SD/MI


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mencakup
tentang konsep nilai moral dan norma yang telah ada dalam Pancasila dan UUD
1945 alinea ke-4. Dalam hal ini, PKn telah mengalami perubahan dari sebelumnya
yaitu PPKn menjadi PKn pada kurikulum 1994.
Dalam Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan MI/SD mencakup proses
pelaksanaan belajar dan pembelajaran PKn guna meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn.
Indikator dalam pengembangan PKn sendiri mencakup:
1. Menjelaskan konsep model pembelajaran PKn
2. Menguaraikan Model Pembelajaran PKn di kelas rendah
3. Mencermati contoh pembelajaran PKn di kelas rendah
4. Mengembangakan model pembelajaran PKn di kelas tinggi
5. Menerapkan model pembelajaran PKn di kelas tinggi

2.2. Paradigma Baru PKn SD/MI

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kewarganegaraan yang akan


diberlakukan pada tahun 2004 tampak telah mengarah pada ketiga komponen PKn
yang bermutu. Hal itu bisa dicermati pada fungsi dan tujuan mata pelajaran
Kewarganegaraan sebagai versi newcivic education Indonesia pada era reformasi
atau paradigma baru PKn. Fungsi dan tujuan mata pelajaran kewarganegaraan
untuk SD & MI, SMP & M.Ts., SMA & MA.

• CIVIC KNOWLEDGE (Pengetahuan Kewarganegaraan)

• CIVIC SKILLS (Keterampilan Kewarganegaraan)

• CIVIC DISPOSITIONS/TRAITS (Karakter Kewarganegaraan)


a. Aspek Teoretik Pendidikan Kewarganegaraan

Murray Print (1999):

• “civic education” mencakup kajian tentang pemerintahan, konstitusi, rule of law,


serta hak dan tanggung jawab warga negara.

• “citizenship education” : cakupan dan penekanan kajian meliputi proses-proses


demokrasi, partisipasi aktif warga negara, dan keterlibatan warga dalam suatu civil
society (masyarakat warga).

Kajian PKN meliputi: hak-hak dan tanggung jawab warga negara;


pemerintah dan lembaga-lembaga negara; sejarah dan konstitusi; identitas nasional;
sistem hukum dan rule of law; hak-hak asasi manusia, politik, ekonomi dan sosial;
prinsip dan proses demokratik; partisipasi aktif warga negara dalam masalah
kewargaan; perspektif internasional; dan nilai-nilai kewarganegaraan demokratis.

John Patrick (1999)

• (1) knowledge of citizenship and government in democracy (civic


knowledge); • (2) cognitive skills of democratic citizenship (cognitive civic skills);
• (3) participatory skills of democratic citizenship (participatory civic skills); dan •
(4) virtues and dispositions of democratic citizenship (civic dispositions).

John Patrick (1999)

PENGETAHUAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMERINTAHAN

• (1) demokrasi perwakilan (representative democracy);

• (2) konstitusionalisme;

• (3) hak asasi (liberalisme);

• (4) kewarganegaraan (citizenship);

• (5) masyarakat kewargaan (civil society);

• (6) ekonomi pasar (free and open economic system); dan,

• (7) tipe-tipe isu publik.


Nu’man Somantri (2001)

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Hasil: Ilmu-ilmu sosial


interdisipliner, kewarganegaraan, seni liberal, dan kegiatan-kegiatan dasar manusia
yang terorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk berkontribusi
pada pencapaian salah satu tujuan pendidikan ilmu sosial, seleksi dan adaptasi.
Barr, Barth, dan Shermis (1977:59-67) Meminjam dari kewarganegaraan adalah
salah satu dari tiga tradisi dalam pengajaran IPS. (2) IPS diajarkan sebagai ilmu
sosial; (3) IPS diajarkan sebagai inkuiri reflektif; Fungsi Mata Pelajaran
Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara yang cerdas, berkualitas, dan
berakhlak mulia yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
mencerminkan adat istiadat berpikir dan bertindak sesuai dengan Amanat Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertindak sebagai wahana untuk membentuk.
Mata Pelajaran Kewarganegaraan Harus Memberikan Kompetensi - Kompetensi
berikut: Berpikir kritis, rasional, dan kreatif ketika berhadapan dengan masalah
kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara kualitatif dan bertanggung jawab serta
bertindak bijaksana dalam urusan masyarakat, nasional dan pemerintahan. c.
Berkembang secara aktif dan demokratis sesuai dengan karakter bangsa Indonesia
untuk membentuknya agar dapat hidup bersama dengan negara lain. berinteraksi
langsung maupun tidak langsung dengan negara lain di pentas dunia melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Dari fungsi dan tujuan warga
negara di atas, jelas ada tiga elemen kunci yang harus dikembangkan.
kewarganegaraan yang cerdas (memiliki pengetahuan kewarganegaraan),
kewarganegaraan yang kompeten (berpikir kritis dan partisipasi), dan karakter
(kesetiaan kepada negara dan bangsa). , kebiasaan memiliki, berpikir, dan
bertindak).

Pancasila dan UUD 1945 dapat hidup berdampingan dengan negara lain).
Karakter kewarganegaraan merupakan kualitas yang harus melekat pada setiap
warga negara agar dapat berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dibentuk dengan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan.
Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan warga negara merupakan landasan
pembentukan karakter warga negara.
Proses pembentukan karakter dan kepribadian bangsa telah menjadi
prioritas sejak Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
Diimplementasikan secara konsisten, berkesinambungan dan sistematis secara
sistematis beradaptasi dengan suasana mental, nilai dan norma secara eksplisit dan
implisit termasuk dalam tatanan ketatanegaraan negara kesatuan republik
Indonesia. Intinya, proses pembentukan karakter dan negara harus ditakdirkan
untuk membangun masyarakat secara sadar indonesia yang demokratis, beragama,
beradab, berbangsa dan bernegara keadilan sosial. Karakter dan pembangunan
bangsa dalam proses ini perlu ditangani dan diperlakukan sebagai kebutuhan yang
sangat mendesak mereka yang membutuhkan pola pikir secara konseptual dan
terprogram, atau paradigma baru. Misi PKn dengan paradigma baru adalah
berkembang pendidikan demokrasi psikoedukasi dan sosial andragodik membantu
mengembangkan tiga karakteristik utama warga negara. demokratis, yaitu Citizen
Intelligence atau Citizen Intelligence, Citizen tanggung Jawab atau Tanggung
Jawab Warga dan Partisipasi Warga atau Partisipasi warga. Dibutuhkan Intelijen
Warga Negara yang Demokratis Bukan hanya kecerdasan rasional kecerdasan
mental, emosional dan sosial itulah paradigma baru.

Pendidikan kewarganegaraan secara konseptual dan program memiliki


banyak segi dan diperlukan untuk mengembangkan masyarakat demokratis melalui
pendidikan kewarganegaraan strategi dan pendekatan pembelajaran khusus yang
sesuai dengan paradigma baru kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan mengemban misi pemeliharaan dan


perbaikan demokrasi konstitusional Indonesia maka selaykanya system
personal dari kehidupan bernegara harus menjadi salah satu substansi
pokok. Kedua sistem kelembagaan merujuk pada lembaga bernegara dan lembaga
pemerintahan menurut konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemahaman terhadap lembaga Negara dan pemerintahan merupakan prasyarat
dasar bagi warga Negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bernegara.
Susunan organisasi, fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing lembaga, proses dan mekanisme perekrutan para pejabat dari
masing-masing lembaga, serta aspek-aspek lainnya, perlu dipahami oleh
setiap warga negara agar partisipasinya dalam kehidupan bernegara dapat
ditingkatkan. Ketiga, sistem normatif adalah sistem hukum dan perundang-
undangan yang mengatur tata hubungan negara dan warga negara. Pemahaman
terhadap sistem hukum dan perundang-undangan yang berlaku, merupakan
prasyarat bagi partisipasi warga negara secara nalar dan penuh tanggung
jawab. Keempat system kewilayahan merujuk pada seluruh wilayah territorial yang
termasuk ke dalam yurisdiksi Negara Indonesia. Kelima system ideologis merujuk
pada ide dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.[3] Oleh
karena sifatnya sebagai factor integrative maka system ini hendaknya memayungi
seluruh komponen sistem lainnya.
Tinjauan sistemik ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang
utuh dan menyeluruh tentang eksistensi kehidupan bernegara. Kehidupan
bernegara secara sehat merupakan fungsi dari seluruh komponen sistemnya.
Dengan kata lain, kerusakan dalam satu komponen sistem akan mengganggu
berfungsinya sistem kenegaraan secara keseluruhan.
Pendidikan nilai, moral, dan/atau budi pekerti mendapat tempat khusus
dalam pokok-pokok bahasan yang secara langsung berkaitan dengan “warga
negara” (sistem personal). Di samping itu, muatan nilai, moral, dan budi
pekerti yang diharapkan dari warga negara, akan selalu menjadi pengiring
dalam setiap pokok bahasan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
pembelajaran mengenai pokok bahasan apapun pada akhirnya harus
mendukung terbentuknya partisipasi warga negara yang penuh nalar dan
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berpemerintahan,
berbangsa, dan bernegara yang demokratis.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap
warga negara[4] (1) merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah
masyarakat yang berpemerintahan sendiri dan (2) diberi hak-hak dasar dan
dibebani tanggung jawab. Warga negara hendaknya mengerti bahwa dengan
keterlibatannya dalam kehidupan politik dan dalam masyarakat demokratis,
mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di lingkungan
tetangganya, masyarakatnya, dan bangsanya. Jika suaranya ingin didengar,
mereka harus menjadi peserta aktif dalam proses politik. Selain dalam
pemilihan umum, kampanye, dan pemberian suara bagi lembaga-lembaga
demokrasi, warga negara hendaknya memahami bahwa di luar proses politik
itu pun masih terbuka kesempatan-kesempatan berpartisipasi. Terakhir,
mereka hendaknya memahami bahwa pencapaian tujuan-tujuan individu dan
tujuan-tujuan umum berjalan bergandengan dengan partisipasi dalam
masyarakat demokratis.
B. PENDEKATAN PKn di INDONESIA

Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta


didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkaitan dengan hubungan
antar warga negara dan bangsa yang bisa diandalkan oleh bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan mata
pembelajaran yang memfokuskan pembentukan sosiokultural, agama, suku bangsa
dan bahasa untuk menjadikan warga negara yang berkarakter sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945. Untuk memenuhi tujuan tersebut, hal ini perlu adanya
sebuah pendekatan yang membawa peserta didik untuk menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang


terhadap proses belajar mengajar yang didalamnya terdapat mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajarandengan cakupan
teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya terdapat dua jenis pendekatan yaitu
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach)
merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek untuk belajar.
Disini siswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang sudah dirancang
oleh guru, peran guru disisni hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Sedangkan pendekatan pembelajran yang berpusat pada guru (teacher centered
approach) disini guru lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar seperti guru
yang menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tidak memfasilitasi siswa
untuk belajar sehingga siswa akan pasif selama pembelajaran berlangsung.

Macam - macam pendekatan PPKN sebagai berikut :

1. Avokasi 4. Penalaran Moral

2. Inkulkasi (Menanamkan) 5. Pendekatan Analisis Nilai

3. Pendekatan Kesadaran 6. Pengungkapan Nilai


Masa lalu Pembelajaran PMP/PPKn:

• materi-materi yang diajarkan cenderung verbalistik atas nilai-nilai moral


Pancasila

• model pembelajarannya cenderung berbentuk hafalan/kognitif

• materi pelajarn begitu padat atau luas dan kurang praktis dengan alokasi
waktu yang terbatas

• para guru umumnya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab


dengan pemberian tugas. Penggunaan alat peraga sangat minim dan
terbatas pada pembelajaran model talk dan chalk (hanya ceramah dan
menulis di papan tulis)

2.3. Model-Model Pembelajaran PKn SD

1. PAIKEM

PAIKEM atau pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan


menyenangkan adalah dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan pendapat.

2. Talking Stick

Model ini sering disebut dengan nama “tongkat berbicara” metode ini
awalnya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang
berbicara atau menyampaikan pendapat dalam forum. Model pembelajaran ini
merupakan salah satu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat,
kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari
guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut
diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
3. Cooperative Learning – Think Pair Share

Model pembelajaran think pair share atau berpikir berpasangan berbagi


yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Strategi ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan
waktu tunggu.

4. Berbasis Portofolio

Model pembelajaran berbasis portofolio ini merupakan alternatif cara


belajar siswa aktif (CBSA) dan cara mengajar guru aktif (CMGA). Portofolio ini
biasanya karya terpilih dari seorang siswa atau kelompok atau karya satu kelas
secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif.

A. Model Pedagogis PKN

• PENDEKATAN TRADISIONAL

MENGHASILKAN WARGA NEGARA YANG HANYA BERTANGGUNG


JAWAB SECARA MINIMALIS

• PENDEKATAN AKTIF-PARTISIPATORI

PELIBATAN WARGA NEGARA DALAM RANAH PUBLIK

• PENDEKATAN NILAI

PEMBENTUKAN WARGA NEGARA BEORIENTASI KEADILAN

PENGEMBANGAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PKN MI/SD

Dalam hal ini PKn merupakan mata pelajaran yang memuat arti pentingnya
dari menjadi seorang warga negara yang baik. Pembelajaran PKn memiliki
beberapa instrumen penilaian yang dapat dikembangkan dari Evaluasi Tes dan Non
Tes.

Contoh untuk Evaluasi Tes


1. Pengembangan tes uraian

Uraian terbatas dan uraian bebas:

Soal pertama uraian terbatas; Sebutkan 3 macam bentuk keputusan bersama!

Soal kedua uraian bebas; jelaskan alasana yang membuat kita perlu bangga sebagai
bangsa Indonesia?

2. Pengembangan Tes Objektif

a) Benar-Salah; Indonesia adalah pendiri tunggal ASEAN (B/S)


b) Pilihan Ganda Distracture dan Variasi Negatif;

ASEAN berdiri pada tanggal…


a. 6 Agustus 1967
b. 6 Agustus 1968
c. 8 Agustus 1967
d. 8 Agustus 1968

Berikut adalah negara pendiri ASEAN, kecuali…


a. Indonesia
b. Malaysia
c. Brunei Darussalam
d. Singapura

c) Menjodohkan
d) Jawaban singkat; ASEAN berdiri pada tanggal…
3. Tes Lisan dan Praktek

Contoh Evaluasi Non Tes


a) Observasi (Pengamatan)
b) Wawancara (interview)
c) Skala Sikap
d) Daftar Cek
e) Skala Penilaian
f) Angket
g) Studi Kasus
h) Catatan incidental (pengumpulan data melalui pengamatan langsung)
i) Sosiometri (alat untuk meneliti struktur social)
j) Teknik Pemberian penghargaan

2.4. PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP SERTA PENERAPAN


DALAM PEMBELAJARAN PKn MI/SD

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan


pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus disusun
berdasarkan SI yang berisi tentang Mapel, SK, KD, Indikator, Materi Pokok,
Kegiatan Pembelajaran, Alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh setiap guru

1. Mengisi Identitas
2. Mengkaji SK dan KD
3. Mengidentifikasi materi pembelajaran
4. Melakukan pemetaan kompetensi
5. Merumuskan indikator kompetensi
6. Penentuan jenis penilaian
7. Menentukan alokasi waktu
8. Menentukan sumber belaja

Penerapan Pembelajaran PKn MI/SD


1. Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk sekumpulan


strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan
interaksi antar siswa (cooperative learning).
2. Inkuiri

Pembelajaran ini berasal dari bahasa inggris yaitu inquiry yang artinya
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah tersebut dapat mengarahkan pada kegiatan
penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Model pembelajaran inkuiri merupakan
salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan MI/SD mencakup proses


pelaksanaan belajar dan pembelajaran PKn guna meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn. Paradigma baru ini merupakan kerangka berpikir yang
dibangun sebagai landasan dalam mengembangkan dan memberi bentuk konseptual
baru PKn. Model Pembelajaran PKn MI/SD; PAIKEM, Talking Stick, Think Pair
Share, dan berbasis portofolio. Pengembangan penilaian mata pelajaran dibagi
menjadi duayakni ada evaluasi tes dan non tes. Pengembangan silabus, RPP dan
pengimplementasiannya yaitu dapat menggunakan model pembelajaran berbasis
cooperative learning dan inkuiri.

3.2. Saran

Atas dasar kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa
saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi studi pengembangan pendidikan
karakter berbasis agama islam dalam pembelajaran PKn serta bagi pihak- pihak
yang terkait dalam penelitian ini. Saran-saran tersebut diberikan kepada Guru PKn.

a) Untuk melaksanakan melaksanakan pengembangan karakter tanggung jawab


peserta didik di era globalisasi hendaknya lebih meningkatkan kerja sama dan
terkordinasi dengan pihak-pihak lain, serta menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif dan nyaman bagi siswa untuk belajar serta berkembang sesuai
dengan minat bakatnya baik dalam akademik maupun non akademik.

b) Dalam proses perencanaan pelaksanaan pengembangan karakter hendaknya


lebih dimatangkan lagi, hal itu untuk memaksimalkan alokasi waktu yang
dirasakan kurang cukup pada mata pelajaran PKn.
c) Guru PKn hendaknya terus berinovasi dalam penggunaan metode yang
digunakan dalam pengembangan karaktertanggung jawab, misalnya dengan
lebih menekankan pada evaluasi diri para siswa.

d) Guru PKn diharapkan lebih maksimal lagi dalam memberikan bimbingan dan
pembinaan tentang nilai, moral, dan norma yang baik agar terbentuk karakter
yang mulia dan warga negara yang berakhlaqul karimah bagi seluruh siswa.

e) Harus ada upaya untuk mengatasi factor penghambat dalam pengembangan


karakter tanggung jawab peserta didik di era globalisasi khususnya dalam
pembelajaran PKnyaitu harus bekerjasama dengan wali kelas, guru PAI, BK,
dan kesiswaan, serta guru mata pelajaran lainnya, dan orang tua siswa untuk
lebih mengawasi karakter siswa baik dilingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat, misalnya dengan cara mengadakan pertemuann satu
atau dua bulan sekali dengan orang tua siswa, dan pihak sekolah, dengan cara
begitu mungkin akan lebih optimal dalam mengatasi kendala yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Cholisin. 2005. Pengembangan Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan


(Civic Education) Dalam Praktek Pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi,. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Winataputra, U. S. Sapriya. 2007. Paradigma Baru Pkn Di SD/MI. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

M. Yayuk. Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jember:


Depdiknas.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai