Anda di halaman 1dari 60

KURIKULUM 2004

STANDAR KOMPETENSI

Mata Pelajaran

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

SEKOLAH MENENGAH ATAS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


Jakarta, Tahun 2003
Katalog dalam Terbitan

Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian


dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Katolik SMA, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 60 hal.

ISBN 979-725-152-7

2
KATA PENGANTAR

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami


perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar
Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk
masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik untuk satuan pendidikan SMA.
Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat
menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran di sekolah masing-masing.

Jakarta, Oktober 2003


Direktur Jendral Kepala Badan Penelitian
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pengembangan

Dr. Ir. Indra Jati Sidi Dr. Boediono


NIP. 130672115 NIP. 130344755

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................. 4

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 5
A. Rasional ......................................................................................... 6
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) ............................ 7
C. Fungsi dan Tujuan ............................................................................. 8
D. Ruang Lingkup ............................................................................. 9
E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...................................... 9
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian ........................................ 10
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik SMA ......................................................................... 10
H. Rambu-rambu ............................................................................... 11

II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...... 14


Kelas X ...................................................................................................... 14
Kelas XI ..................................................................................................... 28
Kelas XII .................................................................................................... 44

4
1 PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak


Kurikulum 1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi
pada materi kepada orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi
dan kemampuan siswa. Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan
dalam hidup dan beragama tidak terletak terutama pada apa yang
diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan
itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup lebih berhasil dan
beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk mencernakan dan
mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup nyata,
akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara
rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi
kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan
berkembang sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup
siswa.

Gagasan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional


untuk mengembangkan suatu kurikulum yang berdasarkan basic
competency tentu saja diterima oleh dunia pendidikan agama Katolik
dengan antusiasme yang besar. Maka sejak Pertemuan Komisi Kateketik
Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di Sawiran, Jawa Timur tahun 2000,
Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-sungguh memikirkan
kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan kompetensi itu.
Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang melibatkan
Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar Teologi, Kitab
Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk menyusun suatu
kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan
dari segala segi.

Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2
tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar
dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia
pendidikan agama Katolik di sekolah.

5
Pendidikan Agama Katolik

Kurikulum nasional ini adalah kurikulum global yang minimal, namun disusun
dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil
belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang
berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum ini sungguh kurikulum
minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan lokal. Namun harus tetap
diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang berbasiskan kompetensi, materi
sedikit banyaknya hanya merupakan sarana untuk merangsang kompetensi
siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah penting pula.

A. Rasional

Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan,


ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi
kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan
mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat
hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan
beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang
ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana
ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam
hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama belum tentu seorang
beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang senantiasa berusaha untuk
melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup
nyatanya, ia sungguh seorang beriman dan dapat diselamatkan. Jadi yang
menyelamatkan, bukanlah terutama pengetahuan, tetapi kompetensi
untuk mencernakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa


semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi
dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang
dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk
perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat
konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum,
ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para
pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral.

6
Pendahuluan

Bangsa Indonesia telah berpolitik, berekonomi, melaksanakan hukum


dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral.

Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia


pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi
mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi
yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa
membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka
hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk:
Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.
Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia
mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan
bertindak inovatif.
Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan
Membangun relasi, berdialog dan terbuka.

Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan
kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya
mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan
mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia
yang bermartabat.

Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan


agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada
siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran
imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus
menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat
intervensi Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya hidup
beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan
merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai.

B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK)

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana


dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan

7
Pendidikan Agama Katolik

pada siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan
penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di


sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa
berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan
penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan
iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan
kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan
penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh.

C. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi PAK
Fungsi PAK antara lain:
a. Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama Katolik
b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam
Gereja dan masyarakat
c. Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda
pada umumnya
d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang
semakin majemuk.

Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu


mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman
Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus.

2. Tujuan
PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk
membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus
Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan:
situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan

8
Pendahuluan

dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian


lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai
agama dan kepercayaan.

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik terdiri dari 4 aspek:


1. Pribadi dan Lingkungannya
2. Yesus Kristus Dan Kabar Baiknya
3. Arti dan Makna Gereja
4. Hidup Bermasyarakat

E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk


hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai
oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi:


1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan
kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan
agama yang dianutnya.
2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-
teknik, pola, struktur, dan hubungan.
4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber.
5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan
teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam
masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks
budaya, geografis, dan historis.

9
Pendidikan Agama Katolik

7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual


serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan
pribadi menuju masyarakat beradab.
8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi
dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri,
dan bekerja sama dengan orang lain.

F. Standar Kompetensi Bahan Kajian

Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak


berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang
terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SLTP,
SMA) yaitu:
1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan
dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan
menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata.
2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar
Baik-Nya dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya,
sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara
aktif.
4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan
mewujudkan secara nyata.

G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik


SMA

1. Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah yang
memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati
dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung
jawab.
2. Memahami pribadi Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh kitab
suci diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup sehari-
hari.

10
Pendahuluan

3. Memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta


hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup
bergereja.
4. Memahami fungsi gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk
mewartakan kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan
itu untuk menegakkan nilai-nilai kerajaan Allah antara lain: martabat
manusia, hak asasi, keadilan, kejujuran, dan keutuhan lingkungan
hidup.

H. Rambu-Rambu

a. Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa.


Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi
siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa
dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK.
b. Kurikulum PAK SMA yang disusun di sini bersifat linear, tidak
terdapat aspek-aspek yang sama atau berulang pada tiap tahunnya.
c. Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok.
d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar
dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai
dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar
ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan
siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
e. Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan
dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan
dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran
untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: Siswa dapat
menyusun doa.
f. Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar
dan tercantum pada setiap hasil belajar.
g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup
seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan indikator.

11
Pendidikan Agama Katolik

h. Pendekatan Pembelajaran yang dipakai hendaknya menunjang


ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang
dipakai hendaknya:
Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif
dalam proses PAK.
Kalau siswa menjadi partisipan, maka diandaikan dalam proses
PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru.
Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan
ada suatu proses yang berkesinambungan.
Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk
menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam
hidup nyata sehingga siswa semakin beriman.

Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau


pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan
mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam
Kurikulum PAK 84 disebut pendekatan atau pola pergumulan).

i. Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati


proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap unsur-
unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional
dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup
tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan


perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu
terdiri dari program tahunan dan program semester. Perencanaan
per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar
yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
(lihat kurikulumnya).

Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam


atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup.

Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak


perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran
per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.

12
Pendahuluan

Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran


hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip
didaktik, antara lain:
Dari mudah ke sulit.
Dari sederhana ke kompleks.
Dari konkrit ke abstrak.
Dari yang anthropologis ke yang teologis.

j. PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan


kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah.

k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru
agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari
kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau
yang mewakilinya.

l. Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku


pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku
pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan
Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak
dengan adanya tulisan NIHIL OBSTAT dan IMPRIMATUR.

13
2 KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN
MATERI POKOK

KELAS :X

Standar Kompetensi : Memahami nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus


sebagai landasan mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa
kemampuan dan keterbatasan sehingga dapat
berelasi dengan sesama secara lebih baik.

Aspek : PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


1. Mengenal diri dengan
segala kelebihan dan
kekurangannya, cita-
cita dan panggilan
hidupnya, sehingga
menerima diri
sebagaimana adanya

1.1 Menjelaskan Menyebutkan ciri-ciri Saya pribadi yang unik


dirinya sebagai fisik dan menjelaskan
pribadi yang unik fungsinya
dan menerima Menyebutkan sifat-
dengan rasa syukur sifatnya dan menerima
atas karya Allah sebagaimana adanya
dalam dirinya. Menganalisa sebab-
sebab terjadinya
pelecehan fisik
Menjelaskan latar
belakang keluarga
dan pengaruhnya
terhadap
perkembangan
pribadinya
Mengungkapkan
keberhasilan dan

14
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


kegagalan yang pernah
dialaminya
Mengungkapkan rasa
syukur dirinya sebagai
pribadi yang
diciptakan Tuhan
dengan keajaiban
(Mzm: 139)

1.2 Menjelaskan bahwa Menganalisa Saya memiliki


dirinya memiliki kelebihan dan kelebihan dan
kelebihan dan kekurangannya kekurangan
kekurangan, Memberi alasan
sehingga dapat perlunya
mengembangkan mengembangkan
talentanya secara talenta yang dimiliki
maksimal (Mat 25: 14 - 30)
sehingga berguna bagi
sesama
Menjelaskan cara-cara
mengembangkan
talenta (dan cita-cita)
yang dimiliki
Melakukan usaha-
usaha untuk
mengembangkan
talenta (dan cita-cita)
yang dimilikinya

2. Memahami dirinya
sebagai manusia yang
diciptakan Allah
menurut citra-Nya,
sehingga menyadari
bahwa semua manusia
adalah saudara se Allah
Bapa-Ibu

2.1 Menjelaskan bahwa Menjelaskan isi Kej 1: Saya diciptakan


dirinya diciptakan 26-27 sebagai citra Allah
sebagai citra Allah. Menjelaskan arti
manusia diciptakan
baik adanya

15
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menerangkan arti
manusia diciptakan
sebagai citra Allah
Mengungkapkan
kebaikan-kebaikan
dirinya yang
menggambarkan
kebaikan Allah
Bersikap positif terhadap
orang lain, tidak
berprasangka buruk

2.2 Menjelaskan bahwa Menyebutkan sebab- Saya dan sesama


dirinya dan sesama akibat adanya adalah satu saudara se
semartabat satu diskriminasi ras, Allah, Bapa Ibu
saudara se Bapa - agama, kasta, dan
Ibu tanpa sebagainya
diskriminasi di Mengungkapkan
lingkungannya pandangannya tentang
baik, ras, agama, kesetaraan manusia
kasta. Menjelaskan arti Kej 1:
26-27 dalam kaitannya
dengan manusia
diciptakan sebagai satu
saudara yang semartabat
Menjelaskan cara-cara
menghilangkan
diskriminasi
Bersikap akomodatif
dan menghargai
perbedaan
Melakukan usaha-
usaha untuk
menghilangkan
diskriminasi di
lingkungannya.

3. Memahami jati diri pria


dan wanita yang
diciptakan Allah untuk
saling melengkapi
sebagai patner yang
sederajat

16
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


3.1 Menganalisa, Menganalisa sebab- Kepriaan dan
mengungkapkan, akibat ketidaksetaraan kewanitaan
menjelaskan kodrat antara pria dan wanita
pria dan wanita Mengungkapkan
sehingga pandangan siswa
menghargai lawan sendiri tentang
jenis dengan kedudukan pria dan
berbuat adil wanita
Mengartikan kodrat
pria dan wanita
berdasarkan Kej 2:
18-23
Menjelaskan usaha
untuk mewujudkan
penghargaan martabat
kaum wanita
sebagaimana
diamanatkan oleh Injil
Menghargai lawan jenis
dengan berbuat adil
Melakukan tindakan-
tindakan untuk
melawan perendahan
martabat manusia

3.2 Menganalisa dan Menganalisa tugas pria Tugas pria dan wanita
menjelaskan tugas dan wanita berdasarkan
pria dan wanita kebudayaan
berdasarkan Mengungkapkan
kebudayaan, pendapatnya tentang
sehingga tercermin tugas pria dan wanita
adanya kesetaraan Menganalisa tugas pria
wanita dan laki- dan wanita menurut
laki. kodratnya
Menjelaskan kesetaraan
pria dan wanita,
berdasarkan Kej 1: 28
dan GS art. 12
Melakukan tindakan-
tindakan yang
mencerminkan keseta-
raan relasi wanita dan
laki-laki

17
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


4. Mengenal suara
hatinya, sehingga dapat
bertindak secara benar
dan tepat

4.1 Mengungkapkan Mengungkapkan Suara hati


dan menjelaskan pengalamannya dalam
peranan suara hati memutuskan pilihan
dalam setiap yang sama-sama
membuat sulitnya, dengan
keputusan. menjelaskan latar
belakang dan akibat
dari pilihan itu
Mensharingkan
pengalamannya ketika
memutuskan untuk
berbuat sesuatu yang
melawan suara
hatinya
Menafsirkan teks Luk
22: 39-46 dalam
kaitannya dengan
pilihan Yesus, memilih
kehendak-Nya atau
kehendak Bapa-Nya
Menjelaskan arti dan
fungsi suara hati
Memprioritaskan
Yesus Kristus dalam
setiap membuat
keputusan

4.2 Menjelaskan dan Menganalisa kasus Membina suara hati


menyebutkan orang yang tidak
beberapa cara mendengarkan suara
untuk membina hati yang lama-lama
suara hati agar menjadi tumpul dan
tidak keliru atau kisah Yudas Iskariot
tumpul dalam Mat 26: 14-16,
47-50; 27: 3-5
Menjelaskan sebab-
sebab suara hati dapat
keliru atau tumpul

18
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menjelaskan usaha-
usaha untuk membina
suara hati
Melakukan kegiatan-
kegiatan dalam rangka
membina suara hati

5. Bersikap kritis terhadap


pengaruh mass media,
kelompok tertentu dan
sebagainya sehingga
mampu mengambil
keputusan yang tepat
dan benar yang dapat
dipertanggung
jawabkan

5.1 Mengkritisi Menjelaskan Sikap kritis terhadap


pengaruh media pengertian dan sebab media massa
massa terhadap serta akibat konsume- (melawan
konsumerisme, risme, materialisme konsumerisme,
materialisme dan dan hedonisme materialisme dan
hedonisme serta Mengartikan kisah hedonisme)
fenomena Yesus dicobai dalam
supranatural: Luk 4: 1-13 dan
(paranormal, ilmu maknanya bagi siswa
hitam). sekarang
Menjelaskan usaha-
usaha untuk
menyeleksi pengaruh
konsumerisme,
materialisme dan
hedonisme
Mengkritisi fenomena
supranatural
paranormal, santet/
ilmu hitam
Mengkritisi pengaruh
media massa terhadap
konsumerisme,
materialisme, dan
hedonisme

19
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


5.2 Mengkritisi Menganalisa Sikap kritis terhadap
tawaran-tawaran munculnya partai- paham, aliran dan
yang ada pada saat partai dan sekte-sekte idologi yang
itu dengan atau kelompok- berkembang
berpedoman pada kelompok kategori
sikap hidup Yesus. tertentu
Mensharingkan
pengalaman
tanggapannya pada
waktu menerima
tawaran tertentu
Menganalisa
bagaimana Yesus
menentukan pilihan
terhadap tawaran-
tawaran yang ada pada
saat itu (Bacalah buku:
Yesus Kristus Sebelum
Agama Kristen oleh
Albert Nolan)
Mengkritisi tawaran-
tawaran yang ada dan
menentukan pilihan
yang terbaik (berdampak
positif bagi dirinya
dan sesama)

6. Mengenal Kitab Suci


dan Tradisi sebagai
tolok ukur tertinggi
dari imannya

6.1 Menjelaskan secara Menjelaskan secara Kitab suci Perjanjian


singkat terjadinya singkat sejarah Lama dan Perjanjian
Kitab Suci terjadinya Kitab Suci Baru
Perjanjian Lama Perjanjian Lama dan
dan Perjanjian Perjanjian Baru
Baru Menganalisa Surat
Paulus yang pertama
kepada Timotius ( Tim
3: 10-17)
Menjelaskan arti
ungkapan St.

20
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Aspek : YESUS KRISTUS DAN KABAR BAIKNYA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Hironimus yang
berbunyi: Tidak
mengenal Kitab Suci
berarti tidak mengenal
Yesus Kristus
Menjelaskan cara-cara
mendalami (membaca,
mempelajari dan
menerapkan) Kitab
Suci, baik secara
pribadi maupun
kelompok
Melakukan kegiatan
membaca Kitab Suci
dan merefleksikannya
serta mewujudkan
dalam kehidupan
sehari-hari

6.2 Menunjukkan Menganalisa Injil Tradisi


hubungan antara Yohanes 21: 24-25
Kitab Suci dan yang berkaitan dengan
Tradisi yang munculnya tradisi
menjadi tolok ukur dalam Gereja
tertinggi dari Iman Menyebutkan macam-
Katolik. macam tradisi yang
terbentuk sesudah
terjadinya Kitab Suci
dengan segala latar
belakangnya
Menjelaskan bahwa
Kitab Suci bersama
Tradisi menjadi tolok
ukur tertinggi dari
Iman Katolik
Meyakini Kitab Suci
bersama Tradisi
sebagai tolok ukur
imannya sebagai orang
Katolik.

21
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


7. Mengenal Yesus yang
datang untuk
mewartakan dan
memperjuangkan
Kerajaan Allah,
sehingga siswa merasa
terpanggil untuk
berjuang bersama Yesus

7.1 Menjelaskan secara Menganalisa teks Mrk Gambaran kerajaan


singkat apa 1: 14-15 dan Rom 14: Allah pada zaman
maksud Kerajaan 17 untuk mencari arti Yesus
Allah pada zaman Kerajaan Allah
Yesus Menjelaskan paham-
paham Kerajaan Allah
pada zaman Yesus
Menjelaskan paham
dan perjuangan Yesus
untuk mewujudkan
Kerajaan Allah
Mencontoh tindakan
Yesus yang
memperjuangkan
Kerajaan Allah dalam
kehidupan sehar-hari
dan menceritakan
pengalaman
pribadinya saat
mewujudkan kerajaan
Allah

7.2 Menjelaskan Yesus Menganalisa Injil Yesus datang untuk


yang datang untuk Lukas 6: 20-26, mewartakan dan
mewartakan dan kaitannya antara memperjuangkan
memperjuangkan Ucapan Bahagia dan Kerajaan Allah
Kerajaan Allah celaka dengan
Kerajaan Allah
Menjelaskan kaitan
antara Kerajaan Allah
dengan perumpamaan-
perumpamaan Yesus
Menerangkan
hubungan antara

22
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


mukjizat-mukjizat
Yesus dengan Kerajaan
Allah yang diwartakan
Yesus
Menyimpulkan
bagaimana Yesus
mewartakan dan
memperjuangkan
terwujudnya Kerajaan Yesus datang untuk
Allah mewartakan dan
Menganalisa kondisi memperjuangkan
sekarang dan kerajaan Allah
menyebutkan upaya-
upaya untuk
mewujudkan Kerajaan
Allah
Meneladani Yesus
dalam
memperjuangkan
Kerajaan Allah sesuai
dengan kondisi
sekarang

8. Mengenal Yesus yang


berani memberikan
diri-Nya dengan
menderita sengsara,
wafat di salib, bangkit
dan naik ke surga demi
kebahagiaan manusia

8.1 Menjelaskan Melakukan sharing Sengsara dan wafat


makna sengsara pengalaman tentang Yesus
dan wafat Yesus pengorbanan
sebagai tanda kasih Membuat analisa
Allah pada secara singkat tentang
manusia. kisah sengsara Yesus
menurut Luk: 22-23
Menjelaskan bahwa
sengsara dan wafat
Yesus sebagai tanda
kasih Allah pada
manusia dan tanda

23
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


agung kehadiran
Kerajaan Allah
Menjelaskan
perbuatan-perbuatan
yang menunjukkan
pengorbanan demi
kebahagiaan orang lain
Melakukan tindakan-
tindakan yang
menunjukkan
kesediaan berkorban
demi orang lain

8.2 Menjelaskan arti Menganalisa paham Kebangkitan dan


serta makna kehidupan sesudah kenaikan Yesus ke
kebangkitan dan kematian menurut surga
kenaikan Yesus ke bermacam-macam
Surga pandangan
Menganalisa kisah
kebangkitan Yesus
menurut Yoh 20: 1-18
dan 1 Kor 15: 14-19
Menjelaskan arti
kenaikan Yesus ke
Surga berdasar atas
teks Luk 24: 50-53
Menjelaskan makna
kebangkitan dan
kenaikan Yesus ke
Surga sebagai
sukacita yang
memberi semangat
untuk mewujudkan
Kerajaan Allah
Meyakini dan
mensyukuri
Kebangkitan Yesus
melalui tindakan-
tindakannya

9. Mengenal pribadi Yesus


Kristus sebagai sahabat
sejati, tokoh idola,

24
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Putera Allah dan Juru
Selamat

9.1 Menjelaskan Menganalisa Yesus sahabat sejati


makna Yesus pengalaman siswa dan tokoh idola
sebagai sahabat tentang sahabat dan
sejati dan tokoh tokoh idola
idola Mensharingkan siapa
Yesus bagi dirinya
Menganalisa Injil Yoh
15: 11-15 dan 1 Sam
18: 1-4 tentang
sahabat yang sejati
Menjelaskan arti Yesus
sebagai sahabat sejati
dan tokoh idola
Melakukan tindakan-
tindakan yang
menunjukkan bahwa
Yesus sungguh-
sungguh sahabat sejati
dan tokoh idolanya

9.2 Menjelaskan Yesus Mengungkapkan Yesus Putera Allah dan


sebagai Putera pandangannya tentang Juru selamat
Allah dan Juru Yesus sebagai Putera
Selamat Allah dan Juru Selamat
Menganalisa Kis 2: 14-
40, khususnya dalam
kaitannya dengan
Yesus sebagai Putera
Allah dan Juru Selamat
Menjelaskan arti Yesus
sebagai Putera Allah
dan Juru Selamat
Menjelaskan jawaban
manusia terhadap
tawaran Allah adalah
bertobat dan percaya
Memberi makna
contoh sikap tobat dan
percaya dalam
kehidupan sehari-hari

25
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


10. Mengenal Roh Kudus
yang melahirkan,
membimbing dan
menghidupi Gereja
dan mengenal Allah
Tritunggal sebagai
kebenaran iman
Kristen

10.1 Menjelaskan Menganalisa teks Roh Kudus


peranan dan Kisah Para Rasul 2: 1-
karya Roh 13
Kudus dalam Menjelaskan fungsi
kehidupan dan peranan Roh
Gereja Kudus dalam
kehidupan Gereja
(Menyemangati,
melahirkan dan
membimbing)
Menjelaskan bentuk-
bentuk bimbingan Roh
Kudus bagi orang
beriman dewasa ini
Menyebutkan buah-
buah Roh Kudus dan
menjelaskan artinya
(Gal 5: 22-23)
Mengekspresikan
buah-buah Roh Kudus
dalam hidup sehari-
hari: damai, sukacita,
kasih, sabar dan
sebagainya

10.2 Merumuskan Mengungkapkan Tritunggal Maha


ajaran Gereja pemahaman siswa Kudus
tentang tentang Allah
Tritunggal Tritunggal
Maha Kudus Menjelaskan ajaran
Gereja tentang dogma:
Allah Tritunggal Maha
Kudus

26
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menjelaskan bentuk-
bentuk dan arti yang
menampakkan iman
akan Alah Tritunggal
Maha Kudus
Meyakini imannya
akan Allah Tritunggal
Maha Kudus; dengan
berani mengaku
sebagai orang Katolik,
tidak takut membuat
tanda salib dan lebih-
lebih berbuat kasih
bagi sesama

27
Pendidikan Agama Katolik

KELAS : XI

Standar Kompetensi : Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan


Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja,
sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
bergereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Aspek : ARTI DAN MAKNA GEREJA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


1. Memahami arti Gereja
sebagai Umat Allah dan
persekutuan yang
terbuka

1.1 Menjelaskan arti Menganalisa teks Gereja sebagai Umat


dan hakikat Gereja Kitab Suci dari Kis 2: Allah
sebagai Umat Allah 41-47 dalam kaitannya
dengan Gereja sebagai
Umat Allah
Menjelaskan arti dan
hakikat Gereja sebagai
Umat Allah (satu umat
Allah, satu Tuhan, satu
pembaptisan, satu
iman, satu pengharapan
dan satu kasih)
Menjelaskan
konsekuensi arti
Gereja sebagai Umat
Allah dalam hidup
menggereja dewasa ini
Melakukan tindakan-
tindakan dalam
lingkungan/paroki yang
menunjukkan Gereja
sebagai umat Allah

1.2 Menjelaskan bahwa Menganalisa sebab Gereja sebagai


Gereja merupakan akibat terjadinya persekutuan yang
persekutuan yang pembakaran beberapa terbuka
terbuka Gereja Katolik

28
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menganalisa Kis 4: 32-
37 dalam kaitannya
dengan Gereja sebagai
persekutuan yang
terbuka
Menjelaskan arti dan
konsekuensi Gereja
sebagai persekutuan
yang terbuka dalam
hidup menggereja
dewasa ini
Melakukan kerjasama
dengan siapa saja yang
berkehendak baik
demi membangun
masyarakat yang
sejahtera

2. Memahami fungsi dan


peranan Hirarki,
sehingga bersedia
berpartisipasi dan
bekerja sama dengan
hirarki (dan pimpinan
Gereja yang lain) dalam
hidup menggereja

2.1 Menjelaskan Mengungkapkan Hirarki dalam Gereja


dengan kata-kata pemahamannya Katolik
sendiri tentang tentang hirarki dalam
hirarki Gereja Gereja Katolik
Katolik Menganalisa Yoh 21:
15-19, dalam
kaitannya dengan
hirarki dalam Gereja
Menjelaskan
pengertian, susunan,
dan fungsi/peranan
hirarki dan pemuka
dalam Gereja Katolik
Menjelaskan tanggung
jawab umat beriman
(kaum awam)

29
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


terhadap kaum hirarki
dan pemuka agama
Katolik.

2.2 Menjelaskan Menganalisa 1 Kor 12: Hubungan awam dan


hubungan antara 12-31, dalam hirarki sebagai partner
Awam dan Hirarki kaitannya dengan kerja
sebagai partner macam-macam fungsi
kerja dan karisma dalam
Gereja
Menganalisa
hubungan antara
hirarki dan awam
dalam Gereja Katolik
Menjelaskan
hubungan awam dan
hirarki sebagai partner
kerja dalam
membangun tubuh
Kristus
Menunjukkan sikap
dan tindakan yang
memperlihatkan
hubungan awam dan
hirarki sebagai partner
kerja, misalnya mau
bekerja sama,
memberi masukan
(kritik) yang
membangun,
bersikap kritis dan
sebagainya

3. Memahami sifat-sifat
Gereja yang satu,
Kudus, Katolik dan
Apostolik, sehingga
menjaga keutuhan serta
terpanggil untuk
merasul dan
memperjuangkan
kepentingan umum

30
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


3.1 Menjelaskan arti Menganalisa Gereja yang satu dan
Gereja bersifat Satu kenyataan adanya kudus
dan Kudus bermacam-macam
Gereja (sebab
musababnya, akibat-
akibatnya)
Menjelaskan paham
tentang Gereja Kristus.
Hanya ada satu Gereja
Kristus dan Gereja
Kristus yang satu
tampak dalam Gereja
Katolik
Menjelaskan arti
Gereja bersifat Satu
dan Kudus
berdasarkan atas Ef 4:
5 dan 1 Kor 6: 19
Melakukan tindakan-
tindakan yang
memperkokoh
kesatuan Gereja dalam
keanekaragaman: aktif
ekumene
Bersyukur karena Roh
Kudus senantiasa
menguduskan Gereja.

3.2 Menganalisa Menganalisa Gereja yang Katolik


pengertian dan pengertian Katolik dan Apostolik
makna Gereja dan penggunaan
bersifat Katolik dan predikatkatolik
Apostolik dalam berbagai
lembaga yang ada
dalam Gereja Katolik
Menjelaskan arti dan
makna Gereja bersifat
katolik (bdk LG 13)
Menjelaskan arti dan
makna Gereja bersifat
Apostolik
Menjelaskan panggilan
Gereja untuk lebih

31
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


menonjolkan sifat-sifat
merakyat, membela
yang lemah, bersifat
kenabian, membebaskan
dan terbuka
Melakukan tindakan-
tindakan yang
mencerminkan sifat
Gereja di atas,
membela teman yang
lemah, aktif dalam
kegiatan karang
taruna, membela yang
benar dan sebagainya

4. Mengenal dan
memahami tugas Gereja
yang menguduskan,
mewartakan, memberi
kesaksian dan
melayani, sehingga
merasa terpanggil
untuk terlibat dalam
tugas tersebut sesuai
dengan kedudukan dan
peranannya.

4.1 Menjelaskan tugas Mengungkapkan Gereja Menguduskan


Gereja bentuk-bentuk (Liturgia)
Menguduskan kegiatan yang ada
(Liturgia) dalam Gereja katolik
yang berkaitan dengan
tugas Gereja
Menguduskan
Menjelaskan arti tugas
Gereja menguduskan
bertitik tolak dari 1
Ptr 2: 9-10 dan LG art.
10-11, 26
Menjelaskan arti dan
fungsi sakramen-
sakramen dalam
Gereja Katolik dalam

32
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


kaitannya dengan
tugas Gereja
menguduskan
Menjalankan kegiatan
ibadat, bukan semata-
mata sebagai
kewajiban tetapi
sebagai ungkapan
imannya untuk
merayakan misteri
Kristus
Terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan
ibadat baik di paroki
maupun di
lingkungannya

4.2 Menjelaskan tugas Menganalisa Mat 28: Gereja Mewartakan


Gereja Mewartakan 16-20 dan (Kerygma)
(Kerygma) perwujudannya dalam
Gereja Katolik dewasa ini
Menjelaskan arti tugas
Gereja mewartakan
dan menyebutkan
bentuk-bentuk
pewartaan yang ada
dalam Gereja katolik
dewasa ini (bdk LG 25
dan 35)
Menjelaskan berbagai
cara untuk mewartakan
Injil sesuai dengan
peran masing-masing
umat beriman
Melakukan kegiatan
pewartaan dalam
kehidupan sehari-hari,
misalnya bertingkah laku
yang sesuai dengan
ajaran Kristus, berani
menjawab pertanyaan
orang lain tentang
imannya dan sebagainya

33
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


4.3 Menjelaskan tugas Menganalisa kisah St. Gereja Menyaksikan
Gereja dalam Maximilianus Kolbe (Martyria)
memberi Kesaksian atau Santo/Santa yang
(Martyria) lain dalam kaitannya
dengan kesediaannya
menjadi martir Kristus
Mengungkapkan
pengalamannya
tentang kesaksian
iman yang pernah
dilaksanakan
Menjelaskan arti
menjadi martir dalam
kaitannya sebagai
saksi-saksi Kristus
(bersedia berkorban
demi Kristus)
Menjelaskan
pentingnya bersaksi
dan bentuk-bentuk
kesaksian iman
dewasa ini dan
kesaksian-kesaksian
yang dapat dilakukan
oleh orang muda
Berani melakukan
perbuatan-perbuatan
yang mengungkapkan
kesaksian imannya
dalam hidup sehari-
hari, berani
berkorban, tidak takut
mengaku dirinya
sebagai orang Katolik

4.4 Menjelaskan tugas Menganalisa kisah Ibu Gereja melayani


Gereja melayani Theresa dari Calkuta (Diakonia)
(Diakonia) yang melayani orang
miskin
Menyampaikan
pengalamannya
melayani sesama
sebagai orang Kristiani

34
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menafsirkan Mark 10:
35-45
Menjelaskan arti
melayani
Menjelaskan bentuk-
bentuk pelayanan
yang dilaksanakan
Gereja Katolik dewasa
ini
Menyebutkan bentuk-
bentuk pelayanan
yang dapat dilakukan
oleh siswa,
menemukan subyek
pelayanan yang tepat
dan menemukan cara
melaksanakannya
Melakukan kegiatan
pelayanan, terutama
bagi yang tersingkir:
miskin, menderita,
tertindas dan
sebagainya

Aspek : HIDUP BERMASYARAKAT


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
5. Mengenal dan
memahami hubungan
Gereja dan dunia,
sehingga bersedia ikut
terlibat dalam
kegembiraan dan
keprihatinan dunia

5.1 Menjelaskan Menganalisa Gaudium Hubungan Gereja dan


hubungan dunia et Spes artikel 1 dalam Dunia
dan Gereja serta kaitannya tentang
sebaliknya Gereja hubungan Gereja dan
dan dunia dunia
Menjelaskan
pengaruh-pengaruh

35
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Gereja (baik yang
positif maupun yang
negatif) terhadap
dunia
Menjelaskan
pengaruh-pengaruh
dunia (baik yang
positif maupun yang
negatif) terhadap
Gereja
Menjelaskan
bagaimana sebaiknya
hubungan antara
Gereja dan dunia
Melakukan tindakan-
tindakan yang
menunjukkan rasa
setia kawan dengan
sesamanya dalam arti
yang positif.

5.2 Menjelaskan latar Menjelaskan latar Ajaran Sosial Gereja


belakang belakang munculnya
munculnya Ajaran Ajaran Sosial Gereja:
Sosial Gereja dan Rerum Novarum atau
dampaknya bagi masalah-masalah
dunia (khususnya perburuhan yang ada
di Indonesia) serta di Indonesia
bagaimana Menjelaskan macam-
mensikapi ajaran macam Ajaran Sosial
tersebut Gereja sejak Rerum
Novarum sampai
dewasa ini
Menjelaskan dampak
Ajaran Sosial Gereja
bagi dunia (khususnya
di Indonesia)
Menjelaskan
bagaimana mensikapi
secara kritis Ajaran
Sosial Gereja di
Indonesia

36
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Ikut ambil bagian
dalam kegiatan-
kegiatan sosial sebagai
pengamalan Aksi
Sosial Gereja

5.3 Menjelaskan Menganalisa GS art. Keterlibatan Gereja


keterlibatan Gereja 76 dan masalah- dalam membangun
dalam membangun masalah yang dunia yang damai dan
dunia yang damai dihadapi dunia sejahtera
dan sejahtera dewasa ini,
khususnya di
Indonesia
Menjelaskan
sumbangan Gereja
Indonesia dalam
membangun
masyarakat yang
damai, adil dan
sejahtera
Menjelaskan kendala-
kendala yang
dihadapi Gereja
dalam rangka
berpartisipasi
membangun
masyarakat yang adil,
damai dan sejahtera
Menyampaikan
pendapatnya tentang
bagaimana seharusnya
Gereja terlibat dalam
masyarakat untuk
menuju masyarakat
yang adil, damai dan
sejahtera
Melakukan tindakan
untuk bekerja sama
dengan siapa saja yang
berkehendak baik
dalam mewujudkan
Indonesia yang adil,
damai dan sejahtera.

37
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


6. Memahami hakekat
Hak Asasi Manusia,
sehingga terpanggil
untuk ikut serta
menegakkan Hak-hak
Asasi Manusia

6.1 Menjelaskan Menganalisa deklarasi Hakekat Hak Asasi


pengertian Hak atau Piagam PBB Manusia
Asasi Manusia tentang Hak Asasi
menurut Manusia (HAM)
pandangan Menjelaskan
Kristiani dan pengertian Hak Asasi
perlunya kerja Manusia dan
sama untuk menyebutkan Hak
memperjuangkannya Asasi dirinya sebagai
manusia
Menjelaskan
pandangan Kristiani
tentang Hak Asasi
Manusia
Menjelaskan perlunya
kerja sama untuk
memperjuangkan Hak
Asasi Manusia

6.2 Menjelaskan Menyebutkan bentuk- Memperjuangkan Hak


tentang: bentuk pelanggaran Asasi Manusia di
perjuangan Hak Hak Asasi Manusia di Indonesia
Asasi Manusia di Indonesia dan
Indonesia menganalisa sebab-
akibatnya
Memberikan penilaian
tentang peranan
lembaga Hak Asasi
Manusia yang ada di
Indonesia
Memberi penilaian
tentang peranan
Gereja dalam
memperjuangkan
penegakan Hak Asasi
Manusia

38
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menjelaskan bentuk-
bentuk dan cara-cara
untuk menegakkan
Hak Asasi Manusia
yang dapat dilakukan
oleh siswa
Melakukan tindakan-
tindakan yang
menegakkan Hak
Asasi Manusia di
lingkungannya.

6.3 Menjelaskan Menganalisa sebab-


tentang: Usaha akibat terjadinya
Melawan kasus-kasus kekerasan
Kekerasan dengan yang ada di Indonesia
Budaya Kasih Mengungkapkan
pandangan dan
pengalamannya
tentang membalas
dendam
Menafsirkan firman
Yesus tentang kasih
kepada musuh (Luk 6:
27-36)
Menjelaskan contoh-
contoh dari Injil yang
menunjukkan kasih
Yesus kepada musuh
Melawan kekerasan
dengan budaya kasih
Menjelaskan perlunya
keberanian untuk
mengakhiri balas
dendam dengan kasih,
karena kekerasan tidak
akan dapat
menyelesaikan
masalah
Melakukan tindakan
yang mencegah
terjadinya kekerasan
misalnya: tidak

39
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


membalas dendam,
mempengaruhi teman
untuk tidak berkelahi,
tidak semena-mena
dengan orang kecil
dan sebagainya.

7. Memahami dan
menghargai hidup
sebagai anugerah Allah,
sehingga bersedia
untuk menghargai dan
memelihara hidup
pribadi dan sesamanya

7.1 Menjelaskan Menganalisa terjadinya Menghargai Hak


perlunya kasus-kasus Hidup (Firman 5)
menghormati pembunuhan
hidup sebagai Menjelaskan arti dan
anugerah Tuhan makna firman 5 (Kel
yang harus 20: 13)
dipelihara dan Menjelaskan perlunya
dijaga menghormati hidup
sebagai anugerah
Tuhan yang harus
dijaga dan dipelihara
Menjelaskan
pandangan Gereja
katolik tentang
Kloning manusia
Melakukan perbuatan-
perbuatan yang
menunjukkan
penghargaan terhadap
hidup: cinta
kebersihan, menjauhi
minuman keras/
narkoba, tidak
melakukan tindakan
kekerasan/sembrono
(ngebut); tidak
merokok di sembarang
tempat

40
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


7.2 Menjelaskan Menganalisa sebab- Aborsi
pandangan Gereja akibat terjadinya
Katolik terhadap kasus-kasus aborsi
aborsi serta akibat- (sebaiknya diputarkan
akibatnya film tentang aborsi
atau artikel-artikel
tentang aborsi)
Menyampaikan
pandangan tentang
aborsi
Menjelaskan
bermacam-macam
pandangan tentang
aborsi (kesehatan,
kebudayaan, agama)
Menjelaskan
pandangan Gereja
Katolik tentang aborsi
(Gereja menolak
segala macam bentuk
aborsi)
Melakukan tindakan
preventif terhadap
segala kemungkinan
terjadinya aborsi:
menghindari seks
pranikah, menghindari
pornografi, berani
mengatakan tidak
terhadap aborsi.

7.3 Menjelaskan Menganalisa sebab- Narkoba, HIV, AIDS


usaha-usaha akibat orang kecanduan
masyarakat/Gereja narkoba dan terinfeksi
dalam HIV/AIDS
memberantas Menafsirkan teks 1
narkoba, HIV/AIDS Kor 3: 16-17, dalam
dan hambatan- kaitannya dengan
hambatan dalam penghargaan terhadap
memberantas hal tubuh supaya tidak
tersebut serta disalah gunakan
pandangan Gereja dengan obat-obatan
Katolik terhadap atau seks bebas

41
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


penyalahgunaan Menjelaskan usaha-
narkoba, pengidap usaha masyarakat/
HIV/AIDS Gereja dalam
memberantas
penyalahgunaan
narkoba, HIV/AIDS
Menjelaskan
hambatan-hambatan
dalam memberantas
penyalahgunaan
narkoba, HIV/AIDS
Menjelaskan
pandangan Gereja
katolik terhadap
penyalahgunaan
narkoba dan pengidap
HIV/AIDS
Melakukan tindakan
preventif supaya
tidak kecanduan
narkoba atau
terinfeksi HIV/AIDS
dengan:
mengendalikan diri,
menjauhi atau
menyeleksi pengaruh-
pengaruh lingkungan/
mass media yang
negatif, menghindari
seks bebas dan
sebagainya
Melakukan tindakan
yang tetap menerima
mereka yang sudah
kecanduan obat atau
terinfeksi HIV/AIDS,
misalnya tetap mau
berteman, menerima
mereka sebagai
sesama yang perlu
mendapat perhatian
dan kasih

42
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


7.4 Menjelaskan Menganalisa kasus- Bunuh diri dan
pandangan Gereja kasus bunuh diri atau euthanasia
Katolik terhadap euthanasia (arti,
euthanasia dan sebab, akibat)
bunuh diri Mengungkapkan
pandangannya tentang
bunuh diri dan
euthanasia
Menjelaskan macam-
macam pandangan
tentang euthanasia
dan bunuh diri
(kesehatan,
kebudayaan, agama)
Menjelaskan
pandangan Gereja
Katolik tentang
euthanasia dan bunuh
diri
Melakukan tindakan
preventif terjadinya
bunuh diri dan
euthanasia baik bagi
dirinya maupun orang
lain, misalnya: tidak
mudah putus asa,
menemani teman yang
sedang depresi atau
sakit berat dan
sebagainya

43
Pendidikan Agama Katolik

KELAS : XII

Standar Kompetensi : Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus dan


ajaran Gereja dalam mengembangkan kehidupan
bersama sesuai dengan kehendak Allah, sehingga
mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Aspek : HIDUP BERMASYARAKAT

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


1. Mampu menghargai
dan bersedia berdialog
serta bekerja sama
dengan umat beragama
atau berkepercayaan
lain

1.1 Menjelaskan Menyampaikan Berdialog dengan umat


pengetahuannya pendapatnya tentang Kristen Protestan
tentang Gereja Gereja Protestan atau
Protestan dan pengalamannya
berdialog dengan berhubungan dengan
umat Kristen orang Protestan
Protestan Menganalisa sebab-
akibat terjadinya
pemisahan Gereja
Katolik dengan Gereja
Protestan (lihat
sejarah Gereja)
Menjelaskan
bermacam-macam
aliran yang ada dalam
Gereja Protestan,
khususnya di
Indonesia
Menjelaskan kesamaan
dan perbedaan Gereja
Katolik dan Gereja
Protestan
Menganalisa Dekrit
Konsili Vatikan II
tentang Ekumene

44
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


(dapat dipilih yang
dirasa relevan)
Terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan
Ekumene dengan tetap
mempertahankan
imannya sebagai orang
Katolik.

1.2 Menjelaskan Menjelaskan macam- Berdialog dengan umat


pandangan Gereja macam dialog yang Islam
Katolik tentang dapat dilaksanakan
Islam dan berdialog antara umat Katolik
dengan umat Islam dengan umat Islam
dan sekaligus
menemukan caranya
Melakukan usaha-
usaha yang
membangun
persaudaraan antara
umat Katolik dengan
umat Islam (dengan
aktif di Karang
Taruna, menghormati
kegiatan-kegiatan
keagamaan umat Islam
dan sebagainya)

1.3 Menyampaikan Menyampaikan kesan Berdialog dengan umat


kesan dan bentuk dan pandangannya Hindu, Budha,
dialog serta tentang umat Hindu, Konghucu dan aliran
pandangannya Budha, Konghucu Kepercayaan
tentang umat dan aliran
Hindu, Budha, Kepercayaan
Konghucu dan Menjelaskan beberapa
aliran Kepercayaan pokok penting ajaran
agama Hindu, Budha,
Konghucu, dan aliran
Kepercayaan
Menjelaskan
pandangan Gereja
terhadap agama
Hindu, Budha, dan

45
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Aliran Kepercayaan
(NA art. 1 dan 2)
Menjelaskan bentuk-
bentuk dialog dengan
umat Hindu, Budha,
Konghucu dan Aliran
Kepercayaan
Melakukan usaha-
usaha yang
membangun
persaudaraan antara
umat Katolik dengan
umat Hindu, Budha,
Konghucu dan Aliran
Kepercayaan

1.4 Menjelaskan Menganalisa sebab- Kerjasama antar umat


hambatan- akibat permusuhan/ beragama membangun
hambatan kerja pertikaian yang persaudaraan sejati
sama dan dialog bernuansa agama
dalam membangun Menjelaskan
persaudaraan sejati pandangan Gereja
dengan umat terhadap agama-agama
beragama lain serta Non Kristen (NA art. 1
tindakan-tindakan dan 5)
yang membangun Menjelaskan bentuk-
persaudaraan sejati bentuk kerjasama yang
sudah terjalin antara
umat Katolik dengan
umat beragama lain,
khususnya di Indonesia
Menjelaskan
hambatan-hambatan
kerja sama dan dialog
dalam membangun
persaudaraan sejati,
dengan umat
beragama lain
Melakukan tindakan-
tindakan yang
membangun
persaudaraan sejati,
misalnya mengunjungi

46
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


umat beragama lain
yang sedang merayakan
hari keagamaan,
memberi ucapan
selamat dan sebagainya.

2. Mampu dan bersedia


untuk berjuang
menegakkan keadilan,
kejujuran, kebenaran,
perdamaian dan
keutuhan ciptaan sesuai
dengan perannya

2.1 Menjelaskan Menganalisa sebab Memperjuangkan


pentingnya akibat munculnya Keadilan
memperjuangkan kasus-kasus
keadilan ketidakadilan dalam
masyarakat
Menganalisa pernyataan
uskup tahun 1971
tentang keadilan
Menafsirkan maksud
firman ketujuh dan
kesepuluh (Kel 20: 15-
17), dalam kaitannya
dengan keadilan
Menjelaskan panggilan
umat Katolik untuk
memperjuangkan
keadilan, terutama
bagi orang yang
menderita ketidakadilan:
Tiada perdamaian tanpa
keadilan
Bersikap dan berbuat
adil terhadap diri sendiri
dan sesama dengan
meneladan Yesus yang
telah memberikan diri-
Nya untuk
membebaskan manusia
(Mat 11: 2-6; Yoh 3: 17)

47
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


2.2 Menjelaskan Menganalisa sebab Memperjuangkan
pentingnya akibat terjadinya KKN Kejujuran
memperjuangkan (Korupsi, Kolusi dan
kejujuran Nepotisme) di
Indonesia
Menjelaskan arti
kejujuran
Menafsirkan arti Mat
5: 33-37; dalam
kaitannya dengan
kejujuran dan sumpah
Menjelaskan
pentingnya berkata
dan berbuat jujur
(satu antara kata dan
tindakan)
Bertindak dalam
rangka
memperjuangkan
kejujuran (tidak suka
berbohong, tidak
menyontek, tidak
menipu/memanipulasi
dan sebagainya)

2.3 Menjelaskan Menganalisa sebab Memperjuangkan


tentang: akibat terjadinya Kebenaran
Memperjuangkan rekayasa atau
Kebenaran manipulasi dalam
negara dan
masyarakat
Menjelaskan bentuk-
bentuk rekayasa yang
dilaksanakan di
sekolah-sekolah
Menafsirkan arti dan
makna firman
kedelapan (Kel 20: 16)
Menjelaskan arti
kebenaran
Menjelaskan arti,
sebab dan akibat-
akibat kebohongan

48
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Membela kebenaran
dengan meneladani
sikap Yesus dan
berani menanggung
risiko dari berani
mengkritik yang salah

2.4 Menjelaskan usaha Menganalisa sebab- Memperjuangkan


memperjuangkan akibat terjadinya perdamaian dan
perdamaian dan perang dan kerusuhan persaudaraan sejati
persaudaraan sejati yang tak kunjung
di lingkungan berhenti.
Menafsirkan arti dan
makna damai
berdasarkan Yoh 20:
19-23 dan GS art. 78
dan 88
Menjelaskan usaha-
usaha untuk
memperjuangkan
perdamaian dan
persaudaraan sejati
yang sedang
dilaksanakan oleh
umat manusia
Menjelaskan
hambatan-hambatan
dalam
memperjuangkan
perdamaian dan
persaudaraan sejati
Bertindak
memperjuangkan
perdamaian dan
persaudaraan sejati di
lingkungannya, (tidak
bersikap diskriminatif,
tidak berprasangka
dengan suku atau
agama lain dan
sebagainya).

49
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


2.5 Menjelaskan Menjelaskan usaha- Memperjuangkan
usaha-usaha dalam: usaha tokoh-tokoh lingkungan hidup
memperjuangkan pejuang lingkungan yang serasi dan
lingkungan hidup hidup dalam harmonis
yang serasi dan memperjuangkan
harmonis. lingkungan hidup
Melakukan tindakan
sebagai usaha
pelestarian lingkungan
hidup di
lingkungannya,
(membuang sampah
pada tempatnya,
berpartisipasi dalam
gerakan penghijauan,
tidak mencorat-coret
dan sebagainya)

2.6 Menjelaskan Melaksanakan Aku memelihara


beberapa contoh reboisasi, kerja bakti lingkungan hidup
aksi dalam membersihkan sungai
memelihara atau lingkungan atau,
lingkungan hidup. membersihkan
sampah di
lingkungan sekitar
sekolah atau
lingkungan kumuh
Melakukan kegiatan
lain yang intinya
memelihara
kelestarian
lingkungan.

3. Memahami dan
menyadari
kemajemukan bangsa
Indonesia, sehingga
mampu hidup dan
terlibat dalam
membangun
masyarakat yang adil
dan sejahtera

50
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


3.1 Menjelaskan Menganalisa Kemajemukan Bangsa
kemajemukan kemajemukan bangsa Indonesia
bangsa Indonesia Indonesia
(keuntungan dan (keuntungan dan
kerugiannya) kerugiannya)
dengan Menafsirkan kisah
berpedoman pada Yesus bertemu wanita
Yoh 4: 1-42 Samaria (Yoh 4: 1-42),
dalam rangka
menghargai
kemajemukan
Menjelaskan suku-
suku dan agama-
agama yang ada di
Indonesia
Menjelaskan sikap
hidup dalam
masyarakat yang
majemuk
Menjelaskan upaya-
upaya membangun
semangat kesatuan
dan persatuan dalam
masyarakat yang
majemuk
Melakukan perbuatan
yang memperlihatkan
penghargaan terhadap
orang lain yang
berbeda, misalnya
memperlakukan
sesama yang berbeda
suku atau agama
sebagai sesama saudara,
mau bekerja sama
dengan siapa saja.

3.2 Menjelaskan Menafsirkan kisah Membangun


beberapa contoh Menara Babel (Kej 11: masyarakat yang
usaha membangun 1-9) dan kisah dikehendaki Tuhan
masyarakat yang Pentakosta (Kis 2: 1-
dikehendaki Tuhan 13)

51
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Menganalisa sebab dan
akibat terjadinya
pemisahan antara
kelompok (agama, ras,
kedudukan, harta,
status dan sebagainya)
Menjelaskan usaha-
usaha membangun
masyarakat yang adil,
sejahtera dan damai
Menjelaskan
hambatan-hambatan
dalam membangun
persatuan dan
kesatuan
Melakukan usaha-
usaha untuk
membangun
masyarakat yang adil,
damai dan sejahtera.

Aspek : HIDUP BERMASYARAKAT


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
4. Memahami peranannya
sebagai warga negara,
sehingga mampu
terlibat membangun
negara dan bangsanya

4.1 Menjelaskan Mengungkapkan Aku cinta Indonesiaku


makna ungkapan: kesan dan
Aku Cinta pandangannya sebagai
Indonesiaku anak Indonesia
Menafsirkan arti dan
makna Mat 17: 24-27
Menjelaskan hak dan
kewajiban warga negara
terhadap negara
Menjelaskan hal-hal
yang membanggakan
dan memprihatinkan

52
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


sebagai bangsa
Indonesia
Menjelaskan apa yang
dapat saya
sumbangkan bagi
negaraku
Melakukan tindakan
yang menunjukkan
cinta akan tanah air,
(tertib hukum,
disiplin, menghargai
kemajemukan dan
sebagainya)

4.2 Menjelaskan cara Menganalisa sebab Menjadi warga negara


menjadi warga akibat terjadinya yang sadar hukum
negara yang sadar kasus-kasus
hukum pelanggaran hukum,
terutama oleh anak-
anak muda
Menjelaskan
pentingnya hukum
dalam hidup bersama
Menjelaskan
bagaimana melatih
dan bertindak disiplin
Menjelaskan arti taat
hukum secara sadar
dan bertanggung
jawab
Bertindak taat hukum
secara sadar dan
bertanggung jawab,
(memakai helm demi
keselamatan, tidak
melanggar rambu-
rambu lalu lintas dan
marka jalan di
manapun berada
(dijaga atau tidak),
disiplin).

53
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


5. Mengenal dan
menyadari panggilan
hidupnya sehingga
mampu menentukan
langkah yang tepat
untuk menjawab
panggilan tersebut

5.1 Menjelaskan Menganalisa sebab Persiapan perkawinan


makna persiapan akibat perkawinan
perkawinan sesuai yang dijodohkan oleh
iman Kristiani orang tua
Menjelaskan arti dan
pentingnya pacaran
atau pertunangan
Menjelaskan apa yang
boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan
selama orang
berpacaran atau
bertunangan
Menjelaskan perlunya
persiapan perkawinan
antara lain melalui
kursus perkawinan
Menerangkan
hambatan-hambatan
selama orang
mempersiapkan
perkawinan
Menjelaskan arti dan
makna perkawinan
sebagai sakramen
Mengikuti penerangan
yang berkaitan dengan
persiapan perkawinan
dan hidup keluarga.

5.2 Siswa mampu Menganalisa sebab Panggilan hidup


menjelaskan arti akibat keluarga retak berkeluarga
panggilan hidup dan keluarga harmonis
berkeluarga secara Menafsirkan Ef 5: 22-
umum dan arti 23 dalam kaitannya

54
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


keluarga Kristiani dengan hidup keluarga
sebagai gereja kecil (hubungan antar
anggota keluarga)
Menjelaskan arti
keluarga secara umum
Menjelaskan arti
keluarga Kristiani
sebagai gereja kecil
Menerangkan
masalah-masalah yang
sering terjadi dalam
kehidupan keluarga
serta usaha-usaha
untuk
memecahkannya
Melakukan usaha-
usaha untuk
membangun
keluarganya menjadi
semakin harmonis
(komunikasi antar
anggota keluarga,
hormat kepada orang
tua, hubungan yang
serasi dengan saudara,
hormat kepada
pembantu dan
sebagainya).

5.3 Menjelaskan Mengungkapkan Kawin campur


berbagai pandangannya tentang
pandangan kawin campur
(termasuk Menganalisa sebab
pandangan Gereja akibat terjadinya
Katolik) tentang kawin campur (antar
kawin campur agama, antar suku,
antar ras dan
sebagainya)
Menjelaskan berbagai
pandangan tentang
kawin campur
Menjelaskan
pandangan Gereja

55
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Katolik tentang
perkawinan campur
Menjelaskan
bagaimana supaya
perkawinan campur
dapat menjadi berkat
Bersikap kritis terhadap
perkawinan campur.

5.4 Menjelaskan Menganalisa hidup Panggilan hidup


makna hidup seorang biarawan atau membiara/selibat
selibater bagi biarawati
seorang biarawan Menafsirkan Mat 19:
atau biarawati 12, dalam kaitannya
dengan panggilan
hidup selibat
Menjelaskan arti
panggilan khusus
Menjelaskan cara
hidup orang-orang
yang selibat (baik
biarawan/wati maupun
yang bukan)
Menjelaskan
bermacam-macam
bentuk hidup selibat
Menjelaskan usaha-
usaha untuk
memupuk dan
memelihara panggilan
Merenungkan apa
yang menjadi pangilan
hidupnya, kemudian
disharingkan

5.5 Siswa mampu Menganalisa kisah Cita-cita dan karier


mensharingkan hidup seorang Santo
cita-cita dan usaha- atau Santa (St.
usahanya dalam Ignasius Loyola; St.
mewujudkan cita- Thomas Aquinas, St.
cita sesuai dengan Fransiskus Asisi, St.
kemampuan yang Vincensius, St.
dimiliki Theresia dari kanak-

56
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


kanak Yesus dan
sebagainya)
Menafsirkan kisah
anak muda yang kaya
dalam Mat 19: 16-26,
dalam kaitannya
dengan cita-cita dan
karir
Mensharingkan cita-
citanya
Menjelaskan usaha-
usaha untuk mencapai
cita-cita sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki
Menjelaskan bahwa
tidak setiap cita-cita
dapat diraih, bahkan
sering terjadi orang
bekerja tidak sesuai
dengan cita-citanya
Menerangkan bakat,
minat dan
kemampuan yang
dimiliki dan kemudian
menghubungkannya
dengan cita-cita yang
mau diraih
Menjelaskan apa
tujuan hidup manusia
yang sesungguhnya
Melakukan usaha-
usaha untuk mencapai
cita-citanya: belajar
rajin, mengembangkan
bakat yang dimiliki
dan sebagainya.

5.6 Menjelaskan arti Menjelaskan arti Kerja


dan makna serta bekerja sebagai
tujuan kerja panggilan hidup dan
partisipasi dalam karya
penciptaan

57
Pendidikan Agama Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK


Mensharingkan
pekerjaan macam apa
yang akan dilakukan
sesuai dengan cita-
citanya.

58
NOTES:

59
Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau


memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai