Anda di halaman 1dari 5

GEREJA DAN DUNIA 1.

Dunia Pandangan demikian mungkin didasari oleh penfsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misalnya: Jangan kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, nelainkan dari dunia (1 Yoh 2:15-16). Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1 Yoh 5:19). Janganlah menjadi serupa dengan dunia (Rm 12:2).

Dan lain-lain: Dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Kristus (bdk. Yoh 16:33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletak dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus, Karena salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan aku disalibkan bagi dunia (Gal 6:14). Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif. Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang berada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai oleh usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (GS 2).

1. Hubungan antara Gereja dan dunia a. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai Sakramen Keselamatan bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang,

di mana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan. b. Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia. c. Gereja tetap menghormati otonomitas dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi Kerajaan Allah.

2. Misi Gereja terhadap dunia Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Kristus, yakni mewartakan Kerajaan Allah; berusaha dengan segala macam cara kea rah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerjasama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan, dsb. Berikut ini disebutkan beberapa hal pokok seperti yang disarankan oleh GS yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini: a. Martabat manusia Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebisan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperanan antara lain: Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya. Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia. Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud Penciptanya.

b. Masyarakat manusia Terhadap masyarakat manusia Gereja dapat berperan antara lain: Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dsb. Mendorong semua usaha kea rah persatuan, sosialisasi, dan persekutua yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.

Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.

c. Usaha dan karya manusia Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia bahwa semua usaha manusia, betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai nilai-nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan, Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong stiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia. Akhirnya Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan sosial ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.

3. Masalah bangsa dan sumbangan Gereja Indonesia dalam penanganan krisis a. Realitas bangsa Indonesia Krisis lingkungan hidup: Pengrusakan lingkungan hidup sering terjadi. Alam dirusak dan dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab Krisis ekonomi: Pembangunan yang banyak di Indonesia tidak sebanding dengan pemerataan kehidupan ekonomi. Krisis politik Krisis budaya dan pendidikan

b. Akar masalah Menurut banyak pakar dikatakan bahwa sumber segala krisis adalah krisis moral. Bangsa kehilangan hati nurani. Hal paling buruk secara moral adalah: Ketidakadilan: yang kaya dan berkuasa semakin Berjaya, sedangkan yang miskin (rakyat kecil) semakin terpuruk. Kesewenang-wenangan masih cukup banyak terjadi. Ketidakjujuran: melahirkan korupsi dan nepotisme. Kemunafikan dan formalism masih cukup terasa.

Ketidaksetiakawanan: keserakahan demi kepentingan diri sendiri dan golongan semakin merebak.

c. Peranan dan sumbangan Gereja Dalam melaksanakan tugas kenabiannya, Gereja harus selalu berjuang dengan berbagai cara supaya keadilan, kejujuran, dan kesetiakawanan. Jika kita sungguhsungguh menghayati keadilan, kejujuran, dan kesetiakawanan, maka krisis ekonomi, politik, budaya, dsb akan dapat teratasi. Penanganan secara konkret untuk semua bidang hidup akan berjalan dengan baik. AJARAN SOSIAL GEREJA

1. Arti dan Makna Ajaran Sosial Gereja Ajaran sosial Gereja merupakan tanggapan Gereja terhadap fenomena atau persoalanpersoalan yang dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk himbauan, kritik dan dukungan dengan kebaikan bersama dalam lingkup nasional maupun internasional.

2. Ensiklik-Ensiklik dan Dokumen Konsili Vatikan II Memuat Ajaran Sosial Gereja Sepanjang Masa a. Sebelum KV II Rerum Novarum (1981) Paus Leo XIII Kondisi-kondisi yang tidak manusiawi yang menjadi situasi buruk bagi kaum buruh dalam masyarakat industri. Quadragesimo Anno (1931) Paus Pius XI ketidakadilan sosial & mengatur kembali tatanan sosial Mater et Magistra (1961) Paus Yohanes XXVIII Pacem in Terris (1963) Paus Yohanes XXVIII kedamaian dunia

b. Sesudah Konsili Vatikan II Konsili Vatikan II (oktober 1962) dia membuka jendela Gereja agar masuk udara segar dunia modern Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan) Populorum Progresssio (1967) Paus Paulus VI kemiskinan dan kelaparan dunia, membangun tata keadilan dan membaharui tata dunia.

Octogesima Adveniens (1971) Paus Paulus VI pembangunan tatanan itu sendiri. Paus Paulus VI sekaligus menegaskan peranan jemaat-jemaat Kristiani dalam mengemban tanggung jawab baru ini.

Laborem Excercens (1981) Paus Yohanes Paulus II makna kerja manusia Sollicitudo Rei Socialis (1987) Paus Yohanes Paulus pembangunan yang mengeksploitasi orang-orang kecil Centesimus Annus (1991) Paus Yohanes Paulus II Gereja hendaknya terus belajar untuk bergumul dengan soal-soal sosial.

HAK ASASI MANUSIA 1. Pengertian dan Definisi HAM : Hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. 2. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia : a. Hak asasi pribadi / personal Right Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing b. Hak asasi politik / Political Right Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan c. Hak azasi hukum / Legal Equality Right Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum d. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths Hak kebebasan untuk memiliki susuatu Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak e. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum. f. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

Anda mungkin juga menyukai