Anda di halaman 1dari 109

MODUL AJAR KEWARANEGARAAN

Penyusun :

TIM AJAR KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


STIKES BANYUWANGI
2021

1
VISI DAN MISI STIKES BANYUWANGI

Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi di bidang Kesehatan yang menghasilkan
tenaga kesehatan berdaya saing global berlandaskan pada keimanan dan
ketaqwaan pada tahun 2025.

Misi:
1. Menyelenggarakan proses pendidikan akademik,profesi dan vokasi yang
berdaya saing global serta berorientasi pada pengembangan hard skill dan soft
skill
2. Melaksanakan penelitian di bidang kesehatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan serta berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat.
3. Mengembangkan aktivitas pengabdian masyarakat yang berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan dengan mengacu kepada hasil penelitian dan
kearifan lokal.
4. Menciptakan lulusan yang memiliki kemandirian, keimanan dan ketaqwaan.
5. Mengembangkan kerjasama institusional dalam negeri dan luar negeri sebagai
upaya optimalisasi kegiatan Tridarma.
6. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dan wawasan kebangsaan kepada
seluruh akademika

2
VISI MISI PRODI PENDIDIKAN NERS

Visi :
Menjadi program studi pendidikan ners yang unggul di bidang keperawatan
holistik berbasis spiritual serta berdaya saing asia tahun 2025

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan ners dengan keunggulan
keperawatan holistik berlandaskan spiritual
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Mengoptimalkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi

Tujuan:
1. Menghasilkan lulusan yang unggul pada keperawatan holistik berlandaskan
spiritual
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki
keunggulan keperawatan holistik berlandaskan spiritual
3. Menghasilkan kerjasama dalam negeri dan luar negeri sebagai optimalisasi
kegiatan tridharma perguruan tinggi

3
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin Segala puji dan syukur kami haturkan


kehadirat Allah Subhanallohu Wa Ta’aa atas Taufik dan Hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan Modul Ajar
Kewarganegaraan. Modul ini kami susun sebagai pedoman bagi mahasiswa
keperawatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Ajar
Kewarganegaraan. Buku ini kami susun dengan menyesuaikan tujuan
praktik klinik yang harus dicapai oleh mahasiswa keperawatan dengan
mengacu kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Asosiasi Institusi
Pendidikan Tinggi Keperawatan.
Dalam penyusunan Modul Ajar Kewarganegaraan ini, kami menyadari
masih terdapat kekurangan oleh karena itu masih dibutuhkan adanya kajian
ilmiah kembali untuk dapat mengeksplorasi Modul Ajar Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah ambil bagian dalam penyusunan modul ini. Kiranya kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
penyusunan dan perbaikan modul ini dan karya kami selanjutnya. Akhir
kata, semoga modul ini bermanfaat bagi para pembaca.

Banyuwangi,

Penulis

4
DAFTAR ISI

Judul ...................................................................................................................................... 1
Visi-Misi ............................................................................................................................... 3
Prakata ................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ..................................................................................................................... 6
Materi 1 ............................................................................................................................... 9
Materi 2 ............................................................................................................................... 18
Materi 3 ............................................................................................................................... 22
Materi 4 ............................................................................................................................... 27
Materi 6 ............................................................................................................................... 66
Materi 7 ............................................................................................................................... 69
Materi 8 ............................................................................................................................... 105
Materi 9 ............................................................................................................................... 134
Referensi ............................................................................................................................. 137

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang masalah kontekstual
kewarganegaraan (PKn), mengembangkan sikap positif dan menampilkan
perilaku yang mendukung semangat kebangsaan dan cinta tanah air, masalah
kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang
mendukung demokrasi berkeadaban dan masalah kontekstual PKn,
mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang mendukung
kesadaran hukum dan keragaman.
B. Capaian Pembelajaran
1. Masalah kontekstual kewarganegaraan, mengembangkan sikap positif
dan menampilkan perilaku yang mendukung semangat kebangsaan dan
cinta tanah air (P3, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S13)
2. Masalah kontekstual kewarganegaraan, mengembangkan sikap positif
dan menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi berkeadaban
(P3, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S13)
3. Masalah kontekstual kewarganegaraan, mengembangkan sikap positif
dan menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan
keragaman (P3, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S13)

C. Materi
1. Materi 1 Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di perguruan
tinggi
2. Materi 2 Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi PKn agar menjadi
pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi
3. Materi 3 Identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
Indonesia
4. Materi 4 Identitas kebangsaan
5. Materi 5 Konstitusi bagi negara
6. Materi 6 UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia

6
7. Materi 5 Perilaku konstitusional dalam hidup bernegara
8. Materi 7 Hubungan negara dan warga negara
9. Materi 8 Hak dan kewajiban warga negara secara seimbang
10. Materi 9 Makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya
11. Materi 10 Hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)
12. Materi 11 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
13. Materi 12 Pendidikan demokrasi di perguruan tinggi
14. Materi 13 Makna Indonesia sebagai negara hukum
15. Materi 14 Hubungan negara hukum dengan HAM
16. Materi 15 Prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya sebagai warga
negara
17. Materi 16 Penegakkan HAM di Indonesia
18. Materi 17 Pendidikan anti KKN
19. Materi 18 Pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa
20. Materi 19 Konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan geopolitik
bangsa Indonesia
21. Materi 20 Implementasi wawasan nusantara di era global
22. Materi 21 Unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia
23. Materi 22 Pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah
24. Materi 23 Potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global
25. Materi 24 Pentingnya integrasi dalam masyarakat Indonesia yang
pluralprobability sampling
26. Materi 25 Strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat Indonesia
27. Materi 26 Integrasi di Indonesia melalui semboyan Bhinneka Tunggal
Ika

7
BAB II

Materi 1
Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu
memahami, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi

B. Materi

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PEMBELAJARAN PKN DI PERGURUAN


TINGGI

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan


salah satu bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis
yang mencakup kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan
kemampuan untuk menahan diri di kalangan mahasiswa. Berdasarkan
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan
nasional, serta SK dirjen DIKTI nomor 43/DIKTI/Kep/2006, mata kuliah
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi terdiri atas pendidikan
agama, pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Cakupan
materi Mata kuliah pendidikan Kewarganegaraan meliputi identitas
nasional,hak dan kewajiban warganegara, negara dan konstitusi,
demokrasi dan pendidikan demokrasi, HAM dan rule of law, Geopolitik
Indonesia dan Geostrategi Indonesia. Dalam UU Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) Juga mewajibkan mata kuliah
Kewarganegaraan disampaikan di Perguruan Tinggi. Dalam penjelasan
pasal 35 ayat (3), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ”mata kuliah
kewarganegaraan” adalah pendidikan mencakup Pancasila, Undang-
8
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.

Menurut Nu,man Somantri dalam dikti (2014:7), pendidikan


kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi
politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan
orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk
berfikir kritis, analitis, bersikap, dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kuliah wajib nasional
yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa pada jenjang pendidikan
diploma maupun sarjana. Namun demikian, pendidikan kewarganegaraan
harus disampaikan dengan metode dan pendekatan yang bukan
indoktrinasi melainkan dengan metode yang memungkinkan daya kritis
mahasiswa terhadap berbagai persoalan bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan diberikan agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban, berdaya saing, disiplin dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional guna mewujudkan
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Menurut
Kurikulum Berbasis Kompetensi, PKn adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945. Dalam hal ini, PKn berfungsi untuk mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelegence), menumbuhkan partisipasi
warga negara (civic participation) dan mengembangkan tanggungjawab
warganegara untuk bela negara (civic responsibility). Warganegara yang
cerdas diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi negara dan bangsanya. Melalui partisipasi warganegara akan
membawa kemajuan negara, karena tidak ada satu negara pun di dunia
9
maju tanpa partisipasi aktif dari warga negaranya. Begitu pula dengan
tanggungjawab warganegara atas persoalan yang dihadapi negara dan
bangsanya akan berkontribusi untuk kemajuan negara dan bangsanya.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap matakuliah tentu memiliki tujuan agar mahasiswa


memiliki sejumlah kompetensi tertentu yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini, kompetensi yang diharapkan dalam matakuliah pendidikan
kewarganegaraan adalah agar mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis, berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi
aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai
Pancasila. Sedangkan standar kompetensi yang wajib dikuasai mahasiswa
mampu berfikir rasional, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan
luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai warga negara
Indonesia. Dengan berbekal kemampuan intelektual ini diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan proses belajar sepanjang hayat (long
live learning), menjadi ilmuwan profesional yang berkepribadian dan
menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sedangkan hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, untuk
membekali dan memantapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais
dengan negara dan sesama warga negara. Menurut UU Nomor20/2003
tentang sistem pendidikan nasional jo. Pasal 35 UU Nomor 12/2012
tentang pendidikan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan
agar peserta didik memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Selain
itu, menurut Abdul Azis Wahab dan Sapriya (2012:311) tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara
yang baik. Menurut SK Dirjen Dikti Nomor43/2006, Pendidikan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk menjadikan peserta didik yang
menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air; demokratis yang berkeadaban; menjadi warganegara yang
memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam
10
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa
mengembangkan potensinya untuk menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan
dalam rangka penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta
berpartisipasi dalam kehidupan yang bermasyarakat dari komuniti
setempat, bangsa dan dunia. Selain itu, membantu mahasiswa menjadi
warganegara yang cerdas, demokratik berkeadaban, bertanggungjwab,
dan menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi. Hal ini
selaras dengan tujuan pendidikan tinggi adalah (a) berkembangnya
potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan
bangsanya. (b) dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu
pengetahuan dan / atau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional
dan peningkatan daya saing bangsa; (c) dihasilkannya ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan (d) terwujudnya
pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian
yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. (UU Nomor 12 Tahun 2012)

Berdasarkan beberapa kutipan tentang tujuan pendidikan


kewarganegaraan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan
kewarganegaraan diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk
mengembangkan potensinya untuk menjadi ilmuan yang bukan saja
memiliki ilmu pengetahuan melainkan juga memiliki sikap, keterampilan
dan kesadaran bernegara yang tinggi sehingga akan membawanya
menjadi warganegara yang bertanggungjawab untuk berpartisipasi dan
memiliki disiplin yang tinggi demi kemajuan bangsa dan negaranya.

11
3. Kompetensi, Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan

a. Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan


Kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa
tanggungjawab, dapat memecahkan masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional, sedangkan
menurut SK Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban, menjadi warganegara yang memiliki
daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif membangun
kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

b. Visi Pendidikan Kewarganegaraan

Visi mata kuliah pengembangan kepribadian merupakan sumber


nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan
program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Menurut
Martini, dkk (2013:2) visi matakuliah pendidikan kewarganegaraan
adalah mampu untuk membawa mahasiswa melihat inti dari suatu
persoalan secara lebih mendalam dengan melalui khayalan,
penglihatan maupun pengamatan.

Dengan melakukan hal itu secara baik, akan menjadikan


kepribadian mahasiswa lebih baik Dengan visi di atas, kiranya
pendidikan kewarganegaraan diharapkan berperan penting dalam
memantapkan kepribadian manusia (dalam hal ini mahasiswa)
seutuhnya, dalam arti memiliki keutuhan dan keterpaduan antara
kemantapan unsur rohani dan unsur jasmaninya, sejahtera lahir dan
bathin.

c. Misi Pendidikan Kewarganegaraan

12
Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat melalui berbagai jalur,


salah satunya adalah melalui pendidikan. Oleh karenanya, melalui
pendidikan kewarganegaraan diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan
bahkan dalam percaturan internasional sekalipun. Dengan kata lain,
matakuliah pendidikan kewarganegaraan mempunyai kewajiban
untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya.

4. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27,

pasal 30 (1), pasal 31 (1)

2) Tap MPR Nomor II/MPR/1999

3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

4) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

6) SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu


pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.

5. Landasan Historis Pendidikan Kewarganegaraan

Secara historis, PKn sering berganti-ganti nama atau istilah, dapat


dijabarkan berikut.

a. Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama kali


diperkenalkan pada tahun 1790 dalam rangka “meng-Amerikakan”
bangsa Amerika (Theory of Americanization). Negara Amerika yang
terdiri dari imigran yang memiliki latar belakang kultur bermacam-

13
macam, oleh karena itu mereka harus di Amerikakan supaya
warganegaranya memiliki pesepsi yang sama tentang Negara serta
memahami hak dan kewajibanya sebagai warganegara Amerika.

b. Perkembangan Civics di Indonesia, yang diajarkan di SD, SMP, dan


SMA.

c. Kewarganegaraan (1957): membahas cara memperoleh dan


kehilangan kewarganegaraan.

d. Civics (1961), membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD


1945, pidato-pidato politik kenegaraan, yang terutama diarahkan
untuk “ nation and character building” bangsa Indonesia.

e. Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan kurikulum


1968 berada dalam kelompok pembinaan jiwa pancasila untuk di SD
maupun menengah. Di SD terdiri dari pendidikan agama,
kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa daerah dan oleh raga,
sedangkan untuk SMA tanpa bahasa daerah

f. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang bertujuan


untuk membentuk warganegara Pancasila yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian disempurnakan
dengan kurikulum 1984.

g. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) kurikulum 1994,


kemudian disempurnakan dengan suplemen tahun 1999

h. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di


perguruan tinggi Pendidikan Kewiraan mulai diselenggarakan
sebagai kurikulum pendidikan tahun 1973/1974. Kemudian
mengalami perubahan menjadi Pendidikan kewarganegaraan dengan
mengacu kepada:

1) UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan


Republik Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor 3
Tahun 2002 tentang Undang-Undang Pertahanan Negara

14
2) UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

3) Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang


pedoman penyusunan kurikulum . Pendidikan Tinggi dan
penilaian hasil Belajar Mahasiswa

4) SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor


43/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok
MPK.

5) Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem pendidikan Nasional

6) Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.

C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang Latar belakang dan tujuan pembelajaran PKn di
perguruan tinggi?

15
BAB III

Materi 2

Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi PKn agar


menjadi pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu
memahami, menjelaskan nilai-nilai pancasila sebagai orientasi pkn agar
menjadi pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi

B. Materi

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI ORIENTASI PKN AGAR MENJADI


PEDOMAN BERKARYA LULUSAN PERGURUAN TINGGI
Program pembelajaran mata kuliah pengembangan kepribadian sebagai
pendidikan nilai di Peruruan Tinggi memiliki fungsi meletakkan dasar nilai sebagai
pedoman berkarya bagi lulusan perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan
sebagai MPK mampu mengembangkan misi tersebut. Konsekuensi PKn sebagai
MPK, keseluruhan materi program pembelajaran PKn disirati nilai-nilai pancasila.

Pengertian nilai dasar harus dipahami bahwa nilai-nilai pancasila harus


dijadikan sebagai pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekaryawan setiap
lulusan PT. Peran nilai-nilai dalam setiap sila pancasila adalah sebagai berikut.

1. Nilai ketuhanan dalam sila ketuhanan YME: melengkapi ilmu pengetahuan


menciptakan perimbnagan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan
akal. Sila ini menempatkan manusia sebai bagiannya dan bukan pusatnya. Faham
nilai ketuhanan dalam sila ketuhanan YME, tidak memberikan ruang bagi paham
ateisme, fundamentalisme, dan ekstrimisme keagamaan, sekularisme keilmuan,
antroposentrisme dan kosmosentrisme.
2. Nilai kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi dan
mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu harus didasarkan pada
tujuan awal ditemukan ilmu atau fungsinya semula, yaitu untuk mencerdaskan,

16
mensejahterakan, dan memartabatkan manusia, ilmu tidak hanya untuk
sekelompok, lapisan tertentu.
3. Nilai persatuan dalam Pila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan
universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan
sistem dan sub sitem. Solidaritas dalam sub sistem sangat penting untuk
kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak mengganggu integrasi.
Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia sensinya adalah pengakuan dalam
kesatuan: koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan, kekeluargaan, dan supremasi
hukum.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, mengimbangi
otodimanika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa.
Eksperimentasi penerapan dan penyebaran lmu pengetahuan harus demokratis
dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian
sampai penerapan massal. Nilai kerakyatan dalam Sila 4 ini esensinya adalah
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang berkeadaan. Tidak memberi ruang
bagi paham egoism keilmuan (puritanisme, otonomi keilmuan), liberalisme dan
individualism dalam konteks kehidupan.
5. Nilai keadilan dalam sila keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif,
keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara individu
dan masyarakat, karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh
kepentingan semu. Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan
timbulnya kreatifitas dan inovasi.

Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam
penyusunan dan pengembangan substansi kajian pendidikan kewarganegaraaan
di perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan
pendidikan demokrasi, HAM dan persoalan kewarganegaraan lainnya
berperspektif pancasila. Jadi, meskipun setiap bangsa sama-sama menyebut
pendidikan kewargabegaraann sebagai “civic education, democracy education,
civil education”, dan sebagainya, tetapi arah pengembangan kompetensi
keilmuan PKn di perguruan tinggi Indonesia memiliki karakter sendiri.
17
C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang nilai-nilai pancasila sebagai orientasi pkn agar menjadi
pedoman berkarya lulusan perguruan tinggi!

18
BAB IV

Materi 3
Identitas nasional dan sejarah kelahiran
faham nasionalisme Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami,
menjelaskan identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
indonesia

B. Materi
IDENTITAS NASIONAL DAN SEJARAH KELAHIRAN FAHAM
NASIONALISME INDONESIA

1. Pengertian Identitas Nasional

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap


pihak yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan
pihak yang lain. Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki arti
suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.

Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu


pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih,
Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan
rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin,
19
Pangeran Antasari dan lain – lain.

Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan


negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya
hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat dalam
hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan
negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta
kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok
dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas
bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan
bangsa dan negara di masa depan.

Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang


tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku
tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi
yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.

Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam


menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan
response. Jika challence cukup besar sementara response kecil maka
bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa
Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika
challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak
akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.

Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam


menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan
identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai
dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi
di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh
tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah
kebangkitan kembali kesadaran nasional.

20
2. Sejarah Nasionalisme di Indonesia

Bagi dunia ketiga abad ke-20 dapat dianggap sebagai abad nasionalisme,
tidak lain Karena menyaksikan timbulnya nation state (Negara bangsa),
setelah berakhirnya Perang Dunia II. Fungsi nation state dianggap
menjumpai konsep bangsa Indonesia. Apa yang diucapkan pada Sumpah
Pemuda 1928 adalah kelengkapan dan pembulatan konsep tersebut.
Secara implisit Manifesto itu memuat paham nasionalisme sebagai anti
kolonialisme dan sekaligus memuat prinsip-prinsipnya, ialah : kesatuan,
kebebasan, persamaan, kepribadian. Prinsip-prinsip beserta nilai-nilai
nasionalisme tersebut sejak awal pergerakan nasional diperjuangkan,
secara simbolis, konseptual, fisik revolosioner dan dalam periode pasca
revolusi mengkonsolidasi.

Apabila kita melacak pertumbuhan naionalisme Indonesia sejak


kebangkitan nasional 1908, melalui Manifesto Politik 1925 serta Sumpah
Pemuda 1928, maka tidak dapat diingkari bahwa meskipun masih dalam
bentuk embrional, keempat prinsip nasionalisme tersebut sudah hadir.
Meskipun Budi Utama belum dapat dipandang sebagai organisasi nasional
dalam arti harfiah, namun pada hakekatnya ideologinya menunjuk pada
kesadaran diri akan kemandirian, kebebasan, kesamaan serta penemuan
identitas dirinya.

Selama pergerakan keempat prinsip itu menjadi tujuan perjuangan


kemudian melalui jaman Jepang semangat nasionalisme meluas ke segala
lapisan rakyat sehingga revolusi Indonesia dapat dilancarkan.
Sesungguhnya pada masa pasca revolusi, ideologi nasionalisme masih
tetap memiliki relevansi bagi pembangungan bangsa.

Permasalahannya sekarang, mampukah nasionalisme Indonesia yang


lahir dari rasa senasib, karena dijajah oleh penjajah yang sama, mampu
menahan tekanan separatism di berbagai daerah? Jawabannya tentu saja
apakah perasaan senasib itu terus menerus diciptakan. Rasa senasib
tersebut hanya bisa dipertahankan bila ada keadilan, pemerataan
pembangunan, serta perlakuan yang sama terhadap seluruh daerah dan
21
komponen bangsa. Jika hal tersebut tidak bisa diwujudkan maka
nasionalisme Indonesia akan tinggal kenangan dan perpecahan bangsa
menjadi tidak bisa terelakkan.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah dalam era globalisasi ini,


nasionalisme mampu menahan lajunya arus globalisasi
(internasionalisasi) pada semua segi kehidupan, dimana antar negara
saling bergantung. Huntington menyatakan bahwa ketergantungan anatar
Negara bukan merupakan gerakan internasional yang akan menciptakan
negara global serta akan melebur konsep nation state. Bahkan Huntington
merasa yakin bahwa internasionalisme telah menemui jalan buntu,
karena pretense organisasi internasional sendiri. Pernyataan tersebut
didukung oleh kondisi faktual yang mensyaratkan organisasi
internasional membutuhkan persetujuan dari negara-negara anggotanya
dalam setiap keputusan penting dan mendesak.

Bagi Indonesia, nasionalisme merupakan kunci untuk mengatasi


keberagaman adat istiadat, budaya agama serta etnis. Tanpa nasionalisme
sebagai alat pemersatu, sulit kiranya untuk mencari titik temu dari
berbagai kebiasaan yang berasal dari berbagai etnik. Nasionalisme dalam
hal ini dapat dipandang sebagai komitmen moral bangsa Indonesia untuk
tidak memandang perbedaan itu sebagai konflik, melainkan sebagai
kenyataan yang tidak dapat ditolak, juga sebagai kekayaan yang penuh
dengan dinamika.

Pada sisi lain, identitas nasional perlu dipupuk pada generasi muda
lewat kesadaran nasional yang perlu dibangkitkan lewat kesadaran
sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif dimasa lampau,
atau nasib bersama dimasa lampau yang mendidik negara. Tanpa
kesadaran sejarah nasional tidak akan ada identitas nasional dan tanpa
identitas nasional seseorang tidak akan memiliki kepribadian nasional.
Kesadaran nasional menciptakan inspirasi dan aspirasi nasionalis.
Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai setiap warga negara dan
wajib secara moral dengan loyalitas penuh idealisme yang membendung

22
kekuatan materialisme, konsumerisme dan dampak globalisasi yang
negatif.

C. Evaluasi
1. Bagaimana identitas nasional dan sejarah kelahiran faham nasionalisme
indonesia?

23
BAB V

Materi 4

Identitas Kebangsaan

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan identitas kebangsaan
B. Materi
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu
identitas dan nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau
tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk
membedakannya dengan sesuatu yang lain. Kata nasional adalah identitas
yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik
kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
dentitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa
yang lainnya. Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki
identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari
suatu bangsa.  Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus
berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada
kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa
daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa
Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara
yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan
nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dari banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk
bangsa indonesia itu sendiri. Tanpa Pancasila, negara dan bangsa ini ibarat
kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra luas tanpa tujuan
jelas.

C. Evaluasi
1. Jelaskan identitas kebangsaan!
BAB VI

Materi 5
Konstitusi bagi negara

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan Konstitusi bagi negara
B. Materi
Konstitusi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa
dan negara. Baik bagi negara yang sudah lama merdeka, maupun negara
yang baru saja memperoleh kemerdekaannya. Istilah konstitusi berasal dari
Bahasa Perancis "constituer" yang berarti membentuk. Konstitusi diartikan
sebagai dokumen tertulis yang secara garis besar mengatur kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta lembaga negara penting lainnya.
Konstitusi dan negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
Konstitusi sebagai Penjamin Hak Asasi
Konstitusi lahir sebagai suatu tuntutan dan harapan masyarakatnya
untuk mencapai suatu keadilan. Dengan hadirnya konstitusi, masyarakat
menyerahkan hak-hak tertentu kepada penyelenggara negara. Namun,
setiap anggota masyarakat dalam negara tetap mempertahankan hak-
haknya sebagai pribadi. Hadirnya konstitusi adalah untuk menjamin hak-hak
asasi dan hak politik dari warga negaranya. Hak-hak itulah yang juga
menjadi titik tolak pembentukan konstitusi.
Konstitusi Membatasi Kekuasaan
Konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya suatu dokumen yang
mencerminkan pembagian kekuasaan saja. Akan tetapi, dalam gagasan
konstitusionalisme, konstitusi dipandang sebagai lembaga khusus yang
memiliki fungsi khusus yaitu membatasi kekuasaan dan mencegah
kesewenang-wenangan di satu pihak dengan melakukan perimbangan
kekuasaan. Konstitusi diperlukan sebagai perwujudan dari hukum tertinggi
yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah.
Konstitusi sebagai Barometer
Kehidupan Bernegara Konstitusi menjadi barometer kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sarat akan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu. Konstitusi dalam jangka panjangnya membantu para generasi
penerus bangsa dalam melihat ide-ide dasar yang digariskan oleh founding
fathers dalam mencapai kemerdekaan negara tersebut. Konstitusi akan
memberikan arahan kepada generasi penerus tersebut untuk
mengemudikan suatu negara yang kelak akan mereka pimpin.
Negara Akan Hancur Tanpa Konstitusi
Konstitusi adalah pemberi pegangan sekaligus pedoman dalam
menjalankan kekuasaan negara. Tanpa kosntitusi, sebuah negara tidak akan
mencapai tujuan yang sesuai dengan harapan masyarakatnya. Tanpa
konstitusi, tidak ada yang mengatur hak-hak asasi warga negaranya. Hal ini
akan memicu banyak konflik dan perseteruan karena masing-masing
individu berusaha mencapai keinginannya tanpa menghormati hak asasi
orang lain.

C. Evaluasi
Jelaskan konstitusi bagi negara
BAB VII

Materi 6

UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia

B. Materi
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk
pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan
perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar /
pokok Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga
sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar
dalam empat priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD
RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian
berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun
2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus
2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November
2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan
oleh PPKI tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui
siding-sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan
tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan
pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI itulah yang selanjutnya
ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah mengalami perubahan
seperlunya oleh PPKI.
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.
1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum
Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan
wakil presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.
Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin
belangsung sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan
semangat persatuan dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi
Negara maka penetepan UUD 1945 berjalan dengan lancar.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan
masalah yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah
rancangan hokum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa
perubahan tersebut antara lain:
a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,
b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang
dasar”
d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak
ada;
e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia
oleh PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri
Dari 4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok
Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua
ayat aturan tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia
yang terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang
tubuh atau pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan
kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita Republik
Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan hal itu
maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II No. 7
Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945
hanya berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945
sampai 27 Desember 1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-
Undang Dasar baru disebut kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS)
tahun 1949. Konstitusi kedua yang berlaku diindonesia adalah Konstitusi
Republi Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS. Dan UUD Negara
Republik Indonesia 18 Agustus 1945 tetap berlaku tetapi hanya disalah
satu Negara bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia (RI) yang beribu
kota di Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD
RIS 1949 berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17
Agustus 1950, bangsa Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan.
Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak diberlakukan lagi. Priode
berlakunya UUD RIS 1949 daei tanggal 27 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut konstitusi II.
1) Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan
lampiran.
Beberapa ketentuan pokok dala UUD RIS 1949 antara lain:
a. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik
b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan
ini, kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana
mentri apis saat itu adalah Moh. Hatta.
Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara
dimaksud sebagai pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia
kembali ke bentuk Negara kesatuan yang dituangkan dalam Undang-
Undang Federal No.7 Tahun 1950 tentang perubahan konstitusi
RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang menyusun Undang-Undang
Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri atas:
1. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.
2. Batang tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 164 pasal.
3. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic;
4. Sistem pemerintah adalah parlementer menurut UUDS 1950;
5. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar
tetap sebagai pengganti dari UUDS 1950.
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan
tugasnya. Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya
sebagai berikut:
a) Menetapkan pembubaran Konstituante;
b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950;
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
2. Proses Amandemen UUD 1995
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah
amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan
selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan
UUD. Istilah perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua
pengerrtianyaitu:
a. Amandemen konstitusi
b. Pembaruhan konstitusi
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan
merupakan addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi
yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan
memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-
prinsip negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD
1945 maka konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap
meyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan dan
kenegaraan yang demokratis.
UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik
indonesia juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan. Untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang
sejak merdeka sampai masa pemerintahan presiden soeharto belum
pernah dilakukan perubahan.
Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945
sebagai berikut:
1. Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidam
majelis permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan
rakyat diadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
majelis permusyawaratan rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari
seluruh anggota majelis permusyawaratan rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh
MPR pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak
tanggal 19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh
MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali
perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999,
disahkan 19 oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus
2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10
agustus 2002.
Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13
pasal serta 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap
berlaku, hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak
berlaku lagi. Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah
perubahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara
republik indonesia tahun 1945. Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita
terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
2. Naskah perubahan pertama UUD 1945
3. Naskah perubahan kedua UUD 1945
4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5. Naskah perubahan keempat UUD 1945

Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat


tersebut tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan
perubahannya. Putusan MPR tersebut tidak menggunakan nomor putusan
majelis. Hal inin berbeda dengan jenis putusan majelis lainnya, yaitu
ketetapan majelis dan keputusan majelis yag menggunakan nomor
keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia
UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya.
Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai
keempat ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak
termasuk aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan
dengan cara menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor
pasal (angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A, pasal 28B dan
seterusnya.
3. Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
pembukaan dan bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya
berisi pernyataan luhur dan cita-cita dari bangsa yang bersangkutan.
Namun tidak semua konstitusi negara meiliki bagian pembukaan ini.
Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak memiliki bagian
pembukaan. Contoh konstitusi negara yang memiliki bagian pembukaan
adalah konstitusi jepang, india, dan amerika serikat.
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam
konstitusi negara indonesi. Pembukaa UUD 1945 berisi empat alinie
sebagai pernyataan luhur bangsa indonesia. Selain berisi pernyataan, ia
juga berisi cita-cita dan keinginan bangsa indonesia, dalam bernegara
yaitu mencapai masyarakat merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Setiap alenia pembukaan UUD 1945 memiliki makna dan cita-
cita tersendiri sebagai satu kesatuan.
Alenia pertama berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.
Alenia kedua berbunyi “dan perjuangan pergerakkan kemerdekaan
indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia, yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur”.
Alenia ketiga berbunyi “atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaaannya”.
Alenia keempat sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumpah dara indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan indonesia itu dalam suatu UUD 1945negara indonesia, yang
terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh ikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.

C. Evaluasi
1. Jelaskan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia
BAB VIII

Materi 7

Perilaku konstitusional dalam hidup bernegara

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali perilaku konstitusional dalam hidup bernegara

B. Materi
Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasa
berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan penyelengaraan bernegara
yang tertuang dalam UUD 1945. Perilaku konstitusional juga dapat diartikan
sebagai perilaku yang sesuai dengan konstitusi negara.
Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki
kesetiaan terhadap bangsa dan negara, yang meliputi kesetiaan terhadap
ideologi negara, kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah. Oleh
sebab itu, maka setiap warga Negara harus dan wajib untuk memiliki perilaku
positif terhadap konstitusi, yang mempunyai makna berperilaku peduli atau
memperhatikan konstitusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya,
melaksanakan nilai-nilai yang terjandung didalamnya, mengamalkan dalam
kehidupan, dan berani menegakkan jika konstitusi dilanggar.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga
negara, karena perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib,
disiplin, dan sesuai dengan hukum.
Pembahasan tentang sikap positif terhadap konstitusi tersebut meliputi
perilaku konstitusional bagi penyelenggaraan Negara, parpol maupun
organisasi kemasyarakatan maupun sebagai warga Negara Indonesia sebagai
berikut :
A. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara
Dalam perkembangan kehidupan bernegara, bangsa Indonesia telah
mengalami beberapa kali penggunaan konstitusi yang berlaku antara lain: UUD
1945 pada periode tahun 1945-1949, Konstitusi RIS dalam tahun 1949-1950,
UUD S tahun 1950-1959, UUD 1945 tahun 1959-2002, dan UUD 1945 yang
telah diamandemen dari tahun 2002 hingga sekarang (tahun 2009).
Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini
penyelenggaraan Nagara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga Negara meliputi :
MPR, Presiden, Kementrian Negara, DPR, DPD, KPU, Badan Pemeriksa
Keuangan, MA, MK, TNI, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut melaksanakan tugas
atau kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki berdasarkan
ketetapan konstitusi lain :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan
umum dan diatur lebih lanjut dalam undang-undang. MPR bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibukota Negara. Wewenang MPR ialah:
a. Mengubah dan menetapkan UUD
b. Melantik Presiden dan Wakil Presiden
c. Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
d. Mengubah dan menetapkan UUD
e. Melantik Presiden dan Wakil Presiden
f. Memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
2. Presiden dan Kementrian Negara
Calon Presiden dan/atau Wakil Presiden harus warga Negara Indonesia
dan sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendak sendiri, tidak pernah mengkhianati Negara, serta mampu
secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden dan
Wakil Presiden. Presiden dan/atau Wakil Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD.Presiden berhak mengajukan rancangan undang-
undang kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Syarat menjadi Presiden
diatur dengan undang-undang. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya atas usul DPR karena melakukan
pelanggaran hokum berupa pengkhianatan Negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat, atau perbuatan tercela, maupun terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden.
Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR diajukan
kepada MPR, dan MPR meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili dan memutuskan pendapat DPR tersebut. Apabila
pendapat DPR tersebut telah diperiksa diadili dan diputuskan Mahkamah
Konstitusi memiliki kebenaran atau terbukti, MPR mengadakan sidang untuk
memutuskan usul tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPR menerima
usul tersebut. Keputusan MPR tentang usul pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden, harus diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau
Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis. Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melaksanakan kewajibannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai
habis masa jabatannya. Kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya enam
puluh hari, MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari
dua calon yang diusulkan Presiden. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan, maka tugas kepresidenan dilaksanakan
oleh Menlu, Mendagri, dan Menteri Pertahanan.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik. Kedua pasangan capres dan cawapres yang merupakan peraih
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai
berakhir masa jabatannya.Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil
Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan MPR atau DPR.Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Presiden dalam membuat
perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan
berdasar bagi kehidupan rakyat terkait dengan beban keuangan Negara,
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan
persetujuan DPR.Presiden menyatakaan keadaan bahaya, syarat-syarat dan
akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dalam undang-undang. Presiden
mengangkat duta dan konsul, dalam pengangkatan duta dan penerimaan
penempatan duta Negara lain Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Presiden memberikan grasi (ampunan yang diberikan kepala Negara kepada
orang yang telah dijatuhi hukuman) dan rehabilitasi (pengembalian nama baik
atau kedudukan) dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.Presiden memberikan amnesti (pengampunan atau pembebasan dari
hukuman/terutama hukuman politik) dan abolisi (penghentian atau
pembatalan penuntutan perkara) dengan memperhatikan pertimbangan DPR,
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.
Dalam menjalankan tugas, Presiden dibantu oleh menteri-menteri Negara
yang membidangi urusan tertentu misalnya pada bidang (pertahanan
keamanan, luar negeri, dalam negeri, informasi, hukum dan HAM, pendidikan,
ekonomi, kebudayaan, olah raga, riset dan teknologi, social, kelautan
lingkungan hidup, kesehatan, dan lain-lain). Menteri-menteri Negara tersebut
diangkat dan diberhentikan Presiden, serta bertanggung jawab kepada
Presiden.Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian Negara
diatur dengan undang-undang.
a. Tidak pernah menghianati Negara
b. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai
Presiden dan Wapres
c. Mengajukan rancangan UU kepada DPR
d. Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum, susunan DPR ditetapkan
dengan undang-undang. Tugas DPR ialah:
a. Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
b. Membentuk undang-undang
c. Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden
Hak-hak DPR adalah untuk menyatakan pendapat, budget yaitu hak untuk
menetapkan anggaran belanja Negara (APBN), interpelasi yaitu hak untuk
meminta keterangan kepada Presiden, angket adalah hak untuk mengadakan
penyelidikan atas kebijakan pemerintah, mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas adalah hak kekebalan
hukum.
4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum, jumlah
anggota DPD tidak boleh lebih dari jumlah anggota DPR. DPD bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.DPD dapat mengajukan rancangan undang-
undang tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain kepada
DPR.DPD berhak melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang,
tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain.
a. Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan
antar pusat dan daerah
b. Pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain
kepada DPR
5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sebagai Negara yang menerapkan system penerapan rakyat atau
demokrasi pemilihan umum merupakan sarana pesta demokrasi untuk
memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden dan DPRD. Pemilu di Indonesia dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali. Ketentuan lebih lanjut
diatur dengan undang-undang.
a. Menyelenggarakan pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
dibentuklah BPK, kemudian hasil pemeriksaan keuangan Negara diserahkan
kepada DPR, DPD, DPRD sesuai dengan kewenangannya.Hasil pemeriksaan
tersebut ditindak lanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang.Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden.
a. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
b. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, DPRD

7. Mahkamah Agung (MA)


Kewenangan MA adalah menguji peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang, dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-
undang. Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan menjadi Hakim Agung
oleh Presiden. Kewenangan Komisi Yudisial adalah mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
a. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
8. Mahkamah Konstitusi (MK)
MK memiliki kewenangan untuk mengadili tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar. Kewenangan lain adalah memutuskan sengketa
kewenangan yang diberikan UUD, memutuskan pembubaran partai politik,
perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
a. Memutuskan sengketa kewenangan yang diberikan UUD
b. Memutuskan pembubaran partai politik, perselisihan tentang hasil
pemilihan umum
9. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Sebagai usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui
system pertahanan dan keamanan rakyat semesta, Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai kekuatan utama
dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. TNI yang terdiri dari Angkatan Darat,
Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat Negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta kedaulatan
Negara. Sedangkan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia bertugas
menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, serta sebagai penyelidik
maupun penyidik terjadinya kasus kejahatan untuk dilimpahkan kepada
kejaksaan.
a. Mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta kedaulatan
Negara
b. Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat

B. Perilaku Konstitusional Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan


Sejalan dengan semangat pasal 28 UUD 1945 serta meningkatnya
kesadaran warga Negara Indonesia dalam berpolitik, maka terjadi
perkembangan yang signifikan tentang jumlah partai politik dan organisasi
kemasyarakatan yang ada di Indonesia. Melalui organisasi politik tersebut
seseorang dapat memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan negara. Oleh
sebab itu, perilaku parpol dalam menyampaikan aspirasi politik dari
masyarakat harus secara konstitusional, tidak melakukan provokatif, anarkis,
destruktif maupun perbuatan tercela lainnya yang jelas bertentangan dengan
harapan seluruh rakyat Indonesia.
C. Perilaku Konstitusional Warga Negara
Harus kita sadari bersama bahwa keberhasilan bangsa Indonesia dalam
mewujudkan tujuan Negara sebagaimana yang digariskan dalam Pembukaan
UUD 1945 alenia keempat, tidak semata-mata merupakan tugas penyelenggara
Negara.Namun hal ini menjadi kewajiban kita untuk menjalin hubungan antara
pemerintah dan masyarakat yang harmonis.
Sebagai warga Negara yang baik, perilaku kita harus sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.Misalnya jika kita kelak menjadi petani
menjadilah petani yang baik menanam tanaman yang tidak menjerumuskan
generasi muda kearah penyalahgunaan narkoba.Kita menyadari bahwa dalam
kehidupan berbangsa bermasyarakat tidak terlepas dari berbagai
permasalahan. Oleh sebab itu, dalam penyelesaian permasalahan dapat
dihindari main hakim sendiri, kekerasan, anarkis dan tindakan lain yang tidak
konstitusional. Dalam kehidupan bernegara kita dapat melakukan perbuatan
yang konstitusional misalnya:
a. Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat
b. Terhadap perlakuan tidak adil oleh siapapun termasuk pemerintah dalam
melakukan upaya hukum harus melalui musyawarah atau jalur hukum
c. Membiasakan untuk memberikan sesuatu daripada meminta sesuatu
sebagaimana dikemukakan oleh John F. Kennedy yaitu, ‘jangan bertanya
apa yang akan diberikan Negara kepadamu, tetapi tanyakan pada dirimu
apa yang telah anda berikan kepada Negara atau bangsamu’
d. Siap membela Negara bila dibutuhkan sewaktu-waktu
e. Membiasakan untuk menghargai hasil karya orang lain
f. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain.
g. Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, baik peraturan lalu lintas,
sekolah, dan lain sebagainya.
h. Tidak main hakim sendiri.
i. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
j. Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu permasalahan.
k. Mengembangkan sikap sadar dan rasional.
l. Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan.
m. Pelaksanaan pemilihan umum secara transparan, jujur, adil, dan bebas,
serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
n. Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara,
tidak dengan money politic, suap, kolusi, dan intimidasi.
o. Pelaksanaan demonstrasi atau aksi-aksi secara damai bukan dengan
kekerasan, infiltrasi, atau revolusi.
p. Membayar pajak tepat waktu
q. Ikut melaksanakan pembelaan negara sesuai dengan kemampuan, hak dan
kewajiban.
r. Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat.

Agar perilaku Konstitusional dapat terwujud maka harus dilandasi


dengan sikap yang positif terhadap UUD 1945. Warga Negara yang mendukung
berlakunya UUD 1945 akan sangat mempengaruhi berlakunya sikap
konstitusional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada banyak macam contoh Perilaku konstitusional, diantaranya :
a. Sikap Terbuka
b. Mampu mengatasi masalah
c. Menyadari adanya perbedaan
d. Memiliki harapan Realistis
e. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri
Perilaku konstitusional harus dilaksanakan oleh penyelenggara dan
warga negara secara seimbang. Untuk mengembangkan perilaku
konstitusional, pertama kali dengan mengetahui dan memahami aturan-aturan
penyelenggaraan negara yang tecantum dalam UUD 1945. Oleh karena itu,
sosialisasi UUD 1945 kepada seluruh warga negara harus dilaksanakan secara
efektif melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.

C. Evaluasi
1. Bagaimana perilaku konstitusional dalam hidup bernegara?

BAB IX
Materi 8

Hubungan negara dan warga negara

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hubungan negara dan warga negara

B. Materi
Negara dan warga negara memiliki Hubungan timbal balik dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab
terhadap warga negaranya begitu juga sebaliknya. Untuk memfomulasikan
Menurut Miriam Budiardjo (Suryo, 2008:49) “Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya di perintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-
undangan melalui penguasaan monopolistis terhadap kekuasaan yang sah”.
Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yang menjadi tujuan negara
adalah “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaiaan abadi dan keadilan sosial”. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa
hubungan antara negara dan warga negaranya memiliki relevansi dalam aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian, negara yang
berkewajiban dalam memenuhi hak-hak warga negaranya tidak dapat
berlangsung dengan baik tanpa dukungan warganya. Dukungan yang dimaksud
adalah adanya bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara. Dalam
pemenuhan hak warga negaranya haruslah sejalan dengan pelaksanaan
kewajibannya, salah satunya warga negara harus menunjukkan sikap patuh
terhadap peraturan yang diberlakukan.
Menjadi warga negara yang baik (be a good citizen) merupakan suatu
hasil yang diharapkan dari hubungan antara negara dengan warga negara.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan hak dan
kewajibannya mampu mengkritisi, serta partisipatif, dan bertanggungjawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari hal tersebut, maka warga
negaranya mampu melaksanakan serta memahami keseimbangan antara hak
dan kewajibannya maka terbentuklah masyarakat yang mandiri sering disebut
madani (civil society). Masyarakat madani adalah masyarakat mandiri dapat
dikatakan suatu sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan masyarakat. Civil society merupakan masyarakat yang
memiliki derajat budaya tertentu, kuncinya masyarakat tidak hanya tentang
pemerintah atau penguasa, tetapi juga berkaitan dengan kekuatan masyarakat
yang ada di dalam masyarakat tersebut. Pada dasarnya untuk mewujudkan civil
society, pendidikan berperan penting dalam pemberdayaan kualitas, baik
kualitas siswa maupun pemberdayaan proses pendidikannya yaitu
peningkatan peranan guru dan pembelajarannya.
Sebagai anggota dari negara maka warga negara memiliki hubungan atau
ikatan dengan negara. Hubungan warga negara dengan negara terwujud dalam
partisipasi, identitas, dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban antara keduanya.
Maksudnya adalah warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara
dan begitu juga sebaliknya.
Orang-orang yang tinggal di wilayah negara, tetapi bukan warga negara
dari negara itu tidak memiliki hubungan timbal balik dengan negara tersebut.
Setiap negara berdaulat berwenang menetukan siapa-siapa yang menjadi
warga negaranya. Negara tidak terkait oleh negara lain dalam menetukan
kewarganegaraan. Begitu sebaliknya negara lain juga tidak berhak menentukan
atau turut campur dalam penentuan kewarganegaraan suatu negara.
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negara. Ketentutuan itu tercantum dalam pasal 26 UUD 1945. Yang menjadi
warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan sebagai undang-undang warga negara.

C. Evaluasi
1. Jelaksan tentang hubungan negara dan warga negara?

BAB X
Materi 9
Makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya

B. Materi
1. Makna Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu demos dan kratos / cratein.

Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi demokrasi

berarti pemerintahan oleh rakyat. Dalam negara yang menganut

demokrasi, kekuasaan negara sepenuhnya berada di tangan rakyat dan

kemampuan rakyat. Jadi yang diutamakan atau paling utama dalam

pemerintahan yang demokratis adalah rakyat bukan penguasa.

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan

warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

tersebut.

2. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :
b. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau

kedaulatan ada di tangan rakyat.

c. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda

pendapat, dan tidak ada paksaan.

Prinsip-prinsip Demokrasi :

a. Kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh konstitusi

Kekuasaan rakyat atau pemerintahan dari rakyat. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah


suatu sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat dan selalu

mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan Negara. Pada zaman

Yunani kuno, rakyat yang menjadi warga Negara terlibat langsung

dalam pemikiran, pembahasan, dan pengambilan keputusan

mengenai berbagai hal yang menyangkut kehidupan Negara.

b. Pemilu yang bebas,jujur, dan adil (agar mendapat wakil rakyat yang

sesuai aspirasi rakyat).

Secara universal pemilu adalah instrument mewujudkan

kedaulatan rakyat yang bermaksud membentuk pemerintahan yang

absah serta sarana mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan

rakyat. Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk menentukan

para wakil-wakil rakyat yang akan duduk dilembaga legislatif, maka

dengan sendirinya terdapat berbagai sistem pemilihan umum.

c. Jaminan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan

dimiliki setiap manusia sebagi anugerah tuhan yang maha

esa.kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan pada pengakuan

bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki drajat dan

martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang

disebut hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai

manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka

adalah sama dan sederajat.

d. Persamaan kedudukan di depan hukum

Setiap orang yang berhadapan dengan hukum haruslah memiliki

kesamaan di hadapan hukum, diperlakukan adil, dihargai hak-haknya,


serta diperlakukan sebagai seorang yang merdeka dengan berdasar

pada asas praduga tidak bersalah. terhadap setiap orang yang

berhadapan dengan hukum tersebut haruslah memperoleh suatu

putusan yang mencerminkan keadilan dan kepastian hukum dengan

didasarkan pada fakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan serta

didasari pula oleh bukti-bukti yang dihadirkan di hadapan persidangan.

Salah satu bentuk jaminan atas perlakuan yang sama di hadapan

hukum, dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana pada Pasal 54 diatur mengenai bantuan hukum oleh Penasehat

Hukum terhadap seorang tersangka maupun terdakwa yang diduga

melakukan suatu tindak pidana.

e. Kebebasan berserikat

Setiap orang diberi hak untuk bebas membentuk atau ikut

serta dalam keanggotaan atau pun menjadi pengurus organisasi

dalam kehidupan bermasyarakat dalam wilayah negara Republik

Indonesia. Untuk itu, kita tidak lagi memerlukan pengaturan oleh

undang-undang untuk memastikan adanya kemerdekaan atau

kebebasan bagi setiap orang itu untuk berorganisasi dalam wilayah

negara Republik Indonesia. Hanya saja, bagaimana cara kebebasan

itu digunakan, apa saja syarat-syarat dan prosedur pembentukan,

pembinaan, penyelenggaraan kegiatan, pengawasan, dan

pembubaran organisasi itu tentu masih harus diatur lebih rinci, yaitu

dengan undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya. Karena

itu, dipandang perlu untuk menyusun satu undang-undang baru,

terutama untuk menggantikan undang-undang lama yang disusun


berdasarkan ketentuan UUD 1945 sebelum reformasi, yaitu UU No. 8

Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

f. Kebebasan pers

Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusional

atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-

bahan yang dipublikasikan seperti menyebar luaskan, pencetakan

dan penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau dalam material

lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari

pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang

Pers pasal 4 didalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers

dijamin sebagai hak asasi warga negara, ayat kedua bahwa terhadap

pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau

pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa untuk menjamin

kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat

keempat bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di

depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan dalam

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan antara lain dalam

pasal 28F bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,

memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

C. Evaluasi
1. Bagaimana makna demokrasi dan prinsip-prinsipnya?
BAB XI

Materi 10
Hak dan kewajiban warga negara secara seimbang

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hak dan kewajiban warga negara secara
seimbang

B. Materi
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan
hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup
hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan
diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan
kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai
seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA :

- Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga


negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).

- Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
1. Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang


berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui


perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan


hidup, tumbuh, dan Berkembang”

- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan


dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara


kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal
28C ayat 2).

- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang


adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

2. Kewajiban Warga Negara Indonesia  :

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.

- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain

- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-


undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”

- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

C. Evaluasi
1. Jelaskan tentang hak dan kewajiban warga negara secara seimbang

BAB XII

Materi 11
Hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi
Pancasila)

B. Materi

hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat


dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan
pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal, yaitu:
a. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Mengandung pengertian yang berhubungan
dengan pemerintah yang sah dan diakui (ligimate
government) dimata rakyat. Sebaliknya ada
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui
(unligimate government). Pemerintahan yang diakui
adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan
dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu
pemerintahan adalah pemerintah dapat menjalankan
roda birokrasi dan program- programnya.
b. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu
pemerintahan menjalankan kekuasaan atas nama rakyat
bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan yang
dilakukan oleh rakyat ( sosial control) dapat dilakukan
secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung
( melalui DPR).
c. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang
diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan
untuk kepentingan rakyat. Pemerintah diharuskan
menjamin adanya kebebasan seluas-luasnya kepada
rakyat dalam menyampaikan aspirasinya baik melalui
media pers maupun secara langsung.

C. Evaluasi
Bagaimana hakikat demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)?

BAB XIII

Materi 12
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia

B. Materi
Pelaksanaa Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Parlementer atau Liberal (1945-1959)
Demokrasi ini dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode
pertama (1945-1949). Lalu dilanjutkan pada masa berlakunya Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950.

Pada masa demokrasi parlementer, kehidupan politik dan pemerintahan


tidak stabil. Dengan demikian program pemerintah tidak bisa dijalankan
dengan baik dan berkelanjutan. Secara yudiris, demokrasi ini berakhir pada
5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.

2. Demokrasi

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik pada


masa demokrasi parlementer. Berikut karakteristik utama pada era
demokrasi terpimpin.

- Sistem kepartaian kacau. Adanya partai politik bukan untuk


mempersiapkan diri dalam rangka mengisi jabatan politik di
pemerintah, tetapi merupakan elemen penopang dari tarik ulur
kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan Darat ,dan Partai
Komunis Indonesia.

- Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong membuat


peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi lemah.

- Hak dasar manusia juga menjadi sangat lemah.

- Kebebasan pers berkurang, beberapa surat kabar dan majalah dilarang


terbit oleh pemerintah.

- Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan


antara pemerintah pusat dan daerah.

3. Demokrasi pancasila pada era orde baru (1965-1998)

Demokrasi Pancasila lahir karena berbagai penyelewengan dan


permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Demokrasi ini berlaku
setelah masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin.
Maksud demokrasi Pancasila, yaitu dalam menggunakan hak-hak
demokrasi harus disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menjamin persatuan dan
kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah, serta harus dimanfatkan
untuk mewujudkan keadilan sosial.

Namun, dalam praktik demokrasi pancasila tetap ada penyimpangan di


dalamnya, seperti:

- Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur.

- Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil.

- Kurangnya kebebasan mengemukakan pendapat.

4. Demokrasi pancasila pada era orde reformasi (1998-sekarang)

Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap


demokrasi pancasila, tetapi aturan pelaksanaannya berbeda. Terdapat
empat perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari masa orde baru ke
reformasi. Berikut pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi:

- Pemilihan umum lebih demokratis

- Partai politik lebih mandiri

- Lembaga demokrasi lebih berfungsi

- Konsep trias politika (Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat


otonom penuh.

C. Evaluasi
Jelaskan tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia!

BAB XIV

Materi 13
Pendidikan demokrasi di perguruan tinggi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendidikan demokrasi di perguruan tinggi

B. Materi

Pendidikan demokrasi di perguruan tinggi

Demokrasi Pendidikan adalah proses perbuatan mendidik yang mengutamakan


hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua peserta didik.

Demokrasi pendidikan memberikan manfaat dalam prkatek kehidupan dan


pendidikan dalam beberapa hal yaitu :

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia

Demokrasi dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak


manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama
dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang memandang perbedaan
antara satu dengan lainnya baik hubungan antara peserta didik dengan
gurunya dengan saling menghargai dan menghormati diantara mereka.

2. Setiap manusia memiliki perubahan kearah pikirannya yang sehat.

Dari acuan prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus didik,
karena dengan mendidik manusia akan berubah dan berkembang kearah yang
lebih sehat baik dan sempurna.

3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kebaikan bersama dalam demokrasi

untuk mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.


Kesejahteraan hanya akan dapat tercapai apabila setiap warga negara atau
anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk
memajukan kepentingan bersama. Kebersamaan dan kerjasama inilah
pilar penyangga demokrasi yang dengan selalu menggunakan dialog dan
musyawarah sebagai pendekatan sosialnya untuk mengambil keputusan
supaya tercapai satu tujuan yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan. Jelaslah
bahwa pendidikan

4. Kewarganegaraan dan ketatanegaraan menjadi penting dan sesuatu yang


tidak bisa diabaikan untuk diberikan kepada setiap warga negara, anak-
anak atau peserta didik dan upaya mempraktekkan salah satu dari prinsip
demokrasi.
C. Evaluasi
Jelaskan tentang pendidikan demokrasi di perguruan tinggi!

BAB XV

Materi 14

Makna Indonesia sebagai negara hukum


A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali makna Indonesia sebagai negara hukum
B. Materi
Negara Indonesia adalah negara hukum. Demikian bunyi Pasal 1 Ayat 3
Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Yang dimaksud negara hukum adalah
negara yang di dalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-peraturan yang
bersifat memaksa dan mempunyai sanksi tegas apabila dilanggar. Maka, arti
Indonesia sebagai negara hukum adalah segala aspek kehidupan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada hukum dan segala
produk perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di wilayah NKRI.
Negara hukum sendiri berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi
seluruh warga negara. Untuk Indonesia, negara hukum didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan sumber dari
segala sumber hukum.

Adapun produk turunan undang-undang dapat berupa Peraturan


Presiden, Peraturan Menteri, Instruksi Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan
Gubernur, dan berbagai peraturan lainnya. Hukum di Indonesia harus dilandasi
dengan semangat menegakkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila.

Sementara itu, prinsip-prinsip negara hukum menurut Jimly Asshiddiqie


adalah:
1. Supremasi hukum
2. Persamaan dalam hukum
3. Proses hukum yang baik dan benar
4. Pembatasan kekuasaan
5. Lembaga eksekutif independen
6. Peradilan yang bebas dan mandiri
7. Peradilan Tata Usaha Negara
8. Peradilan Konstitusi
9. Perlindungan HAM
10. Sarana mewujudkan tujuan negara
11. Transparansi dan kontrol sosial
12. Bersifat demokratis

C. Evaluasi
Bagaimana makna Indonesia sebagai negara hukum?
BAB XVI

Materi 15
Hubungan negara hukum
dengan HAM

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang hubungan negara hukum dengan HAM
B. Materi

Hubungan negara hukum dengan HAM


Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan
lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi
oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara
hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum
(supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
(Mustafa Kamal Pasha, 2003)
Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang
tertinggi (supreme) sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum
harus tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan,
kemanfaatan dan kepastian (Achmad Ali,2002). Apabila Negara berdasar atas
hukum, pemerintahan Negara itu juga harus berdasar atas suatu konstitusi
atau undang-undang dasar sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan.
Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang bercirikan gagasan
kostitusionalisme yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminan hak
dasar warga negara.
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki
setiap manusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi
manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk
tuhan memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki
hak dasar yang disebut hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai
manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama
dan sederajat.

Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara
itu melindungi dan menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan
demikian jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia,
dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia
setiap warganya.
Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang
kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada
Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan
ciri-ciri sebagai berikut:
- Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu
konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
- Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
- Pemilihan Umum yang bebas;
- Kebebasan menyatakan pendapat;
- Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
- Pendidikan Kewarganegaraan.
 

C. Evaluasi
Jelaskan tentang hubungan negara hukum dengan HAM!

BAB XVII

Materi 16
Prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya
sebagai warga negara

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya
sebagai warga negara
B. Materi
C. Evaluasi
Bagaimana prinsip hukum-hukum dalam kehidupannya sebagai warga negara ?

BAB XVIII

Materi 17
Penegakkan HAM di
Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang penegakkan HAM di Indonesia

B. Materi
A. Pengertian Dan Ciri Pokok Hakikat HAM
1. Pengertian HAM
a) HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh maunusia.
b) Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerag-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh nagara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”.
c) Menurut Jan Materson dari komisi HAM PBB, Hak Asasi Manusia adalah
hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak-hak
tersebut manusia mustahil dapat hidup sebagai Teaching human Rights,
yang merumuskan HAM dengan pengertian, “Human Right could be
generally defined as those rights which are inherent in our nature and
without which can not live as human being”.
d) Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian dari manusia
atau pengusaha. Hak asasi manusia sifatnya sangat mendasar bagi hidup
dan kehidupan manusia yang bersifat kodrati yakni tidak bisa terlepas
dari dan dalam kehidupan manusia.

2. Ciri Pokok Hakikat HAM


Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat
ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM,
yaitu:
a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agam, etnis, pandangan politik atau asal-usul social dan bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seoarangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai
HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi
atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
Perkembangan Pemikiran HAM
1. Pemikiran HAM
a) Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat
pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama
pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi
perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang
baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
b) Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis
melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jadi
pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian
konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak
yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi, dan hak
politik.
c) Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi
ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak
melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran
generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi
menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya yang dilanggar.
d) Generasi keempat yang mengkritik peranan Negara yang sangat
dominan dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan
ekonomi dan menimbulkan dampak negatif seperti diabaikannya aspek
kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan
tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan
memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi
keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada
tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut
Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.

3. Perkembangan pemikiran HAM dunia


a) Magna Charta
Pada umum nya para pakar di Eropa berpendapat bahwa
lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna charta
yang antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki
kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri
tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabanannya
dimuka hukum.
b) The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paHAM Rousseau
dan montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka
sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia
harus dibelenggu.
c) The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(deklarasi perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi
tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu
berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak
bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap yang menyatakan ia bersalah.
d) The four freedom
Ada empat hak kebebasan bebicara dan menyatakan pendapat,
hak kebebasan memeluk agama beribadah sesuai dengan ajaran agama
yang dipeluknya, hak kebebasan dari kemiskinan dan pengertian setiap
bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera
bagi pendudukanya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha,
pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada
dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara
lain .
4. Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
a) Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol
pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta
mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan.
b) Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah
berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu:
c) Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
d) Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat.
e) Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
f) Periode 5 juli sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945.

HAM dalam Perundang-Undangan Nasional


Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
Undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden, dan peraturan pelaksanaan
lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang
sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam
konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang
sangat berat dan panjang, antara lain melalui amandemen dan referendum,
sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat
aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI
yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM dalam bentuk
Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada
kemungkinan seringnya mengalami perubahan.

Penegakan HAM di Indonesia


Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat senantiasa
menjunjung tinggi penghargaan tehadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan
melalui tindakan progresif baik secara nasional maupun internasional. Namun
manakala manusia telah memproklamasikan diri menjadi suatu kaum atau
bangsa dalam suatu Negara, status manusia individual akan menjadi status
warga Negara. Pemberian hak sebagai warga Negara diatur dalam mekanisme
kenegaraan. Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di
Indonesia adalah:
1. Mengadakan langkah kongkret dan sistematik dalam pengaturan
hukum positif.
2. Membuat peraturan perundang-undangan tetntang HAM.
3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan HAM pada segenap
elemen masyarakat.
4. Mengatur mekanisme perlindungan HAM secara terpadu.
5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggaran
HAM.
6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani HAM.
7. Meningkatkan peran aktif media massa

Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat ideologi pancasila dan


UUD 1945 harus dijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar
yang ada di dalamnya merupakan The Indonesia Bill Of Human Right. Ada
sejumlah kemajuan positif yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam kerangka penegakan HAM, khususnya terkait dengan upaya perbaikan
pada kerangka hukum dan institusi untuk mempromosikan HAM. Telah
nampak dalam kerangka hukum, pemerintah Indonesia telah melahirkan
beberapa kebijakan menyangkut HAM yang cukup positif. Pembuatan Undang-
Undang (UU) HAM serta UU Perlindungan Saksi Mata, adalah beberapa
kebijakan yang dilihatnya dapat memberi sentimen positif pada persoalan
perlindungan HAM di Indonesia. Dibentuknya beberapa institusi penegakan
HAM di Indonesia, seperti pengadilan HAM ad-hoc, Komisi Nasional HAM,
Komnas Perempuan serta sejumlah organisasi HAM lainnya, juga merupakan
usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya penegakan HAM.
Adapun program penegakkan hukum dan HAM (PP No.7 tahun 2005)
meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, serta pembasmian
penyalagunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakkan
hukum dan HAM harus di lakukuan secara tegas, tidak diskriminatif dan
konsisten. Dalam upaya penegakan penegakan hak asasi manusia di Indonesia,
dibutuhkan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana penegakan HAM di
Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu:
1.Sarana yang terbentuk institusi atau kelembagaan seperti lembaga advokasi
tentang HAM yang dibentuk oleh LSM, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(KOMNAS HAM), Komisi Nasional HAM Perempuan dan institusi lainnya.
2. Sarana yang berbentuk peraturan atau Undang-Undang, seperti adanya
beberapa pasal dalam konstitusi UUD 1945 yang memuat tentang HAM, UU RI
No. 39 Tahun 1999, keputusan Presiden RI No. 50 Tahun 1993, Keputusan
Presiden RI No. 129 Tahun 1998, Keputusan Presiden RI No. 181 tahun 1998
dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Kesemua prangkat hukum tersebut
merupakan sarana pendukung perlindungan HAM di Indonesia.

Pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM


Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-
Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sedangkan bentuk pelanggaran HAM ringan selain dari kedua bentuk
pelanggaran HAM berat itu.

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan


maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan
genosida dilakukan dengan cara membunuh anggota kelompok,
mengakibatkan penderitaan fisikatau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu
ke kelompok lain (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Sementara itu kejahatan adalah salah satu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut tujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan
seksual, pelacuran secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain
yang setara, penganiyaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa,
dan kejahatan apartheid.
Pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur maupun
bukan aparatur Negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Karena itu
penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan terhadap
aparatur Negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur
Negara. Penindakan terhadap pelanggaran HAM mulai dari penyelidikan,
penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat
non-deskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan
khusus yang berada dilingkungan pengadilan umum. Sebagai salah satu upaya
untuk memenuhi rasa keadilan, maka pengadilan atas pelanggaran HAM
kategori berat, seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan
diberlakukan asas retroaktif. Dengan demikian, pelanggaran HAM kategori
berat dapat diadili dengan membentuk Pengadilan HAM ad hoc. Pengadilan
HAM ad hoc dibentuk atas usul Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan
keputusan Presiden dan berada di lingkungan Pengadilan Umum.
Berdasarkan UU No. 26/2000, Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus
yang berada dibawah peradilan umum dan merupakan lex specialis dari Kitab
Undang Hukum Pidana. Pengadilan ini dikatakan khusus karena dari segi
penamaan bentuk pengadilannya sudah secara spesifik menggunakan istilah
Pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan ini juga mengadili kejahatan-
kejahatan tertentu. Kejahatan-kejahatan yang merupakan yurisdiksi
pengadilan HAM ini adalah kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan yang keduanya merupakan pelanggaran HAM yang berat.
Penamaan Pengadilan HAM yang mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan
dan kejahatan genosida ini dianggap tidak tepat, karena Pelanggaran HAM yang
berat dengan dua jenis kejahatan tersebut adalah kejahatan yang merupakan
bagian dari hukum pidana internasional (international crimes) sehingga yang
digunakan adalah seharusnya terminologi “pengadilan pidana.”

Selain pengadilan HAM ad hoc, dibentuk juga Komisi Kebenaran dan


Rekonsilasi (KKR). Komisi ini dibentuk sebagai lembaga ekstrayudisial yang
bertugas untuk menegakan kebenaran untuk mengungkap penyalahgunaan
kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau, melaksanakan
rekonsiliasi dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa. Pengadilan
HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM
yang berat yang dilakukan seseorang berumur dibawah 18 tahun pada saat
kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Pengadilan HAM.
Upaya mengungkap pelanggaran HAM dapat juga melibatkan peran
serta masyarakat umum. Kepedulian warga negara terhadap pelanggaran HAM
dapat dilakukan melalui upaya-upaya pengembangan komunitas HAM atau
penyelenggaraan tribunal (forum kesaksian untuk mengungkap dan
menginvestigasi sebuah kasus secara mendalam) tentang pelanggaran HAM.
Penanggung jawab dalam penegakan, pemajuan, perlindungan dan
pemenuhan HAM
Tanggung jawab penegakan, pemajuan, perlindungan danpemenuhan
HAM tidak saja dibebankan kepada Negara, melainkan juga kepada individu
warga Negara. Artinya Negara dan individu sama-sama memiliki tanggung
jawab terhadap pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. Karena itu,
pelanggaran HAM sebenarnya tidak saja dilakukan oleh Negara kepada
rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat yang disebut dengan
pelanggaran HAM secara horizontal.
Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
1. Terjadinya pengaiyaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun
2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada
suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM
ringan kepada setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki
berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentai terjadi kecelakaan.
4. Para pedagang tradisional yang berdagang di pinggir jalan merupakan
pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para
pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan
lancar.
5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada
suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM
terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
6. Orang tua yang tidak menginginkan anaknya mengambil agama yang lain
selain agama yang orang tua tersebut.

Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran HAM


Banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Kasus
pelanggaran HAM ini bukan semata-mata terjadi karena kesalahan pemerintah
yang masih belum mampu melakukan penegakan HAM di negara kita ini.
Namun dalam kenyataannya, kasus pelanggaran HAM terjadi karena ada
beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pelanggaran
HAM. Beberapa faktor yang menyebabkan pelanggaran HAM, yaitu:
1. Ketidak tahuannya tentang masalah penghormatan HAM orang lain
2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme)
3. Kurang berfungsinya lembaga – lembaga penegak hukum (polisi, jaksa
dan pengadilan)
4. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun
militer
5. Kekuasan yang tidak seimbang
6. Masayarakat warga yang belum berdaya
7. Good Governence masih bersifat retorika
8. Corporete Governence masih bersifat retorik
9. Masih kuatnya budaya korup
10. masih kuatnya budaya paternalistik dan feodal
11. Terjadinya praktek–praktek penyalahgunaan kekuasaan
12. Interprestasi dan penerapan yang salah dari norma–norma agama dan
perintah (intruksi)

C. Evaluasi
Bagaimana penegakkan HAM di Indonesia?

BAB XIX

Materi 18
Pendidikan anti KKN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendidikan anti KKN
B. Materi

Peran Pendidikan Antikorupsi


Pendidikan merupakan pilar pembangunan karakter, dalam rangka
menyiapkan generasi baru yang antikorupsi. Adapun membangun budaya anti
korupsi adalah melalui implementasi pendidikan antikorupsi pada setiap
jenjang pendidikan daerah berdasarkan aturan pemerintah, antara lain:
a. TAP MPR RI Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari KKN;
b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN;
c. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
e. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Koruspi;
f. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Pasal 13 tentang KPK memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi
pada setiap jenjang pendidikan.
Pemberantasan korupsi harus sistematis dan masif. Pendidikan
antikorupsi menjadi sarana sadar untuk itu. Pendidikan antikorupsi sebaiknya
menyentuh aspek kognitif, afekktif, dan konasi. Tujuan utama pendidikan
antikorupsi adalah perubahan sikap dan perilaku terhadap tindakan koruptif.
Pendidikan antikorupsi juga bertujuan membentuk kesadaran akan bahaya
korupsi, kemudian bangkit melawannya, mempromosikan nilai-nilai kejujuran
dan tidak mudah menyerah demi kebaikan. Seharusnya, pendidikan
antikorupsi dikelola sebagai wadah dialog hingga tumbuh kesadaran kolektif
setiap warga terhadap pentingnya pemberantasan dan pencegahan korupsi.
Menurut Salahudin (2018:242-243), ada dua tujuan yang ingin dicapai dari
pendidikan antikorupsi, yaitu:

1. Menanamkan semangat antikorupsi pada setiap anak bangsa. Melalui


pendidikan ini, semangat antikorupsi akan mengalir di dalam darah
setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Dengan
demikian, pekerjaan membangun bangsa yang tertunda karena adanya
korupsi tidak terjadi lagi pada masa depan;

2. Membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan


untuk membentuk posisi sipil murid dalam melawan korupsi. Dengan
demikian, bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab
lembaga penegak hukum, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi,
Kepolisian dan Kejaksaan Agung, melainkan tanggung jawab setiap
warga masyarakat Indonesia. Penerapam nilai-nilai antikorupsi di
sekolah antara lain: Pertama, kejujuran. Kata jujur dapat didefinisikan
sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Tanpa sifat jujur,
seorang individu tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya. Nilai
kejujuran dalam pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak
melakukan kecurangan akademis. Misalnya, tidak menyontek dan tidak
memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam
kegiatan OSIS. Misalnya membuat laporan keuangan kegiatan
kepanitiaan dengan jujur.
Salah satu cara untuk melatih kejujuran di sekolah yaitu:

1. kantin kejujuran (KK), yaitu kantin yang di dalamnya tidak ada penjaga
kantin atau kasir sehingga pembeli harus mengambil sendiri makanan
dan minuman yang telah diberi label harga, lalu menyelesaikan sendiri
pembayarannya. Pembeli meletakkan uang sesuai harga yang harus
dibayarkan di kotak uang yang disediakan. Jika ada kembaliannya, ia
mengambil sendiri dari kotak uang itu. Jika uang kembalian tidak cukup,
ia bisa membuat catatan kecil yang diberikan kepada pengelola kantin
untuk meminta uang kembaliannya. Kantin tersebut dapat menjadi
ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran
terhadap diri sendiri, yang akhirnya akan bermuara pada lahirnya
generasi yang menghormati kejujuran sekaligus memunculkan generasi
berbudaya antikorupsi.
2. Kedua, bertanggung jawab. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bertanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Bertanggung jawab juga berarti berani mengakui kesalahan
dan siap atas segala akibat yang ditimbulkan. Melatih tanggung jawab
dapat dilakukan dengan cara:
 mematuhi segala aturan yang diterapkan sekolah,
baik tertulis maupun tidak tertulis.
 mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru
ataupun tugas dari teman sekolah, tidak menunda
pekerjaan dan tidak mencari kambing hitam jika
melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas.
Inti tanggung jawab adalah bersifat amanah;
 amanah terhadap jabatan yang diberikan sekolah,
misalnya sebagai ketua OSIS dan ketua kelas.
3. Ketiga, kedisiplinan. Definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan. Dalam mengatur kehidupan, baik akademis maupun
sosial, siswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin bagi siswa adalah dapat
mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas,
baik dalam lingkup akademis maupun sosial. Manfaat hidup berdisiplin
adalah siswa mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih
efisien.

4. Keempat, sederhana. Gaya hidup sederhana dikembangkan sejak siswa


mengenyam masa pendidikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap
siswa dibiasakan untuk tidak hidup boros. Pola hidup sederhana bukan
berarti identik dengan kemiskinan. Sederhana artinya tidak berlebihan
dalam menjalani hidup.
5. Kelima, kerja keras. Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan.
Dalam kata ‘’kemauan’’ terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan,
daya kerja, pendirian, keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang
mundur. Bekerja keras merupakan hal penting untuk tercapainya hasil
sesuai dengan target.
6. Keenam, mandiri. Mandiri bagi siswa dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri, yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain
untuk mengerjakan tugas dan bertanggung jawab. Sifat mandiri dimulai
dengan mengerjakan tugas sendiri, menyelesaikan masalah tanpa
melibatkan orang tua. Ketujuh, adil. Berdasarkan arti katanya, adil
adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Bagi siswa,
karakter perlu dibina agar ia dapat belajar mempertimbangkan dan
mengambil keputusan secara adil dan benar. Adil tidak harus
menyamaratakan segala hal, tetapi meletakkan dan menyikapi segala
sesuatu pada tempat yang semestinya. Kedelapan, berani. Siswa
memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan. Keberanian siswa
akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinannya. Keyakinan
akan kuat jika pengetahuannya juga kuat. Berani mengambil risiko
untuk mengerjakan sesuatu, tentu harus dibarengi dengan tanggung
jawab. Kesembilan, sebagai calon pemimpin masa depan, seorang siswa
perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya. Siswa dituntut
untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di sekolah, pengelolaan
sumber daya di sekolah, serta berbagai hal yang berkembang di sekolah.

C. Evaluasi
Jelaskan tentang pendidikan anti KKN?

BAB XX

Materi 19
Pentingnya wilayah sebagai
ruang hidup bangsa

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa

E. Materi
WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP

Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt: 66),


orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara,
selanjutnya pengertian negara tidak hanya wilayah tempat tinggal,
namun diartikan lebih luas (telah dibahas pada Bab III). Karena orang
dan tempat tinggal tidak dapat dipisahkan, perebutan ruang menjadi hal
yang menimbulkan konflik antar antar manusia hingga kini. Untuk dapat
mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus mempunyai kesatuan
cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Ilmuwan politik
dan militer menyebutnya sebagai geopolitik.

Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini


berkaitan erat dengan profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup,
ideologi, budaya) dan geografi. Kedua unsur pokok inilah yang harus
diperhatikan dalam pembuatan konsepsi geopolitik bangsa dan negara.
Untuk dapat melaksanakan wawasannya bangsa perlu menyusun
konsep geostra-tegi. Strategi sendiri merupakan bagian dari politik, hal
ini seperti diungkapkan dalam teori para panglima perang. Clauswitz
menyatakan “Perang merupakan kelanjutan dari politik, sedangkan
strategi adalah ilmu/seni untuk memenangkan perang. Oleh karenanya
membahas geopolitik tidak lepas membahas geostrategi.

Konsep wawasan kebangsaan tentang wilayah mulai


dikembangkan sebagai ilmu pada akhir abad XIX dan awal abad XX.
Konsepsi ini dikenal sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas
geografi dari segi politik negara (state). Selanjutnya berkem-bang
konsep politik (dalam arti distribusi kekuatan) pada hamparan geografi
negara, sehingga tidaklah berlebihan bahwa geopolitik sebagai ilmu
“baru” dicurigai sebagai upaya pembenaran pada kosepsi ruang
(Sunardi. 2004: 157). Oleh karena itu dalam membahas masalah
wawasan nasional, disamping membahas sejarah terjadinya konsep
wawasan nasional perlu membahas pula teori geopolitik serta
implementasinya pada negara kita.

Sebelum membahas masalah geopolitik (suatu negara) perlu


mendalami ciri khusus negara berdasarkan bentuk geomorfologinya,
yaitu pada konstalasi wilayah secara utuh (darat, laut dan udara) dan
perilaku manusia menghadapi tantangan berdasarkan bentuk
geografinya. Negara (dalam arti wilayah) dapat dibedakan:

1) Dikelilingi daratan (land lock country)

2) Berbatasan dengan laut, yang dapat dibedakan:

 negara pulau (oceanic archipelago),

 negara pantai (coastal archipelago)

 Negara kepulauan (archipelago).

Menurut regim hukum laut lama, laut menjadi pemisah dari


pulau-pulau. Akibat ketentuan ini, negara Indonesia dan banyak negara
nasional baru (pasca Perang Dunia II) menjadi tidak utuh. Oleh karena
itu sejak 1957 Pemerintah Republik Indonesia memperju-angkan agar
asas kepulauan diperbaharui dan baru berhasil tahun 1982. Perjuangan
berkat dukungan negara-negara nasional baru yang memiliki wilayah
gugusan pulau. Kini pengertian asas Negara kepulauan, adalah (UNCLOS
1982, pasal 46):

a. “Negara Kepulauan” berarti suatu Negara yang seluruhnya terdiri


dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau
lain.

b. “kepulauan” berarti suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau,


perairan dianta-ranya dan lain-lain wujud alamiah yang
hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga
pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan
suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau
secara historis dianggap sebagai demikian.

Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, dengan alasan:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (Setneg RI,


tt: 66);

2. Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan
India dan Lautan Pasifik) sehingga tepatlah bila dinamakan Nusantara
(nusa diantara air);

3. Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah nusantara berada di Garis


Khatulistiwa dan diliwati oleh Geo Stationary Satelite Orbit (GSO). Untuk
melaksanakan konsepsi Wawasan Nusantara, disusun konsepsi geostrategi
yang diberi nama Ketahanan Nasional. Dalam konsepsi ini bangsa Indonesia
menguta-makan pembangunan kekuatan sosial sebagai prioritas utama dan
pembangunan kekuatan fisik prioritas selanjutnya (Lemhannas 1980: 227).
Kekuatan sosial yang terbina dengan baik secara persuasif akan mampu
mengajak masyarakat untuk membangun kekuatan fisik untuk
kesejahteraan dan keamanan negara dan bangsa.
F. Evaluasi
Jelaskan pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa?

BAB XXI

Materi 20
Konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan
geopolitik bangsa Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan
geopolitik bangsa Indonesia
B. Materi
Pengertian Wawasan Nusantara dan Geopolitik
Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (National outlook)
yang merupakan visi bangsa yang bersangkutam menuju ke masa
depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan suatu
konsep cara pandangan atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa dan wilayahnya
serta jati diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan disini adalah bangsa
yang menegara (nation state). Adapun wawasan nasional bangsa
Indonesia dikenal Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti
pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar kata ini
membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau
melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang cara tinjau, atau
cara melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang
berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit dua hal. Istilah
Nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan
dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra
Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua
Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu
bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi
geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Sedangkan Wawasan Nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita
nasionalnya.

Dengan demikian Wawasan Nusantara berperan untuk


membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya
serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi
kemerdekaannya. Wawasan Nusantara sebagai rambu-rambu dalam
perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan Nusantara sebagai cara
pandangan juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina
persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan
negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Sebagai Wawasan Nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah
Indonesia yang terdiridari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang
sebagai ruang hidup (lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan
Nusantara sebagai Wawasan Nasionalnya bangsa Indonesia
dibangunataspandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa
Indonesia didasarkan kepada konstelasilingkungan tempat tinggalnya
yang menghasilakan konsepsi Wawasan Nusantara. Jadi Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa
Indonesia.
Kedudukan Wawasan Nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi
adalah keadaan atau rumusan umum mengenai keadaan yang
dinginkan. Wawasan Nasional merupakan visi bangsayang
bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai
dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai
konsepsi politik kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam
dasar-dasar berikut ini :
- Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret
1973
- TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978
tentang GBHN
- TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR
‘83 dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal :
- Kesatuan Politik
- Kesatuan Ekonomi
- Kesatuan Sosial Budaya
- Kesatuan Pertahanan Keamanan

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia pada


hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan (HANKAM). Dan sebagai Wawasan nasional Indonesia,
Wawasan Nusantara merupakan pencerminan dari : Kepentingan yang
sama, tujuan yang sama terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa
dan kesatuamn wilayah Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan
nasionalnya Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menangani permasalahan
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang filsafati,
latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek social budaya dan
aspek kesejahteraan, telah membentuk satu wawasan nasional
Indonesia yang di sebut wawasan nusantara dengan rumusan sebagai
berikut:
“Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan Undang-undang Dasar
1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menccapai tujuan
nasional.”
Berdasarkan pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Tap. MPR Tahun
1993 dan tentang GBHN.[5]
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan politik. Maka
membicarakan pengertian geopolitik tidak terlepas dari pembahasan
mengenai masalah geografi dan politik.
“Geo” artinya bumi/planet bumi. Menurut Preston E. James, geografi
mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di
permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan interrelasi
antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Politik berarti kekuatan
yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Maka, geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-
peraturan dalam wujud kebijaksanaan nasional yang didorong oleh aspirasi
nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada
pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu negara,
yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak lang sung kepada
system politik suatu negara.

Oleh karena itu wawsan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini
dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara
terkandung konsepsi geopolitik Indonesia yaitu, unsur ruang yang kini
berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian
secara keseluruhannya (Suradinata; Sumiarno: 2005)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


1. Wilayah (Geografi)
Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau
aspek fungsional (Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang
Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah Presiden
Republik Indonesia).
kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah.
2. Geopolitik dan Geostrategi
a. Geopolitik
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan
alternatif kebijakannasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu
wawasan nasional. Pengertian geopolitik telah dipraktekkan sejak abad
XIX, namun pengertiannyabaru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelenggaraan negarayang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu
bangsa.
b. Geostrategi
Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negar adan bangsa
Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia sebagai berikut :
- Geografi: terletak di antara dua benua, Asia dan Australia; serta di
antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
- Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di
selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang).
- Ideologi: ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di
selatan (Australia dan Selandia Baru) dan Komunisme di utara (RRC,
Vietnam dan Korea Utara)
- Politik: Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di
selatan dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
- Ekonomi: Ekonomi Indonesia terleta di antara ekonomi Kapitalis dan
selatan Sosialis di Utara.
- Sosial: Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat
individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

- Budaya: Budaya Indonesiaterletak di antara budaya Barat di selatan,


dan budaya timur di utara.
- Hankam: Geopolitik dan geostrategi Hankam (Pertahanan dan
Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di
selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.

Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957


Wilayah negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi
wilayah bekas Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam
“Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang
batas wilayah laut teritorial Indonesia. Ordonansi tahu 1939
menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis pantai
ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
b. Dari Deklarasi Juanda (13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda
yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan
tujuan sebagai berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh
dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas
negara kepulauan (Archipelagic State Principles).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang


Asas-asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen
adalah sebagai berikut:
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif negara RI.
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas
kontinen dengan negara-negara tetangga melalui perundingan.
 Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang
ditarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah
terluar negara tetangga.
 Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi
Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil
yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan
yang mendorong Pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
i. Persediaan ikan yang semakin terbatas
ii. Kebutuhan untuk pembangunan nasioanal Indonesia
iii. ZEE mempunyai kekuatan hukum Internasional.
Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah
Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen :
a.Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di
dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh
perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta
dihubungkan oleh perairan didalamnya.Setelah bernegara dalam negara
kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatan kenegaraan dalam wujud
suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat
adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik.Letak geografis negara
berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia.
Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi,
sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik.
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai
politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur
negara. Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional
berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila,
dalam berbagai kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Isi Wawasan Nusantara


Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi
menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian
cita-cita dan tujuan nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia
Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan
dirgantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta
satu ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib
hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan
asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.[7]
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
a. Tata laku batiniah berdasarkan falsafah bangsa yang membentuk sikap
mental bangsa yang memiliki kekuatan batin. Dalam hal ini Wawasan
Nusantara berlandaskan pada falsafah Pancasila untuk membentuk sikap
mental bangsa yang meliputi cipta, rasa, dan karsa secara terpadu.
b. Tata laku lahiriah merupakan kegiatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan
kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan. Dalam hal ini
Wawasan Nusantara diwujudkan dalam satu organisasi yang meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.[8]
E. Implementasi Wawasan Nusantara dan Penerapannya di Indonesia
Ø Implementasi Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang
sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan negara kesatuan Republik
Indonesia sampai sekarang. Konsep Wawasan Nusantara berpangkal pada
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama yang kemudian
melahirkan hakikat misi manusia Indonesia yang terjabarkan pada sila-sila
berikutnya. Wawasan Nusantara sebagai aktualisasi falsafah Pancasila menjadi
landasan dan pedoman bagi pengelolaan kelangsungan hidup bangsa
Indonesia.
Dengan demikian Wawasan Nusantara menjadi pedoman bagi upaya
mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan,
persatuan, dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban
dan perdamaian dunia. Disamping itu Wawasan Nusantara merupakan konsep
dasar bagi kebijakan dan strategi Pembangunan Nasional.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
1) Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia.
2) Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah serta agama yang
dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia.
3) Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib
dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air untuk mencapai satu cita-cita
bangsa yang sama.
4) Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia
yang membimbing ke arah tujuan dan cita-cita yang sama.
5) Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara sistem hukum nasional.
6) Seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
nasional.
7) Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas
dan aktif.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


1) Kekayaan di wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah
modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh
wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh
daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara diselenggarakan
sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi
kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
1) Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki kehidupan
serasi dengan tingkat kemajuan yang merata dan seimbang sesuai dengan
kemajuan bangsa.
2) Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak
ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya
Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang samauntuk
ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara dalam rangka pembelaan
negara dan bangsa.
Ø Penerapan Wawasan Nusantara
i. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan Wawasan Nusantara,
khususnya di bidang wilayah, adalah diterimanya konsepsi Nusantara di
forum Internasional, sehingga terjaminlah integritas wilayah teritorial
Indonesia. Laut Nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi
bagian integral dari wilayah Indonesia. Disamping itu pengakuan
terhadap landas kontinen Indonesia dan ZEE Indonesia menghasilkan
pertambahan luas wilayah yang cukup besar.
ii. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan
sumber daya alam yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia. Sumber daya alam itu meliputi mnyak, gas bumi dan mineral
lainnya yang banyak berada di dasar laut, baik di lepas pantai (Off shore)
maupun di laut dalam.
iii. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia
Internasional termasuk negara-negara tetangga: Malaysia, Singapura,
Thailand, Filipina, India, Australia, dan Papua Nugini yang dinyatakan
dengan persetujuan yang dicapai karena Negara Indonesia memberikan
akomodasi kepada kepentingan negara tetangga antara lain di bidang
perikanan yang mengakui hak nelayan tradisional (traditional fishing
right) dan hak lintas dari Malaysia Barat ke Malaysia Timur atau
sebaliknya.

iv. Penerapan Wawasan Nusantara dalam pembangunan negara di berbagai


bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan transportasi. Contohnya adalah
pembangunan satelit palapa dan Microwave System, pembangunan
lapangan terbang perintis dan pelayaran perintis di berbagai daerah.
Dengan adanya proyek tersebut maka laut dan hutan tidak lagi menjadi
hambatan bagi integrasi nasional. Dengan demikian lalu lintas
perdagangan dan integrasi budaya dapat berjalan lebih lancar.
v. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk
menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa
sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas Pancasila.
Salah satu langkah penting yang harus dikembangkan terus adalah
pemerataan pendidikan dari tingkat pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi ke semua daerah atau propinsi.
vi. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang Pertahanan dan Keamanan
terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta untuk menghadapi
berbagai ancaman bangsa dan negara.
C. Evaluasi
Jelaskan tentang konsepsi wawasan nusantara sebagai pandangan geopolitik
bangsa Indonesia!

BAB XXII

Materi 21
Implementasi wawasan nusantara
di era global

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang implementasi wawasan nusantara di era global

B. Materi
Implementasi Wawasan Nusantara di Era Globalisasi
Implementasi dalam Kehidupan Politik Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti
UUPartai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.Pelaksanaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR. dan kepala
daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai denga hukum yang berlaku.Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai
dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di
Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan olch provinsi
dan kabupatendalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional. 3. Mengembagkan
sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai
suku, agama, dan bahasa yang berbeda, sehingga menumbuhkan sikap
toleransi.
3. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahanuntuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan. 5.
Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat
korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-
pulau terluar dan pulau kosong.

Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi


1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti
posisikhatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil
tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah
cukup besar.Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi
harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antardaerah Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti
dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha
kecil.

Implementasi dalam Kehidupan Sosial dan Budaya


Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan
sebagai implementasi dalam kehidupan sosial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan
pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus
diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia,
serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber
pendapatan nasionalmaupun dacrah. Contohnya dengan pelestarian
budaya. pengembangan museum, dan cagar budaya.

Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan Membagun


TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan
keamanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan, yaitu:
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan
tersebutmerupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara
lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan
hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau
dan wilayah terluar Indonesia

C. Evaluasi
Bagaimana implementasi wawasan nusantara di era global?
BAB XXIII

Materi 22
Pendekatan astagatra dalam
pemecahan masalah

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah
B. Materi
Pendekatan Astagatra (Alamiah dan Sosial) dalam Pemecahan Masalah

Pendekatan Asta Gatra


Pendekatan Asta Gatra yaitu sebuah pendekatan yang melihat
kehidupan nasional sebagai sebuah sistem yang terdiri dari 8 (delapan) gatra
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Delapan gara itu meliputi aspek
alamiah (tri-gatra) dan aspek sosial (panca-gatra).
- Aspek AstaCatra
1. Aspek Alamiah (tri-gatra)
Aspek alamiah ketahanan nasional terdiri dari:
 Letak geografis negara
 Kekayaan alam
 Keadaan dan kemampuan penduduk

2. Aspek sosial (panca-gatra)


Aspek sosial ketahanan nasional terdiri dari:
 Ideologi
 Politik
 Ekonomi
 Sosial budaya
 Pertahanan dan keamanan

3. Aspek Alamiah

a. posisi dan lokasi geografi negara


posisi dan lokasi Negara kesatuan republik Indonesia
memberikan gambaran tentang bentuk kedalam (menampakkan
corak wujud dan tata susunan tertentu), dan bentuk keluar (situasi
dan kondisi lingkungan serta hubungan timbale balik antara Negara
dan lingkungan) dari Negara kita. Posisi dan lokasi ini merupakan
wadah bagi bangsa yang mendiaminya serta saling mempengaruhi
satu sama lain, dan dengan batas nasional tertentu membedakan
Negara Indonesia dengan bangsa lain. Negara Indonesia merupakan
negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan. Posisi dan lokasi
negara Indonesia berada dalam posisi silang di jalan silang dunia
yaitu antara benua asia dan benua Australia serta samudra pasifik dan
samudra hindia. Kondisi yang demikian tidak hanya bersifat fisik
tetapi juga terbuka terhadap segala pengaruh dan aliran sosial.
b. keadaan dan kekayaan alam
sebagai makhluk tuhan, untuk hidup berkembang biak dan
mempertahankan diri, orang orang memanfaatkan alam dan kekayaan
yang terkandung di dalamnya. Tentu dalam pemanfaatan itu harus
seimbang dan seirama dengan perkembangan penduduk.Kekayaan
alam terbagai menjadi tiga golongan yaitu hewani (fauna), nabati
(flora) dan mineral (ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak
dapat diperbaharui). Kekayaan alam di atas terbagi menjadi tiga
lingkungan yaitu di atmosfir, di permukaan bumi dan di dalam bumi.
Setiap bangsa wajib mengelola sumber daya alam untuk kepentingan
kesejahteraan maupun keamanan. Hal tersebut menjadi penting
untuk menjaga agar tidak terjadi ketimpangan antara perkembangan
potensi alam dengan jumlah penduduk, baik secara nasional maupun
di dalam konteks dunia (global). Karena hal tersebut dapat
membahayakan ketahanan nasional.

c. keadaan dan kemampuan penduduk


pendudukan merupakan manusia yang tinggal di suatu tempat
atau wilayah. Yang termasuk di dalam masalah penduduk antara lain:
jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan distribusi penduduk.
Masalah penduduk ini pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian
tingkat kemakmuran (kesejahteraan dan keamanannya). Ada factor
positif dan negative dari keadaan dan kemampuan penduduk yang
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi ketahanan
nasional.

4. Aspek Sosial
a) Ideologi
Suatu bangsa memerlukan landasa bagi kelangsungan hidupnya
yang sekaligus berfungsi sebgai dasar dan cita-cita nasional yang hendak
dicapai. Negara yang kita kenal dengan pancasila yang lahir dari nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Makin tinggi
kesadaran dan ketaatan suatu bangsa mengamalkan ideologi negaranya,
maka semakin tinggi pula tingkat ketahanan nasional dibidang ideologinya.
b) Politik
Masalah politik yang kita maksudkan di sini dalam konteksnya
dengan negara. Pusat kekuasaan suatu Negara berada pada
pemerintahannya, maka perjuangan memperoleh kekuatan berubah
menjadi perjuangan mengurusi pemerintah. Jika dianalogikan dengan
ketahanan nasional, maka ketahanan nasional dibidang politik berarti
suatu kondisi dinamik suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan hidup politik bangsa dan Negara.
c) Ekonomi
Pengertian ekonomi adalah segala kegiatan pemerintah dan
masyarakat yang berhubungan dengan pengelolaan faktor praduksi.
Ketahanan nasional dibidang ekonomi merupakan suatu kondisi dinamik
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
membahayakan kehidupan ekonomi bangsa dan negara. Oleh karena itu
untuk ketahanan nasional dibidang ekonomi ini diperlukan pembinaan
ekonomi yang pada dasarnya adalah menentukan kebijaksanaan ekonomi
dan pembinaan faktor produksi serta pengolahannya di dalam produksi
dan distribusi serta pengelolaanya di dalam distribusi barang dan jasa,
baik di dalam negeri maupun didalam hubungannya dengan luar negeri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


 Sifat keterbukaan sistem perekonomian
 Manajemen
 SDM
 Pengelolaan Sumber dana
 Infrastruktur sarana dan prasarana
 Teknologi

d) Sosial budaya
Faktor yang mempengaruhi ketahanan nasioanl dibidang sosial
budaya adalah tradisi. Tradisi bangsa adalah seluruh kepercayaan, anggapan
dan tingkah laku yang terlembagakan yang diwariskan dan diteruskan dari
generasi kegenerasi serta memberikan suatu bengsa sistem nilai dan sistem
norma untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan sosial.
Tradisi beristat dinamis dapat membantu ketahanan nasional, tetapi
tradisionalisme yang sikap atau pandangan memuji secara berlebihan masa
kehendaknya dapat kita tinggalkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Kebudayaan daerah Kebudayaan nasional
 Integritas nasional
 Kehidupan beragama
 Pendidikan

e. Militer HANKAM
Pertahanan kemanan adalah daya upaya rakyat dengan angkatan
bersenjata sebagai inti dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah
Negara dalam menegakkan ketahanan nasional dengan tujuan mencapai
keamanan bangsa dan Negara, serta kemampuan perjuangannya
dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakkan seluruh
potensi dan kekuatan masyarakat dalam seluruh bidang kehidupan nasional
secara terintegrasi dan terkoordinasi.

Ketahanan nasioanal dibidang HANKAM merupakan suatu kondisi dinamis


suatu bangsa yang berisi kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang membahayakan pertahanan dan keamanan bangsa dan Negara.
Konsepsi hankam:
 Mengelola potensi nasional untuk mempertahankan dan
mengamankan negara dengan TNI dan Polri sebagai komponen
utama.
 Tanmas Hankam adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran negara.
 Pandangan Bangsa Indonesia tentang perang dan damai.
 Bela negara merupakan hak dan kewajiban warga negara.
 Sishankamrata (sistem keamanan rakyat semesta)

C. Evaluasi
Jelaskan pendekatan astagatra dalam pemecahan masalah!

BAB XXIV

Materi 23
Unsur Unsur-ketahanan nasional Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia
B. Materi
4 unsur ketahanan nasional, yakni pertahanan dan keamanan, ekonomi, ideologi
dan sosial budaya serta sejumlah variabelnya sangat mempengaruhi pengukuran
indeks ketahanan nasional di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Ini juga
memperhatikan kondisi geografis Kaltara, dimana panjang garis perbatasan darat
Kaltara dengan negara Malaysia yang mencapai 1.020 kilometer, dan perbatasan
laut dengan negara Malaysia dan Filipina serta termasuk jalur Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) 2. “4 unsur tersebut menjadi perhatian besar Pemprov Kaltara,”
kata Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, H Suriansyah pada Diseminasi
Pengukuran Ketahanan Nasional di Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (22/9).

Disebutkannya, ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang


berisi ketangguhan, keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang datang dari dalam
maupun luar, membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup
bangsa. “Ketahanan nasional harus diwujudkan dan dibina terus menerus, terpadu
dan sinergi melalui 8 gatra pendekatan aspek kehidupan nasional,” ungkapnya. 8
gatra itu, terdiri dari 3 gatra aspek alamiah yang bersifat statis, dan 5 aspek
kehidupan yang bersifat dinamis.

Dilanjutkannya, ketahanan nasional juga dapat dilihat melalui 2 pendekatan dalam


pelaksanaannya. Yakni, pendekatan enjiniring atau melihat ketahanan nasional
sebagai suatu kemampuan untuk cepat kembali ke bentuk dan posisi semula pada
saat terjadi tekanan, benturan atau pembengkokak. Lalu, pendekatan sosial atau
memandang ketahanan nasional sebagai kemampuan merespon, beradaptasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.

“Hal ini erat hubungannya dengan kondisi saat ini, dimana wabah Covid-19 yang
menjadi tantangan besar tatanan nasional dalam pembangunan serta Pilkada
Serentak 2020,” urainya. Untuk itu, pengukuran indeks ketahanan nasional pada
tingkat daerah dinilai Sekprov mampu memberikan potret, isu strategi dan
rekomendasi dalam pengambilan kebijakan terhadap indikator yang akan menjadi
diseminasi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Diseminasi ini disertai juga oleh
Kepala Pusat Laboratorium Lemhanas RI, Marsekal Pertama TNI Ade Dian
Suryacandra.

C. Evaluasi
Jelaskan tentang unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia!

BAB XXV

Materi 24
Potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era
global

B. Materi
Indonesia merupakan negara yang majemuk, multikultural, memiliki
aneka ragam budaya, ras, suku, dan agama. Indonesia juga memiliki keindahan
alam dan potensi sumber daya alam yang bahkan tidak dimiliki oleh negara
lain. Keindahan dan kekayaan alam Indonesia harus bisa dijaga dan
dilestarikan supaya dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yang
majemuk. 

Dengan aneka ragam budaya. suku, ras, dan agama, Indonesia


disatukan dengan semboyan Republik Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Lantas, apakah ketahanan nasional
guna menjaga kemajemukan tersebut sudah baik? Atau justru sebaliknya?

Indonesia memiliki aneka ragam budaya, seringkali hal tersebut


terancam akibat faktor dari dalam maupun luar. Sistem ketahanan nasional
harusnya dijunjung tinggi guna mampu menjaga kenakeragaman budaya
tersebut. Namun, seringkali hal tersebut rapuh akibat adanya ancaman dari
dalam masyarakat sendiri maupun ancaman dari luar. Di era globalisasi ini
seharusnya Indonesia mampu menangkal ancaman-ancaman yang seringkali
membahayakan baik bagi masyarakat, maupun bangsa dan negara.

Ancaman dari dalam masyarakat Indonesia merupakan sebuah


ancaman yang harus dijadikan fokus utama pemerintah dan warga negara
dalam menghadapi era globalisasi. Ancaman dari dalam seperti Korupsi Kolusi
Nepotisme (KKN), kriminalisme, terorisme, sifat intoleran dari masyarakat,
munculnya aksi-aksi paham radikalisme, konflik SARA merupakan sedikit
contoh dari ancaman dari dalam masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan
bangsa yang besar, ancaman sekecil apa pun yang berasal dari dalam
masyarakat Indonesia bisa menjadi ancaman yang sangat besar.

Akhir-akhir ini banyak sekali ancaman yang terjadi di Indonesia yang


justru berasal dari dalam masyarakat Indonesia sendiri. Gerakan terorisme,
gerakan radikal yang bertujuan untuk mengganti ideologi negara, dan lain
sebagainya. Contoh lain yang terlihat sepele namun dapat menjadi ancaman
besar di tengah era globalisasi yaitu aksi bullying, intoleran, dan lain
sebagainya yang terjadi di dunia maya, yang bisa menjadi ancaman yang besar
bagi Indonesia ke depannya.

Selain ancaman dari dalam, ancaman dari luar juga patut di waspadai.
Hal seperti kapal asing yang masuk secara ilegal bahkan hingga mencuri
sumber daya milik Indonesia seperti kekayaan laut merupakan ancaman besar.
Tentunya hal tersebut menjadi tanda bahwa ancaman dari luar memang nyata
dan tidak dapat dianggap sepele.

Kita sebagai warga negara hendaknya melakukan dan mencegah hal


yang dapat mengancam bangsa dan negara. Sinergitas antara pemerintah
dengan masyarakat sangat diperlukan guna mengatasi rapuhnya sistem
ketahanan nasional Indonesia. Hal-hal seperti menghargai dan menghormati
antar sesama sangat dibutuhkan demi menjaga kesatuan dan persatuan
Indonesia. 

Hal lain seperti mengikuti arus perkembangan zaman juga diperlukan


guna menangkal ancaman yang datang di Indonesia, baik dari dalam maupun
luar. Pembinaan ideologi, pendidikan bela negara sejak dini juga sangat
dibutuhkan guna dapat menanamkan sikap cinta tanah air sejak dini.

Sebagai warga negara, sudah sepantasnya kita menyadari hal-hal


berbentuk ancaman yang dapat mengancam kedaulatan negara. Indonesia
merupakan negara yang besar, majemuk, dan beraneka ragam budaya. Kita lah
penerus generasi bangsa ini, kita lah yang harus menjaga kedaulatan serta
ketahanan bangsa ini, supaya keragaman ini dapat terjaga di era globalisasi dan
seterusnya.

C. Evaluasi
Bagaimana potensi ancaman bagi ketahanan bangsa di era global?
BAB XXVI

Materi 25
Pentingnya integrasi dalam masyarakat
Indonesia yang plural

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang pentingnya integrasi dalam masyarakat
Indonesia yang plural

B. Materi
ntegrasi nasional adalah sebuah kegiatan yang dimana memiliki tujuan
untuk menyatukan sebuah bangsa itu sendiri hingga tersambung semua semua
aspek kehidupan yang berada pada sebuah negara, yang dimana aspek-aspek
tersebut adalah aspek ideologi, sosial, politik, ekonomi, budaya, hingga
pertahanan keamanan. Selain itu dengan adanya integrasi nasional juga akan
membuat pencegahan terhadap timbulnya sebuah konflik yang mungkin akan
terjadi secara nasional, yang dimana konflik tersebut akan menjadi bersifat
horizontal yang terjadi pada sebuah suku bangsa dan suku bangsa lainnya.

Integrasi nasional juga akan membuat akses antara satu suku bangsa
untuk bertemu dengan suku bangsa lainnya, baik itu secara bertemu langsung
empat mata atau dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, sehingga kegiatan
untuk berkomunikasi dan membuat sebuah hubungan yang baik antara sebuah
suku bangsa dan suku bangsa lainnya akan terjadi. Hal tersebut kemudian akan
membuat sebuah hubungan yang harmonis yang saling membangun antara
yang satu dengan yang lainnnya, yang dimana memiliki sebuah tujuan akhir
akan membuat sebuah hubungan mutualisme agar menjadi modal utama dalam
persatuan dan kesatuan bangsa dan juga membantu proses agar integrasi
bangsa tersebut dapat dilakukan hingga ke bagian terkecil dari sebuah
kependudukan atas suku bangsa di Indonesia.

C. Evaluasi
Jelaskan pentingnya integrasi dalam masyarakat Indonesia yang plural!

BAB XXVI

Materi 25
Strategi integrasi yang tepat untuk
masyarakat Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat
Indonesia

B. Materi
Strategi integrasi nasional merupakan penyatuan berbagai unsur dalam
masyarakat berdasarkan aturan tertentu sehingga terjadi kesepakatan dan
tujuan secara nasional untuk diwujudkan bersama.

Dalam strategi integrasi nasional bangsa Indonesia, terdapat dua hal


yang menyusunnya yaitu :

1. Asimilasi

Asimilasi adalah menyatukan masyarakat dengan menjadikan


budaya yang dominan sebagai acuan dan budaya lain melebur di
dalamnya.

Dalam asimiliasi ini perkuatan persatuan dan kesatuan bangsa


dilakukan dengan menjadikan budaya-budaya daerah yang berbeda
tetap ada namun saling melebur sehingga elem atau unsur budaya lain
tidak dianggap sebagai suatu unsur yang asing.

2. Akulturasi

Akulturasi adalah menyatukan budaya yang berbeda di mana


unsur dari masing-masing itu masih tampak. Artinya, dalam akulturasi
ini, budaya-budaya daerah yang disatukan tidak dihilangkan, namun
tetap dilestarikan sebagai bagian kekayaan bangsa, namun pelestarian
ini diikuti dengan penyatuan budaya membentuk suatu budaya
nasional.

Perstuan ini selaras dengan motto bangsa Indonesia yaitu Bhinneka


Tunggal Ika (Berbeda tapi Satu Jua, Unity in Diversity)

Akulturasi menyatukan masyarakat dengan tetap mempertahankan


terdapatnya perbedaan. Misalnya, musik tradisional daerah tetap dilestarikan
dan dipentaskan namun musik ini mengalami akulturasi sehingga menjadi
pembentuk musik nasional yang menjadi identitas budaya bangsa.

Pentingnya Konsep Integrasi Nasional

Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, yang artinya


menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan
yang bulat dan utuh.

Pengertian Integrasi juga dapat dilihat dari dua kacamata berbeda,


yakni secara:
1. Politis, yang berarti penyatuan berbagai kelompok dalam kesatuan
nasional yang membentuk satu identitas;
2. Antropologis, berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.

Sementara itu pengertian identitas menurut para ahli Tim Kemdikbud


(2017, hlm. 152) adalah sebagai berikut.

1. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan
horisontal.
2. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional dapat diartikan sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak
menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf
tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.
3. Howard Wriggins
Integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.
4. MyronWeiner
Integrasi adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan
budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan
suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu
masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok
masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.

Dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia berarti


hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu
kesepakatan atau konsensus nasional (misalnya: sumpah pemuda).

Syarat Keberhasilan Integrasi

Selain kebhinekaan, beberapa syarat dan kunci keberhasilan


lain dari suatu integrasi Negara. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm.
156) syarat keberhasilan integrasi adalah sebagai berikut.

1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil


saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya.
2. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai
norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman.
3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam
melangsungkan proses integrasi sosial.

C. Evaluasi
Bagaimana strategi integrasi yang tepat untuk masyarakat Indonesia?
BAB XXVII

Materi 26
Integrasi di Indonesia melalui semboyan
Bhinneka Tunggal Ika

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kembali tentang integrasi di indonesia melalui semboyan bhinneka
tunggal ika

B. Materi
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
Kebhinnekaan adalah realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan
bangsa dan negara. Mengapa? Karena sudah pasti bahwa negeri kita adalah
negara kepulauan dengan beragam etnis, suku, dan ras di dalamnya.
Oleh karena itu kebhinnekaan harus dimaknai masyarakat Indonesia
melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan
spiritualitas. Artinya, perbedaan etnis, religi, maupun ideologi menjadi bagian
tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kebhinnekaan atau semangat


Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi akan menjadi perekat untuk bersatu dalam
kemajemukan (keberagaman) bangsa.

Selain semboyan Bhinnneka Tunggal Ika, menurut Tim Kemdikbud (2017,


hlm. 146) Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut.
1. Dasar Negara Pancasila.
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan.
4. Lambang Negara Burung Garuda.
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
6. Bermacam lagu-lagu perjuangan lainnya.

Mengapa selalu ditekankan bahwa integrasi bangsa harus dijaga?


Karena tanpanya, kita tidak akan bisa hidup berdampingan saling beriringan
untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Sila ketiga Pancasila hanya akan jadi
mimpi belaka. Persatuan adalah syarat mutlak bagi kejayaan Indonesia.Selain
itu, pentingnya konsep integrasi nasional akan diuraiakan pada pemaparan
berikut ini.

Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Selain syarat di atas, keberhasilan integrasi negara juga bergantung


pada faktor-faktor pembentuk integrasi nasional. Kita harus mampu mengenali
faktor pembentuk dan faktor penghambat terhadap integrasi. Sehingga dapat
menghindari faktor penghambat dan menanamkan faktor pembentuknya.

Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional adalah sebagai berikut.

1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2. Tersedianya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu
Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia
seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Terbentuknya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.
6. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
7. Terbentuknya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu
Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan
yang kuat.
9. Munculnya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 156).

Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Sementara itu, faktor penghambat integrasi nasional menurut Tim Kemdikbud (2017,
hlm. 157) adalah sebagai berikut.

1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.


2. Melemahnya toleransi antargolongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan
gangguan dari luar.
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.

Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga keutuhan NKRI secara
eksternal (dari luar) meliputi beberapa hal berikut ini.

1. Fenomena global masih mengetengahkan penguatan nilai-nilai universal, yakni


demokrasi dan hak asasi manusia yang berpotensi kurang senada dengan Pancasila.
Oleh karena itu sifat selektif sangat diperlukan dalam mengarunginya.
2. Isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global memunculkan persoalan
serius yang memerlukan respons secara internasional. Global warming berpotensi
mengakibatkan kerusakan dan bencana alam.
3. Peta keamanan global menempatkan terorisme menjadi ancaman global.
4. Penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara ke wilayah negara lain
mengancam kedaulatan dan kehormatan suatu negara berdaulat.
5. Masalah perbatasan juga merupakan sumber utama potensi konflik
antarnegara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara.
6. Wabah penyakit dapat menyebabkan banyak masalah yang tidak hanya
berdampak pada kesehatan masyarakat saja, namun pada sisi ekonomi (seperti
pandemi COVID-19 yang sedang mengancam saat ini).

Sementara itu, tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal NKRI


agar tetap utuh dan bersatu dari ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi
terutama yang berbentuk konflik perbatasan seperti:

1. pelanggaran wilayah,
2. gangguan keamanan maritim dan dirgantara,
3. gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara illegal,
4. kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak,
5. masalah separatisme,
6. pengawasan pulau-pulau kecil terluar,
7. ancaman terorisme dalam negeri, dsb.

C. Evaluasi
Jelaskan integrasi di Indonesia melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika!
REFERENSI

Ni Wayan. 2012. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa-


Mahasiswi Kesehatan. Jakarta: TIM

Al Hakim, Suparlan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia.


Malang: Madani Media

Basyir, Kunawi. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: SAP

Jimung, Martinus. 2016. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila.


Jakarta: TIM

Penelitian tentang studi korelasi respon spiritual dan ti ngkat stress pada lansia di
Yayasan Gerontologi Abiyoso Banyuwangi

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


Paradikma

Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma

Anda mungkin juga menyukai