Penulis:
RAMSUL NABABAN
Tiada rangkaian kata yang terindah selain mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan lindungan-Nya,
sehingga pada kesempatan ini tim penulis modul Pendidikan Profesional Guru
(PPG) mata pelajaran PPKn telah berhasil menyelesaikan Modul 3 PPG PPKn
tahun 2022 yang berjudul: “Konsep Dasar Keilmuan Kewarganegaraan”
Sebagai salah satu tugas pokok dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Modul 3 PPG PPKn tahun 2022 yang berjudul: Konsep Dasar Keilmuan
Kewarganegaraan ini bertujuan agar para guru PPKn peserta PPG 2022
menguasai materi dan aplikasi materi bidang studi PPKn yang mencakup : a).
konsep, prinsip, prosedur, dan metode keilmuan serta nilai, norma, dan moral
yang menjadi muatan kurikulum dan proses pembelajaran dan/atau pembudayaan
dalam konteks pendidikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa dan kewarganegaraan di sekolah dan/atau masyarakat;b.) struktur,
metode, dan spirit keilmuan kewarganegaraan, hukum, politik kenegaraan, sejarah
perjuangan bangsa, dan disiplin lainnya berlandaskan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi
landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
ber- Bhinneka Tunggal Ika dalam keberagaman yang kohesif dan utuh, c) isu-isu
dan/ atau perkembangan terkini kewarganegaraan meliputi bidang ideologi,
politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan agama, dalam
konteks lokal, nasional, regional, dan global dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), termasuk advance materials secara bermakna yang
dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofis), dan “
bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari; Berdasarkan tujuan
tersebut maka setiap kegiatan belajar (KB) modul 3 ini, memiliki keterkaitan dan
relevansi antara satu dengan yang lain.
KB 1 membahas tentang bagaimana Konsep Dasar, Prinsip dan Prosedur
Pembelajaran PPKn, KB 2 membahas tentang bagaimana Struktur, Metode dan
Spirit Keilmuan Kewarganegaraan, KB 3 membahas tentang Konsep Kajian
ii
Keilmuan Kewarganegaraan Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan KB 4
membahas tentang Isu-isu Kewarganegaraan.
Penyelesaian Modul 3 PPG PPKn tahun 2022 yang berjudul : Konsep Dasar
Keilmuan Kewarganegaraan, tidak luput dari dukungan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu selama proses
pengerjaan modul ini:
1. Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta
jajarannya.
2. Penyelia Modul PPG PPKn 2022 Prof. Dr. Sapriya, M.Ed dan Dr.
Mohammad Mona Adha, M.Pd.
3. Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.
4. Tim Modul PPG PPKn 2022
5. Keluarga dan teman sejawat di Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.
Terlalu banyak yang telah penulis terima dari mereka semua, semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan imbalan yang lebih baik dari yang telah mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih memerlukan masukan dan
kritikan, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, penulis sangat
menerima adanya kritik dan saran konstruktif untuk meningkatkan kualitas
penulisan modul PPG PPKn ini di masa yang akan datang, dengan harapan modul
ini dapat menjadi bermanfaat bagi kita semuanya. Amiin
Penulis
iii
KEGIATAN BELAJAR 1:
KONSEP DASAR, PRINSIP DAN
PROSEDUR PEMBELAJARAN PPKn
iv
DAFTAR ISI
v
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Upaya untuk menyiapkan guru profesional PPKn, Modul 3 ini akan diawali
dengan kegiatan belajar satu (KB 1) dengan membahas materi tentang konsep
dasar, prinsip dan prosedur pembelajaran PPKn, sehingga secara umum akan
membahas tentang kesiapan dan kemapanan guru yang profesional dalam
mendidik dan mengajar para peserta didiknya, sehingga dibutuhkan kemampuan
memahami dan mengimplementasikan konsep dasar, prinsip dan prosedur
pembelajaran PPKn, hal ini menjadi sebuah upaya guru secara komprehensif
dalam mengembangkan kompetensi guru PPKn dari sudut kemampuan pedagogis
atau bekal awal bagi guru PPKn untuk secara baik menguasai pembelajaran PPKn
dari segi keilmuannya. Secara khusus kegiatan belajar ini membantu guru PPKn
untuk memahami dan mampu mengaplikasikan pembelajaran PPKn baik dilihat
dari sudut perspektif konsep, prinsip, dan prosedur pembelajarannya.
● Pengembangan kurikulum
● Cara berkomunikasi
1
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kemudian dalam Pasal 3 dijelaskan lebih lanjut bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2
atau civic culture sebagai salah satu determinan tumbuh-kembangnya negara
demokrasi.
2. Relevansi
Modul 3 yang membahas tentang konsep dasar keilmuan PPKn pada diklat
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan ini sangat penting dan relevan
menjadi mata latih peserta PPG dalam jabatan. Hal tersebut dikarenakan salah
satu kompetensi mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru PPKn yang
profesional adalah pemahaman tentang konsep dasar keilmuan PPKn terutama
dalam kaitannya dengan mengenali konsep dasar, prinsip, dan prosedur
pembelajaran PPKn, yang memuat nilai, norma, dan moral yang menjadi muatan
kurikulum dan proses pembelajaran dan/atau pembudayaan dalam konteks
pendidikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dan
kewarganegaraan di sekolah dan/atau masyarakat, struktur, metode, dan spirit
keilmuan kewarganegaraan, hukum, politik kenegaraan, sejarah perjuangan
3
bangsa, dan disiplin lainnya yang berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 sebagai hukum dasar dan menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika dalam keberagaman yang kohesif dan utuh serta Isu-isu
dan/atau perkembangan terkini kewarganegaraan meliputi bidang ideologi, politik,
hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan agama, dalam konteks
lokal, nasional, regional, dan global dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), termasuk advance materials.
Konsepsi advance materials yang dimaksud, yaitu dengan menguasai materi
ataupun bahan ajar yang akan diajarkan dan menguasai cara untuk
membelajarkannya dengan kemampuan secara bermakna yang dapat menjelaskan
aspek, “apa” (tertuju pada konten), “mengapa” (sebagai bentuk pemikiran yang
filosofis), dan “bagaimana” (wujud dari penerapan) dalam kehidupan sehari-hari,
hal ini sangat berpengaruh dalam konstelasi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
3. Petunjuk Belajar
Sebelum anda mempelajari Kegiatan Belajar 1 (KB 1) ini, ada beberapa hal yang
harus anda lakukan untuk mempermudah pemahaman anda tentang isi KB 1 ini.
Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Pahamilah terlebih dahulu mengenai berbagai kegiatan dan tahapan
penting dalam diklat mulai tahap awal sampai akhir.
2. Lakukan kajian permulaan terhadap tema cinta tanah air dan bela negara
dengan mencari beberapa referensi yang relevan.
3. Pelajari terlebih dahulu langkah dan tahapan KB 1 pada modul 1 untuk
memudahkan dalam memahami isi KB 1.
4. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu,
berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat, berkaitan
dengan latihan soal yang telah disediakan pada KB 1 ini.
4
5. Bila Anda menemui kesulitan, silakan berdiskusi dengan sejawat, atau
bertanya kepada instruktur atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
6. Selamat belajar, semoga sukses dan berhasil.
B. KEGIATAN INTI
1. Capaian Pembelajaran
Dalam upaya mewujudkan guru profesional PPKn melalui kegiatan belajar satu
(KB 1) pada modul 3 ini, guru diharapkan mampu melaksanakan proses
pembelajaran yang memesona dan meneladani pada mata pelajaran PPKn dengan
dilandasi empat pondasi kuat yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka
Tunggal Ika. Sehingga dapat memiliki cakupan dalam menguasai materi dan
mengaplikasikan bidang keilmuan PPKn yang mencakup:
a. Konsep, prinsip, prosedur, dan metode keilmuan serta nilai, norma, dan
moral yang menjadi muatan kurikulum dan proses pembelajaran dan/atau
pembudayaan dalam konteks pendidikan Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dan kewarganegaraan di sekolah dan/atau masyarakat;
b. Struktur, metode, dan spirit keilmuan kewarganegaraan, hukum, politik
kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa, dan disiplin lainnya yang berlandaskan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai hukum
dasar dan menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dalam keberagaman yang kohesif
dan utuh,
c. Isu-isu dan/ atau perkembangan terkini kewarganegaraan meliputi bidang
ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan
agama, dalam konteks lokal, nasional, regional, dan global dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk advance materials. Konsepsi
advance materials yang dimaksud, yaitu dengan menguasai materi ataupun bahan
ajar yang akan diajarkan dan menguasai cara untuk membelajarkannya dengan
5
kemampuan secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek, “apa” (konten),
“mengapa” (filosofis), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari;
2. Uraian Materi
Sitasi di atas menunjukkan bahwa pendidikan budi pekerti adalah embrio atau
konsep awal pendidikan
Gambar 1.1. Ki Hadjar Dewantara
kewarganegaraan (PPKn) di Indonesia.
Dengan menggagas PPKn sebagai
pendidikan morality menunjukkan
bahwa Indonesia punya konsep khusus
dalam mengusung pendidikan
kewarganegaraan yang berfokus pada
pengembangan aspek moral seorang
Sumber: rimatrian.blogspot.com
warganegara.
6
Nomenklaturnya berkambang dan terbentuk menjadi Civics sebagai bentuk
generasi pertama PKn di Indonesia.
Civics menurut Henry Randall Waite adalah “The science of citizenship, the
relation of man, the individual, to man in organized collection, the individual in
his relation to the state”. Dalam terjemahan umum, bahwa pendidikan
kewarganegaraan tersebut adalah ilmu yang membicarakan hubungan antara
manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi
(organisasi sosial, ekonomi, politik) dengan individu-individu dan negara.
7
mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada era Reformasi PPKn diubah menjadi PKn.
Cholisin (2010) menjelaskan bahwa akar keilmuan PKn yaitu Civics memiliki
beberapa rumpun keilmuannya yang diantaranya adalah politik, hukum, dan
moral. Ketiga rumpun ini menjadi fokus perhatian PKn dalam mengembangkan
akar keilmuannya. Melalui ketiga rumpun tersebut lahirlah konsep PPKn di
Indonesia sebagai wahana Pendidikan politik, pendidikan hukum, dan pendidikan
moral bagi seluruh warga Negara Indonesia termasuk peserta didik di sekolah.
8
Civic Disposition KI 1 & KI 2
Sumber: Setiawan, 2015 dan Permendikbud No. 24 Tahun 2016
Lebih jauh Setiawan (2015) menjelaskan secara lengkap apa saja deskripsi dari
keseluruhan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Kecakapan dan kemampuan penguasaan pengetahuan Kewarganegaraan
(Civic Knowledge) yang terkait dengan materi inti Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education) antara lain demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat
madani (Civil Society).
2. Kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraan (Civic Dispositions)
antara lain pengakuan kesetaraan, toleransi, kebersamaan, pengakuan keragaman,
kepekaan terhadap masalah warga negara antara lain masalah demokrasi dan hak
asasi manusia.
3. Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan keterampilan
kewarganegaraan (Civil Skills) seperti kemampuan berpartisipasi dalam proses
pembuatan kebijakan publik, kemampuan melakukan kontrol terhadap
penyelenggara negara dan pemerintah.
9
Sumber: Winarno 2011
10
kehidupan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang sehat, baik melalui proses
kematangan mental spiritual yang utuh dan mantap, juga matang yang akan
berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa
dan bernegara yang harmoni.
Era globalisasi yang dipenuhi dengan persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan nilai melalui materi PPKn diperlukan guna menangkal kesemrawutan
krisis multidimensional. Manusia memerlukan kematangan moral dan intelektual,
kecerdasan intelektual dalam mengkritisi berbagai wacana pemikiran yang
11
muncul ke permukaan, kematangan emosional untuk dapat hidup kooperatif
sekaligus kompetitif yang didasarkan atas jalinan sosial yang harmonis, dan
Gambar
kematangan 1.3. Kesadaran
spiritual sebagai Moral
perwujudan ikatan transendental
antara dirinya dengan sang
pencipta. kematangan tersebut
dilatih, diajar, dan dididik
melalui materi PKn dengan
model pendidikan berbasis nilai.
Pendidikan nilai dalam materi
PKn, diharapkan mampu
melahirkan warga negara
Indonesia yang seutuhnya.
12
kewarganegaraan disebut sebagai sikap atau kebajikan kewarganegaraan (civic
virtue) dan c). Psikomotor berupa tata cara, prosedur, aturan, dan perilaku. Dalam
kajian kewarganegaraan disebut sebagai kecakapan kewarganegaraan (civic skill).
c. Pendekatan berpusat pada siswa (student centered) Materi pembelajaran
yang dikembangkan mampu memicu ke arah pembelajaran aktif siswa. Oleh
karena itu perlu menyusun materi yang mampu mengupayakan pembelajaran
PPKn yang siswanya aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.
Disisi lain menyusun pembelajaran nilai yang mampu memancing keterlibatan
aktif siswa dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran beraspek kognitif
adalah materi yang berisi fakta, konsep, definisi, atau teori. Materi yang beraspek
afektif berisi nilai dan norma yang secara eksplisit mengungkapkan keharusan dan
larangan dalam bertindak. Materi beraspek psikomotor adalah materi yang berisi
cara bertindak, contoh contoh dan perilaku. Materi yang menarik keterlibatan aktif
siswa adalah materi yang berisikan hal-hal baru, hal-hal unik, dilemma, suatu
masalah, unik dan mengundang rasa ingin tahu siswa.
4) PPKn Sebagai Pendidikan Hukum;
Indonesia telah menetapkan sebagai negara rechtsstaat dan bukan machstaat,
sebagaimana tertuang dalam penjelasan umum UUD 1945 NKRI sebelum dan
sesudah perubahan. Paradigm tersebut sebagai hasil musyawarah mufakat
bersama yang melambangkan warga negara Indonesia adalah warganegara yang
diikat dan sadar akan kedudukannya sebagai warga hukum. Paradigma ini menjadi
konsep awal bagi PPKn untuk menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya
mendidik warga negara menjadi manusia yang sadar dan taat hukum.
Sebagaimana PPKn adalah program pendidikan, maka programnya juga harus
memiliki peran penting untuk menginternalisasikan kesadaran dan taat hukum
terutama kepada generasi muda.
PPKn memiliki kecenderungan ilmu yang multifacet dengan konteks lintas bidang
keilmuan yang disebut interdisipliner dan multidimensional. Hal ini menjadi
faktor yang memungkinkan berbagai disiplin ilmu terintegrasi ke dalam keilmuan
PPKn seperti pendidikan politik, pendidikan nilai, pendidikan demokrasi, dan
termasuk adalah pendidikan hukum (Akbal, 2016).
13
Dalam jurnal Isep dengan judul: “Peranan pendidikan kewarganegaraan sebagai
pendidikan hukum dalam upaya menginternalisasikan hukum dikalangan peserta
didik”, (2013) menjelaskan bahwa: “sekolah sebagai lembaga pendidikan
memegang peranan penting dalam menginternalisasi hukum pada anak. Sekolah
merupakan tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pembinaan
kepribadian. Guru-guru harus mengadakan pengawasan dan bagi yang
melanggar perlu diberikan sanksi dan bagi yang menaati diberikan semacam
penghargaan. PKn sebagai wahana pendidikan hukum dalam mengupayakan
internalisasi hukum bagi generasi muda, diharapkan menjadi salah satu solusi
semakin tingginya tingkat pelanggaran aturan-aturan dan hukum-hukum yang
berlaku, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara”.
Dalam konseptual keilmuan civics, PPKn memiliki tugas untuk membentuk aspek
civic awareness (kesadaran warga negara) di dalam atribut pribadi warganegara
untuk menjadi warganegara yang taat dan sadar terhadap hukum (law awareness).
Kesadaran hukum inilah sebagai bentuk kesadaran berkonstitusi warganegara.
Lebih jauh dalam (Suseno, 1985) bahwa: “kesadaran konstitusi mempunyai tiga
unsur pokok yaitu: 1) Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan
bermoral yang sesuai dengan konstitusi negara itu ada dan terjadi di dalam setiap
sanubari warga negara, siapapun, dimanapun dan kapanpun; 2) Rasional,
14
kesadaran moral dapat dikatakan rasional karena berlaku umum, lagi pula terbuka
bagi pembenaran atau penyangkalan. Dengan demikian kesadaran berkonstitusi
merupakan hal yang bersifat rasional dan dapat dinyatakan pula sebagai hal
objektif yang dapat di universalkan, artinya dapat disetujui, berlaku pada setiap
waktu dan tempat bagi setiap warga negara; dan 3) Kebebasan, atas kesadaran
moralnya, warga negara bebas untuk mentaati berbagai peraturan perundang
undangan yang berlaku di negaranya termasuk ketentuan konstitusi negara”.
15
ideal yang hendak dibangun”. Prewitt & Dawson (1977) menyatakan ada tipe
pengajaran politik yaitu PKn (civic education) dan indoktrinasi politik. James
Colleman, membedakan antara kedua tipe itu, bahwa PKn atau latihan
kewarganegaraan (civic training) merupakan bagian dari pendidikan politik yang
menekankan bagaimana seorang warga negara yang baik berpartisipasi dalam
kehidupan politik bangsanya. Indoktrinasi politik lebih memperhatikan belajar
ideologi politik tertentu yang dimaksudkan untuk merasionalisasi dan
menjustifikasi rezim tertentu.
Selain itu, PPKn sebagai pendidikan politik juga merupakan strategi untuk
mewujudkan masyarakat kewargaan atau civil society. Konsep ini sebagai upaya
PPKn dalam menumbuhkan atribut aspirasi aktif dan partisipasi aktif warga
negara yang memiliki ciri karakter demokratis. Menurut Cohen dan Aroto dalam
Handout PKn oleh Cholisin (2010) bahwa civil society merupakan kelompok
masyarakat yang memiliki kemandirian yang tegas terhadap berbagai kepentingan
akan kekuasaan. Yang tidak kalah penting dalam konsep civil society adalah
adanya partisipasi aktif dari semua warga negara baik yang tergabung dalam
16
berbagai perkumpulan, organisasi atau kelompok lainnya sehingga akan
membentuk karakter demokratis di lembaga tersebut yang tentunya hal ini
menjadi nilai lebih pentingnya keberadaan civil society serta bagaimana upaya
mengembangkan dan membuatnya menjadi berfungsi dalam aktualisasi demokrasi
Negara Indonesia.
17
Social Studies adalah nama atau istilah yang digunakan oleh lembaga pendidikan
di negara lain terutama di negara-negara Barat. Sebagai bidang kajian akademik di
perguruan tinggi khususnya di universitas maupun bidang kajian kurikuler untuk
tingkat sekolah dasar dan menengah, Social Studies telah cukup lama memiliki
tradisi. Barr, Barth, dan Shermis (1977) mengidentifikasi "The Three Social
Studies Traditions, yaitu: (1) Social Studies as Citizenship Transmission (Civic
Education); (2) Social Studies as Social Science; (3) Social Studies as Reflective
Inquiry. Tiga tradisi ini memiliki pengertian, tujuan, isi, dan metode masing-
masing (Wahab dan Sapriya, 2012). Selanjutnya dijelaskan tentang tradisi sosial
dan PPKn sebagai tradisi sosial sebagai berikut:
18
pengetahuan, keterampilan, dan perlengkapan disiplin ilmu sosial sehingga
akhirnya mereka menjadi efektif sebagai warga negara. Dengan kata lain, tujuan
tradisi social science adalah pemerolehan keterampilan ilmuwan sosial dalam
mengumpulkan pengetahuan yang pada akhirnya meningkatkan kompetensi
kewarganegaraan. lsi dari social studies sebagai social science terkait dengan
masalah-masalah, isu-isu, dan topik-topik disiplin ilmu sosial masing-masing.
19
Secara metodologis, PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan salah satu dari lima tradisi Social Studies yakni transmisi
kewarganegaraan (citizenship transmission) seperti yang dikemukakan oleh Barr,
Bart, dan Shermis (1978). Saat ini tradisi itu sudah berkembang pesat menjadi
suatu struktur keilmuan yang dikenal sebagai citizenship education, yang
memiliki paradigma sistemik di dalamnya terdapat tiga domain yakni: domain
akademis, domain kurikuler, dan domain sosial kultural (Winataputra, 2001).
Domain akademis adalah berbagai pemikiran tentang PKn yang berkembang di
lingkungan komunitas keilmuan. Domain kurikuler adalah konsep dan praksis
PKn dalam dunia pendidikan formal dan nonformal. Domain sosial kultural
adalah konsep dan praksis PKn di lingkungan masyarakat.
Ketiga domain itu satu sama lain memiliki hubungan struktural dan fungsional
yang diikat oleh konsepsi kebajikan dan budaya kewarganegaraan (civic virtue
and civic culture) yang mencakup penalaran kewarganegaraan (civic knowledge),
sikap/watak kewarganegaraan (civic disposition), keterampilan kewarganegaraan
(civic skills), keyakinan diri kewarganegaraan (civic confidence), komitmen
kewarganegaraan (civic commitment), dan kemampuan kewarganegaraan (civic
competence), (CCE:1998).
Oleh karena itu, objek kajian PKn saat ini sudah lebih luas daripada embrionya,
sehingga kajian keilmuan PKn, program kurikuler PKn, dan aktivitas sosial
kultural PKn benar-benar bersifat multifaset/multidimensional.
20
Pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang menekankan pada konteks
transfer morality. Sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
Pancasila secara imperatif berlaku sampai kapanpun dan dimanapun di Negara
kesatuan republic Indonesia dan mewakili seluruh keragaman dan kebutuhan
masyarakat Indonesia. Sehingga dengan demikian seluruh kepentingan bangsa dan
Negara Indonesia haruslah berakar atau berprinsipkan pada Pancasila. Termasuk
dalam hal ini adalah pendidikan. PPKn sebagai pendidikan moral secara utuh
mengkonsepsi pembelajaran dan keilmuannya berdasarkan pada Pancasila sebagai
item principal. Prinsip yang demikian sangat relevan untuk mendukung main goal
PPKn yaitu membentuk warganegara yang bermoral, smart and good citizen serta
dapat diandalkan (Desirable).
21
Sumber: cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id
22
negara yang patriotik, toleren, setia terhadap bangsa dan negara, beragama,
demokratis, Pancasila sejati.
23
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa
dikonsepsikan, dimaknai, dan difungsikan sebagai entitas inti (core/central
values) yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat
kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Substansi dan jiwa Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka
Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan
sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang
menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warga negara Indonesia yang
berkarakter Pancasila. Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
Kurikulum 2006 dikembangkan menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn)? dari sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran
PKn menjadi PPKn yang mengemuka antara lain: 1) secara substansial, PKn lebih
terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan
moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; 2) secara
metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan ranah kognitif/pengetahuan, sehingga pengembangan ranah
afektif/sikap dan psikomotorik/keterampilan belum dikembangkan secara optimal
dan koheren/utuh.
Merujuk pada berbagai hasil kajian filosofis, sosiologis, yuridis, dan pedagogis,
dalam konteks konsepsi utuh pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan strategi
penguatan dan penyempurnaan secara komprehensif terhadap mata pelajaran
PPKn dalam kerangka pengembangan Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah sebagai berikut.
24
3. Mengorganisasikan pengembangan kompetensi dasar (KD) PPKn dalam
bingkai kompetensi inti (KI) yang secara psikologis-pedagogis menjadi
pengintegrasi kompetensi peserta didik secara utuh dan koheren dengan
penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan moral Pancasila; nilai
dan norma UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; nilai dan semangat
bhineka tunggal ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik PPKn secara holistik/utuh dalam rangka peningkatan
kualitas belajar dan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter
peserta didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara utuh dalam
bingkai Kompetensi Inti (sikap, pengetahuan, keterampilan).
5. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilaian proses
pembelajaran dan hasil belajar PPKn yang mengintegrasikan sikap
kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan, dan keterampilan
kewarganegaraan dalam wadah tanggung jawab dan partisipasi kewarganegaraan.
Sebagai wahana pendidikan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah bertujuan mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh
dimensi kewarganegaraan (Winataputra, 2015), yakni: 1) pengetahuan
kewarganegaraan; 2) sikap kewarganegaraan; 3) keterampilan kewarganegaraan;
4) keteguhan kewarganegaraan; 5) komitmen kewarganegaraan; dan 6)
kompetensi kewarganegaraan.
25
kewarganegaraan” dan untuk tingkat menengah ke atas, “Mengamalkan dengan
dasar kesadaran nilai, moral, norma, prinsip, spirit dan tanggung jawab, makna
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang berkeadaban” (Lampiran
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan
Menengah).
2. Kemudian pembelajaran PPKn juga harus bersendikan pesan moril bapak
pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani).
3. Pembelajaran PPKn yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dimana
seorang guru juga harus mampu menyusun perangkat pembelajaran yang
memungkinkan untuk dapat membentuk peserta didik yang cakap kompetensinya
dan menjadi lulusan yang kompeten. Untuk itu guru PPKn dapat merujuk pada
apa saja gradian indikator kompetensi Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan.
Tabel 1.2. Gradasi indikator sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- - Mencipta
26
pengembangan kepribadian. “Merujuk pada penjelasan Pasal 77J ayat (1) huruf b
PP. No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan bahwa: “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran
berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai
dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Pancasila sebagai dasar Negara menunjukkan bahwa dasar negara merupakan alas
atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada
berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada
suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila.
27
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah
hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat (Herdiawanto,
Wasitaatmadja, dan Hamdayama, 2018). Pancasila dalam kedudukannya seperti
inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh
kehidupan negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai
arti menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar negara yang berarti
melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-
undangan di negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila
terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara
formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai
dasar Negara.
Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok
pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama
hakikatnya dengan Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila. Empat pokok
pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih Ian-jut terjelma ke
dalam pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal Undang-Undang
Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan
lainnya, seperti misalnya Ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah,
dan lain sebagainya.
Berbagai macam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai titik sentral pembahasan
adalah kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia,
hal ini sesuai dengan kausa finalis Pancasila yang dirumuskan oleh pembentuk
negara pada hakikatnya adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Namun
hendaklah dipahami bahwa asal mula Pancasila sebagai dasar negara Republik
28
Indonesia, adalah digali dari unsur-unsur yang berupa yang terdapat pada bangsa
Indonesia sendiri yang berupa pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu
dari berbagai macam kedudukan dan fungsi Pancasila sebenarnya dapat
dikembalikan pada dua macam kedudukan dan fungsi Pancasila yang pokok yaitu
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia (Kaelan: 2013).
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara
dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup
bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun
manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad
untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari. Setiap bangsa dimanapun
pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup yang dijadikan acuan di dalam
hidup bermasyarakat.
Demikian juga dengan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, sikap hidup
yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat
bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dan nilai-nilai
budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa
Indonesia.
29
Oleh karena Pancasila merupakan kesepakatan bersama seluruh masyarakat
Indonesia, maka Pancasila sudah seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi.
30
yang dilakukan oleh asosiasi ini semata-mata dilakukan dalam upaya menjadi
bagian dari warga negara transformative yang bertanggung jawab, cerdas, berfikir
kritis, kreatif, partisipatif dan berkarakter.
4. Forum Diskusi
CPMK Sub-CPMK Bahan Kajian Tugas
Terstruktur
Menguasai materi dan Konsep, prinsip, Konsep Dasar 1. Deskrip
aplikasi materi bidang prosedur, dan PPKn, Prinsip sikanlah
studi PPKn yang metode keilmuan PPKn, Konsep Dasar
mencakup: serta nilai, norma, Prosedur Proses PPKn,
a. konsep, prinsip, dan moral yang PPKn 2. Jelaska
prosedur, dan metode menjadi muatan n prinsip dan
keilmuan serta nilai, kurikulum dan prosedur
norma, dan moral proses PPKn…..
yang menjadi muatan pembelajaran
kurikulum dan proses dan/atau
pembelajaran pembudayaan
dan/atau dalam konteks
pembudayaan dalam Pendidikan
konteks pendidikan Pancasila sebagai
Pancasila sebagai dasar negara dan
dasar negara dan pandangan hidup
pandangan hidup bangsa dan
bangsa dan kewarganegaraan
kewarganegaraan di di sekolah dan/atau
sekolah dan/atau masyarakat;
31
masyarakat; Struktur, metode, Struktur 1. Jelaska
b. struktur, metode, dan spirit keilmuan keilmuan nlah struktur
dan spirit keilmuan kewarganegaraan, kewarganegaraa keilmuan,
kewarganegaraan, hukum, politik n, ketode
hukum, politik kenegaraan, sejarah Metode keilmuan, dan
kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa, keilmuan spirit
perjuangan bangsa, dan disiplin lainnya kewarganegaraa pengembangan
dan disiplin lainnya berlandaskan n, keilmuan
berlandaskan Undang-Undang Spirit PPKn….
Undang-Undang Dasar Negara pengembangan 2. Jelaska
Dasar Negara Republik Indonesia keilmuan nlah konsep
Republik Indonesia tahun 1945 sebagai kewarganegaraa kajian ilmu
tahun 1945 sebagai hukum dasar yang n, Konsep kewarganegara
hukum dasar yang menjadi landasan kajian: a. an
menjadi landasan konstitusional Konsep dasar
konstitusional kehidupan ilmu hukum
kehidupan bermasyarakat, b. Konsep dasar
bermasyarakat, berbangsa dan Politik
berbangsa dan bernegara yang Kenegaraan
bernegara yang ber- ber-Bhinneka c. Konsep
Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika dalam Sejarah
dalam keberagaman keberagaman yang Perjuangan
yang kohesif dan kohesif dan utuh; bangsa dalam
utuh, Perspektif
c. isu-isu dan/ Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraa
n
d. Konsep
Undang-Undang
Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun
1945
e. Konsep
Bhineka
Tunggal Ika
32
Isu-isu dan/atau Konsep Isu-Isu 1. Bacala
perkembangan Kewarganegaraa h materi
terkini n, tentang konsep
kewarganegaraan Konsep Negara kewarganegara
meliputi bidang Kesatuan an
ideologi, politik, Republik 2. Berikan
hukum, ekonomi, Indonesia contoh dan
sosial, budaya, (NKRI) argumentasi
pertahanan tentang konsep
keamanan dan dasar Negara
agama, dalam Kesatuan
konteks lokal, Republik
nasional, regional, Indonesia….
dan global dalam
bingkai Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI).
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Pada dasarnya pembelajaran PPKn jika dikaji dari segi ontologi keilmuannya
terdapat konsep dasar, prinsip, dan prosedur keilmuannya yang perlu untuk
dipahami dan dilaksanakan secara baik oleh seluruh pemangku kepentingan PPKn
dalam hal ini adalah Guru. Paradigma ini merupakan salah satu langkah bagus
dalam pembelajaran PPKn untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan
memberi pengaruh yang signifikan terhadap peserta didik dalam membentuk
atribut civic knowledge, civic skill, dan civic disposition peserta didik untuk
menjadi warganegara yang baik dan cerdas serta memiliki rasa kebangsaan yang
baik dan berfilosofikan Pancasila.
PPKn sebagai suatu pendidikan bagi warganegara untuk mendidik mereka dalam
ranah politik, hukum, dan moral. Konsep awalnya yang mengusung “Budi
Pekerti” menjadikannya sebagai pendidikan yang berfokus untuk membentuk
morality warganegara. Sehingga dengan demikian pembelajaran PPKn
33
sesungguhnya dapat membina dan membentuk secara baik, terstruktur, dan arif
morality warganegara. Pembelajaran PPKn memiliki standar tradisi yang kuat
dalam ranah Ilmu Sosial dalam upaya mewujudkan urgensi citizenship
transmission yang berfokus pada karakter warganegara yang cerdas dan baik.
Disamping itu pancasila sebagai falsafah bangsa dan dasar Negara menjadi dua
tolak ukur utama yang perlu diintegrasikan kedalam capaian kompetensi peserta
didik melalui pembelajaran PPKn. Dan selain itu juga perlu pengembangan
kompetensi peserta didik dalam pembelajaran PPKn untuk dikorelasikan dengan
standar kompetensi inti kurikulum 2013 agar secara yuridis dan pedagogis, PPKn
menjadi pembelajaran yang efektif dari segi konsep, prinsip, dan prosedur
pembelajaran bagi warganegara atau peserta didik.
2. Tes Formatif
Soal-soal:
1. PPKn merupakan program pendidikan yang berfokus pada pembentukan
kepribadian yang berasaskan pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga PPKn
mengusung tradisi Citizenship Transmission ke dalam konsep utuh
pembelajarannya yang bersifat?
a. Value education
b. Value inculcation
c. Value competition
d. Value creation
e. Value civic
34
2. Transfer knowledge yang bersumber dari falsafah budi pekerti gagasan Ki
Hajar Dewantara, merupakan pra konsepsi keilmuan PPKn di Indonesia yang
berbasis pembentukan rasa kebangsaan yang suci, ketertiban dan kedamaian lahir
batin terhadap warga Negara. Konsepsi ini merupakan bentuk lain dari konsep
pendidikan?
a. Norma
b. Religius
c. Social
d. Multikultur
e. Morality
3. Tiga rumpun body of knowledge PPKn adalah ilmu politik, hukum, dan
moral. Ketiganya perlu diedukasi kepada seluruh warganegara termasuk adalah
peserta didik. Hal ini urgent dikarenakan?
a. Upaya mewujudkan warga negara yang terampil
b. Upaya mewujudkan warganegara yang cerdas
c. Semangat patriotik warganegara
d. Semangat edukasi warganegara
e. Semangat Kebangsaan
4. PPKn berperan sebagai program studi yang memiliki tradisi social studies.
Salah satu kajian yang sangat signifikan adalah sebagai program studi yang
mentradisikan membentuk respon yang tinggi dan cerdas oleh peserta didik
terhadap perkembangan isu politik, pemerintahan, maupun isu-isu sosial. Hal ini
dikarenakan?
a. Tradisi Reflective Inquiry PPKn
b. Tradisi Citizenship Transmission PPKn
c. Tradisi social science PPKn
d. Tradisi civil society
e. Tradisi Kultural PPKn
5. Sebagai wahana pendidikan politik, tugas penting nya PPKn adalah
konstruksi atribut Civic Intelligence, Civic Responsibility, dan Civic Participation.
Ketiga atribut itu memungkin terbentuknya?
35
a. Civil Law
b. Civil Global
c. Civil
d. Moral Society
e. Civil Society
6. Memusatkan perhatian pada perkembangan siswa dan membentuknya
menjadi pribadi yang tangguh dan baik sebagai warganegara sehingga dapat
dilabelkan sebagai warganegara yang desirable personal quality merupakan
hakikat dari?
a. PPKn sebagai Pendidikan Hukum
b. PPKn sebagai Pendidikan Politik
c. PPKn sebagai Pendidikan Ilmu Sosial
d. PPKn sebagai Pendidikan Moral
e. PPKn sebagai Pendidikan Multikultural
7. Perasaan moral sebagai suatu yang wajib, ikatan rasional akan kebaikan,
dan rasa kebebasan, perlu dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia
sebagai upaya mewujudkan?
a. Kesadaran diri
b. Kesadaran politik
c. Kesadaran berkonstitusi
d. Kesadaran beraspirasi
e. Kesadaran hukum.
8. Patriotik, toleren, setia terhadap bangsa dan negara, beragama menjadi
karakter-karakter urgen bagi seluruh warga negara Indonesia. PPKn
kedudukannya sebagai program pendidikan memiliki dalih yang kuat dengan
mempondasikan ilmunya dan implikasi pembelajarannya berpusat pada?
a. Nilai-nilai Pancasila
b. Nilai-nilai Hukum
c. Nilai-nilai Religius
d. Nilai-nilai Kearifan Lokal
e. Nilai-nilai Sosial
36
9. Koherensi tujuan dan capaian pembelajaran PPKn memusatkan pada 3 hal
yaitu keterampilan, pengetahuan, dan karakter. Ketiganya diadaptasi di Indonesia
untuk menjadikan warganegara yang baik dan cerdas. Namun tentunya secara
pedagogis dan yuridis koherensi tersebut perlu berpusat pada kaidah-kaidah
kurikulum untuk muatan pelajaran PPKn. Pertanyaannya, apa yang melandasi
penjelasan tersebut?
a. Sebagai relevansi keilmuan
b. Perwujudan kompetensi peserta didik
c. Sebagai sinergitas PPKn dengan kurikulum
d. Sinergi antar program pendidikan
e. Adanya pendidikan moral
10. Mengambil kaidah dan urgensi makna pengejawantahan pancasila dalam
pembelajaran PPKn menjadi prospek positif pembelajaran PPKn. Bagi peserta
didik ini memungkinkan mereka dapat?
a. Memberdayakan kedudukan pancasila sebagai dasar negara
b. Meningkatkan kapabilitas diri menjadi seseorang yang berguna baginegara
c. Bersumbangsi aktif terhadap pembelajaran PPKn yang filosofis
d. Memberdayakan hakikat PPKn dalam memahami dan merealisasikan
nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara.
e. Perwujudan dalam pembangunan nasional berdasarkan norma-norma
hukum
Kunci Jawaban
1. B 6. D
2. E 7. C
3. B 8. A
4. A 9. C
5. E 10. D
3. Daftar Pustaka
Buku:
Alfian. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
37
Daryono. 2011. Pengantar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Herdiawanto, H., Wasitaatmadja, FF. Hamdayama, J. 2018. Spiritualisme
Pancasila. Jakarta: Kencana.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Setiawan, D. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Cahaya Ilmu Press.
Suseno, F.V.M. 1985. Etika Umum. Yogyakarta: Kanisius.
Wahab, A.A, dan Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
Winataputra, U.S. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis-
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan. Banten: Universitas
Terbuka, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Winataputra, U.S. Budimansyah, D. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Perspektif Internasional. Bandung: Widya Aksara Press.
Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan
Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal:
Isep, Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Hukum Dalam
Mengupayakan Internalisasi Hukum Di Kalangan Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Pendidikan LPPM UPI. Vol 13, No 1 (2013). P. ISSN 1412-565, E. ISSN 2541-
4135.
Sukriono, D., Membangun Kesadaran Berkonstitusi Terhadap Hak-hak
Konstitusional Warga Negara Sebagai Upaya Menegakkan Hukum Konstitusi
(Develop A Constitution Awareness to Citizen Constitutional Rights as an Effort
To Enforce Constitution Law), Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 13 N0. 03 -
September 2016: 273 – 284, P. ISSN: 0216-1338, E-ISSN: 2579-5562.
Winarno, Materi Pembelajaran PPKn Berbasis Nilai Lokal: Identifikasi dan
Implementasi, JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 2, Juli
2018 ISSN 2527-7057 (Online), ISSN 2545-2683 (Print).
Winarno, Muatan Pancasila Dalam Mata Pelajaran PKn Di Sekolah, JPK: Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011.
Perundang-undangan:
Permendikbud Nomor 021, Tahun 2016 tentang Standar Isi.
Permendikbud No. 24, Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
38
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, tentang Standar Nasional
Pendidikan
Internet:
Cholisin, 2010, Handout Pendidikan Kewarganegaraan. Url:
http://staffnew.uny.ac.id
/upload/131474282/pendidikan/PKN+SBG+PENDIDIKAN+POLITIK,+DEMOK
RASI,+HAM,DSB.2+MARET+2010.doc
Akbal, M. 2016. Dalam seminar nasional: “Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
Membentuk Karakter Bangsa Dalam Rangka Daya Saing Global”. Kerjasama:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar dan Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Indonesia Grand Clarion Hotel, Makassar, 29
Oktober 2016. Url: http://ojs.unm.ac.id/PSN-HSIS/article/download/4084/2448.
https://slideplayer.info/slide/14594451/
https://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2017/01/22/279540/moralitas_rem
aja_di_era_globalisasi/
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/
https://rimatrian.blogspot.com/2019/07/pendidik-dalam-perspektif-pemikiran-
ki.html
39