Penyusun :
1
VISI DAN MISI STIKES BANYUWANGI
Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi di bidang Kesehatan yang menghasilkan
tenaga kesehatan berdaya saing global berlandaskan pada keimanan dan
ketaqwaan pada tahun 2025.
Misi:
1. Menyelenggarakan proses pendidikan akademik,profesi dan vokasi yang
berdaya saing global serta berorientasi pada pengembangan hard skill dan soft
skill
2. Melaksanakan penelitian di bidang kesehatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan serta berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat.
3. Mengembangkan aktivitas pengabdian masyarakat yang berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan dengan mengacu kepada hasil penelitian dan
kearifan lokal.
4. Menciptakan lulusan yang memiliki kemandirian, keimanan dan ketaqwaan.
5. Mengembangkan kerjasama institusional dalam negeri dan luar negeri sebagai
upaya optimalisasi kegiatan Tridarma.
6. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan wawasan kebangsaan kepada
seluruh akademika
2
VISI MISI PRODI PENDIDIKAN NERS
Visi :
Menjadi program studi pendidikan ners yang unggul di bidang keperawatan
holistik berbasis spiritual serta berdaya saing asia tahun 2025
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan ners dengan keunggulan
keperawatan holistik berlandaskan spiritual
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Mengoptimalkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi
Tujuan:
1. Menghasilkan lulusan yang unggul pada keperawatan holistik berlandaskan
spiritual
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Menghasilkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi
3
PRAKATA
Banyuwangi,
Penulis
4
DAFTAR ISI
Judul ...................................................................................................................................... 1
Visi-Misi ............................................................................................................................... 3
Prakata ................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ..................................................................................................................... 6
Materi 1 ............................................................................................................................... 9
Materi 2 ............................................................................................................................... 18
Materi 3 ............................................................................................................................... 22
Materi 4 ............................................................................................................................... 27
Materi 6 ............................................................................................................................... 66
Materi 7 ............................................................................................................................... 69
Materi 8 ............................................................................................................................... 105
Materi 9 ............................................................................................................................... 134
Referensi ............................................................................................................................. 137
5
BAB I
PENDAHULUAN
C. Materi
1. Materi 1 Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di perguruan
tinggi
2. Materi 2 Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi PKn agar menjadi
pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi
3. Materi 3 Identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
Indonesia
4. Materi 4 Identitas kebangsaan
5. Materi 5 Konstitusi bagi negara
6. Materi 6 UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia
6
7. Materi 5 Perilaku konstitusional dalam hidup bernegara
8. Materi 7 Hubungan negara dan warga negara
9. Materi 8 Hak dan kewajiban warga negara secara seimbang
10. Materi 9 Makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya
11. Materi 10 Hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)
12. Materi 11 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
13. Materi 12 Pendidikan demokrasi di perguruan tinggi
14. Materi 13 Makna Indonesia sebagai negara hukum
15. Materi 14 Hubungan negara hukum dengan HAM
16. Materi 15 Prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya sebagai warga
negara
17. Materi 16 Penegakkan HAM di Indonesia
18. Materi 17 Pendidikan anti KKN
19. Materi 18 Pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa
20. Materi 19 Konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan geopolitik
bangsa Indonesia
21. Materi 20 Implementasi wawasan nusantara di era global
22. Materi 21 Unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia
23. Materi 22 Pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah
24. Materi 23 Potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global
25. Materi 24 Pentingnya integrasi dalam masyarakat Indonesia yang
pluralprobability sampling
26. Materi 25 Strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat Indonesia
27. Materi 26 Integrasi di Indonesia melalui semboyan Bhinneka Tunggal
Ika
7
BAB II
Materi 1
Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu
memahami, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi
B. Materi
11
3. Kompetensi, Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan
12
Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila.
1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27,
13
macam, oleh karena itu mereka harus di Amerikakan supaya
warganegaranya memiliki pesepsi yang sama tentang Negara serta
memahami hak dan kewajibanya sebagai warganegara Amerika.
14
2) UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi?
15
BAB III
Materi 2
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu
memahami, menjelaskan nilai-nilai pancasila sebagai orientasi pkn agar
menjadi pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi
B. Materi
16
mensejahterakan, dan memartabatkan manusia, ilmu tidak hanya untuk
sekelompok, lapisan tertentu.
3. Nilai persatuan dalam Pila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan
universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan
sistem dan sub sitem. Solidaritas dalam sub sistem sangat penting untuk
kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.
Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia sensinya adalah pengakuan dalam
kesatuan: koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan, kekeluargaan, dan supremasi
hukum.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, mengimbangi
otodimanika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa.
Eksperimentasi penerapan dan penyebaran lmu pengetahuan harus demokratis
dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan massal. Nilai kerakyatan dalam Sila 4 ini esensinya adalah
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang berkeadaan. Tidak memberi ruang
bagi paham egoism keilmuan (puritanisme, otonomi keilmuan), liberalisme dan
individualism dalam konteks kehidupan.
5. Nilai keadilan dalam sila keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif,
keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara individu
dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh
kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan
timbulnya kreatifitas dan inovasi.
Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam
penyusunan dan pengembangan substansi kajian pendidikan kewarganegaraaan
di perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan
pendidikan demokrasi, HAM dan persoalan kewarganegaraan lainnya
berperspektif pancasila. Jadi, meskipun setiap bangsa sama-sama menyebut
pendidikan kewargabegaraann sebagai “civic education, democracy education,
civil education”, dan sebagainya, tetapi arah pengembangan kompetensi
keilmuan PKn di perguruan tinggi Indonesia memiliki karakter sendiri.
17
C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang nilai-nilai pancasila sebagai orientasi pkn agar menjadi
pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi!
18
BAB IV
Materi 3
Identitas nasional dan sejarah kelahiran
faham nasionalisme Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami,
menjelaskan identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
indonesia
B. Materi
IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH KELAHIRAN FAHAM
NASIONALISME INDONESIA
20
2. Sejarah Nasionalisme di Indonesia
Bagi dunia ketiga abad ke-20 dapat dianggap sebagai abad nasionalisme,
tidak lain Karena menyaksikan timbulnya nation state (Negara bangsa),
setelah berakhirnya Perang Dunia II. Fungsi nation state dianggap
menjumpai konsep bangsa Indonesia. Apa yang diucapkan pada Sumpah
Pemuda 1928 adalah kelengkapan dan pembulatan konsep tersebut.
Secara implisit Manifesto itu memuat paham nasionalisme sebagai anti
kolonialisme dan sekaligus memuat prinsip-prinsipnya, ialah : kesatuan,
kebebasan, persamaan, kepribadian. Prinsip-prinsip beserta nilai-nilai
nasionalisme tersebut sejak awal pergerakan nasional diperjuangkan,
secara simbolis, konseptual, fisik revolosioner dan dalam periode pasca
revolusi mengkonsolidasi.
Pada sisi lain, identitas nasional perlu dipupuk pada generasi muda
lewat kesadaran nasional yang perlu dibangkitkan lewat kesadaran
sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif dimasa lampau,
atau nasib bersama dimasa lampau yang mendidik negara. Tanpa
kesadaran sejarah nasional tidak akan ada identitas nasional dan tanpa
identitas nasional seseorang tidak akan memiliki kepribadian nasional.
Kesadaran nasional menciptakan inspirasi dan aspirasi nasionalis.
Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai setiap warga negara dan
wajib secara moral dengan loyalitas penuh idealisme yang membendung
22
kekuatan materialisme, konsumerisme dan dampak globalisasi yang
negatif.
C. Evaluasi
1. Bagaimana identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
indonesia?
23
BAB V
Materi 4
Identitas Kebangsaan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan identitas kebangsaan
B. Materi
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu
identitas dan nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau
tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk
membedakannya dengan sesuatu yang lain. Kata nasional adalah identitas
yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik
kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
dentitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa
yang lainnya. Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki
identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari
suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus
berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada
kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa
daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa
Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara
yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan
nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dari banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk
bangsa indonesia itu sendiri. Tanpa Pancasila, negara dan bangsa ini ibarat
kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra luas tanpa tujuan
jelas.
C. Evaluasi
1. Jelaskan identitas kebangsaan!
BAB VI
Materi 5
Konstitusi bagi negara
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan Konstitusi bagi negara
B. Materi
Konstitusi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa
dan negara. Baik bagi negara yang sudah lama merdeka, maupun negara
yang baru saja memperoleh kemerdekaannya. Istilah konstitusi berasal dari
Bahasa Perancis "constituer" yang berarti membentuk. Konstitusi diartikan
sebagai dokumen tertulis yang secara garis besar mengatur kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta lembaga negara penting lainnya.
Konstitusi dan negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
Konstitusi sebagai Penjamin Hak Asasi
Konstitusi lahir sebagai suatu tuntutan dan harapan masyarakatnya
untuk mencapai suatu keadilan. Dengan hadirnya konstitusi, masyarakat
menyerahkan hak-hak tertentu kepada penyelenggara negara. Namun,
setiap anggota masyarakat dalam negara tetap mempertahankan hak-
haknya sebagai pribadi. Hadirnya konstitusi adalah untuk menjamin hak-hak
asasi dan hak politik dari warga negaranya. Hak-hak itulah yang juga
menjadi titik tolak pembentukan konstitusi.
Konstitusi Membatasi Kekuasaan
Konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya suatu dokumen yang
mencerminkan pembagian kekuasaan saja. Akan tetapi, dalam gagasan
konstitusionalisme, konstitusi dipandang sebagai lembaga khusus yang
memiliki fungsi khusus yaitu membatasi kekuasaan dan mencegah
kesewenang-wenangan di satu pihak dengan melakukan perimbangan
kekuasaan. Konstitusi diperlukan sebagai perwujudan dari hukum tertinggi
yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah.
Konstitusi sebagai Barometer
Kehidupan Bernegara Konstitusi menjadi barometer kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sarat akan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu. Konstitusi dalam jangka panjangnya membantu para generasi
penerus bangsa dalam melihat ide-ide dasar yang digariskan oleh founding
fathers dalam mencapai kemerdekaan negara tersebut. Konstitusi akan
memberikan arahan kepada generasi penerus tersebut untuk
mengemudikan suatu negara yang kelak akan mereka pimpin.
Negara Akan Hancur Tanpa Konstitusi
Konstitusi adalah pemberi pegangan sekaligus pedoman dalam
menjalankan kekuasaan negara. Tanpa kosntitusi, sebuah negara tidak akan
mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan masyarakatnya. Tanpa
konstitusi, tidak ada yang mengatur hak-hak asasi warga negaranya. Hal ini
akan memicu banyak konflik dan perseteruan karena masing-masing
individu berusaha mencapai keinginannya tanpa menghormati hak asasi
orang lain.
C. Evaluasi
Jelaskan konstitusi bagi negara
BAB VII
Materi 6
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia
B. Materi
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk
pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan
perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar /
pokok Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga
sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar
dalam empat priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD
RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian
berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun
2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus
2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November
2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan
oleh PPKI tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui
siding-sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan
tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan
pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang selanjutnya
ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah mengalami perubahan
seperlunya oleh PPKI.
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.
1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum
Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan
wakil presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.
Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin
belangsung sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan
semangat persatuan dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi
Negara maka penetepan UUD 1945 berjalan dengan lancar.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan
masalah yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah
rancangan hokum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa
perubahan tersebut antara lain:
a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,
b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang
dasar”
d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak
ada;
e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia
oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri
Dari 4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok
Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua
ayat aturan tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia
yang terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang
tubuh atau pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan
kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita Republik
Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan hal itu
maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II No. 7
Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945
hanya berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945
sampai 27 Desember 1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-
Undang Dasar baru disebut kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS)
tahun 1949. Konstitusi kedua yang berlaku diindonesia adalah Konstitusi
Republi Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS. Dan UUD Negara
Republik Indonesia 18 Agustus 1945 tetap berlaku tetapi hanya disalah
satu Negara bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia (RI) yang beribu
kota di Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD
RIS 1949 berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17
Agustus 1950, bangsa Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan.
Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak diberlakukan lagi. Priode
berlakunya UUD RIS 1949 daei tanggal 27 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut konstitusi II.
1) Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan
lampiran.
Beberapa ketentuan pokok dala UUD RIS 1949 antara lain:
a. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik
b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan
ini, kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana
mentri apis saat itu adalah Moh. Hatta.
Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara
dimaksud sebagai pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia
kembali ke bentuk Negara kesatuan yang dituangkan dalam Undang-
Undang Federal No.7 Tahun 1950 tentang perubahan konstitusi
RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang menyusun Undang-Undang
Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:
1. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
2. Batang tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 164 pasal.
3. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic;
4. Sistem pemerintah adalah parlementer menurut UUDS 1950;
5. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar
tetap sebagai pengganti dari UUDS 1950.
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan
tugasnya. Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya
sebagai berikut:
a) Menetapkan pembubaran Konstituante;
b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950;
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
2. Proses Amandemen UUD 1995
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah
amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan
selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan
UUD. Istilah perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua
pengerrtianyaitu:
a. Amandemen konstitusi
b. Pembaruhan konstitusi
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan
merupakan addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi
yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan
memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-
prinsip negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD
1945 maka konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap
meyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan dan
kenegaraan yang demokratis.
UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik
indonesia juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang
sejak merdeka sampai masa pemerintahan presiden soeharto belum
pernah dilakukan perubahan.
Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945
sebagai berikut:
1. Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidam
majelis permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan
rakyat diadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
majelis permusyawaratan rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari
seluruh anggota majelis permusyawaratan rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh
MPR pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak
tanggal 19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh
MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali
perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999,
disahkan 19 oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus
2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10
agustus 2002.
Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13
pasal serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap
berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak
berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah
perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara
republik indonesia tahun 1945. Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita
terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
2. Naskah perubahan pertama UUD 1945
3. Naskah perubahan kedua UUD 1945
4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5. Naskah perubahan keempat UUD 1945
C. Evaluasi
1. Jelaskan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia
BAB VIII
Materi 7
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali perilaku konstitusional dalam hidup bernegara
B. Materi
Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasa
berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan penyelengaraan bernegara
yang tertuang dalam UUD 1945. Perilaku konstitusional juga dapat diartikan
sebagai perilaku yang sesuai dengan konstitusi negara.
Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki
kesetiaan terhadap bangsa dan negara, yang meliputi kesetiaan terhadap
ideologi negara, kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah. Oleh
sebab itu, maka setiap warga Negara harus dan wajib untuk memiliki perilaku
positif terhadap konstitusi, yang mempunyai makna berperilaku peduli atau
memperhatikan konstitusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya,
melaksanakan nilai-nilai yang terjandung didalamnya, mengamalkan dalam
kehidupan, dan berani menegakkan jika konstitusi dilanggar.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga
negara, karena perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib,
disiplin, dan sesuai dengan hukum.
Pembahasan tentang sikap positif terhadap konstitusi tersebut meliputi
perilaku konstitusional bagi penyelenggaraan Negara, parpol maupun
organisasi kemasyarakatan maupun sebagai warga Negara Indonesia sebagai
berikut :
A. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
Dalam perkembangan kehidupan bernegara, bangsa Indonesia telah
mengalami beberapa kali penggunaan konstitusi yang berlaku antara lain: UUD
1945 pada periode tahun 1945-1949, Konstitusi RIS dalam tahun 1949-1950,
UUD S tahun 1950-1959, UUD 1945 tahun 1959-2002, dan UUD 1945 yang
telah diamandemen dari tahun 2002 hingga sekarang (tahun 2009).
Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini
penyelenggaraan Nagara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi :
MPR, Presiden, Kementrian Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa
Keuangan, MA, MK, TNI, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut melaksanakan tugas
atau kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki berdasarkan
ketetapan konstitusi lain :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dalam undang-undang. MPR bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibukota Negara. Wewenang MPR ialah:
a. Mengubah dan menetapkan UUD
b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden
c. Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
d. Mengubah dan menetapkan UUD
e. Melantik Presiden dan Wakil Presiden
f. Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
2. Presiden dan Kementrian Negara
Calon Presiden dan/atau Wakil Presiden harus warga Negara Indonesia
dan sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendak sendiri, tidak pernah mengkhianati Negara, serta mampu
secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden dan
Wakil Presiden. Presiden dan/atau Wakil Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD.Presiden berhak mengajukan rancangan undang-
undang kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Syarat menjadi Presiden
diatur dengan undang-undang. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya atas usul DPR karena melakukan
pelanggaran hokum berupa pengkhianatan Negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat, atau perbuatan tercela, maupun terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden.
Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR diajukan
kepada MPR, dan MPR meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili dan memutuskan pendapat DPR tersebut. Apabila
pendapat DPR tersebut telah diperiksa diadili dan diputuskan Mahkamah
Konstitusi memiliki kebenaran atau terbukti, MPR mengadakan sidang untuk
memutuskan usul tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPR menerima
usul tersebut. Keputusan MPR tentang usul pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden, harus diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis. Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melaksanakan kewajibannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai
habis masa jabatannya. Kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya enam
puluh hari, MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari
dua calon yang diusulkan Presiden. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan, maka tugas kepresidenan dilaksanakan
oleh Menlu, Mendagri, dan Menteri Pertahanan.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik. Kedua pasangan capres dan cawapres yang merupakan peraih
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai
berakhir masa jabatannya.Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil
Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan MPR atau DPR.Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Presiden dalam membuat
perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan
berdasar bagi kehidupan rakyat terkait dengan beban keuangan Negara,
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan
persetujuan DPR.Presiden menyatakaan keadaan bahaya, syarat-syarat dan
akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dalam undang-undang. Presiden
mengangkat duta dan konsul, dalam pengangkatan duta dan penerimaan
penempatan duta Negara lain Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Presiden memberikan grasi (ampunan yang diberikan kepala Negara kepada
orang yang telah dijatuhi hukuman) dan rehabilitasi (pengembalian nama baik
atau kedudukan) dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.Presiden memberikan amnesti (pengampunan atau pembebasan dari
hukuman/terutama hukuman politik) dan abolisi (penghentian atau
pembatalan penuntutan perkara) dengan memperhatikan pertimbangan DPR,
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.
Dalam menjalankan tugas, Presiden dibantu oleh menteri-menteri Negara
yang membidangi urusan tertentu misalnya pada bidang (pertahanan
keamanan, luar negeri, dalam negeri, informasi, hukum dan HAM, pendidikan,
ekonomi, kebudayaan, olah raga, riset dan teknologi, social, kelautan
lingkungan hidup, kesehatan, dan lain-lain). Menteri-menteri Negara tersebut
diangkat dan diberhentikan Presiden, serta bertanggung jawab kepada
Presiden.Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian Negara
diatur dengan undang-undang.
a. Tidak pernah menghianati Negara
b. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai
Presiden dan Wapres
c. Mengajukan rancangan UU kepada DPR
d. Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum, susunan DPR ditetapkan
dengan undang-undang. Tugas DPR ialah:
a. Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
b. Membentuk undang-undang
c. Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden
Hak-hak DPR adalah untuk menyatakan pendapat, budget yaitu hak untuk
menetapkan anggaran belanja Negara (APBN), interpelasi yaitu hak untuk
meminta keterangan kepada Presiden, angket adalah hak untuk mengadakan
penyelidikan atas kebijakan pemerintah, mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas adalah hak kekebalan
hukum.
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum, jumlah
anggota DPD tidak boleh lebih dari jumlah anggota DPR. DPD bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.DPD dapat mengajukan rancangan undang-
undang tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain kepada
DPR.DPD berhak melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang,
tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain.
a. Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan
antar pusat dan daerah
b. Pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain
kepada DPR
5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sebagai Negara yang menerapkan system penerapan rakyat atau
demokrasi pemilihan umum merupakan sarana pesta demokrasi untuk
memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden dan DPRD. Pemilu di Indonesia dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali. Ketentuan lebih lanjut
diatur dengan undang-undang.
a. Menyelenggarakan pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
dibentuklah BPK, kemudian hasil pemeriksaan keuangan Negara diserahkan
kepada DPR, DPD, DPRD sesuai dengan kewenangannya.Hasil pemeriksaan
tersebut ditindak lanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang.Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden.
a. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
b. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, DPRD
C. Evaluasi
1. Bagaimana perilaku konstitusional dalam hidup bernegara?
BAB IX
Materi 8
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hubungan negara dan warga negara
B. Materi
Negara dan warga negara memiliki Hubungan timbal balik dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab
terhadap warga negaranya begitu juga sebaliknya. Untuk memfomulasikan
Menurut Miriam Budiardjo (Suryo, 2008:49) “Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangan melalui penguasaan monopolistis terhadap kekuasaan yang sah”.
Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang menjadi tujuan negara
adalah “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaiaan abadi dan keadilan sosial”. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa
hubungan antara negara dan warga negaranya memiliki relevansi dalam aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian, negara yang
berkewajiban dalam memenuhi hak-hak warga negaranya tidak dapat
berlangsung dengan baik tanpa dukungan warganya. Dukungan yang dimaksud
adalah adanya bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara. Dalam
pemenuhan hak warga negaranya haruslah sejalan dengan pelaksanaan
kewajibannya, salah satunya warga negara harus menunjukkan sikap patuh
terhadap peraturan yang diberlakukan.
Menjadi warga negara yang baik (be a good citizen) merupakan suatu
hasil yang diharapkan dari hubungan antara negara dengan warga negara.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak dan
kewajibannya mampu mengkritisi, serta partisipatif, dan bertanggungjawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari hal tersebut, maka warga
negaranya mampu melaksanakan serta memahami keseimbangan antara hak
dan kewajibannya maka terbentuklah masyarakat yang mandiri sering disebut
madani (civil society). Masyarakat madani adalah masyarakat mandiri dapat
dikatakan suatu sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan masyarakat. Civil society merupakan masyarakat yang
memiliki derajat budaya tertentu, kuncinya masyarakat tidak hanya tentang
pemerintah atau penguasa, tetapi juga berkaitan dengan kekuatan masyarakat
yang ada di dalam masyarakat tersebut. Pada dasarnya untuk mewujudkan civil
society, pendidikan berperan penting dalam pemberdayaan kualitas, baik
kualitas siswa maupun pemberdayaan proses pendidikannya yaitu
peningkatan peranan guru dan pembelajarannya.
Sebagai anggota dari negara maka warga negara memiliki hubungan atau
ikatan dengan negara. Hubungan warga negara dengan negara terwujud dalam
partisipasi, identitas, dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban antara keduanya.
Maksudnya adalah warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara
dan begitu juga sebaliknya.
Orang-orang yang tinggal di wilayah negara, tetapi bukan warga negara
dari negara itu tidak memiliki hubungan timbal balik dengan negara tersebut.
Setiap negara berdaulat berwenang menetukan siapa-siapa yang menjadi
warga negaranya. Negara tidak terkait oleh negara lain dalam menetukan
kewarganegaraan. Begitu sebaliknya negara lain juga tidak berhak menentukan
atau turut campur dalam penentuan kewarganegaraan suatu negara.
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negara. Ketentutuan itu tercantum dalam pasal 26 UUD 1945. Yang menjadi
warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan sebagai undang-undang warga negara.
C. Evaluasi
1. Jelaksan tentang hubungan negara dan warga negara?
BAB X
Materi 9
Makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya
B. Materi
1. Makna Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu demos dan kratos / cratein.
tersebut.
2. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :
b. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau
Prinsip-prinsip Demokrasi :
b. Pemilu yang bebas,jujur, dan adil (agar mendapat wakil rakyat yang
e. Kebebasan berserikat
pembubaran organisasi itu tentu masih harus diatur lebih rinci, yaitu
f. Kebebasan pers
dijamin sebagai hak asasi warga negara, ayat kedua bahwa terhadap
C. Evaluasi
1. Bagaimana makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya?
BAB XI
Materi 10
Hak dan kewajiban warga negara secara seimbang
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hak dan kewajiban warga negara secara
seimbang
B. Materi
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan
hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan
diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan
kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai
seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.
- Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
1. Hak Warga Negara Indonesia :
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang hak dan kewajiban warga negara secara seimbang
BAB XII
Materi 11
Hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi
Pancasila)
B. Materi
C. Evaluasi
Bagaimana hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)?
BAB XIII
Materi 12
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia
B. Materi
Pelaksanaa Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Parlementer atau Liberal (1945-1959)
Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode
pertama (1945-1949). Lalu dilanjutkan pada masa berlakunya Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950.
2. Demokrasi
C. Evaluasi
Jelaskan tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia!
BAB XIV
Materi 13
Pendidikan demokrasi di perguruan tinggi
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendidikan demokrasi di perguruan tinggi
B. Materi
Dari acuan prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus didik,
karena dengan mendidik manusia akan berubah dan berkembang kearah yang
lebih sehat baik dan sempurna.
BAB XV
Materi 14
C. Evaluasi
Bagaimana makna Indonesia sebagai negara hukum?
BAB XVI
Materi 15
Hubungan negara hukum
dengan HAM
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hubungan negara hukum dengan HAM
B. Materi
Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara
itu melindungi dan menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan
demikian jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia,
dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia
setiap warganya.
Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang
kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada
Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan
ciri-ciri sebagai berikut:
- Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu
konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
- Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
- Pemilihan Umum yang bebas;
- Kebebasan menyatakan pendapat;
- Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
- Pendidikan Kewarganegaraan.
C. Evaluasi
Jelaskan tentang hubungan negara hukum dengan HAM!
BAB XVII
Materi 16
Prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya
sebagai warga negara
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya
sebagai warga negara
B. Materi
C. Evaluasi
Bagaimana prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya sebagai warga negara ?
BAB XVIII
Materi 17
Penegakkan HAM di
Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang penegakkan HAM di Indonesia
B. Materi
A. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM
1. Pengertian HAM
a) HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh maunusia.
b) Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerag-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh nagara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.
c) Menurut Jan Materson dari komisi HAM PBB, Hak Asasi Manusia adalah
hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak-hak
tersebut manusia mustahil dapat hidup sebagai Teaching human Rights,
yang merumuskan HAM dengan pengertian, “Human Right could be
generally defined as those rights which are inherent in our nature and
without which can not live as human being”.
d) Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian dari manusia
atau pengusaha. Hak asasi manusia sifatnya sangat mendasar bagi hidup
dan kehidupan manusia yang bersifat kodrati yakni tidak bisa terlepas
dari dan dalam kehidupan manusia.
C. Evaluasi
Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia?
BAB XIX
Materi 18
Pendidikan anti KKN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendidikan anti KKN
B. Materi
1. kantin kejujuran (KK), yaitu kantin yang di dalamnya tidak ada penjaga
kantin atau kasir sehingga pembeli harus mengambil sendiri makanan
dan minuman yang telah diberi label harga, lalu menyelesaikan sendiri
pembayarannya. Pembeli meletakkan uang sesuai harga yang harus
dibayarkan di kotak uang yang disediakan. Jika ada kembaliannya, ia
mengambil sendiri dari kotak uang itu. Jika uang kembalian tidak cukup,
ia bisa membuat catatan kecil yang diberikan kepada pengelola kantin
untuk meminta uang kembaliannya. Kantin tersebut dapat menjadi
ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran
terhadap diri sendiri, yang akhirnya akan bermuara pada lahirnya
generasi yang menghormati kejujuran sekaligus memunculkan generasi
berbudaya antikorupsi.
2. Kedua, bertanggung jawab. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bertanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Bertanggung jawab juga berarti berani mengakui kesalahan
dan siap atas segala akibat yang ditimbulkan. Melatih tanggung jawab
dapat dilakukan dengan cara:
mematuhi segala aturan yang diterapkan sekolah,
baik tertulis maupun tidak tertulis.
mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru
ataupun tugas dari teman sekolah, tidak menunda
pekerjaan dan tidak mencari kambing hitam jika
melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas.
Inti tanggung jawab adalah bersifat amanah;
amanah terhadap jabatan yang diberikan sekolah,
misalnya sebagai ketua OSIS dan ketua kelas.
3. Ketiga, kedisiplinan. Definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan, baik akademis maupun
sosial, siswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin bagi siswa adalah dapat
mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas,
baik dalam lingkup akademis maupun sosial. Manfaat hidup berdisiplin
adalah siswa mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih
efisien.
C. Evaluasi
Jelaskan tentang pendidikan anti KKN?
BAB XX
Materi 19
Pentingnya wilayah sebagai
ruang hidup bangsa
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa
E. Materi
WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP
2. Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan
India dan Lautan Pasifik) sehingga tepatlah bila dinamakan Nusantara
(nusa diantara air);
BAB XXI
Materi 20
Konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan
geopolitik bangsa Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan
geopolitik bangsa Indonesia
B. Materi
Pengertian Wawasan Nusantara dan Geopolitik
Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (National outlook)
yang merupakan visi bangsa yang bersangkutam menuju ke masa
depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan suatu
konsep cara pandangan atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa dan wilayahnya
serta jati diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan disini adalah bangsa
yang menegara (nation state). Adapun wawasan nasional bangsa
Indonesia dikenal Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti
pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar kata ini
membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau
melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang cara tinjau, atau
cara melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang
berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit dua hal. Istilah
Nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan
dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra
Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua
Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu
bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi
geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Sedangkan Wawasan Nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita
nasionalnya.
Oleh karena itu wawsan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini
dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara
terkandung konsepsi geopolitik Indonesia yaitu, unsur ruang yang kini
berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian
secara keseluruhannya (Suradinata; Sumiarno: 2005)
BAB XXII
Materi 21
Implementasi wawasan nusantara
di era global
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang implementasi wawasan nusantara di era global
B. Materi
Implementasi Wawasan Nusantara di Era Globalisasi
Implementasi dalam Kehidupan Politik Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti
UUPartai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.Pelaksanaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR. dan kepala
daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai denga hukum yang berlaku.Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai
dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di
Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan olch provinsi
dan kabupatendalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional. 3. Mengembagkan
sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai
suku, agama, dan bahasa yang berbeda, sehingga menumbuhkan sikap
toleransi.
3. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahanuntuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan. 5.
Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat
korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-
pulau terluar dan pulau kosong.
C. Evaluasi
Bagaimana implementasi wawasan nusantara di era global?
BAB XXIII
Materi 22
Pendekatan astagatra dalam
pemecahan masalah
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah
B. Materi
Pendekatan Astagatra (Alamiah dan Sosial) dalam Pemecahan Masalah
3. Aspek Alamiah
4. Aspek Sosial
a) Ideologi
Suatu bangsa memerlukan landasa bagi kelangsungan hidupnya
yang sekaligus berfungsi sebgai dasar dan cita-cita nasional yang hendak
dicapai. Negara yang kita kenal dengan pancasila yang lahir dari nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Makin tinggi
kesadaran dan ketaatan suatu bangsa mengamalkan ideologi negaranya,
maka semakin tinggi pula tingkat ketahanan nasional dibidang ideologinya.
b) Politik
Masalah politik yang kita maksudkan di sini dalam konteksnya
dengan negara. Pusat kekuasaan suatu Negara berada pada
pemerintahannya, maka perjuangan memperoleh kekuatan berubah
menjadi perjuangan mengurusi pemerintah. Jika dianalogikan dengan
ketahanan nasional, maka ketahanan nasional dibidang politik berarti
suatu kondisi dinamik suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan hidup politik bangsa dan Negara.
c) Ekonomi
Pengertian ekonomi adalah segala kegiatan pemerintah dan
masyarakat yang berhubungan dengan pengelolaan faktor praduksi.
Ketahanan nasional dibidang ekonomi merupakan suatu kondisi dinamik
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kehidupan ekonomi bangsa dan negara. Oleh karena itu
untuk ketahanan nasional dibidang ekonomi ini diperlukan pembinaan
ekonomi yang pada dasarnya adalah menentukan kebijaksanaan ekonomi
dan pembinaan faktor produksi serta pengolahannya di dalam produksi
dan distribusi serta pengelolaanya di dalam distribusi barang dan jasa,
baik di dalam negeri maupun didalam hubungannya dengan luar negeri.
d) Sosial budaya
Faktor yang mempengaruhi ketahanan nasioanl dibidang sosial
budaya adalah tradisi. Tradisi bangsa adalah seluruh kepercayaan, anggapan
dan tingkah laku yang terlembagakan yang diwariskan dan diteruskan dari
generasi kegenerasi serta memberikan suatu bengsa sistem nilai dan sistem
norma untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan sosial.
Tradisi beristat dinamis dapat membantu ketahanan nasional, tetapi
tradisionalisme yang sikap atau pandangan memuji secara berlebihan masa
kehendaknya dapat kita tinggalkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kebudayaan daerah Kebudayaan nasional
Integritas nasional
Kehidupan beragama
Pendidikan
e. Militer HANKAM
Pertahanan kemanan adalah daya upaya rakyat dengan angkatan
bersenjata sebagai inti dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah
Negara dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan mencapai
keamanan bangsa dan Negara, serta kemampuan perjuangannya
dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan seluruh
potensi dan kekuatan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan nasional
secara terintegrasi dan terkoordinasi.
C. Evaluasi
Jelaskan pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah!
BAB XXIV
Materi 23
Unsur Unsur-ketahanan nasional Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia
B. Materi
4 unsur ketahanan nasional, yakni pertahanan dan keamanan, ekonomi, ideologi
dan sosial budaya serta sejumlah variabelnya sangat mempengaruhi pengukuran
indeks ketahanan nasional di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Ini juga
memperhatikan kondisi geografis Kaltara, dimana panjang garis perbatasan darat
Kaltara dengan negara Malaysia yang mencapai 1.020 kilometer, dan perbatasan
laut dengan negara Malaysia dan Filipina serta termasuk jalur Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) 2. “4 unsur tersebut menjadi perhatian besar Pemprov Kaltara,”
kata Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, H Suriansyah pada Diseminasi
Pengukuran Ketahanan Nasional di Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (22/9).
“Hal ini erat hubungannya dengan kondisi saat ini, dimana wabah Covid-19 yang
menjadi tantangan besar tatanan nasional dalam pembangunan serta Pilkada
Serentak 2020,” urainya. Untuk itu, pengukuran indeks ketahanan nasional pada
tingkat daerah dinilai Sekprov mampu memberikan potret, isu strategi dan
rekomendasi dalam pengambilan kebijakan terhadap indikator yang akan menjadi
diseminasi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Diseminasi ini disertai juga oleh
Kepala Pusat Laboratorium Lemhanas RI, Marsekal Pertama TNI Ade Dian
Suryacandra.
C. Evaluasi
Jelaskan tentang unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia!
BAB XXV
Materi 24
Potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era
global
B. Materi
Indonesia merupakan negara yang majemuk, multikultural, memiliki
aneka ragam budaya, ras, suku, dan agama. Indonesia juga memiliki keindahan
alam dan potensi sumber daya alam yang bahkan tidak dimiliki oleh negara
lain. Keindahan dan kekayaan alam Indonesia harus bisa dijaga dan
dilestarikan supaya dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yang
majemuk.
Selain ancaman dari dalam, ancaman dari luar juga patut di waspadai.
Hal seperti kapal asing yang masuk secara ilegal bahkan hingga mencuri
sumber daya milik Indonesia seperti kekayaan laut merupakan ancaman besar.
Tentunya hal tersebut menjadi tanda bahwa ancaman dari luar memang nyata
dan tidak dapat dianggap sepele.
C. Evaluasi
Bagaimana potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global?
BAB XXVI
Materi 25
Pentingnya integrasi dalam masyarakat
Indonesia yang plural
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pentingnya integrasi dalam masyarakat
Indonesia yang plural
B. Materi
ntegrasi nasional adalah sebuah kegiatan yang dimana memiliki tujuan
untuk menyatukan sebuah bangsa itu sendiri hingga tersambung semua semua
aspek kehidupan yang berada pada sebuah negara, yang dimana aspek-aspek
tersebut adalah aspek ideologi, sosial, politik, ekonomi, budaya, hingga
pertahanan keamanan. Selain itu dengan adanya integrasi nasional juga akan
membuat pencegahan terhadap timbulnya sebuah konflik yang mungkin akan
terjadi secara nasional, yang dimana konflik tersebut akan menjadi bersifat
horizontal yang terjadi pada sebuah suku bangsa dan suku bangsa lainnya.
Integrasi nasional juga akan membuat akses antara satu suku bangsa
untuk bertemu dengan suku bangsa lainnya, baik itu secara bertemu langsung
empat mata atau dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, sehingga kegiatan
untuk berkomunikasi dan membuat sebuah hubungan yang baik antara sebuah
suku bangsa dan suku bangsa lainnya akan terjadi. Hal tersebut kemudian akan
membuat sebuah hubungan yang harmonis yang saling membangun antara
yang satu dengan yang lainnnya, yang dimana memiliki sebuah tujuan akhir
akan membuat sebuah hubungan mutualisme agar menjadi modal utama dalam
persatuan dan kesatuan bangsa dan juga membantu proses agar integrasi
bangsa tersebut dapat dilakukan hingga ke bagian terkecil dari sebuah
kependudukan atas suku bangsa di Indonesia.
C. Evaluasi
Jelaskan pentingnya integrasi dalam masyarakat Indonesia yang plural!
BAB XXVI
Materi 25
Strategi integrasi yang tepat untuk
masyarakat Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat
Indonesia
B. Materi
Strategi integrasi nasional merupakan penyatuan berbagai unsur dalam
masyarakat berdasarkan aturan tertentu sehingga terjadi kesepakatan dan
tujuan secara nasional untuk diwujudkan bersama.
1. Asimilasi
2. Akulturasi
1. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan
horisontal.
2. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional dapat diartikan sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak
menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf
tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.
3. Howard Wriggins
Integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.
4. MyronWeiner
Integrasi adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan
budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan
suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu
masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok
masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.
C. Evaluasi
Bagaimana strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat Indonesia?
BAB XXVII
Materi 26
Integrasi di Indonesia melalui semboyan
Bhinneka Tunggal Ika
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang integrasi di indonesia melalui semboyan bhinneka
tunggal ika
B. Materi
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
Kebhinnekaan adalah realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan
bangsa dan negara. Mengapa? Karena sudah pasti bahwa negeri kita adalah
negara kepulauan dengan beragam etnis, suku, dan ras di dalamnya.
Oleh karena itu kebhinnekaan harus dimaknai masyarakat Indonesia
melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan
spiritualitas. Artinya, perbedaan etnis, religi, maupun ideologi menjadi bagian
tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia.
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2. Tersedianya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu
Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia
seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Terbentuknya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.
6. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
7. Terbentuknya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu
Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan
yang kuat.
9. Munculnya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 156).
Sementara itu, faktor penghambat integrasi nasional menurut Tim Kemdikbud (2017,
hlm. 157) adalah sebagai berikut.
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga keutuhan NKRI secara
eksternal (dari luar) meliputi beberapa hal berikut ini.
1. pelanggaran wilayah,
2. gangguan keamanan maritim dan dirgantara,
3. gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara illegal,
4. kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak,
5. masalah separatisme,
6. pengawasan pulau-pulau kecil terluar,
7. ancaman terorisme dalam negeri, dsb.
C. Evaluasi
Jelaskan integrasi di Indonesia melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika!
REFERENSI
Penelitian tentang studi korelasi respon spiritual dan ti ngkat stress pada lansia di
Yayasan Gerontologi Abiyoso Banyuwangi