Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013

SMA KOLESE GONZAGA: PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


Antonius Kevin Arlen

BAB I
KONSEP DIRI MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

I.1. MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH


Konteks Alkitab: Kejadian 1: 26-28
(26) Berfirmanlah ALLAH: "Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
KITA, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(27) Maka ALLAH menciptakan manusia itu menurut gambar-NYA, menurut gambar ALLAH
diciptakan-NYA dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-NYA mereka.
(28) ALLAH memberkati mereka, lalu ALLAH berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Manusia sebagai citra Allah memiliki tugas perutusan untuk beranak cucu (bertambah banyak),
memenuhi, menguasai, dan mengolah bumi.

I.2. MODAL DASAR MANUSIA


1. Fisikal: menyadari potensi fisik untuk prestasi.
2. Emosi: mengolah tiga daya manusia (daya anak, orang tua, dewasa).
3. Sosial: membuka diri dan berefleksi akan luka batin dalam berelasi. Ada empat petak relasi
manusia, yakni:
a. Pertemanan: aku tahu, kamu tahu.
b. Pribadi: aku tahu, kamu tidak tahu.
c. Relasi Membangun: aku tidak tahu, kamu tahu.
d. Blok (Bawah Sadar): aku tidak tahu, kamu tidak tahu.
4. Intelektual: berpikir dan memecahkan masalah agar berwawasan luas, kritis, inovatif.
5. Spiritual: lepas dari konsekuensi kodrat; mampu membuat keputusan diri, diikuti oleh
refleksi, sehingga menemukan iman dan tugas perutusan.

I.3. PENGALAMAN YANG MENGEMBANGKAN MANUSIA


1. Perasaan mampu dan tidak mampu
Menemukan potensi dan kekurangan diri.
Mampu: bersikap positif, percaya diri, mengembangkan prestasi.
Tidak mampu: tidak sombong, mengakui kelebihan orang lain.
2. Perasaan diterima dan ditolak
Diterima: merasa berharga, termotivasi untuk berkembang.
Perasaan ditolak memiliki 2 sisi:
a. Tidak berharga, faktor merusak hidup.
b. Titik tolak membenahi diri agar dewasa, didukung refleksi dan renovasi.
3. Kesempatan identifikasi dan figur
Visi, cita-cita, kiat, motto, cara hidup, dan keberhasilan figur menjadi contoh membangun
diri, acuan dan pendorong mengembangkan potensi.
4. Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku, nilai yang dihayati
Menunjukkan eksistensi dan kemampuan. Perlu kebijakan agar tidak menjadi tujuan
bertindak, karena menghilangkan nilai perbuatan.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 1
I.4. ASPEK KONSEP DIRI
1. Gambaran diri
Persepsi seseorang akan fisiknya; menerima kelebihan-kekurangan fisik sebagai keunikan
dari Allah.
2. Ideal diri
Persepsi seseorang tentang cara berperilaku dan sosok diri yang diharapkan sesuai standar
yang ditetapkan sendiri. Penetapan standar bergantung pada faktor pribadi, lingkungan,
reliji. Faktor yang menjadikan ideal diri tidak sehat:
a. Berideal diri terlalu tinggi, frustasi bila tak terwujud.
b. Faktor budaya menolak cita-cita, perlu kesiapan mental.
c. Keinginan melebihi figur, bersaing dengan kesombongan.
3. Harga diri
Persepsi seseorang akan sejauh mana ideal diri tercapai, dengan menganalisa perilaku
sesuai standar ideal. Hasil menunjukkan keberhasilan atau menjadi titik tolak untuk
merevisi perilaku yang kurang sesuai.
4. Peran diri
Perilaku yang diharapkan dalam masyarakat, sehingga terlibat dalam pembangunan.
Diperoleh bila sudah mencapai standar ideal diri.
5. Identitas diri
Kesadaran yang bersumber pada observasi dan penilaian semua aspek konsep diri.
Menganalisa dan mengolah diri hingga menghasilkan prestasi dan sadar akan rencana Allah.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 2
BAB II
KEHIDUPAN BERAGAMA

II.1. PENGERTIAN WAHYU SECARA UMUM


Wahyu berarti Allah menyapa dan terlibat dalam hidup manusia. Jenis-jenis wahyu adalah sebagai
berikut:
1. Teofani: Allah memanggil secara langsung, mengadakan mukjizat, firasat dalam mimpi,
mengirimkan utusan.
2. Wahyu kodrati: pernyataan Allah dalam manusia.
3. Wahyu adikodrati: pernyataan Allah melalui wahyu khusus (kitab suci) yang menyingkap
misteri diri-Nya yang melampaui akal manusia.

II.2. ASPEK DALAM WAHYU


1. Misteri Allah: tindakan Allah yang menyelamatkan dan memberi kebahagiaan.
2. Pengetahuan: kesaksian, pewartaan, dan ajaran untuk menanggapi rencana Allah.
3. Historis: tindakan Allah seturut sejarah.
4. Personal: pertemuan pribadi (Allah membuka diri, manusia menyerahkan diri).

III.3. PENGERTIAN IMAN SECARA UMUM


Iman berarti percaya dan menyerahkan diri kepada Allah. Semua agama beriman kepada Zat Yang
Tertinggi, yang bersifat transenden (agung, melampaui akal) dan imanen (menyertai kehidupan
manusia). Wujud Allah dipahami sebagai awal, penyelenggara, dan tujuan hidup. Penghayatan iman
dibedakan menjadi:
1. Intrinsik: menghayati iman dalam segala aspek kehidupan.
2. Ekstrinsik: iman tidak menyatu dalam pribadi (pikiran, perkataan, dan perbuatan). Penganut
iman ekstrinsik hanya memanfaatkan agama dalam situasi susah, mencari pemuasan psikologi
dan ekonomi, dan mendapat image dari masyarakat.

III.4. ASPEK HIDUP BERAGAMA


Agama adalah wujud relasi manusia dengan Tuhan, dapat dipandang dari dua segi:
1. Segi objektif: berporos pada peranan Tuhan dalam hidup.
2. Segi subjektif: berporos pada penghayatan iman dalam hidup.

III.5. KEKHASAN WAHYU, AJARAN/HUKUM, DAN KITAB SUCI AGAMA DI INDONESIA


Kristen Katolik
1. Wahyu:
a. Perjanjian Lama: melalui Nabi, mengadakan mukjizat dan hukuman.
b. Perjanjian Baru: Yesus Kristus puncak pewahyuan.
2. Tokoh: Yesus Kristus, Rasul, Orang Kudus, Paus, Bunda Maria.
3. Ajaran dan Hukum:
a. Hukum Kasih: Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi.
Kasihanilah sesama manusia seperti diri sendiri.
b. Amanat Agung: pengutusan menyebarkan Injil.
c. Khotbah di Bukit.
d. Pengakuan Iman: pengakuan pada Allah Trinitas, Gereja yang satu, kudus, dan apostolik.
e. Sepuluh Perintah Allah (Dasafirman):
Akulah Tuhan Allahmu, jangan menyembah berhala.
Jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat.
Kuduskanlah hari Tuhan.
Hormatilah ayah-ibumu.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 3
Jangan membunuh.
Jangan berzinah.
Jangan mencuri.
Jangan bersaksi dusta.
Jangan ingin beperkara cabul.
Jangan mengingini milik sesamamu.
f. Lima Perintah Gereja:
Rayakanlah hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
Ikutilah perayaan ekaristi pada hari Minggu, jangan melakukan pekerjaan yang
dilarang pada hari itu.
Berpuasa dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
Mengakudosalah sekurang-kurangnya setahun sekali.
Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah.
4. Alkitab:
a. Perjanjian Lama (39): Taurat, sejarah, kitab nabi, Mazmur, kebijaksanaan.
b. Deuterokanonika (10)
c. Perjanjian Baru (27): Injil Sinoptik, Injil Yohanes, Kisah Para Rasul, kitab sejarah dan
surat rasuli, Wahyu.
5. Ritual:
a. Sakramen: Baptis, Krisma, Pengakuan Dosa, Ekaristi, Pernikahan, Imamat, Pengurapan
Orang Sakit.
b. Sakramen tali: pemberkatan rumah.
c. Devosi.

Kristen Protestan
1. Wahyu: sama seperti Kristen Katolik.
2. Tokoh Reformis: Martin Luther, Calvin, dan Swingli.
3. Aliran:
a. Lutheran: Sola Fide (dibenarkan karena iman), Sola Scriptura (infabilitas Alkitab), Sola
Christus (Kristus satu-satunya Pengantara), Soli Deo Gratia (kemuliaan hanya pada
Allah), Sola Gracia (hanya anugrah).
b. Calvinis: kemuliaan dan kedaulatan Allah.
c. Karismatik: pujian sebagai luapan Roh Kudus.
d. Advent: menekankan kedatangan Kristus yang kedua.
e. Baptis: pembaptisan sebagai wujud tobat.
f. Pentakosta: baptisan air dan roh.
4. Alkitab: sama seperti Kristen Katolik (PL dan PB saja).
5. Ajaran dan Hukum: Hukum Kasih, Amanat Agung, Khotbah di Bukit, Pengakuan Iman (Allah
Trinitas, Gereja yang kudus dan am), Sepuluh Perintah Allah:
a. Akulah Tuhan Allahmu, jangan ada padamu Allah lain.
b. Jangan menyembah berhala.
c. Jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat.
d. Kuduskanlah hari Tuhan.
e. Hormatilah ayah-ibumu.
f. Jangan membunuh.
g. Jangan berzinah.
h. Jangan mencuri.
i. Jangan bersaksi dusta.
j. Jangan mengingini milik sesamamu.
6. Sakramen: Baptis dan Perjamuan Kudus.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 4
Islam
1. Wahyu:
a. Mimpi, bisikan, ilham.
b. Percakapan Jibril dengan Muhammad SAW di Goa Hira (menurunkan Al Quran, wahyu
pertama dikenal sebagai Al Alaq).
2. Tokoh: Muhammad SAW
3. Ajaran:
a. Rukun Islam: Syahadat, Salat, Puasa, Zakat, Haji.
b. Rukun Iman: Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat, Takdir dan Qadar.
c. Syahadat: Tauhid (Allah SWT) dan Rasul (Muhammad SAW).
d. Asmaul Husna ( 99 nama-nama Allah SWT):
Ar-Rahman: Maha Pemurah.
Ar-Rahim: Maha Penyayang.
Al-Malik: Maha Kuasa.
Al-Qudduus: Maha Kudus.
As-Salaam: Maha Sejahtera.
Al-Mukmin: Maha Pemberi Keamanan.
Al-Muhaimin: Maha Pemelihara, dsb.
4. Al Quran:
a. Surah Makkiyah: di Mekah, ayatnya pendek.
b. Surah Madaniyyah: di Madinah, ayatnya panjang.
5. Sumber Hukum:
a. Al Quran
b. Hadist: mengatur perbuatan sebagai penjelasan Al Quran.
c. Ijmak: kesepakatan para ulama.
d. Hukum Islam:
Sunnah: dikerjakan dapat pahala dan tidak dikerjakan tidak berdosa.
Mubah: dikerjakan dan tidak dikerjakan, tidak berpahala dan tidak berdosa.
Makruh: dikerjakan tidak berdosa, ditinggalkan berpahala.
Haram: dilarang dikerjakan.
6. Malaikat:
a. Jibril: menyampaikan wahyu.
b. Mikail: memberi rizki.
c. Izrail: mencabut nyawa.
d. Israfil: meniup sangkakala pada hari kiamat.
e. Raqib: mencatat amal manusia.
f. Atid: mencatat perbuatan jahat manusia.
g. Mungkar dan Nakir: mengadili manusia di alam kubur.
h. Ridwan: menjaga surga.
i. Malik: menjaga neraka.

Budha
1. Wahyu: pencerahan pengetahuan oleh Sang Tian.
2. Tokoh: Sidharta Budha Gautama, Dewi Kwan Im.
3. Ajaran "8 Jalan Kebenaran":
a. Panna: Pengertian dan Pikiran Benar.
b. Sila: Ucapan, Perbuatan, Pencaharian Benar.
c. Samadhi: Daya Upaya, Perhatian, Konsentrasi Benar.
4. Kitab Suci Tripitaka:
a. Vinaya Pitaka: aturan Biksu dan Biksuni.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 5
b. Sutta Pitaka: ceramah Budha.
c. Abhidharma Pitaka: filosofi psikologi Budha.
5. Hukum Karma:
a. Kriyamana Karma: tindakan saat ini berakibat pada saat ini juga.
b. Sanchit Karma: tindakan masa lalu berakibat pada masa depan.
c. Prandhha Karma: semua tindakan masa lalu menghasilkan pahala.
6. Hukum Pancasila:
a. Tidak membunuh.
b. Tidak mengambil barang yang tidak diberi.
c. Tidak melakukan tindak asusila.
d. Tidak berdusta.
e. Tidak makan dan minum yang menimbulkan hilang kesadaran.

Hindu
1. Wahyu
Sabda Brahman (Sang Hyang Widhi Wasa) dalam Sruti (didengar, langsung ditulis) dan
Smrti (ditulis dengan ingatan).
2. Lima Pilar Keyakinan:
a. Widhi Sraddha: percaya kepada Tuhan.
b. Atma Sraddha: percaya kepada jiwa dalam makhluk hidup.
c. Karmaphala Sraddha: percaya hukum sebab-akibat.
d. Punarbhawa Sraddha: percaya reinkarnasi.
e. Moksa Sraddha: percaya kebahagiaan tertinggi sebagai tujuan hidup.
3. Kitab Weda:
a. Mantra: bagian utama
Reg Veda: puji-pujian.
Yajur Veda: korban persembahan.
Sama Veda: petunjuk irama mantra.
Atharva Veda: keduniaan dan magis.
b. Brahmana: upacara agama.
c. Upanisad: ajaran.
4. Hukum Triwarga:
a. Dharma (kebenaran)
b. Artha (harta benda)
c. Kama (keinginan)

Konghuchu
1. Wahyu:
a. Penampakan malaikat bintang.
b. Munculnya binatang Killien.
c. Lima bintang, musik merdu, suara Sang Thian Se.
2. Tokoh: Nabi besar Khong Chu.
3. Ajaran Tiga Mutiara: Zhi (bijaksana), Ren (cinta kasih), Yong (keberanian).
4. Kitab Yang Empat (Su Shi):
a. Thay Hak (pembinaan pribadi)
b. Thiong Yong (ajaran iman)
c. Lun Gi (sabda Khong Chu)
d. Bing Cu (penjelasan ajaran nabi)
5. Kitab Yang Lima (Ngo King):
a. Si King (sajak)

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 6
b. Su King (hikayat)
c. Yak King (kejadian alam)
d. Lee King (kesusilaan)
e. Chun Chiu King (sejarah zaman Chun Chiu)

Budha Maitreya
1. Wahyu Tiga Zaman:
a. Budha Dipamkara (zaman hijau)
b. Budha Gautama (zaman merah)
c. Budha Maitreya (zaman putih)
2. Kitab Suci gabungan (Kitab Kebijaksanaan)

III.6. STRUKTUR PERSAMAAN AGAMA-AGAMA


1. Segi eksistensial: keseluruhan hidup penganut agama yang diarahkan pada penyerahan total
kepada Allah.
2. Segi intelektual: memberi pemahaman sifat-sifat Tuhan berdasarkan pengalaman iman.
3. Segi institusional: mengadakan lembaga yang menjaga, mengembangkan, mewariskan iman.
4. Segi etikal: menuntut orang beriman bertindak konkret dengan menaati aturan agama.

III.7. ISTILAH-ISTILAH KEAGAMAAN


1. Relativisme: agama berbeda karena dipengaruhi oleh kebiasaan budaya masyarakat.
2. Fanatisme: menonjolkan agama sendiri dan memisahkan diri dari yang lain (eksklusif) demi
mendapatkan identitas diri dan sosial.
3. Sinkretisme: menggabungkan beberapa agama sehingga membentuk agama baru.
4. Fatalisme: sikap pasrah terhadap nasib dalam segala permasalahan hidup.
5. Indiferentisme: paham bahwa tidak ada agama yang lebih unggul daripada yang lain.
6. Toleransi: sikap menerima atau membiarkan penganut agama lain untuk melaksanakan ajaran
agamanya, dibedakan menjadi tiga jenis:
a. Toleransi negatif: menolak agama dan penganut agama lain.
b. Toleransi positif: menolak agama tetapi menerima penganut agama lain.
c. Toleransi sejati: menerima penganut agama lain dan saling mendukung dalam pelaksanaan
ajaran agama. Persyaratannya adalah sikap keterbukaan, sadar akan persamaan martabat,
dan menempatkan kebebasan beragama di atas kepentingan pribadi.
7. Dialog teologis: dialog untuk menjernihkan pandangan terhadap perbedaan agama.
a. Landasan dialog teologis
i. Saling menghargai dan sedia belajar.
ii. Tuhan tidak mungkin disembah secara sempurna melalui satu agama.
iii. Tuhan tidak mungkin ditangkap dalam satu agama.
iv. Seluruh pengertian Tuhan tidak mungkin termuat dalam satu agama.
v. Perintah dan kehendak Tuhan tidak mungkin terpenuhi dalam ajaran satu agama.
b. Syarat dialog teologis
i. Pemahaman yang cukup atas ajaran agama sendiri.
ii. Berkehendak baik dalam mencari kehendak Tuhan.
iii. Suasana tenang.
iv. Pendapat ditangkap dengan bijaksana.
v. Saling percaya bahwa tujuan dialog untuk mencari kebenaran bersama.
c. Hambatan dialog teologis
i. Rasa takut menyinggung pihak lain.
ii. Kurang mengerti akan agamanya sendiri.
iii. Takut pada tuduhan intimidasi.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 7
iv. Curiga pada ajaran lain.
v. Fanatisme negatif (merasa dirinya paling benar).
d. Tujuan dialog teologis
i. Menambah wawasan akan ajaran agama lain.
ii. Menciptakan kerukunan karena saling memahami.
iii. Memperdalam ajaran agamanya sendiri.
8. Penyembahan berhala pada era modern
a. Materialisme: pandangan bahwa yang tertinggi adalah dalam bentuk material nyata; tidak
ada roh.
b. Humanisme: pandangan bahwa yang tertinggi adalah kehebatan manusia yang otonom.
c. Hedonisme: pandangan bahwa yang tertinggi adalah yang memberikan kepuasan dan
kesenangan (konsumerisme).
9. Godaan: sesuatu yang menarik dan mendorong melakukan dosa.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 8
BAB III
SUARA HATI

III.1. TAHAP PERKEMBANGAN SUARA HATI


1. Tingkat I: normatif
a. Hanya mengikuti norma.
b. Tidak dilandasi kesadaran diri.
2. Tingkat II: realitas goyah
a. Sudah sadar akan nilai manusiawi.
b. Takut resiko.
c. Butuh pemantapan/penerangan.
3. Tingkat III: matang/dewasa
a. Sadar bahwa dalam hidup ada penderitaan di dunia.
b. Sadar akan tanggung jawab terhadap generasi penerus.
c. Sadar akan keterbatasannya untuk menjadi pedoman dalam bertindak.

III.2. FUNGSI DAN PERANAN SUARA HATI


1. Sebagai pusat kemandirian manusia, suara hati menunjukkan apa yang menjadi kewajiban
moral, sehingga sadar akan kewajiban untuk menaati suara hati dalam situasi konkret.
2. Membuat manusia tidak menjadi pembeo, memiliki prinsip dan tidak ikut-ikutan; bertindak
bukan karena orang mengatakan tindakan itu baik, tapi karena pada dasarnya tindakan itu baik.
3. Sebagai lambang martabat kemanusiaan, membuat manusia mampu melakukan tindakan
yang sesuai dengan martabat manusia dan menghargai martabat manusia itu.

III.3. PENYEBAB SUARA HATI TIDAK BERFUNGSI


1. Kurangnya pemahaman dan kesadaran nilai moral.
2. Kebiasaan dan lingkungan buruk membentuk opini salah terhadap pemahaman.
3. Keterbatasan intelekual membuat kurang bijak dalam pertimbangan moral.
4. Kesehatan psikologis.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 9
BAB IV
GEREJA YANG MISIONER

IV.1. PENGERTIAN KERJA


1. Melanjutkan karya penciptaan dan menjadi rekan kerja Allah.
2. Mencukupkan kehidupan masyarakat bersama.
3. Mengembangkan diri, sehingga potensi berkembang.

IV.2. HAKEKAT KERJA


Pemahaman kerja: keterlibatan manusia dalam karya Allah mewujudkan kerajaan-Nya, dengan
membangun tatanan hidup manusiawi.
Hambatan penghayatan kerja (mentalitas): mumpungisme, menghalalkan segala cara, jalan
pintas, meremehkan, money-oriented.

IV.3. PILAR AJARAN SOSIAL GEREJA


1. Solidaritas: prinsip sosialisasi dan usaha bersama guna membentuk masyarakat adil dan
berperikemanusiaan.
2. Subsidiaritas: prinsip bahwa setiap orang bertanggung jawab dalam menentukan nasib.
3. Kesejahteraan bersama: prinsip di mana hal-hal yang dibutuhkan setiap manusia dapat
dikembangkan.

IV.4. YESUS TOKOH SOLIDARITAS


Yesus adalah Pembela perikemanusiaan, karena Allah mengangkat-Nya menjadi Hakim.
Yesus bukan pemberontak karena Ia mengubah hati dan pikiran menjadi terbuka dan
membawa pembaruan hidup.
Yesus adalah Tokoh solider karena Ia telah menyerahkan diri-Nya disalibkan demi manusia.

IV.5. WUJUD SOLIDARITAS KRISTIANI


Solidaritas dengan rakyat yang lemah adalah bentuk cinta kasih Kristen modern. Orang Kristen
dituntut solider dalam wujud:
1. Solider dalam berpikir dan berdialog.
2. Solider dengan yang berwenang (mengakui wewenang itu dengan bebas).
3. Solider merangkum yang tak berguna.
4. Solider menyerang ketidakadilan yang merendahkan golongan karena SARA.
Iman Kristen berdimensi sosial politik yang menggunakan analisis sosial dengan
memperhatikan:
1. Struktur pola masyarakat
2. Struktur sosial
3. Aturan permainan.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 10
IV.6. POLA PIKIR MANUSIA
Sifat kelompok kelas di masyarakat Indonesia:
1. Atas: individualis, egois, menjajah, arogan, manipulatif, mempertahankan status quo.
2. Menengah: pecundang, menginjak yang di bawah, penjilat, licik, menghalalkan segala cara
untuk mencapai kekuasaan.
3. Bawah: pasif, apatis, frustasi, pasrah, rendah diri.
Tiga pola pikir manusia:
MASALAH KONSERVATIF LIBERAL KONFLIK
Struktur sosial Dipertahankan Dipertahankan Dikritisi
Hasil konsensus
Stratifikasi sosial Azas ketidaksamaan Azas ketidaksamaan Azas sama rata
Akibat perbedaan
Otoritas/kepemimpinan Hakiki Hakiki Dikritisi
Konflik kelas Ditutup demi Ditutup demi stabilitas Dibuka sebagai realita
stabilitas
Stabilitas Ditekankan Ditekankan Menekan dinamika ke
arah positif
Peraturan Dibuat minimalis Dibuat minimalis Dibuat untuk membatasi
kaum elit
Penyebab kemiskinan Salah masyarakat Kurang kesempatan usaha Kesalahan pada sistem
Usaha mengatasi Dibiarkan, menentang Memperluas kesempatan Mengubah struktur
kemiskinan pemberian bantuan, usaha sosial yang tidak adil
himbauan moral
Pengubah kemiskinan Orang miskin yang Pemerintah Aktor utama: orang
harus bertobat miskin
Aktor pendukung: kaum
reformis

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 11
BAB V
PERKAWINAN KATOLIK

V.1. PERSIAPAN PERKAWINAN


1. Persiapan jauh (masa kanak-kanak)
Meniru orang dewasa dan menghayati peran jenis kelaminnya.
2. Persiapan dekat (masa pacaran)
Membuka diri dan mengenal lawan jenis, cenderung sexsus (berfantasi seks) dan eros
(mengekspresikan seks). Pada masa ini remaja perlu memperhatikan tiga unsur:
a. Rasa tertarik
b. Hawa nafsu seksual
c. Cinta kasih sejati.
3. Persiapan akhir (masa tunangan)
Mempersiapkan mental dan spiritual dan melakukan pemeriksaan kanonik secara hukum.
Kedewasaan seksual adalah cara memandang lawan jenis sebagai makhluk bermartabat yang
sederajat, bukan sebagai objek seks.

V.2. WUJUD PENGHAYATAN PERKAWINAN


1. Perkawinan sebagai sakramen
a. Allah hadir menyatukan dan sebagai Saksi.
b. Mempelai adalah dua orang yang dibaptis Katolik.
c. Perkawinan diumumkan pada warta gereja sebagai syarat Forma Publika.
2. Perkawinan sebagai lembaga hukum
a. Terdapat hukum yang mengatur (adat, negara, dan kanonik gereja).
b. Kontrak seumur hidup antara dua orang.
c. Didasarkan pada keputusan bebas oleh kedua mempelai.
3. Perkawinan sebagai persekutuan suami dan istri
a. Persekutuan tubuh
b. Persekutuan harta dan uang
c. Persekutuan tempat tinggal
d. Persekutuan jiwa (pikiran, perasaan, kehendak)
e. Persekutuan iman
Agar awet, perkawinan Kristen menuntut kesetiaan, kepercayaan, tanggung jawab, dan
persetujuan bebas oleh kedua belah pihak.

V.3. SIFAT PERKAWINAN


1. Monogam (satu pasang)
2. Kekal dan tidak terceraikan
3. Heteroseksual

V.4. HALANGAN PERKAWINAN


1. Halangan mutlak: mandul, sedarah, masih berpasangan, sejenis.
2. Memerlukan dispensasi Paus: imam, biarawan.
3. Memerlukan dispensasi Uskup atau wakilnya: berbeda agama, hamil di luar nikah, usia belum
cukup.

V.5. TUJUAN PERKAWINAN


1. Beranak cucu: melaksanakan tugas perutusan Allah (Kej. 1:28)
2, Perkembangan pribadi: mengembangkan hidup diri.
3. Kesejahteraan keluarga: memanusiakan manusia.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 12
BAB VI
MENGHARGAI HIDUP DAN KEHIDUPAN

VI.1. MERUSAK DIRI SENDIRI DAN HIDUP ORANG LAIN


Perintah Allah kelima Jangan Membunuh diartikan untuk menghargai hak hidup,
mempertahankan nilai kehidupan, dan mengembangkan hidup anugrah Allah.
A. Merusak Diri Sendiri
1. Penggunaan NAPZA
Demi mendapat kebahagiaan (lepas dari masalah dan mendapat pengakuan orang lain).
Dapat terjerumus karena individu memiliki kepribadian lemah.
2. Bunuh Diri
Mengakhiri hidup untuk lepas dari masalah. Berdosa karena menyia-nyiakan hidup.
Merusak diri sendiri berdosa karena: (1) Melawan Tuhan; (2) Tidak percaya kepada Tuhan.
B. Merusak Hidup Orang Lain
Secara langsung yakni membunuh, secara tidak langsung yaitu menindas, merampas
kesempatan bekerja/berkembang. Pembunuhan berdosa karena: (1) Melawan hak Allah; (2)
Melawan hak manusia; (3) Melawan keadilan.
1. Bela diri dianggap tidak membunuh dengan syarat:
a. Ada serangan.
b. Serangan bukan kesalahan pihak korban.
c. Serangan bersifat mengancam hidup korban.
d. Tidak ada masalah dan dendam terhadap penyerang.
e. Perlawanan bukan bermaksud membunuh penyerang, namun melemahkan serangan
dan melindungi hidup.
f. Matinya penyerang bukan sebagai tujuan.
g. Perlawanan hanya menghentikan serangan, kematian sebagai dampaknya.
2. Hukuman mati secara moral ditolelir dengan syarat:
a. Terdakwa diperiksa dan terbukti bersalah.
b. Kesalahan terdakwa sangat besar dan membahayakan hidup orang.
c. Terdakwa divonis oleh pengadilan sah.
d. Hukuman mati dijalankan oleh petugas berwenang.
e. Undang-undang mengatur perkara bersangkutan.
f. Demi keselamatan masyarakat dan negara.

VI.2. EUTHANASIA
Arti awalnya adalah mati dengan tenang. Ada dua pengertian:
1. Compulsary euthanasia: orang lain memutuskan kematiannya karena belas kasih.
2. Voluntary euthanasia: diri sendiri memutuskan kematiannya.
Jenis-jenis euthanasia adalah:
1. Langsung: tindakan medis yang bertujuan mengentikan hidup.
a. Aktif: sengaja memberi obat agar meninggal.
b. Pasif: menghentikan pengobatan sehingga meninggal.
c. Non-agresif: pasien menolak dengan sadar tindak medis, dengan dampak
memperpendek umurnya.
2. Tidak langsung: tim medis memberi obat untuk mengobati penyakit, namun berdampak
kematian.
Yang ditolelir oleh Gereja Katolik adalah jenis pasif dan tidak langsung.
Alasan euthanasia ditolak:
1. Pasien yang ingin mati karena frustasi tidak layak dimatikan.
2. Hidup adalah anugrah.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 13
3. Penderitaan adalah beban anugrah.
4. Belas kasihan tidak menjadi alasan mengakhiri hidup.
Pandangan Gereja Katolik:
Hidup adalah anugrah dengan nilai azasi yang harus dilindungi dan mengandung tugas
kehidupan. Sedangkan penderitaan, mati, dan kematian adalah keterbatasan anugrah.

VI.3. ABORSI
Arti awalnya adalah gugurnya janin dari kandungan. Jenis-jenis aborsi:
1. Alamiah: gugur rontok sendirinya.
2. Provokatus (sengaja): ada usaha dari luar agar janin rontok.
a. Provokatus medicinalis (tidak langsung): menyelamatkan nyawa ibu yang sakit parah
(diabetes, jantung, kanker rahim) dan dalam situasi dilematis (jika tidak digugurkan, ibu
dan janin dapat mati).
b. Provokatus criminalis: wanita menolak janin karena hamil di luar nikah.
Alasan-alasan aborsi:
1. Ekonomis: tidak kuat membiayai kehidupan.
2. Eugenis: janin cacat.
3. Sosial: malu memiliki banyak anak dan jenis kelamin anak tidak sesuai dengan harapan.
4. Etis: menutup malu karena hamil di luar nikah dan belum siap menikah.
5. Medis: demi kehidupan sang ibu.
Pandangan Gereja Katolik:
Awal kehidupan adalah pembuahan, dan apa saja yang berlawanan dengan kehidupan pasti
berlawanan dengan Tuhan. Yang berhasil melakukan aborsi akan mendapat ekskomunikasi.
Tindak aborsi dilarang karena Tuhan saja telah mengenal manusia sebelum terbentuk dalam
rahim.
Dampak biologis: pendarahan, kematian akibat anestasi, kanker serviks dan rahim, kanker
payudara, kematian, anak selanjutnya cacat, mandul.
Dampak psikologis: mimpi, merasa bersalah, histeris, ketakutan, gila.

VI.4. PENGADAAN ANAK DENGAN TEKNOLOGI


Inseminasi Buatan: memasukkan sperma ke dalam rahim pada masa subur.
1. Ditolelir:
a. Pasutri sulit memiliki keturunan secara normal.
b. Kesepakatan bebas pasutri.
c. Sperma dan rahim dari pasangan sah.
2. Ditolak:
a. Dapat berketurunan secara normal.
b. Sperma dan/atau rahim bukan dari pasangan sah.
c. Ada paksaan dari luar.
Bayi Tabung: pembuahan di luar tubuh, dan zigot dimasukkan ke dalam rahim.
1. Ditolelir:
a. Pasutri sulit memiliki keturunan secara normal.
b. Sperma dan rahim dari pasangan sah.
2. Ditolak:
a. Pasutri dapat berketurunan secara normal.
b. Membeli sperma dan/atau ovum dari orang lain.
c. Rahim sewaan.
Ectogenesis: pembuahan dan pertumbuhan zigot di luar tubuh.
1. Ditolak:
a. Tidak menghargai kodrat wanita untuk mengandung.

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 14
Kloning: sel telur dirangsang dengan sel tubuh menjadi individu yang sama persis.
1. Ditolak:
a. Tidak menghargai keunikan manusia.
b. Tidak menghargai kodrat pria untuk membuahi.
c. Mengagungkan humanisme.

VI.5. KONTRASEPSI DAN METODE KB


Tujuan awalnya adalah mengatur jarak kelahiran.
Metode yang diterima Gereja Katolik: tidak mengubah struktur tubuh.
1. Sistem pantang berkala/kalender/A
2. Kondom, pesarium, spermatisida.
Metode yang ditolak Gereja Katolik: mengubah struktur tubuh.
1. Pemandulan: vasektomi dan tubektomi.
2. Alat kontrasepsi abortif (Spiral) dan susuk, pil, dan suntik KB, AKDR/IUD.

SEMOGA SUKSES
Catatan

Rangkuman Materi Ujian Sekolah Pendidikan Agama Katolik Antonius Kevin Arlen 15

Anda mungkin juga menyukai